Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Mata Kuliah :Lembaga Keuangan Syariah


BANK SENTRAL
DosenPengampu :Adriandi Kasim, S.HI., M.H.

Disusun Oleh Kelompok 1 : HES 4C

Nabila Putri Damogalad : 20112028

FAKULTAS SYARIAH
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
MANADO
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Peranan bank sentral disetiap negara menjadi sangat penting sebab dunia
perbankan merupakan urat nadi perekonomian dalam suatu negara. Sektor
perbankan memiliki peran yang berpengaruh terhadap maju atau mundurnya
perekonomian dalam suatu negara.1 Bank sentral sangat berperan penting untuk
meminimalkan resiko-resiko dalam dunia perbankan serta memberi perlindungan
terhadap dana masyarakat yang ada pada lembaga perbankan. Bank sentral
menjaga agar tingkat inflasi terkendali dengan mengontrol keseimbangan antara
jumlah uang dan barang yang beredar pada masyarakat. Bank sentral yang
bertujuan untuk mengontrol kebijakan dan kestabilan perekonomian dimiliki
hampir disetiap negara. Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai bank
sentral dan disebut dengan Bank Indonesia. Bank Indonesia menghadapi berbagai
masalah dan mengalami pasang surut dalam perkembangannya. Sejarah bank
sentral sudah dimulai sebelum kedatangan bangsa barat di Indonesia. Sejarah bank
sentral berawal sejak Indonesia menjadi jalur perdagangan internasional oleh para
pedagang. Pada saat itu ada dua kerajaan yaitu kerajaan Sriwijaya dan kerajaan
Majapahit yang mendominasi perdagangan di Indonesia. Bangsa-bangsa Eropa
memperluas wilayah jajahannya pada abad ke-15 termasuk ke Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Sejarah Perkembangan dan Pengertian Bank Sentral?
2. Bagaimana Tujuan Bank Sentral?
3. Apa saja kebijakan Moneter dan Peranan Bank Sentral dalam
Stabilitas Keuangan?
4. Bagaimana Fungsi, Tugas, dan Wewenang Bank Sentral?
BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH DAN PENGERTIAN BANK SENTRAL


Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan
Hindia Belanda. Pada masa itu terdapat beberapa pihak bank yang memegang
peranan penting di Hindia Belanda, Bank-bank yang ada itu antara lain, De
Javasche Bank NV, De Post Poar Bank, De Algemenvolks Crediet Bank, dan
Nederland Handles Maatscapi. De Javaasche Bank NV pada masa itu
bertindak sebagai bank sirkulasi yang mencetak dan meredarkan uang dan
menjadi cikal bakal bank sentral di Indonesia. Istilah bank sentral sebenarnya
bukan hal baru karena sudah ada sejak 1946 dan sudah tercantum dalam UUD
1945. Adapun yang dimaksud dengan bank sentral pada saat itu adalah Bank
Nasional Indonesia 1946 yang didirikan dengan perpu No. 2 tahun 1946
tentang Bank Negara Indonesia. Pada saat itu BNI 1946 mempunyai fungsi
rangkap, yaitu baik sebagai bank komersial maupun sebagai bank sentral.
Dengan demikian, bank sentral pertama yang dimiliki oleh Indonesia adalah
BNI 1946 namun demikian, sejarah menunjukkan bahwa BNI 46 belum dapat
melaksanakan fungsinya sebagai bank sentral dengan baik karena fungsi
rangkap yang diembannya.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, pihak berwenang mengeluarkan UU


No. 11 Tahun 1953 Tentang Pokok Bank Indonesia. Salah satu pasalnya
menyatakan “didirikan bank Indoneia merupakan bank sentral sebagai
pengganti de javasche bank NV sebagai bank nasional kepunyaan Negara”.
Dengan didirikannya bank Indonesia dan dijadikan pula bank sentral, sejak
saat itu dalam struktur ketatanegaraan Indonesia dikenal 2 buah bank sentral,
yaitu BNI 1946 dan Bank Indonesia. Dualisme bank sentral tersebut
berlangsung selama 2 tahun. dan baru berakhir dengan dikeluarkannya UU
No. 2 Tahun 1955. Sejak saat itu, di Indonesia hanya dikenal satu bank sentral
yaitu Bank Indonesia.

Bank sentral dapat didefinisikan sebagai sebuah badan keuangan, yang


pada umumnya dimiliki pemerintah, yang bertugas untuk mengatur
kesetabilan badan-badan keuangan, serta menjamin agar kegiatan badan-badan
keuangan terseut dapat menciptakan tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi dan
stabil.

Berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 968 pada Pasal 7 dapat


diketahui:

1. Bank Indonesia adalah bank sentral sebagaimana dimaksudkan 1945.

2. Bank Indonesia adalah milik Negara.

3. Bank Indonesia sebagai bank sentral berbentuk badan hokum.

4. Bank Indonesia adalah pembantu pemerintah.

5. Bank Indonesia diangkat dan diperhentikan oleh presiden.

Bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI). Menurut Undang-


Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank
Indonesia, bank Indonesia adalah lembaga Negara yang independan dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah
dan /atau pihak lain, kecuali untukhal-hal yang secara tegas diatur dalam
undang-undang.

(Tim Buku Bank Indonesia dan Tim Penulis Universitas Islam Indonesia,
2010)

B. TUJUAN BANK SENTRAL


Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu
tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Kestabilan nilai rupiah ini mengandung 2 aspek, yaitu kestabilan nilai mata
uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang Negara
lain. (Eko Prasetyo, 2009:106-107)
Tujuan bank sentral seperti tertuang dalam UU RI No. 23 Tahun1999 Bab
3 Pasal 7 adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan rupiah. Adapun
maksud dari kestabilan rupiah dan diinginkan oleh bank sentral adalah :
1. Kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang dapat diukur
dengan atau tercermin dari perkembangan laju inflansi.
2. Kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang Negara lain. Hal ini
dapat diukur dengan atau tercermin dari perkembangan nilai tukar
rupiah dengan mata uang Negara lain. (Kasmir, 1998:169-170)
Dengan stabilnya nilai mata uang rupiah, maka akan sangat banyak
manfaat yang akan diperoleh terutama untuk mendukung pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

C. KEBIJAKAN MONETER DAN PERANAN BANK SENTRAL DALAM


STABILITAS KEUANGAN
Dalam mengatasi laju inflasi, bank sentral mengelurkan kebijakan
moneter, meliputi

a. Kebijakan Operasi Pasar Terbuka

Operasi pasar terbuka adalah salah satu kebijakan yang diambil bank
sentral yang bertujuan untuk mengurangi atau menambah jumlah uang yang
beredar. Kebijakan ini dilakukan dengan cara men-jual Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) atau membeli surat berharga di pasar modal. Jika bank sentral
ingin mengurangi jumlah uang beredar maka bank sentral akan menjual
Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Dengan penjualan SBI, uang akan masuk ke
bank sentral, sehingga uang yang beredar berkurang. Sebaliknya, jika bank
sentral mengamati bahwa jumlah uang yang beredar kurang dari kebutuhan,
maka bank sentral akan membeli kembali SBI atau surat-surat berharga
lainnya dari pasar modal. Pembelian SBI atau surat berharga ini akan
menambah jumlah uang yang beredar.
b . Kebijakan Diskonto

Kebijakan diskonto adalah kebijakan bank sentral dalam rangka mengatur


jumlah uang yang beredar dengan cara menaikkan atau menurunkan suku
bunga.  Apabila bank sentral ingin menurunkan jumlah uang yang beredar di
masyarakat, maka bank sentral mengeluarkan keputusan untuk menaikkan
suku bunga. Naiknya suku bunga dapat memengaruhi hasrat masyarakat untuk
lebih banyak menabung. Sebaliknya, jika bank sentral ingin menambah
jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka bank sentral akan menurunkan
tingkat suku bunga. Rendahnya suku bunga bank membuat masyarakat enggan
menabung dan orang akan mengambil uang tabungannya. Dengan demikian
bertambahlah jumlah uang yang beredar di masyarakat.

c . Kebijakan Rasio Kas

Kebijakan rasio kas adalah kebijakan bank sentral dengan cara membuat
perubahan atas cadangan minimum yang harus disimpan oleh bank-bank. 
Apabila bank sentral menginginkan menambah jumlah uang yang beredar,
maka bank sentral akan menurunkan rasio kas. Kebijakan ini diterapkan pada
saat terjadi deflasi. Sebaliknya, bank sentral akan menaikkan rasio kas agar
jumlah uang yang menjadi cadangan semakin banyak, sehingga jumlah uang
yang beredar akan berkurang. Kebijakan ini biasanya diambil pada saat
terjadi inflasi.(2016, dari dosenekonomi.com
/ilmuekonomi/moneter/instrument-kebijakan-moneter ,7 November 2017
Peranan Bank Indonesia sebagai bank sentral atau sering juga disebut bank to
bank dalam pembangunan memang penting dan sangat dibutuhkan
keberadaannya hal ini disebabkan bahwa pembangunan disektor apapun
selalu membutuhkan dana dan dana ini diperoleh dari sector lembaga
keuangan termasuk bank. Tugas-tugas bank Indonesia sebagai bank to bank
adalah mengatur, mengkoordinir, mengawasi serta memberikan tindakan
kepada dunia perbankan. Bank Indonesia juga mengurus dana yang dihimpun
dari masyarakat agar disalurkan kembali ke masyarakat benar-benar efektif
penggunaannya sesuai dengan tujuan pembangunan. Kemudian di samping
mengurus dana perbankan, Bank Indonesia juga mengatur dan mengawasi
kegiatan perbankan secara keseluruhannya.

Peranan lain Bank Indonesia adalah dalam hal menyalurkan uang


terutama uang kartal atau kertas dan logam dimana Bank Indonesia
mempunyai hak tunggal untuk menyalurkan uang kartal. Kemudian
mengendalikan jumlah uang yang beredar dan suku bunga dengan maksud
untuk menjaga kestabilan nilai rupiah. Di samping itu hubungan Bank
Indonesia dengan pemerintah adalah sebagia pemegang kas pemerintah.
Begitu pula keuangan dunia Internasional juga ditangani oleh Bank Indonesia
seperti menerima pinjaman luar negeri. (Kasmir, 1998: 167-169)

Disamping itu, sebagai Bank sentral, bank indonesia memiliki lima peran
utama dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.
a.      Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara
lain melalui instrument suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Untuk
menciptakan stabilitas moneter, Bank Indonesia yelah menerapkan suatu
kebijakan inflation targeting framework.
b.      Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja
lembaga keuangan yang sehat, khususnya perbankan melalui mekanisme
pengawasan dan regulasi.
c.       Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran.
d.      Melalui fungsinyadalam riset pemantauan, Bank Indonesia dapat
mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan.
e.      Bank Indonesia memilikifungsi sebagai jarring pengaman sistem
keuangan melalui fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort
(LoLR).
(dari www.bi.go.id/perbankan/ssk/peran-bi, 6 November 2017)
D. FUNGSI, TUGAS, DAN WEWENANG BANK SENTRAL

a. Fungsi Bank Sentral


Dari segi otoritas moneter, peran dan fungsi bank sentral di
Indonesiaa adalah sangat dominan dan strategis. Dalam UU Nomor 23 Tahun
1999 tentang Bank Indonesia, telah ditegaskan bahwa untuk menjamin
keberhasilan tujuan memelihara stabilitas nilai rupiah diperlukan bank sentral
yang memiliki kedudukan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No.3 tahun 2004 pasal
7 tentang Bank Indonesia. Artinya, fungsi dan peran Bank Indonesia sebagai
bank sentral sangat dibutuhkan dan semakin independen;guna mendukung
terwujudnya perekonomian nasional sebagaimana tersebut diatas dan sejalan
dengan keuangan yang semakin maju serta perekonomian internasional yang
semakin kompetitif dan terintegrasi, kebijakan moneter harus dititikberatkan
pada upaya untuk memelihara stabilitas nilai rupiah. (Eko Prasetyo,
2009:106)
b. Tugas-Tugas Dan Wewenang Bank Sentral
Bank Indonesia mempunyai tiga pilar yang merupakan tiga bidang
tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter, men gatur dan menjaga kelancaran system pembayaran,
serta mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia. Ketiganya perlu
diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah
dapat dicapai secara efektif dan efisien. . (Eko Prasetyo, 2009:107).
Secara garis besar ada tiga tugas Bank Indonesia dalam rangka mencapai
dan memelihara kestabilan nilai rupiah sepertti yang telah diungkapkan
diatas. Berikut ini akan diuraikan tugas Bank Indonesia seperti yang tertuang
dalam Undang Undang No. 23 tahun 1999.
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter Bank
Indonesia berwenang:
a. Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju
inflasi yang ditetapkannya.
b. Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara yang
termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
o Operasi pasar terbuka di pasar uang, baik mata uang Rupiah
maupun valas
o Penetapan tingkat diskonto
o Penetapan cadangan wajib minimum
o Pengaturan kredit atau pembiayaan
c. Memberikan kredit berdasarkan prinsip syariah, paling lama 90
hari kepada bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka
pendek bank yang bersangkutan.
d. Melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan system nilai tukar
yang telah ditetapkan.
e. Mengelola cadangan devisa
f. Menyelenggarakan survey secara berkala yang dapat bersifat
makro dan mikro.
2. Mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran
Dalam tugas mengatur dan menjaga system pembayaran, Bank Indonesia
berwenang:
a. Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas
penyelenggaraan jasa system pembayaran
b. Mewajibkan penyelenggara jasa system pembayaran untuk
menyampaikan laporan kegiatannya.
c. Menetapkan penggunaan alat pembayaran
d. Mengatur system kliring bank baik dalam aupun asing
e. Menyelenggharakan penyelasaian akhir transaksi pembayaran bank
f. Menetapkan macam harga ciri uang yang akan dikeluarkan, bahan
yang digunakan, dan tanggal mulai berlakunya sebagai alat pembayaran
yang sah.
g.
3. Mengatur dan Mengawasi bank
Dalam hal Mengatur dan Mengawasi bank mempunyai wewenang:
a. Menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan yang memuat prinsip-prinsip
kehati-hatian
b. Memberi dan meyabut izin bank
c. Memberikan izin dan pembukuan, penutupan, dan pemindahan kantor
bank.
d. Memberikan persetujuan atas kepemilikan, dan kepengurusan bank
e. Memberikan izin pada bank untuk menaympaikan laporan, keterangan, dan
penjelasan sesuai dengan tata cara yang ditetapkan bank Indonesia
f. Mewajibkan bank untuk menyampaikan laporan, keterangan, dan
penjelasan sesuai dengan tata cara yang ditetapkan Bank Indonesia.
g. Melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara berkala maupun setiap
waktu apabila diperlukan.
h. Memerintahkan bank untuk menghentikan sementara sebagian atau seluruh
kegiatan transaksi tertentu apabila menurut penilaian Bank Indonesia
transaksi patut diduga merupakan tindak pidana di bidang perbankan.
i. Mengatur dan mengembangkan informasi antar bank
j. Mengambil tindakan terhadap sutu bank sebagaimana diatur dalam undang-
undang tentang perbankan yang berlaku apabila menurut penilaian Bank
Indonesia dapat membahayakan kelangsungan usaha bank yang
bersangkutan dan atau membahayakan perekonomian nasional.
k. Tugas mengawasi bank akan dilakukan bank oleh lembaga pengawasan
sector jasa keuangan yang independen dan dibentuk dengan undang-
undang. (Kasmir,1998:170-174).
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bank sentral merupakan lembaga yang memiliki peran penting dalam
perekonomian suatu bangsa, terutama di bidang moneter, keuangan, dan
perbankan. Tujuan bank sentral seperti tertuang dalam UU RI No. 23
Tahun1999 Bab 3 Pasal 7 adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan
rupiah. Peranan lain Bank Indonesia adalah dalam hal menyalurkan uang
terutama uang kartal atau kertas dan logam dimana Bank Indonesia
mempunyai hak tunggal untuk menyalurkan uang kartal. Bank Indonesia
mempunyai tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya: menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter, men gatur dan menjaga kelancaran system
pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir.2002.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.Jakarta: RajaGrafindo


Persada

Prasetyo, Eko.2009.Fundamental Makro Ekonomi.Yogyakarta:Beta Offset

Tim Buku Media Indonesia, dkk.2010.Era Baru Transformasi Bank


Sentral.:Gramedia Pustaka Utama

Mangani, Silvanita Ktut.2009.Bank dan Lembaga Keuangan Lain:Gelora Aksara


Pratama

dosenekonomi.com /ilmuekonomi/moneter/instrument-kebijakan-moneter, diakses


pada 7 November 2017

dari www.bi.go.id/perbankan/ssk/peran-bi, diakses pada 6 November 217

Anda mungkin juga menyukai