Anda di halaman 1dari 5

F6.

Upaya Pengobatan Dasar

“ VARICELLA ZOOSTER”

I. LATAR BELAKANG
Varisela merupakan penyakit yang tersebar luas diseluruh dunia menyerang
terutama anak-anak, namun dapat pula menyerang orang dewasa. Epidemik varisela
terjadi pada musim dingin dan musim semi, tercatat lebih dari 4 juta kasus, 11.000
rawat inap, dan 100 kematian tiap tahunnya. Di Indonesia, insidennya cukup tinggi
dan terjadi secara sproradis sepanjang tahun. Varisela merupakan penyakit serius
dengan persentasi komplikasi dan angka kematian tinggi pada dewasa, serta orang
imun yang terkompromi. Pada rumah tangga, presentasi penularan dari virus ini
berkisar 65%-86%. VVZ merupakan infeksi yang sangat menular dan menyebar
biasanya dari oral, udara atau sekresi respirasi dan terkadang melalui transfer
langsung dari lesi kulit melalui transmisi fetomaternal.

II. RUMUSAN MASALAH


I. Identitas Pasien
Nama : An. Raniah
Umur : 7 tahun
Alamat : Jl. Angkasa IV
Pekerjaan :-
Tanggal Periksa : 18 Okktober 2019

II. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 18 Okktober 2019
Keluhan Utama
Lenting lenting kecil menyebar di seluruh badan
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli Umum Puskesmas Kapuan dengan keluhan Lenting lenting
kecil di badan, keluhan ini dialami sejak ± 5 hari yang lalu. Awalnya timbul
lenting kemerahan pada daerah dada yang kemudian keesokan harinya menyebar
ke leher, wajah, punggung, perut dan lengan. Lenting lenting merah kemudian
berubah menjadi lepuh dan berisi cairan, dan sekarang lenting lenting berwarna
kehitaman Penderita juga mengeluh ada rasa sangat gatal pada daerah yang
terdapat lepuh,sehingga pasien sulit tidur malam, rasa nyeri disangkal penderita.
Selain itu pasien juga mengeluh badan meriang sepanjang hari dialami pasien
sejak ± 4 hari yang lalu, dan disertai dengan rasa lemah badan,nyeri sendi sendi
tangan dan kaki dan nyeri kepala. Menurut keterangan pasien, teman sebangku di
sekolah pasien menderita penyakit yang sama 1 minggu yang lalu dan sekarang
sudah sembuh. Pasien belum pernah berobat ke dokter ataupun mendapat
pengobatan, di rumah hanya di beri bedak yang di beli di warung,tetapi keluhan
tidak mereda
2. Riw. Penyakit Dahulu
Anak pertama kali sakit seperti ini sebelumnya belum pernah merasakan gejala
seperti ini, Riwayat konsumsi obat asma/obat yg berlangsung lama disangkal dan
belum pernah berobat maupun mondok di Rumah Sakit.
3. Riw. Penyakit Keluarga
Di keluarga dan lingkungan sekitar rumah tidak ada yang menderita penyakit
seperti ini. Teman sekelas pasien menderita cacar air kira kira seminggu sebelum
pasien merasakan gejala awal lenting lenting
4. Riw. Pengobatan
Di rumah pasien diberikan bedak gatal di beli di warung, belum berobat ke tenaga
medis.
5. Riw. Alergi
Alergi obat, makanan, dan cuaca disangkal
6. Riw. Psikososial
Pasien merupakan siswi SD, Di lingkungan sekolah bebrapa siswa menderita
penyakit seperti ini.
7. Riwayat atopi :
Bersin pagi hari ataupun karena debu disangkal
Riwayat asma disangkal
8. Riwayat kebiasaan:
Pasien mandi 2 kali sehari, memakai sabun batang, handuk dipakai sendiri, air
yang digunakan berasal dari air sumur dan pakaian dalam diganti 2 kali sehari.

III. Pemeriksaan Fisik (St. Generalis)


Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Respiration Rate : 20 x/menit
Nadi : 76 x/menit, kuat angkat, reguler
Suhu : 37 °C
Status gizi
Berat Badan : 49 kg
Tinggi Badan : 150 cm
BMI : 21,7

Kepala
Bentuk : Normochepal
Wajah : terdapat lenting berukuran 0,3-0,5 cm x 0,3 cm berwarna hitam
dan tertutup skuama tersebar di seluruh wajah pasien
Rambut : hitam, distribusi rata, tidak mudah dicabut

Mata
lagoftalmos (-/-), udem palpebra (-/-),kunjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-),
refelks cahaya (+/+), mata cekung (-/-), pupil isokor

Hidung
septum deviasi (-), sekret (-/-), darah (-/-),pernapasan cuping hidung (-/-), edema
mukosa (-/-), hiperemis mukosa (-/-)

Mulut
bibir kering (-), lidah kotor (-), stomatitis (-), gusi berdarah (-)

Telinga
normotia, serumen (-/-), MT sulit dinilai.

Leher
Pembesaran KGB (-), pembesaran kel tiroid (-) terdapat lenting berukuran 0,3-0,5
cm x 0,3-0,5 cm berwarna hitam dan tertutup skuama tersebar di leher pasien

Thorax
Inspeksi: simetris pada saat statis dan dinamis, retraksi iga (-) ,pernapasan
abdominotorakal, laserasi (-), benjolan(-) terdapat lenting berukuran 0,3-0,5 cm x
0,3-0,5 cm berwarna hitam dan tertutup skuama tersebar di dada depan dan
punggung pasien
Palpasi:vocal premitus kanan kiri sama, krepitasi
Perkusi :sonor di kedua lapang paru
Auskultasi: vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-),
BJ I dan II reguller, tidak ada bunyitambahan

Abdomen
Inspeksi: retraksi epigastrium (-), permukaan cembung,spider nevi (-), caput
medusa (-), distensi (-) terdapat lenting berukuran 0,3-0,5 cm x 0,3-0,5 cm
berwarna hitam dan tertutup skuama tersebar di perut depan
Auskultasi:bising usus (+) meningkat, metallic sound (-), bruit (-)
Palpasi: supel, hepar tidak teraba, lien tidak teraba
Perkusi: timpani pada seluruh lapang abdomen, pekakmenunjukkan batas hepar 1
jari dibawah arcus costa kanan

Ekstremitas
Atas: akral hangat, CRT < 2 detik, oedema (-/-), ptekie(-/-)(-) terdapat lenting
berukuran 0,3-0,5 cm x 0,3-0,5 cm berwarna hitam dan tertutup skuama tersebar
tangan kanan dan kiri
Bawah : akral hangat, CRT < 2 detik, oedema (-/-), ptekie(-/-)(-) terdapat lenting
berukuran 0,3-0,5 cm x 0,3-0,5 cm berwarna hitam dan tertutup skuama tersebar
di kaki kanan dan kiri

III. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


1. DIAGNOSIS : Varicella Zooster
2. PENATALAKSANAAN
Terapi Non-farmakologis:
Edukasi pada pasien yaitu Ibu pasien diminta untuk mengontrol intake cairan
yang cukup untuk menjaga hidrasi dan keseimbangan elektrolit serta menekankan
agar anak istirahat yang cukup dan mengonsumsi makanan bergizi yang lunak
dan mudah dicerna. Obat di minum teratur, Menjaga kebersihan diri dengan tetap
mandi jika tidak demam walaupun masih banyak terlihat bintik-bintik, tidak
menggaruk dan memecahkan lepuh-lepuh tersebut karena dapat menimbulkan
bekas luka garukan dikulit dan tiga hari kemudian datang kontrol ke poli umum
puskesmas untuk dilakukan kontrol terhadap perkembangan penyakitnya.

Terapi famakologis:
Pengobatan biasanya bersifat simptomatik, dengan pemberian antipiretik dan
analgesik. Anti histamin oral dapat diberikan untuk menghilangkan rasa gatal,
sedangkan pemberian anti virus dapat memperpendek perjalanan penyakit.

Terapi farmakologis yang diberikan kepada pasien:


R/ PCT 500mg tab No. X
S 3 dd tab 1
R/ Vit B complex tab No. X
S 2 dd tab 1
R/ Vitamin C 50mg tab No. X
S 3 dd tab 1
R/ Loratadine 10mg tab No. X
S 2 dd 1

IV. MONITORING DAN EVALUASI


Pasien diminta untuk kontrol ke puskesmas 3 hari kedepan untuk memantau
perkembangan penyakit.

Anda mungkin juga menyukai