Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH

ACARA III

PERMEABILITAS TANAH

Dosen Pengampu :
Ferryati Masitoh, S.Si., M.Si

Oleh :
NAMA : Wita Oktafia
NIM : 210721611700
OFF : L/2021
Asisten Praktikum : Andhika Ananda Wijaya
Deinar Ardhany Rahma Calista

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
2022
I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu melakukan uji permeabilitas pada sampel tanah utuh perkebunan
atau pertanian dan pemukiman
2. Mahasiswa mampu menghitung nilai koefisien permeabilitas tanah utuh
3. Mahasiswa mampu menganalisis hasil uji permeabilitas tanah pada sampel tanah utuh
perkebunan atau pertanian dan pemukiman

II. DASAR TEORI


Semua jenis tanah memiliki sifat meloloskan air (permeable) yang dimana air dapat
bebas mengalir melalui ruang-ruang kosong (pori-pori) yang ada di antara butiran-butiran
tanah. Tekanan pori diukur relatif terhadap tekanan atmosfer serta permukaan lapisan
tanah yang tekanannya sama dengan tekanan atmosfer disebut muka air tanah atau
permukaan freasik, di bawah muka air tanah.
Permeabilitas tanah merupakan kualitas meloloskan air atau udara yang diukur
berdasarkan besarnya aliran melalui tanah yang telah dijenuhi terlebih dahulu per satuan
waktu tertentu (Susanto, 1994). Koefisien permeabilitas berperan dalam laju infiltrasi.
Koefisien ini bergantung pada ukuran rata-rata pori yang dipengaruhi oleh distribusi
ukuran partikel, bentuk partikel, serta struktur tanah. Semakin kecil ukuran partikel dari
partikel penyusun tanah maka semakin rendah koefisien permeabilitasnya. Menurut Hilel
(1986) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permeabilitas tanah, yaitu
porositas, distribusi ruang pori, tekstur, stabilitas agregat, struktur tanah, serta kadar
bahan organik tanah. Derajat permeabilitas tanah dapat ditentukan oleh ukuran pori, jenis
tanah dan kepadatan tanah yang dinyatakan dalam K (satuan kecepatan cm/s atau m/s), di
dalam air tanah juga berlaku hukum-hukum hidraulika.
Permeabilitas tanah dalam keadaan jenuh dapat ditentukan dengan mengikuti cara
yang didasarkan pada Hukum Darcy. hukum pengaliran air melalui tanah pertama kali
dipelajari oleh Darcy (1856), yang mendemonstrasikan percobaanya untuk aliran laminer
dalam kondisi tanah jenuh. Kecepatan aliran dan kuantitas atau debit air per satuan waktu
adalah proporsional dengan gradien hidrolik. Hukum Darcy menunjukkan bahwa
permeabilitas tanah ditentukan oleh koefisien permeabilitasnya dan dapat menggunakan
Qx L
persamaan X =
A x h xt
Semakin bagus tingkat kemantapan agregat maka akan menyebabkan tingkat
permeabilitasnya akan stabil dan cepat, sedangkan semakin buruk tingkat kemantapan
agregat (mudah pecah bila kena tetesan air) akan menyebabkan tingkat permeabilitas
pada tanah menjadi buruk atau lambat. Karena dengan tingkat kemantapan agregat yang
buruk akan menyebabkan serpihan serpihan tanah menutupi pori-pori tanah untuk
menyerap air, sehingga jika permeabilitasnya lambat akan menimbulkan suatu limpasan
permukaan dan dari limpasan permukaan tersebut akan menimbulkan banjir dan longsor.

III. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a) Corong
b) Kaki tiga
c) Pipet
d) Gelas ukur 100 ml dan 250 ml
e) Gelas beker 100 ml
f) Stopwatch
g) Kasa
h) Baskom
2. Bahan
a) Sampel tanah utuh
b) Aquades

IV. LANGKAH KERJA


1. Memastikan sampel tanah utuh yang ada di ring tanah dalam kondisi baik
2. Membeli kasa sebagai alas pada ring tanah
3. Merendam ring tanah utuh pada baskom berisi air selama 24 jam, catat ketinggian air
4. Menyiapkan dan susun kaki tiga, corong, dan beker glass sebagai seperangkat alat
permeabilitas meter
5. Meletakkan ring yang telah direndam di atas corong, peras kasa terlebih dahulu
6. Menyiapkan aquades 100 ml lalu tetesi tanah degan aquades menggunakan pipet
secara memutar dan tunggu hingga menetes ke beaker glass 250 ml yang diletakkan
di bawah kaki tiga. Pastikan bahwa aquades tidak meluap dari ring tanah
7. Menghitung waktu dari tetesan pertama hingga tetesan terakhir
8. Mencatat hasil praktikum
9. Menghitung koefisien permeabilitas dengann rumus
DIAGRAM ALIR

Siapkan aquades 100 ml


lalu tetesi tanah
Pastikan sampel tanah menggunakan pipet secara Hitung waktu dari tetesan
dalam kondisi baik memutar & pastikan pertama hingga terakhir
aquades tidak meluap dari
ring tanah

Peras kasa dahulu,


alasi ring tanah dengan
kemudian letakkan ring Catat hasil praktikum
kasa
tanah di atas corong

rendam ring tanah utuh Menyiapkan & menyusun Hitung koefisien


pada baskom selama 24 kaki tiga, corong, & beker permeabilitas dengan
jam & catat ketinggian air glass rumus

V. HASIL PRAKTIKUM
1. Tabel Pengamatan
2. Perhitungan Koefisien Permeabilitas

VI. PEMBAHASAN
Praktikum acara III yaitu permeabilitas tanah yang dilaksanakan pada hari Selasa, 8
Maret 2022 di Laboratorium Tanah, Universitas Negeri Malang. Praktikum permeabilitas
tanah ini menggunakan sampel tanah utuh pemukiman dan perkebunan yang diperoleh
dari praktikum sebelumnya. Sampel tanah utuh pemukiman dan perkebunan terlebih
dahulu harus sudah direndam dengan air aquades di baskom selama 24 jam. Tujuan dari
praktikum pengukuran tingkat permeabilitas tanah ini adalah untuk mengetahui tingkat
atau kualitas tanah dalam meloloskan air dengan tanah yang sudah dijenuhi.
Pada praktikum kemantapan agregat ini, perhitungan tingkat permeabilitas tanah
menggunakan hukum Darcy. hukum Darcy ini yang menunjukkan bahwa permeabilitas
tanah ditentukan oleh koefisien permeabilitasnya. Dalam praktikum permeabilitas tanah
ini langkah pertama yang harus dilakukan adalah memastikan terlebih dahulu sampel
tanah utuh pemukiman dan perkebunan dalam keadaan yang baik. Kemudian alasi ring
tanah dengan kasa dan rendam sampel tanah utuh tersebut dengan air aquades setinggi 6,8
cm selama 24 jam. Setelah sampel tanah utuh direndam selama 24 jam, langkah
selanjutnya adalah menyiapkan alat kaki tiga, corong, dan beker glass 250 ml yang
kemudian disusun dengan sampel tanah utuh berada di dalam corong serta corong
tersebut diletakkan di atas kaki tiga. Beker glass 250 ml diletakkan di bawah kaki tiga
sebagai wadah untuk air yang menetes dari sampel tanah utuh tersebut. Setelah itu,
menyiapkan air aquades sebanyak 100 ml yang kemudian diteteskan ke sampel tanah utuh
yang sudah disiapkan tadi dengan menggunakan pipet secara memutar dengan perlahan
dan pastikan air aquades tidak sampai meluap dari ring tanah, kemudian tunggu air
aquades hingga menetes ke beker glass. Tunggu air menetes sampai waktu yang
ditentukan yaitu 1 jam, dan didapatkan volume air yang keluar dari sampel tanah utuh
pemukiman adalah 11,5 ml. Sedangkan pada sampel tanah utuh perkebunan tidak
meneteskan air sama sekali.
Kemudian hasil dari uji coba tersebut dihitung dengan menggunakan rumus dan
mendapatkan hasil koefisien permeabilitasnya yaitu sebesar 0,43 cm/jam. Menurut
Uhland dan O’Neal (1951), hasil dari perhitungan koefisien permeabilitas termasuk
dalam kalsifikasi permeabilitas yang lambat. Pada hasil koefisien permeabilitas dan
agregat tanah akan berbanding terbalik, dimana jika tingkat agregat tanah tinggi maka
hasil koefisien permeabilitasnya akan cukup lambat dan sebaliknya.
Dari hasil uji permeabilitas yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa pada tingkat
permeabilitas tanah lebih bagus pada tanah pemukiman dari pada perkebunan. Pada tanah
perkebunan sendiri tidak menghasilkan tetesan air sama sekali, itu berarti tanah tersebut
sulit untuk dapat meloloskan air. pada tanah yang mempunyai tingkat permeabilitas yang
tinggi maka akan mengakibatkan adanya bencana tanah longsor, hal ini disebabkan
karena seluruh pori tanah tertutup dan akan terjadi penurunan kekuatan dalam tanah
sehingga apabila tanah mendapatkan tekanan maka akan mengakibatkan terjadinya
longsoran atau erosi. Sedangkan pada tingkat permeabilitas yang rendah atau sama sekali
tidak dapat meloloskan air maka akan menyebabkan adanya banjir karena air sangat sulit
untuk masuk ke dalam tanah.

VII. KESIMPILAN
1. Uji permeabilitas tanah ini dilakukan dengan menggunakan sampel tanah utuh
pemukiman dan perkebunan dimana sampel tanah tersebut terlebih dahulu sudah
direndam dengan air aquades selama 24 jam. Kemudian sampel tanah diletakkan di
atas corong dan kaki tiga, setelah itu ditetesi air aquades sebanyak 100 ml dengan
menggunakan pipet. Kemudian tunggu air menetes ke beker glass yang sudah
diletakkan di bawah kaki tiga selama 1 jam.
2. Perhitungkan koefisien permeabilitas menggunakan hukum Darcy. perhitungan ini
Qx L
menggunakan rumus X = . Pada perhitungan ini didapatkan hasil koefisien
A x h xt
permeabilitas tanah yaitu sebesar 0,43 cm/jam yang termasuk dalam klasifikasi
koefisien permeabilitas lambat.
3. Analisis dari hasil uji permeabilitas tanah ini yaitu pada tanah pemukiman memiliki
tingkat permeabilitas yang cukup bagus, namun apabila permeabilitas sangat tinggi
akan mengakibatkan adanya longsoran atau erosi. Sedangkan pada tanah perkebunan
tidak dapat meloloskan air sama sekali, ini akan menyebabkan adanya banjir karena
air sulit untuk masuk atau lolos dari tanah.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Usman Malik, Indra Gunawan, Juandi. 2018. ANALISA TINGKAT RESAPAN TANAH
BERDASARKAN PENGUKURAN PERMEABILITAS TANAH (Studi Kasus
Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru).
https://kfi.ejournal.unri.ac.id/index.php/JKFI/article/viewFile/5898/5440 (Diakses
pada 21 Maret 2022).
Fahrul Aslami. 2014. RANCANG BANGUN ALAT UKUR KOEFISIEN
PERMEABILITAS TANAH MENGGUNAKAN METODE FALLING HEAD.
https://repository.its.ac.id/63332/2/1110100039-Undergraduate_Theses.pdf
(Diakses pada 21 Maret 2022).
Arga Tirta. 2017. PERMEABILITAS TANAH.
https://www.academia.edu/38740680/PERMEABILITAS_TANAH (Diakses pada
20 Maret 2022).
IX. CEK PLAGIASI
1. Dasar teori

2. Pembahasan

3. Kesimpulan
LAMPIRAN

1. Tabel Pengamatan

Volume air Waktu Koefisien Keterangan Gambar


keluar permeabilitas
11,5 ml 1 jam 0,43 cm/jam Klasifikasi Tanah pemukiman
kelas lambat

0 ml 1 jam 0 cm/jam Klasifikasi Tanah perkebunan


kelas sangat
lambat

2. Perhitungan koefisien permeabilitas


Qx L
K=
A x h xt
11,5 x 5
K=
19,625 x 6,8 x 1 jam
57,5
K=
133,45
K = 0,43 cm/jam (lambat)

1 jam = 11,5 ml
X = 100 ml
X = 100 ml/11,5 ml
X = 8,70 (Jadi, membutuhkan waktu selama kurang lebih 8 jam untuk dapat
menghabiskan air aquades 100 ml).

Keterangan :
 K = Koefisien permeabilitas (cm/jam)
 Q = Volume air keluar (ml)
 L = Tinggi ring tanah (cm)
 t = Waktu (jam)
 h = Tinggi air rendaman (cm)
 A = Luas penampang ring (cm2)

DOKUMENTASI

Gambar 1. Air aquades sebanyak 100 ml Gambar 2. Hasil tetesan air dari tanah pemukiman
Gambar 3. Proses penetesan air ke tanah pemukiman Gambar 4. Proses penetesan air ke tanah perkebunan

Gambar 5. Diameter ring tanah Gambar 6. Tinggi ring tanah

Anda mungkin juga menyukai