Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KELAS :M6
SOAL.
JAWABAN.
Otonomi daerah dapat diartikan sebagai hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan kepada
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat untuk meningkatkan daya guna dan hasil
guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan
pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (UU Nomor
32 Tahun 2004) definisi otonomi daerah sebagai berikut: “Otonomi daerah adalah hak,
wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.” UU Nomor 32 Tahun 2004 juga mendefinisikan daerah otonom sebagai berikut:
“Daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kewenangan mengatur dan mengurus rumah tangga daerah di negara kesatuan meliputi
segenap kewenangan pemerintahan kecuali beberapa urusan yang dipegang oleh pemerintah
pusat seperti:
2. Pengadilan
Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai
implementasi tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara memberikan daerah
kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama dalam mengatur,
memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi yang ada di daerahnya masing-masing.
Berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 pasal 1 ayat 7, 8, 9 tentang Pemerintah Daerah, ada 3
dasar sistem hubungan antara pusat dan daerah yaitu :
Pelaksanaan otonomi daerah telah memunculkan kesempatan identitas lokal yang ada di
daerah tidak terkecuali di Bangka Belitung. Berkurangnya wewenang dan kendali pemerintah
pusat mendapatkan respon tinggi dari pemerintah daerah dalam menghadapi masalah yang
berada di daerahnya sendiri. Bahkan dana yang diperoleh lebih banyak daripada yang
didapatkan melalui jalur birokrasi dari pemerintah pusat. Dana tersebut memungkinkan
pemerintah lokal mendorong pembangunan daerah serta membangun program promosi
kebudayaan dan juga pariwisata. Kebijakan-kebijakan pemerintah daerah juga akan lebih tepat
sasaran dan tidak membutuhkan waktu yang lama sehingga akan lebih efisien.
Ada dua pendekatan yang didasarkan pada dua proposisi (Penni Chalid, 2005). Pertama, pada
dasarnya segala persoalan sepatutnya diserahkan kepada daerah untuk mengidentifikasikan,
merumuskan, dan memecahkan persoalan, kecuali untuk persoalan-persoalan yang tidak
mungkin diselesaikan oleh daerah itu sendiri dalam perspektif keutuhan negara-bangsa. Kedua,
seluruh persoalan pada dasarnya harus diserahkan kepada pemerintah pusat kecuali untuk
persoalan-persoalan tertentu yang telah dapat ditangani oleh daerah. Yang pertama disebut
sebagai pendekatan federalistik, sedangkan yang kedua sebagai pendekatan unitaristik.
Tujuan utama dikeluarkannya kebijakan otonomi daerah yaitu membebaskan pemerintah pusat
dari berbagai beban dan menangani urusan suatu daerah yang bisa diserahkan kepada
pemerintah daerah. Oleh karenanya pemerintah pusat memiliki kesempatan untuk mempelajari,
merespon, memahami berbagai kecenderungan global dan menyeluruh serta dapat mengambil
manfaat daripadanya. Pemerintah pusat diharap lebih mampu berkonsentrasi dalam perumusan
kebijakan makro atau luas yang sifatnya umum dan lebih mendasar, juga dengan adanya
desentralisasi daerah dapat mengalami proses pemberdayaan yang lebih optimal. Sehingga
kemampuan prakarsa dan kreativitas pemerintah daerah akan terpacu, dan dalam mengatasi
masalah yang terjadi di daerahnya semakin kuat. Tujuan lainnya dari kebijakan otonomi daerah
antara lain: mengembangkan kehidupan demokrasi, pemerataan, keadilan, mendorong dalam
memberdayakan masyarakatnya, meningkatkan peran serta masyarakat, mengembangkan
peran dan fungsi DPRD juga memelihara hubungan baik antara pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah.