Kelompok 2
Anggota:
Eka Yuliani (2002978)
Desrika Putri (2004038)
Arina Ulfa Mawaddah (2004652)
Muhammad Rifqi (2005766)
Santi Deva (2008606)
Whitten, K. W., Davis, R. E., Peck, M. L., Stanley, G. G. (2010). Chemistry, Tenth Edition. Belmont: Brooks/Cole
No Label Konsep
&
Level Makroskopik-Simbolik Level Submikroskopik-Simbolik
Deskripsi
Konsep
Penurunan Banyak larutan encer berperilaku ideal. Beberapa larutan tidak berperilaku
tekanan uap ideal di seluruh rentang konsentrasi. Untuk beberapa larutan, tekanan uap
dan hukum yang diamati lebih besar daripada yang diprediksi oleh Hukum Raoult.
Raoult Penyimpangan semacam ini, dikatakan sebagai penyimpangan
positif,karena berhubungan dengan perbedaan kepolaran pada dua
komponen. Pada level molekul, dua zat tersebut tidak tercampur
sepenuhnya secara acak, jadi ada pemisahan diri pada masing - masing
komponen dengan daerahnya diperkaya dalam satu jenis molekul atau
Uap merupakan gas yang dibentuk pada proses perebusan atau evaporasi yang lain. Daerah yang diperkaya dalam molekul A, zat A bertindak
cairan atau proses sublimasi padatan. Tekanan uap cairan merupakan seolah-olah fraksi molnya lebih besar daripada dalam larutan sebagai
tekanan (tekanan parsial) yang diberikan oleh uap dalam keadaan
utuh, dan tekanan uap akibat A lebih besar daripada jika larutan ideal.
kesetimbangan dengan cairannya.
Deskripsi serupa berlaku untuk komponen B. Tekanan uap total kemudian
lebih besar daripada jika
“Tekanan uap pelarut pada larutan ideal berbanding lurus dengan fraksi mol
pelarut dalam larutan”.
Ketika suatu larutan terdiri dari dua komponen yang sangat mirip, setiap
komponen pada dasarnya berperilaku seperti jika murni. Misalnya, dua
cairan heptana, C7H16, dan oktana, C8H18, sangat mirip sehingga setiap
molekul heptana mengalami gaya antarmolekul yang hampir sama baik di
dekat molekul heptana lain atau di dekat molekul oktan, dan demikian pula
untuk setiap molekul oktan. Sifat-sifat larutan semacam itu dapat diprediksi
dari pengetahuan tentang komposisinya dan sifat-sifat masing-masing
komponen. Solusi seperti itu sangat mendekati ideal.
Menurut Hukum Dalton tentang Tekanan Parsial, tekanan uap total larutan
sama dengan jumlah tekanan uap kedua komponen.
Fractional
Distillation Dengan distilasi sederhana pada dua senyawa volatil yang ingin
dipisahkan antara keduanya, jika suhu dinaikkan maka perlahan
larutan akan mulai mendidih ketika jumlah tekanan uap komponen
telah mencapai tekanan yang diberikan pada permukaan larutan.
Kedua komponen memberikan tekanan uap, sehingga keduanya
menguap dan dikondensasi supaya membentuk cairan distilat. Saat
campuran senyawa volatil didistilasi, kompisisi dari dua senyawa dan
uapnya tersebut titik didihnya akan berubah secara terus menerus.
Pada tekanan yang konstan, dapat dilihat pada diagram titik didih.
Kurva bagian bawah mewakili tutuk didih campuran dengan
komposisi yang ada (A dan B). kurva bagian atas mewakili
komposisi uap dalam kesetimbangan dengan mendidihnya
campuran cairan pada temperatur tertentu yang telah diindikasi.
Perpotongan pada dua sumbu vertikal menunjukkan titik didih dari
dua cairan murni
Pada diagram tersebut juga dapat dilihat dua atau lebih senyawa
volatil tidak terpisah secara sempurna dengan yang lainnya apabila
Pada diagram tersebut juga dapat dilihat dua atau lebih senyawa dipisahkan dengan menggunkan distilasi biasa, sehingga
volatil tidak terpisah secara sempurna dengan yang lainnya apabila digunakanlah distilasi bertingkat.
dipisahkan dengan menggunkan distilasi biasa, sehingga
digunakanlah distilasi bertingkat. Kolom fraksinasi diletakkan di atas
larutan dan dihubungkan dengan kondensor. Kolom dibentuk
sedemikian rupa sehingga memiliki luas permukaan yang besar atau
dibuat dengan banyak ruangan kaca kecil dengan luas permukaan
yang besar yang permukaanya tersebur membuat kondensasi dapat
terjadi.
Kontak antara uap dengan kolom mendukung konsensasi komponen
yang kurang mudah menguap. Kolom lebih dingin di bagian atas
daripada di bagian bawah. Pada saat uap mencapai bagian atas kolom,
hampir semua komponen yang kurang mudah menguap mengembun
dan jatuh kembali. Komponen yang mudah menguap masuk ke
kondensor dimana akan diembunkan dan dihasilkan sebagai destilat
yang murni yang ditampung pada labu penampung.
Boiling Point titik didih cairan adalah suhu di mana tekanan uapnya sama dengan tekanan titik didih pelarut yang disebabkan oleh adanya zat terlarut yang tidak
Elevation yang diberikan pada permukaannya. Untuk cairan di tempat terbuka, ini mudah menguap dan tidak terionisasi sebanding dengan jumlah mol zat
adalah tekanan atmosfer, dan suhu adalah titik didih normal. Kita telah terlarut yang dilarutkan dalam massa pelarut tertentu. Secara matematis,
melihat bahwa tekanan uap pelarut pada suhu tertentu diturunkan dengan
adanya zat terlarut yang tidak mudah menguap. Larutan tersebut kemudian kenaikan titik didih dinyatakan sebagai
harus dipanaskan sampai suhu yang lebih tinggi, T b(larutan), daripada pelarut
murni Tb, untuk menyebabkan tekanan uap pelarut sama dengan tekanan
atmosfer. Sesuai dengan Hukum Raoult,
Istilah ∆Tb, mewakili kenaikan titik didih pelarut, yaitu titik didih
larutan dikurangi titik didih pelarut murni. M adalah molalitas zat terlarut,
dan Kb, adalah konstanta proporsionalitas yang disebut konstanta kenaikan
titik didih molal. Konstanta ini berbeda untuk pelarut yang berbeda dan
tidak bergantung pada zat terlarut.
Penurunan Molekul suatu larutan bergerak semakin lambat dan saling mendekat satu
Titik Beku sama lain seiring menurunnya suhu. Titik beku suatu larutan adalah suhu Δ T f =T f ( pelarut murni) −T f (larutan)
saat gaya tarik antar molekul cukup besar untuk mengatasi energi
Titik beku
kinetiknya dan dengan demikian menyebabkan perubahan fase dari cair ke terhadap larutan nonelektrolit sama dengan molal dari suatu zat terlarut
(leleh) suatu
padat. Lebih tepatnya, titik beku (leleh) suatu zat adalah suhu dimana fasa dikalikan proporsionalitas konstanta disebut konstanta penurunan titik
zat adalah suhu
dimana fasa cair dan fasa padat berada dalam kesetimbangan. Ketika suatu larutan encer beku molal, K f
cair dan fasa beku, pelarutnya mulai memadat terlebih dahulu, meninggalkan zat
padat berada terlarutnya di dalam larutan yang lebih pekat. Molekul pelarut akan lebih
dalam berpisah di dalam larutan (karena partikel terlarut) daripada pelarut murni.
kesetimbangan Akibatnya, suhu dari suatu larutan harus diturunkan di bawah titik beku ΔT f =K f m
. (leleh) dari pelarut murni untuk membuat larutan tersebut beku.
Misalnya, ada sebuah grafik penurunan titik beku dari suatu air di bawah
0oC ketika ethylene glycol ditambahkan, dan juga grafik penurunan titik
beku dari ethylene glycol di bawah -13oC ketika air ditambahkan. Kedua
kurva tersebut akan saling memotong pada suhu yang sama, mengindikasi
batas penurunan yang terjadi. Kebanyakan dari “antifreeze”
merekomendasikan campuran 50:50 sesuai dengan volume.
Ketika suatu larutan membeku, pelarut memadat sebagai zat murni. Dalam
foto ini, ditambahkan pewarna. Saat zat terlarut membeku di sekitar dinding
tabung reaksi, konstentrasi zat warnanya meningkat di sekitar pusat.
Air laut tidak membeku sedangkan air tawar membekukarena air laut
mengandung konsentrasi zat terlarut yang tinggi dan kebanyakan adalah zat
terlarut ion. Menyebarkan garam larut seperti natrium klorida,
Atau, kita dapat melihat tekanan osmotik sebagai tekanan eksternal yang
cukup untuk mencegah osmosis. Tekanan yang dibutuhkan (Gambar 14-17)
sama dengan tekanan osmotik larutan.
Seperti molekul gas ideal, partikel terlarut dipisahkan secara luas dalam
larutan yang sangat encer dan tidak berinteraksi secara signifikan satu sama
lain. Untuk larutan yang sangat encer, tekanan osmotik, 𝛑, mengikuti
persamaan
Dalam persamaan ini n adalah jumlah mol zat terlarut dalam volume, V
(dalam liter), dari larutan. Kuantitas lainnya memiliki arti yang sama seperti
dalam hukum gas ideal. n/V adalah konsentrasi. Dalam hal molaritas, M
Salah satu ukuran tingkat disosiasi (atau ionisasi) elektrolit dalam air adalah
faktor van't Hoff, i, untuk larutan. Ini adalah rasio sifat koligatif yang
sebenarnya dengan nilai yang akan diamati jika tidak terjadi disosiasi ion
Sifat koligatif penurunan titik beku, kenaikan titik didih berguna dalam
Penentuan penentuan berat molekul zat terlarut. Zat terlarut harus tidak mudah
Berat Molekul menguap dalam kisaran temperature penyelidikan jika kenaikan titik
dengan
didih ingin ditentukan.
Penurunan
Titik Beku atau
Kenaikan Titik
Didih
Miskonsepsi :
1) Siswa menganggap bahwa titik didih hanya bergantung pada nilai Mr;
2) Siswa beranggapan bahwa penurunan tekanan uap berbanding lurus dengan fraksi mol zat pelarut, sehingga muncullah logika yang salah oleh
siswa yakni semakin kecil zat terlarutnya maka penurunan tekanan uap akan semakin besar;
3) Siswa salah dalam penggunaan rumus untuk menentukan harga titik beku larutan, dimana siswa menggunakan persamaan dari penurunan titik
beku (ΔTf) tanpa menggunakan nilai dari titik beku pelarut;
4) Siswa mengalami kesalahan dalam beranggapan mengenai sifat hipertonik dan hipotonik, dimana menurut siswa hipertonik adalah
perbandingan antara zat yang memiliki tekanan osmotik lebih rendah daripada pembandingnya sedangkan hipotonik merupakan perbandingan
antara zat yang memiliki tekanan osmotik lebih tinggi daripada pembandingnya.
Pertanyaan Penelitian :