LK 1.1 Modul 5 Bilangan Nanang Sriyadi
LK 1.1 Modul 5 Bilangan Nanang Sriyadi
Pd
No. UKG : 201698434226
D. KPK
Definisi:
a) Bilangan-bilangan bulat 𝑎1, 𝑎2, … , 𝑎𝑛 dengan 𝑎𝑖
≠ 0 untuk 𝑖 = 1, 2, … , 𝑛 mempunyai kelipatan
persekutuan 𝑏 jika 𝑎𝑖 |𝑏 untuk setiap 𝑖.
b) Jika 𝑎1, 𝑎2, … , 𝑎𝑛 bilangan-bilangan bulat dengan
𝑎𝑖 ≠ 0 untuk 𝑖 = 1, 2, … , 𝑛, maka kelipatan
persekutuan terkecil (KPK) dari bilangan-bilangan
tersebut adalah bilangan bulat positif terkecil di
antara kelipatan-kelipatan persekutuan dari 𝑎1, 𝑎2,
… , 𝑎𝑛.
Teorema:
a) Jika 𝑏 suatu kelipatan persekutuan dari 𝑎1, 𝑎2, … ,
𝑎𝑛 maka 𝐾𝑃𝐾 [𝑎1, 𝑎2, … , 𝑎𝑛]|𝑏.
b) Jika 𝑚 > 0 maka 𝐾𝑃𝐾[𝑚𝑎, 𝑚𝑏] = 𝑚 × 𝐾𝑃𝐾[𝑎, 𝑏].
c) Jika 𝑎 dan 𝑏 bilangan-bilangan bulat positif, maka
𝐾𝑃𝐾[𝑎, 𝑏] × 𝐹𝑃𝐵(𝑎, 𝑏) = 𝑎𝑏.
2. Kongruensi Modulo
A. Kekongruenan
Definisi:
a) Jika 𝑚 suatu bilangan bulat positif membagi 𝑎−𝑏
maka dikatakan 𝑎 kongruen terhadap 𝑏 modulo 𝑚
dan ditulis 𝑎≡𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚).
b) Jika 𝑚 tidak membagi 𝑎−𝑏 maka dikatakan 𝑎 tidak
kongruen terhadap 𝑏 modulo 𝑏 dan ditulis 𝑎≢𝑏
(𝑚𝑜𝑑 𝑚).
Teorema:
a) Untuk bilangan bulat sebarang 𝑎 dan 𝑏, 𝑎≡𝑏 (𝑚𝑜𝑑
𝑚) jika dan hanya jika 𝑎 dan 𝑏 memiliki sisa yang
sama jika dibagi 𝑚.
b) Untuk 𝑚 bilangan bulat positif dan 𝑝,𝑞, dan 𝑟
bilangan bulat, berlaku
(1) Sifat Refleksif
𝑝≡𝑝 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
(2) Sifat Simetris
𝑝≡𝑞 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) jika dan hanya jika 𝑞≡𝑝 (𝑚𝑜𝑑
𝑚)
(3) Sifat Transitif
(4) Jika 𝑝≡𝑞 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) dan 𝑞≡𝑟 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) maka
𝑝≡𝑟 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
c) Jika 𝑝,𝑞,𝑟, dan 𝑚 adalah bilangan-bilangan bulat
dan 𝑚>0 sedemikian hingga 𝑝≡𝑞(𝑚𝑜𝑑 𝑚), maka:
(1) 𝑝+𝑟≡𝑞+𝑟(𝑚𝑜𝑑 𝑚)
(2) 𝑝–𝑟≡𝑞–𝑟(𝑚𝑜𝑑 𝑚)
(3) 𝑝𝑟≡𝑞𝑟(𝑚𝑜𝑑 𝑚)
d) Jika 𝑎≡𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) dan 𝑐≡𝑑 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) maka
(1) 𝑎+𝑐≡𝑏+𝑑 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
(2) 𝑎−𝑐≡𝑏−𝑑 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
(3) 𝑎𝑐≡𝑏𝑑 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
e) Jika 𝑎≡𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) dan 𝑐≡𝑑 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) maka
𝑎𝑥+𝑐𝑦≡𝑏𝑥+𝑑𝑦 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
f) Jika 𝑝≡𝑝𝑞(𝑚𝑜𝑑 𝑚) maka 𝑝𝑟≡𝑞𝑟 (𝑚𝑜𝑑 𝑚𝑟).
g) Jika 𝑎≡𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) maka 𝑎𝑛≡𝑏𝑛 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) untuk 𝑛
bilangan bulat positif.
h) Misalkan 𝑓 suatu polinom dengan koefisien
bilangan bulat, yaitu
n n−1 n−2
f (x)=d 0 x +d 1 x +d 2 x + ⋯+d n−1 x +d n
B. Sistem Residu
Definisi:
a) Suatu himpunan {𝑥,𝑥,…,𝑥} disebut suatu sistem
residu lengkap modulo 𝑚. Jika dan hanya
jika untuk setiap y dengan 0≤𝑦<𝑚, ada
satu dan hanya satu 𝑥 dengan 1≤𝑖<𝑚,
sedemikian hingga 𝑦≡𝑥(𝑚𝑜𝑑 𝑚) atau 𝑥≡𝑦(𝑚𝑜𝑑
𝑚).
b) Suatu himpunan bilangan bulat {𝑥1,𝑥2,…,𝑥𝑘}
disebut suatu sistem residu tereduksi modulo 𝑚 jika
dan hanya jika:
a) (𝑥𝑖,𝑚)=1,1≤𝑖<𝑘
b) 𝑥𝑖≡𝑥𝑗(𝑚𝑜𝑑 𝑚) untuk setiap 𝑖≠𝑗
c) Jika (𝑦,𝑚)=1, maka 𝑦≡𝑥𝑖(𝑚𝑜𝑑 𝑚) untuk suatu
𝑖=1,2,…,𝑘
c) Ditentukan 𝑚 adalah suatu bilangan bulat positif.
Banyaknya residu di dalam suatu sistem residu
tereduksi modulo 𝑚 disebut fungsi 𝜙-Euler dari 𝑚,
dan dinyatakan dengan 𝜙(𝑚).
Teorema sistem residu:
1) Ditentukan (𝑎,𝑚)=1
Jika {𝑥1,𝑥2,…,𝑥𝑘} adalah suatu sistem residu
modulo 𝑚 yang lengkap atau tereduksi, maka
{𝑎𝑥1,𝑎𝑥2,…,𝑎𝑥𝑘} juga merupakan suatu sistem
residu modulo 𝑚 yang lengkap atau tereduksi.
2) Teorema Euler:
Jika 𝑎,𝑚∈Ζ dan 𝑚>0 sehingga (𝑎,𝑚)=1, maka
𝑎𝜙(𝑚)≡1(𝑚𝑜𝑑 𝑚)
3) Teorema Kecil Fermat:
Jika 𝑝 adalah suatu bilangan prima dan 𝑝 tidak
membagi 𝑎, maka 𝑎𝑝−1≡1(𝑚𝑜𝑑 𝑝)
4) Jika (𝑎,𝑚)=1, maka hubungan 𝑎𝑥≡𝑏(𝑚𝑜𝑑 𝑚)
mempunyai selesaian 𝑥=𝑎𝜙(𝑚)−1.𝑏 +𝑡𝑚
5) Teorema Wilson:
Jika 𝑝 adalah suatu bilangan prima, maka (𝑝–1)!
≡−1(𝑚𝑜𝑑 𝑝)
6) Jika 𝑛 adalah suatu bilangan bulat positif sehingga
(𝑛–1)!≡–1(𝑚𝑜𝑑 𝑛), maka 𝑛 adalah suatu bilangan
prima.
Deret:
1
Sn= n(a+U n)
2
1
Sn= n [ 2 a+ ( n−1 ) b ]
2
Deret:
a (r ¿¿ n−1)
Sn= ¿
r−1
a (1−r ¿¿ n)
Sn = ¿ , dengan r ≠ 1
1−r
D. Barisan Fibonacci
Barisan Fibonacci adalah barisan rekursif (pemanggilan
ulang / pengulangan) yang ditemukan oleh seorang
matematikawan berkebangsaan Italia yang bernama
Leonardo da Pisa
Jadi barisan ini didefinisikan secara rekursif sebagai
berikut.
Fn={0 , jika n=01 , jika n=1 Fn−1+ Fn−2, untuk lainnya
E. Golden Ratio
Golden ratio atau rasio emas (𝜑=1.618205...)
merupakan suatu nilai rasio (ratio number) konvergen
yang diperoleh apabla suku-suku di atas dua belas pada
barisan fibonacci dibagi dengan satu suku sebelumnya.
4. Induksi Matematika
a. Postulat Peano
1. 1 adalah anggota Ν.
2. Setiap anggota 𝑥∈Ν mempunyai pengikut 𝑝(𝑥)∈Ν.
3. Dua bilangan di Ν yang berbeda mempunyai
pengikut yang berbeda.
4. 1 bukan pengikut bilangan 𝑥∈Ν yang manapun.
5. Jika subhimpunan 𝑆⊆Ν memuat 1 dan pengikut dari
setiap bilangan di 𝑆, maka 𝑆=Ν.
b. Definisi Indusksi Matematika
Teknik pembuktian yang baku dalam matematika dan
merupakan salah satu metoda/alat yang digunakan untuk
membuktikan suatu pernyataan matematika, khususnya
pernyataan-pernytaan yang berkaitan dengan bilangan
asli atau bilangan bulat positif
c. Prinsip
Misalkan {𝑃𝑛} adalah suatu barisan proposisi
(pernyataan) yang memenuhi kedua persyaratan ini:
(i) 𝑃𝑁 adalah benar (biasanya 𝑁 adalah 1).
(ii) Kebenaran 𝑃𝑘 mengimplikasikan kebenaran
𝑃𝑘+1≥𝑁.
Maka, 𝑃𝑛 adalah benar untuk setiap bilangan bulat
𝑛≥𝑁.
2 Daftar materi yang sulit 1. Kongruensi Modulo
dipahami di modul ini 2. Induksi Matematika
3 Daftar materi yang 1. Kongruensi Modulo
sering mengalami 2. Induksi Matematika
miskonsepsi