Anda di halaman 1dari 1

1.4. Ilmu, Penelitian, dan Kebenaran. Bagaimanakah hubungan antara ilmu, penelitian, dan berpikir reflektif?

Pertama-tama mari kita lihat hubungan antara ilmu dan penelitian. Ilmu dan penelitian mempunyai hubungan yang sangat erat. Menurut Almack (1930), hubungan antara ilmu dan penelitian adalah seperti hasil dan proses. Penelitian adalah proses, sedangkan hasilnya adalah ilmu. Akan tetapi Whitney (1960), berpendapat bahwa ilmu dan penelitian adalah sama-sama proses, sehingga ilmu dan penelitian adalah proses yang sama. Hasil dari proses tersebut adalah kebenaran (truth). Terdapat suatu kesamaan yang tinggi derajatnya antara konsep ilmu dan penelitian. Keduanya adalah sama-sama proses. Bagaimana pula hubungan antara berpikir, penelitian, dan ilmu? Konsep berpikir, ilmu dan penelitian juga sama. Berpikir, seperti halnya dengan ilmu, juga merupakan proses untuk mencari kebenaran. Proses berpikir adalah refleksi yang hati-hati dan teratur. Perlu juga disinggung bahwa kebenaran yang diperoleh melalui penelitian terhadap fenomena yang fana adalah suatu kebenaran yang telah ditemukan melalui proses ilmiah, karena penemuan tersebut dilakukan secara ilmiah. Sebaliknya, banyak juga kebenaran terhadap fenomena yang fana diterima tidak melalui proses penelitian. Umumnya, suatu kebenaran ilmiah dapat diterima dikarenakan oleh tiga hal, yaitu : a. Adanya koheren. Suatu pernyataan dianggap benar jika pernyataan tersebut koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. b. Adanya koresponden. Suatu pernyataan dianggap benar jika materi pengetahuan yang terkandung dalam pernyataan tersebut berhubungan atau memiliki korespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut. c. Pragmatis. Suatu pernyataan dianggap benar jika pernyataan tersebut mempunyai sifat fungsional dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai