Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 5

BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR


“Konsep Teori Holland”

Dosen Pengampu :
Dra. Zikra, M.Pd., Kons.

Oleh:

MUHAMMAD IDRIS
21006019

DEPARTEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
Konsep Dasar

Teori Holland memberikan perhatian Karakteristik


padakarakteristik perilaku atau tipe
karakteristik teori pilihan karir John Hollan, di
kepribadian sebagai penyebab utama antaranya yaitu:
dalampilihan dan perkembangan 1.Setiap orang adalah satu dari enam tipe kepribadian
karir seseorang. Kepribadian 2.Orang-orang dari tipe kepribadian yang sama yang
seseorang menurutHolland bekerja bersama
merupakan hasil dari keturunan dan 3.Orang mencari lingkungan di mana mereka dapat
menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan
pengaruh lingkungan (Saputra,2014).
mengekspresikan nilai dan sikapmereka.
4.Orang yang memilih untuk bekerja di lingkungan
yang mirip dengan tipe kepribadiannya lebih mungkin
berhasil dan puas.

Kelebihan

Teori Holland dinilai sebagai teori


komperhensif karena meninjau
pilihan okupasi sebagai bagian dari Implementasi dalam BK
keseluruhan pola hidup individu.
Dalam implementasi teori Holland ini di sekolah,
guru BK dapat memberikan layanan yang sesuai
dengan kebutuhan siswa dan nantinya bisa
Kekurangan mempersiapkan siswa, baik dari pemahaman
maupun keterampilan siswa dalam penentuan
Kurang ditinjau dari proses pemilihan karir hingga pada akhirnya nanti siswa
perkembangan yang melandasi keenam bisa memilih karir yang tepat.
tipekepribadian dan tidak menunjukkan
fase-fase tertentu dalam proses
perkembangan itu serta akumulasi
rentang umur.
A. Konsep Dasar Teori Holland
Teori Holland merupakan teori pilihan karir yang dikembangkan oleh John
L. Holland pada tahun 1959. Teori Holland memberikan perhatian pada
karakteristik perilaku atau tipe kepribadian sebagai penyebab utama dalam
pilihan dan perkembangan karir seseorang. Kepribadian seseorang menurut
Holland merupakan hasil dari keturunan dan pengaruh lingkungan (Saputra, 2014).
Menurut John W. Santrock (Pilosusan, S., Afdal, A., & Yusuf, A., M., 2021) teori
Holland menjelaskan bahwa upaya harus dilakukan untuk memastikan bahwa
pilihan karir seseorang sesuai dengan kepribadian mereka.

Menurut Lent, Sheu, & Brown (Anggraini, 2020) penerapan teori


pilihan karir Holland melibatkan penilaian individu dalam beberapa tipe
kepribadian yang menonjol pada individu, yang kemudian dicocokkan sesuai
dengan tipe individu dan juga aspek lingkungan. Teori Holland juga memprediksi
bahwa semakin akurat kesesuaian antara karakteristik individu dan pekerjaan atau
pilihan karir seseorang, maka akan semakin memberikan pengaruh yang potensial
terhadap keberlangsungan karir, serta mempengaruhi kepuasan, kegigihan, dan
prestasi seseorang.

Teori pilihan karir John Holland (RIASEC) menyatakan bahwa dalam


memilih karir, orang lebih suka pekerjaan di mana mereka bisa berada di sekitar
orang lain yang seperti mereka. Mereka mencari lingkungan yang akan
memungkinkan mereka menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka, dan
mengekspresikan sikap dan nilai-nilai mereka, sambil mengambil masalah dan peran
yang menyenangkan (Amalianita & Putri, 2020). Holland membagi enam tipe
kepribadian yang berkorelasi dengan tipe lingkungan pekerjaan, yaitu:

1. Tipe Realistik

Orang-orang dengan tipe ini lebih menyukai aktivitas yang melibatkan


kecakapan gerak, benda-benda, dan realisme sedangkan hal-hal yang tidak disukai
yaitu sering menghindari situasi sosial yang memerlukan ekspresi diri yang bebas,
menghindari tugas-tugas intelektual dan tugas- tugas verbal yang memerlukan
memebaca, menghindari situasi kerja yang menekankan pada pakaian yang
pantas, berbicara dan tata karma yang konvensional. Orang-orang yang realistik
lebih suka bekerja pada pekerjaan seperti: fotografer, ahli mesin, pengawas
pembangunan, pilot, perwira angkatan bersenjata, montir mobil, operator radio,
tukang kayu, pelayan pompa bensin, penebang pohon, ahli mesin pesawat udara.
2. Tipe Investigative

Orang-orang pada tipe ini ditandai oleh sifat-sifat seperti analitis, rasional,
berdiri sendiri, radikal, abstrak, introvert, kritis, ingin tahu dan cerdas. Orang
dengan tipe seperti ini tidak menyukai situasi yang memerlukan keterampilan
sosial atau interaksi sosial dan lebih menyukai aktivitas dari permulaan sampai
selesai sehingga dapat mengekspresikan ketidaksosialannya, analitis, orientasi
yang imajinatif, membaca dan belajar bahasa-bahasa asing dan ilmu-ilmu fisik.
Orang-orang yang investigatif lebih suka bekerja pada pekerjaan seperti: ahli
ilmu fisika, ahli bedah, ahli kimia dan ahli matematika.
3. Tipe Artistik

Orang-orang pada tipe ini lebih menyukai aktivitas yang ambigu, bebas,
dan tidak tersistematisasi untuk menciptakan produk artistik, seperti lukisan,
drama dan karangan dan tidak menyukai aktivitas yang sistematik, teratur, dan
rutin. Orang-orang dengan tipe ini lebih suka bekerja pada pekerjaan seperti:
penyair, novelis, actor/artis, seniman, pengarang, dramawan, pemusik, dan
perancang busana.
4. Tipe Sosial
Orang dengan tipe ini lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang melibatkan orang
lain dengan penekanan pada membantu, mengajar, atau menyediakan bantuan
serta tidak menyukai aktivitas rutin dan sistematik yang melibatkan obyek dan
materi. Orang-orang dengan tipe ini suka bekerja pada pekerjaan seperti: wasit,
duta besar, dokter anak, pekerja sosial, kepala sekolah, konselor pribadi dan
pengajar.
5. Tipe Enterprising

Orang-orang pada tipe ini cenderung menyukai aktivitas yang dapat


memenuhi kebutuhan untuk menguasai orang lain, aktivitas yang
mengekspresikan keberanian mengambil resiko dan semangat yang besar serta
tidak menyukai aktivitas yang sistematik, abstrak, dan ilmiah. Orang- orang
dengan tipe enterprising juga ditandai oleh sifat-sifatnya yang persuasif, verbal,
ekstrover, penerimaan diri, percaya diri, keagresifan lisan (berbicara), dan
sifatsifat pamer atau suka memamerkan kecakap- kecakapannya. Orang dengan
tipe ini suka bekerja sebagai pedagang, manajer penjualan, promoter bisnis,
direktur perusahaan, dan manajer asuransi.
6. Tipe Konvensional

Orang-orang konvensional menguasai lingkungan fisik dan sosial dengan


memilih tujuan, nilai-nilai dan tugas-tugas yang didukung oleh adat kebiasaan
masyarakat. Orang tipe ini ditandai dengan sifat stereotip, praktis, tepat, control
yang baik, rapi, suka bergaul, dan menciptakan suatu kesan yang baik, namun
sedikit kurang fleksibel, konservatif, dan keras hati. Orang-orang dengan tipe ini
suka bekerja pada pekerjaan seperti: kasir bank, ahli pajak, analisis keuangan,
akuntan public, banker, manajer kantor, dan kepala tata usaha.

B. Karakteristik Teori Holland

Holland (Amalianita, B., & Putri, Y., E., 2019) menyatakan bahwa terdapat
beberapa karakteristik teori pilihan karir John Hollan ini, di antaranya yaitu:
1. Setiap orang adalah satu dari enam tipe kepribadian, yaitu Realistis, Investigatif,
Artistik, Sosial, Enterprising, dan Konvensional. Beberapa menyebut ini sebagai
Kode Holland atau RIASEC.
2. Orang-orang dari tipe kepribadian yang sama yang bekerja bersama menciptakan
lingkungan kerja yang sesuai dengan tipenya. Misalnya, ketika orang Artistik
bersama dalam suatu pekerjaan, mereka menciptakan lingkungan kerja yang
menghargai pemikiran dan perilaku kreatif- lingkungan Artistik.
3. Orang mencari lingkungan di mana mereka dapat menggunakan keterampilan
dan kemampuan mereka dan mengekspresikan nilai dan sikap mereka. Misalnya,
tipe Investigative mencari lingkungan Investigative, tipe Artistik mencari
lingkungan Artistik, dan sebagainya.
4. Orang yang memilih untuk bekerja di lingkungan yang mirip dengan tipe
kepribadiannya lebih mungkin berhasil dan puas. Misalnya, orang Artistik lebih
mungkin berhasil dan puas jika mereka memilih pekerjaan yang memiliki
lingkungan Artistik, seperti memilih untuk menjadi guru tari di sekolah menari-
lingkungan "didominasi" oleh orang-orang tipe Artistik di mana kemampuan
kreatif dan ekspresi sangat dihargai.
C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Holland

1. Kelebihan dari teori Holland adalah sebagai berikut:

a. Teori Holland dinilai sebagai teori komperhensif karena meninjau pilihan


okupasi sebagai bagian dari keseluruhan pola hidup individu.
b. Salah satu teori pengembangan karir yang paling banyak diteliti dan
diterapkan.
c. Menggabungkan beberapa konstruksi dari psikologi kepribadian, perilaku
vokasional, dan psikologi sosial, termasuk juga teori persepsi diri dan
stereotip sosial.
2. Kekurangan dari teori Holland adalah sebagai berikut:

a. Kurang ditinjau dari proses perkembangan yang melandasi keenam tipe


kepribadian dan tidak menunjukkan fase-fase tertentu dalam proses
perkembangan itu serta akumulasi rentang umur.
b. Kekurangan mengenai tahap-tahap atau tingkat yang dapat dicapai oleh
seseorang dalam bidang okupasi tertentu, Holland menunjuk pada taraf
intelegensi yang memungkinkan tingkat pendidikan sekolah tertent, namun
dipertanyakan apakah masih ada faktor-faktor lainnya.
D. Penerapan dalam Pelayanan Konseling di Sekolah dan Luar Sekolah
Teori Holland memberikan perhatian pada karakteristik perilaku atau tipe
kepribadian sebagai penyebab utama dalam pilihan dan perkembangan karir individu.
Salah satu implikasi nyata teori Holland untuk konseling karir adalah bahwa praktisi
dapat membantu klien menilai kepentingan dan lingkungan kerja mereka dan
memahami hubungan di antara mereka. Dalam implementasi teori Holland ini di
sekolah, guru BK dapat memberikan layanan yang sesuai dengan kebutuhan siswa
dan nantinya bisa mempersiapkan siswa, baik dari pemahaman maupun keterampilan
siswa dalam penentuan pemilihan karir hingga pada akhirnya nanti siswa bisa
memilih karir yang tepat.

1. Layanan Informasi Klasikal

Prayitno (2012) mengemukakan layanan informasi bermaksud


memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang
berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau
untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki. Dengan
demikian, layanan informasi merupakan perwujudan dari fungsi pemahaman
pelayanan BK.
Berkaitan dengan bimbingan karier maka informasi tentang dunia
pekerjaan mencakup semua data mengenai jenis-jenis pekerjaan yang ada di
masyarakat, mengenai gradasi posisi dalam lingkup suatu jabatan, mengenai
persyaratan tahap dan jenis pendidikan, mengenai sistem klasifikasi jabatan, dan
mengenai prospek masa depan berkaitan dengan kebutuhan riil masyarakat akan
corak pekerjaan tertentu.
2. Layanan Konseling Karir

Salah satu implikasi nyata teori Holland untuk konseling karir adalah bahwa
praktisi dapat membantu klien menilai kepentingan dan lingkungan kerja mereka
dan memahami hubungan di antara mereka. Cukup mengembangkan struktur
kognitif atau kerangka kerja untuk melihat diri mereka dan pekerjaan sangat
membantu banyak orang. Beberapa konselor karir mengatur dan mereferensi
karir dan informasi pekerjaan mereka sesuai dengan jenis Holland,
menggunakan kode tiga poin yang sesuai dengan jenis yang paling menonjol. Ini
memudahkan proses matc hing interest dan environment (Suryani, 2020).
DAFTAR RUJUKAN

Afandi, M. (2011). Tipe Keribadian dan Model Lingkungan dalam Perspektif


Bimbingan Karier John Holland. Riau : State Islamic University of Sultan Syarif
Kasim II.

Amalianita. B. Putri. Y.,E. (2019). Perspektif Holland Theory serta Aplikasinya dalam
Bimbingan dan Konseling Karir. JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia), 4(2).

Anggraini, W. Kurniawan, F. Susilawati, S. Hasna, A. (2020). Validitas dan Realibilitas


Instrumen Teori Pilihan Karir Holland di Indonesia. Bulletin of Counseling and
Psychotherapy, 2(2), 68-73.

Putri, R. D. Sari, S. P. (2018). Implementation of John Holland's Career Theory in


Guidance and Counseling. ENLIGHTEN: Jurnal Bimbingan Konseling Islam,
1(2), 126-132.

Susan, S. P. Afdal, A. Yusuf, A. M. (2021). Konsep Dasar Career Exploration dalam


Perspektif Teori Holland. SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling,
6(2), 149-156.

Anda mungkin juga menyukai