Anda di halaman 1dari 8

KASUS MATERI PENGENDALIAN EMOSI

A. KASUS PENGARUH ABNORMALITAS OTAK LOBUS PRAFRONTAL PADA PERUBAHAN


KEPRIBADIAN/PERILAKU EMOSI PHINEAS GAGE
Pada tahun 1848, Phineas Gage, seorang mandor konstruksi berusia 25 tahun
untuk Rutland dan Burlington Railroad, adalah korban kecelakaan kerja. Untuk
mebangun seseuatu, medan tanah harus diratakan. Gege bertugas mengebor lubang di
batu, menuangkan bubuk mesiu ke masing-masing lubang, menutupinya dengan pasir,
dan memadatkan material ke bawah dengan pipa besi yang panjang sebelum
meledakkannya. Kemudian, bubuk mesiu meledak saat Gage sedang memadatkannya,
meluncurkan besi setebal 3 cm dan sepanjang 90 cm ke wajah, tengkorak, dan otaknya.
Hebatnya, Gage selamat dari kecelakaan tersebut, tapi hal itu membuatnya berubah
sepenuhnya. Sebelum kecelakaan itu, Gage dikenal bertanggung jawab, cerdas, orang
yang mampu beradaptasi dengan baik secara sosial, yang disukai oleh teman-teman dan
rekan kerjanya. Setelah pulih, dia tampak berbadan sehat dan memiliki intelektual yang
sama seperti sebelumnya, tetapi kepribadian dan emosionalnya benar-benar berubah.
Dulunya ia seorang pria yang religius, penuh hormat, dapat diandalkan, Gage berubah
menjadi tidak sopan dan impulsif. Secara khusus, mulutnya penuh kata-kata kotor yang
menyinggung banyak orang. Dia menjadi sangat tidak bisa diandalkan dan tidak bisa
diandalkan sehingga ia kehilangan pekerjaannya. Gage pun berpergian tak berarah,
menjelajahi negara selama selusin tahun sampai kematiannya di San Francisco.
Kecelakaan yang dialaminya dan pemulihannya sebelumnya di liput berita besar di
seluruh dunia, tetapi kematiannya tidak diketahui oleh siapaun. Lima tahun kemudian,
ahli saraf John Harlow diberikan izin dari keluarga Gage untuk menggali mayat dan
serpihan besi saat kecelakaan terjadi untuk mempelajarinya. Sejak itu, tengkorak Gage
dan besi tersebut telah dipajang di Warren Anatomical Medical Museum di Universitas
Harvard.
B. KASUS PENGARUH ABNORMALITAS AMIGDALA TERHADAP PERUBAHAN
KEPRIBADIAN/ PERILAKU EMOSI PADA INDIVIDU BERNAMA CHARLES WHITMAN
Setelah makan bersama ibu dan istrinya Charles Whitman pulang kerumah dan
menuliskan surat untuk hal yang akan ia lakukan dimasa depan.Dalam surat itu tertulis
banyak hal-hal gila. Secara khusus Ia meminta otaknya untuk di otopsi ia yakin kalau
para psikiater akan mengetahui masalah yang menyebabkan gangguannya. Dari semua
laporan orang disekitar kehidupannya, Whitman adalah orang yang baik. Setelah lulus
sekolah menengah pada usia 17, dia mendaftar ke tentara US, di mana ia memantapkan
dirinya sebagai seorang sniper. Setelah keluar, dia masuk ke University of Texas untuk
belajar teknik arsitektur dan memiliki karir yang sangat luar biasa dari situ. Namun
demikian, pada malam 1 Agustus 1966, Whitman membunuh istri dan ibunya. Secara
jelas Dia memang cinta mereka berdua, tapi dia tidak ingin mereka menghadapi akibat
dari apa yang akan ia lakukan di masa depan. Keesokan paginya, sekitar pukul 11:30,
Whitman pergi ke Menara di University of Texas, membawa enam senjata, amunisi,
beberapa pisau, makanan, dan air. Dia memukul resepsionis sampai mati dan
menembak empat orang lagi dalam perjalanan ke dek observasi. Saat diatas menara, dia
menembaki orang-orang yang melintasi kampus dan di jalan-jalan terdekat. Akurasinya
sangat mematikan Dia membunuh orang sejauh 300 meter jauhnya. Pukul 01.24 siang
itu, polisi berusaha masuk dan menembak Whitman sampai mati. 17 orang, termasuk
Whitman, telah terbunuh, dan 31 lainnya telah terluka (Helmer, 1986). Setelah Whitman
meinggal kepolisian melakukan otopsi sesuai permintaan di surat yang telah ia buat
sebelumnya. Hasil otopsi menunjukkan ternyata ada tumor sebesar biji kenari di
amigdalanya.
C. Testosteron dan perilaku kekerasan
Hasil penelitian yang melibatkan 692 narapidana pria dewasa untuk di tes kadar
testosteronnya dan dihubungkan dengan tindakan kriminal yang mereka lakukan.
Dalam penelitian tersebut didapatkan bahwa tindakan kriminal pemerkosaan dan
pembunuhan di dominasi dengan orang-orang yang memiliki kadar testosteron tinggi .
Sedangkan tindakan kriminal seperti pencurian dan penyalahgunaan narkoba memiliki
sebaran yang merata baik orang yang memiliki kadar testosteron tinggi maupun rendah.
Dalam penelitian ini juga didapatkan bahwa narapidana dengan tingkat testosteron yang
lebih tinggi juga melanggar lebih banyak aturan di penjara ( Dabbs, Carr, Frady & Riad,
1995)
D. Kasus S.P., Wanita yang Tidak Bisa Melihat Ketakutan
Pada usia 48 tahun, amigdala kanan S.P. dan jaringan sekitarnya diangkat untuk
pengobatan epilepsi. Karenana amigdala kirinya telah rusak, dia sebenarnya memiliki
kerusakan amigdala bilateral. Setelah operasinya, S.P. memiliki IQ di atas rata-rata dan
kemampuan persepsinya secara umum normal. Relevansi khusus adalah kenyataan
bahwa dia tidak mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi wajah atau mengekstraksi
informasi dari orang lain (informasi tentang usia atau jenis kelamin). Namun, S.P.
memang memiliki defisit pasca operasi yang parah dalam mengenali ekspresi wajah
ketakutan dan defisit yang kurang mencolok dalam mengenali ekspresi wajah jijik, sedih,
dan bahagia. Sebaliknya, S.P. tidak mengalami kesulitan menentukan emosi mana yang
akan menyertai kalimat tertentu. Juga, dia tidak mengalami kesulitan menggunakan
ekspresi wajah atas permintaan untuk mengekspresikan berbagai emosi ( Anderson &
Phelps, 2000).

KASUS MATERI PERILAKU SEKSUAL


A. KASUS INTERSEX
Contoh kasus pada pria interseks di Thailand yang punya dua alat kelamin Ek
terlahir dengan alat kelamin perempuan dan laki-laki yang tersembunyi secara fisik, dan
ia diperlakukan sebagai perempuan sejak ia lahir.Saat tumbuh dewasa, ia tidak sadar ia
memiliki penis di dalam vaginanya.Ia dibesarkan sebagai perempuan, sehingga ia
memakai rok ke sekolah, tapi ia ingat saat itu ia tidak menyukai hal-hal yang
dianggapnya "terlalu perempuan". Saat SMA, tubuhnya membesar dan ia memiliki fisik
yang berotot.Perubahan ini membuatnya berhadapan dengan pengalaman yang
mengubah hidupnya.Ia adalah calon atlet dan mencatatkan prestasi baik di lari cepat
jarak pendek 100 meter, ia sangat cepat sampai-sampai ia menorehkan rekor sekolah.Ia
bersaing -sebagai perempuan-- di setiap turnamen di provinsi tempat tinggalnya dan ia
hampir saja mewakili Thailand, ketika ia harus kehilangan kesempatan
tersebut.Seseorang komplain agar Ek membuktikan gendernya. Hasil tes menunjukkan
ia memiliki kromosom pria, sehingga ia langsung didiskualifikasi dari kompetisi.
B. KASUS FEMINASI TESTICULAR
Di rs palihan dan masuk di rs. Dr. sadjito ada kasus pada Pada anamnesis
didapatkan bahwa sejak usia 4 tahun diketahui alat kelamin luar anaknya tidak lengkap,
namun tidak diperiksakan. Keadaan umum baik, tinggi 125 cm, berat badan 24 kg, aktif,
berpakaian perempuan, sadar, komunikatif. Jantung, paru, abdomen dan ekstremitas
normal. Tanda-tanda seksual sekunder ke arah perempuan, yakni petumbuhan
payudara, dan lemak subkutan yang tebal. Genitalia eks ternal tidak lengkap, tampak
bangunan seperti klitoris yang lebih besar dari pada normal, bangunan seperti labium
mafus, vagina tidak ada, namun orifisium uretra eksternum dan anus normal. Dari
pemeriksaan fisik lebih lanjut dida patkan adanya testis kanan pada labium majus dan
testis kiri intrakanalikular inguinal. pada kasus sindroma feminisasi testikular biasanya
pasien akan mencari pertolongan dokter oleh karena amenore primer ataupun tidak
lengkapnya genitalia eksterna (Alkaf et al., 2000).
C. KASUS GAY
Kasus yang terjadi di Indonesia adalah kasus penyalahgunaan tampat gym di
Jakarta Utara . Para homoseksual tersebut menggunakan tempat yang seharusnya
menjadi tempat untuk berolahraga tersebut menjadi tempat untuk pesta seks sesama
jenis . Gay yang menggunakan Atlantis Gym ini beranggotakan 141 gay. Ke-126 pria gay
dan homoseks ini dipulangkan lantaran tak terbukti ikut serta pesta seks sesama jenis,
bertema 'The Wild One' tersebut 2 . Pelanggaran hukum yang dilakukan ditempat
tersebut bukan hanya penyimpangan seksual , tetapi juga melakukan pesta narkoba dan
sabu . Pihak berwenang menggrebek ruko yang berkedok gym dan spa itu dikarenakan
warga banyak yang melaporkan dan curiga terhadap tempat gym tersebutyang
beroprasi sampai larut malam.
D. KASUS LESBIAN
Salah satu kasus penyimbangan yaitu lesbi yang terjadi di Indonesia tepatnya
Makasar. Empat remaja perempuan yang diduga pasangan lesbian terciduk polisi saat
lagi berkumpul di salah satu indekos. Keempat remaja perempuan itu berinisial AF (14),
masih berstatus pelajar, SM (18) pengangguran, NM (17) juga masih pelajar dan NH (20)
pengangguran. Dari pemeriksaan polisi, keempatnya mengaku pasangan kekasih. Dan
menjelaskan bahwa kasus ini terungkap berawal saat AF yang dilaporkan hilang oleh
orang tuanya ke kantor Polsek Tamalanrea. Laporan yang masuk bahwa remaja ini
dibawa pergi oleh pacarnya. Sepekan dalam pencarian, remaja itu akhirnya ditemukan
di indekos Sm bersama dua perempuan lainnya. Mereka yang ternyata masing-masing
pasangan kekasih ini terciduk dalam operasi Pekat.

KASUS MATERI GANGGUAN PSIKOLOGIS

A. KASUS GANGGUAN KECEMASAN


M.R. adalah seorang wanita berusia 35 tahun yang memiliki ketakutan patologis
untuk meninggalkan rumah. Kejadian ini awal masalahnya terjadi secara tiba-tiba. Saat
itu ia sedang berdebat dengan suaminya, dia pergi keluar untuk mengirim surat dan
menenagkan diri, tapi sebelum dia melakukan hal tersebut, ia merasakan rasa pusing
dan ketakutan. Dia dengan segera kembali ke rumahnya dan jarang keluar, selama
kurang lebih 2 tahun. Kemudian, dia secara bertahap mulai membaik. Pemulihannya
tiba-tiba berhenti, setelah mengalami kematian saudara perempuannya dan
pertengkaran lagi dengan suaminya. Setelah pertengkaran itu, dia menutuskan untuk
pergi berbelanja, kemudia ia kembali merasakan sensasi yang sama dua tahun lalu ia
panik, dan berusaha pulan sambal diantar oleh orang. Setelah kejadian itu, dia tidak bisa
meninggalkan rumahnya sendiri tanpa mengalami serangan kecemasan/panic attack.
Tak lama setelah meninggalkan rumah sendirian, dia akan merasa pusing dan
berkeringat, dan hatinya akan mulai berdebar. pada saat itu, dia akan terus kembali ke
rumah untuk menghindari serangan panik penuh. Meskipun M.R. bisa keluar jika dia
dikawal oleh suaminya atau salah satu anaknya, dia merasakan cemas dan ketakutan itu
selama ini.

B. KASUS SKIZOFRENIA
Tn. H, 29 tahun, seorang petani dating dibawa oleh keluarga ke UGD RSJ Provinsi
Lampung pada tanggal 21 Mei 2018. Pasien Cahyaningsih FR, Claudia Joy Hotmaulina
Hutauruk |Laporan KasusSkizofrenia Paranoid pada Laki-Laki Usia 29 Tahun Majority |
Volume 8 | Nomor 1| Maret 2019| 52 datang dalam keadaan terikat, gelisah, dan
memberontak. Hasil autoanamnesis dari ayahdidapatkan bahwa pasien sebelumnya
bekerja di Jakarta pada tahun 2014, kemudian pasien mengalami putus cinta dan
mengalami perubahan-perubahan hingga akhirnya pulang
ke Lampung tahun 2017. Setelah itu pasien tampak sering melamun, berbicara dan
tertawa sendiri, serta memiliki kepercayaan yang salah bahwa dirinya sudah menikah
dan memiliki anak. Keluarga sudah mencoba pengobatan tradisional namun tidak ada
perubahan sehingga pasien dibawa ke RSJ Provinsi Lampung. Pemeriksaan fisik
didapatkan setelah pasien tenang di bangsal perawatan pada tanggal 2 Juni 2018. Saat
wawancara, keadaan umum pasien compos mentis, penampilan sesuai usia, pasien
duduk tenang dan dapat menjawab semua pertanyaan degan baik, kontak mata dengan
pertanyaan, kuantitas dan kualitas cukup. Pada pasien didapatkan mood disforik, afek
terbatas, dan keserasian cukup serasi. Pada pasien juga ditemukan adanya riwayat
halusinasi auditorik, waham kejar, rujukan, kebesaran dan waham sistematik. Pasien
memiliki tilikan satu serta Reality Testing of Ability ditemukan gangguan dalam
kemampuan menilai realitas. Pasien mendapatkan terapi psikofarmaka berupa
risperidone 2 x 2mg, serta psikoterapi padapasien dan keluarga pasien berupa edukasi
mengenai penyakit dan pengobatan yang diberikan pada pasien.

C. Depresi
Dalam silsilah keluarga van Gogh tidak ada yang pernah mengidap gangguan
mental seperti yang dialami sang pelukis. Semenjak kecil, van Gogh adalah anak dengan
suasana hati yang mudah berubah, hanya mau mengikuti keinginannya sendiri, dan
terkadang menyebalkan menurut orang di sekitarnya. Sifat dan fisiknya ini diduga
muncul karena ia pernah mengalami trauma kepala pada masa kecilnya.Perubahan
suasana hati yang tidak stabil ini bertambah parah semakin ia beranjak dewasa, mulai
dari tidak bisa mempertahanakan pekerjaannya sebagai pelukis karena depresi, hingga
terancam akan dimasukkan ke rumah sakit jiwa oleh ayahnya. Karena
ketidakstabilannya, Vincent masih bergantung pada saudaranya, Theo, dalam hal
finansial. Oleh karena itu, ia sering berkirim surat dengan Theo. Dalam surat-suratnya ini
ia menceritakan berbagai hal, mulai dari penggunaan absentine dan cognag sebagai
sarana koping dari emosinya yang tidak stabil, hingga bagaimana ia menggunakan seni
untuk menumpahkan perasaannya.Kondisi Vincent van Gogh bertambah parah seiring
berjalannya waktu, perubahan suasana hati yang tidak dapat diprediksi dari euphoria ke
depresi menjadi lebih sering terjadi. Ia sendiri tidak dapat memahami apa yang terjadi
padanya, terkadang ia merasakan kecemasan yang parah tanpa alasan, terkadang ia
merasa kosong dan terkadang ia merasa sangat melankolis.Kejadian paling buruk adalah
saat ia mengejar rekannya, Gauguin, dengan pisau tanpa alasan yang jelas, kemudian ia
memotong telinganya sendiri untuk diberikan pada Rachel, pelacur favoritnya.
Tindakannya ini membuat Vincent pingsan dan harus dibawa ke rumah sakit. Di rumah
sakit keadaannya bertambah parah sampai ia harus diletakkan dalam ruang isolasi
selama 3 hari. Anehnya, setelah keadaannya membaik, Vincent tidak mengingat apapun
yang terjadi sebelumnya.Saat itu, Vincent didiagnosa dengan epilepsi dan diberikan
potasium bromide sebagai obat. Setelah diberikan obat, Vincent mengaku ia merasa
lebih baik, halusinasinya berkurang namun depresinya tidak membaik, namun Vincent
juga tau bahwa ia tidak akan bisa benar-benar lepas dari episodenya. Setelah itu ia
masih mengalami beberapa kali episode berat hingga ia mengalami episodenya yang
terlama dan terakhir yang berlangsung dari bulan februari hingga april 1890.Setelah
Theo berkeluarga, Vincent merasa hubungannya dengan saudaranya terancam. Ia
menuliskan dalam suratnya bahwa jika ia tidak memiliki pertemanan dengan Theo, ia
pasti sudah bunuh diri. Tiga hari kemudian, Vincent menembak dirinya sendiri di perut
bagian atas di padang rumput di area luar Auvers. Ia meninggal 2 hari kemudian dengan
Theo disisinya

D. Biopolar
Tahun 2009, Andriani Marshanda pernah meluapkan emosi kesedihan dan
kemarahan dalam rekaman video yang publikasikan di Youtube. Sebagai artis yang
dikenal banyak orang, video itu pun langsung menjadi perbicangan hangat. Berbagai
komentar muncul meski publik tak tahu pasti apa yang terjadi dan dirasakan Marshanda
saat itu. Beberapa tahun kemudian, Marshanda mengaku saat itu sedang depresi,
halusinasi, hingga tidak bisa tidur. Ia juga memendam rasa sedih karena orangtuanya
bercerai sejak ia masih kecil. Di tahun 2009 itu, wanita yang akrab disapa Caca ini
ternyata juga didiagnosis gangguan jiwa bipolar oleh dokter.
Di usia 20 tahun itu, Caca mengabaikan diagnosis dokter. Ia juga tak paham betul apa itu
bipolar. Menurut Caca, mereka yang lebih cenderung menggunakan otak kanan dalam
berpikir adalah orang lebih bisa mengerti dirinya saat itu. “Aku bertemu dengan
lingkungan yang bagi mereka tuh bipolar bukan sakit dan mereka membuat aku merasa,
aku enggak mengerikan. Mereka membuat aku merasa normal kalau aku nangis.
Mereka Sementara ketika bertemu orang-orang yang lebih cenderung otak kiri, Caca
merasa dipandang berbeda. “Mereka lihat orang ekspresif, bingung karena mereka
enggak gitu. Ketika aku blak-blakan, terlalu terbuka, mereka enggak nyaman. Mungkin
maksud mereka enggak begitu ya,” kata ibu satu anak ini. Pemain sinetron Bidadari itu
akhirnya lebih memilih bergaul dengan orang-orang yang mendukungnya dan mengerti
kondisinya. Menerima kenyataan Caca sempat mengalami penolakan yang cukup lama
terhadap penyakitnya. Empat tahun kemudian, ia baru benar-benar bisa menerima
terkenagangguan bipolar.

E. KASUS TOURATTE
Ketika R.G. berusia 15 tahun, ia mengembangkan tics (gerakan atau vokalisasi
yang tidak disengaja, berulang, stereotipik). Untuk minggu pertama, tics-nya hanya
sekedar berkedip-kedip, tetapi setelah itu gejalanya mulai terlihat pada bagian tubuh
lainnya, terutama lengan dan kaki . R.G. dan keluarganya sangat religius, jadi itu hal
yang menyedihkan ketika tics yang dialami R.G membuat dirinya berkata kasar . Dia
mulai mengutuk berulang-ulang tanpa sadar. Kutukan.berkata kasar yang tidak disengaja
adalah gejala umum sindrom Tourette dan beberapa gejala gangguan psikiatri dan
neurologis lainnya. R.G. juga mulai memunculkan perilaku menggonggong seperti
anjing. Akhirnya, dia mengembangkan echolalia, yaitu kondisi medis yang diamana
indivdu akan mengulang kata/ucapan yang barusaja terdengar. Ketika ibunya berkata,
“Makan malam sudah siap,” dia menjawab, “Sudah siap, apakah—siap." Sebelum
timbulnya gejala RG, dia adalah seorang siswa palign cerdas di sekolahnya, ia selalu
tampak bahagia dan memiliki kepribadian yang ramah dan menarik. Begitu gejalanya
timubul dan memparah, dia sering dicemooh, ditertawakan, dan diejek oleh teman-teman
sekolahnya. Dia kemudia menjadi cemas, depresi, dan mulai menutup diri yang
menyebabkan nilai-nilainya anjlok. Ketika R.G dibwa ke psikiater oleh orang tuanya,
kondisinya langsung didiagnosis ternyata diiketahui dari hasi diagnosis psikiater R.G
mengalami gejala Tourette sindrom.
KASUS KECELAKAAN BUS PARIWISATA SURABAYA-MOJOKERTO
Terjadi kecelekaan lalu lintas di jalan tol Surabaya-Mojokerto di KM 712-400 pada senin pagi
yang melibatkan sebuah bus pariwisata yang berpenumpang dan menabrak tiang pesan di sisi
kiri jalan tol. Berdasarkan investigasi kepolisian awalnya 13 orang penumpang ditemukan tewas
dan belasan lainnya luka berat langsung dibawakan kerumah sakit terdekat,kemudian korban
bertambah menjadi 14 orang setelah satu meninggal dirumah sakit. Menurut Kasat Lantas
Polresta Mojokerto AKP Heru Budi Santoso Kronologis kejadiannya adalah sebagai berikut yang
dilansir dari berbagai media masa yang cukup kredibel seperti Kompas TV, Liputan 6,dan CNN.
Awalnya bus pariwisata tersebut sedang berangkat dari Yogyakarta ke Surabaya kemudian saat
berada di jalan tol mojokerto KM 712-400 bus tersebut oleng ke kiri dan menabrak tiang pesan
yang ada disana sehingga menyebabkan benturan keras dan mobilnya pun hingga terguling-
guling ke sisi kanan jalan tol, alhasil kejadian ini menyebabkan begitu banyak korban dari
penumpang bus tersebut diketahui sopir tersebut yang bernisial AF selamat atas kejadian
tersebut langsung dilarikan ke rumah sakit dan diperiksa oleh kepolisian. Berdasarkan
investigasi Komite Nasional Keselamatan Tranportasi (KNKT) dan Dinas Perhubungan provinsi
Jawa Timur, Penyebab kecelakaan bukan karena kondisi kenderaan dan jalan yang tidak layak
tapi murni kelalaian sopir bus cadangan tersebut. Tidak ada ditemukan indikasi ketidaklayakan
kenderaan dari segi rem, mesin, dan sebagainya. Namun tidak ditemukan adanya bekas
penggunaan rem sebelum kecelakaan terjadi, Oleh karena itu dari hasil investigasi tersebut
diduga kalau supir mengantuk terlihat dari respon sebelum bentrokan ia tidak ada melakukan
upaya mengerem dan sebagainya. Selain itu ditemukan bahwa supir bus diduga menggunakan
sabu berdasarkan tes darah yang dilakukan kepolisian mengenai kapan terakhir dia
menggunakannya dan darimana ia mendapatkan barang terlarang tersebut masih dalam
penelusuran yang lebih mendalam dari pihak kepolisian.

Anda mungkin juga menyukai