2 Maret 2016
Nasikhatun Najah )
Kharis Raharjo )
Rita Andini )
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode Activity Based Costing
System dalam kaitannya dengan penentuan tarif jasa rawat inap pada RSU RA. Kartini Jepara
dan untuk mengetahui perbandingan besarnya tarif jasa rawat inap dengan menggunakan
metode yang diterapkan rumah sakit selama ini dengan metode Activity Based Costing System
pada RSU RA. Kartini Jepara. Serta menjadi salah satu masukan yang memberikan informasi
mengenai metode Activity Based Costing System terutama dalam penerapannya pada sebuah
rumah sakit yang orientasi utamanya adalah pelayanan masyarakat.
Penelitian ini dilaksanakan pada RSU RA. Kartini Jepara yang terletak di Jl. K. H.
Wahid Hasyim No. 175 Bapangan Jepara. Metode analisis yang digunakan adalah dengan
menggunakan metode deskriptif komparatif yaitu analisis tarif rumah sakit saat ini, menetapkan
metode biaya berdasarkan Activity Based Costing System, kemudian membandingkan tarif jasa
rawat inap rumah sakit berdasarkan Activity Based Costing System dengan realisasinya. Data-
data penelitian didapat dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi dengan bagian
keuangan dan bidang pelayanan medik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari perhitungan tarif rawat inap dengan
menggunakan Activity Based Costing System, apabila dibandingkan dengan tarif yang
digunakan oleh rumah sakit maka Activity Based Costing System memberikan hasil yang lebih
besar untuk Kelas I sebesar Rp. 126.972,14, Kelas II sebesar Rp. 124.359,04, dan Kelas III
sebesar Rp. 119.076,10. dan memberikan hasil yang lebih kecil untuk Kelas VIP A sebesar Rp.
147.354,06, dan VIP B sebesar Rp. 139.736,68. Terjadinya selisih harga dikarenakan pada
metode Activity Based Costing, pembebanan biaya overhead pada masing-masing produk. Pada
metode akuntansi biaya tradisional biaya overhead pada masing-masing produk hanya
dibebankan pada satu cost driver saja, yaitu jumlah hari rawat inap pasien sehingga dalam
perhitungan harga pokok tidak memperoleh hasil yang tepat. Akibatnya cenderung terjadi
distorsi pada pembebanan biaya overhead. Sedangkan pada metode ABC, biaya overhead pada
masing-masing produk dibebankan pada banyak cost driver. Sehingga dalam metode ABC,
telah mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap kamar secara tepat berdasarkan
konsumsi masing-masing aktivitas, yaitu: jumlah hari rawat inap, jumlah pasien dan luas
ruang per kelas sehingga perhitungan harga pokok dan harga jual jasa lebih tepat dan akurat.
Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Unpand
Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Unpand
Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Unpand
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
Resources
Komponen-komponen Biaya
Penentuan Tarif
Hasil/Laporan Hasil
Penelitian
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
Hasil Penelitian
Perhitungan biaya berdasarkan activity based costing
Tabel 2. Perhitungan Tarif Jasa Rawat Inap Kelas VIP A RSU RA. Kartini Jepara tahun 2014
Jumlah
Tarif Cost
No. Aktivitas Cost Total (Rp)
Driver
Driver
1 Biaya Gaji Perawat 21.294,31 2.992 63.712.579,91
2 Biaya Administrasi 9.879,42 823 8.130.759,96
3 Biaya Penyusutan Gedung 69.304,66 420 29.107.957,09
4 Biaya Penyusutan Peralatan dan Mesin 1.877,99 2.992 5.618.951,93
5 Biaya Listrik 5.749,44 2.992 17.202.334,95
6 Biaya Air 129,04 2.992 386.081,18
7 Biaya Telpon, Internet, Fax 290,59 2.992 869.447,88
8 Alokasi Biaya Instalasi IPSRS 1.176,96 2.992 3.521.453,10
9 Alokasi Biaya Gizi 50.618,23 2.992 151.449.744,16
10 Alokasi Biaya Laundry 2.373,72 2.992 7.102.156,91
11 Alokasi Biaya Tidak Langsung 186.855,26 823 153.781.880,70
Total Biaya 440.883.347,78
Lama Hari Pemakaian 2.992
Tarif Rawat Inap per kamar 147.354,06
Sumber: Data diolah
Tabel 3. Perhitungan Tarif Jasa Rawat Inap Kelas VIP B RSU RA. Kartini Jepara tahun 2014
Jumlah
Tarif Cost
No. Aktivitas Cost Total (Rp)
Driver
Driver
1 Biaya Gaji Perawat 21.294,31 2876 61.242.439,78
2 Biaya Administrasi 9.879,42 674 6.658.726,87
3 Biaya Penyusutan Gedung 69.304,66 420 29.107.957,09
4 Biaya Penyusutan Peralatan dan Mesin 1.877,99 2876 5.401.104,87
5 Biaya Listrik 5.749,44 2876 16.535.399,50
6 Biaya Air 129,04 2876 371.112,80
7 Biaya Telpon, Internet, Fax 290,59 2876 835.739,34
8 Alokasi Biaya Instalasi IPSRS 1.176,96 2876 3.384.926,18
9 Alokasi Biaya Gizi 50.618,23 2876 145.578.029,48
10 Alokasi Biaya Laundry 2.373,72 2876 6.826.805,91
11 Alokasi Biaya Tidak Langsung 186.855,26 674 125.940.446,65
Total Biaya 401.882.688,46
Lama Hari Pemakaian 2876
Tarif Rawat Inap per kamar 139.736,68
Sumber: Data diolah
Tabel 4. Perhitungan Tarif Jasa Rawat Inap Kelas I RSU RA. Kartini Jepara tahun 2014
No. Aktivitas Tarif Cost Jumlah Total (Rp)
Driver Cost
Driver
1 Biaya Gaji Perawat 21.294,31 1937 41.247.081,31
2 Biaya Administrasi 9.879,42 293 2.894.669,10
3 Biaya Penyusutan Gedung 69.304,66 527 36.523.555,68
4 Biaya Penyusutan Peralatan dan Mesin 1.877,99 1937 3.637.670,42
5 Biaya Listrik 5.749,44 1937 11.136.672,06
6 Biaya Air 129,04 1937 249.946,28
7 Biaya Telpon, Internet, Fax 290,59 1937 562.874,51
8 Alokasi Biaya Instalasi IPSRS 1.176,96 1937 2.279.764,26
9 Alokasi Biaya Gizi 45.465,32 1937 88.066.324,84
10 Alokasi Biaya Laundry 2.373,72 1937 4.597.887,01
11 Alokasi Biaya Tidak Langsung 186.855,26 293 54.748.591,79
Total Biaya 245.945.037,26
Lama Hari Pemakaian 1.937
Tarif Rawat Inap per kamar 126.972,14
Sumber: Data diolah
Tabel 5. Perhitungan Tarif Jasa Rawat Inap Kelas II RSU RA. Kartini Jepara tahun 2014
Jumlah
Tarif Cost
No. Aktivitas Cost Total (Rp)
Driver
Driver
1 Biaya Gaji Perawat 21.294,31 1.803 38.393.643,57
2 Biaya Administrasi 9.879,42 256 2.529.130,68
3 Biaya Penyusutan Gedung 69.304,66 540 37.424.516,26
4 Biaya Penyusutan Peralatan dan Mesin 1.877,99 1.803 3.386.019,50
5 Biaya Listrik 5.749,44 1.803 10.366.246,63
6 Biaya Air 129,04 1.803 232.655,21
7 Biaya Telpon, Internet, Fax 290,59 1.803 523.935,33
8 Alokasi Biaya Instalasi IPSRS 1.176,96 1.803 2.122.052,12
9 Alokasi Biaya Gizi 42.776,70 1.803 77.126.390,10
10 Alokasi Biaya Laundry 2.373,72 1803 4.279.809,13
11 Alokasi Biaya Tidak Langsung 186.855,26 256 47.834.947,10
Total Biaya 224.219.345,62
Lama Hari Pemakaian 1.803
Tarif Rawat Inap per kamar 124.359,04
Sumber: Data diolah
Tabel 6. Perhitungan Tarif Jasa Rawat Inap Kelas III RSU RA. Kartini Jepara tahun 2014
Jumlah
Tarif Cost
No. Aktivitas Cost Total (Rp)
Driver
Driver
1 Biaya Gaji Perawat 21.294,31 4.161 88.605.630,01
2 Biaya Administrasi 9.879,42 786 7.765.221,54
3 Biaya Penyusutan Gedung 69.304,66 600 41.582.795,84
4 Biaya Penyusutan Peralatan dan Mesin 1.877,99 4.161 7.814.324,53
5 Biaya Listrik 5.749,44 4.161 23.923.434,40
6 Biaya Air 129,04 4.161 536.926,41
7 Biaya Telpon, Internet, Fax 290,59 4.161 1.209.148,60
8 Alokasi Biaya Instalasi IPSRS 1.176,96 4.161 4.897.314,96
9 Alokasi Biaya Gizi 39.028,02 4.161 162.395.591,22
10 Alokasi Biaya Laundry 2.373,72 4.161 9.877.030,39
11 Alokasi Biaya Tidak Langsung 186.855,26 786 146.868.236,00
Total Biaya 495.475.653,90
Lama Hari Pemakaian 4.161
Tarif Rawat Inap per kamar 119.076,10
Sumber: Data diolah
Perbandingan Tarif Jasa Rawat Inap RSU RA. Kartini Jepara dengan Tarif Jasa Rawat
Inap menggunakan Metode ABC.
Tabel 7. Perbandingan Tarif Jasa Rawat Inap RSU RA. Kartini Jepara dengan Tarif Jasa Rawat
Inap menggunakan Metode ABC
Tarif Tarif
Selisih Hasil
No. Kelas RSU RA. Kartini Metode ABC
Perbandingan
(Rp.) (Rp.) (Rp.)
1 VIP A 200.000 147.354,06 52.645,94 Lebih murah
2 VIP B 180.000 139.736,68 40.263,32 Lebih murah
3 I 120.000 126.972,14 6.972,14 Lebih mahal
4 II 90.000 124.359,04 34.359,04 Lebih mahal
5 III 45.000 119.076,10 74.076,10 Lebih mahal
Sumber: Data diolah
Dari perhitungan di atas, dapat 124.359,04, Kelas III Rp. 119.076,10. Dari
diketahui bahwa hasil perhitungan tarif jasa hasil yang diperoleh dapat dibandingkan
rawat inap dengan menggunakan metode selisih harga tarif rawat inap yang telah
Activity Based Costing untuk kelas VIP A ditentukan oleh manajemen RSU RA.
Rp. 147.354,06, VIP B Rp. 139.736,68, Kartini Jepara dengan hasil perhitungan
Kelas I Rp. 126.972,14, Kelas II Rp. menggunakan pendekatan Activity Based
Costing. Untuk metode Activity 1. Perhitungan biaya produk yang telah
BasedCosting pada tipe kamar VIP A, VIP digunakan oleh manajemen rumah
B memberikan hasil perhitungan yang lebih sakit telah banyak menimbulkan
kecil dari pada tarif yang telah ditentukan distorsi biaya, hal ini dikarenakan
oleh pihak rumah sakit, yaitu dengan selisih konsumsi sumber daya pada masing-
harga untuk VIP A sebesar Rp. 52.645,94, masing aktivitas tidaklah sama.
VIP B sebesar Rp. 40.263,32. Sedangkan Sedangkan pada metode Activity Based
pada tipe kamar Kelas I, Kelas II, dan Kelas Costing, biaya-biaya yang terjadi
III hasil perhitungan metode Activity Based dibebankan pada produk aktivitas dan
Costing lebih besar dari pada tarif yang sumber daya yang dikonsumsikan oleh
telah ditentukan oleh pihak rumah sakit. produk dan juga menggunakan dasar
Selisih untuk Kelas I sebesar Rp. 6.972,14, lebih dari satu cost driver.
Kelas II sebesar Rp. 34.359,04, dan Kelas 2. Perhitungan tarif jasa rawat inap
III sebesar Rp. 74.076,10. dengan menggunakan pendekatan
Terjadinya selisih harga Activity Based Costing, dilakukan
dikarenakan pada metode Activity Based melalui beberapa tahap. Yaitu pertama
Costing, pembebanan biaya overhead pada biaya ditelusur ke aktivitas yang
masing-masing produk. Pada metode menimbulkan biaya dan tahap
akuntansi biaya tradisional biaya overhead selanjutnya membebankan biaya
pada masing-masing produk hanya aktivitas ke produk.
dibebankan pada satu cost driver saja, yaitu Hasil dari penentuan tarif jasa
jumlah hari rawat inap pasien sehingga rawat inap jenis perawatan umum pada
dalam perhitungan harga pokok tidak rumah sakit dengan menggunakan metode
memperoleh hasil yang tepat. Akibatnya Activity Based Costing untuk kelas VIP A
cenderung terjadi distorsi pada pembebanan sebesar Rp. 147.354,06, VIP B sebesar Rp.
biaya overhead. Sedangkan pada metode 139.736,68, Kelas I sebesar Rp.
ABC, biaya overhead pada masing-masing 126.972,14, Kelas II sebesar Rp.
produk dibebankan pada banyak cost 124.359,04, Kelas III sebesar Rp.
driver. Sehingga dalam metode ABC, telah 119.076,10. Terdapat selisih harga yang
mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke lebih rendah dari penetapan manajemen
setiap kamar secara tepat berdasarkan rumah sakit dengan hasil perhitungan
konsumsi masing-masing aktivitas, yaitu: menggunakan pendekatan Activity Based
jumlah hari rawat inap, jumlah pasien dan Costing yaitu untuk untuk VIP A sebesar
luas ruang per kelas sehingga perhitungan Rp. 52.645,94, VIP B sebesar Rp.
harga pokok dan harga jual jasa lebih tepat 40.263,32. Sedangkan pada tipe kamar
dan akurat, sehingga mempermudah bagi Kelas I, Kelas II, dan Kelas III hasil
pengguna data keuangan seperti, para perhitungan metode Activity Based Costing
manajer untuk membuat keputusan yang lebih besar dari pada tarif yang telah
tepat dalam mengendalikan biaya ke sistem ditentukan oleh pihak rumah sakit. Selisih
operasional pelayanan dan mengevaluasi untuk Kelas I sebesar Rp. 6.972,14, Kelas II
kinerja manajer rumah sakit. Dan metode sebesar Rp. 34.359,04, dan Kelas III
ABC pun tidak menjamin kalau hasilnya sebesar Rp. 74.076,10.
lebih murah, tetapi metode ABC hanya
dapat menjamin menghindari terjadinya Keterbatasan Penelitian
undercosting atau overcosting. 1. Membutuhkan waktu lebih untuk
menentukan aktivitas yang dikonsumsi
PENUTUP tiap kamar
Kesimpulan 2. Merinci dengan teliti dalam
Berdasarkan hasil penelitian dan menentukan cost driver
pembahasan yang dilakukan oleh peneliti 3. Mebutuhkan perincian biaya.
pada RSU RA. Kartini Jepara, maka ditarik
kesimpulan sebagai berikut: Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah Penerbit Salemba dengan judul
dikemukakan di atas, maka terdapat saran Akuntansi Manajemen, Edisi 7. Buku
yang dapat digunakan sebagai bahan 1. Jakarta: Salemba Empat.
pertimbangan pengambilan kebijakan. Laksono Trisnantoro. 2006. Memahami
Saran tersebut antara lain: Penggunaan Ilmu Ekonomi Dalam
1. Bagi Pihak RSU RA. Kartini Jepara Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta:
Pihak manajemen sebaiknya mulai Gadjah Mada University Press.
mempertimbangkan perhitungan tarif Masiyah Kholmi dan Yuningsih. 2009.
jasa rawat inap dengan menggunakan Akuntansi Biaya .Edisi Revisi.
Activity Based-Costing System dengan Malang: UMM Press.
tetap mempertimbangkan faktor-faktor Made Agung Raharjo. 2013. Activity-Based
eksternal yang lain seperti tarif pesaing Costing
dan kemampuan masyarakat yang (ABC).(http://dueeg.blogspot.com/201
dapat mempengaruhi dalam penetapan 0/activity-based-costing-abc.html,
harga pelayanan rawat inap. diakses tanggal 8 Januari 2013).
2. Bagi Peneliti Selanjutnya Marismiati. 2011. Peranan Metode Activity
Untuk penelitian selanjutnya, agar Based Costing System dalam
dapat lebih terperinci dalam hal Mentukan Harga. Jurnal Ekonomi dan
menyajikan data-data atau informasi Informasi Akuntansi (Jenius) Vol. 1,
yang berkaitan dengan metode ABC No.1, Januari 2011.
sehingga hasil yang didapat lebih Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Edisi 5.
sempurna. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Mulyadi. 2006. Activity Based Cost System:
DAFTAR PUSTAKA Sistem Informasi Biaya untuk
Pengurangan Biaya, Edisi 6.
Abdul Halim dan Bambang Supomo. 2005. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: Saputri Dani. 2012. “Penerapan Metode
BPFE-YOGYAKARTA. Activity Based Costing Dalam
Buku Company Profile RSU RA. Kartini Menentukan Tarif Jasa Rawat Inap
Jepara, 2015. Pada RS Hikmah”. Skripsi. Makassar:
Buku Panduan Unit Cost RSU RA. Kartini Universitas Hasanuddin Makassar.
Jepara, 2014. Supriyono. 2002. Akuntansi Biaya dan
Budiman Riadi. 2012. Implementtasi Akuntansi Manajemen untuk
Metode Activity Based Costing System Teknologi Maju dan Globalisasi. Edisi
dalam Mentukan Besarnya Tarif 2. Yogyakarta: BPFE.
Rawat Inap. Jurnal Elkha Vol. 4, No.2, Simamora, Henry. Akuntansi Manajemen,
Oktober 2012. Edisi 2. Yogyakarta: UPP AMP
Blocher, Edward J, Stout, David E., Cokins, YKPN, 2002.
Gary. 2011. Manajemen Biaya Tunggal, Amin Widjaja. 2009. Akuntansi
(Penekanan Strategis). Jakarta: Manajemen: untuk Perencanaan,
Salemba Empat. Pengendalian dan Pengambilan
Caster . William K. dan F. Usry. 2006. Keputusan. Jakarta: Harvarindo.
Akuntansi Biaya. Buku 1, Edisi 13. Warindrani, Armila Krisma. 2006.
Jakarta: Salemba Empat. Akuntansi Manajemen. Edisi Pertama.
Dunia Firdaus. A dan Abdullah Wasilah. Cetakan Pertama. Graha Ilmu.
2009. Akuntansi Biaya .Edisi 2. Yogyakarta.
Jakarta: Salemba Empat. Yvonne Augustine dan Robert Kristaung.
Garrison, Ray H and Eric W. Noreen. 2000. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis
Akuntansi Manajerial. Terjemahan dan Akuntansi. Jakarta: DIAN
Budisantoso. Jakarta: Salemba Empat. RAKYAT.
Hansen, Don R. Maryanne M Mowen. Yoanes Dicky. 2011. Penerapan Metode
2004. Management Accounting. Activity Based Costing System dalam
Diterjemahkan oleh Tim Penerjemah Perhitungan Profitabilitas Produk.
Jurnal Akuntansi, Vol 3, No.1, Mei
2011, Hal 69-89.
Zinia Th. A. Sumilat. 2013. Penentuan
Harga Pokok Produk Penjualan
Kamar Menggunakan Metode Activity
Based Costing System Pada RSU
Pancaran Kasih GMIM. Jurnal Emba,
Vol. 1, No. 3, September 2013, Hal.
454-464.