Anda di halaman 1dari 13

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

DIALOG INTERAKTIF ANTAR UMAT BERAGAMA DI KABUPATEN


KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN ANGGARAN 2019

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beragama adalah hak asasi setiap warga negara dimana setiap orang bebas

menganut agama serta beribadat menurut agama dan kepercayaannya masing-

masing sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 Pasal 29 ayat 1 dan 2.

Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk

agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan

kepercayaannya itu, selain itu pemerintah juga berkewajiban melindungi setiap usaha

penduduk melaksanakan ajaran agama dan beribadah pemeluk-pemeluknya,

sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, tidak

menyalahgunakan atau menodai agama, serta tidak mengganggu ketentraman dan

ketertiban umum.

Kerukunan umat beragama adalah keadaan hubungan sesama umat

beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati,

menghargai kesetaraan dalam menjalankan ajaran agamanya dan kerjasama dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di dalam Negara Kesatuan

Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang_Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945.

Dialog antarumat beragama akhir-akhir ini semakin berkembang seiring

dengan semakin kompleksnya kehidupan antar umat Bergama. Dialog antar umat
KERANGKA ACUAN KERJA
Dialog Interaktif Antar Umat Beragama di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2019
BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
1
beragama dipercayai sebagai solusi untuk menumbuhkan sikap toleransi dan

kerukunan umat beragama. Adanya perbedaan prinsip dalam setiap agama

memberikan peluang terjadinya konflik. Konflik antarumat Bergama di Indonesia

sudah sering terjadi seperti di Poso, Ambon dan Sampit diyakini sebagai konflik yang

timbul akibat paham agama.

Dialog antar umat beragama diprakarsai oleh dunia barat untuk mencari titik

temu diantara agama-agama dan peradaban hanyalah sebuah ilusi dan konspirasi.

Dialog sifatnya hanya sepihak dalam rangka mengorbankan nilai-nilai agama lain.

Justru kita harus memperjuangkan nilai-nilai humanism, rasionalisme, relativisme,

liberalism dan sekularisme.

Indonesia adalah Negara kepulauan dan ribuan pulau kecil yang dihuni oleh

ebrbagai suku. Sebagai Negara kepulauan yang memiliki banyak suku, bahasa, dan

agama tetapi kami dipersatukan Pancasila sebagai dasar Negara dengan semboyan,

“Bhinneka Tunggal Ika”, yang artinya mestikup berbeda-beda tetapi satu dalam

Kesatuan Negara Indonesia. Kelima sila yang ada pada Pancasila tersebut

memberikan jaminan kepada kita untuk selalu hidup rukun aman dan tenteram di bumi

tercinta Indonesia. Ditunjang dengan peraturan-peraturan daerah, hukum Negara,

hukum agama dan perundang-undanfan yang memikat kita sebagai wadah Negara

agar tetap hidup rukun. Untuk perbedaan beragama/ kepercayaan kepada kita rakyat

Indonesia dipersatukan oleh Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, hukum dan Undang-

Undang Menjunjung dan memberikan kebebasan untuk memeluk agama yang kita

anut. Saling menghormati dan sebagai warga Negara memiliki toleransi yang sangat

tinggi kepada saudara-saudara kita yang berbeda agama.

Kerukunan merupakan hal yang penting buat kita semua ditengah-tengah

perbedaan. Perbedaan yang ada tidak menjadi hambatan untuk hidup antar umat

beragama. Kerukunan harus bersifat dinamis, humanis, demokratis. Berbagai pikiran

KERANGKA ACUAN KERJA


Dialog Interaktif Antar Umat Beragama di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2019
BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
2
yang membedakan dalam memfokuskan dirinya ke jalan keluar dalam masalah-

masalah atau isu-isu yang berhubungan dengan manusia. Mengutamakan persamaan

hak, kewajiban dan perlakukan bagi semua warga Negara agar kerukunan agama

dapat dilaksanakan dengan baik dan tidak merugikan kalangan manapun.

Penyebab konflik internal umat beragama, seperti pertama, perilaku yang

menodai atau menyimpang dari agama. Kedua, munculnya ajaran sesat dan

radikalisme. Ketiga, pemahaman yang liberal, bebas semaunya tanpa mengikuti

kaidah yang ada. Sementara itu konflik antar umat beragama umumnya tidak murni

disebabkan oleh faktor agama melainkan faktor ekonomi, politik dan social.

Dialog interkatif dalam rangka mempererat kerukunan umat beragama guna

menangkal radikalisme ini memberikan tujuan untuk meningkatkan kerukunan umat

beragama, menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa serta mencegah

adanya disintegrasi bangsa.

Menurut Dr. R. Siuraji, MA munculnya radikalisme karena adnaya pengaruh

globalisasi (=ideology global) dan untuk menangkalnya dengan ideology global yang

masuk harus terfilterr, masyarakat harus mengembangka gerakan-gerakan yang

bersumber dari lokalitas (kearifan local), kearifan dan budaya local harus diberi ruang

untuk berkembang. Dalam hal ini pentingnya pendidikan nilai dalam keluarga,

mengembangka dialog berbagai level (para tokoh dan masyarakat luas) dan berbagai

jenis dialog (teologis, karya, kehidupan, ritual). Dialog dan kerjasama yang terbuka

dan akuntabel antar kelompok internal agama sangat penting dalam rangka

membangun masyarakat yang plural baik dari segi agama, suku dan ras. Namun

penting artinya agam dan keluarga untuk menanamkan nilai kasih, keadilan, peduli

dan menghormati pada orang lain.

Fenomena gerakan radikal yang mengatasnamakan agama islam

menjadikan islam dalam posisi “tertuduh” sebagai agama teror dan penyebab aksi

KERANGKA ACUAN KERJA


Dialog Interaktif Antar Umat Beragama di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2019
BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
3
kekerasan. Beberapa cara menangkal arus gerakan islam radikal bebas yang

berbasis agama antara lain :

a. Mengembangka pemahaman keagaman yang moderat dan toleran baik

dalam kehidupan masyarakat maupun dalam kehidupan lembaga

pendidikan

b. Melakukan kerjasama sinergis seluruh komponen bangsa dalam

mengeliminir ruang gerak faham islam radikal

c. Membangun kesadaran kolektif tentang bahaya islam radikal dan

menempatkan gerakan radikal berbasis agama sebagai musuh bersama

d. Meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat dan menegakkan

supremasi hukum.

Makna kerukunan umat Bergama yaitu dimana keadaan hubungan sesama

umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati,

menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerjasama dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara. Peran FKUB dalam kerukunan umat yaitu

dimana Forum tersebut dibentuk oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah

dalam rangka membangun, memelihara dan memberdayakan umat beragama untuk

kerukunan dan kesejahteraan. FKUB memiliki hubungan yang bersifat konsultatif

dengan pemerintah daerah dalam rangka menjaga kebersamaan dan kedamaian.

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten

Kepulauan Anambas di Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4879);

KERANGKA ACUAN KERJA


Dialog Interaktif Antar Umat Beragama di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2019
BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
4
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 116, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5430);

4. Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor

1/BER/MDN-MAG/1969 tentang Pelaksanaan Tugas Aparatur Pemerintah

Dalam Menjamin Ketertiban dan Pelaksanaan Pengembangan dan Ibadat

Agama oleh Pemeluk-Pemeluknya;

5. Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor

1/BER/MDN-MAG/1979 tentang Tatacara Pelaksanaan Penyiaran Agama dan

Bantuan Luar Negeri kepada Lembaga Keagamaan di Indonesia;

6. Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9

Tahun 2006 dan Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas

Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat

Beragama Pembudayaan Forum Kerukunan Umat Beragama dan Pendirian

Rumah Ibadat;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2018 tentang Kewaspadaan

Dini di Daerah;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 6 Tahun 2016


tentang Rencana Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas
Tahun 2016-2020 (Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun
2016 Nomor 51, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan
Anambas Nomor 52);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 7 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Sususnan Perangkat Daerah Kabupaten
kepulauan Anambas (Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas

KERANGKA ACUAN KERJA


Dialog Interaktif Antar Umat Beragama di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2019
BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
5
Tahun 2016 Nomor 52, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan
Anambas Nomor 53);
10. Peraturan Bupati Kepulauan Anambas Nomor 53 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Funfsi Tata Kerja Badan Daerah
Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Anggaran 2017 (Berita Daerah
Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016 Nomor 254);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 8 Tahun 2017
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kepualauan
Anambas Tahun Anggaran 2018 (Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2017 Nomor 62, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Kepulauan Anambas Nomor 63);
12. Peraturan Bupati Kepulauan Anambas Nomor 93 Tahun 2017 tentang
Pejabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kepualauan
Tahun Anggaran 2018 (Berita Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun
2017 Nomor 290);
13. Keputusan Bupati Kepulauan Anambas Nomor 2 Tahun 2018 tentang
Penunjukan Pengguna Anggaran, Kuasa Pengguna Anggaran, Bendahara
Penerima, Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Pengeluaran Pembantu di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kepualauan Anambas Tahun Anggaran
2018;

C. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud kegiatan ini adalah :

Melakukan dialog interaktif antarumat Bergama dalam rangka mencegah isu

radikalisme keagamaan yang berhubungan erat dengan isu-isu politik dalam

rangka menjaga stabilitas politik, keamanan dan ketenteraman pada saat

pemilihan umum tahun 2019.

2. Tujuan kegiatan ini adalah :

a. Melakukan dialog antarumat bergama di Kabupaten Kepulauan Anambas;

b. Menampung aspirasi organisasi keagamaan dan aspirasi masyarakat;


KERANGKA ACUAN KERJA
Dialog Interaktif Antar Umat Beragama di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2019
BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
6
c. Merangkum permasalahan dan isu-isu keagaman yang muncul menjelang

pemilihan umum secara langsung tahun 2019.

d. Mencari solusi atas isu-isu keagaman yang dipolitisasi oleh kelompok-

kelompok tertentu terkait pemilihan umum 2019.

e. Mencari solusi dari permasalahan radikalisme yang berkembang menjadi

isu politik terkait pemilihan umum 2019.

3. Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah seluruh keanggotaan FKUB Kab. Kep. Anambas

dan perwakilan pengurus rumah ibadat di Kecamatan Siantan Kabupaten

Kepulauan Anambas .

4. Keluaran

Terlaksananya Kegiatan dialog interkatif dalam rangka kerukunan antar umat

Bergama di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Anggaran 2019.

II. Tema dan Ruang Lingkup

1. Tema

“MELALUI DIALOG INTERAKTIF KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA,

KITA OPTIMALKAN PERAN FKUB, MASYARAKAT DAN TOKOH AGAMA

DALAM RANGKA MENJAGA STABILITAS POLITIK DAN MENCEGAH ISU

POLITIK RADIKALISME KEAGAMAAN SAAT PEMILIHAN UMUM TAHUN

2019”

2. Ruang Lingkup

a. Melaksanakan kegiatan dialog interaktif antarumat beragama di

Kecamatan Siantan Kabupaten Kepulauan Anambas;

b. Membuat resume kegiatan dialog interaktif antarumat bergama di

Kecamatan Siantan Kab. Kepulauan Anambas Tahun 2018;

KERANGKA ACUAN KERJA


Dialog Interaktif Antar Umat Beragama di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2019
BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
7
III. Pelaksanaan Kegiatan

A. Waktu dan Tempat

Kegiatan Dialog Interkatif Antar Umat Beragama akan dilaksanakan selama 1 (Satu)

hari yang pada minggu keempat bulan April 2018 dimana pelaksanaannya

direncanakan di gedung balai seni budaya yang berada di Tarempa, Kec. Siantan

Selatan Kabupaten Kepulauan Anambas.

B. Narasumber

Narasumber/ Pembicara Pelaksananaan Kegiatan Dialog Interaktif Antar Umat

Bergama di Kabupaten Kepulauan Anambas sebanyak 5 (Lima) Orang yang terdiri

dari:

 1 (satu) Orang Pengurus perwakilan dari FKUB Provinsi Kepulauan Riau

 1 (satu) orang dari perwakilan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Prov.

Kepulauan Riau

 1 (satu) orang dari anggota Polres Kepulauan Anambas

 1 (satu) orang dari anggota perwakilan Kementerian Agama Republik Indonesia

 1 (satu) orang dari Perwira Penghubung Komandan Komando Distrik Militer

0318/ Natuna

C. Peserta Kegiatan

Peserta kegiatan dialog interaktif antar umat bergama di Kabupaten Kepulauan

Anambas, terdiri dari :

1. Pengurus Mesjid : 10 Orang

Pengurus Surau : 5 Orang

Pengurus Musholla : 3 Orang

Pengrus Gereja Katolik : 5 Orang

KERANGKA ACUAN KERJA


Dialog Interaktif Antar Umat Beragama di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2019
BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
8
Pengurus Gereja Protestan : 5 Orang

Pengurus Vihara : 5 Orang

Perwakilan Orkemas : 23 Orang

Perwakilan Organisasi Plat Merah : 15 Orang

Total Jumlah Pengurus : 71 Orang

Jadi Total Keseluruhan peserta untuk pelaksanaan kegiatan dialog interaktif antar
umat beragama di Kab. Kep. Anambas sebanyak 71 Orang

IV. PENUTUP

Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) Dialog Interaktif Antar Umat Beragama

di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2019 kami buat dengan harapan dapat

menjadi acuan dalam pelaksanaannya.

Tarempa, November 2018

KEPALA BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK


DAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

EKODESI AMRIALDI, SE
PEMBINA TK.I
NIP. 19621225 199703 1 003

KERANGKA ACUAN KERJA


Dialog Interaktif Antar Umat Beragama di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2019
BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
9
KATA PENGANTAR

Indonesia adalah Negara Kesatuan dan ribuan pulau kecil yang dihuni oleh berbagai
suku, sebagai Negara kepulauan yang memiliki banyak suku, bahasa dan agama tetapi
kami dipersatukan Pancasila sebagai dasar Negara dengan semboyan bhineka tunggal ika
yang artinya meskipun berbeda-beda tetapi satu dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Kelima sila yang ada dalam Pancasila tersebut memberikan jaminan kepada kita
untuk hidup rukun aman dan tenteram di bumi tercinta Indonesia. Untuk perbedaan
beragama/kepercayaan kepada kita rakyat Indonesia dipersatukan dengan sila pertama
ketuhanan yang maha esa, hukum dan undang-undang menjunjung dan memberikan
kebebbasan untuk memeluk agama yang kita anut saling menghormati dan sebagai warga
Negara memiliki toleransi yang sangat tinggi kepada saudara-saudara kita yang beragama
Dialog antara umat beragama diprakarsai oleh dunia barat untuk mencari titik temu
diantara agama-agama dan peradaban hanyala sebuah ilusi dan konspirasi. Dialog sifatnya
hanya sepihak dalam rangka mengorbankan nilai-nilai agama lain. Justru kita harus
memperjuangkan nilai-nilai humanisme, rasionalisme, relatifisme, liberalism dan
sekulerisme
Semoga Kegiatan Dialog interaktif antara Umat beragama di Kabupaten Kepulauan
Anambas dapat terlaksana sesuai dengan direncanakan.

Tarempa, November 2018

KEPALA BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK


DAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

EKODESI AMRIALDI, SE
PEMBINA Tk.I
NIP. 19621225 199703 1 003

KERANGKA ACUAN KERJA


Dialog Interaktif Antar Umat Beragama di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2019
BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
10
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………… i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………… ii

I. PENDAHULUAN ……………………………………………………………… 1

A. Latar Belakang ……………………………………………………………… 1

B. Dasar Hukum ……………………………………………………………… 1

C. Maksud, Tujuan, Sasaran dan Keluara .……………………………… 2

II. TEMA DAN RUANG LINGKUP …………………….………………………… 3

III. PELAKSANAAN KEGIATAN ……………………………………………… 4

A. Waktu dan Tempat ………………………………………………………. 4

B. Narasumber ………………………………………………………………. 4

C. Peserta ……………………………………………………………………… 4

D. Biaya ……………………………………………………………………… 5

IV. PENUTUP ……………………………………………………………………… 5

KERANGKA ACUAN KERJA


Dialog Interaktif Antar Umat Beragama di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2019
BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
11
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
KEGIATAN DIALOG INTERAKTIF ANTARA UMAT BERAGAMA
DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2019

BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK


DAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
TAHUN 2019

KERANGKA ACUAN KERJA


Dialog Interaktif Antar Umat Beragama di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2019
BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
12
KERANGKA ACUAN KERJA
Dialog Interaktif Antar Umat Beragama di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2019
BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
13

Anda mungkin juga menyukai