Anda di halaman 1dari 30

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN LEVERAGE

TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN DI INDONESIA

( Studi pada Bank Umum yang Terdaftar di BEI Tahun 2014-2018)

MINI SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Good Corporate Governance

dengan Dosen Juwenah, SE., M.Sc., Ak., CA

Oleh :

NADIA APRILITA KHUMAIROCH


117040116
EMILLIA REANTI APRILLIANTO
117040121

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTAN

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

2019
Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh tata kelola


perusahaan yang baik di perbankan, seberapa besar pengaruh dewan komisaris
independen, dan leverage terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
perusahaan dalam berinvestasi dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang
baik, dan telah dijalankan dengan baik atau melakukan evaluasi lebih lanjut.
Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara pendekatan kuantitatif,
yang menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel-varaiabel
penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.
Populasi dalam penelitian ini adalah bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2014-2018. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode
purposive sampling, dan diperoleh 22 sampel perusahaan perbankan.

Hasil penelitian berdasarkan uji Koefisien Determinasi (R 2) menunjukkan


DKI, KI dan LEV dalam menjelaskan Kinerja Keuangan Bank (ROA) sangat
jelas. Kemudian mencari hasil uji F menunjukkan DKI, KI, dan LEV secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Bank. Analisis
data yang digunakan adalah regresi linier berganda, dari hasil uji t terlihat bahwa
pengaruh tata kelola perusahaan yang baik yang diproksikan oleh aktivitas DKI
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan Bank
(ROA). Hasil pengujian variabel KI dan LEV memiliki pengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap Kinerja Keuangan Bank (ROA), yang secara umum, hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan perbankan di Indonesia sudah
mulai menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dalam upaya meningkatkan
kinerja perusahaan sekaligus melindungi kepentingan prinsipal.

Kata kunci: tata kelola perusahaan yang baik, dewan komisaris independen,
kepemilikan institusional, dan leverage
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
miniskripsi ini yang berjudul “PENGARUH GOOD CORPORATE
GOVERNANCE DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PERBANKAN DI INDONESIA.” dapat disusun dan diselesaikan dengan baik.
Miniskripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memenuhi tugas matakuliah Corporate Governance. Mini skripsi ini dapat
terlaksana berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
ucapan terima kasih setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak DR. H. Mukarto Siswoyo, Drs., M.Si. Selaku Rektor Univesitas


Swadaya Gunung Jati Cirebon.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Ida Rosidah, SE., M.M., Ak., CA. Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Univesitas Swadaya Gunung Jati Cirebon.

3. Ibu Juwenah, SE., M.Sc., Ak., CA. Selaku Dosen pengajar matakuliah
Corporate Governance Fakultas Ekonomi Univesitas Swadaya Gunung
Jati Cirebon.

4. Tulus Arief Dermawan Kelas 3E Akuntansi atas bantuan untuk


menyelesaikan miniskripsi ini.

5. Teman-teman Kelas 3E Akuntansi atas dukungan, bantuan serta


motivasinya untuk menyelesaikan miniskripsi ini.

Cirebon, Desember 2019


DAFTAR ISI

ABSTRAK..............................................................................2

KATA PENGANTAR ...........................................................3

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN................................................................... iv

1.1 Latar Belakang....................................................................... 1

1.2 Rumusan Permasalahan ........................................................... 3

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................. 3

1.3.1 Tujuan Penelitian ....................................................... 3

1.3.2 Kegunaan Penelitian ..................................................... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................. 4

2.2 Kajian Teoritis ............................................................................ 4

2.2.1 Good Corporate Governance ................................................... 4

2.2.2 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance .......................... 5

2.2.3 Leverage ................................................................... 5

2.2.4 Jenis-jenis Leverage .......................................................... 6

2.2.5 Manajemen Perusahaan ..................................................... 8

2.2.6 Dewan Komisaris Independen ............................................... 8

2.2.7 Kepemilikan Institusional .............................................. 9

2.2.8 Penelitian Terdahulu ............................................................. 9

2.2.9 Kerangka Penelitian .................................................... 10


BAB III METODE PENELITIAN ............................................ 11

3.1 Jenis Penelitian ............................................................ 11

3.2 Populasi dan Sampel ................................................................ 11

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .......................... 11

3.3.1 Variabel Independen ................................................... 11

3.3.2 Variabel Dependen ................................................................. 11

3.4 Metode Pengumpulan Data .......................................... 12

3.5 Metode Analisis ...................................................... 12

3.5.1 Metode Analisis Regresi Linear Berganda .............................. 12

3.6 Uji Hipotesis ............................................................. 13

3.6.1 Uji Koefisien Determinasi ................................................. 13

3.6.2 Uji Statistik F ..................................................................... 13

3.6.3 Uji Statistik t ........................................................................... 13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................... 14

4.1 Hasil Penelitian ........................................................... 14

4.1.1 Analisis Linear Berganda ................................................... 14

4.1.2 Koefisien Determinasi ..................................................... 16

4.1.3 Uji Statistik F ......................................................................... 17

4.1.4 Uji Statistik t ............................................................................ 18

4.2 Hasil Hipotesis Penelitian ....................................................... 18

4.3 Pembahasan ..........................................................,.... 20

4.3.1 Pengaruh Dewan Komisaris Terhadap Kinerja Keuangan


Perbankan .................................................................................20
4.3.2 Pengaruh Leverage Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan.... 20

BAB V PENUTUP ............................................... 21

5.1 Kesimpulan ......................................................................... 21

5.2 Keterbatasan dan Saran .......................................................... 21

5.2.1 Keterbatasan .................................................................... 21

5.2.2 Saran .................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 22


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Good Corporate Governance merupakan konsep yang diajukan


untuk meningkatkan kinerja pada bank, Good Corporate Governance
yang diajukan untuk mencapai lebih transparansi bagi semua pengguna
laporan keuangan, dan membantu dalam menciptakan lingkungan
kondusif demi terciptanya perumbuhan perbankan yang efisien.

Dalam kaitannya antara Good Corporate Governance terhadap


perbankan Indonesia, Good Corporate Governance menurut Tim Badan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan sistem
pengendalian dan pengaturan perusahaan yang dapat dilihat dari
mekanisme hubungan antara berbagai pihak dalam mengurus
perusahaan (hard definition), maupun ditinjau dari nilai-nilai yang
terkandung dari mekanisme pengelolaan perusahaan itu sendiri.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/12/PBI/2006 tentang
perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang
pelaksanaan Good Corporate Governance.

Corporate Governance dalam perbankan menjadi dasar hukum Good


Corporate Governance dalam sektor perbankan, yang didalamnya
terdapat prinsip Good Corporate Governance yaitu tranparansi,
akuntanbilitas, pertanggung jawaban, kemandirian, dan kewajaran.
Good Corporate Governance adalah elemen kunci untuk meningkatkan
efisiensi, yang berhubungan antara manajemen perusahaan, dewan
komisaris, dewan direksi, komite audit, dan stakholders lainnya.

Dalam pelaksanaannya Good Corporate Governance sangat erat


kaitannya dengan kinerja keuangan dalam perbankan. Adapun beberapa
pihak yang berperan dalam kinerja keuangan yaitu Dewan Komisaris
Independen, Kepemilikan Institusional dan leverage berpengaruh pada
pelaksanaan Good Corporate Governance.

Leverage adalah suatu tingkat kemampuan perusahaan dalam


menggunakan aktiva dan atau dana yang mempunyai beban tetap
(hutang dan atau saham istimewa) dalam rangka mewujudkan tujuan
perusahaan untuk memaksimisasi (melakukan tindakan terbaik)
terhadap kekayaan pemilik perusahaan.

Kinerja keuangan adalah faktor yang menunjukkan efektifitas dan


efisiensi suatu perusahaan dalam menacapai tujuannya. Apabila
efektifitas manajemen berjalan dengan benar untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan perusahaan. Kinerja merupakan hasil kerja secara
kualitasdan kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya ( Mankunegara, Anwar Prabu 2005:9). Kinerja keuangan
merupakan hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh manajemen
perusahaan dalam menjalankan fungsinya mengelola aset perusahaan
secara efektif selama periode tertentu (Rudianto 2013:189). Jadi Good
Corporate Governance diproksikan denagan komisaris independen dan
kepemilikan institusional, sedangkan kinerja keuangan menggunakan
indikator ROA. Hal tersebut membuat miniriset ini berjudul
“Pengaruh Good Corporate Governance dan Leverage Terhadap
Kinerja Keuangan Perbankan di Indonesia (Studi pada Bank
Umum yang Terdaftar di BEI 2013-2017)”.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat


dirumuskan adalah sebagai berikut :

1. Apakah Good Corporate Governance bepengaruh terhadap kinerja


keuangan perbakan di Indonesia ?

2. Apakah Leverage berpengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan


di Indonesia?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini untuk


mengidentifikasi dan menguji pengaruh Good Corporate Governance
yang baik di perusahaan perbankan di Indonesia, seberapa besar
pengaruh dewan komisaris independen, kepemilikan institusional, dan
leverage dalam kinerja keuangan perbankan.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diaharapkan dapat memberikan manfaat


bagi berbagai macam pihak, yaitu :

1. Bagi pembaca, memberikan pengetahuan bagaimana tata kelola


perusahaan yang baik dalam perbankan.

2. Bagi mahasiswa, memberikan pengetahuan tentang tata kelola


perusahaan yang baik untuk kinerja keuangan perbankan

3. Bagi perbankan, memberikan pengetahua tentang kinerja keuangan


yang menjadi studi dalam peneletian ini, agar dapat mempelajari
Good Corporate Governance untuk perusahaannya.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.2 Kajian Teoritis

2.2.1 Good Corporate Governance

Good Corporate Governance merupakan sebuah sistem yang


menekankan pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh
informasi dengan benar, akurat, dan tepat waktu. Good Corporate
Governance diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien,
transparan, dan konsisten dengan peraturan perundang-undangan (Zakasyi,
2008:36).

Good Corporate Governance adalah suatu set hubungan antara


manajemen perusahaan, dewan komisaris, pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainnya (OECD, 2004).

Good Corporate Governance merupakan suatu konsep yang


menyangkut struktur perseroan, pembagian tugas, pembagian
kewenangan, dan pembagian beban tanggung jawab dari masing-masing
unsur yang membentuk unsur perseroan, dan mekanisme yang harus
ditempuh oleh masing-masing unsur yang tersebut sehingga dapat
mencapai tujuan perusahaan dengantata kelola perusahaan dengan baik.
Good Corporate Governance itu merupakan kunci untuk meningkatkan
efisiensi ekonomi yang meliputi serangkaian hubungan antara
manajemen perusahaan, dewankomisaris, dewan direksi, komite audit,
dan stakeholders lainnya.

Tujuan utama Good Corporate Governance adalah untuk


menciptakan sistem pengendalian dan keseimbangan untuk mencegah
penyalahgunaan dari sumberdaya dan tetap mendorong terjadinya
pertumbuhan perusahaan (Nurainy, A & B 2013).
2.2.2 Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance

Prinsip-prinsip penerapan Good Corporate Governance menurut


Forum for Corporate Governance di Indonesia (FCGI, 2001) :

1. Fairness (keadilan), menjamin adanya perlakuan adil dan setara


di dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul
berdasarkan perjanjian serta peratuiran perundang-undnagn yang
berlaku.

2. Transparanchy (transparansi), mewajibkan adanya suatu


informasi yang terbuka, akurat dan tepat pada waktunya
mengenai semua hal yang penting bagi kinerja perusahaan,
kepemilikan dan para pemegang kepentingan (stakeholders).

3. Accountability (Akuntabilitas), menjelaskan fungsi, struktur,


sistem dan pertanggung jawaban organ perusahaan sehingga
pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif, prinsip ini
menegaskan pertanggung jawaban manajemen terhadap
perusahaan dan para pemegang saham.

4. Responsibility (Pertanggung jawaban), memastikan kesesuaian


(kepatuhan) didalam pengelolaan perusahaan terhadap korporasi
yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku.

2.2.3 Leverage

Leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana oleh


perusahaan yang memiliki beban tetap dengan maksud agar
meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Penggunaan
hutang pada tingkat tertentu akan dapat mengurangkan biaya modal
perusahaan, karena biaya atas hutang merupakan pengurangan atas
pajak perusahaan dan meningkatkan harga saham. Leverage
mengukur sejauh mana aktivitas perusahaan telah dibiayai oleh
penggunaan hutang (Kasmir, 2010).
Leverage merupakan suatu kebijakan yang dilakukan oleh suatu
perusahaan dalam hal menginvetasikan dana atau memperoleh sumber
dana yang disertai dengan adanya beban/biaya tetap yang harus
ditanggung perusahaan. (Irawati, 2006). Leverage merupakan jumlah
utang yang digunakan untuk membiayai/ membeli asetaset perusahaan.
Perusahaan yang memiliki utang lebih besar dari equity dikatakan
sebagai perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi (Fakhrudin
2008:109).

Leverage adalah penggunaan aktiva dan sumber dana oleh


perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) berarti sumber dana
yang berasal dari pinjaman karena memiliki bunga sebagai beban tetap
dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang
saham (Sjahrial 2009:147). Leverage adalah kemampuan perusahaan
untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap
(fixed cost assets or funds) untuk memperbesar tingkat penghasilan
(return) bagi pemilik perusahaan (Syamsuddin 2001:89).

2.2.4 Jenis-jenis Leverage

Jenis leverage ada tiga macam yaitu Operating Leverage, Financial


Leverage dan Combination Leverage. Berikut penjelasan dari masing-
masing leverage tersebut:

a. Leverage Operasi (operating leverage)

Leverage operasi adalah seberapa besar perusahaan menggunakan


beban tetap operasional (Hanafi, 2004:327). Menurut Syamsuddin
(2001:107), leverage operasi adalah kemampuan perusahaan di dalam
menggunakan fixed operating cost untuk memperbesar pengaruh dari
perubahan volume penjualan terhadap earning before interest and taxes
(EBIT). Leverage operasi timbul sebagai suatu akibat dari adanya
beban-beban tetap yang ditanggung dalam operasional perusahaan.
Perusahaan yang memiliki biaya operasi tetap atau biaya modal
tetap, maka perusahaan tersebut menggunakan leverage. Dengan
menggunakan operating leverage perusahaan mengharapkan bahwa
perubahan penjualan akan mengakibatkan perubahan laba sebelum
bunga dan pajak yang lebih besar. Beban tetap operasional tersebut
biasanya berasal dari biaya depresiasi, biaya produksi dan pemasaran
yang bersifat tetap misal gaji karyawan. Sebagai kebalikannya adalah
beban variabel operasional. Contoh biaya variabel adalah biaya
tenaga kerja yang dibayar berdasarkan produk yang dihasilkan.

b. Leverage Keuangan (financial leverage)

Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang


memiliki beban tetap dengan beranggapan bahwa akan memberikan
tambahan keuntungan yang lebih besar dari pada beban tetapnya
sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi
pemegang saham (Sartono, 2008:263). Kebijakan perusahaan
mendapatkan modal pinjaman dari luar ditinjau dari bidang
manajemen keuangan, merupakan penerapan Financial Leverage
dimana perusahaan membiayai kegiatannya dengan menggunakan
modal pinjaman serta menanggung suatu beban tetap yang bertujuan
untuk meningkatkan laba per lembar saham. Financial
Leverage timbul karena adanya kewajiban-kewajiban finansial yang
sifatnya tetap (fixed financial charges) yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan. Kewajibankewajiban finansial yang tetap ini tidaklah
berubah dengan adanya perubahan tingkat EBIT dan harus di bayar
tanpa melihat sebesar apa pun tingkat EBIT yang dicapai perusahaan.

c. Leverage Gabungan (Combination Leverage)

Combination leverage terjadi apabila perusahaan memiliki baik


baik operating leverage maupun financial leverage dalam usahanya
untuk meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham biasa
(Sartono, 2008:267).

Leverage gabungan adalah pengaruh perubahan penjualan terhadap


perubahan laba setelah pajak untuk mengukur secara langsung efek
perubahan penjualan terhadap perubahan laba rugi pemegang saham
dengan Degree of Combine Leverage (DCL) yang didefinisikan sebagai
persentase perubahan pendapatan per lembar saham sebagai akibat
persentase perubahan dalam unit yang terjual.

2.2.5 Manajemen Perusahaan

Menurut George R. Terry, manajemen di perusahaan adalah suatu


proses yang berbeda terdiri dari perencanaan (planning), penyusunan
(organizing), pengarahan (actuating), dan pengendalian (controlling)
dimana dilakukan untuk mencapai tujuan utama perusahaan dengan
melibatkan manusia dan sumber daya lainnya. Menurut Koontz, arti
manajemen perusahaan adalah suatu seni yang produktif yang
didasarkan pada sebuah pemahaman ilmu dimana ilmu dan seni tersebut
tidak bertentangan, namun keduanya saling melengkap. Menurut
Wilson, manajemen perusahaan adalah serangkaian tindakan dan upaya
anggota perusahaan untuk mencapai sasaran atau target bisnis yang
dinaungi perusahaan tersebut dimana proses tersebut dicapai melalui
aktivitas yang sistematis. Menurut Stoner, manajemen perusahaan
adalah proses dalam membuat suatu perencanaan, penyusunan,
pengendalian, serta memimpin berbagai usaha dari anggota entitas atau
organisasi dengan menggunakan semua sumber daya yang dimiliki
untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.2.6 Dewan Komisaris Independen

Dewan komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang


tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya
dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau
hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen atau bertindak sematamata demi kepentingan
perusahaan (Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), 2006).

2.2.7 Kepemilikan Institusional

Konsentrasi kepemilikan institusional adalah saham


perusahaan yang dimiliki secara minoritas oleh institusi atau lembaga
(bank, perusahaan asuransi, perusahaan dana pensiun, perusahaan
investasi dan yayasan). Persentase saham tertentu yang dimiliki oleh
institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan
yang tidak menutup kemungkinan terdapat akrulisasi sesuai
kepentingan pihak manajemen.

2.2.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang pernah


dilakukan sebelumnya dan penelitian tersebut sangat penting untuk
diungkapkan. Yang fungsinya sebagai referensi bagi penulis.

Marjono dan Ningsih (2016) Dalam jurnal yang berjudul


"Pengaruh good corporate governance terhadap kinerja keuangan
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada Periode 2013)". Bertujuan untuk menganalisis
pengaruh good corporate governance terhadap kinerja keuangan pada
perusahaan manufaktur di BEI pada tahun 2013. Penelituan ini
menggunakan metode regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan
secara simultan dewan komisaris, dewan komisaris independen,
dewan direksi, dewan komite audit dan dewan kepemilikan
institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA
sedangkan secara parsial dewan komisaris, dewan komisaris
independen dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROA akan tetapi dewan komite audit
berpengaruh signifikan positif terhadap ROA. Tumewu dan
Alexander (2014) Dalam penelitian yang berjudul"Pengaruh
penerapan good corporate governance terhadap profitabilitas pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2013-2017".
Bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh penerapan good
corporate governance pada kinerja keuangan perusahaan. Penelitian
ini menggunakan metode regresi berganda dan regresi sederhana
program SPSS 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa good
corporate governance berpengaruh positif terhadap profitabilitas
perusahaan perbankan.

2.2.9 Kerangka Penelitian

Berdasarkan penelitian terdahulu, yang sudah diuraikan


maka kerangka pemikiran dan penelitian ini merupakan indikator
dalam suatu perusahaan perbankan yaitu ukuran dewas dewan
direksi, dan ukuran perusahaan yang mempunyai pengaruh terhadap
baik atau tidaknya kinerja keuangan yang ada di perbankan.
Kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan pada gambar
berikut ini :

Variabel Independen

Dewan
Komisaris

Kinerja keuangan
Perbankan
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah kausal


kuantitatif. Penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori
melalui pengukuran variabelvariabel penelitian dengan angka dan
melkakukan analisis data dengan prosedur statistik (Indrianti dan
Bambang Supomo, 2014:27).

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah 48 perusahaan Bank Umum


Milik Pemerintah (Persero) dan Bank Umum Swasta Nasional (BUMS)
yang terdaftar di BEI selama tahun 2014-2018.

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda maka perlu dijelaskan


istilah pokok yang akan digunakan dalam pembahasan selanjutnya, yaitu:

3.3.1 Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah mekanisme


corporate governance, yaitu suatu sistem yang mengendalikan dan
mengarahkan operasional perusahaan. Mekanisme corporate governance
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : Dewan Komisaris
Independen, Kepemilikan Konstitusional, dan Leverage.

3.3.2 Variabel Dependen

Kinerja keuangan merefleksikan kinerja fundamental perusahaan


dan diukur dengan data yang berasal dari laporan keuangan. Kinerja
keuangan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Return On
asset (ROA) .
3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah data


dokumentasi, yaitu salah satu metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data dengan cara menyalin, serta mengutip dari catatan
berupa dokumentasi yang diperoleh. Data dokumentasi dari penelitian
ini yaitu data sekunder yang berupas data laporan keuangan tahuanan
yang dipublikasi oleh perusahaan Perbankan periode 2014-2018 pada
Bursa Efek Indonesia melalui website (www.idx.co.id) perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI dan yang di publikasikan.

3.5 Metode Analisis

3.5.1 Analisis Regresi Linear Beraganda

Metode analisis yang digunakan untuk menilai variabilitas luas


pengungkapan risiko dalam penelitian in adalah analisis regresi linear
berganda, yang digunakan untuk menguji pengaruh variable
independen tingkat risiko perusahaan, ukuran perusahaan, dan jenis
industri terhadap variabel dependen pengungkapan risiko perusahaan.
Model regresi yang dikembangkan untuk menguji hipotesis-hopotesis
yang telah dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

Y = α + β1 X2 + β2 X2 + βn Xn + e

Keterangan:

Y = Variabel terikat atau response.

X= Variabel bebas atau predictor.


α = Konstanta.
β = Slope atau Koefisien
estimate.
3.6 Uji Hipotesis

3.6.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa


jauh kemampuan variabel-variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi (R2) adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen amat terbatas. Jika koefisien determinasi sama dengan nol,
maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen. Jika besarnya koefisien determinasi mendekati angka 1,
maka variabel independen berpengaruh sempurna terhadap variabel
dependen. Dengan menggunakan model ini, maka kesalahan penganggu
diusahakan minimum sehingga R2 mendekati 1, sehingga perkiraan
regresi akan lebih mendekati keadaan yang sebenarnya.

3.6.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel


independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai
pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2006).

3.6.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh


satu variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi
variabel dependen (Ghozali, 2006). Apabila nilai probabilitas
signifikansi < 0.05, maka suatu variabel independen merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 1

Hasil Uji Regresi Linier Berganda


Variabel Β Std. Error t hitung Sign.
Konstanta -0,061 0,183 -0,330 0,742
Dewan Komisaris Independen (X1) 0,921 0,025 37,368 0,000
Kepemilikan Institusional (X2) 0,00034 0,001 0,252 0,802
Leverage (X3) 0,002 0,002 1,090 0,280

R 0,981 F hitung 515,209

R Square 0,961 Probabilitas F 0,000

Adjusted R² 0,960

Sumber: Hasil Analisis data, 2019

Berdasarkan hasil pengolahan data untuk regresi linier


berganda dapat dilihat pada tabel 1 diatas. Dari tabel tersebut dapat
disusun persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = -0,061 + 0,921 X1 + 0,00034 X2 + 0,002 X3 + e

Berdasarkan persamaan regresi linier berganda di atas dapat


diuraikan sebagai berikut:

1) Dalam persamaan koefesien regresi nilai konstant adalah -


0,061 dengan nilai negatif yang menunjukan bahwa jika
tidak ada variabel independen yang terdiri dari dewan
komisaris independen, kepemilikan institusional dan
leverage maka Return On Asset mengalami penurunan
sebesar 0,061.
2) Nilai koefisien regresi Dewan Komisaris Independen (X1)
diperoleh sebesar 0,921. Hal ini menunjukkan jika DKI
naik 1% maka Return On Asset akan mengalami
peningkatan sebesar 0,921.
3) Nilai koefisien regresi Kepemilikan Institusional (X 2)
diperoleh sebesar 0,00034. Hal ini menunjukkan jika
kepemilikan institusional naik 1% maka Return On Asset
akan mengalami peningkatan sebesar 0,00034.
4) Nilai koefisien regresi Leverage (X3) diperoleh sebesar
0,002. Hal ini menunjukkan jika Leverage naik 1% maka
Return On Asset akan mengalami peningkatan sebesar
0,002.

4.1.2 Koefesien Determinasi

Uji R square dilakukan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan


variabel bebas yang diberikan pada variabel terikat. R square memiliki
nilai antara 0 dan 1. Hasil dari pengujian dapat dilihat pada tabel 4.9
sebagai berikut:

Tabel 2

Uji Koefisien Determinasi


R R Square Adjusted R Square

0,981a 0,961 0,960

Sumber: Hasil Analisis data, 2017

Dari hasil pengujian pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa hasil pengujian
Koefisien Determinasi (R2) diperoleh nilai R-Square sebesar 0,961. Hal ini
menunjukkan kemampuan variabel DKI, KI, dan LEV dalam menjelaskan
Kinerja Keuangan Bank (ROA) sebesar 96,1%. Sedangkan sisanya yaitu
sebesar 3,9% dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak masuk
dalam penelitian ini.

4.1.3 Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel


independen yang di masukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh
secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006).
Tabel 3
Hasil Uji Simultan (Uji F)

ANOVAb

Sum of Mean
Model Squares df Square F

1 Regression 108.583 3 36.194 515.20


9 Sig.

A
Residual .070 .000
Total
4.356 62

112.939 65

a. Predictors: (Constant), LEV, KI, DKI

b. Dependent Variable: ROA Sumber: Hasil Analisis


data 2017.

Berdasarkan hasil analisis uji F, diketahui nilai Fhitung yaitu 515,209 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
H0 ditolak, artinya DKI, KI, LEV berpengaruh secara simultan dan signifikan
terhadap kinerja keuangan (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.

4.1.4 Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk mengatahui seberapa jauh pengaruh satu


variabel independen secara individual dalam menjelaskan variabel
independen ( Ghojzali, 2006). Nah apabila nilai probabilitas signifikansi
<0.05, maka suatu variabel independen merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen.
Tabel 4

Hasil Perhitungan Uji t


Variabel t hitung P/ sig
Dewan Komisaris Independen (X1) 37,368 0,000
Kepemilikan Institusional (X2) 0,252 0,802
Leverage (X3) 1,090 0,280

Sumber: Hasil Analsis Data, 2017

4.2 Hasil Hipotesis Penelitian

Hasil dari penelitian tentang pengaruh good corporate governance dan


leverage terhadap Kinerja Keuangaan pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian Koefisien Determinasi (R2) diperoleh nilai


R-Square sebesar 0,961. Hal ini menunjukkan kemampuan
variabel DKI, KI, dan LEV dalam menjelaskan Kinerja
Keuangan Bank (ROA) sebesar 96,1%. Sedangkan sisanya
yaitu sebesar 3,9% dipengaruhi oleh variabel-variabel
lainnya yang tidak masuk dalam penelitian ini.
2. Hasil pengujian Nilai F sebesar 515,209 dengan tingkat
signifikansi 0,000. Karena nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka H0
ditolak, yang artinya bahwa dewan komisaris independen, kepemilikan
institusional dan Leverage berpengaruh simultan dan signifikan secara
bersama-sama terhadap kinerja keuangan bank (ROA) pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Hasil pengujian dewan komisaris independen mempunyai


pengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja keuangan bank yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dibuktikan dengan nilai thitung
37,368 dan signifikansi 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga H1
yang menyatakan bahwa dewan komisaris independen berpengaruh
terhadap kinerja keuangan perbankan terbukti kebenarannya.

4. Hasil pengujian kepemilikan institusional berpengaruh posistif dan


tidak signifikan terhadap kinerja keuangan bank (ROA) yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia yang dibuktikan dengan nilai thitung 0,252 dan
signifikansi 0,802 > 0,05 maka H0 diterima, sehingga H2 yang
menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap
kinerja keuangan perbankan tidak terbukti kebenarannya.

5. Hasil pengujian Leverage berpengaruh positif dan tidak signifikan


terhadap Returun On Asset pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia yang dibuktikan dengan nilai thitung 1,090 dan
signifikansi 0,280 > 0,05 maka H0 diterima, sehingga H3 yang
menyatakan bahwa Leverage berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perbankan tidak terbukti kebenarannya
4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap Kinerja


Keuangan Perbankan

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulakan bahwa dewan komisaris


independen mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja
keuangan perbankan, karena sudah terbukti kebenarannya. Dalam kinerja
keuangan perbankan dewan komisaris berperan sebagai yang mengesahkan
anggaran tahunan perbanakan, meminta pertangung jwaban pengurus (dewan
direksi) dalam RUPS, berperan memberikan masukan terhadap jalannya
bank.

4.3.2 Pengaruh Leverage Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan

Dari hasil penelitian tersebut leverage berpengaruh positif dan tidak


signifikan terhadap Return On Asset perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Dari hasil nilai t hitung, yang menyatakn leverage
berpengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan tidak terbukti
kebenarannya.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Hasil dari penelitian tentang pengaruh good corporate governance dan


leverage terhadap Kinerja Keuangaan pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:

1) Hasil pengujian Koefisien Determinasi (R2) diperoleh nilai R-Square. Hal


ini menunjukkan kemampuan variabel DKI, KI, dan LEV dalam
menjelaskan Kinerja Keuangan Bank (ROA) sebesar 96,1%. Sedangkan
sisanya yaitu sebesar 3,9% dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya
yang tidak masuk dalam penelitian ini.
2) Hasil pengujian Nilai F bahwa dewan komisaris independen, kepemilikan
institusional dan Leverage berpengaruh simultan dan signifikan secara
bersama-sama terhadap kinerja keuangan bank (ROA) pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3) Hasil pengujian dewan komisaris independen mempunyai pengaruh
signifikan dan positif terhadap kinerja keuangan bank yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia yang dibuktikan dengan nilai thitung yang menyatakan
bahwa dewan komisaris independen berpengaruh terhadap kinerja
keuangan perbankan terbukti kebenarannya.
4) Hasil pengujian kepemilikan institusional berpengaruh posistif dan tidak
signifikan terhadap kinerja keuangan bank (ROA) yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia yang dibuktikan dengan nilai thitung yang menyatakan
bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perbankan tidak terbukti kebenarannya.
5) Hasil pengujian Leverage berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap Returun On Asset pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia yang dibuktikan dengan nilai t hitung yang
menyatakan bahwa Leverage berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perbankan tidak terbukti kebenarannya.

5.2 Keterbatasan dan Saran

5.2.1 Keterbatasan

Kelemahan atau kekuarangan yang ditemukan setelah dilakuakan analisis dan


interpretasi data adalah sebagai berikut ini :

1. Pengguna model untuk mindeteksi kinerja keuangan perbankan dalam


penelitian ini mungkin belum mampu mendeteksi kinerja keungan
perusahaan dengan baik, sehingga penelitian ini masih memerlukan
masukan atau model lain dalam penelitiannya.

2. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya terdapat


3 variabel dengan Adjusted R2 0,961. Sehingga masih ada faktor-faktor
lain yang lebih mempengaruhi kinerja keungan perbankan.

5.2.2 Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat melengkapi


keterbatasan penelitian dengan mengembangkan beberapa hal sebagai
berikut:

1. Perlunya mempertimbangkan model berbeda yang akan digunakan dalam


menentukan pengaruh-pengaruh terhadap kinerja keungan perbankan.
2. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan variable agar
dapat memperluas pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA

Bambang, Setiaji. 2006. Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif.


Surakarta:

Muhammadiyah Universitas Press.

Barnae, Amir dan Amir Rubin. 2005. Corporate Social Responsibility as a


Confict Between Sharholders.

Brigham, Eugene dan Joel F Houston. 2001. Manajemen Keuangan II.


Jakarta; Salemba Empat.

Claessens, S. 2006. Corporate Governance and Development The World


Bank Research Observer Advance Access. Published by Oxford
University Press.

Dalton, D.C. Daily, J.L.Johnson, dan A.Ellstrand, 1999. Number Of


Directrors and

Financial Performance: A Meta-Analysis. Academy of Mangement


Review, vol. 14, No. 4, Pp. 532-550.

Darmawati, D. dan Rika. 2004. Hubungan Corporate Governance dan Kinerja


Perusahaan.

Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar.

Damodar, N. Gujarati. 2007. Dasar-Dasar Ekonometrika. Erlangga.


Jakarta.

Djarwanto, P.S. dan Subagyo, Pangestu. 2005. Statistik Induktif. Edisi Kelima.
Yogyakarta:

BPFE.
Eva, Elisetiawati dan Budi Artinah. 2016. Pengaruh Pelaksanaan Good Corporate
Governance Kepemilikan Institusional dan Leverage Terhadap Kinerja
Keuangan.
Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia, Vol. 17, No. 1. Hal 17-
28.

Nurainy, Reny, Bagus Nurcahyo, Sri Kurniasih dan Sugiharti. 2013.


Implementasi Of Good

Corporate Governance and Its Impact On Corporate Performance: The


Mediation

Role Of Firm Size (Empiris Study From Indonesia), Global


Business and Management Research: An International Journal,
Vol. 5, No. 3.

Anda mungkin juga menyukai