Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH DASAR-DASAR DAN PROSES PEMBELAJARAN

“TAKSONOMI PEMBELAJARAN”

Disusun Oleh:

Junita Insyirah Nur Huwaida (06111381924052)

Dosen Pengampuh: Dr. Ketang Wiyono, S.Pd., M.Pd.

Drs. Abidin Pasaribu, M.M.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
KATA PENGANTAR

Segala puja hanya bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat
limpahan karunia nikmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang bertajuk "Taksonomi
Pembelajaran Fisika" dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Fisika yang diampu oleh Bapak Dr. Ketang
Wiyono, S.Pd., M.Pd. dan Bapak Drs. Abidin Pasaribu, M.M.

Dalam proses penyusunannya, tak lepas dari bantuan, arahan, dan masukan dari berbagai
pihak. Untuk itu, saya ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam
menyelesaikan makalah ini.

Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di
dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi sehingga penulis
secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.

Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.

Palembang, 20 April 2021

Penulis

DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Taksonomi Bloom ..................................................................................... 3


B. Klasifikasi Taksonomi Bloom ................................................................................ 3
1. Ranah Kognitif ............................................................................................ 3
2. Ranah Afektif .............................................................................................. 5
3. Ranah Psikomotor ....................................................................................... 7
C. Taksonomi Bloom Sesudah Direvisi ...................................................................... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat serta informasi di era globalisasi
ini, merupakan tantangan bagi kita semua. Oleh karena itu, diperlukan sumber daya manusia
yang berkualias yang mampu menghadapi tantangan tersebut. Dan untuk memperoleh sumber
daya manusia yang berkualitas tersebut dibutuhkan adanya suatu pendidikan.

Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pendidikan, seseorang memerlukan suatu cara untuk
mendapatkan pendidikan yang bermakna dan bermanfaat dalam kehidupannya. Pendidikan juga
memiliki peranan yang sangat penting untuk menghasilkan manusia yang berkualitas. Mengingat
pentingnya pendidikan bagi setiap negara, serta fungsi pembelajaran dalam pendidikan, maka
diperlukan panduan untuk merumuskan tujuan pembelajaran bagi para pendidik. Pada kegiatan
pembelajaran tentunya peserta didik diajarkan untuk memecahkan masalah. Bagaimana
memecahkan suatu masalah, guru selalu mencontohkan bagaimana memecahkan suatu masalah,
tanpa memberikan kesempatan banyak pada peserta didik untuk berusaha menemukan sendiri
penyelesaiannya. Sehingga dengan cara demikian peserta didik menjadi kurang kreatif dalam
memecahkan masalah. Akibatnya peserta didik dapat memecahkan masalahnya bila telah
diberikan caranya oleh guru.

Disamping itu kebiasaan penggunaan tes obyektif evalusi hasil belajar peserta didik,
menyebabkan peserta didik tidak terbiasa menyelesaikan soal yang berbentuk uraian. Dampak
yang muncul dari kondisi ini adalah peserta didik mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
masalah. Karena dalam menyelesaikan dibutuhkan kemampuan untuk analisis, sinetsis bahkan
evaluasi. Sehingga akan menjadikan peserta didik lemah dalam memecahkan masalah yang
membutuhkan kemampuan kognitif yang tinggi dan dibutuhkannya taksonomi pembelajaran.

Secara etimologi, taksonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu tassein dan nomos. Tassein artinya
mengklasifikasi dan nomos artinya aturan. Taksonomi secara etimologi berarti klasifikasi atas
suatu prinsip dasar maupun aturan.

Sementara itu bloom diambil dari nama seorang peneliti yaitu Benjamin Samuel Bloom. Ia
meneliti pengembangan kemampuan berpikir dalam sebuah proses belajar. Taksonomi bloom itu
sendiri bisa diartikan sebagai sebuah struktur hierarki yang mengidentifikasi keterampilan dari
tingkat paling rendah ke tingkat paling tinggi.

Secara garis besar, tujuan pendidikan dibagi dalam 3 domain yang masing-masing domain
mempunyai sub-tujuan sendiri-sendiri. 3 domain dalam tujuan pendidikan tersebut adalah:

1
A. Domain Kognitif
Domain kognitif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual seperti
pengetahuan, pengertian dan keterampilan berpikir.

B. Domain Afektif
Domain afektif menekankan pada aspek perasaan dan emosi seperti minat, sikap,
apresiasi dan adaptasi.

C. Domain Psikomotorik
Domain psikomotorik berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan
motorik seperti menulis, mengetik, olahraga.

Dari setiap domain tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan sub kategori
yang berurutan secara hierarki (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai
tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan
juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh
Benjamin S.

Tujuan taksonomi pendidikan merupakan suatu kategorisasi tujuan pendidikan, yang


umumnya digunakan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan kurikulum dan tujuan
pembelajaran serta sebagai alat yang akan membantu guru dalam mendeskripsikan dan
menyusun tes, teknik penilaian dan evaluasi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sejarah dan pengertian dari Taksonomi Bloom?


2. Bagaimana peran Taksonomi Bloom dalam Pembelajaran?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian taksonomi


2. Memahami taksonomi yang dikemukakan oleh Bloom
3. Mengetahui peran Taksonomi Bloom dalam Pembelajaran

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Taksonomi Bloom

Istilah Taksonomi Bloom digunakan oleh Benjamin Samuel Bloom, yaitu seorang prikolog
dalam bidang pendidikan yang melakukan penelitian dan pengembangan mengenai kemampuan
berpikir dalam proses pembelajaran. Benjamin S. Bloom dikenal sebagai konsultan dan aktivis
internasional di bidang pendidikan dan berhasil membuat perubahan besar dalam sistem
pendidikan di India.

Sejarah taksonomi bloom bermula ketika awal tahun 1950-an, dalam Konferensi Asosiasi
Psikologi Amerika, Bloom dan kawan-kawan mengemukakan bahwa dari evaluasi hasil belajar
yang banyak disusun di sekolah, ternyata peresentase terbanyak butir soal yang diajukan hanya
meminta siswa untuk mengutarakan hapalan mereka. Akhirnya pada tahun 1956, Bloom,
Englehart, Furst, Hill dan Krathwohl berhasil mengenalkan berangka konsep kemampuan
berpikir yang dinamakan Taxonomy Bloom. Taksonomi ini mengkalsifikasikan sasaran atau
tujuan pendidikan menjadi tiga domain (ranah): kognitif, afektif, dan psikomotorik dan setiap
ranah tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hierarkinya.

Taksonomi merupakan suatu tipe sistem klasifikasi yang khusus, yang berdasarkan data
penelitian ilmiah mengenai hal-hal yang digolongkan dalam sistematis. Taksonomi ini bertujuan
untuk mengklasifikasikan materi atau tujuan dari pendidikan. Misalnya tujuan pendidikan antara
peserta didik di SMA, SMK, antara SD dengan SMP.

B. Klasifikasi Taksonomi Bloom

Berikut merupakan taksonomi atau klasifikasi taksonomi bloom:

1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif sepenuhnya akan berhubungan dengan kemampuan dan kecerdasan
otak. Ranah ini terbagi lagi menjadi 6 tingkatan proses belajar dan berpikir. Biasanya
ranah ini yang menjadi fokus bagi para orang tua yaitu agar anaknya bisa menjadi anak
yang pintar. Berikut adalah klasifikasi ranah kognitif dan penjelasannya.

3
a. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan dalam hal ini melibatkan proses mengingat kembali hal hal yangs
spesifik dan universal mengingat kembali pola, struktur atau setting.Pengetahuan
dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
1) Pengetahuan tentang hal-hal pokok, yaitu mengingat kembali hal-hal yang
spesifik, penekanannya pada simbol-simbol dari acuan yang konkret.
Pengetahuan ini dibagi menjadi dua yaitu: Pengetahuan tentang terminologi,
dan pengetahuan tentang fakta yang spesifik.
2) Pengetahuan tentang cara memeperlakukan hal-hal pokok, yaitu pengetahuan
tentang cara-cara untuk mengorganisasi, mempelajari, menilai, dan
mengkritik. Pengetahuan tentang mecenderungan atau urutan, pengetahuan
tentang klasifikasi dan kategori tentang metodologi.
3) Pengetahuan tentang hal yang umum (universal) dan abstrak dala, suatu
bidang, yaitu pengetahuan tentang skema-skema dan pola-pola pokok untuk
mengorganisasi fenomena dan ide. Pengetahuan tentang ini dibagi menjadi
dua yakni: Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi, Pengetahuan tentang
teori dan struktur.
b. Pemahaman (Comprehension)
Pada sub-kategori pemahaman, peserta didik telah dapat mengerti atau memahami
sesuatu yang telah diketahui. Misalkan peserta didik telah tahu bahwa rumus arus
listrik adalah tegangan dibagi dengan hambatan. Pada level pemahaman, peserta didik
dapat menjelaskan lebih rinci kenapa untuk mencari arus itu harus dengan membagi
tegangan pada hambatan.
c. Penerapan (Application)
Tingkat berikutnya adalah penerapan atau application. Ini merupakan kemampuan
dalam menerapkan informasi maupun ilmu yang didapat di dunia nyata. Kata kerja

4
operasional pada tingkatan ini adalah memerlukan, menentukan, menugaskan,
melengkapi, dan lain sebagainya.
d. Analisis (Analisys)
Analisis diartikan sebagai pemecahan atau penilaian pemisahan suatu komunikasi
(peristiwa, pengertian) menjadi unsur-unsur penyusun, sehingga ide itu relatif
menjadi lebih jelas dan hubungan antar ide-ide lebih eksplisit. Di tingkat analisis,
seorang mampu memecahkan informasi yang kompleks menjadi bagian-bagian kecil
dan mengaitkan informasi dengan informasi lain. Kategori analisis dibedakan menjadi
tiga, yakni:
1) Analisis elemen yaitu analisis elemen-elemen dari suatu komunikasi
2) Analisis hubungan yaitu analisis koneksi dan interaksi antara elemen-elemen
dan bagian-bagian dari suatu komunikasi.
3) Analisis prinsip pengorganisasian yaitu analisis susunan dan struktur yang
membentuk suatu komunikasi.

e. Sintesis (Synthesis)
Tingkatan berikutnya yang bisa Anda temui adalah sintesis. Sintesis adalah
kemampuan dalam mengombinasikan berbagai komponen sehingga terbentuk
struktur baru. Jika seseorang sudah sampai di tahap ini maka ia akan mampu
membuat hipotesis dan teori sendiri berdasarkan ilmu yang sudah didapatkan.

Namun, perlu diketahui bahwa kemampuan melakukan sintesis tidaklah mudah dan
dibutuhkan bekal pemikiran yang baik. Beberapa contoh kata kerja operasional yang
ada di tingkatan ini adalah mengombinasikan, mengarang, menciptakan, merevisi,
merangkai, dan lain sebagainya.
f. Evaluasi (Evaluation)
Pada tahap ini seseorang memiliki kemampuan melakukan evaluasi dan menilai suatu
hal berdasarkan acuan tertentu. Kata kerja operasional pada tingkatan ini adalah
menyimpulkan, mengkritik, mempertahankan, membandingkan, dan lain sebagainya.

2. Ranah Afektif
Pada domain afektif, Bloom menyusun sub-kategori domain afektif ini bersama dengan
David Krathwol. Ranah Afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi,
misalnya perasaan, nilai, penghargaan, semangat, minat, motivasi, dan sikap. Pada
domain afektif ini terdapat 5 sub-kategori yaitu:

5
No. Kategori Penjelasan Kata Kerja Kunci
1. Penerimaan Kemampuan dari seseorang Mengikuti, mempertanyakan,
untuk menunjukkan apresiasi mematuhi, menganut,
kepada orang lain mengidentifikasi, menjawab,
dan lain sebagainya.
2. Responsif Kemampuan untuk Menjawab, mentaati,
berpartisipasi dalam suatu menyetujui, melakukan,
kegiatan. Ia juga memiliki memilih, menulis,
motivasi untuk bertindak jika melaporkan, dan lain
ada suatu hal yang terjadi. sebagainya.
Tindakan yang dilakukan
bukan untuk kepentingan
sendiri namun juga bagi orang
lain.
3. Nilai yang dianut Valuing atau nilai yang dianut. Memilih, menunjukkan,
Tingkatan ini memiliki arti mengikuti, memenuhi,
kemampuan seseorang untuk menjelaskan, membentuk,
membedakan mana yang buruk dan lain sebagainya.
dan mana yang baik. Nilai
tersebut kemudian
diekspresikan oleh seseorang
dalam bentuk perilaku. Contoh
mudahnya adalah seseorang
memberi usul kegiatan gotong
royong di lingkungannya.

6
4. Organisasi Kemampuan membentuk Merancang, mengatur,
sistem nilai dan budaya mentaati, mematuhi,
organisasi denga menghubungkan, dan lain
mengharmonisasikan sebagainya.
perbedaan nilai. Contoh:
menyepakati dan mentaati
etika profesi, mengakui
perlunya keseimbangan antara
kebebasan dan tanggung
jawab.

5. Karakterisasi Tahap berikutnya adalah Memilih, menunjukkan,


(Pembentukan valuing atau nilai yang dianut. mengikuti, memenuhi,
pola Hidup) Tingkatan ini memiliki arti menjelaskan, membentuk,
kemampuan seseorang untuk dan lain sebagainya.
membedakan mana yang buruk
dan mana yang baik. Nilai
tersebut kemudian
diekspresikan oleh seseorang
dalam bentuk perilaku. Contoh
mudahnya adalah seseorang
memberi usul kegiatan gotong
royong di lingkungannya.

3. Ranah Psikomotor
Ranah psikomotorik ini adalah ranah yang menekankan pada kemampuan yang
dihasilkan oleh fungsi motorik manusia, berhubungan dengan aktivitas pembelajaran
yang melibatkan urusan fisik.
1) Persepsi (Perception), yaitu penggunaan alat indra untuk menjadi pegangan dalam
membantu gerakan.
2) Kesiapan (Set), merupakan kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk
melakukan gerakan.
3) Respon Terpimpin (Guided Response), yaitu tahap awal dalam mempelajari
keterampilan yang kompleks, termasuk didalamnya imitasi dan gerakan coba-
coba.
4) Mekanisme (Mechanism), membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari
sehingga tampil dengan meyakinkan dan cukup.
5) Respon Tampak yang Kompleks (Complex Over Response), gerakan motoris yang
terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan yang kompleks.
6) Penyesuaian (Adaptation), keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat
disesuaikan dalam berbagai situasi.

7
7) Penciptaan (Orgination), membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan
situasi atau permasalahn tertentu.
Sasaran psikomotorik digolongkan sebagai:
a) Kemampuan otot lurik, sasaran kemampuan otot lurik menuntut siswa
untuk mennggunakan tubuhnya melakukan kerja fisik dalam parameter
terinci tertentu (misalnya waktu, berat, dan jarak)
b) Kemampuan melakukan keterampilan khusus, sasaran kemampuan
melakukan keterampilan khusus menuntut siswa untuk memanfaatkan
kemampuan otot lurik untuk melaksanakan proses fisik tertentu.

C. Taksonomi Bloom Sesudah Direvisi

TAKSONOMI BLOOM REVISI

Dimensi Pengetahuan Dimensi Proses Kognitif


1. Pengetahuan Faktual C.1 Mengingat (Remember)
a. Pengetahuan tentang terminologi 1.1 Mengenali (recognizing)
b. Pengetahuan tentang bagian detail dan 1.2 Mengingat (recalling)
unsur-unsur C.2 Memahami (Understand)
2. Pengetahuan Konseptual 1.3 Menafsirkan (interpreting)
a. Pengetahuan tentang klasifikasi dan 1.4 Memberi contoh (ezampliying)
kategori 1.5 Meringkas (summarizing)
b. Pengetahuan tentang prinsip dan 1.6 Menarik inferensi (inferning)
generalisasi 1.7 Membandingkan (comparing)
c. Pengetahuan tentang teori, model dan 1.8 Menjelaskan (explaining)
struktur C.3 Mengaplikasikan (Apply)
3. Pengetahuan Prosedural 1.9 Menjalankan (executing)
a. Pengetahuan tentang keterampilan 1.10 Mengimplementasikan
khusus yang berhubungan dengan suatu (implementing)
bidang tertentu dan pengetahuan C.4 Menganalisis (Analyze)
algoritma 1.11 Menguraikan (diffentiating)
b. Pengetahuan tentang teknik dan metode 1.12 Mengorganisir (organizing)
c. Pengetahuan kriteria penggunaan suatu 1.13 Menemukan makna tersirat
prosedur (attributing)
4. Pengetahuan Metakognitif C.5 Evaluasi (Evaluate)
a. Pengetahuan strategik 1.14 Memeriksa (checking)
b. Pengetahuan tentang operasi kognitif 1.15 Mengkritik (critiquing)
c. Pengetahuan tentang diri sendiri C.6 Mencipta (Create)
1.16 Merumuskan (generating)
1.17 Merencanakan (planning)
1.18 Memproduksi (producing)

Taksonomi Bloom mengalami perbaikan seiring dengan perkembangan dan kemaujuan zaman
serta teknologi. Hasil perbaikan dari taksonomi bloom dipublikasikan pada tahun 2001 dengan

8
nama Revisi Taksonomi Bloom. Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, pada kategori dari
kata benda menjadi kata kerja. Taksonomi susunan Bloom mengalami perubahan atau revisi agar
isinya menjadi sempurna.

Adapun taksonomi bloom bentuk asli yaitu:

1. Pengetahuan
2. Komprehensi
3. Aplikasi
4. Analisis
5. Sintesis
6. Evaluasi

Perubahan taksonomi ini kemudian dilakukan oleh Lorin Anderson yang merupakan mahasiswa
dari Bloom. Perubahan yang dilakukan pada taksonomi tersebut adalah:

1. Perubahan nama enam kategori yang ada dari kata benda menjadi kerja
2. Melakukan penataan ulang
3. Menyusun proses dan tingkat matriks pengetahuan.

Tiga perubahan tersebut menghasilkan urutan baru namun tetap efektif untuk diterapkan dalam
proses pembelajaran.

a. Dimensi proses kognitif


1. Mengingat
Pada tahap ini yaitu mengingat untuk mendapatkan kembali ilmu atau informasi
yang sebelumnya susah pernah didapatkan.

2. Memahami
Memahami sebuah makna, interpretasi, instruksi yang dipelajari. Pada tahap ini
juga bisa menyatakan sebuah masalah dengan kata-kata sendiri.

3. Mengaplikasikan
Mengaplikasikan atau menerapkan. Pada tahap ini seseorang bisa menerapkan apa
yang sudah dipelajari dalam kehidupan yang nyata.

4. Menganalisis
Menganalisis atau menelaah, pada tahap ini seseorang bisa memisahkan materi ke
dalam bagian-bagian yang mudah untuk dipahami. Indovidu juga sudah mampu
membedakan mana yang fakta dan mana yang menjadi kesimpulan.

9
5. Mengevaluasi
Mengevaluasi didefinisikan sebagai membuat keputusan berdasarkan kriteria dan
standar. Kriteria-kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas, efektifitas,
efisiensi, dan konsistensi.

6. Menciptakan
Yaitu proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah keseluruhan yangkoheren atau
fungsional. Tujuan-tujuan yang diklasifiikasikan dalam menciptakan suatu produk
baru denga mengorganisasi sejumlah elemen atau bagian jadi suatu pola atau
struktur yang tidak pernah ada sebelumnya.

b. Dimensi Pengetahuan
Aspek-aspek dari dimensi pengetahuan pada revisi Taksonomi Bloom meliputi:
1. Pengetahuan Faktual
Peserta didik harus mengetahui elemen dasar yang digunakan untuk sebuah
disiplin atau cara memecahkan masalah di dalamnya.
2. Pengetahuan Konseptual
Keterkaitan di antara unsur-unsur dasar struktur yang lebih besar yang
memungkinkan untuk berfungsi bersama-sama.
3. Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu.
Pengetahuan ini mencakup pengetahuan tentang keterampilan, algoritma, teknik,
dan metode yang semuanya disebut sebagai prosedur.
4. Pengetahuan Metakognitif
Pengetahuan metakognitif yaitu pengetahuan tentang kognisi secara umum dan
kesadaran akan, serta pengetahuan tentang kognisi diri sendiri. Pengetahuan
metakognitif meliputi pengetahuan tentang strategi umum yang dapat dipakai
untuk beragam tugas, kondisi-kondisi yang memungkinkan pemakaian strategi,
tingkat efektifitas strategi, dan mengetahuan diri.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Taksonomi Bloom dikembangkan untuk tujuan pendidikan, disusun secara hirarki
dengan maksud untuk mengkategorisasi hasil perubahan pada diri siswa sebagai hasil
dari pembelajaran. Secara garis besar taksonomi bloom dibagi menjadi tiga ranah
“domain”, yaitu ranah kognitif yaitu yang berkaitan dengan kognisi atau penalaran dalam
bahasa pendidikan Indonesia disebut “cipta”, ranah afektif yaitu berkaitan dengan afeksi
atau “rasa”, dan ranah psikomotor yaitu yang berkaitan dengan gerak jasmani-
jiwani(gerak-gerik jasmani yang terkait dengan jiwa). Kemudian taksonomi bloom ini
direvisi oleh Lorin Anderson dengan maksud untuk menyempurnakannya sehingga sesuai
dengan keadaan perkembangan dan kemajuan zaman serta teknologi. Dalam revisi ini,
Anderson tetap mempertahankan klasifikasi hirarki ranah kognitif dalam enam tingkatan
yang telah dibuat oleh Bloom sebelumnya dengan nomor yang sedikit berbeda. Misalnya
dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata
kerja. Selain itu, masing-masing kategori masih diurutkan secara hierarki, dari urutan
terendah ke yang lebih tinggi. Taksonomi Bloom juga dapat dijadikan sebagai acuan
dalam menyusun soal untuk evaluasi. Soal-soal tersebut dapat meliputi seluruh tingkat
atau ranah kognitif, disusun dari yang termudah (C1) hingga yang tertinggi (C6). Dengan
demikian guru akan lebih mudah mengetahui rahan kognitif mana yang telah dicapai oleh
peserta didik dan dapat menyusun suatu strategi untuk meningkatkan kemampuan siswa
yang masih mencapai tingkat rendah untuk ranah kognitifnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Junus, M. (2020). Analisis Ranah Kognitif Soal LAtihan Berdasarkan Taksonomi Bloom.
Https://Jurnal.Fkip.Unmul.Ac.Id/.
https://jurnal.fkip.unmul.ac.id/index.php/JLPF/article/view/337
Julaila, Y. (2017). Makalah Evaluasi Pembelajaran Fisika. Https://Www.Academia.Edu/.
https://www.academia.edu/31827875/MAKALAH_EVALUASI_PEMBELAJARAN_FISI
KA_TAKSONOMI_BLOOM_
Mariawati, S. (2017). Taksonomi Bloom. Blogspot.Com.
http://yopayopi.blogspot.com/2017/03/makalah-taksonomi-bloom-dan-perannya.html
Muhammar, A. (2020). taksonomi bloom, pengertian dan klasifikasi.
Https://Www.Daftarpustaka.Org/. https://www.daftarpustaka.org/taksonomi-bloom/
Musfirah, Z. (2019). analisis soal Fisika berdasarkan Taksonomi Bloom. Etd.Unsiyah.Ac.Id.
https://etd.unsyiah.ac.id/index.php?p=show_detail&id=58006
Sagala, Syaiful. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung. Alfabeta
Sholihul Fathoni, H. (2016). Pengertian Taksonomi Bloom dan Pengkategoriannya.
Https://Www.Stay-Learning.Com/. https://www.stay-learning.com/2016/02/pengertian-
taksonomi-bloom-dan.html
Suhendar, E. (2011). Taksonomi Bloom. Blogspot.Com.
http://fisikasma-online.blogspot.com/2011/10/taksonomi-bloom-ranah-kognitif.html
WordPress.com site. (2012). Taksonomi Tujuan Pendidikan (Bloom).
Https://Catarts.Wordpress.Com/. https://catarts.wordpress.com/2012/06/15/taksonomi-
tujuan-pendidikan-bloom/

12

Anda mungkin juga menyukai