Anda di halaman 1dari 2

Rendahnya Kesadaran Hukum di Indonesia

Berita / Oleh Redaksi / 14 Juni 2013


[www.uinsgd.ac.id] Hubungan antara hukum dengan masyarakat di Indonesi sangat rendah. Ini
bisa dilihat dari penegakan hukum, kesadaran hukum dan budaya hukum. “Kesadaran akan
kewajiban hukum tidak semata-mata berhubungan dengan kewajiban hukum terhadap
ketentuan undang-undang saja, tidak berarti kewajiban untuk taat kepada undang-undang saja,
tetapi juga kepada hukum yang tak tertulis, seperti adat, kebiasaan masyarakat,” ungkap Rektor
UIN SGD Bandung, Prof. Dr. H. Deddy Ismatullah, SH., M.Hum. saat menjadi Keynote Speech
pada Seminar Internasional bertajuk “Peran Teologi dan Budaya dalam Meningkatkan
Kesadara Hukum Masyarakat” yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Hukum Pidana
Islam (HPI) di Aula Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) lantai IV, Selasa (11/06).

“Berkaitan dengan penegak hukum hukum di Indonesia, saya risaukan dengan adanya praduga
salah. Orang yang memiliki kecenderungan salah sekarang ditahan terlebih sebelum ia terbukti
salah atau tidaknya. Tidak bisa seperti itu,”tegas Rektor.

Ia menyatakan bahwa penegak hukum hari ini hanya dibekali dengan kekuasaan belaka tetapi
tidak dibeli ilmu sehingga mereka kurang memiliki sifat manusiawi.

Kesadaran hukum itu, terkait erat dengan masalah budaya hukum yang berupa nilia-nilia,
pendangan-pandangan dan sikap-sikap yang mempengaruhi bekerjanya hukum.”Ketika
seseorang melakukan tindakan kejahatan dan melaporkan kepada polisi atas segala
perbuatannya. Perilaku ini tidak ada. Artinya tingkat kesadaran hukumnya sangat rendah,”
tegasnya.

Faktor penyebab kurangnya kesadaran di masyarakat dikarenakan; Pertama, Kaidah Hukum.


Seperangkat peraturan perundang-undangan yang telah dibuat oleh lembaga yang berwenang
yang masih belum memperlihatkan perlindungan masyarakat. Kedua, masyarakat. merasa
hukum di Indonesia masih belum bisa memberikan jaminan terhadap mereka. Ketiga, Aparat
Penegak Hukum sebagai pembuat dan pelaksana hukum itu sendiri masih belum bisa untuk
benar-benar menerapkan peraturan yang sudah ditetapkan. Malahan sering aparat penegak
hukum yang seharusnya sebagai pelaksana malah melanggar hukum.

Peran agama dalam peningkatan kesadaran hukum masyarakat sangat diperlukan, “khususnya
Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia sangat startegis bagi proses peningkatan
kesadaran hukum di Indonesia. Perilaku ini telah diperaktekan oleh Rasulullah mellaui Al-Quran
yang berusaha untuk menciptakan tatanan masyarakat Islam, sehingga melahirkan generasi
Qurani,” jelasnya.
Untuk itu, budaya hukum menjadi unsur penting dalam memahami perbedaan-perbedaan yang
terdapat dalam sistem hukum yang satu dengan yang lain. “Budaya hukum sebagai bagian
integral dari suatu sistem hukum,” sambungnya.

Pentingnya kesadaran dan budaya hukum itu harus menjadi; Pertama, Struktur Hukum. Kedua,
Subtansi Hukum. Ketiga, Kultur Hukum.
Sebelumnya Rektor menyampaikan beberapa hal terkait dengan situasi dan kondisi UIN
kepada Tadhasi dan Aigoto***[Ibn Ghifarie, Dudi]

Anda mungkin juga menyukai