DI SUSUN OLEH
Nama : VIKA PUSPITA SARI
Nim : 20220310035
( ) ( )
Nyeri dikelompokkan sebagai nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut
IASP mendefinisikan nyeri akut pada fraktur yaitu sebagai suatu sensori
2006).
jaringan aktual atau fungsional. dengan onset mendadak atau lambat dan
beberapa komponen :
1).
noxius ke CNS.
(orde 3).
a. Tranduksi
kulit, periosteum, di dalam pulpa gigi dan jaringan tubuh yang lain.
Serat saraf afferent A delta dan C adalah serat-serat saraf sensorik yang
mempunyai fungsi meneruskan sensorik nyeri dari perifir ke sentral ke
b. Transmisi
nyeri ini disebut sel-sel neuron nosisepsi. Pada nyeri akut, sebagian
dari impuls nyeri tadi oleh serat aferent A-delta dan C diteruskan
akibatnya.
c. Modulasi
NA, 5HT) dengan input nyeri yang masuk ke kornu posterior. Impuls
terjadi interaksi antara impuls yang masuk dengan sistem inhibisi, baik
mana yang lebih dominan. Bila impuls yang masuk lebih dominan,
system inhibisi yang lebih kuat, maka penderita tidak akan merasakan
sensibel nyeri.
d. Persepsi
3. Jenis nyeri
a. Nyeri nosiseptif
Karena kerusakan jaringan baik somatik maupun viseral. Stimulasi
b. Nyeri neurogenic
primer pada system saraf perifer. Hal ini disebabkan oleh cedera pada
jalur serat saraf perifer, infiltrasi sel kanker pada serabut saraf, dan
konvensional.
c. Nyeri psikogenik
Nyeri ini berhubungan dengan adanya gangguan jiwa misalnya
cemas dan depresi. Nyeri akan hilang apabila keadaan kejiwaan pasien
tenang.
4. Etiologi Nyeri
noksius
(suhu, mekanik, atau kimia) menjadi energi listrik (impuls saraf) oleh
dari impuls saraf yang sampai ke SSP sebagai nyeri. Modulasi adalah
Tanda gejala pada nyeri menurut PPNI (2016), Tanda dan gejala pada
a. Mengeluh nyerI
b. Tampak meringis
d. Gelisah
f. Sulit tidur
e. Menarik diri
g. Diaphoresis
dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri
intervensi terapeutik.
3)
Skala
analog visual
melengkapi.
Keterangan :
0: Tidak nyeri
dengan baik.
berkomunikasi, memukul.
orang-orang terdekat.
9. Penatalaksanaan Nyeri
dengan P. Q. R. S. T.
Provoking: Penyebab
Quality: Kwalitas
Region: Lokasi
Severate: Skala
Time: Waktu
Teknik Penanganan Nyeri
1) Stimulasi Kautenus
Merupakan teknik reduksi nyeri dengan melakukan stimulasi
pada kulit untuk menghilangkan nyeri. Beberrapa teknik untuk
stimulasi kulit antara lain:
a) Kompres Dingin
b) Analgetic Oinments
c) Counteriratan, seperti plester hangat
d) Cotraletaral stimulation, yaitu massage kulit pada area yang
berlawanan dengan nyeri
2) Distraksi
Merupakan teknik reduksi nyeri dengan mengalihkan perhatian
kepada hal lain sehingga kesadaran terhadap nyerinya berkurang
Teknikan distraksi dapat dilakukan di antaranya dengan cara :
a) Nafas dalam lamat berirama
b) Massage and slow, rhytmatic breathing
c) Rhymic singing and tapping
d) Active listening
e) Uide imagery (ketakutan imajinasi klien biasa dengan
mendengarkan music yang lembut)
3) Anticipatory Guidance
Merupakan teknik reduksi yang dilakukan oleh perawat
dengan cara memberikan informasi yang dapat mencegah
terjadinya misintrepertasi dan kejadian yang dapat menimbulkan
nyeri dan membantu pemahaman apa yang diharapkan.
Informasi yang diberikan kepada klien diantaranya :
a) Penyebab nyeri
b) Prooses terjadinya nyeri
c) Lama dan kualitas nyeri
d) Berat ringan nyeri
e) Lokasi nyeri
f) Informasi tentang keamanan yang akan diberikan kepada
klien
g) Metode yang digunakan perawat untuk mengurangi nyeri
h) Hal- hal yang diharapka klien selama prosedur
4) Relaksasi
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Klien
b. Keluhan Utama
nyeri. Nyeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung dan lamanya
menusuk.
3) Region: radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa
buruk pada malam hari atau siang hari atau saat digerakkan.
lokasi, meliputi: apakah lokasi dekat dengan pabrik, jalan raya, atau
h. Pengkajian Primer
1) Airway
2) Breathing
3) Circulation
5) Exposure
i. Pemeriksaan Fisik
setempat (lokalis). Hal ini perlu untuk dapat melaksanakan total care
keadaan penyakit: akut, kronik, ringan, sedang, berat dan pada kasus
sampai kelamin.
1) Sistem Integumen
a) Kepala
Tidak ada gangguan yaitu, normocephalik, simetris, tidak ada
b) Leher
c) Wajah
d) Mata
sekret.
e) Telinga
Tes bisik atau weber masih dalam keadaan normal. Tidak ada
f) Hidung
h) Thoraks
sama.
tambahan lainnya.
j) Jantung
k) Abdomen
cairan.
kesulitan BAB.
2. Diagnosa Keperawatan
post orif:
muskuloskeletal
3. Intervensi Keperawatan
Tujuan :
Intervensi:
1) Identifikasi PQRST
Tujuan :
1) Nyeri berkurang
2) Bengkak menurun
Intervensi :
Tujuan :
Intervensi
kemampuan