PENDAHULUAN
2. KlasifikasiKecemasan
Freud membagi kecemasan menjadi tiga, yaitu:
a. Kecemasan Realitas atau Objektif (Reality or Objective Anxiety)
Suatu kecemasan yang bersumber dari adanya ketakutanterhadap
bahaya yang mengancam di dunia nyata seperti ketakutan
terhadapkebakaran, angin tornado, gempa bumi, atau binatangbuas.
Kecemasan ini menuntun kita untuk berperilakubagaimana
menghadapi bahaya. Seseorang dapat menjadi sangat takut untuk
keluarrumah karena takut terjadi kecelakaan pada dirinya atautakut
menyalakan korek api karena takut terjadikebakaran.
b. Kecemasan Neurosis (Neurotic Anxiety)
Kecemasan ini mempunyai dasar pada masa kecil, pada konflik antara
pemuasan instingtual dan realitas.
Kecemasan Moral (Moral Anxiety)
Kecemasan ini merupakan hasil dari konflik antara Id dan superego.
Secara dasar merupakan ketakutan akan suara hati individu sendiri.
Ketika individu termotivasi untuk mengekspresikan impuls instingtual
yang berlawanan dengan nilai moral yang termaksud dalam superego
individu itu maka ia akan merasa malu atau bersalah.
KartonoKartini(2006)membagikecemasanmenjadidua jenis
kecemasan,yaitu :
a. Kecemasan Ringan
Kecemasanringandibagimenjadidua kategoriyaituringansebentardan
ringanlama. Kecemasanini sangat bermanfaat bagi perkembangan
kepribadian seseorang, karena kecemasan ini dapat menjadi suatu
tantangan bagiseorang individu untuk mengatasinya. Kecemasan
ringan yangmunculsebentaradalahsuatukecemasanyang wajarterjadi
pada individuakibatsituasi-situasiyang mengancamdanindividu
tersebut tidak dapat mengatasinya, sehingga timbul kecemasan.
Kecemasanringanyang lama adalahkecemasanyangdapatdiatasitetapi
karena individutersebuttidak segeramengatasipenyebab
munculnyakecemasan, makakecemasan tersebut akan
mengendaplamadalam diri individu.
b. KecemasanBerat
Kecemasanberatadalahkecemasanyangterlaluberatdanberakar secara
mendalamdalamdiri
seseorang.Apabilaseseorangmengalamikecemasan semacaminimaka
biasanyaia tidak dapatmengatasinya.Kecemasanini mempunyai akibat
menghambat atau merugikan perkembangan kepribadian
seseorang.Kecemasan inidibagimenjadiduayaitu kecemasan beratyang
sebentardanlama. Kecemasanyang berattetapi munculnya
sebentardapatmenimbulkantraumatispada individujika
menghadapisituasiyang samadengansituasipenyebabmunculnya
kecemasan. Sedangkan kecemasanyang
berattetapimunculnyalamaakan merusakkepribadianindividu. Hal ini
akanberlangsung terusmenerus bertahun-tahun dan dapatmeruak
proseskognisi individu. Kecemasanyang beratdanlama
akanmenimbulkanberbagaimacampenyakit sepertidarah tinggi,
tachycardia (percepatan darah),excited (heboh, gempar).
Stuart dan Sundeen (1995) membagi kecemasan menjadi 4 tingkatan
yaitu :
a. Kecemasan Ringan
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa
kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dab
individu akan berhati-hati dan waspada. Individu terdorong untuk
belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
b. Kecemasan sedang
Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap lingkungan menurun/individu
lebih memfokuskan pada hal penting saat itu dan mengesampingkan
hal lain.
c. Kecemasan Berat
Pada kecemasan berat lahan persepsi menjadi sempit. Individu
cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal-hal
yang lain. Individu tidak mampu berfikir berat lagi dan membutuhkan
banyak pengarahan/tuntutan.
d. Panik
Pada tingkat ini persepsi sudah terganggu sehingga individu sudah
tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-
apa walaupun sudah diberi pengarahan/tuntunan.
3. Manifestasi Kecemasan
Menurut Sue, dkk dalam Trismiati, (2006) menyebutkan bahwa
manifestasi kecemasan terwujud dalam empat hal berikut ini.
a. Manifestasi kognitif
Yang terwujud dalam pikiran seseorang, seringkali memikirkan
tentang malapetaka atau kejadian buruk yang akan terjadi,
pikiranterasa bercampur aduk atau kebingungan, sulit berkonsentrasi.
b. Perilaku motorik
Kecemasan seseorang terwujud dalam gerakan tidak menentu seperti
gemetar.
c. Perubahan somatic
Muncul dalam keadaaan mulut kering, tangan dan kaki dingin, diare,
sering kencing, ketegangan otot, sulit bernafaspeningkatan tekanan
darah dan lain-lain. Hampir semua penderita kecemasan menunjukkan
peningkatan detak jantung, respirasi, ketegangan otot dan tekanan
darah.
d. Afektif
Diwujudkan dalam perasaan gelisah, dan perasaan tegang yang
berlebihan, berperilakumenghindar, terguncang.
Stuart dan Sundeen (1995) menyebutkan manifestasi kecamasan
tergantung pada tingkat kecemasan dan dibagi dalam tiga hal sebagai
berikut
a. Respon Fisiologis
Respon fisiologis kecemasan antara lain adalah sering nafas pendek,
nadi ekstra systole dan tekanan darah naik, mulut kering, anorexia,
diare/konstipasi, gelisah.
b. Respon Kognitif
Respon kognitif kecemasan antara lain lapang persepsi menyempit,
rangsang luar tidak mampu diterima, berfokus pada apa yang menjadi
perhatiannya, tidak mampu menyelesaikan masalah.
c. Respon Prilaku dan Emosi
Respon prilaku dan emosi kecemasan antara lain gerakan tersentak-
sentak (meremas tangan), bicara banyak dan lebih cepat, perasaan
tidak nyaman.
6. Dampak Kecemasan
Kecemasanyang berlebihandapatmempunyaidampak
yangmerugikanpada
pikiransertatubuhbahkandapatmenimbulkanpenyakit- penyakit fisik
(Cutler, 2004:304). Zimmermen, et al.(2000) melaporkan sekitar 75%
dari 373 subjek penelitiannya di Amerika dengan riwayat kecemasan
telah mengalami depresi mayor dan akan mengalami kecemasan seumur
hidupnya. Kecemasan juga dianggap sebagai salah satu faktor
penghambat dalam proses belajar yang dapat menggangu kinerja fungsi-
fungsi kognitif seseorang yang akan mengalami kesulitan dalam
berkonsentrasi, mengingat dan kesulitan dalam pemecahan masalah.
Selanjutnya kecemasan dapat menggangu perhatian, kesiagaan memori
dan proses pemanggilan kembali informasi yang telah disimpan yang
cenderung akan menggangu proses belajar (Zeidner dan Matthews, 2009
dalam Kusrini, 2015).
2.2 KonsepKonselingSpiritual
1. SpiritualNursing
Perawat memandang klien sebagai makhluk bio-psiko-sosiokultural dan
spiritual yang berespon secara unik terhadap perubahan kesehatan atau
pada keadaan krisis. Perawat berupaya untuk membantu memenuhi
kebutuhan spiritual klien sebagai bagian dari kebutuhan menyeluruh
klien, antara lain dengan memfasilitasi pemenuhan kebutuhan spiritual
klien, walaupun perawat dan klien mempunyai keyakinan spiritual atau
keagamaan yang berbeda. Pengaruh karakter spiritual
padapenyembuhan,penatalaksanaanpenyakit, ansietas, dan penerimaan
kematian telah diperhatikan oleh perawat. Asuhan keperawatan
meliputi pengenalan dan dukungan spiritual
manusia.Karakterspiritual dalamkeperawatanmenunjukkanpengenalan
bahwa faktor alam yang tampak dan tak dapat diraba mempengaruhi
pikiran dan perilaku.Pengenalaninimeliputi keyakinan agamadan
supranatural. Karakteristik spiritual meliputi : Hubungan dengan diri,
hubungan dengan alamharmonis,hubungan dengan oranglainyang
harmonis,danhubungan denganTuhan.
2. Pengertian Konseling Spiritual
Konselingspiritual adalahkonselingyangmengarahkankonselikepada
Tuhandenganasumsidasar bahwa manusia adalah mahkluk ciptaan
Tuhan. ManusiamengalamiputushubungandenganTuhanakibatdosa.
(Witoha,2003). Prosespenyembuhandicapaimelaluistrategikonseling
yangmerupakanrencanadasarintervensi gunamencapai tujuan
konseling,yaitupenyembuhanlukabatin.
3. TujuanKonselingspiritual
Tujuanakhirdarikonselingspiritualagarkonseliterhindardariberbagai
masalahbaikyangberkaitan dengan gejalaneurosedan psychose,sosial dan
spiritual,ataudengan katalain agarmasing-masingindividu
memilikimentalyangsehat(Lubis,2007).
4. Intervensikonselingspiritual
Intervensi konselingspiritualnntukmeningkatkanwellnessdapat dilakukan
dengan doa,mengajarkan konsep-konsepspiritual,referensi kitab suci,
pengalaman spiritual, konfrontasi spiritual, doa bersama antarakonseli
dankonselor,doronganmemaafkan,penggunaan
komunitasataukelompokberagama(Richards,2007).Nilai-nilai agama
yang dianutklienmerupakan satuhal yangperlu dipertimbangkan
konselordalammemberikanlayanankonseling, sebabterutamaklien yang
fanatik denganajaranagamanya mungkin sangat yakin dengan
pemecahanmasalah pribadinyamelaluinilai-nilaiajaranagamanya.
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitianyang dilakukan oleh Bambangsugiyoto (2014) menjelaskan
adapengaruh yangsignifikandari konselingspiritual
perawatterhadaptingkatkecemasanpada keluarga pasien yang dirawat diruang
ICU RSUD Sleman. Wulandari, fitria (2013) dalam penelitiannya
menjelaskan ada pengaruh dukungan spiritual
terhadappenurunantingkatkecemasanpadapasienpreoperasidiRuangBedah
RSdr.Soepraoen Malang.
2.4 Keterkaitan Penelitian Dan Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya menunjukkan ada pengaruh konseling spiritual
terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien yang dirawat inap atau
hospitalisasi. Penelitian yang akan dilakukan memiliki subjek yang berbeda
yaitu kecemasan pada korban gempa Lombok.
2.5 Kerangka Berpikir
Perawat mempunyai tugas yang komprehensif dalam proses pelayanan pada
pasien baik secara biologi, psikologi, sosial dan spiritual. Konseling
Spiritualsebagai salah satu bagian dari intervensi keperawatan untuk
mengatasi kecemasan diharapkan mampu menurunkan kecemasan pada
korban gempa Lombok, sehingga mereka mampu melakukan aktivitas sehari-
hari secara normal tanpa rasa trauma.
Bagan 2.1. Kerangka Berpikir
Intervensi Kecemasan
dalam NIC:
1. Edukasi
2. Terapi
3. Konseling
BAB 3
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah pra eksperiment dengan pendekatan one group pre
post-test designe karena sebelum diberikan perlakuan, korban gempa dikaji
terlebih dahulu tingkat kecemasannya, kemudian setelah diberi perlakuan
dikaji kembali tingkat kecemasannya, apakah mengalami penurunan tingkat
kecemasan atau tidak. Desain penelitian ini dianggap peneliti paling tepat
mengingat dalam proses pelaksanaan penelitian peneliti tidak mampu
mengontrol variable perancu lainnya dengan ketat. Peneliti memberikan
intervensi konseling spiritual kepada korban gempa lombok.
Bentuk skema pendekatan one grop pre test post test dapat dilihat pada
Gambar 3.1.
X1 a X2
Pre test Perlakuan Post test
Gambar 3.1 Skema Pendekatan One Group Pre Test Post Test
Jadwal Penelitian
Waktu
No Jenis Kegiatan Pelaksanaan
2019
Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags
1 Penyusunan proposal
lengkap – upload ke
SIM-LITABMAS
DIKTI
2 Pengumuman seleksi
proposal
3 Pengambilan data
penelitian
4 Pengolahan data
5 Penyusunan hasil
dan pembahasan
penelitian
6 Pelaporan akhir
7 Publikasi
8 Laporan Project
DAFTAR PUSTAKA