Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang memiliki peranan yang sangat

penting untuk memenuhi kebutuhan manusia. Diantara kegiatan ekonomi adalah

jual beli, memproduksikan dan memasarkan, dan interaksi dengan manusia yang

lainnya.1 Usaha merupakan kegiatan dibidang perdagangan dengan mencari

untung.2 Seperti misalnya dalam usaha wisata kuliner.

Belakangan ini, kuliner menjadi salah-satu kebutuhan mutlak bagi setiap

wisatawan, baik itu wisatawan asing maupun wisatawan lokal. Wisatawan adalah

pengunjung di Negara yang dikunjunginya setidak-tidaknya tinggal 24 jam dan

yang datang berdasarkan mengisi waktu senggang untuk berlibur, bersenang-

senang, maupun untuk keperluan bisnis.3 Keseluruhan wisatawan pada dasarnya

membutuhkan kuliner, oleh karena itu kuliner menjadi bagian yang sangat penting

yang tidak dapat lepas dari wisatawan asing maupun lokal sendiri.

Wisata kuliner telah muncul sebagai aspek sentral dari setiap pengalaman

wisata. Ini mencakup praktik budaya, sejarah lokal, nilai-nilai, dan warisan

budaya. Makanan berfungsi sebagai penghubung antara kita dengan warisan yang

kita miliki, dan orang-orang disekitar kita. Ini adalah saluran yang beragam dan

dinamis untuk berbagai cerita, serta membentuk hubungan dan membangun

komunikasi. Dengan menggabungkan perjalanan dengan pengalaman makan dan


1
Norvadewi, “Bisnis dalam Perspektif Islam”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1, No. 1, (2015),
24.
2
Muhadjir Effendy, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima, Aplikasi Luring Resmi Badan
Pengembangan Bahasa dan Perukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, 2016.
3
Lucky Setiawan dan Ida Ayu Suryasih, “Karakteristik dan Persepsi Wisatawan Terhadap Daya
Tarik Wisata Pantai Kota di Kota Pariaman Sumatera Barat”, Jurnal Destinasi Wisata, Vol. 4, No.
1, (2016), 2.
minum, wisata makanan menawarkan “kesan tempat” yang baik bagi penduduk

lokal maupun wisatawan.4

Mengawali keterkaitan dengan ekonomi syariah, maka pariwisata menurut

Islam adalah suatu sistem yang mengikutsertakan berbagai pihak dalam

keterpaduan kaitan fungsional yang serasi dengan kaidah-kaidah Islam. 5 Dalam

kesejarahannya, pariwisata dalam tradisi Islam dimulai dari kemunculan Islam

sebagai agama universal, yaitu ketika dikenal konsep ziyarah, yang secara

harfiyah artinya berkunjung.6

Dengan kekayaan alam, Indonesia memiliki berbagai macam rempah-

rempah dan keragaman sumber pangan yang dapat menghasilkan berbagai variasi

cita rasa makanan yang berbeda-beda dan dengan kekayaan adat maka

menimbulkan berbagai makanan tradisional yang dapat menarik wisatawan.7

Makanan tradisional merupakan salah-satu aset budaya bangsa yang perlu

dilestarikan supaya tidak punah keberadaannya dan tetap langgeng meskipun

adanya peradaban dan kemajuan teknologi. Untuk mempertahankan makanan

tradisional, usaha yang dapat dilakukan adalah dengan penggalian jenis-jenis

makanan tradisional yang ada, kemudian dilakukan pengembangan dari jenis

makanan tersebut agar lebih menarik dan banyak diminati tanpa mengurangi

keaslian dari makanan tradisional. Penggalian jenis makanan tradisional ini dapat

dilakukan salah-satunya dengan cara memperkenalkan pada generasi muda

tentang jenis-jenis makanan tradisional serta berbagai cara atau teknik olah dari

masing-masing makanan tradisional tersebut.

4
Ibnu Sasongko, dkk, ”Strategi Pengembangan Kawasan Wisata Kuliner di Sepanjang Koridor
Jalan Soekarno Hatta Kota Malang”, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 5.
5
Juhaya S Pradja, Ekonomi Syariah, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), 133.
6
Ibid, 135.
7
Wahjudi, Pengantar Pariwisata, (Jakarta: Grasindo, 2015), 22.
Dengan perkembangan jaman yang sangat pesat di era digital ini, segala

bentuk hal kecil maupun besar sekalipun dapat tereksplor dengan cepat, salah-

satunya yang sedang hits di era sekarang adalah makanan. Karena perpaduan

antara kuliner jaman dahulu dengan kuliner jaman sekarang maka banyak sekali

makanan tradisional yang diolah dan digabungkan dengan masakan asing

sehingga menjadi sebuah kuliner yang dapat menggugah selera wisatawan, salah

satu contohnya adalah sushi makanan khas asli Jepang yang kini hadir di

Indonesia dengan mengubah citarasa lidah orang Indonesia. Namun kuliner asli

Indonesia juga tidak mau kalah dengan kuliner asing, banyak para koki, pemuda

bahkan usaha rumahan yang kini menyuguhkan berbagai macam makanan

tradisional atau kuliner lokal yang kini dikreasikan dengan berbagai rasa, bentuk

sehingga menimbulkan rasa penasaran para wisatawan untuk menikmati kuliner

tersebut.

Dengan perkembangan jaman maka perekonomian semakin meningkat dan

juga dengan adanya dukungan dari berbagai lembaga keuangan maka segala

bentuk jenis usaha pun terealisasikan, tidak diherankan banyak wisata kuliner

yang bermunculan tidak lain dari dukungan lembaga keuangan seperti bank

maupun non bank. Pada dasarnya di Indonesia hanya terdiri dari 1 bank sentral,

namun karena mayoritas di Indonesia penduduknya memeluk agama Islam maka

kini banyak pendirian bank-bank syariah. Bahkan hampir seluruh lembaga

keuangan kini menghadirkan berbagai produk berbasis syariah.

Kabupaten Sumenep khususnya kecamatan Arjasa adalah salah satu

daerah yang berpotensi sebagai tujuan wisata kuliner. Arjasa merupakan sebuah

kecamatan pemerintahan kabupaten Sumenep Jawa Timur yang memiliki potensi


wisata yang masih belum tergali sehingga kurang familiar di telinga para

wisatawan, karena letaknya berada di kepulauan dan juga terlalu jauh dari

jangkauan wisatawan luar. Lebih jelasnya kecamatan Arjasa berlokasi di pulau

Kangean. Pulau ini terdiri dari tiga kecamatan yaitu kecamatan Arjasa, Kangayan

dan juga Sapeken. Pada tanggal 29 Juni 2004, bagian dari kecamatan Arjasa di

mekarkan menjadi kecamatan Kangayan. Kecamatan Arjasa memiliki luas yang

lebih besar jika di bandingkan dengan kecamatan yang lain, Kangayan misalnya

yang hanya 21,88 km2. Kecamatan Arjasa memiliki luas 241,97 km2 9,67% dari

luas wilayah di kabupaten Sumenep.

Kecamatan Arjasa di kelilingi oleh sebagian laut Jawa. Ini karena

kecamatan ini terletak di pulau yang berada di perairan laut Jawa. Berikut batas-

batas daerahnya: sebelah utara bersebelahan dengan laut Jawa, sebelah selatan

dengan laut Jawa, kemudian sebelah barat dengan laut Jawa dan sebelah timur

dengan kecamatan Kangayan. Jumlah total penduduk yang terdata adalah 60,890

jiwa.8 Jumlah penduduk tersebut telah dihimpun dari jenis laki-laki dan

perempuan. Jumlah penduduk ini tidak merata di setiap wilayah di kecamatan

Arjasa. Ada desa yang padat penduduknya ada pula desa dengan jumlah penduduk

yang sedikit. Ketidakmerataan jumlah penduduk ini bisa disebabkan oleh tingkat

kesejahteraan hidup dari desa tersebut atau kondisi pekerjaan yang menuntut

penduduk untuk memilih tinggal di tempat tertentu.

Sebagian besar penduduk pulau Kangean khususnya kecamatan Arjasa

banyak mengais rezeki menjadi TKI di negeri Jiran yang cukup menjanjikan

sekalipun tidak selamanya mendapatkan keberuntungan. Warga yang tidak

menjadi TKI banyak yang pergi ke Kalimantan, Bali, Lombok dan lainnya.
8
Kecamatan Arjasa dalam Angka 2018.
Namun sebagian besarnya lagi menggarap lahan sawah yang di milikinya untuk

menyambung perekonomian keluarganya, mengingat kecamatan Arjasa adalah

induk pulau yang terdapat banyak lahan pertanian, berbeda dengan pulau Kangean

bagian timur (Kangayan dan Sapeken) yang mayoritas penduduknya bergantung

pada hasil laut.

Usaha wisata kuliner merupakan salah satu kegiatan industri ekonomi

yang sangat menjanjikan, bukan hanya bagi pemilik usaha itu sendiri namun

ternyata keberadaan usaha wisata kuliner juga memiliki dampak terhadap

perekonomian masyarakat sekitarnya. Dengan adanya usaha wisata kuliner di

kecamatan Arjasa maka secara langsung akan membuka lapangan pekerjaan bagi

masyarakat sekitar khususnya, di samping itu keberadaan usaha wisata kuliner

akan membuka peluang bagi masyarakat sekitar untuk membuka berbagai macam

usaha kuliner yang mampu meningkatkan perekonomian mereka.

Wisata kuliner di kecamatan Arjasa adalah beberapa tempat wisata kuliner

yang terdiri dari rumah makan yang berjejer panjang di sebelah timur alun-alun

kota kecamatan Arjasa. Wisata kuliner di Kecamatan Arjasa terkenal dari setiap

kalangan di pulau Kangean karena wisata kuliner ini sangat cocok untuk

menjadikan tempat perkumpulan keluarga, reunian dan lainnya. Wisata kuliner di

kecamatan Arjasa menyajikan menu khas daerah pesisir mengingat kecamatan

Arjasa terletak di kepulauan yaitu beragam jenis seafood yang menjadi ciri khas

wisata kuliner di kecamatan Arjasa.

Kegiatan wisata idealnya akan meningkatkan pelibatan, partisipasi dan

peran masyarakat setempat secara aktif di dalamnya, sebab masyarakat asli itu

bermukim di sekitar dan di dalam objek wisata yang dilakukan, memiliki lokasi
tersebut sesuai hak dan adanya, kehidupan masih bergantung dari potensi sumber

daya alam yang ada di wilayahnya, serta kehidupan sosial ekonominya masih

sederhana sehingga perlu ditingkatkan.

Pembangunan usaha wisata kuliner di kecamatan Arjasa ini di harapkan

dapat menunjang kehidupan ekonomi masyarakat luas, khususnya masyarakat asli

setempat yang berada di sekitar atau lokasi wisata kuliner. Masyarakat di pandang

dapat terlibat atau menunjang dalam kegiatan sebuah usaha wisata oleh wisatawan

khususnya dalam penyediaan makanan (kuliner). Kegiatan dan partisipasi

masyarakat dalam kegiatan wisata diharapkan akan mampu memberikan

tambahan pendapatan masyarakat secara memadai, di samping pendapatan dari

sektor pembangunan lainnya.

Dengan hadirnya objek wisata kuliner di kecamatan Arjasa, telah

membantu pemerintah dalam penyerapan tenaga kerja. Mengingat sebagian besar

masyarakat kecamatan Arjasa selain jadi TKI sangat tergantung dari hasil

pertanian, maka jika terjadi penurunan harga hasil panen akan terjadi masalah

bagi kehidupan ekonomi keluarganya. Atas dasar tersebut dengan adanya objek

usaha wisata kuliner tersebut dapat membantu menambah penghasilan penduduk

sekitar dengan bekerja atau berwirausaha dengan berjualan macam-macam kuliner

(makanan dan minuman) khas daerah kecamatan Arjasa. Selain meningkatnya

peluang usaha juga mampu melestarikan nilai-nilai budaya melalui masakan khas

daerah tersebut.

Maka berdasarkan paparan data di atas maka dapat dipahami kegiatan

usaha wisata kuliner merupakan salah satu bidang yang dipandang dapat

memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan masyarakat. Hal


tersebut yang membuat peneliti tertarik untuk membahas lebih lanjut dalam

kegiatan tersebut dan melakukan penelitian dengan judul “Peran Wisata Kuliner

dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Arjasa

Kabupaten Sumenep menurut Perspektif Ekonomi Islam”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan pada uraian konteks penelitian di atas maka diperoleh fokus

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pandangan ekonomi Islam terhadap peran wisata kuliner dalam

meningkatkan ekonomi masyarakat di kecamatan Arjasa kabupaten Sumenep?

2. Bagaimana dampak wisata kuliner dalam meningkatkan ekonomi masyarakat

di kecamatan Arjasa kabupaten Sumenep?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian di atas, adapun tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui pandangan ekonomi Islam terhadap peran wisata kuliner

dalam meningkatkan ekonomi masyarakat di kecamatan Arjasa kabupaten

Sumenep.

2. Untuk mengetahui dampak wisata kuliner dalam meningkatkan ekonomi

masyarakat di kecamatan Arjasa kabupaten Sumenep.

D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Peneliti

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperoleh pengalaman yang

empirik khususnya dibidang penelitian dan meningkatkan wawasan pengetahuan

maupun keilmuan peneliti yang diperoleh selama di bidang kuliah.

2. Bagi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura

Sebagai tambahan referensi bagi mahasiswa/i yang lain, khususnya bagi

mahasiswa/i ekonomi syariah baik ketika melakukan penelitian selanjutnya

ataupun tugas-tugas lain yang berhubungan dengan penelitian wisata kuliner.

3. Bagi Masyarakat Kecamatan Arjasa

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai

pengaruh yang di hasilkan oleh kegiatan wisata kuliner di Kecamatan Arjasa dan

juga akan menjadi bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut sebagai pijakan

perbandingan atas tujuan lain yang relevan.

E. Definisi Istilah

Untuk lebih memahami dan menghindari kesalah pahaman tentang

maksud dari judul penelitian ini, maka peneliti akan menjelaskan istilah-istilah

yang perlu dijelaskan terkait judul proposal yang akan diteliti, yaitu sebagai

berikut:

1. Peran adalah pola perilaku atau tindakan yang diharapkan pada kedudukan

(status) tertentu yang berarti seseorang yang melakukan tindakan yang

dimana tindakan tersebut diharapkan oleh masyarakat lain. Artinya setiap


tindakan yang dimiliki setiap individu memiliki arti penting untuk sebagian

orang.9

2. Wisata Kuliner adalah kegiatan makan dan minum yang unik dilakukan oleh

setiap pelancong yang berwisata.10

3. Perspektif Ekonomi Islam adalah ilmu dan praktik kegiatan ekonomi

berdasarkan pada ajaran Islam yakni ajaran yang sesuai dan tidak

bertentangan dengan Al-qur’an dan sunah Rasulullah SAW ataupun hadits

dengan berteguh terhadap esensi tujuan ekonomi Islam yaitu mewujudkan

kebahagiaan dan kesejahteraan manusia di dunia dan akhirat.11

4. Ekonomi Masyarakat adalah sekumpulan kelompok manusia yang telah

memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat-istiadat yang dialami dalam

lingkungannya.12

F. Kajian Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian penulis

yaitu:

1. Wiwin Al Akbar, “Studi Potensi Wisata Kuliner di Kabupaten Indramayu”,

2014, Universitas Negri Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan yaitu

kualitatif. Hasil penelitian diketahui bahwa : (1) pemetaan wisata kuliner

Indramayu dibagi menjadi 6 kawasan, yaitu kawasan Karangampel, kawasan

Juntinyuat, kawasan Balongan, kawasan Indramayu, kawasan Sindang dan

9
Amin Nurdin dan Ahmad Abrori, “Mengerti Sosiologi: Pengantar untuk Memahami Konsep-
konsep Dasar”, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), 47.
10
Eri Besra, “Potensi Wisata Kuliner dalam Mendukung Pariwisata di Kota Padang”, Jurnal Riset
Akuntansi dan Bisnis, Vol. 12, No. 1 (Maret 2012), 82.
11
Muchlisin Riadi, “Pengertian, Tujuan, Prinsip dan Manfaat Ekonomi Syariah”, (2016).
12
Arifin Noer, “Ilmu Sosial Dasar untuk IAIN Semua Fakultas dan Jurusan Komponen MKU”,
(Bandung: CV Pustaka Setia, 1997) 85.
kawasan Jatibarang, (2) makanan khas kabupaten Indramayukategori lauk-

pauk adalah pindang gombyang, pedesan entog, sate biawak, dan krecek

urang ; kategori makanan sepinggan khas kabupaten Indramayu adalah

burbacek, rumbah, dan ramusan remucu; kategori makanan insidental khas

kabupaten Indramayu adalah rumbah edan, cimplo, bubur lemu,lepet, dan

koci; kudapan khas kabupaten Indramayu adalah sempora, blengep, geblog,

blendung jagung, krawu boled, gonjing, limpung, botok sarikaya, ongol-

ongol, buras, cikak, jalabiya, dan blencong; oleh-oleh khas kabupaten

Indramayu adalah mangga segar variates cengkir, kripik melinjo, keripik tike,

dodol enom, lara gudeg, dodol mangga, sirup mangga, keripik mangga, dan

terasi junti; sambal khas Kabupaten Indrammayu adalah Sambal Gecok, dan

(3) karakteristik wisatawan kuliner domestik di kabupaten Indramayu

berjenis kelamin pria sebanyak 55,34%, kisaran usia antara 21-25 tahun

31,07%, berpendidikan terakhir SMA/sederajat 40,78%, bekerja sebagai

karyawan swasta 24,30%, dengan penghasilan kurang dari Rp 500.000,00

sebessar 33,98%, berasal dari kabupaten Indramayu 70,87%, datang ke

sentral kuliner bersama teman/kelompok/rombongan 54,37%, intensitas

kunjungan kurang dari 3 kali dalam sebulan 64,08%. Alasan mengunjungi

sentra kuliner dengan pertimbangan kualitas makanan 33,98%. Alasan khusus

wisatawan adalah mendapatkan pengalaman mencicipi makanan yang baru

dan baik sebesar60,19%. Persamaan dalam penelitiannya adalah sama dalam

metode penelitiannya yaitu kualitatif, sedangkan perbedaannya terletak pada

lokasi penelitian. Peneliti berlokasi di kecamatan Arjasa kabupaten Sumenep

sedangkan penelitian tersebut di kabupaten Indramayu.


2. Penelitian yang dilakukan oleh Lisa Agustin (2012) berjudul “Studi Potensi

Wisata Kuliner dan Karakteristik Wisatawan di Kabupaten Kotawaringin

Barat”. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pendekatan

kualitatif. Menyatakan bahwa makanan khas kabupaten Kotawaringin Barat

adalah soto menggala, soto banjar, nasi kuning, dan lontong sayur; lauk-pauk

khas kabupaten Kotawaringin Barat adalah gangan asam, ikan bakar,

belankas, dan aneka seafood lainnya; sambal khas kabupaten Kotawaringin

Barat adalah sambal cincaluk; kudapan khas kabupaten Kotawaringin Barat

adalah wadai tole-tole, wadai cincin, dan kerupuk basah; buah-buahan lokal

musiman khas kabupaten Kotawaringin Barat adalah cempedak, durian lokal,

krantungan, tangkalis, ketiau, dan terong asam; oleh-oleh khas kabupaten

Kotawaringin Barat adalah kerupuk amplang dan kerupuk ikan. Wisata

kuliner di kabupaten Kotawaringin Barat dapat dipetakan menjadi 8 (delapan)

kawasan, yaitu Mendawai, Sidorejo, Raja, Madurejo, Kampung Baru, Pasir

Panjang, Kumai, dan Kubu. Karakteristik wisatawan yang berkunjung adalah

usia 15-20 tahun 38%, yang berpendidikan terakhir SMA/sederajat 45%, dan

yang bekerja sebagai karyawan swasta 36%. Wisata kuliner sebagian besar

rata-rata dinikmati oleh kaum perempuan yaitu 53%, dan wisatawan tang

berasal dari kabupaten Kotawaringin Barat sendiri 82%, 79% dari yang

memperoleh informasi dari teman maupun keluarganya, 47% dari wisatawan

yang dating berkelompok serta sebesar 25% dari wisatawan yang

berpenghasilan dibawah Rp 500.000. Faktor dari variasi makanan menjadi

alasan pokok bagi wisatawan untuk datang berwisata. Persamaan dengan

penelitian ini yaitu pada metode penelitian (kualitatif), sedangkan


perbedaannya terletak pada lokasi penelitian yaitu wisata kuliner di kabupaten

Kotawaringin Barat.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Edy Rismianto (2015) dengan judul “Dampak

Wisata Kuliner Oleh-oleh Khas Yogyakarta Terhadap Perekonomian

Masyarakat”, tujuan penelitian ini untuk mengetahui dampak digalakkannya

wisata kuliner oleh-oleh khas Yogyakarta terhadap perekonomian

masyarakat. Metode penelitian ini dengan cara analisis data secara kualitatif,

dengan hasil penelitian menyimpulkan bahwa wisata kuliner oleh-oleh khas

Yogyakarta membawa dampak positif terhadap perekonomian masyarakat,

dapat dilihat dari meningkatnya jenis lapangan kerja yang terserap dalam

sektor ini, meningkatnya pendapatan pengusaha, meningkatnya harga produk

maupun jasa dan serta tercukupinya kebutuhan sandang, papan, sosial

maupun prestis dengan lebih baik. Persamaan dengan penelitian ini yaitu

sama-sama meneliti tentang dampak atau pengaruh wisata kuliner terhadap

perekonomian masyarakat dan juga menggunakan metode penelitian

kualitatif, sedangkan perbedaannya pada lokasi penelitian, peneliti berlokasi

di kecamatan Arjasa dan penelitian tersebut di Yogyakarta.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Anida Wati (2018) dengan judul “Analisis

Peranan Objek Wisata Talang Indah Terhadap Peningkatan Pendapatan

Masyarakat Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada Masyarakat Desa

Pajaresuk Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu)”. Tujuan penelitian

ini untuk mengetahui bagaimana peranan obyek wisata dalam meningkatkan

pendapatan masyarakat dan untuk mengetahui bagaimana perspektif ekonomi

Islam terhadap peranan obyek wisata dalam meningkatkan pendapatan


masyarakat. Metode yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif dengan hasil

penelitian menyimpulkan keberadaan objek wisata talang indah memberikan

kontribusi sangat besar sebagai salah satu tempat yang mampu menyerap

tenaga kerja sekaligus sebagai penyedia lapangan kerja bagi masyarakat.

Persamaan dengan penelitian ini terletak pada metode penelitian (kualitatif).

Sedangkan perbedaannya pada lokasi penelitian.


BAB IV

PAPARAN DATA, TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data dan Temuan Penelitian

1. Profil Kecamatan Arjasa

a. Gambaran Umum Kecamatan Arjasa

Kecamatan Arjasa adalah salah satu kecamatan di kabupaten

Sumenep. Kabupaten Sumenep merupakan salah satu kabupaten di

provinsi Jawa Timur. Sumenep juga merupakan salah satu kabupaten yang

terhimpun dalam bagian pulau madura karena berada di bagian pulau, luas

dari sebagian besar daerahnya adalah perairan dibanding dengan daratan.

Kecamatan Arjasa terletak di pulau Kangean. Pulau ini terdiri dari

dua kecamatan yaitu kecamatan Arjasa dan kecamatan Kangayan.

Kecamatan Arjasa memiliki luas yang lebih besar jika dibandingkan

dengan kecamatan yang lain, Kangayan misalnya yang hanya 201,88 km.

Kecamatan Arjasa memiliki luas 241,97 km2 9,67% dari luas wilayah di

kabupaten Sumenep.

Kecamatan Arjasa dikelilingi oleh sebagian besar laut Jawa. Ini

karena kecamatan ini terletak di pulau yang berada di perairan laut Jawa.

Kecamatan Arjasa bersebelahan dengan kecamatan Kangayan, berbeda

dengan sisi barat, utara dan selatan yang dibatasi oleh laut Jawa.

Berbatasan dengan laut Jawa ini juga membuat kecamatan Arjasa

didominasi oleh perairan dibandingkan dengan daratan.

b. Kondisi Ekonomi Masyarakat Kecamatan Arjasa Kabupaten

Sumenep
Mata pencarian atau profesi adalah salah satu faktor besar sejahtera

atau tidaknya kehidupan suatu masyarakat. Keberagaman kondisi

geografis pada setiap wilayah menyebabkan adanya variasi. Profesi bisa

berangkat dari latar belakang pendidikan ataupun bakat dari seseorang atau

memang karena tidak adanya pilihan yang lain.

Mata pencaharian masyarakat kecamatan Arjasa tentu sangat

beragam dan sebagian besar dari masyarakat ini banyak berprofesi di

bagian TKI atau yang disebut Tenaga Kerja Indonesia. Adapun rinciannya

dapat dilihat pada tabel:

Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Arjasa

Mata Pencaharian N %
Perdagangan 870 17,36
Angkutan 228 4,59
Industri 397 7,92
Penggalian 27 0,53
TKI 3.168 63,22
Jasa 321 6,40
Jumlah 5.011 100%
Sumber: Kecamatan Arjasa dalam Angka 201813

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 5.011 masyarakat

kecamatan Arjasa yang bekerja. Jika dibandingkan dengan data yang ada

pada jumlah keseluruhan dari masyarakat di kecamatan Arjasa ini yaitu

60.890 jiwa itu artinya ada 55.879 jiwa yang tidak terdata belum bekerja.

Hal ini bisa disebabkan oleh faktor usia atau memang belum melibatkan

diri dari berbagai macam jenis pekerjaan.

13
Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, Kecamatan Arjasa dalam Angka 2018, (Sumenep:
BPS Kabupaten Sumenep, 2018), 91.
Komoditas unggulan yang memberi peluang untuk dikembangkan

pada setiap wilayah. Keberhasilan sektor pertanian mengangkat

perekonomian masyarakat kecamatan Arjasa kabupaten Sumenep di

dukung dengan ketersediaan sumber daya alam yang memadai.

Ketersediaan lahan yang subur memungkinkan pengembangan

berbagai memungkinkan pengempangan berbagai komoditas, baik

komoditas tanaman pangan dan holtikultura maupun berbagai komoditas

pertanian lainnya.

Besarnya peranan atau kontribusi sumberdaya alam dalam

pengembangan sektor pertanian, tercermin dari luas panen atau luas lahan

yang dimanfaatkan untuk pengembangan berbagai komoditas pertanian di

kecamatan Arjasa. Daerah yang dikenal dengan mempunyai potensi

disektor pertanian diantaranya jagung, cabe rawit, kacang, dan padi.

Masyarakat dikecamatan Arjasa memiliki berbagai macam profesi.

Setiap profesi memiliki resiko dan peluang sendiri-sendiri begitu pula

dengan TKI. Peneliti menganalisa bahwa selain peluang ekonomi yang

besar, profesi ini juga memiliki resiko yang tidak sedikit. Banyak hal yang

harus dan mesti dikorbankan seperti jauh dari keluarga dan sanak saudara.

Tetapi apapun itu setiap orang dalam memilih apapun dalam hidupnya

termasuk profesi telah menyiapkan diri untuk menerima setiap kondisi

yang akan dialaminya.

Masayarakat yang memiliki keahlian dalam suatu bidang tertentu

akan membuka suatu usaha jasa perseorangan seperti usaha servis

motor/mobil, servis elektronik, salon, dan lain-lain, sedangkan masyarakat


yang tidak memiliki keahlian perseorangan kebanyakan merantau keluar

daerah bahkan keluar negeri seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.

Sektor pariwisata juga sangat penting peranannya dalam

perekonomian. Di kecamatan Arjasa terdapat kekayaan alam yang dimiliki

dan berbagai obyek wisata yang dapat dinikmati oleh wisatawan seperti

gua kuning, pantai pasir putih, pantai jalgung, dan pariwisata yang lain.

Warung makan juga banyak ditemui di kecamatan Arjasa, warung

makan juga menjadi salah satu faktor pendongkrak ekonomi masyarakat

dikecamatan Arjasa, salah satu warung makan yang terkenal di kecamatan

Arjasa adalah “Warung Makan Puteri”.

c. Visi dan Misi Kecamatan Arjasa

1) Visi

Terwujudnya kantor kecamatan sebagai koordinator dalam

memfasilitasi penyelenggaraan pemerintahan pelaksanaan

pembangunan dan pembinaan kehidupan masyarakat dalam wilayah

kecamatan.

2) Misi

Untuk meraih visi kecamatan Arjasa seperti yang sudah

dijabarkan diatas, dengan mempertimbangkan potensi dan

hambatan baik internal maupun eksternal, maka disusunlah misi

kecamatan Arjasa sebagai berikut:

a) Memantapkan peran dan fungsi serta mengkoordinasikan

aparatur pemerintah desa memberikan pelayanan kepada

masyarakat secara mudah, murah, cepat dan tuntas.


b) Mewujudkan sistem pelayanan yang efektif, efisien, dan

demokratis serta administrasi yang akuntabilitas publik.

c) Meningkatkan koordinasi antar Dinas/instansi/UPT dan desa di

wilayah kecamatan dalam peningkatan pelayanan masyarakat.

d) Meningkatkan peran aktif lembaga-lembaga pemerintah,

masyarakat dalam pembangunan dan pembinaan kehidupan

kemasyarakatan, khususnya dalam mewujudkan kecamatan

sebagai kecamatan agropolitan.

e) Mengidentifikasi masalah dan potensi sumber daya alam yang

ada agar dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya

kepada masyarakat.

d. Struktur Organisasi Kecamatan Arjasa

Bagan Struktur Organisasi

Kecamatan Arjasa

Camat
Husairi Husein, S.Sos.MM

Sekretariat
Kelompok Jabatan Aynizar Sukma,
Fungsional S.STP. M,AP
-

Sub Bagian Umum Sub Bagian


Kearsipan dan Program
Kepegawaian Perencanaan dan
D. Rahmatullah, SE Keuangan
Abd. Rahman

Seksi Tata Seksi Seksi Seksi Seksi


Pemerintah Pemberdayaan Ketentraman Kesejahteraan Pelayanan
an Masyarakan dan dan Rakyat Umum
Idra’i Desa Ketertiban Moh. Hariyanto Drs. Ainur
Bambang Irawan Umum Husein, SE Rahman
Moh. Sari, SH
: Garis Komando

: Garis Koordinasi

2. Pandangan Ekonomi Islam terhadap Peran Wisata Kuliner dalam

Meningkatkan Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Arjasa

Kabupaten Sumenep

Berbicara masalah wisata tidak hanya terus berfokus pada taman

rekreasi, wisata alam, namun juga wisata kulinerpun sekarang juga banyak

diminati oleh para pecinta kuliner.

Pariwisata merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

wisatawan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat

sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat.14

Dari hasil pengamatan peneliti mengenai peran wisata kuliner

dalam meningkatkan ekonomi masyarakat di kecamatan Arjasa kabupaten

Sumenep menurut perspektif ekonomi Islam, ialah terciptanya sebuah

lapangan pekerjaan yang dapat membantu memenuhi kebutuhan

kehidupan sehari-hari masyarakat. Sehingga dengan adanya usaha wisata

kuliner ini dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan

perekonomiannya.

Dalam Islam peran usaha adalah segala sesuatu kegiatan yang

mendatangkan manfaat bagi orang lain, misalnya membuka lapangan

pekerjaan yang berprinsip jujur dan tidak menzolimi pembisnis lainnya.

Untuk mendapatkan informasi yang lebih detail, maka peneliti

melakukan kegiatan wawancara dengan bapak Sahnan sebagai pengelola


14
Nasir Rullah, Pengaruh Kunjungan Wisata Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Objek
Wisata Berdasarkan Perspektif Ekonomi Islam, (UIN Raden Intan Lampung: Skripsi Sarjana
Ekonomi Syariah), 44.
wisata bagaimana peran wisata kuliner dalam meningkatkan ekonomi

masyarakat terutama dari segi pendapatan di kecamatan Arjasa kabupaten

Sumenep dan beliau mengatakan:

“Sangat berpengaruh sekali ke pendapatan kita, karena disini selalu


rame, ada aja pengunjung yang dateng tiap harinya. Awal
pembangunan rumah makan, kami memang membutuhkan modal
yang banyak, tapi kurang dari setahun sudah balik modal. Kalau hari
libur, saya membutuhkan banyak pekerja, pekerja saya kalo di hari
libur sampe 20 orang, kalo di hari biasa paling 10 orang”.15

Kemudian Ibu Elis selaku pemilik tempat makan “Warung Alis” di

kecamatan Arjasa kabupaten Sumenep memaparkan peran wisata kuliner

tersebut, diantaranya yaitu:

“Kalau menurut saya, usaha wisata kuliner ini sangat berperan


dalam menyediakan lapangan pekerjaan dan menyerap tenaga kerja
bagi masyarakat sekitar terutama masyarakat kecamatan Arjasa.
Dan juga dapat meningkatkan perekonomian saya dan juga pekerja
dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya.”16

Hal yang serupa juga dikemukakan oleh Ibu Ruhiyah selaku

pekerja di salah satu warung kuliner di kecamatan Arjasa kabupaten

Sumenep yaitu:

“Kalau menurut saya, peran usaha ini ialah dapat menciptakan


lapangan pekerjaan dan menyerap tenaga kerja bagi masyarakat
kecamatan Arjasa dan sekitarnya terutama ibu-ibu rumah tangga
yang pintar sekali masak. Dan juga dapat meningkatkan
pendapatan bagi masyarakat di kecamatan Arjasa yang awalnya
tidak mempunyai pendapatan sekarang dapat membantu
meningkatkan perekomian keluarganya.”17

Hal yang sama juga dikatakan oleh pendapat karyawan yang

bernama Ibu Irmayanti yang menyatakan sebagai berikut:


15
Sahnan, Pengelola Wisata Kuliner di Kecamatan Arjasa, Wawancara Langsung, (27 Juli 2022).
16
Elis, Pemilik Warung Alis Wisata Kuliner di Kecamatan Arjasa, Wawancara Langsung, (12
Jumi 2022)
17
Ruhiyah, Karyawan Salah Satu Usaha Wisata Kuliner di Kecamatan Arjasa, Wawancara
Langsung, (12 Juni 2022)
“Kalau mengenai peran usaha wisata kuliner ini ialah yang
awalnya masyarakat mencari pekerjaan kebanyakan merantau
ketempat lain dengan adanya usaha ini masyarakat sudah
berkurang ikut bekerja merantau terutama para istri-istri melainkan
menjadi pekerja di usaha wisata kuliner ini. Sehingga usaha wisata
kuliner ini sangat membantu masyatakat dari mulai membuka
lapangan kerja baru samapai mendorong perekonomian masyarakat
yang semakin meningkat.”18

Berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan melalui kegiatan

observasi, wawancara dan dokumentasi mengenai peran wisata kuliner

dalam meningkatkan ekonomi masyarakat di kecamatan Arjasa kabupaten

Sumenep menurut perspektif ekonomi Islam, ialah terciptanya lapangan

pekerjaan yang dapat membantu memenuhi perekonomian masyarakat

dalam memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-harinya. Dalam Islam peran

usaha ialah segala sesuatu kegiatan yang mendatangkan manfaat bagi

orang lain misalnya membuka lapangan yang berprinsip jujur dan tidak

menzolimi pembisnis lainnya.

3. Dampak Wisata Kuliner dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat

di Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep

Hadirnya wisata kuliner di kecamatan Arjasa mampu membawa

perubahan terhadap perekonomian masyarakat disekitar, hal ini disebabkam

oleh beberapa faktor salah satunya, dapat menciptakan lapangan pekerjaan

bagi masyarakat kecamatan Arjasa, menyajikan kesempatan beroperasinya

sejumlah aktivitas perekonomian dalam hidup masyarakat, selain itu wisata

kuliner dapat memberikan peluang yang secara kontinuitas mengalami

perkembangan guna meningkatkan taraf hidup masyarakat kecamatan Arjasa.

18
Irmayanti, Karyawan Usaha Wisata Kuliner di Kecamatan Arjasa, Wawancara Langsung, (27
Juni 2021)
Selain itu Wisata kuliner dipahami sebagai perjalanan wisata memuat

aktivitas konsumsi sajian lokal dari suatu daerah, wisata kuliner dikecamatan

Arjasa juga menawarkan beberapa makanan tradisional yang membuat para

wisatawan tertarik untuk menikmati kuliner, salah satunya peccek ikan bakar

pedas.

Untuk mendapatkan informasi yang lebih detail, maka peneliti

melakukan kegiatan wawancara dengan salah satu pemilik warung makan

dikecamatan Arjasa yaitu bapak Said, ia mengatakan:

“Dengan terbentuknya warung makan ini sudah jelas membutuhkan


tenaga kerja dan masyarakat yang kami pekerjakan tidak lain adalah
masyarakat kecamatan Arjasa, untuk saat ini ada sekitar 8 orang yang
kami perkerjakan, laki-laki 4 orang dan perempuan 4 orang”.19

Setiap kegiatan wisata menghasilkan pendapatan, khusunya bagi

masyarakat setempat. Pendapatan itu dihasilkan dari transaksi antara

wisatawan dan tuan rumah dalam bentuk pembelanjaan yang dilakukan oleh

wisatawan.

Peningkatan pendapatan masyarakat dari industri pariwisata juga dapat

membuat struktur ekonomi masyarakat menjadi lebih baik. Masyarakat bisa

memperbaiki kehidupan dari bekerja di warung makan. Hal ini diungkapkan

oleh salah satu pekerja di rumah makan “Soponyono” yakni Ibu Hasibah:

“Dengan bekerja disini, saya bisa membantu suami saya untuk


menghasilkan uang tambahan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
keluarga kami”.20

Warung makan menjadi sektor yang sangat potensial untuk

dikembangkan sebagai sektor andalan, dalam perkembangan warung makan

19
Said, Salah Satu Pemilik Warung Makan di Wisata Kuliner Kecamatan Arjasa Kabupaten
Sumenep, Wawancara Langsung, (27 Juni 2022).
20
Hasibah, Pekerja di Warung Makan Soponyono Wisata Kuliner di Kecamatan Arjasa Kabupaten
Sumenep, Wawancara Langsung, (30 Juni 2022).
di kecamatan Arjasa dapat dijadikan sebuah industri masa depan yang mampu

meningkatkan kualitas hidup masyarakat di kecamatan Arjasa ke arah yang

lebih baik.

Selain itu peneliti juga melakukan wawancara kepada kepala desa

Arjasa kecamatan Arjasa.

“Wisata kuliner menjadi salah satu pendongkrak ekonomi masyarakat


Arjasa, salah satunya warung makan yang berada di kecamatan Arjasa
ini dek,banyak masyarakat Arjasa yang bekerja di warung makan dek,
karena selain masyarakat disini mampu dalam bidang memasak,
warung makan juga menjadi wisata kuliner paling potensial disini
dek”.21

Melihat perkembangan industri pariwisata saat ini yang dapat

menyerap tenaga kerja sehingga menghasilkan pendapatan khususnya

masyarakat setempat. Warung makan di dasa Arjasa juga demikian,warung

makan di desa Arjasa menciptakan lapangan pekerjaan terhadap masyarakat

dikecamatan Arjasa, sehingga masyarakat mendapatkan pengahsilan yang

dapat mengembangkan taraf hidupnya.

1. Kondisi Pendapatan Masyarakat Sebelum dan Sesudah Adanya Wisata

Kuliner di Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep.

a. Pendapatan Masyarakat Sebelum Adanya Wisata Kuliner

Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh

penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian,

mingguan, bulanan, atau tahunan. Obyek wisata kuliner Kecamatan

Arjasa merupakan salah satu obyek wisata yang berada di Kecamatan

Arjasa yang memberikan kontribusi kepada pelaku usaha wisata dan

21
Nurul Anwar, Kepala Desa Arjasa Kecamatan Arjasa, Wawancara Langsung, (2 Juli 2022).
masyarakat yang ada sekitar wisata tersebut. Hal ini berdasarkan

pemaparan bapak Hartono sebagai nelayan di kecamatan Arjasa , beliau

mengatakan:

“Dulu saya sebelum adanya wisata kuliner inikan, saya kerja nya
sebagai nelayan saja, kalo nelayan itukan tidak tentu dapat ikan
kalaupun dapat ikannya untuk kehidupan sehari-hari. Jadi
penghasilan saya gak nentu, kadang ada, kadang gak ada, apalagi
kalau hujan jadi tergantung sama cuacanya ya sedih la dek. Karena
kan saya harus membiayai anak anak saya karena masih kecil-kecil,
pada sekolah juga belum untuk uang jajan, uang buku, uang sekolah
dan lain-lain. Selain itu saya gak ada yang bantuin”.22
Hal senada juga dipaparkan oleh bapak Alam sebagai tukang parkir.

Berikut pemaparannya:

“Sebelum ada nya wisata kuliner ini, saya kerjanya serabutan , gaji
nya juga gak menentu, gak cukuplah untuk biaya hidup sehari-hari.
karena kan kebutuhan keluarga banyak, istri saya juga gak kerja.
Jadi saya sebagai kepala keluarga harus cari uang untuk cari
makan”.23
Hal senada juga dipaparkan oleh ibu Nuri Astina sebagai pekerja;

“Saya sebelum ada usaha kuliner disini saya gak kerja, gak ada
penghasilan. Biaya hidup suami saya semua yang nanggung, saya
jadi ibu rumah tangga aja, sekarang udah ada usaha kuliner ini
lumayan untuk bantu bantu suami”. 24
Hal senada juga dipaparkan oleh Hariyanto sebagai pekerja, ia

mengatakan:

“Saya sebelum ada usaha kuliner ini, saya gak punya pekerjaan,
karena saya juga baru lulus sekolah”.25

b. Pendapatan Masyarakat Sesudah Adanya Wisata Kuliner

22
Hartono, Pelaku Usaha Wisata Kuliner di Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep, Wawancara
Langsung, (2 Juli 2022).
23
Alam, Tukang Parkir Wisata Kuliner di Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep, Wawancara
Langsung, (2 Juli 2022).
24
Nuri Astina, Pekerja di Wisata Kuliner Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep, Wawancara
Langsung, (2 Juli 2022).
25
Hariyanto, Pekerja di Wisata Kuliner Kecamatan Arjasa, Wawancara Langsung, (3 Juli 2022).
Wisata kuliner Kecamatan Arjasa sangat berpotensi jika dikelola

dengan baik, dengan adanya wisata tersebut dapat membuka semacam

lapangan usaha, kesempatan kerja sekaligus menambah pendapatan

masyarakat yang bekerja sekaligus membuka usaha. Berdasarkan

pemaparan para informan wisata kukiner kecamatan Arjasa memberikan

dampak positif, hal ini berdasarkan pemaparan bapak Lukman Hakim

sebagai pengelola usaha, ia mengatakan:

“Semenjak saya membuka bisnis ini kehidupan saya lebih baik dari
sebelumnya, bisa dibilang lebih gitu, banyak yang warga sekitar sini
yang bekerja di tempat saya, saya rasa meningkat penapatan warga
di kecamatan Arjasa ini, apalagi banyak juga pekerja di rumah
makan lain”.26
Hal senada juga dipaparkan oleh ibu Suhrati sebagai pedagang, berikut

pemaparannya:

“Dulu saya punya kedai juga tapi kecil dan tidak banyak
mendapatkan untung, sesudah adanya wisata kuliner ini, perlahan
kedai saya mulai berkembang, karena pembeli nya bukan hanya
warga sini saja, banyak pengunjung yang membeli makanan atau
jajanan ditempat saya juga”.27
Hal senada juga dipaparkan oleh ibu Wahyuni sebagai pekerja,

pemaparannya sebagai berkut:

“Sesudah ada wisata kuliner ya saya dapat pekerjaan, tentunya


meningkat lah pendapatan saya, serta pendapatan masyarakat sekitar
sini. Karena banyak yang kerja disini”.28
Hal senada juga dipaparkan oleh ibu Zumra sebagai pekerja,

pemaparannya sebagai berkut:

26
Lukman Hakim, Pengelola Usaha Wisata Kuliner di Kecamatan Arjasa, Wawancara Langsung,
(30 Juni 2022).
27
Suhrati, Pedagang di Usaha Wisata Kuliner Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep, Wawancara
Langsung, (2 Juli 2022).
28
Wahyuni, Pekerja Wisata Kuliner di Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep, Wawancara
Langsung, (2 Juli 2022).
“Dulu saya cuma ibu ruman tangga aja, gak punya penghasilan, tapi
sekarang udah ada penghasilan karena kerja disini, lumayanlah
untuk nambah nambah daripada dirumah aja, apalagi saya punya
keahlian masak masak”.29

Nintina sebagai pekerja rumah makan menjelaskan pendapatan yang

ia peroleh dari wisata kuliner di kecamatan Arjasa, berikut

pemaparannya:

“Pendapatan saya perbulan sekitar kurang lebih 1.000.000, udah


lumayan itu daripada saya nganggur, sebelum ada wisata kuliner ini
saya kerjaan nya gak tentu. Adanya wisata ini sudah sangat
membantu warga sini.30

B. Pembahasan

1. Pandangan Ekonomi Islam terhadap Peran Wisata Kuliner dalam

Meningkatkan Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Arjasa Kabupaten

Sumenep

Ekonomi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris, yaitu economy

sementara kata ekonomi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu

oikonomike yang berarti pengelolaan rumah tangga. Adapun yang dimaksud

dengan ekonomi sebagai pengelolaan rumah tangga adalah surat usaha dalam

pembuatan keputusan dan pelaksanaannya dengan berhubungan dengan

pengalokasian sumber daya rumah tangga yang terbatas diantara berbagai

anggotanya, dengan mempertimbangkan kemampuan, usaha keinginan masing-

masing. Oleh karena itu, suatu rumah tangga selalu dihadapkan pada banyak

keputusan dan pelaksanaannya. Tidak berbeda halnya dengan rumah tangga,

29
Zumra, Pekerja Wisata Kuliner di Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep, Wawancara
Langsung, (2 Juli 2022).
30
Nintina, Pekerja Wisata Kuliner di Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep, Wawancara
Langsung, (2 Juli 2022).
masyarakat juga selalu dihadapkan pada banyak keputusan dan

pelaksanaanya.31 Dengan demikian, ekonomi merupakan suatu usaha dalam

pembuatan keputusan dan pelaksanaannya yang berhubungan dengan

pengalokasian sumber daya masyarakat (rumah tangga dan

pebisnis/perusahaan) yang terbatas diantara berbagai anggotanya, dengan

mempertimbangkan kemampuan, usaha, dan keinginan masing-masing.

Pengembangan ekonomi adalah suatu konsep untuk merealisasikan

peningkatan ekonomi yang berkelanjutan berbasis kreativitas. Pemanfaatan

sumber daya yang bukan hanya terbarukan, bahkan tidak terbatas, yaitu ide,

gagasan, bakat atau talenta dan kreativitas. Nilai ekonomi dari suatu produk

atau jasa di era kreatif tidak lagi ditentukan oleh bahan baku atau sistem

produksi seperti pada era industri, tetapi lebih kepada pemanfaatan kreativitas

dan penciptaan inovasi melalui perkembangan teknologi yang semakin maju.

Industri tidak dapat lagi bersaing di pasar global dengan hanya mengandalkan

harga atau kualitas produk saja, tetapi harus bersaing berbasiskan inovasi,

kreativitas dan imajinasi.32

Kondisi ekonomi yang diharapkan oleh Indonesia adalah ekonomi yang

berkelanjutan dan juga memiliki beberapa sektor sebagai pilar maupun

penopang kegiatan ekonomi di Indonesia. Keberlanjutan yang dimaksud adalah

kemampuan untuk beradaptasi terhadap kondisi geografis dan tantangan

ekonomi baru, yang pada akhirnya menghasilkan keberlanjutan pertumbuhan

(sustainable growth).33

31
Damsar, Sosiologi Ekonomi (Jakarta:Prenada Media Group,2011), 9-10.
32
Rochmat Aldy Purnomo, Ekonomi Kreatif Pilar Pembangunan Indonesia, (Surakarta:Ziyad
Visi Media, 2016), 8.
33
Ibid, 10
Didalam Islam sendiri, tidak ada satupun ajaran yang menganjurkan

umatnya untuk menjadi pengemis, pemalas dan miskin. Justru Islam

mengajarkan untuk bisa membayar zakat, bukan menerima zakat; Islam

mengajarkan umatnya untuk bisa memberi, bukan meminta. Ini menunjukkan

Islam mengajarkan umatnya berdaya di bidang ekonomi, karena untuk bisa

membayar zakat, berinfak, dan bersadaqah seseorang harus berdaya di bidang

ekonomi. Selain itu, Islam mengajarkan bahwa manusia adalah khalifah Allah

di muka bumi yang diberi amanah untuk mengelolanya, sehingga bisa

memberikan manfaat pada umat manusia. Kekayaan tidak dapat diperoleh

hanya dengan berdiam diri di rumah, atau hanya dengan berdoa saja, tetapi

harus dengan usaha yang keras, harus aktif dan kreatif, bahkan perlu juga

adanya inovatif. Bisa jadi karena dorongan berusaha itulah, Allah dalam surat

al-Jumu‘ah ayat 10:

‫ضاِل ل ٰلّ ِه َواذْ ُك ُرواال ٰلّ َه َكثِ ْي ًرالَّ َعلَّ ُك ْم ُت ْفلِ ُح ْو َن‬
ْ ‫ض َو ْابَتغُ ْو ِام ْن َف‬
ِ ‫الص ٰلوةُفَا ْنتَ ِشروافِىااْل َر‬
ْ ُْ
ِ ُ‫فَِاذَاق‬
َّ ِ‫ضيَت‬

Artinya: Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di


bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu
beruntung.34

Oleh karena itu, Islam mewajibkan umatnya untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya dengan cara bekerja keras untuk mencapai kesejahteraan

ekonomi, mereka juga diperintahkan untuk memilih mata pencaharian sesuai

dengan bakat dan kecenderungannya, tetapi Islam memberikan aturan-aturan

agar orang yang berusaha berdaya di bidang ekonomi tersebut tidak

bertentangan dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam, yang meliputi: berimbang,

realistis, berkeadilan, tanggung jawab, mencukupi dan berfokus pada manusia

34
Moch. Khoirul Anwar, Ekonomi Dalam Perspektif Islam, Islamica, Vol. 3, No. 1, 2008, 34.
sesuai dengan haknya sebagai khalifah di muka bumi. Prinsip-prinsip tersebut

menunjukkan bahwa keberdayaan ekonomi dalam Islam adalah adanya

kesempatan semua anggota masyarakat untuk mendapatkan kesejahteraan,

sehingga semua orang dapat merasakan nikmat dan karunia Allah Swt.35

Kesejahteraan adalah perasaan aman sentosa, makmur, damai dan

selamat dari segala macam gangguan, kesukaran, dan sebagainya. Sejahtera

juga dapat di artikan sebagai Falah, yaitu kesuksesan, kemuliaan dan

kemenangan dalam hidup.36Kehidupan yang mulia dan kesejahteraan didunia

dan akhirat, dapat terwujud apabila terpenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup

manusia secara seimbang yang memberikan dampak yang disebut mashlahah

yaitu segala bentuk keadaan baik material maupun non material, yang mampu

meningkatkan kedudukan manusia sebagai makhluk yang paling mulia.37

Mannan berpendapat bahwa kesejahteraan berkaitan dengan proses

produksi. Menurut mannan prinsip fundamental yang harus selalu diperhatikan

dalam proses produksi adalah kesejahteraan ekonomi, konsep kesejahteraan

ekonomi dalam Islam terdiri dari bertambahnya pendapatan yang diakibatkan

oleh meningkatnya produksi dari barang yang berfaedah melalui pemanfaatan

sumber daya yang ada secara maksimum, baik manusia maupun benda,

selanjutnya diiringi dengan perbaikan sistem produksi, ditandai dengan

terpenuhinya kebutuhan maksimal dengan usaha minimal namun dalam hal

konsumsi tetap berpedoman pada nilai-nilai keislaman. Oleh karena itu, dalam

pandangan Islam, meningkatnya produksi barang belum tentu menjamin

35
Ibid, 34
36
Tim Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, Ekonomi Islam, (Jakarta: Rajawali
Perss, 2009). 2
37
Adiwarman A Karim, Ekonomi Makro Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), 46.
kesejahteraan secara ekonomi, karena disamping peningkatan produksi juga

harus memperhitungkan akibat yang ditimbulkan dari barang-barang yang

diproduksi. Untuk itu Islam telah melarang memproduksi barang barang yang

dilarang dalam Islam seperti alkohol, karena peningkatan produski barang ini

belum tentu meningkatkan kesejahteraan secara ekonomi. Bedanya dengan

sistem produksi dalam ekonomi konvensional, proses produksi dalam Islam

harus tunduk kepada aturan Al-Quran dan Sunnah.38

Pengertian tersebut dapat di pahami bahwa masalah kesejahteraan

sosial sejalan dengan misi Islam itu sendiri, dimaksudkan dalam ayat Al-

Qur’an surat Al-Anbiyaa (21), ayat 21:

ِ ‫اَِم اتَّ َخ ُذ ْٓوا ٰالِ َهةً ِّم َن ااْل َ ْر‬


‫ض ُه ْم ُي ْن ِش ُر ْو َن‬

Artinya : “Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan dari bumi, yang dapat


menghidupkan (orang-orang mati)?”39

Misi yang di maksudkan dalam ayat di atas ialah untuk menegaskan

kepada seluruh manusia bahwa tiada tuhan selain Allah SWT di bumi maupun

di alam semesta lainnya. Barang siapa yang mengakui kekuasaan Allah SWT,

maka dipastikan kesejahteraan dalam hidupnya dan keyakinannya kepada

Allah SWT akan meningkatkan kedudukannya menjadi manusia yang mulia.

Tidak hanya hubungan manusia dengan tuhannya, tetapi hubungan yang

terjalin dengan baik antara manusia satu dengan manusia lainnya juga dapat

menciptakan kesejahteraan khususnya kesejahteraan di dalam jiwa manusia itu

sendiri.

38
Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Dana Bakti Prima Yasa, 1997),
54.
39
Al-Quran Surat Al-Anbiyya(21):21.
Islam tidak menerima untuk memisahkan agama dari bidang kehidupan

sosial, oleh karena itu Islam telah menetapkan suatu metode lengkap yang

mencakup garis-garis yang harus dipatuhi oleh tingkah laku manusia terhadap

dirinya sendiri atau kelompok.40

Bersumber dari pandangan hidup Islam melahirkan nilai-nilai dasar

dalam ekonomi yaitu:

a. Keadilan, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran, kejujuran,

keberanian dan konsistensi pada kebenaran.

b. Pertangung jawaban, untuk memakmurkan bumi dan alam semesta

sebagai tugas seorang khalifah. Setiap perilaku ekonomi memiliki

tanggung jawab untuk berperilaku ekonomi yang sebenarnya, amanah

dalam mewujudkan kemaslahatan. Juga memiliki tanggung jawab untuk

meningkatkan kesejahteraan secara umum bukan kesejahteraan secara

pribadi atau kelompok tertentu saja.

c. Takaful (jaminan sosial), adanya jaminan sosial dimasyarakat akan

mendorong terciptanya hubungan yang baik antar individu dan

masyarakat, karena islam tidak hanya mengajarkan hubungan vertical,

namun juga menempatkan hubungan horizontal secara seimbang.41

Agar kesejahteraan dapat terwujud, pemerintah ikut berperan dalam

mencukupi kebutuhan masyarakat baik kebutuhan primer, sekunder, maupun

tersier serta kebutuhan pelengkap lainnya. Pemerintah dilarang untuk berhenti

pada pemenuhan kebutuhan dan pelayanan primer masyarakat saja, namun

harus berusaha untuk mencakup seluruh kebutuhan komplementer lainnya.


40
Pusat Pengkajian dan Pembangunan Ekonomi Islam, Ekonomi Islam, 11.
41
Ruslan Abdul Ghofur Noor, Konsep Distribusi Dalam Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar,2013), 63.
Selain itu, pemerintah juga harus memastikan bahwa upaya yang dilakukannya

tidak bertentangan dengan ajaran syariat Islam sehingga kehidupan masyarakat

sejahtera.42

Berdasarkan fakta yang terjadi dilapangan mengenai peran wisata

kuliner dalam meningkatkan ekonomi masyarakat kecamatan Arjasa kabupaten

Sumenep menurut perspektif ekonomi Islam, seperti yang sudah dijelaskan

sebelumnya memberikan dampk positif dalam meningkatkan ekonomi

masyarakat sekitar. Hal ini dapat dilihat dari wisata kuliner memberikan

kontribusi kepada masyarakat ialah berupa terciptanya lapangan pekerjaan bagi

masyarakat, yang tadinya tidak memiliki kegiatan atau tidak produktif dengan

adanya wisata kuliner ini dapat menjadi sumber pendapatan atau penghasilan

dalam memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-harinya. Selain penyediaan

lapangan pekerjaan, keberadaan wisata kuliner juga memberikan inovasi

kepada masyarakat untuk membuka usaha-usaha kecil untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-harinya. Dalam Islam peran usaha ialah segala sesuatu

kegiatan yang mendatangkan manfaat bagi orang lain seperti membuka

lapangan pekerjaaan yang berprinsip jujur dalam usahanya seperti ketika ada

pesanan, pemilik usaha selalu bersikap terbuka kepada karyawan dan tidak

medzolimi pembisnis lainnya. Wisata kuliner ini juga sudah melibatkan prinsip

keadilan dalam memberikan gaji kepada karyawan dan tidak hanya

menguntung pada pemilik wisata kuliner tersebut, tetapi di wisata kuliner ini

belum menerapkan jaminan sosial seperti belum memberikan jaminan BPJS

kepada setiap karyawan sebagai bentuk jaminan sosialnya.

42
M. B.Hendri Anto, Pengantar Ekonomi Mikro Islam, (Yogyakarta: Ekosiana, 2008), 7.
2. Dampak Wisata Kuliner dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat di

Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep

Kuliner merupakan satu kebutuhan utama manusia dalam kehidupan

sehari-sehari. Pengembangan wisata kuliner memberikan berbagai manfaat.

Wisata kuliner dapat digunakan sebagai alat untuk mengenalkan budaya lokal.

Wisata kuliner juga memberikan peluang baru bagi destinasi dan alat promosi.

Sekarang ini usaha kuliner cukup banyak diminati oleh masyarakat.

Bahkan ketika kuliner telah berkembang menjadi pusat pengalaman wisatawan.

Usaha kuliner merupakan satu kegiatan mengolah bahan mentah menjadi aneka

produk kuliner yang siap untuk dipasarkan. Oleh karena itu, tujuan

mengkonsumsi kuliner tidak hanya untuk pemenuhan kebutuhan dasar

manusia, melainkan mengkonsumsi makanan juga bertujuan untuk menikmati

cita rasa bahkan hingga mempelajari cara produksi suatu kuliner.

1. Kondisi Pendapatan Masyarakat Sebelum dan Sesudah Adanya

Wisata Kuliner di Kecamatan Arjasa

Wisata kuliner yang berada di kecamatan Arjasa memiliki pengaruh

atau dampak yang sangat besar terhadap kehidupan ekonomi masyarakat

sekitar. Adanya wisata kuliner di kecamatan Arjasa sangat berpengaruh

terhadap ekonomi masyarakat terutama pada perluasan kesempatan kerja

dan peningkatan pendapatan. Perluasan kesempatan kerja terjadi baik pada

pekerjaan pokok maupun sampingan, dimana dengan adanya kegiatan

wisata meningkatkan peluang masyarakat. Dari yang semula tidak

berpenghasilan menjadi memiliki penghasilan karena adanya pekerjaan

yang ditekuni terkait dengan keberadaan wisata kuliner.


Berdasarkan pemaparan dari informan, dengan adanya wisata

kuliner di kecamatan Arjasa terbukti memberikan dampak positif bagi

masyarakat. Sesudah adanya wisata kuliner jenis pekerjaan masyarakat

sekitar mengalami perubahan, begitu juga dengan tingkat pendapatannya,

sesudah adanya wisata kuliner tingkat pendapatan masyarakat sekitar

mengalami kenaikan dibandingkan sebelum adanya wisata kuliner.

Setelah adanya wisata kuliner di kecamatan Arjasa kegiatan

ekonomi masyarakat berubah seiring dengan perkembangan wisata kuliner

yang ada di kecamatan arjasa, yang sebelumnya masyarakat kebanyakan

bermata pencaharian sebagai petani yang tidak menjadi TKI ke luar negeri

untuk mencukupi hidupnya, dengan adanya wisata kuliner beralih

mengandalkan di sektor pariwisata yaitu wisata kuliner yang ada di daerah

tersebut, ibu rumah tangga yang sebelunya tidak memiliki penghasilan

setelah adanya wisata kuliner kini dapat bekerja sebagai juru masak atau

pelayan di wisata kuliner. Selain itu masyarakat yang menganggur dengan

pendapatan yang tidak ada dan tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-

hari dengan adanya wisata kuliner mendapatkan pekerjaan baru dan bisa

mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Peralihan dalam kegiatan ekonomi juga memberikan dampak pada

pendapatan masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar tidak hanya bermata

pencaharian sebagai petani saja tetapi juga dalam bidang pariwisata nya.

Masyarakat yang semula sebagai petani dengan adanya wisata kuliner juga

menjadi pedagang, ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan, setelah

adanya wisata kuliner dapat memiliki pekerjaan, sedangkan yang belum


bekerja dengan adanya wista kuliner mendapatkan pekerjaan baru dengan

menjadi pelayan, juru masak, tukang parkir dan lain-lain.

Berdasarkan pemaparan dari informan, tingkat pendapatan sebelum

adanya wisata kuliner memiliki perbedaan yang besar dengan tingkat

pendapatan sesudah adanya wisata kuliner. Sebelum adanya wisata kuliner,

upah yang diterima masyarakat masih sedikit setiap bulannya dikarenakan

masyarakat masih belum bisa memanfaatkan sumber daya yang ada di

dalam mencukupi kenutuhan sehari-hari.

Setelah adanya wisata kuliner pendapatan masyarakat sekitar

mengalami peningkatan, dikarenakan terbukanya lapangan pekerjaan yang

baru dan beralihnya masyarakat sekitar dalam mencukupi kebutuhan sehari-

harinya. Masyarakat tidak hanya bermata pencaharian sebagai

nelayan/petani saja tetapi juga mengandalkan dalam bidang pariwisatanya

yaitu wisata kuliner. Misalnya membagi waktu antara bekerja sebagai

nelayan dan menjadi pedagang, semula ibu rumah tangga menjadi juru

masak atau pelayan dan semula belum bekerja setelah adanya wisata kuliner

bisa menjadi pelayan sehingga mendapatkan penghasilan yang bisa

mencukupi kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keberadaan

wisata kuliner di kecamatan Arjasa memberikan dampak berupa adanya

lapangan pekerjaan yang baru dan penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat

sekitar dan mengurangi jumlah pengangguran. Dan juga tingkat pendapatan

masyarakat mengalami peningkatan dengan adanya wisata kuliner di

kecamatan Arjasa, dan juga kesejahteraan masyarakat sekitar lebih terjamin


karena pendapatan masyrakat mengalami peningkatan.

Anda mungkin juga menyukai