PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
jual beli, memproduksikan dan memasarkan, dan interaksi dengan manusia yang
wisatawan, baik itu wisatawan asing maupun wisatawan lokal. Wisatawan adalah
membutuhkan kuliner, oleh karena itu kuliner menjadi bagian yang sangat penting
yang tidak dapat lepas dari wisatawan asing maupun lokal sendiri.
Wisata kuliner telah muncul sebagai aspek sentral dari setiap pengalaman
wisata. Ini mencakup praktik budaya, sejarah lokal, nilai-nilai, dan warisan
budaya. Makanan berfungsi sebagai penghubung antara kita dengan warisan yang
kita miliki, dan orang-orang disekitar kita. Ini adalah saluran yang beragam dan
sebagai agama universal, yaitu ketika dikenal konsep ziyarah, yang secara
rempah dan keragaman sumber pangan yang dapat menghasilkan berbagai variasi
cita rasa makanan yang berbeda-beda dan dengan kekayaan adat maka
makanan tersebut agar lebih menarik dan banyak diminati tanpa mengurangi
keaslian dari makanan tradisional. Penggalian jenis makanan tradisional ini dapat
tentang jenis-jenis makanan tradisional serta berbagai cara atau teknik olah dari
4
Ibnu Sasongko, dkk, ”Strategi Pengembangan Kawasan Wisata Kuliner di Sepanjang Koridor
Jalan Soekarno Hatta Kota Malang”, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 5.
5
Juhaya S Pradja, Ekonomi Syariah, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), 133.
6
Ibid, 135.
7
Wahjudi, Pengantar Pariwisata, (Jakarta: Grasindo, 2015), 22.
Dengan perkembangan jaman yang sangat pesat di era digital ini, segala
bentuk hal kecil maupun besar sekalipun dapat tereksplor dengan cepat, salah-
satunya yang sedang hits di era sekarang adalah makanan. Karena perpaduan
antara kuliner jaman dahulu dengan kuliner jaman sekarang maka banyak sekali
sehingga menjadi sebuah kuliner yang dapat menggugah selera wisatawan, salah
satu contohnya adalah sushi makanan khas asli Jepang yang kini hadir di
Indonesia dengan mengubah citarasa lidah orang Indonesia. Namun kuliner asli
Indonesia juga tidak mau kalah dengan kuliner asing, banyak para koki, pemuda
tradisional atau kuliner lokal yang kini dikreasikan dengan berbagai rasa, bentuk
tersebut.
juga dengan adanya dukungan dari berbagai lembaga keuangan maka segala
bentuk jenis usaha pun terealisasikan, tidak diherankan banyak wisata kuliner
yang bermunculan tidak lain dari dukungan lembaga keuangan seperti bank
maupun non bank. Pada dasarnya di Indonesia hanya terdiri dari 1 bank sentral,
daerah yang berpotensi sebagai tujuan wisata kuliner. Arjasa merupakan sebuah
wisatawan, karena letaknya berada di kepulauan dan juga terlalu jauh dari
Kangean. Pulau ini terdiri dari tiga kecamatan yaitu kecamatan Arjasa, Kangayan
dan juga Sapeken. Pada tanggal 29 Juni 2004, bagian dari kecamatan Arjasa di
lebih besar jika di bandingkan dengan kecamatan yang lain, Kangayan misalnya
yang hanya 21,88 km2. Kecamatan Arjasa memiliki luas 241,97 km2 9,67% dari
kecamatan ini terletak di pulau yang berada di perairan laut Jawa. Berikut batas-
batas daerahnya: sebelah utara bersebelahan dengan laut Jawa, sebelah selatan
dengan laut Jawa, kemudian sebelah barat dengan laut Jawa dan sebelah timur
dengan kecamatan Kangayan. Jumlah total penduduk yang terdata adalah 60,890
jiwa.8 Jumlah penduduk tersebut telah dihimpun dari jenis laki-laki dan
Arjasa. Ada desa yang padat penduduknya ada pula desa dengan jumlah penduduk
yang sedikit. Ketidakmerataan jumlah penduduk ini bisa disebabkan oleh tingkat
kesejahteraan hidup dari desa tersebut atau kondisi pekerjaan yang menuntut
banyak mengais rezeki menjadi TKI di negeri Jiran yang cukup menjanjikan
menjadi TKI banyak yang pergi ke Kalimantan, Bali, Lombok dan lainnya.
8
Kecamatan Arjasa dalam Angka 2018.
Namun sebagian besarnya lagi menggarap lahan sawah yang di milikinya untuk
induk pulau yang terdapat banyak lahan pertanian, berbeda dengan pulau Kangean
yang sangat menjanjikan, bukan hanya bagi pemilik usaha itu sendiri namun
kecamatan Arjasa maka secara langsung akan membuka lapangan pekerjaan bagi
akan membuka peluang bagi masyarakat sekitar untuk membuka berbagai macam
yang terdiri dari rumah makan yang berjejer panjang di sebelah timur alun-alun
kota kecamatan Arjasa. Wisata kuliner di Kecamatan Arjasa terkenal dari setiap
kalangan di pulau Kangean karena wisata kuliner ini sangat cocok untuk
Arjasa terletak di kepulauan yaitu beragam jenis seafood yang menjadi ciri khas
peran masyarakat setempat secara aktif di dalamnya, sebab masyarakat asli itu
bermukim di sekitar dan di dalam objek wisata yang dilakukan, memiliki lokasi
tersebut sesuai hak dan adanya, kehidupan masih bergantung dari potensi sumber
daya alam yang ada di wilayahnya, serta kehidupan sosial ekonominya masih
setempat yang berada di sekitar atau lokasi wisata kuliner. Masyarakat di pandang
dapat terlibat atau menunjang dalam kegiatan sebuah usaha wisata oleh wisatawan
masyarakat kecamatan Arjasa selain jadi TKI sangat tergantung dari hasil
pertanian, maka jika terjadi penurunan harga hasil panen akan terjadi masalah
bagi kehidupan ekonomi keluarganya. Atas dasar tersebut dengan adanya objek
peluang usaha juga mampu melestarikan nilai-nilai budaya melalui masakan khas
daerah tersebut.
usaha wisata kuliner merupakan salah satu bidang yang dipandang dapat
kegiatan tersebut dan melakukan penelitian dengan judul “Peran Wisata Kuliner
B. Fokus Penelitian
C. Tujuan Penelitian
adalah:
Sumenep.
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Peneliti
pengaruh yang di hasilkan oleh kegiatan wisata kuliner di Kecamatan Arjasa dan
juga akan menjadi bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut sebagai pijakan
E. Definisi Istilah
maksud dari judul penelitian ini, maka peneliti akan menjelaskan istilah-istilah
yang perlu dijelaskan terkait judul proposal yang akan diteliti, yaitu sebagai
berikut:
1. Peran adalah pola perilaku atau tindakan yang diharapkan pada kedudukan
orang.9
2. Wisata Kuliner adalah kegiatan makan dan minum yang unik dilakukan oleh
berdasarkan pada ajaran Islam yakni ajaran yang sesuai dan tidak
lingkungannya.12
F. Kajian Terdahulu
yaitu:
9
Amin Nurdin dan Ahmad Abrori, “Mengerti Sosiologi: Pengantar untuk Memahami Konsep-
konsep Dasar”, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), 47.
10
Eri Besra, “Potensi Wisata Kuliner dalam Mendukung Pariwisata di Kota Padang”, Jurnal Riset
Akuntansi dan Bisnis, Vol. 12, No. 1 (Maret 2012), 82.
11
Muchlisin Riadi, “Pengertian, Tujuan, Prinsip dan Manfaat Ekonomi Syariah”, (2016).
12
Arifin Noer, “Ilmu Sosial Dasar untuk IAIN Semua Fakultas dan Jurusan Komponen MKU”,
(Bandung: CV Pustaka Setia, 1997) 85.
kawasan Jatibarang, (2) makanan khas kabupaten Indramayukategori lauk-
pauk adalah pindang gombyang, pedesan entog, sate biawak, dan krecek
Indramayu adalah mangga segar variates cengkir, kripik melinjo, keripik tike,
dodol enom, lara gudeg, dodol mangga, sirup mangga, keripik mangga, dan
terasi junti; sambal khas Kabupaten Indrammayu adalah Sambal Gecok, dan
berjenis kelamin pria sebanyak 55,34%, kisaran usia antara 21-25 tahun
adalah soto menggala, soto banjar, nasi kuning, dan lontong sayur; lauk-pauk
adalah wadai tole-tole, wadai cincin, dan kerupuk basah; buah-buahan lokal
usia 15-20 tahun 38%, yang berpendidikan terakhir SMA/sederajat 45%, dan
yang bekerja sebagai karyawan swasta 36%. Wisata kuliner sebagian besar
rata-rata dinikmati oleh kaum perempuan yaitu 53%, dan wisatawan tang
berasal dari kabupaten Kotawaringin Barat sendiri 82%, 79% dari yang
Kotawaringin Barat.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Edy Rismianto (2015) dengan judul “Dampak
masyarakat. Metode penelitian ini dengan cara analisis data secara kualitatif,
dapat dilihat dari meningkatnya jenis lapangan kerja yang terserap dalam
maupun prestis dengan lebih baik. Persamaan dengan penelitian ini yaitu
4. Penelitian yang dilakukan oleh Anida Wati (2018) dengan judul “Analisis
kontribusi sangat besar sebagai salah satu tempat yang mampu menyerap
provinsi Jawa Timur. Sumenep juga merupakan salah satu kabupaten yang
terhimpun dalam bagian pulau madura karena berada di bagian pulau, luas
dengan kecamatan yang lain, Kangayan misalnya yang hanya 201,88 km.
Kecamatan Arjasa memiliki luas 241,97 km2 9,67% dari luas wilayah di
kabupaten Sumenep.
karena kecamatan ini terletak di pulau yang berada di perairan laut Jawa.
dengan sisi barat, utara dan selatan yang dibatasi oleh laut Jawa.
Sumenep
Mata pencarian atau profesi adalah salah satu faktor besar sejahtera
berangkat dari latar belakang pendidikan ataupun bakat dari seseorang atau
bagian TKI atau yang disebut Tenaga Kerja Indonesia. Adapun rinciannya
Mata Pencaharian N %
Perdagangan 870 17,36
Angkutan 228 4,59
Industri 397 7,92
Penggalian 27 0,53
TKI 3.168 63,22
Jasa 321 6,40
Jumlah 5.011 100%
Sumber: Kecamatan Arjasa dalam Angka 201813
kecamatan Arjasa yang bekerja. Jika dibandingkan dengan data yang ada
60.890 jiwa itu artinya ada 55.879 jiwa yang tidak terdata belum bekerja.
Hal ini bisa disebabkan oleh faktor usia atau memang belum melibatkan
13
Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, Kecamatan Arjasa dalam Angka 2018, (Sumenep:
BPS Kabupaten Sumenep, 2018), 91.
Komoditas unggulan yang memberi peluang untuk dikembangkan
pertanian lainnya.
pengembangan sektor pertanian, tercermin dari luas panen atau luas lahan
besar, profesi ini juga memiliki resiko yang tidak sedikit. Banyak hal yang
harus dan mesti dikorbankan seperti jauh dari keluarga dan sanak saudara.
Tetapi apapun itu setiap orang dalam memilih apapun dalam hidupnya
dan berbagai obyek wisata yang dapat dinikmati oleh wisatawan seperti
gua kuning, pantai pasir putih, pantai jalgung, dan pariwisata yang lain.
1) Visi
kecamatan.
2) Misi
kepada masyarakat.
Kecamatan Arjasa
Camat
Husairi Husein, S.Sos.MM
Sekretariat
Kelompok Jabatan Aynizar Sukma,
Fungsional S.STP. M,AP
-
: Garis Koordinasi
Kabupaten Sumenep
rekreasi, wisata alam, namun juga wisata kulinerpun sekarang juga banyak
perekonomiannya.
Sumenep yaitu:
orang lain misalnya membuka lapangan yang berprinsip jujur dan tidak
18
Irmayanti, Karyawan Usaha Wisata Kuliner di Kecamatan Arjasa, Wawancara Langsung, (27
Juni 2021)
Selain itu Wisata kuliner dipahami sebagai perjalanan wisata memuat
aktivitas konsumsi sajian lokal dari suatu daerah, wisata kuliner dikecamatan
wisatawan tertarik untuk menikmati kuliner, salah satunya peccek ikan bakar
pedas.
wisatawan dan tuan rumah dalam bentuk pembelanjaan yang dilakukan oleh
wisatawan.
oleh salah satu pekerja di rumah makan “Soponyono” yakni Ibu Hasibah:
19
Said, Salah Satu Pemilik Warung Makan di Wisata Kuliner Kecamatan Arjasa Kabupaten
Sumenep, Wawancara Langsung, (27 Juni 2022).
20
Hasibah, Pekerja di Warung Makan Soponyono Wisata Kuliner di Kecamatan Arjasa Kabupaten
Sumenep, Wawancara Langsung, (30 Juni 2022).
di kecamatan Arjasa dapat dijadikan sebuah industri masa depan yang mampu
lebih baik.
penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian,
21
Nurul Anwar, Kepala Desa Arjasa Kecamatan Arjasa, Wawancara Langsung, (2 Juli 2022).
masyarakat yang ada sekitar wisata tersebut. Hal ini berdasarkan
mengatakan:
“Dulu saya sebelum adanya wisata kuliner inikan, saya kerja nya
sebagai nelayan saja, kalo nelayan itukan tidak tentu dapat ikan
kalaupun dapat ikannya untuk kehidupan sehari-hari. Jadi
penghasilan saya gak nentu, kadang ada, kadang gak ada, apalagi
kalau hujan jadi tergantung sama cuacanya ya sedih la dek. Karena
kan saya harus membiayai anak anak saya karena masih kecil-kecil,
pada sekolah juga belum untuk uang jajan, uang buku, uang sekolah
dan lain-lain. Selain itu saya gak ada yang bantuin”.22
Hal senada juga dipaparkan oleh bapak Alam sebagai tukang parkir.
Berikut pemaparannya:
“Sebelum ada nya wisata kuliner ini, saya kerjanya serabutan , gaji
nya juga gak menentu, gak cukuplah untuk biaya hidup sehari-hari.
karena kan kebutuhan keluarga banyak, istri saya juga gak kerja.
Jadi saya sebagai kepala keluarga harus cari uang untuk cari
makan”.23
Hal senada juga dipaparkan oleh ibu Nuri Astina sebagai pekerja;
“Saya sebelum ada usaha kuliner disini saya gak kerja, gak ada
penghasilan. Biaya hidup suami saya semua yang nanggung, saya
jadi ibu rumah tangga aja, sekarang udah ada usaha kuliner ini
lumayan untuk bantu bantu suami”. 24
Hal senada juga dipaparkan oleh Hariyanto sebagai pekerja, ia
mengatakan:
“Saya sebelum ada usaha kuliner ini, saya gak punya pekerjaan,
karena saya juga baru lulus sekolah”.25
22
Hartono, Pelaku Usaha Wisata Kuliner di Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep, Wawancara
Langsung, (2 Juli 2022).
23
Alam, Tukang Parkir Wisata Kuliner di Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep, Wawancara
Langsung, (2 Juli 2022).
24
Nuri Astina, Pekerja di Wisata Kuliner Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep, Wawancara
Langsung, (2 Juli 2022).
25
Hariyanto, Pekerja di Wisata Kuliner Kecamatan Arjasa, Wawancara Langsung, (3 Juli 2022).
Wisata kuliner Kecamatan Arjasa sangat berpotensi jika dikelola
“Semenjak saya membuka bisnis ini kehidupan saya lebih baik dari
sebelumnya, bisa dibilang lebih gitu, banyak yang warga sekitar sini
yang bekerja di tempat saya, saya rasa meningkat penapatan warga
di kecamatan Arjasa ini, apalagi banyak juga pekerja di rumah
makan lain”.26
Hal senada juga dipaparkan oleh ibu Suhrati sebagai pedagang, berikut
pemaparannya:
“Dulu saya punya kedai juga tapi kecil dan tidak banyak
mendapatkan untung, sesudah adanya wisata kuliner ini, perlahan
kedai saya mulai berkembang, karena pembeli nya bukan hanya
warga sini saja, banyak pengunjung yang membeli makanan atau
jajanan ditempat saya juga”.27
Hal senada juga dipaparkan oleh ibu Wahyuni sebagai pekerja,
26
Lukman Hakim, Pengelola Usaha Wisata Kuliner di Kecamatan Arjasa, Wawancara Langsung,
(30 Juni 2022).
27
Suhrati, Pedagang di Usaha Wisata Kuliner Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep, Wawancara
Langsung, (2 Juli 2022).
28
Wahyuni, Pekerja Wisata Kuliner di Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep, Wawancara
Langsung, (2 Juli 2022).
“Dulu saya cuma ibu ruman tangga aja, gak punya penghasilan, tapi
sekarang udah ada penghasilan karena kerja disini, lumayanlah
untuk nambah nambah daripada dirumah aja, apalagi saya punya
keahlian masak masak”.29
pemaparannya:
B. Pembahasan
Sumenep
sementara kata ekonomi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu
dengan ekonomi sebagai pengelolaan rumah tangga adalah surat usaha dalam
masing. Oleh karena itu, suatu rumah tangga selalu dihadapkan pada banyak
29
Zumra, Pekerja Wisata Kuliner di Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep, Wawancara
Langsung, (2 Juli 2022).
30
Nintina, Pekerja Wisata Kuliner di Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep, Wawancara
Langsung, (2 Juli 2022).
masyarakat juga selalu dihadapkan pada banyak keputusan dan
sumber daya yang bukan hanya terbarukan, bahkan tidak terbatas, yaitu ide,
gagasan, bakat atau talenta dan kreativitas. Nilai ekonomi dari suatu produk
atau jasa di era kreatif tidak lagi ditentukan oleh bahan baku atau sistem
produksi seperti pada era industri, tetapi lebih kepada pemanfaatan kreativitas
Industri tidak dapat lagi bersaing di pasar global dengan hanya mengandalkan
harga atau kualitas produk saja, tetapi harus bersaing berbasiskan inovasi,
(sustainable growth).33
31
Damsar, Sosiologi Ekonomi (Jakarta:Prenada Media Group,2011), 9-10.
32
Rochmat Aldy Purnomo, Ekonomi Kreatif Pilar Pembangunan Indonesia, (Surakarta:Ziyad
Visi Media, 2016), 8.
33
Ibid, 10
Didalam Islam sendiri, tidak ada satupun ajaran yang menganjurkan
ekonomi. Selain itu, Islam mengajarkan bahwa manusia adalah khalifah Allah
hanya dengan berdiam diri di rumah, atau hanya dengan berdoa saja, tetapi
harus dengan usaha yang keras, harus aktif dan kreatif, bahkan perlu juga
adanya inovatif. Bisa jadi karena dorongan berusaha itulah, Allah dalam surat
ضاِل ل ٰلّ ِه َواذْ ُك ُرواال ٰلّ َه َكثِ ْي ًرالَّ َعلَّ ُك ْم ُت ْفلِ ُح ْو َن
ْ ض َو ْابَتغُ ْو ِام ْن َف
ِ الص ٰلوةُفَا ْنتَ ِشروافِىااْل َر
ْ ُْ
ِ ُفَِاذَاق
َّ ِضيَت
34
Moch. Khoirul Anwar, Ekonomi Dalam Perspektif Islam, Islamica, Vol. 3, No. 1, 2008, 34.
sesuai dengan haknya sebagai khalifah di muka bumi. Prinsip-prinsip tersebut
sehingga semua orang dapat merasakan nikmat dan karunia Allah Swt.35
yaitu segala bentuk keadaan baik material maupun non material, yang mampu
sumber daya yang ada secara maksimum, baik manusia maupun benda,
konsumsi tetap berpedoman pada nilai-nilai keislaman. Oleh karena itu, dalam
35
Ibid, 34
36
Tim Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, Ekonomi Islam, (Jakarta: Rajawali
Perss, 2009). 2
37
Adiwarman A Karim, Ekonomi Makro Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), 46.
kesejahteraan secara ekonomi, karena disamping peningkatan produksi juga
diproduksi. Untuk itu Islam telah melarang memproduksi barang barang yang
dilarang dalam Islam seperti alkohol, karena peningkatan produski barang ini
sosial sejalan dengan misi Islam itu sendiri, dimaksudkan dalam ayat Al-
kepada seluruh manusia bahwa tiada tuhan selain Allah SWT di bumi maupun
di alam semesta lainnya. Barang siapa yang mengakui kekuasaan Allah SWT,
terjalin dengan baik antara manusia satu dengan manusia lainnya juga dapat
sendiri.
38
Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Dana Bakti Prima Yasa, 1997),
54.
39
Al-Quran Surat Al-Anbiyya(21):21.
Islam tidak menerima untuk memisahkan agama dari bidang kehidupan
sosial, oleh karena itu Islam telah menetapkan suatu metode lengkap yang
mencakup garis-garis yang harus dipatuhi oleh tingkah laku manusia terhadap
sejahtera.42
masyarakat sekitar. Hal ini dapat dilihat dari wisata kuliner memberikan
masyarakat, yang tadinya tidak memiliki kegiatan atau tidak produktif dengan
adanya wisata kuliner ini dapat menjadi sumber pendapatan atau penghasilan
kebutuhan hidup sehari-harinya. Dalam Islam peran usaha ialah segala sesuatu
lapangan pekerjaaan yang berprinsip jujur dalam usahanya seperti ketika ada
pesanan, pemilik usaha selalu bersikap terbuka kepada karyawan dan tidak
medzolimi pembisnis lainnya. Wisata kuliner ini juga sudah melibatkan prinsip
menguntung pada pemilik wisata kuliner tersebut, tetapi di wisata kuliner ini
42
M. B.Hendri Anto, Pengantar Ekonomi Mikro Islam, (Yogyakarta: Ekosiana, 2008), 7.
2. Dampak Wisata Kuliner dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat di
Wisata kuliner dapat digunakan sebagai alat untuk mengenalkan budaya lokal.
Wisata kuliner juga memberikan peluang baru bagi destinasi dan alat promosi.
Usaha kuliner merupakan satu kegiatan mengolah bahan mentah menjadi aneka
produk kuliner yang siap untuk dipasarkan. Oleh karena itu, tujuan
bermata pencaharian sebagai petani yang tidak menjadi TKI ke luar negeri
setelah adanya wisata kuliner kini dapat bekerja sebagai juru masak atau
pendapatan yang tidak ada dan tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-
hari dengan adanya wisata kuliner mendapatkan pekerjaan baru dan bisa
pencaharian sebagai petani saja tetapi juga dalam bidang pariwisata nya.
Masyarakat yang semula sebagai petani dengan adanya wisata kuliner juga
menjadi pedagang, ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan, setelah
nelayan dan menjadi pedagang, semula ibu rumah tangga menjadi juru
masak atau pelayan dan semula belum bekerja setelah adanya wisata kuliner
lapangan pekerjaan yang baru dan penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat