Anda di halaman 1dari 3

A.

Klasifikasi Hiperlipidepia
 Hiperlipidemia Primer
Hiperlipidemia primer diklasifikasikan menurut Fredricson, yang dilihat berdasarkan bentuk
lipoprotein di elektroporesis atau ultrasentrifugal. Klasifikasi Fredricson ada 5, yaitu :
a. Tipe 1: Peningkatan kolesterol dengan level trigliserida yang tinggi.
b. Tipe 2: Kolesterol tinggi dengan level trigliserida yang normal.
c. Tipe 3: Peningkatan kolesterol dan trigliserida.
d. Tipe 4: Peningkatan trigliserida, atheroma, dan peningkatan asam urea.
e. Tipe 5: Peningkatan trigliserida.

 Hiperlipidemia Sekunder
Hiperlipidemia sekunder merupakan gangguan yang disebabkan oleh faktor tertentu seperti
penyakit dan obat-obatan. Beberapa jenis penyakit penyebab hiperlipidemia :

1. Diabetus melitus
Penderita NIDDM umumnya akan menyebabkan terjadinya hipertrigliseridemia.
Penyebabnya pada glukosa darah tinggi akan menginduksi sintesis kolesterol dan glukosa
akan dimetabolisme menjadi Acetyl Co A. Acetyl Co A ini merupakan prekusor utama dalam
biosintesis kolesterol. Sehingga akan menyebabkan produksi VLDL-trigliserida yang
berlebihan oleh hati dan adanya pengurangan proses lipolisis pada lipoprotein yang kaya
trigliserida.

2. Hipotiroidisme
Pengaruh hipotiroidisme pada metabolisme lipoprotein adalah peningkatan kadar kolesterol-
LDL yang diakibatkan oleh penekanan metabolik pada reseptor LDL, sehingga kadar-LDL
akan meningkat antara 180-250 mg/dL. Di samping itu, bila penderita ini menjadi gemuk
kaqrena kurangnya pemakaian energi oleh jaringan perifer, maka kelebihan kalori ini akan
merangsang hati untuk meningkatkan produksi VLDL-trigliserida dan menyebabakan
peningkatan kadar trigliserida juga.

3. Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotik akan menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia. Hal ini diakibatkan oleh
adanya hipoalbuminemia yang akan merangsang hati untuk memproduksi lipoprotein berlebih

4. Gangguan hati
Sirosis empedu primer dan obstruksi empedu ekstra hepatik dapat menyebabakan
hiperkolesterolemia dan peningkatan kadar fosfolipid plasma yang berhubungan dengan
abnormalitas lipoprotein, kerusakan hati yang parah dapat menyebabakan penurunan kadar
kolesterol dan trigliserida. Hepatitis akut juga dapat menyebabkan kenaikan kadar VLDL dan
kerusakan formasi LCAT.

5. Obesitas
Pada orang yang obesitas, karena kurangnya pemakaian energi oleh jaringan perifer akan
meyebabkan kelebihan kalori yang dapat merangsang hati untuk menungkatkan produksi
VLDL-trigliserida dan peningkatan trigliserida.

B. Tanda dan Gejala Hiperlipidemia


Hiperlipidemia biasanya tidak terdeteksi dini sehingga baru ditemukan ketika evaluasi
atau pemeriksaan penyakit aterosklerosis atau penyakit kardiovaskuler. Tanda dan gejalanya
yaitu xantoma, xanthelasma, nyeri dada, nyeri perut, hepatosplenomegali, kadar kolesterol
atau trigliserida tinggi, serangan jantung, obesitas, intoleransi glukosa, lesi menyerupai
jerawat pada sekujur tubuh, plak ateromatosus pada pembuluh darah arteri, arkus senilis, dan
xantomata (Harikumar, dkk., 2013).
C. Mekanisme Hiperlipidemia
Mekanisme terjadinya hiperkolesterolemia adalah lemak yang berasal dari makanan
akan mengalami proses pencernaan di dalam usus menjadi asam lemak bebas, trigliserid,
fosfolipid dan kolesterol. Kemudian diserap ke dalam bentuk kilomikron. Sisa pemecahan
kilomikron beredar menuju hati dan dipilah-pilah menjadi kolesterol. Sebagian kolesterol ini
dibuang ke empedu sebagai asam empedu dan sebagian lagi bersama-sama dengan trigliserida
akan bersekutu dengan protein tertentu (apoprotein) dan membentuk Very Low Density
Lipoprotein (VLDL), yang selanjutnya dipecah oleh enzim lipoprotein menjadiIntermediet
Density Lipoprotein (IDL) yang tidak bisa bertahan 2-6 jam karena langsung akan diubah
menjadi Low Density Lipoprotein (LDL) (Soeharto, 2004).
Pembentukan LDL oleh reseptor ini penting dalam pengontrolan kolesterol darah.
Disamping itu dalam pembuluh darah terdapat sel-sel perusak yang dapat merusak LDL.
Melalui jalur sel-sel perusak ini molekul LDL dioksidasi, sehingga tidak dapat masuk kembali
ke dalam aliran darah. Kolesterol yang banyak terdapat dalam LDL akan menumpuk dalam
sel-sel perusak. Bila ini terjadi selama bertahun-tahun, kolesterol akan menumpuk pada
dinding pembuluh darah dan membentuk plak. Plak akan bercambur dengan protein dan
ditutupi oleh sel-sel otot dan kalsium. Hal inilah yang kemudian dapat berkembang menjadi
aterosklerosis (Almatsier, 2004).
D. Hubungan Hiperlipidemia dengan Metabolisme Biokimia dan Zat Gizi
Hiperlipidemia dipicu oleh karena gaya hidup yang tidak seimbang seperti kurang
olahraga yang membuat obesitas dan merokok. Pemicu yang lain bisa karena diabetes
mellitus, penyakit ginjal, kehamilan, alkohol, obatobatan seperti golongan diuretik,
glukokorticoid, dan sebagainya.
Aktivitas fisik mampu menurunkan kadar trigliserida, namun pengaruh penurunanya
cenderung berbeda pada setiap individu. Hal ini dipengaruhi oleh intensitas, durasi
aktivitas, dan kadar trigliserida awal. Penurunan yang paling efektif terjadi jika aktivitas
fisik yang dilakukan pada tingkat sedang sampai tinggi, disertai dengan kadar trigliserida
>150 mg/dl.
Asupan karbohidrat berperan dalam meningkatnya kadar trigliserida, efek peningkatan
ini terjadi jika jumlah asupan karbohidrat melebihi kebutuhan. Glukosa akan diubah
menjadi glukosa 6 fosfat, selanjutnya glukosa 6 fosfat mengalami perubahan menjadi
gliserol 3 fosfat, dimana gliserol 3 fosfat mengalami reaksi esterifikasi dengan asam
lemak menjadi trigliserida. Asupan zat gizi lain seperti protein juga dapat mempengaruhi
kadar trigliserida darah. Asam amino yang terdapat pada protein diubah menjadi asetil
KoA yang berperan dalam biosintesis trigliserida didalam tubuh sehingga, apabila asupan
protein berlebihan, asam amino yang berasal dari protein akan disimpan dalam bentuk
trigliserida.22 Asupan lemak dapat meningkatkan kadar trigliserida, ±90 % lemak pada
makanan dalam bentuk trigliserida, trigliserida akan diangkut oleh kilomikron dan
langsung di edarkan ke seluruh tubuh, dengan demikian peningkatan asupan lemak akan
meningkatkan kadar trigliserida.
Faktor lain yang mempengaruhi penurunan trigliserida adalah pemberian konseling
gizi. Kedua kelompok mendapatkan konseling gizi mengenai diet rendah kolesterol dan
lemak terbatas. Tujuan diberikannya konseling gizi agar ada perubahan kebiasaan dan
pola makan pada subjek.
Referensi:
https://eprints.umm.ac.id/41108/3/jiptummpp-gdl-rafikakart-47109-3-babii.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/93264-ID-pengaruh-pemberian-yoghurt-kacang-
merah.pdf

Anda mungkin juga menyukai