PENELITIAN
Perilaku ekonomi
Konsumsi
Menabung
Investasi
Permintaan
Matakuliah
Penawaran Konsentrasi? Apa topik
Produksi penelitian
dst. kita?
Fenomena Ekonomi
Inflasi Setelah
Pengangguran
lulus ingin
Desifit anggaran (pendapatan, belanja)
bekerja di
Kemiskinan
Pertumbuhan ekonomi
mana?
Employment (penyerapan tenaga kerja)
dst.
MINI PROPOSAL SKRIPSI
PROGDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Diajukan oleh:
Nama :-
NIM :-
Profile Picture, P.A. :-
wajah T/t lahir :-
kelihatan jelas. Total SKS :-
IPK :-
1. Topik
Pengangguran
2. Judul
3. Tujuan
4. Alat Analisis
di mana:
Pengangguran (UEMP)
Persentase jumlah orang yang tidak bekerja dibagi dengan angkatan kerja.
Satuan data pengangguran adalah %.
Inflasi (INF)
Inflasi adalah kenaikan umum harga barang dan jasa, yang akan diukur
dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) tahun dasar 2018. Satuan data IHK
adalah %.
𝐺𝐷𝑃 − 𝐺𝐷𝑃
𝐺𝑅𝑂𝑊𝑇𝐻 = × 100%
𝐺𝐷𝑃
6. Pustaka
Biro Pusat Statistik. 2013. Tabel Input Output Kabupaten Sukoharjo Tahun
2012. Sukoharjo: Bappeda Kabupaten Sukoharjo.
Budiono. 1992. Ekonomi Mikro. Edisi 2, Cetakan 14. Yogyakarta: BPFE.
Gharbi, Leila. 2016. "A critical analysis of the use of fair value by Islamic
Financial Institutions." Journal of Islamic Accounting and Business
Research. 7 (2): 170-183.
Gujarati, Damodar N., dan Dawn C. Porter. 2010. Essentials of econometrics.
Edisi 4. New York: McGraw-Hill/Irwin.
Hair, Joseph F., Jr., William C. Black, Barry J. Babin, Rorlp E. Anderson, dan
Ronald L. Tatham. 2006. Multivariate Data Analysis. Edisi 6. New
Jersey: Pearson Education, Inc.
Kurniawan, Rivan. 2019. "Perkembangan Perbankan Syariah dan Prospeknya
di Pasar Modal Indonesia." Diakses 19 Desember 2019. http://rivan
kurniawan.com/2019/07/17/perkembangan-perbankan-syariah/.
Ramanathan, Ramu. 1995. Introductory Econometrics with Applications. Edisi
3. Florida: The Dryden Press Harcourt Brace College Publishers.
Subiyantoro, Heru, dan Singgih Riphat (Ed.). 2004. Kebijakan Fiskal:
Pemikiran, Konsep, dan Implementasi. Jakarta: PT Kompas Media
Nusantara.
Utomo, Yuni Prihadi. 2012. "Efektivitas Pengaruh Kebijakan Moneter dan
Kinerja Sektor Perbankan Periode Tahun 1971-2009." Tesis, Program
Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Walsh, Ciaran. 2004. Key Management Ratios: Rasio-rasio Manajemen
Penting Penggerak dan Pengendali Bisnis. Pent. Shalahuddin Haikal.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
MINI PROPOSAL SKRIPSI
PROGDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Diajukan oleh:
Nama :-
NIM :-
Profile Picture, P.A. :-
wajah T/t lahir :-
kelihatan jelas. Total SKS :-
IPK :-
1. Topik
2. Judul
3. Tujuan
4. Alat Analisis
𝑄
𝐸
𝑄
𝐸
𝐿𝑄 =
𝑄
𝐸
𝑄
𝐸
di mana:
LQ = Location Quotient
Q = PDRB
E = Jumlah orang bekerja (tingkat employment)
i = Sektor ekonomi ke i
r = Kabupaten Sukoharjo
n = Propinsi Jawa Tengah
PDRB (Q)
6. Pustaka
Diajukan oleh:
Nama :-
NIM :-
Profile Picture, P.A. :-
wajah T/t lahir :-
kelihatan jelas. Total SKS :-
IPK :-
1. Topik
Kemiskinan
2. Judul
3. Tujuan
4. Alat Analisis
Analisis statistik deskriptif yang meliputi penyajian data dalam bentuk tabel
dan grafik distribusi frekuensi pada variabel-variabel yang diamati.
Demograsi
Hutang
Variabel hutang adalah total pinjaman yang dilakukan sebuah rumah tangga
dalam setahun. Satuan datanya adalah Rp/tahun. Data hutang akan dirinci
berdasarkan peruntukannya, yang meliputi…
6. Pustaka
JUDUL
Pengarang
Abstract
A. Pendahuluan
B. Tinjauan Pustaka
C. Metodologi
Dalam penelitian ini, untuk menganalisis pengaruh Kurs, Inflasi, Tingkat Bunga
dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Saldo Neraca Berjalan digunakan alat analisis
regresi Ordinary Least Square (OLS) dengan model ekonometrik sebagai berikut:
di mana:
Data yang dipakai adalah data time series dari tahun 1990-2011, yang akan
diperoleh dari beberapa sumber, World Bank, Bank Indonesia, dan Biro Pusat Statistik.
D. Hasil Estimasi
Tabel 1
Hasil Estimasi Model Ekonometri
F. Pembahasan
Saldo Neraca Berjalan, selama periode 1992-2011, ternyata dipengaruhi oleh Kurs
dan Pertumbuhan Ekonomi, sementara Inflasi dan Tingkat Bunga Sertifikat Bank
Indonesia tidak memiliki pengaruh signifikan.
Kurs memiliki pengaruh positif, memperlihatkan bahwa jika Kurs mengalami
kenaikan maka Saldo Neraca Berjalan akan naik. Secara teoritis mekanisme ini terjadi
karena jika Kurs naik maka secara relatif harga di dalam negeri menjadi lebih murah
dibandingkan dengan harga luar negeri. Kondisi ini akan meningkatkan ekspor dan
menurunkan impor barang, sehingga akan meningkatkan saldo Neraca Perdagangan,
yang pada akhirnya akan menaikkan juga saldo Neraca Berjalan.
Pertumbuhan Ekonomi, namun demikian, justru memiliki pengaruh negatif
terhadap Saldo Neraca Berjalan dengan tingkat pengaruh yang lebih besar dari Kurs.
Artinya seiring dengan naik Pendapatan Nasional, selama kurun 1992-2011, saldo
Neraca Berjalan cenderung memburuk. Mengingat pertumbuhan ekonomi Indonesia
justru selalu posistif, fenomena ini memberi gambaran bahwa dalam jangka panjang
impor barang Indonesia justru cenderung lebih dominan dibandingkan ekspor
barangnya. Saat ekspor-impor barang positif, fenomena ini memberikan indikasi bahwa
aliran dana yang keluar dari Indonesia, melalui pos di luar ekspor impor barang, lebih
besar dari aliran dana yang masuk ke Indonesia. Pos di luar ekspor-impor barang dalam
neraca pembayaran meliputi pembayaran gaji, dividen, profit, bunga dan lain
sebagainya (Factor Trade in Service), biaya angkut, jasa perbankan, biaya pemakaian
perangkat lunak, dan lain sebagainya (Non Factor Trade in Service), dan hadiah, pengi-
riman uang, hibah, dan lain sebagainya baik dari sektor privat (Private Transfer Payments)
maupun sektor pemerintah (Official Transfer Payment).
Sektor moneter Indonesia, dalam hal ini diwakili variabel kebijakan Tingkat
Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan variabel target kebijakan Inflasi, meskipun
keduanya cenderung memiliki pengaruh negatif terhadap Saldo Neraca Berjalan, tetapi
pengaruhnya tidak signifikan.
G. Kesimpulan
PUSTAKA
Naskah Publikasi Ekonometrika - PAM
JUDUL
Pengarang
Abstract
A. Pendahuluan
B. Tinjauan Pustaka
C. Metodologi
di mana:
diperoleh model jangka pendek atau model estimator PAM sebagai berikut:
ROEt 0 1 ln( MRBt ) 2 ln( MDRt ) 3 ln( MSYt ) 4 ln( IJRt ) ROEt 1 t
di mana:
: (1 )
: koefisien penyesuaian
0 : 0 ; konstanta jangka pendek
1 4 : 1 4 ; koefisien regresi jangka pendek
: ; error term jangka pendek
Data yang dipakai adalah data time series triwulan dari periode 2012Q2-2019Q3,
yang akan diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
D. Hasil Estimasi
Tabel 1
Hasil Estimasi Model Ekonometri
Koefisien regresi ROEt 1 (), terlihat sebesar 0,3371 dengan nilai p atau probabilitas
(signifikansi) empirik stastistik t 0,0195 (<0,05), artinya koefisien adjustment () akan
memenuhi syarat 0 < < 1 dan signifikan. Kedua kondisi ini menunjukkan bahwa
model terestimasi benar-benar merupakan model PAM, yang dapat mempresentasikan
keberadaan hubungan teoritik jangka panjang antara variabel dependen dan variabel
independen, yang dipilih untuk menyusun model ekonometrik dalam penelitian ini.
Berdasarkan definisi parameter jangka pendek, dari perhitungan diperoleh model
terestimasi jangka panjang PAM sebagai berikut:
1
AT 1, 5085 triwulan
0, 662915
Dari uji diagnosis pada Tabel 1, terlihat probabilitas empirik statistik uji Nor-
malitas Residual, Otokorelasi, Heteroskedastisitas, dan uji Linieritas, masing-masing
bernilai 0,553 (> 0,10), 0,594 (> 0,10), 0,493 (> 0,10) dan 0,207 (> 0,10), menunjukkan
bahwa model terestimasi memiliki distribusi residual yang normal, bebas dari masalah
otokorelasi dan heteroskedastisitas, dengan spesifikasi model tepat (linier). Seluruh nilai
VIF < 10, kecuali pada ln(MRB), yakni sebesar 13,4535, yang berarti variabel pembiayaan
Murabahah menyebabkan terjadinya masalah multikolinieritas dalam model.
Statistik kebaikan suai (goodness of fit) memperlihatkan bahwa model eksis,
terlihat dari nilai probabilitas empirik statistik F, yang sebesar 0,0014 (< 0,01), dengan
R2 atau daya ramal sedang, yakni sebesar 0,5547. Artinya, pembiayaan Murabahah, Mu-
dharabah, Musyarakah, dan Ijarah dapat menjelaskan 55,47 persen variasi atau naik
turunnya variabel Return on Equity.
Secara terpisah, variabel yang secara signifikan mempengaruhi Return on Equity
adalah pembiayaan Murabahah, Musyarakah, dan Ijarah, dengan probabilitas empirik
statistik t sebesar 0,1002 (dianggap = 0,10), 0,0208 (< 0,05) dan 0,0647 (< 0,10). Ketiga
variabel ini memiliki pola pengaruh yang sama terhadap Return on Equity, yakni linier-
logaritma (lin-log). Variabel pembiayaan Mudharabah tidak memiliki pengaruh sig-
nifikan dengan probabilitas empirik statistik sebesar 0,3083 (> 0,10).
Pembiayaan Murabahah memiliki koefisien regresi jangka pendek sebesar -2,0830
dan koefisien regresi jangka panjang sebesar -3,1421. Artinya, jika pembiayaan
Murabahah naik 1 persen, Return on Equity akan turun sebesar 2,0830/100 = 0,0208
dalam jangka pendek, dan sebesar 3,1421/100 = 0,0314 dalam jangka panjang.
Sebaliknya, jika pembiayaan Murabahah turun 1 persen, maka Return on Equity akan
naik sebesar 0,0208 dalam jangka pendek, dan sebesar 3,1421/100 = 0,0314 dalam jangka
panjang.
Koefisien regresi jangka pendek pembiayaan Musyarakah bernilai 1,7462,
koefisien regresi jangka panjangnya 2,6341. Dalam jangka pendek, jika pembiayaan
Musyarakah naik 1 persen, Return on Equity akan naik sebesar 1,7462/100 = 0,0175,
dalam jangka panjang akan naik sebesar 2,6341/100 = 0,0263. Sebaliknya, jika
pembiayaan Musyarakah turun 1 persen, dalam jangka pendek Return on Equity akan
turun sebesar 0,0175, dalam jangka panjang akan turun sebesar 0,0263.
Pada jangka pendek pembiayaan Ijarah memiliki koefisien regresi sebesar 1,0212,
pada jangka panjang 1,5405. Jika pembiayaan Ijarah naik 1 persen pada jangka pendek,
Return on Equity akan naik sebesar 1,0212/100 = 0,0102, pada jangka panjang akan naik
sebesar 1,5405/100 = 0,0154. Sebaliknya, jika pada jangka pendek pembiayaan Ijarah
turun 1 persen, Return on Equity akan turun sebesar 0,0102, pada jangka panjang akan
turun sebesar 0,0154.
Sesuai dengan waktu penyesuaian atau adjustment time-nya yang 1,5085 triwulan,
efek jangka panjang pembiayaan Murabahah, pembiayaan Musyarakah, dan
pembiayaan Ijarah terhadap Return of Equity baru akan tercapai dalam waktu 1,5085
triwulan
F. Pembahasan
G. Kesimpulan
PUSTAKA
Naskah Publikasi Ekonometrika - ECM
JUDUL
Pengarang
Abstract
A. Pendahuluan
B. Tinjauan Pustaka
C. Metodologi
Dalam penelitian ini, untuk menganalis pengaruh PDRB Sektor Pertanian, Nilai
Tukar Petani, dan Investasi Sektor Pertanian terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor
Pertanian Provinsi Jawa Tengah digunakan analisis regresi Model Koreksi Kesalahan
atau Error Correction Model (ECM). Model estimator jangka panjangnya adalah seperti
berikut:
di mana:
ln( PTK t ) 1 ln( PDRBt ) 2 NTP t 3 ln( INV t ) (ln( PTK t* 1 ) 0
1 ln( PDRBt 1 ) 2 NTPt 1 3 ln( INVt 1 )) t
di mana:
di mana:
Data yang dipakai adalah data time series tahunan dari periode 1994-2018, yang
akan diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS).
D. Hasil Estimasi
Hasil estimasi model estimator jangka pendek ECM di muka beserta uji
pelengkapnya terangkum dalam Tabel 1.
Dari Tabel 1, terlihat koefisien regresi ECT (koefisien adjustment, ) memiliki nilai
sebesar 0,5637, yang berarti memenuhi syarat 0 < < 1. Koefisien ini memiliki nilai p (p
value) atau probabilitas (signifikansi) empirik stastistik t sebesar 0,0082, berarti koefisien
adjustment signifikan pada = 0,01. Kedua kondisi ini memperlihatkan bahwa model
terestimasi benar-benar merupakan model ECM, sehingga melalui mekanisme koreksi
kesalahan, hubungan ekuilibrium teoritik jangka panjang antara variabel independen
dan variabel dependen yang dispesifikasi dalam model ekonometrik akan tercapai.
Berdasarkan definisi parameter jangka pendek, dari perhitungan diperoleh model
terestimasi jangka panjang ECM sebagai berikut:
ln( PTK t* ) 9,9961 0, 4082 ln( PDRBt ) 0, 0177 NTPt 0,0135 ln( INVt )
Tabel 1
Hasil Estimasi Model Estimator Jangka Pendek ECM
log PTK t 5, 6348 7,7572 log PDRBt 0,0105NTPt 0,0336 log INVt
(0,0294)** (0, 2089) (0,1284)***
0, 3336log PDRBt 1 0, 5737 NTPt 1 0, 5561log INVt 1 0, 5637 ECTt
(0, 6300) (0,0065)* (0,0078)* (0,0082)*
R 2 = 0,6259; DW-Stat. = 1,7384; F-Stat. = 3,8233; Prob. F-Stat. = 0,0125
Uji Diagnosis
(1) Multikolinieritas (VIF)
log PDRBt = 1,1473; NTPt = 1,9931; log INVt = 2,0434;
log PDRBt 1 = 2,6565; log NTPt 1 = 927,1187; log INVt 1 = 105,1175;
ECTt = 1143,873
(2) Normalitas Residual (Jarque Bera)
JB(2) = 1,2395; Prob. JB(2) = 0,5381
(3) Otokorelasi (Breusch Godfrey)
2(3) = 4,3043; Prob. 2(3) = 0,2304
(4) Heteroskedastisitas (White)
2(14) = 21,6339; Prob. 2(14) = 0,0865
(5) Linieritas (Ramsey Reset)
F(1,15) = 0,0288; Prob. F(1,15) = 0,8675
Sumber: Lampiran 1. Keterangan: *Signifikan pada = 0,01; **Signifikan pada = 0,05;
***
Signifikan pada = 0,10. Angka dalam kurung adalah probabilitas empirik (p value) t-
statistik.
Dari uji diagnosis pada Tabel 1, terlihat probabilitas empirik statistik uji Nor-
malitas Residual, Otokorelasi, Heteroskedastisitas, dan uji Linieritas, masing-masing
bernilai 0,5381 (> 0,10), 0,2304 (> 0,10), 0,0865 (> 0,05) dan 0,8675 (> 0,10), menunjukkan
bahwa model terestimasi memiliki distribusi residual yang normal, bebas dari masalah
otokorelasi dan heteroskedastisitas, dengan spesifikasi model tepat (linier). Seluruh nilai
VIF < 10, kecuali pada NTPt 1 , log INVt 1 dan ECT, yakni sebesar 927,1187, 105,1175 dan
1143,873, yang berarti ketiga variabel ini menyebabkan terjadinya masalah
multikolinieritas dalam model terestimasi.
Statistik kebaikan suai (goodness of fit) memperlihatkan model eksis, terlihat dari
nilai probabilitas empirik statistik F, yang sebesar 0,0125 (< 0,05), dengan R2 atau daya
ramal sedang, yakni sebesar 0,6259. Artinya, variabel PDRB Sektor Pertanian, Nilai
Tukar Petani, dan Investasi Sektor Pertanian dapat menjelaskan 62,59 persen variasi atau
naik turunnya variabel Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Pertanian Provinsi Jawa
Tengah.
Dalam jangka pendek, Penyerapan Tenaga Kerja (PTK) sektor pertanian
dipengaruhi secara signifikan oleh variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Sementara Variabel Nilai Tukar Petani (NTP) dan Investasi (INV) tidak memiliki
pengaruh signifikan.
Dalam jangka panjang, variabel yang berpengaruh signifikan terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja (PTK) sektor pertanian adalah Nilai Tukar Petani (NTP) dan
Investasi (INV) di sektor pertanian. Variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
justru tidak memiliki pengaruh signifikan.
Dalam jangka pendek variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) memiliki
koefisien regresi sebesar -7,7572, pola hubungan variabel ini dengan variabel
Penyerapan Tenaga Kerja (PTK) sektor pertanian adalah log-log. Artinya jika dalam
jangka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) naik sebesar 1%, Penyerapan Tenaga
Kerja (PTK) sektor pertanian akan turun sebesar 7,7572%; sebaliknya jika dalam jangka
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) turun sebesar 1%, Penyerapan Tenaga Kerja
(PTK) sektor pertanian akan naik sebesar 7,7572%. Dalam jangka panjang, variabel
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tidak memiliki pengaruh signifikan.
Dalam jangka pendek variabel Nilai Tukar Petani (NTP) tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja (PTK) sektor pertanian; dalam jangka
panjang variabel ini memiliki koefisien regresi sebesar -0,0177. Pola hubungan variabel
ini dengan variabel Penyerapan Tenaga Kerja (PTK) sektor pertanian adalah log-lin.
Artinya jika dalam jangka Nilai Tukar Petani (NTP) naik sebesar 1%, Penyerapan Tenaga
Kerja (PTK) sektor pertanian akan turun sebesar 0,0177x100 = 1,77%; sebaliknya jika
dalam jangka Nilai Tukar Petani (NTP) turun sebesar 1%, Penyerapan Tenaga Kerja
(PTK) sektor pertanian akan naik sebesar 1,77%.
Variabel Investasi Sektor Pertanian (INV) dalam jangka pendek tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja (PTK) sektor pertanian; dalam
jangka panjang variabel ini memiliki koefisien regresi sebesar 0,0135. Pola hubungan
variabel ini dengan dengan variabel Penyerapan Tenaga Kerja (PTK) sektor pertanian
adalah log-log. Artinya jika dalam jangka panjang Investasi Sektor Pertanian (INV) naik
sebesar 1%, Penyerapan Tenaga Kerja (PTK) sektor pertanian akan ikut naik sebesar
0,0135%. Sebaliknya jika dalam jangka panjang Investasi Sektor Pertanian (INV) turun
sebesar 1%, Penyerapan Tenaga Kerja (PTK) sektor pertanian juga akan ikut turun
sebesar 0,0135%.
F. Pembahasan
Dari hasil analisis di muka terlihat bahwa penyerapan tenaga kerja sektor
pertanian di Jawa Tengah dalam jangka pendek ternyata dipengaruhi oleh PDRB. Dalam
jangka pendek nilai tukar petani dan investasi di sektor pertanian tidak memiliki
pengaruh. Dalam jangka panjang, PDRB tidak memiliki pengaruh, sementara nilai tukar
petani dan investasi di sektor pertanian justru menjadi memiliki pengaruh terhadap
penyerapan tenaga kerja sektor pertanian di Jawa Tengah.
Pengaruh PDRB yang negatif dalam jangka pendek saja memperlihatkan bahwa
pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah setiap tahunnya memiliki impak menurunkan
penyerapan tenaga kerja sektor pertanian. Berdasarkan teori perubahan struktural
pembangunan, kondisi ini wajar jika terpenuhi tiga syarat. Pertama, berkurangnya
penyerapan tenaga kerja sektor pertanian karena teralihkan ke sektor industri yang
mengalami dinamika pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dari sektor pertanian.
Kedua, berkurangnya tenaga kerja sektor pertanian tidak menurunkan produksi total
sektor pertanian atau berarti menaikkan produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian.
Ketiga, dengan naiknya produktivitas ini maka upah di sektor pertanian juga mengalami
kenaikan. Artinya kesejahteraan tenaga kerja sektor pertanian menjadi membaik.
Jika syarat ini tidak terpenuhi, berarti dampak negatif pertumbuhan ekonomi
(PDRB) terhadap penyerapan tenaga kerja sektor pertanian di Jawa tengah memiliki
implikasi pada telah terjadi suatu proses pembangunan yang bersifat merugikan atau
bias terhadap sektor pertanian. Pertumbuhan ekonomi telah dicapai dengan mendistorsi
ekologi kegiatan sektor pertanian. Dari tahun ke tahun pertumbuhan ekonomi
kemungkinan telah menyebabkan terjadinya alih guna lahan pertanian secara masif,
sehingga menurunkan kapasitas produksi sektor pertanian, yang akhirnya dari tahun
ke tahun juga menyebabkan turunnya penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian.
Pengaruh investasi di sektor pertanian yang positif dalam jangka panjang tetapi
tidak memiliki pengaruh dalam jangka pendek, menunjukkan bahwa pengaruh
investasi di sektor pertanian terjadi dalam kerangka setelah satu tahun. Pengaruh
investasi yang positif terhadap penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian
menunjukkan bahwa investasi dari tahun ke tahun telah dikelola secara cukup
berkelanjutan. Investasi di sektor pertanian secara dinamis telah berhasil meningkatkan
aktivitas kegiatan ekonomi di sektor pertanian dan akhirnya secara berkelanjutan
meningkatkan penyerapan tenaga di sektor pertanian.
Nilai tukar petani memperlihatkan pengaruh yang menarik terhadap penyerapan
tenaga kerja di sektor pertanian di Jawa Tengah, dalam jangka pendek tidak memiliki
pengaruh, tetapi dalam jangka panjang memiliki pengaruh negatif. Fenomena yang
sama sekali tidak selaras dengan teori permintaan dan penawaran yang ada… dst.
G. Kesimpulan
PUSTAKA