Anda di halaman 1dari 44
PT PLN (Persero) KANTOR PUSAT Peraturan Direksi No. 0076.P/DIR/2017 Tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi dan Standard Operating Procedure Pedoman Pelaporan Gratifikasi Di lingkungan PT PLN (Persero) Jakarta, Oktober 2017 DIVISI MANAJEMEN RISIKO DAN KEPATUHAN PT PLN (Persero) KANTOR PUSAT Peraturan Direksi No. 0076.P/DIR/2017 Tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi dan Standard Operating Procedure Pedoman Pelaporan Gratifikasi Di lingkungan PT PLN (Persero) Jakarta, Oktober 2017 DIVISI| MANAJEMEN RISIKO DAN KEPATUHAN Menimbang Mengingat PT PLN (PERSERO) PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO} NOMOR: 0076 .PIDIRI2017 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKAS! DIPT PLN (PERSERO} DIREKS! PT PLN (PERSERO) bahwa untuk memperkust posisi Perusahaan dalam menghadap! persaingan usaha, peningkatan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya, memaksimalkan nilai Perusahaan secare berkelanjutan Serta peningkatan kepercayaan stakeholders, iperlukan komitmen ppelaksanaan Good Corporate Govemance (GCG) secara konsisten, bahwa dalam pelaksanaan kegiatan usaha PT PLN (Persero) tidak terlepas dari hubungan den interaksi antara beroagal pihak balk internal ‘maupun ekstemal yang memungkinkan terjadinya penenmaan dan/atau Pemberian dan/atau permintaan yang dapat dikategorikan gratfkasi, bbanwa pemahaman yang tidak seragam mengenai gratifkas! menimbulkan penafisiran yang beragam dan berpengaruh pada kinerja pegawai PT PLN (Persero) benwa sebagai salah satu uoaya proaktif Perusahaan untuk memenui komitmen pelaksanaan GCG secara konsisten sebagaimana dmaksud dalam huruf a di atas, maka peru adanya Pedoman Pengendalian Gratithasi bahwa berdasarkan pertmbangan sebagaimana dimaksud dalam hurut a , © dan d di alas, maka petly menetapkan Peraturan Direksi PT PLN {(Persero) tentang Pedoman Pengendalian Gratiikasi di PT PLN (Parsero). Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korups' sebagaimana diucan dengan Undang-undang Nomor 20 ‘Tehun 2001 Undang-Undang Nomer 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korups Undang-Undang Nomar 19 Tahun 2003 tentang Sadan Usaha Milk Negara Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2008 tentang Ketenagalistrikan, Pereturan Pemerintah RI Nomar 23 Tahun 1994 tentang Pengathan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Uistrk Negara Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero} Peraturan Pemarintay Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyedizan Tenaga Lisik sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerntah RI Nomor 23 Tahun 2014, 9. Peraturan May Ore \e sar At 10, "1 18, 18, 17. 18 19 20, Mempematikan 1 Peraturan Pemerintah Nom Penunjang Tenaga Listrik Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2016 tentang Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar, Pereturan Menteri Badan Usaha Milk Negara Nomor PER-O1/MBU/2014 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Balk (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milk Negara Keputusan Menten Badan Usaha Milk Negara Nomor : KEP-117/M- (MBU'2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance Pada ‘Badan Usaha Milk Negara (BUMN), ‘Anggaran Dasar PT PLN (Persero} Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2074 tentang Pedoman Pelaporan dan Penetapan Status Gratifikasi sebagaimana diusah dengan Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Repubik Indonesia Nomor 6 tahun 2015, Keputussn Meter’ Badan Usaha Milk Negara Nomor SK: 272IMBUN22014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota- ‘Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrk Negara Keputusan_ Menteri Badan Usaha Milk Negara Nomor SK- 138/MBLI07/2017 tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan, Pengaiiian Tugas, dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrk Negara Keputusan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milk Negara (BUMN) Nomor SK-16/S.MBUI2012 tentang. indkstor/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Galk (Good Corporate Governance) pada BLIMN Keputusan Direks: PT PLN (Persero) Nomor 304,K/DIR/2009 tentang Batasan Kewenangan Pengambilan Keputusan di Lingkungan PT PLN (Persero) yang telan beberapa Kali diubah. terakhir dengan Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0297.PIDIR/2016, Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 060.K/DIRI2014 tentang Pedoman PLN Bersih Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0179,PIDIR/2016 tentang Orgerises’ dan Tata Kerja PT PLN (Persero) 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa Evaran Menteri Badan Usaha Milk Negara Nomor SE-O5/MBUI2013 tentang Road Map Menuju BUMN Bersih Keputusan Direksi PT PLN (Persero) di Luar Rapat (Sirkuler) Nomor (040/D1RI2017 tentang Pembagian Tugas dan Wewenang Anggota Direks! PT PLN (Petsero} MEMUTUSKAN Menetapkan PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) TENTANG PEDOMAN PENG! Dalam Peraturan ini yang diab ENDALIAN GRATIFIKAS! DI PT PLN (PERSERO} Pasal 1 Pengertian sud dengan 4. Admin Unit adalah pegawal unit yang membantu tugas dan tanggung jawab UPG. 2. Anak Perusahaan adalah Anak Perusahaan PLN yang sahamnya lebih dari 60 % (lima puluh persen) dimiiki olen PLN ‘online dimana salah satu si Compliance Online System, yang selanjutnya disebut COS adalah aplikasi kepatuhan ‘menunya untuk melaporkan Kejadian gratifikasi di ingkungan PLN. 10. 1" 2. 43 4, 16, 16 17 18 9 20 2 2 23 Atasan Langsung adalah Direktur danlatsu Pejabat struktural yang memilki tanggung jawab, jabatan dan hierarki sebagaimana diatur dalam struktur organisa) PLN Berlaku Umum adalah suatu kondisi bentuk pemberian yang diberiakukan sama dalam hal jens, bentuk, persyaratan atau nial untuk semua peseria dan memenuhi prinsip kewajaren Code of Conduct (CoC) PLN adalah pedoman yang menjelaskan pedoman periaku Insan PLN Untuk melaksenakan praktek-praktek pengelolaan perusahaan yang balk Direksi adalah Organ PLN yang benwenang dan bertanggungjawab penuh atas pengurusan PLN. untuk kepentingan PLN sesuai dengan maksud dan tujuan PLN serta mewakili PLN baik di dalam maupun ¢i lar pengadiian sesuai dengan Anggaran Dasar yang tera dari beberapa orang Direktur ddan Seseorang diantaranya diangkat sebagai Direktur Utama Gratikasi adalah pemberian dalam art luas. yakni vang, barang, rabat (discount), komisl, pinjaman tanpa bunga, tket perjalanan,fasiltas penginapan, perjatanan wieata, pengobatan cuma-cuma, dan ‘asiltas Iainnya balk yang diterima di dalam negen mauoun di luat regen. yang dilakuken dengan ‘menggunakan sarana elektronk atau tanpa sarana elektronik Good Corparate Govemance (GCG) adalah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan petusahaan dalam memberikan pertanggungjawabannya kepada shareholder dan stakeholder. PLN adalah PT PLN (Persero) yang didikan dengan Akta Notaris Sutjito SH, Nomar 169 tenggal 30 Jul 1994 Deserta perubshannya, Insan PLN adalah Dewan Komisaris, Direksi, Korte dan seluruh pegewial PLN termasuk pegawal yang ditugaskan di Anak Perusahaan, Perusahaan Terai). tenaga xerja ah daya yang bekerja di lingkungan PLN Keluarga adalah suamiisteri adivkakak, anakimenantu den ibufbapakimertua dari Insan PLN, Kepala Divisi Manajemen Risiko dan Kepatuhan adalah pejabat yang berkedudukan di PLN Kantor Pusat dan bertanggungjawad untuk mengelola seriua aspek dalam kerangka Kepatuhan di lingkungan PLN. Komisi Pemberantasan Korunsi (KPK) adalah komisilembaga negara yang dibentuk untuk meleksanaken tugas dan wewenangnya dengan independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan ‘manapun, Konfik Kepentingan adalah kondisi dari PejabatPegawai yang patut diduga memilki kepentingan pribadi dan dapat mempengaruhi pelaksanaan tugas atau Kewenangannya secara tidak patu Mitra Kerja adalah pihak perseorangan maupun perusahaan yang menialin kerjasama tisnis berdasarkan potensi dan ke'ayakannya yang saling menguntungkan dengan PLN, Pegawai adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, dlangkat, bekerja dan diberi penghargaan/imbal jasa menurut ketentuan yang berlaku ci PLN Pemangku Kepentingan (Stakeholders) adalah pihak-pihak yang berkepentingan dengan PLN yang ‘imbul berdasarkan perjanjian dan/atau peraturan perundarg-undangan, Pemberi adalah setiap Insan PLN daniatau keluarga, stakeholders, mitra kerja maupun pihak ketiga yang melakukan pemberian gratifkxas Peminta adalah setiap Insan PLN dan/atau keluarga, stakeholders, mitra kerja maupun pihak ketiga yang melakukan permintaan gralfkasi yang menjurus kepada pemerasan dan/atau pemaksaan. Penerma adalah setiap Insan PLN daniatau keluarga yang menerima gratikasi Penolakan adalah kegiatan setian Insan PLN dan/atau keluarga yang melakukan penolakan atas pemberian gratifikas! Penyelenggara Negara adalah Pejabat Negara yang menialankan fungsi eksekutl, legisla yudikatif dan pejasat Iain yang fungs| dan tugas pokoknya berkaltan dengan Penyelenggaraan Negara. 24, Pelapor. a 24, 28. 26 27. 28, 29 30 Pelapor adalah Insan PLN yang melaporkan penerimaan atau penolakan gratifikasi Perusahaan Terafliesi adalah Anak Perusahaan dari Anak Perusshaan PLN yeng sahamnya lebih dar 50 % dimilki oleh Anak Perusahaan PLN, Pihak Keliga adalah pihak perseorangen maupun perusahaan yang berpotensi untuk memiki kerjasama bisn's dengan PLN PLN Bersih acalah suatu Program yang dilakukan dalam rangka mencegah adanya korupsi, kolusi ddan nepotisme agar meningkatkan budaya gerusshaan (corporate culture) yang sehat d ingkungan PLN, Standar Biaya PLN adalah besaran biaya yang ditetakan sebagai acuan penghitungan biaya kegiatan sebagaimana ditetapkan oleh Perusahaan minimal selingkat Manajemen Atas terkait dengan fungs! pembiayaannya, Satuan Pengawes Intemal, yang selanjutnya disebut SPI adalah Satuan Pengawasan Internal di seluruh Unit BisnisiKerja PT PLN (Persero) Unit Pengendaii Gratikasi Pusat, yang selanjutnya disebut UPG adalah unit yang dleentuk atau dltunjuk atau melekat sesuai job desk yang ditetapkan oleh Direksi PLN dengan tugas yaitu pengelolaan, pemantauan dan delaporan Gratifikasi ci Lingkungan PLN. Pasal 2 ‘Maksud dan Tujuan Maksud dan tyluan Pecoman Pengendalian Gratikasi di PLN adalah sebagai berikut 1 Pedoman bagi Insan PLN dalam mengambil sikep yang tegas terhadap Gratifkasi untuk mewujudkan pengelolaan Perusahaan yang bersin dan sehat dan bebas dari segala bentuk Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN}, Memberikan pemahaman, arahan dan acuan bagi soluruh Insan PLN yang berkenaan dengan penerimaan, pemberian, dan permintaan gretifkes’ ci lingkungan PLN agar sesval dengan prinsio ‘Good Corporate Governance (GCG) IMendorong terlaksananya etka bisnis yang balk dan mencegsh timbulnya benturan kepentingan, kecurangan serta penyimpangan perlaku ‘ainnya, Melindungi insan PLN dari masaizh hukum dikemusian hari terkaitgratfikxas! [Membentuk lingkungan perusahaan yang sadar dan paham dalam menangani atau mengendalikan segala bentuk gratikasi Pasal3 Ruang Lingkup Ruang Lingkup Peraturan ini meliput 1 Prinsip Daser Pengendalian Gratitkes Jenis Gratikasi Pemanfaatan dan Pengelolgan Gretixas| Implementasi Pedoman Pengendalan Grattikasl Pelaporan dan Sankst. Perindungan Saksi/Petapor “Ya mn bs a Q 6 Pasal ¢ Prinsip Dasar Pengendalian Gratifikasi Semua Insan PLN danvatau Keluarga dllarang menswarkan atau memberikan suap, gratificas, ‘alam bentuk apapun ‘Semua Insen PLN daniatau Keluarga diarang meminta atau menerima secara tengsung ataupun tidak langsung Gratifikasi dari Siakehoiders, Mira Kerla danvatau Pinak Ketiga Karena jabatan Insan PLN dan berlawanan dengan kewalban atau tugas Insan PLN yeng diterima di dalam negeti ‘maupun luar negeri dan yang diiskukan dengan serana elektronik atau tanpa sarana elektronik ‘Semua Insan PLN dan/atau Keluerga bertanggung jewab mencegah dan mengupayakan sistem ercegahan korupsi di lingkungan instans Insan PLN daniatau keluarge wajb melakukan penolakan secara sopen dan santun teriadap gratikasi yang tidak sesuai dengan ketenivan yang ciatur dalam Peraturan Diceksi ini, serte ‘memberikan penjelasan terkait Peraturan Diexsi ini kepada pinak pemberi Insan PLN harus melaporkan kepada UPG atas penenmaan, parmintaan danvatau penolakan & fF Decospincoid Fi\com Hore Gratinicasi ~ Data Penerimaan Grattikasi Gambar |I.A.3 Menu Pelaporan Gratifikasi pada Aplikasi COS Jika menerima gratifikasi pi menu data penerimaan gratifikasi, Jika menolak gratifkasi pilin menu data penolakan gratifikasi. € 2S Mi Deospincoidicos/cetal gratikasipho Fi\compliance ees een Home Detail Data Penerimaan Gratifikasi = No ‘Nama Bentuk Gratinkasi Tanggal Penyerahan kePLn Pusat ‘bam Kosong, ‘Gambar II.A.4 Menu Buat Laporan Penerimaan/Penolakan Gratifikasi Re. s+ Halaman: 13 dari 27 Kemudian klik Buat Laporan Gratifikasi Stet con En LS TERESI a $9 Cf Denpeaadiniy hci (een Leste Gambar IIA.4 Isi Pelaporan Gratifikasi pada Aplikasi COS emua data yang diminta kemudian submit Pelaporan akan diterima oleh Unit Pengendali Gratifikasi Kantor Pusat No] Peran Pelaksana Peran aa [ia Menindaklanjuti pelaporan —gratifikasi dan memonflor pelaksanaannya Mengisi, melengkapi, menindaklanjuti pelaporan gratifikasi yang oe each diterima/ditolak oleh Pelapor Rev. :- Halaman: 14 dari 27 B. Monitoring Pelaporan Gratifikasi Melalui COS Untuk Pelaksanaan monitoring terhadap pelaporan gratifkasi hanya dapat diakses oleh admin Unit yang ditunjuk. Aplikasi cos dapat diakses melalui : cos.pln.co.id (intranet) [a i eae a | ‘Gambar |I.B.1 Login Form Aplikasi COS 1. Masukkan user dan password sesuai user dan password email korporat PLN dengan format : 2. Nama user domain\user email korporat PLN Password password email korporat PLN £60 Omen eee T Al Compliance onine (Gambar |I.B.2 Dashboard dan Menu Report Aplikasi COS Untuk melakukan monitoring pelaporan gratifikasi masuk menu report lalu pilin menu Penerimaan atau Penolakan Gratifikasi Reve) Halaman: 18 dari 27 = Report Penerimaan Gratfasi ‘Gambar |I.B.3 Contoh Laporan Penerimaan Gratifikasi pada Aplikasi COS. Berikut contoh rekapitulasi atas laporan penerimaan gratifikasi di unit anda. Dan kemudian agar dapat dilaporakan kepada UPG Pusat sekaligus tindak lanjut terkait adanya laporan penerimaan gratifikasi tersebut. Al COMPHIANCE oniine system Report Penolakan Gratikas! Gambar |.B.4 Contoh Laporan Penolakan Gratifikasi pada Aplikasi COS Berikut contoh rekapitulasi atas laporan penolakan gratifikasi di unit anda. Dan kemudian agar dapat dilaporakan kepada UPG Pusat. No | Peran Pelaksana Peran Memonitor pelaksanaan, tindak lanjut atas laporan penerimaan 1 | Admin Unit Keria | danjatau penolakan gratiikasi Memonitor pelaksanaan, supervise dan tindak lanjut atas 2 | UPG laporan penerimaan dan/atau penolakan gratifikasi di Unit maupun di Kantor Pusat Rev. Fe Halaman: 16 dari 27 Il, PERLINDUNGAN PELAPOR Informasi yang disampaikan oleh masyarakat dalam bentuk pengaduan masyarakat maupun dalam bentuk laporan gratifikasi merupakan perwujudan dari tanggungjawab masyarakat yang diberi perlindungan oleh hukum. Penjelasan Pasal 15 huruf a Undang Undang Nomor 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan “memberikan perlindungan’, yaitu pemberian jaminan keamanan dengan meminta bantuan kepolisian atau penggantian identitas pelapor atau melakukan evakuasi termasuk perlindungan hukum. Bahkan perlindungan juga dapat diberikan kepada keluarga pelapor sebagaimana diatur pada pasal 6 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serfa Masyarakat dan Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pelapor gratifikasi berpotensi untuk menjadi saksi yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri, danfatau ia alami senditi, oleh karena itu saksi yang berasal dari pelapor gratifikasi juga berhak mendapatkan perlindungan sebagaimana diatur pada Undang-Undang Nomor 13 tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban pasal 5 uruf a dan b yaitu b. memperoleh perlindungan atas keamanan pribadi, keluarga, dan harta bendanya, serta c bebas dari Ancaman yang berkenaan dengan kesaksian yang akan, sedang, atau telah diberikannya. ikut serta dalam proses memilih dan menentukan bentuk perlindungan dan dukungan kemanan. IV. FAQ GRATIFIKASI Q | Apakah yang dimaksud dengan Gratifikasi 2 ‘A | Menurut UU No. 20 tahun 2001, penjelasan pasal 12b ayat (1) , gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang rabat (diskon), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifkasi tersebut baik diterima | di dalam negeri maupun di luar negeri, dan dilakukan dengan menggunakan sarana | elektronik ataupun tanpa sarana elektronik. im Q_| Mengapa Gratifikasi perlu dilaporkan ? Korupsi seringkali berawal dari kebiasaan yang tidak disadari oleh setiap pegawai negeri dan pejabat penyelenggara negera, misalnya penerimaan hadiah oleh pejabat penyelenggara/pegawai negeri dan keluarganya dalam suatu acara pribadi, atau menerima pemberian suatu fasiltas tertentu yang tidak wajar. Hal semacam ini semakin lama akan menjadi kebiasaan yang cepat atau lambat akan memengaruhi pengambilan keputusan oleh pegawai negeri atau pejabat penyelenggara negara yang bersangkutan. Banyak orang berpendapat bahwa pemberian tersebut sekadar tanda terima kasih dan sah-sah saja. Namun, perlu disadari bahwa pemberian tersebut selalu terkait dengan jabatan yang dipangku oleh penerima serta kemungkinan adanya Rew. . Halaman: 17 dari 27 Kepentingan-kepentingan dari pemberi, dan pada saainya pejabat penerima akan berbuat sesuatu untuk kepentingan pemberi sebagai balas jasa T Siapakah yang dimaksud “pejabat penyelenggara Negara” dalam konteks Berdasarkan UU No. 28 tahun 1999, bab I! pasal 2, penyelenggara negera meliputi pejabat negera pada lembaga tertinggi negara; pejabat negara pada lembaga tinggi negara; menteri; gubernur; hakim; pejabat negara lainnya seperti duta besar, wakil gubernur, bupati; wali kota dan wakilnya; pejabat lainnya yang memiliki fungsi strategis seperti: komisaris, direksi, dan pejabat struktural pada BUMN dan BUMD; pimpinan Bank Indonesia; pimpinan perguruan tinggi; pejabat eselon | dan pejabat lainnya yang disamaken pada lingkungan sipil dan milter; jaksa; penyidik; panitera pengadilan; dan pimpinan proyek atau bendaharawan proyek. UU Tipikor mengatur lebih Iuas arti dari Pegawai Negeri yaitu meliputi : 1, Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau yang saat ini disebut Aparatur Sipil Negara (ASN); 2. Pejabat public (pemangku jabatan) yaitu a. Orang yang memegang jabatan atau profesi yang diangkat oleh instansi umum atau kekuasaan umum atau kekuasaan Negara b. Orang yang memangku jabatan umum cc, Orang yang melakukan tugas Negara atau sebagian tugas negara 3. Orang yang menerima gaji atau upah dari keuangan Negara atau daerah; 4. Orang yang menerima gaji atau upah dari suatu korporasi yang menerima bantuan dari keuangan Negara atau daerah; atau 5. Orang yang menerima gaji atau upah dari korporasi lain yang mempergunakan modal atau fasilitas dari Negara atau masyarakat, Mengapa Gratifikasi itu dilarang? Gratifikasi pada dasarnya adalah “suap yang tertunda” atau sering juga disebut ‘suap terselubung’. Pegawai PLN yang terbiasa menerima gratifikasi terlarang lama kelamaan dapat terjerumus melakukan korupsi bentuk lain, seperti suap, pemerasan dan korupsi lainnya. Sehingga gratifikasi dianggap sebagai akar korupsi. Gratifikasi tersebut dilarang karena dapat mendorong pegawai PLN tersebut bersikap tidak obyektif, tidak adil dan tidak professional. Sehingga pegawai PLN tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik Rev. - Halaman: 18 dari 27 Undang undang menggunaken istilah “gratifkasi yang dianggap pemberian suap" untuk menunjukkan bahwa penerimaan gratifikasi yang berhubungan dengan jabatan | __dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya Q Apakah yang menjadi dasar hukum gratifikasi? ‘A | Berdasarkan UU No. 20 tahun 2001 pasal 12b ayat (1), setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap suap apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya, dengan ketentuan sebagai berikut: Yang nilainya Rp10 juta atau lebih, pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan suap dilakukan oleh penerima gratifikasi (pembuktian terbalik) Yang nilainya Kurang dari Rpt0 juta, pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan suap dilakukan oleh penuntut umum. Ditambahkan dalam pasal 12b ayat (2), ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 12b ayat (1) tidak berlaku jika penerima melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada KPK, paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal gratifikasi tersebut diterimanya Apakah terdapat sanksi jika tidak melaporkan gratifikasi Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagaimana dimaksud dalam pasal 12b ayat (1) adalah: Pidana penjara seumur hidup dan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun, dan pidana denda paling sedikit Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp.000.000.000 (satu miliar rupiah), Q | Jika saya menerima gratifikasi, apa yang harus saya lakukan? A Jika anda memiliki posisi sebagai penyelenggara negara atau pegawai negeri menerima gratifikasi maka langkah yang terbaik yang bisa anda lakukan (jika anda dapat mengidentifikasi motif pemberian adalah gratifikasi ilegal) adalah menolak gratifikasi tersebut secara baik, sehingga sedapat mungkin tidak menyinggung perasaan pemberi Jika keadaan memaksa anda menerima gratifikasi tersebut, misalnya pemberian terlanjur dilakukan melalui orang terdekat anda (suami, istri, anak, dan lain-lain) atau ada perasaan tidak enak Karena dapat menyinggung pemberi, maka sebaiknya gratifikasi yang diterima segera dilaporkan ke UPG di unit anda maupun langsung kepada KPK. Jika Gratifikasi tidak mempengaruhi keputusan saya, apakah saya masih dilarang untuk menerimanya? Ya, tetap dilarang. Karena pemberian gratifikasi pada umumnya tidak ditujukan untuk Rev. - Halaman: 19 dati 27 mempengaruhi Kepuiusan pejabat secara langsung, namun cenderung sebagai “tanam budi" atau upaya menarik perhatian pejabat. Ketentuan tentang gratifikasi hanya mensyaratkan adanya hubungan jabatan dan pelanggaran terhadap aturan, Kode etik atau kepatutan. Jika pemberian tersebut dimaksudkan untuk mempengaruhi keputusan dan bersifat transaksional maka hal itu merupakan suap. Apa perbedaan antara gratifikasi, suap dan pemerasan ? Secara sederhana gratifikasi tidak membutuhkan sesuatu yang transaksional atau ditujukan untuk mempengaruhi keputusan atau Kewenangan secara langsung. Hal ini berbeda dengan suap yang bersifat transaksional. Sedangkan pemerasan, inisiatif permintaan dan paksaan berasal dari PN/Pn. Pada pidana pemerasan yang dihukum pidana hanyalah pihak penerimalpemeras saja. Dalam budaya dan dat istiadat di Indonesia, praktik saling memberi dan menerima adalah hal yang lazim. Apakah pengaturan tentang gratifikasi tidak berisiko menghapuskan nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang sudah hidup sejak lama 7 | Ketentuan tentang gratifikasi tidak bertentangan dan bukan dalam rangka menghapus kearifan masyarakat dalam adat dan budaya. Namun hal ini justru ditujukan untuk memurnikan nilai luhur budaya dan adat istiadat agar tidak ditunggangi kepentingan pihak-pihak tertentu untuk melakukan korupsi. Larangan gratifkasi terkait jabatan tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama dan budaya luhur bangsa Indonesia. Kebiasaan memberi dan menerima gratifikast tumbuh subur di lingkungan yang tidak berprinsip pada tata kelola pemerintahan dan perusahaan yang baik. ‘Adakah orang yang dihukum penjara karena melanggar aturan gratifikasi ? ‘Cukup banyak, sampai dengan akhir tahun 2015 sudah banyak putusan hakim terkait tindak pidana gratifiasi, mulai dari pegawai negeri, pejabat eksekutif, anggota legislative, hingga kepala daerah dan pejabat lainnya. Dalam salah satu putusan pengadilan yang menggunakan pasal 12B, Hakim mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut | 1. Subjek hukum/terdakwa sebagai Pegawai Negeri/Penyelenggara Negara 2. Terdapat ketimpangan antara penghasilan yang sah dengan kekayaan yang dimilki oleh terdakwa Rev. - Halaman; 20dari 27 3. Terdakwa gagal untuk membuktikan bahwa hartanya diperoeh dari penghasilan yang sah (pembuktian terbalik) 4, Terdakwa tidak pernah melaporkan penerimaan gratifikasi kepada UPG maupun KPK Apakah bisa menyampaikan laporan gratifikasi yang diterima oleh orang lain ? ike ingin menyampaikan laporan pengaduan gratifikasi yang diterima oleh orang lain, maka kita dapat menggunakan mekanisme whistle blowing system (WBS) dengan cara : melapor melalui telepon, sms, whatsapp (08119861901) dan/atau email wbpin@pin.co.id Bolehkah saya memiliki barang gratifikasi yang telah saya laporkan ? Boleh, dengan catatan barang gratifikasi yang telah ditetapkan menjadi milik Negara dapat dimiliki oleh Pelapor dengan cara menggantinya dengan uang senilal barang tersebut. Adapun mekanisme penggantian barang gratifikasi sb 1. Pelapor menyampaikan keinginannya untuk memiliki barang gratifikasi dengan mengganti sejumiah uang ketika dilakukan proses Klarifkasi dan verifikasi 2. Pelapor menyerahkan barang gratifikasi kepada KPK untuk keperiuan penaksiran 3. _KPK memproses laporan dan nilai barang 4. KPK mengeluarkan SK gratifikasi milik Negara yang dapat diganti dengan sejumiah uang 5. Pelapor menyetorkan uang pengganti kepada KPK dan memperoleh barang gratifikasi yang dimaksud, Apakah diperkenankan barang gratifikasi dipakai sebagai barang display 7 Pada prinsipnya diperbolehkan, akan tetapi sebelumnya harus ditetapkan terlebin dahulu status barang gratifikasi tersebut berdasarkan SK UPG atau Pimpinan KPK. Setelah itu baru kemudian pemohon membuat surat permintaan barang gratifikasi tersebut untuk dijadikan barang display. Apakah pemberi gratifikasi diberi sanksi ? Pada prinsipnya pemberi gratifikasi tidak diberikan sanksi, kecuali memenuhi unsur tidak pidana suap. Ketentuan ini diatur pada UU Tipikor Pasal 5 ayat (1) dengan ancaman hukuman penjara antara 1_sampai 5 tahun dan Pasal 13 dengan Rev. és Halaman: 21 dati 27 ‘ancaman hukuman penjara maksimal 3 tahun, Jika saya menerima gratifikasi, bagaimana menilai pemberian tersebut termasuk gratifikasi atau tidak? Bagi penyelenggara negara atau pegawai negeri yang ingin mengidentifikasi dan menilai apakah suatu pemberian yang diterimanya cenderung ke arah gratifikasi | ilegal/suap atau legal, dan berpedoman pada beberapa pertanyaan yang sifatnya reflektif sebagai berikut: No Pertanyaan Reflektif (pertanyaan kepada diri sendiri) Jawaban (Apakah pemberian cenderung ke arah gratifikasi ilegal/suap atau legal) ‘Apakah motif dari pemberian hadiah yang diberikan oleh pihak pemberi kepada Anda? Jika motifnya menurut dugaan Anda adalah dityjukan untuk mempengaruhi keputusan Anda sebagai pejabat publik, maka pemberian tersebut dapat —_dikatakan cenderung ke arah gratifikasi ilegal dan sebaiknya Anda tolak, Seandainya ‘karena terpaksa oleh keadaan’ gratifikasi diterima, segera dilaporkan ke UPG di unit anda untuk kemudian dilaporkan ke KPK maupun langsung kepada KPK. a. Apakah —pemberian _tersebut diberikan oleh pemberi yang memiliki hubungan kekuasaaniposisi _setara dengan Anda atau tidak? Misalnya pemberian tersebut diberikan oleh bawahan, atasan atau pihak lain yang tidak setara secara kedudukan/posisi baik dalam lingkup hubungan kerja atau konteks sosial yang terkait kerja Jika jawabannya adalah ya (memiliki posisi setara), maka bisa jadi kemungkinan pemberian tersebut diberikan atas dasar pertemanan atau kekerabatan (sosial), meski demikian untuk berjaga-jaga ada baiknya Anda mencoba_— menjawab pertanyaan 2b. Jika jawabannya tidak (memilki posisi tidak | setara) maka Anda perlu.—-mulai meningkatkan kewaspadaan Anda mengenai motif pemberian dan — menanyakan pertanyaan 2b untuk —_mendapatkan pemahaman lebih lanjut. b. Apakah terdapat hubungan rela: kuasa yang bersifat strategis? Artinya terdapat kaitan berkenaan | dengan/menyangkut akses ke aset-aset dan kontrol atas aset-aset sumberdaya | strategis ekonomi, politik, sosial, dan Jika jawabannya ya, maka pemberian tersebut patut Anda duga dan waspadai sebagai pemberian yang cenderung ke arah gratifikasi ilegal. Rew. Halaman: 22 dari 27 budaya yang Anda miliki akibat posisi ‘Anda saat ini seperti misainya sebagai panitia pengadaan barang dan jasa atau lainnya. ‘Apakah pemberian tersebut memiliki| Jika jawabannya ya, maka sebaiknya potensi — menimbulkan —_kontflik | pemberian tersebut Anda tolak dengan cara kepentingan saat ini maupun di masa | yang baik dan sedapat mungkin tidak mendatang? menyinggung. Jika pemberian tersebut tidak dapat ditolak karena keadaan tertentu maka | pemberian tersebut sebaiknya_dilaporkan dan dikonsultasikan ke = KPK — untuk menghindari fitnah atau memberikan kepastian jawaban mengenai status pemberian tersebut. Bagaimana metode —_pemberian | Anda patut mewaspadai gratifikasi_ yang |_| dilakukan? Terbuka atau rahasia? diberikan secara tidak langsung, apalagi dengan cara yang bersifat_ sembunyi- sembunyi (rahasia). Adanya _metode pemberian ini mengindikasikan bahwa pemberian tersebut cenderung ke arah gratiikasi legal Bagaimana kepantasan/kewajaran nilai | Jika pemberian tersebut di atas nilai dan frekuensi pemberian yang diterima | kewajaran yang berlaku di masyarakat (secara sosial)? ataupun frekuensi pemberian yang terlalu sering sehingga membuat orang yang berakal sehat menduga ada sesuatu di balik pemberian tersebut, maka —pemberian tersebut sebaiknya Anda laporkan ke KPK atau sedapat mungkin Anda tolak 2) Pertanyaan reflektif ini dapat digunakan untuk gratifkasi/pemberian hadiah yang diberikan dalam semua situasi, tidak terkecuali pemberian pada situasi yang secara sosial wajar dilakukan seperti: pemberian hadiah/gratifikasi pada acara pernikahan, pertunangan, ulang tahun, perpisahan, syukuran, Khitanan atau acara lainnya, 3) Ada tiga model hubungan: (1) vertikal - dominatif (seperti hubungan atasan-bawahan); (2) diagonal (seperti petugas layanan publik-pengguna layanan publik); dan (3) setara (seperti antara teman dan antar tetangga); Dua yang pertama adalah relasi-kuasa yang timpang. 4) Strategis artinya berkenaan dengan/menyangkut akses ke aset-aset dan kontrol atas aset- aset sumberdaya strategis ekonomi, polilik, sosial dan budaya. Ketimpangan strategis ini biasanya antar posisi strategis yang berhubungan lewat hubungan strategis. Sebagai contoh adalah hubungan antara seseorang yang menduduki posisi strategis sebagai panitia pengadaan barang dan jasa dengan peserta lelang pengadaan barang dan jasa, Pada posisi ini terdapat hubungan strategis di mana sebagai panitia pengadaan barang dan jasa seseorang memiliki kewenangan untuk melakukan pengalokasian/pendistribusian aset-aset sumberdaya strategis yang dipercayakan kepadanya pada pihak Iain, sedangkan di lain sisi peserta lelang berkepentingan terhadap sumberdaya yang dikuasai oleh panitia tersebut. Rev. - Halaman: 23 dati 27 V. CONTOH KASUS 1. Anda sebagai seorang pejabat pelaksana pengadaan yang mempunyai kewenangan dalam hal pengadaaan barang dan jasa sebuah Unit. Kemudian, seorang penyedia barang dan jasa yang sudah 2 (dua) tahun melayani peralatan komputer untuk Unit Anda menawarkan komputer cuma-cuma untuk digunakan di rumah Anda selama Anda membutuhkannya, Tiga bulan lagi kontrak layanan peralatan komputer bagi Unit Anda akan diperbaharui, dan Anda biasanya menjadi anggota dari kepanitiaan yang memutuskan perusahaan mana yang memenangkan kontrak tersebut. ‘Apakah penerimaan oleh pejabat pelaksana pengadaan di sebuah unit tersebut termasuk konsep gratifkasi yang dilarang? Ya, karena Sebagai penyelenggara negara/pegawai negeri, Anda telah menerima hadiah (gratifikasi) berupa komputer dari pihak yang Anda ketahui sebagai rekanan dari Unit anda. ‘Anda juga mengetahui bahwa Anda akan menjadi panitia pengadaan yang berhak untuk ‘menentukan perusahaan mana yang akan dipilih oleh Unit anda untuk memberikan layanan pengadaan komputer. Pemberian komputer ini dapat dilhat sebagai upaya untuk ‘mengurangi independensi Anda pada saat menentukan siapa pemenang tender. Karena dengan pemberian tersebut Anda akan merasa berhutang budi pada kontraktor yang telah memberikan komputer. 2, Pemberian oleh-olehi/cinderamata oleh Rekanan kepada Penyelenggara Negara pada saat kunjungan pabrik Apakah oleh-oleh/cit dilarang? jeramata dari rekanan tersebut termasuk konsep gratifikasi yang Ya, Pemberian oleh-oleh/cinderamata dari rekanan akan mempengaruhi penilaian Penyelenggara Negara tethadap pekerjaan rekanan pabrikan tersebut. Oleh- olehicinderamata juga dapat dilhat sebagai maksud untuk mempengaruhi_ keputusan Penyelenggara Negara dalam proyek-proyek selanjutnya yang mungkin diikuti oleh Rekanan tersebut 3. Dalam menjalankan tugas seorang penyelenggara negara/pegawai negeriseringkali mendapatkan penunjukan tugas menjadi pembicara untuk menjelaskan sesuatu, dan biasanya menjadi pembicara untuk menjelaskan sesuatu, dan biasanya mendapatkan honor sejumlah uang dari panitia Apakah penerimaan honor tersebut termasuk dalam konsep gratfikasi yang dilarang? Ya, karena dalam Peraturan Direksi tentang Program Pengendalian Gratifikasi penerimaan honor termasuk gratiikasi yang dilarang. Sebaiknya penyelenggara negara atau pegawai negeri tidak menerima pemberian honor tersebut. Tetapi jika dalam kondisi tidak dapat menolak, atau dalam kondisi penerima tidak dapat menentukan benar atau tidaknya penerimaan dimeksud maka penyelenggara _negara/pegawai__negeri dapat ‘mengkonsultasikan dan melaporkan pemberian honor tersebut ke UPG/KPK. 4. BUMN lain memberikan sejumlah sumbangan/hibah kepada masyarakat sekitar termasuk didalamnya adalah PLN, dan Instansi Pemerintah lainnya (Kementerian ESDM), pada acara- acara tertentu misalnya HUT PLN (Hari Listrik Nasional). Rev. : Halaman: 24 dati 27 ‘Apakah pemberian sumbangan tersebut termasuk ke dalam konsep gratifikasi yang dilarang? Ya, untuk pemberian kepada PLN dan Instansi Pemerintah lainnya. Untuk pemberian kepada masyarakat sekitar tidak termasuk gratifikasi sebagaimana diatur dalam Undang- Undang Nomor 31 tahun 1999 juncto Undang-Undang 20 Tahun 2001, Mengapa permasalahan di atas termasuk konsep gratifikasi yang dilarang? Bila pemberian tersebut diberikan kepada suatu instansi maka dikhawatirkan dengan adanya pemberian tersebut berpotensi mempengaruhi keputusan instansi pada masa yang akan datang atau pada saat itu. ‘Apa yang mesti diperhatikan dalam masalah ini? Untuk pemberian kepada instansi juga harus memperhatikan peraturan perundangan terkait dengan sumbangan/hibah kepada instansi lain, agar pemberian tersebut tidak disalahgunakan oleh pimpinan instansi yang bersangkutan dan digunakan untuk kepentingan pribadi. ‘Ada 2 mekanisme terkait pemberian yang ditujukan untuk kepentingan operasional, yaitu: 1. Pimpinan instansi terkait melaporkan penerimaan tersebut kepada KPK untuk ‘mendapatkan penetapan bahwa barang pemberian dari sumbangan/hibah tersebut ‘menjadi milik Negara, dalam hal ini untuk kepentingan operasional instansi terkait; selanjutnya 2. Pimpinan instansi terkait. meminta jin penggunaan barang pemberian dari sumbangan/hibah tersebut terlebih dahulu kepada Kementerian Keuangan RI sebagai mekanisme pendaftaran barang pemberian dari sumbangan/hibah tersebut sebagai aset negara untuk kepentingan instansi terkait. Berdasarkan jjin dari Kementerian Keuangan RI, instansi yang menerima selanjutnya_melakukan proses pencatatan/inventarisasi atas barang pemberian dari sumbangan/hibah tersebut untuk dapat mempergunakannya dalam pelaksanaan operasional instansi. ‘Saat penyelenggara negara/pegawai negeri bertugas ke luar daerah, yang bersangkutan bertemu dengan kawan lama dan kemudian diberi oleh-oleh berupa makanan, hiasan untuk rumah dan kerajinan lokal. Dalam kondisi demikian, apakah hal tersebut termasuk gratifikasi? ‘Apakah pemberian souvenir, makanan oleh kawan lamaltetangga termasuk konsep gratifikasi yang dilarang? Pada prinsipnya pemberian kepada penyelenggara negara/pegawai negeri seperti contoh di atas tidak dapat digolongkan sebagai gratifikasi yang dilarang karena hanya berdasar pada hubungan perkawanan/kekerabatan saja dan dalam jumlah yang wajer. ‘Mengapa permasalahan di atas termasuk konsep gratifikasi yang tidak dilarang? Rev. : Halaman: 25 dari 27 Gratifikasi seperti contoh di atas bukan termasuk gratifkasi sebagaimana diamanahkan oleh Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 Sebagaimana makhluk sosial yang hidup bermasyarakat, bertetangga dan tentunya bersosialisasi bukan berarti kita menghilangkan peran-peran dan konsekuensi sosial kemasyarakatan yang telah ada. Namun jika pemberian tersebut terkait dengan pekerjaan atau jabatan yang diemban oleh penyelenggara negaralpegawai negeri, maka sebaiknya pemberian tersebut ditolak atau melaporkannya kepada KPK ‘Apa yang harus diperhatikan dalam masalah ini? Perlu diwaspadai terkadang pemberian sumbangan dipergunakan sebagai kamuflase untuk motif yang bernilai negatif Seorang petugas PLN yang bertugas memberikan layanan permohonan pasang baru, menerima pemberian dari pengguna layanan sebagai tanda terima kasih atas pelayanan yang dinilai baik. Pengguna layanan memberikan uang kepada petugas tersebut secara sukarela dan tulus hati, Apakah pemberian hadiah/uang sebagai ucapan terima kasih atas jasa yang diterima oleh petugas pelayanan termasuk konsep gratifikasi yang dilarang? Ya, walaupun pemberian tersebut diberikan secara sukarela dan tulus hati kepada petugas layanan, tetapi pemberian tersebut dapat dikategorikan sebagai _pemberian yang berhubungan dengan jabatan dan berkaitan dengan kewajiban _penyelenggara negara/pegawai negeri, arena pelayanan yang baik memang harus diberikan oleh petugas sebagai bentuk pelaksanaan tugasnya. Oleh karena itu, masyarakat berhak dan pantas untuk mendapatkan layanan yang baik. Kebiasaan memberi hadiah/uang sebagai wujud tanda terima kasi kepada petugas, akan memicu lahimnya budaya “mensyaratkan" adanya pemberian dalam setiap pelayanan publik. Rev. 7 Halaman: 28 dai 27 V. REFERENS! Berikut ini adalah beberapa informasi/sumber yang menjadi rujukan dalam pembuatan SOP ft 2} antara lain: Undang-undang RI Nomor 31 tahun 1999 Jo. No. 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Surat Edaran Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor SE-05/MBU/2013 tentang Roadmap Menuju BUMN Bersih; Surat Edaran Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor SE-02/MBU/11/2016 tentang Penegakan Citra Badan Usaha Milik Negara Bersih; Keputusan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor SK- 16/S.MBU/2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN; Direktoran Gratifikasi KPK. 2016. Buku Mengenal Gratifikasi. Jakarta : Komisi Pemberantasan Korupsi. Komisi Pemberantasan Korupsi. 2006. Buku Memahami Untuk Membasmi. Jakarta Komisi Pemberantasan Korupsi. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) No. 060.K/DIR/2014 tentang Pedoman PLN Bersin Peraturan Direksi PT PLN (Persero) No. 0076.P/DIRI2017 tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi di ingkungan PT PLN (Persero) Rev. 5 Halaman: 27 dati 27 Pencini Alanat Kepada th, OMI PENBERANTASAN KORUPSI REPUBLIKINDONESIA JAKARTA SELATAN 12520 ROTA POS S75 \ _Dohuren in adalah ahaa negara. Darang mark tan in KP Fexmal bassin Sk Pagina KX Ne, KE726/3/5/2014 GRATIFIKASI AKAR KORUPSI 1 Laporan rata ops dsrchanlangsnghe antr KP ta dapat kinhannelas || ‘Sra joanne y Nomis Perberntsan Korps i ‘LAUR Rosina Sosa Clara Sltan 12920 Fela: 02152871280, 5257125, ep. O21 2557844, 2557340, HP OBSS BAST mal pelos. anit 6 Lavoran gatas laprtan lh pnerire gaia paling lamba 30 (np har sei eriturg seat ons gatas erst era. ' Laporan dsampatan dens menyeatandokunen arg tet perrinaan atthe (bik rats uae atu barara yong era teas sera pada sat Fenarmeaanlaporen gatas. nora rata dapat uga pole sear onlie mela lama: tok eid/rttast (© Unuk informa tas, download pias eratiias via nid dans, Nama spas “Rams (Gratifla':inforas & Secs) [Wu mor 30 Tahun 2002 tentang Komi emberanasan Krupa Pal: ‘een papal nee tau pryelerassra gaa yrg meet gaan wap apron eas toma Perbearaan fo SA [RIOENTTTAS PELAPOR [sare 2 [mea gr [ne [noo Cceneceranbersned | TE Gann NATIT: || screen Seca d wave TTT] ( Taibo a Taio ev Taide aman ia os & [sent pormansne) |: | Crh Case “etn ih on brand 71 [8 [ene ea rasa wx a Nene sen [ramon Tarr ir Kenta Pembetsan Kop URAIAN LAPORAN GRATIFIKASI Wy “Hen ost oebonat ss ean i 1: DATA PENERIMMAAN GRATIFIASI Jens Peneriaan eae ‘alan J Haren Nominal "isin" Kode Perit Penerimaan = Termpat dan Tages! Penerimsan | Co DATA PEMBER GRATIFNAS! Nama Pecerjan dan abst ‘Aamat elepon/Fs/ emai WA: bungan dengan ember” Dr AIASAN DAN KRONOLOGI ‘Assan Pemberon® ‘ronalog penerian Dokumenyangdiempiiazn: __ Ciridakada Fa, yi cotaten tran (is pera) ™ \aporan Gratis ni saya sarpaiin dengan sebenarbenamya, Apabla adn yang sengaia Sdaksnyalporkan ala saya laporkan kepada ‘emis ernerantasan Krups secare tak beat, maka saya Dersedia mempertanegunalawabkannya scare hukum sesil dengan praturan perundang-undargan yang beraky dan saya berseia membertanketerangan eanjutnya pets bie (isi grap Seale (ree erecome ‘eran tinea > False 2), iaunan jr eee ere nope Pekan eda supe 1) Bathe penne peneen: ‘int erinbengmevnrs

Anda mungkin juga menyukai