Anda di halaman 1dari 54

Bagian Dua

BAB IV
PENERAPAN
FUNGSI DALAM
ILMU EKONOMI
Bagian Dua
BAB IV

PENERAPAN
FUNGSI DALAM
ILMU EKONOMI
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah pokok pembahasan ini selesai, diharapkan mahasiswa
mampu:
1. Menentukan dan menggambarkan kurva permintaan dan kurva
penawaran;
2. menentukan titik koordinat dan menggambarkan titik
keseimbangan pasar (equilibrium);
3. mencari keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak atau
subsidi;
4. menentukan besarnya pajak yang diterima oleh pemerintah dan
yang ditanggung oleh konsumen atau produsen;
5. menentukan besarnya subsidi diberikan pemerintah dan yang
diterima oleh konsumen atau produsen;
6. menentukan unit produksi dan satuan mata uang (smu) pulang
pokoknya serta menggambarkan grafiknya;
7. menentukan besarnya konsumsi dan tabungan pada saat
pendapatan nasional tertentu dan menggambarkan grafiknya;
FUNGSI PERMINTAAN
Fungsi permintaan merupakan hubungan
antara jumlah produk yang akan dibeli
konsumen dengan beberapa variabel lain yang
mempengaruhinya pada jangka waktu
tertentu.

Secara matematis fungsi permintaan adalah:

Qx = f(Px, Py, Y, S, P)
 Dalam fungsi permintaan suatu produk,
pada umumnya yang menjadi
pertimbangan utama konsumen adalah
harga dari produk itu sendiri (Px).
Berdasarkan hal tersebut, variabel-variabel
selain harga barang itu sendiri diasumsikan
konstan (ceteris paribus)

 Sehingga fungsi permintaan adalah:

Qx = f(Px)
HUKUM PERMINTAAN
Jika harga produk naik, maka jumlah
produk yang diminta akan turun dan
sebaliknya jika harga produk turun maka
jumlah produk yang diminta akan naik
(dengan asumsi variabel lain yang
memperngaruhi permintaan tidak
berubah/tetap).
KURVA PERMINTAAN
Pembentukan kurva permintaan dapat
dinyatakan dalam bentuk linier maupun non-
linier.
P

D D
0 Q
0 b Q
CONTOH

 Gambarkan grafik fungsi permintaan Q = 5 –


0,5P. Tentukan kuantitas maksimal yang dibeli
konsumen dan harga tertinggi yang sanggup
dibayar.
Q = 0 …. P = 10… (0,10)
P = 0…..Q = 5….. (5,0)
FUNGSI PENAWARAN
 Fungsipenawaran merupakan hubungan
antara jumlah produk yang ditawarkan
oleh produsen dengan beberapa
variabel lain yang mempengaruhinya
pada jangka waktu tertentu.

 Secaramatematis fungsi penawaran


suatu produk adalah:
Qx = f(Px, Py, Pf, T, tx, sx)
 Pada umumnya yang menjadi
pertimbangan utama produsen dalam
menawarkan suatu produk adalah harga
dari produk itu sendiri (Px). Berdasarkan hal
tersebut, variabel-variabel lain selain harga
barang itu sendiri diasumsikan konstan
(ceteris paribus).

 Sehingga fungsi penawaran adalah:

Qx = f(Px)
HUKUM PENAWARAN
 Jika
harga produk naik, maka jumlah
produk yang ditawarkan akan naik dan
sebaliknya jika harga produk turun maka
jumlah produk yang ditawarkan akan
turun (dengan asumsi variabel lain yang
memperngaruhi permintaan tidak
berubah/tetap).
KURVA PENAWARAN
Pembentukan kurva penawaran dapat
dinyatakan dalam bentuk linier maupun non-
linier.
P P
P s

0 Q 0 Q 0
 Pada saat harga $50 jumlah yang
ditawarkan 75 unit dan bila harga naik
$75 jumlah yang ditawarkan menjadi 100
unit. Tentukan fungsi penawarannya dan
gambarkan grafiknya.
P1 = 50, Q1 = 75
P2 = 75, Q2 = 100
(P-50)/(75-50) = (Q-75)/100-75
(P-50)/25 = (Q-75)/25
P-50 = Q-75
P = Q-75+50
P = Q-25….. Q = P + 25
KESEIMBANGAN PASAR
(MARKET EQUILIBRIUM)
 Pasardikatakan berada dalam
keseimbangan (equilibrium) apabila jumlah
(atau harga) permintaan sama dengan
jumlah (atau harga) penawaran.

 Secaramatematis keseimbangan pasar


tercapai pada saat:

QD = QS atau PD = PS
KURVA KESEIMBANGAN PASAR
P

S
Keterangan:

Pe=harga keseimbangan
Qe= jumlah keseimbangan
Po E E =titik keseimbangan
S = fungsi penawaran
D=fungsi jumlah permintaan
D
O Qo Q
 Diketahui fungsi permintaan: P = 5 – Q dan
fungsi penawaran: P = 2 + 0,5Q.
Tentukan harga dan jumlah produk pada
keseimbangan pasar dan gambarkan pula
kurvanya.
E…. D=S
5 – Q = 2 + 0,5Q
3 = 1,5Q
Q=2
P=5–2
P=3
KESEIMBANGAN 2 MACAM
PRODUK
 Dalam prakteknya, tidak ada barang yang
tidak memiliki hubungan dengan barang
lain. Hubungan dengan barang lain dapat
bersifat saling menggantikan (subtitusi) dan
hubungan saling melengkapi
(komplementer)

 Keseimbangan pasar yang diperoleh


adalah keseimbangan pasar untuk kedua
produk.
 Apabila nilai perubahan permintaan produk X terhadap
Py dan sebaliknya adalah negatif, maka barang-barang
tersebut memiliki hubungan komplementer karena
menurunnya harga menyebabkan bertambahnya
permintaan kedua jenis barang.

 Apabila perubahan permintaan produk X terhadap Py


dan sebaliknya adalah positif, maka kedua barang
tersebut memiliki hubungan pengganti (substitusi) yang
artinya penurunan harga dari salah satu produk akan
mengakibatkan bertambahnya permintaan produk yang
lain.

 Apabila nilai perubahan permintaan produk X terhadap


Py dan sebaliknya memiliki tanda yang tidak sama,
berarti produk tersebut bukan subtitusi maupun
komplementer. Keadaan seperti ini tidak boleh terjadi.
CONTOH
Diketahui fungsi permintaan dan fungsi penawaran dari
produk X dan Y adalah sebagai berikut:
Produk X:
Qdx = 16 – 2Px + Py
Qsx = –2 +3Px

Produk Y:
Qdy = 15 + Px - Py
Qsy = –1 + 2Py

Carilah keseimbangan pasar dari kedua produk tersebut!


PAJAK
Efek pajak
 Menggeser kurva penawaran sejajar ke kiri atas
(berlaku untuk pajak per unit);
 membentuk harga dan kuantitas
keseimbangan pasar yang baru (harga setelah
pajak akan meningkat dan kuantitas setelah
pajak akan menurun);
 terdapat sejumlah penerimaan pemerintah
dari pajak tersebut;
 terdapat sejumlah pengeluaran produsen dan
konsumen
PAJAK PER UNIT BARANG
Pengenaan pajak akan merubah fungsi
penawaran (sementara fungsi permintaan tetap).
Perubahan fungsi penawaran setelah pajak
adalah sebagai berikut:
Sebelum
P = f (Q) Q = g (P)
Pajak
Contoh: P = 8 + 2Q Contoh: Q = ½P -4
(So)
P = f (Q) + t Q = g (P-t)
Setelah Pajak Contoh: Jika t = 2/ unit Contoh: Jika t = 2/ unit
(St) Pt = 8 + 2Q + 2 Q = ½(P-2) - 4
Pt = 10 + 2Q Q = ½P - 5
KURVA KESEIMBANGAN PASAR
SETELAH PAJAK
P
St

Et
Pt Daerah pajak yang
ditanggung konsumen
(PK)
Po E
Daerah pajak yang
ditanggung produsen
(PP)

O Qt Qo Q
Pajak Per
Pajak Total
Unit
Pajak yang ditanggung
tk = Pt - Po Tk = tk. Qt
konsumen
Pajak yang ditanggung tp = t – (Pt –
Tp = tp. Qt
produsen Po)
Pajak yang diterima
t = tk + tp T = Tk + Tp
pemerintah
Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh
persamaan Q = 13 – P (P = 13 – Q), sedangkan
penawarannya P = 3 + Q. Terhadap barang tersebut
dikenakan pajak sebesar 2 per unit.
D = S….. 13 – Q = 3 + Q
10 = 2Q….. Q = 5
P = 13 – 5 = 8
Pt = 3 + Q + t….. Pt = 5 + Q
D = St
13 – Q = 5 + Q
8 = 2Q
Q=4
P = 13 – 4 = 9
T = t.Qt = 2x4 = 8
PK = (Pt – Po).Qt = (9 – 8)x4 = 4
PP = T – PK = 8 – 4 = 4
PAJAK PERSENTASE
(PROPORSIONAL)
Pajak persentase (proporsional) merupakan pajak
yang dikenakan terhadap suatu barang tertentu
berdasarkan persentase (%).
Perubahan fungsi penawaran setelah pajak
adalah sebagai berikut:

Sebelum Pajak P = f (Q) Q = g (P)


(So) Contoh: P = 8 + 2Q Contoh: Q = ½P − 4
P
Qr = g
P = f (Q) + r.f(Q) (1+r)
Pr = f(Q)(1 + r)
Setelah Pajak Contoh: Jika r = 10% = 0,1
(Sr) Contoh: Jika r = 10% = 0,1 𝑃
Q= ½ –4
Pr = (8 + 2Q) (1 + 0,1) (1+0,1)
= 8,8 + 2,2Q 𝑃
Q= –4
2,2
KURVA KESEIMBANGAN PASAR
SETELAH PAJAK PERSENTASE
P
Sr

Pajak konsumen
Pr Er

Po E
Pajak produsen

0 Qr Qo Q
Untuk mencari besarnya pajak yang diterima oleh
pemerintah, pajak yang ditanggung konsumen dan
produsen harus dicari terlebih dahulu nilai pajak per unit (t)
yang diterima oleh pemerintah.

t = Pr – Px atau t = r. Px

Keterangan:
 Pr = harga jual setelah pajak persentase.
 Px = nilai P yang diperoleh dengan mensubstitusi Qr pada
fungsi So

Setelah nilai t diperoleh, maka dengan menggunakan


rumus yang sama pada pajak per unit (tetapi harga setelah
pajak menggunakan Pr) diperoleh nilai-nilai tersebut di atas.
CONTOH
Apabila harga barang sebesar Rp 300,- jumlah barang yang
diminta 250 buah sedangkan jika harga naik menjadi Rp
500,- jumlah barang yang diminta turun menjadi 50 buah.
Fungsi penawaran barang tersebut adalah P =2/3Q + 100.
Pemerintah mengenakan pajak sebesar 10%.

Pertanyaan:
 Tentukan keseimbangan pasar sebelum dan setelah
pajak.
 Tentukan nilai pajak per unitnya.
 Berapa beban pajak per unit dan pajak total yang
ditanggung oleh konsumen.
 Berapa beban pajak per unit dan pajak total yang
ditanggung oleh produsen.
 Berapa total pajak yang diterima pemerintah.
 Gambarkan grafiknya dan tunjukkan daerah pajak yang
ditanggung oleh konsumen dan produsen.
SUBSIDI
Efek subsidi
 Menggeser kurva penawaran sejajar ke kanan
bawah;
 membentuk harga dan kuantitas
keseimbangan yang baru (harga setelah
setelah subsidi menurun dan kuantitas setelah
subsidi meningkat);
 terdapat pengeluaran pemerintah;
 terdapat penerimaan produsen dan konsumen
dari subsidi tersebut.
SUBSIDI PER UNIT BARANG
Pengenaan subsidi akan merubah fungsi
penawaran (sementara fungsi permintaan tetap).
Perubahan fungsi penawaran setelah subsidi
adalah sebagai berikut:

Sebelum Subsidi P = f (Q) Q = g (P)


(So) Contoh: P = 2Q + 3 Contoh: Q = 1 2 P − 3 2

P = f (Q) – s Q = g (P + s)
Setelah Subsidi Contoh: Jika s = 2/unit Contoh: Jika s = 2/unit
(Ss) Ps = 2Q + 3 – 2 Q = ½(P + 2) − 3 2
Ps = 2Q + 1 Q = ½P − ½
KURVA KESEIMBANGAN PASAR
SETELAH SUBSIDI
P Daerah subsidi yang
diterima produsen (Sp)
S

Ss

Po
E Daerah subsidi yang
diterima konsumen (Sk)
Ps Es

D
0 Qo Qs Q
Subsidi Per Unit Subsidi Total
Subsidi yang diterima
sk = Po – Ps Sk = sk. Qs
konsumen
Subsidi yang diterima
sp = s – (Po – Ps) Sp = sp. Qs
produsen
Subsidi yang diberikan
s = sk + sp S = Sk + Sp
pemerintah
 Jika diketahui fungsi permintaan P = 10 – 0,5Q, dan pada
saat harga Rp 20,- maka jumlah barang yang ditawarkan
adalah 32 unit, sedangkan jika ditawarkan seharga Rp 40,-
jumlah barang yang ditawarkan menjadi 72 unit. Besarnya
subsidi yang diberikan oleh pemerintah adalah Rp 2,- per
unit barang.
P1 = 20, Q1 = 32. P2 = 40, Q2 = 72… P = ½ Q + 4, Ps = ½ Q + 4 – 2 = ½ Q + 2
D = S… 10 – 0,5Q = ½ Q + 4
10 – 4 = ½ Q + 0,5Q
6 = Q….. P = ½ (6) + 4 = 7
D = Ss….. 10 – 0,5Q = ½ Q + 2
Q = 8….. P = 10 – 0,5(8) = 6
S = s.Qs = 2x8 = 16
SK = (P – Ps).Qs = (7 – 6)x8 = 8
SP = S – SK = 16 – 8 = 8
FUNGSI BIAYA
 Keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan
untuk kegiatan produksinya dinyatakan dalam
biaya total/ total cost (TC).

 Unsur biaya total meliputi :


- Biaya tetap (total fixed cost) (TFC)
Biaya tetap tidak tergantung dari besarnya tingkat
produksi

- Biaya variabel (TVC)


Biaya variabel merupakan biaya yang tergantung
pada jumlah barang yang dihasilkan. Semakin tinggi
jumlah barang yang dihasilkan semakin besar pula
biaya variabelnya.
KURVA FUNGSI BIAYA
C
Keterangan:
TC = k + bQ
TC = biaya total
TVC = bQ TFC = biaya tetap total
TVC =biaya variabel total
k TFC = k k = konstanta
b = kemiringan
0 Q
FUNGSI BIAYA
 Fungsi biaya total biasanya merupakan fungsi
linier dengan persamaan:

TC = TFC + TVC

 Besarnya biaya juga dapat dinyatakan


dalam rata-rata (average) yang dinyatakan
dalam rumus:

TC TVC TFC
AC  AVC  AFC 
Q Q Q
PT ABC merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang produksi
kancing. Saat ini biaya tetap perusahaan adalah sebesar Rp
20.000.000,- sedangkan untuk menghasilkan satu unit kancing
dibutuhkan biaya sebesar Rp 100,-.
Pertanyaan:
Tunjukkan persamaan biayanya. TC= 20.000.000 + 100Q
Tentukan berapa biaya total yang dikeluarkan jika perusahaan
tersebut memproduksi 300.000 unit kancing.
TC= 20.000.000 + 100(300.000) = 50.000.000
Tentukanbesarnya jumlah produksi kancing jika biaya total
perusahaan sebesar Rp. 60.000.000,-. 60.000.000= 20.000.000 + 100Q
Q = 400.000 unit
Pada jawaban (c), tentukan besarnya biaya rata-rata, biaya
variabel rata-rata dan biaya tetap rata-ratanya.
AVC=TVC/Q=40.000.000/400.000 = 100
AFC = 20.000.000/400.000 = 50
AC = 60.000.000/400.000 = 150
Gambarkan kurva biayanya.
FUNGSI PENERIMAAN
 Penerimaan merupakan sejumlah uang yang
diterima oleh produsen sehubungan penjualan
produknya.

 Penerimaan total/total revenue (TR)


dinyatakan dalam: TR = PQ

 Besarnya penerimaan rata-rata (average


revenue) merupakan hasil bagi dari
penerimaan total (TR) dengan kuantitas (Q)
TR PQ
AR  AR  P
Q Q
KURVA FUNGSI PENERIMAAN
R

TR

0 Q
PT Senang Hati merupakan perusahaan penghasil
boneka beruang untuk keperluan dalam negeri. Saat
ini perusahaan menjual produknya dengan harga Rp
20.000,- per unit.

Pertanyaan:
 Buatlah persamaan penerimaan totalnya.
TR = PQ = 20.000Q
 Berapa penerimaan totalnya jika produk yang terjual
sebanyak 400 unit. TR = 20.000(400) = 8.000.000
 Jika perusahaan menginginan penerimaan total
sebesar Rp 7.000.000,- tentukan berapa unit
perusahaan harus menjual produknya.
7.000.000 = 20.000Q, Q = 350
 Buatlah kurva penerimaan totalnya.
ANALISIS PULANG POKOK
(BREAK EVEN POINT/ BEP)
 Suatu keadaan dikatakan pulang pokok
apabila besarnya penerimaan total (Total
Revenue) sama dengan pengeluaran total
(Total Cost).

 Analisispulang-pokok (break-even) merupakan


suatu konsep yang digunakan untuk
menganalisis jumlah minimum produk yang
harus dihasilkan atau terjual agar perusahaan
tidak mengalami kerugian.
KURVA BEP
R/C Daerah laba
TR
Daerah rugi TC

BEP TVC
R/CBEP

TFC

0 QBEP Q

KUANTITAS SAAT KESEIMBANGAN


𝝅 = 𝑻𝑹 − 𝑻𝑪
𝜋 = 𝑃𝑄 − (𝑇𝐹𝐶 + 𝑇𝑉𝐶)
𝜋 = 𝑃𝑄 − (𝑇𝐹𝐶 + 𝐴𝑉𝐶. 𝑄)
𝜋 + 𝑇𝐹𝐶 = 𝑃𝑄 − 𝐴𝑉𝐶. 𝑄
𝜋 + 𝑇𝐹𝐶 = (𝑃 − 𝐴𝑉𝐶). 𝑄
𝜋 + 𝑇𝐹𝐶
𝑄=
𝑃 − 𝐴𝑉𝐶

TFC
Jika BEP maka π = 0 sehingga: Q
P  AVC

Kontibusi margin = P– TVC


Andaikan biaya total yang dikeluarkan perusahaan ditunjukkan oleh persamaan TC = 2.000.000 + 100Q
dan produk dijual dengan harga Rp 200 per unit.
Pertanyaan:
 Pada tingkat produksi berapa unit perusahaan ini berada dalam posisi peluang-pokok (break even).
𝜋 = 𝑇𝑅 − 𝑇𝐶, 𝜋 = 0
0 = 200Q –(2.000.000+100Q) …… 0 = 200Q – 2.000.000 – 100Q
0 = 100Q -2.000.000…….. 2.000.000 = 100Q…..Q = 2.000.000/100 = 20.000 unit
 Apa yang tejadi jika perusahaan memproduksi sebanyak 30.000 unit.
𝜋 = 200𝑥30.000 − 2.000.000 + 100𝑥30000
𝜋 =6.000.000 – 5.000.000 = 1.000.000
c. Jika perusahaan menginginkan laba sebesar Rp. 5.000.000,- tentukan berapa unit produk harus terjual.
5.000.000 = 200𝑄 − 2.000.000 + 100𝑄 ………. 5.000.000 = 200Q – 2.000.000 – 100Q
5.000.000 = 100Q – 2.000.000, ………. 5.000.000 + 2.000.000 = 100Q……. 7.000.000 = 100Q
Q = 7.000.000/100 = 70.000 unit
 Jika perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp. 500.000,- tentukan berapa unit produk yang
terjual.
−500.000 = 200𝑄 − 2.000.000 + 100𝑄 ……. − 500.000 = 200Q – 2.000.000 – 100Q
− 500.000 = 100Q – 2.000.000, ……2.000.000 – 500.000 = 100Q…..1.500.000 = 100Q……Q = 15.000 unit
 Jika harga jual meningkat 20%, tentukan tingkat produksi pulang pokok yang baru.
0 = 240𝑄 − 2.000.000 + 100𝑄 … … 0 = 240Q – 2.000.000 – 100Q…… 0 = 140Q – 2.000.000
2.000.000
2.000.000 = 140𝑄 … … . . 𝑄 = 140
… … . . 𝑄 = 14.286 𝑢𝑛𝑖 t
FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN
 Dalam ilmu ekonomi makro, pendapatan
masyarakat dalam suatu negara dapat
dialokasikan pada sektor konsumsi dan
tabungan, artinya jika masyarakat memiliki
suatu penghasilan tertentu, maka dari
penghasilan tersebut sebagian digunakan
untuk konsumsi dan sebagian lagi untuk
ditabung.

 Apabila dinyatakan dalam model persamaan:


Yd = C + S
PERSAMAAN FUNGSI KONSUMSI
C = a + bYd
Keterangan:
a = konsumsi otonom (autonomous consumption)
b = koefisien dari konsumsi = MPC
MPC (marginal propensity to consume) merupakan
tingkat kecenderungan untuk mengkonsumsi
dimana hal ini mengindikasikan besarnya tambahan
konsumsi sebagai akibat adanya tambahan
pendapatan nasional sejumlah tertentu. MPC juga
dapat berarti besarnya perubahan konsumsi
sebagai akibat perubahan pendapatan (∆C/∆Y).
PERSAMAAN FUNGSI TABUNGAN
Yd = C + S
S = Yd – C
S = Yd – (a + bYd)
S = Yd – a – bYd
S = –a + Yd – bYd
S = –a + (1 – b)Yd

Keterangan:
a = tabungan otonom (autonomous saving)
 (1 – b) = koefisien dari tabungan = MPS
 Pada saat Y = 0 diperoleh nilai konsumsi sebesar a
(konsumsi otonom). Sesuai dengan rumus Yd = C + S,
efek dari konsumsi otonom berpengaruh pada
tabungan, dimana pada saat Y = 0 diperoleh nilai
tabungan

 Sementara itu (1 – b) atau MPS merupakan tingkat


kecenderungan untuk menabung dimana terdapat
tambahan tabungan sebagai akibat meningkatnya
pendapatan nasional. MPS juga dapat berarti
besarnya perubahan tabungan sebagai akibat
perubahan pendapatan (∆S/∆Y).

 Dengan demikian jika MPC dijumlahkan dengan


MPS adalah sama dengan 1.

MPC + MPS = 1
KURVA KONSUMSI DAN TABUNGAN

C, S
Yd = C+S
C + a+bYd

C* K

S = -a+(1-b)Yd
a

0 Y* Y

-a
ANGKA PENGGANDA
Angka pengganda merupakan suatu bilangan
yang menjelaskan besarnya tambahan
pendapatan nasional sebagai akibat adanya
perubahan pada variabel-variabel tertentu
dalam perekonomian

1 1
k 
(1  MPC)
MPS
CONTOH
Apabila diketahui besarnya konsumsi masyarakat pada
suatu negara yang ditunjukkan oleh persamaan C = 30 +
0,8Yd.

Pertanyaan:
 Tentukan fungsi tabungannya. S = -30 + 0,2Yd
 Berapa nilai konsumsi pada saat tingkat pendapatan Rp
40M. C = 30 + 0,8(40) = 62
 Tentukan besarnya nilai keseimbangan pendapatan
nasional. S = 0 atau Y = C. 0 = -30 + 0,2Yd. Yd = 150
 Tentukan besarnya konsumsi pada saat tabungan sebesar
Rp 20M. 20 = -30 + 0,2Yd. Yd = 250. Y = C+S. 250 = C + 20.
C = 230
 Tentukan angka penggandanya. K = 1/MPS = 1/0,2 = 5
PENDAPATAN NASIONAL
 Pendapatan nasional merupakan konsep
keseimbangan nasional yang menyatakan
bahwa besarnya pengeluaran pemerintah
agregat (aggregate expenditure/AE) sama
dengan besarnya pendapatan nasional (Y).

 Pendapatan nasional dihitung berdasarkan


sektor-sektor yang dimiliki oleh negara tersebut,
dapat berupa dua sektor, tiga sektor, maupun
empat sektor.
KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL
 Perekonomian dua sektor :Y=C+I
 Perekonomian tiga sektor :Y=C+I+G
 Perekonomian empat sektor : Y = C + I + G + (X – M)

Keterangan:
Y = pendapatan nasional
C = konsumsi, dinyatakan dalam a + bYd
I = investasi pemerintah, dinyatakan dalam I0
G = pengeluaran pemerintah, dinyatakan dalam G0
 (X–M)= net ekspor (ekspor dikurangi dengan impor),
dinyatakan dalam X0 dan I0
TERIMA KASIH
Matematika Ekonomi I
Andi Wijaya, Nur Hidayah,
Joyce A Turangan , dan
Lydiawati Soelaiman

Anda mungkin juga menyukai