Anda di halaman 1dari 2

Diagnosa keperawatan yang 

 muncul pada pasien dengan TB paru adalah sebagai berikut :


1. Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, pencegahan berhubungan dengan tidak ada yang
menerangkan, interprestasi yang salah, informasi yang didapat tidak lengkap/tidak akurat, terbatasnya
pengetahuan/kognitif.

2. Kebersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau sekret darah, kelemahan.
Tujuan yang ingin dicapai adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien mempertahankan
jalan nafas, berpartisipasi dalam program pengobatan dalam tingkat kemampuan/situasi. Mengidentifikasi
potensial komplikasi dan melakukan tindakan tepat.

3. Resiko tinggi infeksi dan penyebaran infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun, kerusakan
 

jaringan akibat infeksi yang menyebar, malnutrisi, terkontaminasi oleh lingkungan, kurang pengetahuan
tentang infeksi kuman.
Tujuan mengidentifikasi intervensi untuk mencegah atau menurunkan resiko penyebaran infeksi,
menunjukan/melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan lingkungan yang bersih.
4. Gangguan rasa nyeri (nyeri akut) berhubungan dengan inflamasi paru, batuk menetap.

5. Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kelelahan, batuk yang sering, adanya
produksi sputum, dispnea, anoreksia, penurunan kemampuan finansial.
6. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan berkurangnya keefektifan permukaan paru, sekret yang kental.
7. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan.

Menurut Doengoes, et al (2001), diagnosa keperawatan yang mungkin ditemukan pada pasien dengan
hipertensi adalah :
1. Curah jantung, penurunan, resiko tinggi terhadap b/d peningkatan afterload, vasokontriksi, iskemia miokardia,
hipertrofi d/d tidak dapat diterapkan adanya tanda-tanda dan gejala yang menetapkan diagnosis aktual
2. Nyeri (akut), sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler selebral d/d melaporkan tentang nyeri berdenyut
yang terletak pada regiu suboksipital. Terjadi pada saat bangun dan hilang secara spontan setelah beberapa waktu
3. Intoleran aktivitas b/d kelemahan umum d/d laporan verbal tentang kelebihan atau kelemahan
4. Nutrisi, perubahan lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan berlebihan dengan kebutuhan merabolik d/d berat
badan 10%-20% lebih dari ideal untuk tinggi dan bentuk tubuh
5. Koping, individual, infektif b/d krisis situasional/maturasional, perubahan hidup beragam d/d menyatakan
ketidak mampuan untuk mengatasi atau meminta bantuan
6. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi rencana pengobatan b/d kurang pengetahuan / daya
ingat d/d menyatakan masalah, meminta informasi.

Diagnosa yang Mungkin Muncul pada pasien dengan Penyakit Diare


a. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta intake terbatas (mual).
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik
usus.
c. Nyeri (akut) b.d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.
d. Kecemasan keluarga b.d perubahan status kesehatan anaknya
e. Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b.d pemaparan informasi
terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif.
f. Kecemasan anak b.d perpisahan dengan orang tua, lingkungan yang baru

Nursalam (2001) dan Nanda (2009) menyatakan, diagnosa keperawatan yang dapat timbul pada
klien dengan DHF adalah :
1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme. Ditandai oleh
a. Konvulsi. Kulit kemerahan. Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal. Kejang. Takikardi.
Takipnea.
b. Kulit terasa hangat.
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
a. Perubahan status mental. Penurunan tekanan darah. Penurunan tekanan nadi. Penurunan volume nadi.
b. Penurunan turgor kulit. Penurunan turgor lidah. Pengeluaran haluaran urine. Penurunan pengisian vena.
c. Membrane mukosa kering. Kulit kering. Peningkatan hematokrit. Peningkatan suhu tubuh.
d. Peningkatan frekuensi nadi. Peningkatan konsentrasi urine. Penurunan berat badan tiba-tiba. Haus.
e. Kelemahan
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna
makanan.
a. Kram abdomen. Nyeri abdomen. Menghindari makanan. Berat badan turun 20 % atau lebih di bawah
berat badan ideal. Kerapuhan kapiler. Diare. Kehilangan rambut berlebihan. Bising usus hiperaktif.
b. Kurang makanan. Kurang informasi. Kurang minat pada makanan. Penurunan berat badan dengan
asupan makanan adekuat. Kesalahan konsepsi. Kesalahan informasi.
4. Perubahan perfusi jaringan kapiler berhubungan dengan perdarahan.
kematian jaringan pada ekstremitas seperti dingin, nyeri, pembengkakan kaki.
5. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber informasi.
a. Perilaku hiperbola. Ketidakakuratan mengikuti perintah. Ketidakakuratan melakukan tes.
b. Perilaku tidak tepat. Pengungkapan masalah.

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan pada Pasien dengan Penyakit Infeksi Jamur, Virus, Bakteri
a. Nyeri berhubungan dengan respons inflamasi local sekunder dari kerusakan saraf perifer kulit
b. Kerusakan integitas jaringan kulit berhubungan dengan nekrosis local sekunder dari akumulasi pus pada
jaringan folikel rambut.
c. Hipertermi berhubungan dengan respons inflamasi sistemik sekunder dari proses supurasi lokal.
d. Gangguan gambaran citra diri berbuhbungan dengan perubahan struktur kulit.
e. Risiko terhadap penularan infeksi berhubungan dengan pemajanan penularan kontak (langsung, tidak
langsung, kontak dengan droplet)
f. Kebutuhan pemenuhan informasi berhubungan dengan tidak adekuat sumber informasi, risiko penularan,
ketidaktahuan program perawatan dan pengobatan.
g. Kecemasan berhubungan dengan prognosis penyakit, kondisi sakit, dan perubahan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai