Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN

POST OP FRAKTUR FEMUR

OLEH :

M SUAIB

NIM : 891201009

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM (YARSI) PONTIANAK

2020

Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak


LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Fraktur merupakan patah tulaang , biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.
Kekuaatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan jaringan lunak disekiitr tolang
akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap (Arif & Kusuma,
2015).
Fraktur dapat terjadi ketika tulang terkena stress lebih besar dari yang dapat
diabsorpsinya (Smeltzer & Bare, 2012). Fraktur dapat disebabkan oleh stress langsung dan
tidak langsung sehingga menentukan jenis fraktur yang terjadi (Maher, et al, 2012). Fraktur
dapat disebabkan oleh pukulan langsung gaya meremuk, gerakan punter mendadak, dan
bahkan kontraksi otot ekstrem. Patah tulang dapat mempengaruhi kondisi di area tulang seperti
terjadi edema jaringan lunak, perdarahan otot, dislokasi sendi, ruptur tendo, kerusakan saraf,
dan kerusakan pembuluh darah (Smeltzer & Bare, 2012).
Fraktur merupakan tulang yang patah. Fraktur bisa bersifat patahan sebagian atau
patahan utuh pada tulang yang disebabkan oleh pukulan langsung atau pelintiran. Fraktur bisa
mengkhawatirkan jika terjadi kerusakan pada lempeng pertumbuhan, yaitu area tulang tempat
pertumbuhan terjadi karena kerusakan pada area ini bisa menyebabkan pertumbuhan yang
tidak teratur atau pemendekan dari tulang (Purwoko, 2016).
Fraktur femur atau patah tulang paha adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha
yang disaebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, dan kondisitertentu, seperti degenerasi
tulang atau osteoporosis (Muttaqin, 2008).

B. Klasifikasi
Menurut Suratun, et al (2009) fraktur dapat dikasifikasikan sebagai berikut :
1. Fraktur komplit, patah pada seluruh garis tulang dan biasanya mengalami pergeseran.
2. Fraktur tidak komplit, patah hanya terjadi pada sebagian dari garis tengah tulang.
3. Fraktur tertutup (fraktur simple), patah tulang yang tidak mnyebabkan robeknya kulit
4. Fraktur terbuka (fraktur komplikasi/kompleks), patah yang menembus kulit dan tulang
berhubungan dengan dunia luar
5. Fraktur kominitif, fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen
6. Fraktur green stick, fraktur yang salah satu sisi lainya membengkok
7. Faktur kompresi, fraktur dengan tulang mengalami kompresi
8. Fraktur depresi, fraktur yang fragmen tulangnya terdorong kedalam

Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak


C. Etiologi
Menurut Sjamsuhidajat 2009, adalah
1. Trauma langsung
Berarti benturan pada tulang dan mengakibatkan fraktur ditempat itu. Misal benturan pada
lengan bawah yang menyebabkan patah tulang radius dan ulna
2. Trauma tidak langsung
Bila mana titik tumpul benturan denagn terjadinya fraktur berjauhan.

D. Patofisiologi

Trauma yang terjadi pada tulang vertebra bisa terjadi karena trauma langsung (benturan
langsung) dan trauma tidak langsung (jatuh dan bertumpu pada orang lain), serta bisa juga
terjadi karena proses patologis misalnya osteoporosis, infeksi atau kanker. Akibat dari fraktur
adalah biasa terjadinya kerusakan pembuluh darah dan kortek pada jaringan lunak serta dapat
mengakibatkan penekanan pada fragmen tulang. Penekanaan tersebut akan menyebabkan
kerusakan pada saraf jaringan lunak dimedula spinalis sehingga menimbulkan nyeri.
Kerusakan pembuluh darah dan kortek pada jaringan lunak akan menyebabkan adanya
peningkatan tekanan yang berlebih dalam 1 ruangan sehingga menimbulkan sindrom
kopartemen yang akan menimbulkan nekrosis jaringan, luka baik terbuka maupun tertutup
sehingga dapat menimbulkan resiko infeksi.
Cedera vertebra torakal bisa disebabkan oleh trauma langsung pada torakal atau bersifat
patologis seperti pada kondisi osteoporosis yang akan mengalami fraktur kompresi akibat
keruntuhan tulang belakang. Fraktur kompresi dan fraktur dislokasi biasanya stabil , tetapi,
kanalis spinalis pada segmen torakal relative sempit, sehinga kerusakan korda sering
ditemukan dengan adanya manifestasi defisit neurologis(Ross and Wilson, 2011).

E. Patway keperawatan

Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak


F. Manefestasi klinis
Menurut Mansjoer, Arif (2014) tanda dan gejala frakur yaitu:
1. Deformitas (perubahan struktur dan bentuk) disebabkan oleh ketergantungan fungsional
otot pada kestabilan otot.

Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak


2. Bengkak atau penumpukan cairan/darah karena kerusakan pembuluh darah, berasal dari
proses vasodilatasi, eksduasi plasma dan adanya peningkatan leukosit pada jaringan
disekitar tulang.
3. Spasme otot karena tingkat kecacatan, kekuatan otot yang sering di sebabkan karena tulang
menekan otot.
4. Nyeri karena kerusakan jaringan dan perubahan struktur yang meningkat karena
penekanan sisi-sisi fraktur dan pergerkan bagian fraktur.
5. Kurangnya sensasi yang dapat terjadi karena adanya gangguan saraf, dimana saraf ini
dapat terjepit atau terputus oleh fragmen tulang.
6. Hilangnya atau berkurangnya fungsi normal karena ketidaksetabilan tulang, nyeri atau
spasme otot.
7. Pergerkan abnormal
8. Krepitasi, sering terjadi karena pergerkan bagian fraktur sehingga menyebabkan kerusakan
jaringan sekitarnya.
G. Pemeriksaan penunjang
Menurut Arif & Kusuma (2015), pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. X-ray : menentukan lokasi/luasnya fraktur
2. Scan tulang : memperlihatkan fraktur lebih jelas, mengidentifikasi kerusakan jaringan
lunak
3. Anteriogram : dilakukan untuk memastikan ada tidaknya keruskan vaskuler
4. Hitung darah lengkap : hemokonsentasi mungkin meningkat, menurun pada perdarahan;
peningkatan lekosit sebagai respon terhadap peradangan
5. Profil koagulasi : perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfuse atau cedera
hati.

H. Penatalaksanaan
Prinsip menangani fraktur adalah mengembalikan posisi patahan ke posisi semula dan
mempertahankan posisi itu selama masa penyembuhan patah tulang. Cara pertama penangan
adalah proteksi saja tanpa reposisi atau imobilisasi, misalnya menggunakan mitela. Biasanya
dilakukan pada fraktur iga dan fraktur klavikula pada anak. Cara kedua adalah imobilisasi luar
tanpa reposisi, biasanya dilakukan pada patah tulang tungkai bawah tanpa dislokasi. Cara
ketiga adalah reposisi dengan cara manipulasi yang diikuti dengan imobilisasi, biasanya
dilakukan pada patah tulang radius distal. Cara keempat adalah reposisi dengan traksi secara
terus-menerus selama masa tertentu. Hal ini dilakukan pada patah tulang yang apabila
direposisi akan terdislokasi di dalam gips. Cara kelima berupa reposisi yang diikuti dengan

Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak


imobilisasi dengan fiksasi luar. Cara keenam berupa reposisi secara non-operatif diikuti
dengan pemasangan fiksator tulang secara operatif. Cara ketujuh berupa reposisi secara
operatif diikuti dengan fiksasi interna yang biasa disebut dengan ORIF (Open Reduction
Internal Fixation). Cara yang terakhir berupa eksisi fragmen patahan tulang dengan prostesis
(Sjamsuhidayat dkk, 2010).
Menurut Istianah (2017) penatalaksanaan medis antara lain :
1. Diagnosis dan penilaian fraktur
Anamnesis pemeriksaan klinis dan radiologi dilakukan dilakukan untuk mengetahui dan
menilai keadaan fraktur. Pada awal pengobatan perlu diperhatikan lokasi fraktur, bentuk
fraktur, menentukan teknik yang sesuai untuk pengobatan komplikasi yang mungkin
terjadi selama pengobatan
2. Reduksi
Tujuan dari reduksi untuk mengembalikan panjang dan kesejajaran garis tulang yang dapat
dicapai dengan reduksi terutup atau reduksi terbuka. Reduksi tertutup dilakukan dengan
traksi manual atau mekanis untuk menarik fraktur kemudian, kemudian memanipulasi
untuk mengembalikan kesejajaran garis normal. Jika reduksi tertutup gagal atau kurang
memuaskan, maka bisa dilakukan reduksi terbuka. Reduksi terbuka dilakukan dengan
menggunakan alat fiksasi internal untuk mempertahankan posisi sampai penyembuhan
tulang menjadi solid. Alat fiksasi interrnal tersebut antara lain pen, kawat, skrup, dan plat.
Alat-alat tersebut dimasukkan ke dalam fraktur melalui pembedahan ORIF (Open
Reduction Internal Fixation). Pembedahan
terbuka ini akan mengimobilisasi fraktur hingga bagian tulang yang patah dapat
tersambung kembali.
3. Retensi
Imobilisasi fraktur bertujuan untuk mencegah pergeseran fragmen dan mencegah
pergerakan yang dapat mengancam penyatuan. Pemasangan plat atau traksi dimaksudkan
untuk mempertahankan reduksi ekstremitas yang mengalami fraktur.
4. Rehabilitasi
Mengembalikan aktivitas fungsional seoptimal mungkin. Setelah pembedahan, pasien
memerlukan bantuan untuk melakukan latihan. Menurut Kneale dan Davis (2011) latihan
rehabilitasi dibagi menjadi tiga kategori yaitu :
a) Gerakan pasif bertujuan untuk membantu pasien mempertahankan rentang gerak sendi
dan mencegah timbulnya pelekatan atau kontraktur jaringan lunak serta mencegah
strain berlebihan pada otot yang diperbaiki post bedah.
b) Gerakan aktif terbantu dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
pergerakan, sering kali dibantu dengan tangan yang sehat, katrol atau tongkat

Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak


c) Latihan penguatan adalah latihan aktif yang bertujuan memperkuat otot. Latihan
biasanya dimulai jika kerusakan jaringan lunak telah pulih, 4-6 minggu setelah
pembedahan atau dilakukan pada pasien yang mengalami gangguan ekstremitas atas.
I. Pengkajian fokus
1. Anamnesis
a) Identitas klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, nomer register, tanggal
masuk rumah sakit, diagnosis medis
b) Keluhan utama Keluhan utamanya adalah rasa nyeri akut atau kronik. Selain itu klien
juga akan kesulitan beraktivitas. Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang
rasa nyeri klien digunakan menurut
1) Provoking incident : Apakah ada peristiwa yang menjadi faktor presipitasi nyeri
2) Quality of pain : Seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien.
Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk
3) Region : Radiation, relief : Apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar
atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
4) Severity (scale) of pain : Seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa
berdasarkan skala nyeri atau klien menerangkan seberapa jauh rasa sakit
memepengaruhi kemampuan fungsinya.
5) Time : Berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada
malam hari atau siang hari
c) Riwayat penyakit sekarang
d) Riwayat penyakit dahulu
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab fraktur dan memberi petunjuk
berapa lama tulang tersebut akan menyambung. Penyakit-penyakit tertentu seperti
kanker tulang menyebabkan fraktur patologis yang sering sulit untuk menyambung.
Selain itu, penyakit diabetes dengan luka sangat beresiko terjadinya osteomyelitis akut
maupun kronik dan juga diabetes menghambat proses penyembuhan tulang
e) Riwayat penyakit keluarga
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit tulang merupakan salah satu
faktor predisposisi terjadinya fraktur, seperti diabetes, osteoporosis yang sering terjadi
pada beberapa keturunan dan kanker tulang yang cenderung diturunkan secara genetik
f) Riwayat psikososial
Merupakan respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien
dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-

Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak


hari
2. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Kesadaran penderita : apatis, sopor, koma, gelisah, komposmentis
tergantung pada keadaan klien.
2) Tanda-tanda vital : Kaji dan pantau potensial masalah yang berkaitan dengan
pembedahan : tanda vital, derajat kesadaran, cairan yang keluar dari luka, suara nafas,
pernafasan infeksi kondisi yang kronis atau batuk dan merokok.
3) Pantau keseimbangan cairan
4) Observasi resiko syok hipovolemia akibat kehilangan darah pada pembedahan mayor
(frekuensi nadi meningkat, tekanan darah turun, konfusi, dan gelisah)
5) Observasi tanda infeksi (infeksi luka terjadi 5-9 hari, flebitis biasanya timbul selama
minggu kedua) dan tanda vital
6) Kaji komplikasi tromboembolik : kaji tungkai untuk tandai nyeri tekan, panas,
kemerahan, dan edema pada betis
7) Kaji komplikasi emboli lemak : perubahan pola panas, tingkah laku, dan tingkat
kesadaran
8) Kaji kemungkinan komplikasi paru dan jantung : observasi perubahan frekuensi
frekuensi nadi, pernafasan, warna kulit, suhu tubuh, riwayat penyakit paru, dan jantung
sebelumnya
9) Kaji pernafasan : infeksi, kondisi yang kronis atau batuk dan merokok.
Secara sistemik menurut Padila (2012) antara lain:
1) Sistem integumen : Terdapat eritema, suhu disekitar daerah trauma meningkat,
bengkak, edema, nyeri tekan.
2) Kepala : Tidak ada gangguan yaitu normo cephalik simetris, tidak ada penonjolan,
tidak ada nyeri kepala.
3) Leher: Tidak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada penonjolan, reflek menelan ada
4) Muka: Wajah terlihat menahan sakit, tidak ada perubahan fungsi maupun bentuk. Tidak
ada lesi, simetris, tak edema
5) Mata : Tidak ada gangguan seperti konjungtiva tidak anemis
6) Telinga : Tes bisik atau weber masih dalam keadaan normal. Tidak ada lesi atau nyeri
tekan.
7) Hidung :Tidak ada deformitas, tak ada pernafasan cuping hidung.
8) Mulut dan faring: Tak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan, mukosa
mulut tidak pucat.
9) Thoraks : Tak ada pergerakan otot intercostae, gerakan dada simetris
10) Paru

Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak


 Inspeksi :Pernafasan meningkat, reguler atau tidaknya tergantung pada riwayat
penyakit klien yang berhubungan dengan paru
 Palpasi : Pergerakan sama atau simetris, fermitus raba sama
 Perkusi : Suara ketok sonor, tak ada redup atau suara tambahan lainnya
 Auskultasi : Suara nafas normal, tak ada wheezing atau suara tambahan lainnya
seperti stridor dan ronkhi
11) Jantung
 Inspeksi : Tidak tampak iktus jantung
 Palpasi :Nadi meningkat, iktus tidak teraba
 Auskultasi : Suara S1 dan S2 tunggal tak ada mur-mur
12) Abdomen
 Inspeksi : Bentuk datar, simetris, tidak ada hernia
 Palpasi : Turgor baik, tidak ada defands muskuler hepar tidak
 teraba
 Perkusi : Suara thympani, ada pantulan gelombang cairan
 Auskultasi : Kaji bising usus
13) Inguinal-genetalis-anus :Tak ada hernia, tak ada pembesaran lymphe, ada kesulitan
buang air besar.
14) Sistem musculoskeletal: Tidak dapat digerakkan secara bebas dan terdapat jahitan,
darah merembes atau tidak.
J. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan jaringan tulang, gerakan fragmen tulang, edema, dan cedera
jaringan
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal
3. Resiko infeksi berhubungan prosedur invasif dan jalur penusukan, luka atau kerusakan
kulit, insisi pembedahan.

K. Perencaaan keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
hasil

Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak


1 Nyeri berhubungan Setelah dilakukan 1. Identifikasi local,
dengan jaringan tulang, tindakan Keperawatan karakteristik,durasi,frekuensi,
gerakan fragmen 3x24 jam diharapkan kualitas, intensitas nyeri,.
tulang, edema, dan nyeri menurun KH : 2. Identifikasi nyeri.
cedera jaringan  -Keluhan nyeri 3. Identifikasi respon nyeri non
menurun verbal.
 Gelisah menurun 4. Berikan teknik
 Meringis nonfarmakologis untuk
menurun mengurangi rasa nyeri
 Kesulitan tidur (mis.tarik napas dalam,
menurun kompres hanagat/dingin).
 - Pola tidur 5. Ajarkan teknik
membaik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri ( Tarik nafas
dalam)
6. Kolaborasi pemberian
analgetik
2 Ganguan mobilitas Setelah dilakukan 1. Monitor adanya adanya
fisik berhubungan tindakan keperawatan pedarahan pada daerah cidera.
dengan kerusakan selama3x 24 jam maka 2. Identifikasi material bidai yang
muskuloskeletal mobilitas disik sesuai.
meninggkat. KH : 3. Imobilisasi sendi di atas dan di
 Nyeri menurun bawah area cidera.
 Kecemasan 4. Anjurkan membatasi gerak
menurun pada area cedera
 Gerakan terbatas
menurun
3 Resiko infeksi Setelah dilakukan 1. Monitor tanda dan gejala
berhubungan prosedur tintdakan keperawatan infeksi local dan sistemik.
invasif dan jalur selama 3 x 24 jam maka 2. Berikan perawatan kulit pada
penusukan, luka atau integritas kulit meningkat area edema.
kerusakan kulit, insisi KH : 3. Pemberian teknik aseptik pada
pembedahan.  Nyeri menurun pasien beresiko tinggi.
 Kemerahan 4. Jelaskan tanda dan gejala
menurun infeksi.
 Bengkak 5. Anjurkan meningkatkan

Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak


menurun asupan nutrisi.
6. Kolaborasi pemberian
imunisasi,

DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, A. (2010). BukuSakuGangguanMuskuloskeletalAplikasi Pada Praktik Klinik


Keperawatan. Jakarta: Penerbit BukuKedokteran EGC.
Muttaqin, A. (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem. Persarafan. Jakarta:
Salemba Medika. 
Mansjoer, Arief.. (2014). Kapita selekta kedoteran,.Jakarta : Media Aesculapius.

Smeltzer & Bare. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan. Suddarth (Ed.8,
Vol. 1,2). Jakarta : EGC. 

KASUS

Seorang wanita usia 30 tahun di rawat di ruang bedah sejak 4 hari yang lalu, pasein post opresi fraktur
femur pemasagan pen 2 minggu yang lalu, hasil pengkajian klien mengatakan nyeri di daerah luka bekas
opresi, terdapat bengkak di daerah luka post opresi,klien tampak meringis, kesadaran pasien compos
metis,semua aktivitas di bantu keluarga dan perawat hasil pemeriksaan laboratorium leukosit 20.000/ul

FORMAT  PENGKAJIAN
KEPERAWATAN  MEDIKAL  BEDAH

Nama  Mahasiswa :  M suaib


NIM :  891201009
Tempat  praktik :  RS YARSI PONTIANAK
Tanggal :  Selasa, 27-10-2020

A.  Identitas

Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak


1.  Identitas  Klien
Nama :  Ny. F  (Perempuan)
Tempat/tgl  lahir :  Tanjung Raya 2. 13-06-1990
Golongan  darah :  A
Pendidikan  terakhir :  SMP
Agama :  Islam
Suku :  Melayu
Status  perkawinan :  kawin
Pekerjaan :  Ibu Rumah Tangga
Alamat :  Tanjung Raya 2
Diagnosa  medik :
a)   Fraktur Femur Dextra   Tanggal  :   14-10-2020
b)  …………………….  Tanggal  :  ……………………..
c)  …………………….  Tanggal  :  …………………….

2.  Identitas  Penanggung  jawab
Nama :  Tn. W
Umur :  31
Jenis  kelamin : Laki-Laki
Agama :  Islam
Suku :  Melayu
Hubungan  dgn  pasien  : Suami
Pendidikan  terakhir :  SMA
Pekerjaan :  Swasta
Alamat :  Tanjung Raya 2

B.  Status  Kesehatan
1.  Status  kesehatan  saat  ini
a. Alasan  masuk  rumah  sakit/keluhan  utama  :
Kecelakaan motor, paha kanan patah, nyeri pada daerah paha yang patah
b.  Faktor  pencetus  :
Klien mengedarai motor dengan kecepatan tinggi
c. Lamanya  keluhan: nyeri terus-menurus hilang ketika posisi yang nyaman
d.  Timbulnya  keluhan:  (   )  bertahap  ( √ )  mendadak
e. Factor  yang  memperberat  :  -

2.  Status  kesehatan  masa  lalu
A.  Penyakit  yang  pernah  dialami  (kaitkan  dengan  penyakit  sekarang)  : Klien mengtakan tidak
pernah mengalami penyakit sebelumnya.
B.  Kecelakaan: Kecelakaan Motor ini yang pertama kali

3.  Pernah  dirawat
1)  Penyakit :  Tidak ada
2)  Waktu :  -
3)  Riwayat  operasi :  Tidak ada

C.  Pengkajian  pola  fungsi  dan  pemeriksaan  fisik
Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak
1.  Persepsi  dan  pemeliharaan  kesehatan
a. Persepsi  tentang  kesehatan  diri
Klien mengatakan penyakit datangnya dari allah
b.  Pengetahuan  dan  persepsi  pasien  tentang  penyakit  dan  perawatannya
Klien mengatakan mengetahui penyakit yang dialaminya saat ini
c. Upaya  yang  biasa  dilakukan  dalam  mempertahankan  kesehatan
1)  Kebiasaan  diit  yang  adekuat,  diit  yang  tidak  sehat  ?
Tidak ada
2)   Pemeriks
aan  kesehata No Obat/jamu  yang  biasa  dikonsumsi Dosis Keterangan n  berkal
a,  perawatan   Tidak ada kebersih
an  diri,  imuni sasi
Klien
sudah
melakukan vaksin( vaksin HPV. Vaksin influenza,vaksin hepatitis, vaksin MMR)
3)  Kemampuan  pasien  untuk  mengontrol  kesehatan
a)  Yang  dilakukan  bila  sakit
berobat ke puskesmas dan rumah sakit
b)  Kemana  pasien  biasa  berobat  bila  sakit  ?
ke puskesmas dan rumah sakit

c)  Kebiasaan  hidup  (konsumsi  jamu/alkohol/rokok/kopi/kebiasaan  olahraga)
Merokok  :  ( Tidak ada ) pak/hari,  lama  :  ( tidak ada )tahun
Alkohol  :  ( Tidak ada )  lama  :  ( Tidak ada )
Kebiasaan  olahraga,  jenis  :  senam   frekwensi  :  1 kali seminggu

d.  Factor  sosioekonomi  yang  berhubungan  dengan  kesehatan
1)  Penghasilan : ± Rp. 3.000.000/bulan
2)  Asuransi/jaminan  kesehatan: BPJS
3)  Keadaan  lingkungan  tempat  tinggal: Perkotaan

Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak


2.  Nutrisi,  cairan  &  metabolic
a.  Gejala  (subyektif)
1)  Diit  biasa  (tipe)  :    jumlah  makan  per  hari  :  3 kali sehari
2)  Pola  diit  : diit tinggi protein.  makan  terakhir  :  Nasi Padang
3)  Nafsu/selera  makan  : klien mengatakan nafsu makan baik.  Mual  :  (√   )  tidak  ada
(  )  ada,  waktu  …………………………………………………………
4)  Muntah  :  ( √ )  tidak  ada  (  )  ada,  jumlah  ………………………………
Karakteristik  …………………………………………………………..
5)  Nyeri  ulu  hati  :  ( √  )  tidak  ada (  )  ada,
Karakter/penyebab  ……………………………………………………
6)  Alergi  makanan  :  ( √  )  tidak  ada (  )  ada  ……………………………
7)  Masalah  mengunyak/menelan  :  (  √ )  tidak  ada
(  )  ada,  jelaskan  ………………………………………………………
8)  Keluhan  demam  :  (  √ )  tidak  ada (  )  ada,
jelaskan  ……………………………………………………………….
9)  Pola  minum/cairan  :  jumlah  minum 8 gelas sehari
cairan  yang  biasa  diminum: Air putih
10)  Penurunan  bb  dalam  6  bulan  terakhir  :  (√  )  tidak  ada
(  )  ada,  jelaskan  ………………………………………………………

b.  Tanda  (obyektif)
0
1)  Suhu  tubuh  :  36,9    C
Diaphoresis  :  (  √ )  tidak  ada (  )  ada,
jelaskan  ……………………………………………………………….

2)  Berat  badan  :  55  kg,  tinggi  badan  :  165  cm


Turgor  kulit  :   mormal   tonus  otot  :  kaki kiri ( 2 )
3)  Edema  :  ( √  )  tidak  ada (   )  ada,  lokasi  dan  karakteristik
Terdapat edema di Femur Dextra area post oprasi pemasagan pen , Warna kebiruan
4)  Ascites  :  (√  )  tidak  ada (  )  ada,
jelaskan  ……………………………………………………………….
5)  Integritas  kulit  perut, Normal
Lingkar  abdomen: 66 cm
6)  Distensi  vena  jugularis  :  (√   )  tidak  ada (  )  ada,
jelaskan  ……………………………………………………………….
7)  Hernia/masa  :  (√   )  tidak  ada (  )  ada,  lokasi  dan  karakteristik
………………………………………………………………………..
8)  Bau  mulut/halitosis  :  (√  )  tidak  ada
(  )  ada  ……………………………………………………………….
9)  Kondisi  mulut  gigi/gusi/mukosa  mulut  dan  lidah  :
Bersih
3.  Pernafasan,  aktivitas  dan  latihan  pernapasan
a.  Gejala  (subyektif)
1)  Dispnea  :  ( √  )  tidak  ada  (  )  ada,  jelaskan  …………………………..
2)  Yang  meningkatkan/mengurangi  sesak:  Tidak ada
Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak
3)  Pemajanan  terhadap  udara  berbahaya: Tidak ada
4)  Penggunaan  alat  bantu  :  ( √ )  tidak  ada
(  )  ada  ……………………………………………………………….
b.  Tanda  (obyektif)
1)  Pernapasan  :  frekwensi   20x/menit  kedalaman : Normal
Simetris:  Normal
2)  Penggunaan  alat  bantu  nafas  : Tidak ada
nafas  cuping  hidung: Tidak ada
3)  Batuk  : Tidak ada  sputum  (karakteristik  sputum)  Tidak ada
4)  Fremitus  : Tidak ada bunyi  nafas  :  Tidak ada
5)  Egofoni  : Tidak ada sianosis  :  Tidak ada

4.  Aktivitas  (termasuk  kebersihan  diri)  dan  latihan
a.  Gejala  (subyektif)
1)  Kegiatan  dalam  pekerjaan:  Klien mengatakan ada kesulitan dalam pekerjaan
karena paha dan bahunya patah
2)  Kesulitan/keluhan  dalam  aktivitas
a)  Pergerakan  tubuh: klien terlihat susah menggerakan anggota tubuh
tertutama bagian yang patah.
b)  Kemampuan  merubah  posisi  (  )  mandiri
(  √ )  perlu  bantuan,  jelaskan : klien terlihat susah bergerak

c)  Perawatan  diri  (mandi,  mengenakan  pakaian,  bersolek,  makan,  dll)
(  )  mandiri  (  √ )  perlu  bantuan,  jelaskan: susah menggerakan anggota tubuh
dan susah beraktivitas
3)  Toileting  (BAB/BAK)  :  (  )  mandiri,  (  √ )  perlu  bantuan,
Jelaskan: klien tidak dapat BAB dan BAK secara mandiri karena paha bagian kanannya patah
4)  Keluhan  sesak  nafas  setelah  beraktivitas  :  (  )  tidak  ada
(   √)  ada,  jelaskan  …………………………………………………………
5)  Mudah  merasa  kelelahan  :  (   √)  tidak  ada  (  )  ada,  jelaskan  …………….
…………………………………………………………………………...
Toleransi  terhadap  aktivitas  :  (  )  baik (  √ )  kurang,  jelaskan  …………
…………………………………………………………………………...
b.  Tanda  (obyektif)
1)  Respon  terhadap  aktifitas  yang  teramati
2)  Status  mental  (misalnya  menarik  diri,  letargi)
3)  Penampilan  umum
a)  Tampak  lemah  :  ( √  )  tidak  (  )  ya,  jelaskan  ………………………….
b)  Kerapian  berpakaian: pakaian klien rapi
4)  Pengkajian  neuromuskuler
Turgor kulit : adanya pembengkakan di area post opresi femur dextra

Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak


Masa/tonus : Lemah
Kekuatan  otot  :  tanggan kanan 5, tangan kiri 5, kaki kiri 5, kaki kanan 2
Rentang  gerak  : kekuatan utuh, hanya bagian paha kanan tanpak mampu menahan
tegak yang berarti mampu menahan gaya gravitasi, tapi dengan sentuhan akan jatuh.
5)  Bau  badan:    Tidak ada. bau  mulut: Tidak ada
Kondisi  kulit  kepala: Bersih
Kebersihan  kuku: Bersih

5.  Istirahat
a.  Gejala  (subyektif)
1)  Kebiasaan  tidur: Tidur di malam hari
Lama  tidur: 7 jam
2)  Masalah  berhubungan  dengan  tidur
a)  Insomnia  :  (  √ )  tidak  ada ( √ )  ada
b)  Kurang  puas/segar  setelah  bangun  tidur  :  (  √ )  tidak  ada  (  )  ada,
Jelaskan  ...........................................................................................
c)  Lain-lain,  sebutkan: Tidak ada
b.  Tanda  (obyektif)
1)  Tampak  mengantuk/mata  sayu  :  (  √ )  tidak  ada (  )  ada,  jelaskan
................................................................................................................
2)  Mata  merah  :  (   √ )  tidak  ada  (  )  ada
3)  Sering  menguap  :  (   √  )  tidak  ada  (  )  ada
4)  Kurang  konsentrasi  :  (   √ )  tidak  ada  (  )  ada

6.  Sirkulasi
a.  Gejala  (subyektif)
1)  Riwayat  hipertensi  dan  masalah  jantung’
d)  Riwayat  edema  kaki  :  (  √ )  tidak  ada  (  )  ada,
Jelaskan  ...........................................................................................
2)  Flebitis: tidak ada
3)  Rasa  kesemutan: Tidak ada
4)  Palpitasi: Tidak ada
b.  Tanda  (obyektif)
1)  Tekanan  darah  :  125/80   mmHg
2)  Mean  Arteri  Pressure/  tekanan  nadi
3)  Nadi/pulsasi  :
a)  Karotis : Teraba
b)  Femoralis   :  Teraba
c)  Popliteal :  Teraba
d)  Jugularis :  Teraba
e)  Radialis :   80x/menit
f) Dorsal  pedis  :  Teraba
g)  Bunyi  jantung  :  Lup dup   frekuensi  :  80x/ menit
Irama  :   Normal kualitas  :  Baik
4)  Friksi  gesek  :  Tidak terdengar  murmur  :  Normal
0
5)  Ekstremitas,  suhu  :  36.9. C   warna  : Norrmal
6)  Tanda  homan  :  Tidak ada
Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak
7)  Pengisian  kapiler  :  normal
Varises  :  Tidak ada   phlebitis  :  Tidak ada
8)  Warna  :  membran  mukosa  :  Lembab  bibir  :  Lembab
Konjungtiva  :  Normal/ tidak pucat. sklera  :  Putih
punggung  kuku  :  Tidak ada kelainan

7.  Eliminasi
a.  Gejala  (subyektif)
1)  Pola  BAB  :  frekuensi  :  1x sehari   konsistensi  :  tidak ada
2)  Perubahan  dalam  kebiasaan  BAB  (penggunaan  alat  tertentu  misal  :  terpasang
kolostomi/ileostomy)  :  Tidak ada
3)  Kesulitasn  BAB  konstipasi  : Tidak ada
Diare  : Tidak ada
4)  Penggunaan  laksatif  :  ( √  )  tidak  ada (  )  ada,  jelaskan
.........................................................................................................................
5)  Waktu  BAB  terakhir  :  Pagi hari
6)  Riwayat  perdarahan  :   Tidak ada

Hemoroid  : Tidak ada
7)  Riwayat  inkontinensia  alvi  :  Tidak ada
8)  Penggunaan  alat-alat  :  misalnya  pemasangan  kateter  : Tidak ada
9)  Riwayat  penggunaan  diuretik  : Tidak ada

10)  Rasa  nyeri/rasa  terbakar  saat  BAK  :
Tidak ada
11)  Kesulitan  BAK  :
Tidak ada
b.  Tanda  (obyektif)
1)  Abdomen
a)  Inspeksi  :  abdomen  membuncit  (tidak),  jelaskan  :  ...............
....................................................................................................................
b)  Auskultasi  :  bising  usus  :  Normal   bunyi  abnormal  ( √ )  tidak  ada
(  )  ada,  jelaskan  .........................................................................................
c)  Perkusi
(1)  Bunyi  tympani  ( √ )  tidak  ada (  )  ada
Kembung  :  (√  )  tidak  ada (  )  ada
(2)  Bunyi  abnormal  ( √ )  tidak  ada (  )  ada
Jelaskan  ...............................................................................................

2)  Palpasi  :
Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak
a)  Nyeri  tekan  : Tidak ada
Nyeri  lepas  :  Tidak ada
b)  Konsistensi  :  lunak/keras  :  Lunak
Massa  :  (√  )  tidak  ada (  )  ada
Jelaskan  ...................................................................................................
c)  Pola  BAB  :  konsistensi: 1x sehari
Warna  :  kuning
Abnormal  :  ( √ )  tidak  ada  (  )  ada
Jelaskan  ...................................................................................................
d)  Pola  BAK  :  dorongan  :  ...........................................................................
Frekuensi  :  4 x sehari   retensi  :  ................................................
e)  Distensi  kandung  kemih  :  ( √ )  tidak  ada (  )  ada
Jelaskan  ...................................................................................................
f) Karakteristik  urin  :  normal berwarna kuning tua
Jumlah  :  1.200 ML  bau  :  sedikit beraroma
g)  Bila  terpasang  colostomy  atau  ileustomy  :  keadaan: Tidak ada

8.  Neurosensori  dan  kognitif
a.  Gejala  (subyektif)

1)  Adanya  nyeri
P  =  paliatif/provokatif  (yang  mengurangi/meningkatkan  nyeri): luka post oprasi nyeri jika
untuk bergerak
Q  =  qualitas/quantitas  (frekuensi  dan  lamanya  keluhan  dirasakan  serta  deskripsi
sifat  nyeri  yang  dirasakan: Nyeri seperti tertusuk-tusuk
R  =  region/tempat  (lokasi  sumber  &  penyebarannya): femur dextra
S  =  severity/tingkat  berat  nyeri  (skala  nyeri  1-10) : Skala nyeri 6
T  =  time  (kapan  keluhan  dirasakan  dan  lamanya): Nyeri terus menerus berhenti saat
posisi nyaman
2)  Rasa  ingin  pingsan/pusing  ( √ )  tidak  ada (  )  ada
Jelaskan  ................................................................................................................
3)  Sakit  kepala  :  lokasi  nyeri : Tidak ada
Frekuensi: Tidak ada
4)  Kesemutan/kebas/kelemahan  (lokasi)
5)  Kejang  ( √  )  tidak  ada (  )  ada
Jelaskan  ................................................................................................................
Cara  mengatasi  .....................................................................................................
6)  Mata  :  penurunan  penglihatan  ( √ )  tidak  ada
(  )  ada,  jelaskan  ....................................................................................................
Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak
7)  Pendengaran  :  penurunan  pendengaran  ( √ )  tidak  ada  (  )  ada
Jelaskan  ................................................................................................................
8)  Epistaksis  :  ( √ )  tidak  ada (  )  ada
Jelaskan  ................................................................................................................

b.  Tanda  (obyektif)
1)  Status  mental
Kesadaran  :  ( √ )  composmentis,  (  )  apatis.  (  )somnolen,  (  )  spoor,  (  )  koma
2)  Skala  koma  glasgow  (gcs)  :  respon  membuka  mata  (e)  4
Respon  motorik  (m)  6  respon  verbal  4
3)  Terorientasi/disorientasi  :  waktu  .........................   tempat  ....................................

Orang  .........................................
4) Persepsi  sensori  :  ilusi: Tidak ada   halusinasi: Tidak ada
Delusi: Tidak ada. Afek: Tidak ada  jelaskan  ......................................
5) Memori  :  saat  ini: Normal
Masa  lalu: Normal
6) Alat  bantu  penglihatan/pendengaran  ( √ )  tidak  ada (  )  ada,  sebutkan  ...............
7) Reaksi  pupil  terhadap  cahaya  :  ka/ki: Baik
Ukuran  pupil: 3 mm
8) Fascial  drop  Tidak ada 
9) Penampilan  umum  tampak  kesakitan  :  ( √ )  tidak  ada  (  )  ada,  menjaga  area  sakit
Respon  emosional: Tidak ada penyempitan  fokus: Tidak ada

9.  Keamanan
a.  Gejala  (subyektif)
1)  Alergi  :  (catatan  agen  dan  reaksi  spesifik): Tidak ada
2)  Obat-obatan  : Tidak ada
3)  Makanan  :  Tidak ada
4)  Faktor  lingkungan  :  ...............................................................................................
a)  Riwayat  penyakit  hubungan  seksual  :  ( √ )  tidak  ada (  )  ada,  jelaskan
..........................................................................................................................
b)  Riwayat  transfusi  darah: Tidak ada riwayat  adanya  reaksi  transfusi
..........................................................................................................................
5)  Kerusakan  penglihatan,  pendengaran  :  ( √ )  tidak  ada  (  )  ada,  sebutkan
................................................................................................................................
6)  Riwayat  cidera  ( √ )  tidak  ada (  )  ada,  sebutkan
................................................................................................................................
7)  Riwayat  kejang  ( √ )  tidak  ada  (  )  ada,  sebutkan
................................................................................................................................

b.  Tanda  (objektif)
0
1)  Suhu  tubuh  36.9 C diaforesis  ................................................................
2)  Integritas  jaringan: adanya pembengkakan di area post operasi daerah femur dextra
3)  Jaringan  parut  ( √ )  tidak  ada (  )  ada,  jelaskan
................................................................................................................................
Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak
4)  Kemerahan  pucat  ( √ )  tidak  ada (  √)  ada,  jelaskan
................................................................................................................................
5)  Adanya  luka  :  luas :  9 cm di area post oprasi pemasangan pen, 15 jahitan, kedalaman :
3 cm

Peningkatan  nyeri  pada  luka: skala nyeri semngakin meningkat saat malam hari


6) Ekimosis/tanda  perdarahan  lain: tidak ada
7) Faktor  resiko  :  terpasang  alat  invasive  (  )  tidak  ada  ( √)  ada,  jelaskan
Klien terpasanga pen di femur dextra
8) Gangguan  keseimbangan  (  )  tidak  ada ( √ )  ada,  jelaskan. Klien tidak bisa berjan
9) Kekuatan  umum   tonus  otot:
5 5
5 2

10.  Seksual  dan  reproduksi
a.  Gejala  (subyektif)
1)  Pemahaman  terhadap  fungsi  seksual: baik
2)  Gangguan  hubungan  seksual  karena  berbagai  kondisi  (  fertilitas,  libido,  ereksi,
menstruasi,  kehamilan,  pemakaian  alat  kontrasepsi  atau  kondisi  sakit)
Tidak ada
3)  Permasalahan  selama  aktivitas  seksual  (√  )  tidak  ada  (  )  ada,  jelaskan
................................................................................................................................
4)  Pengkajian  pada  laki-laki  :  raba  pada  penis  ..........................................................
Gangguan  prostat: Tidak ada
5)  Pengkajian  pada  perempuan
a)  Riwayat  menstruasi  (keturunan,  keluhan)
Normal
b)  Riwayat  kehamilan
Klien mempuyai 2 anak
c)  Riwayat  pemeriksaan  ginekologi  misal  pap  smear
Tidak ada

b.  Tanda  (obyektif)
1)  Pemeriksaan  payudara/penis/testis
Tidak Terkaji
2)  Kutil  genital,  lesi
Tidak ada
11.  Persepsi  diri,  konsep  diri  dan  mekanisme  koping
a.  Gejala  (subyektif)
1)  Faktor  stres: Klien bosan di rumah sakit

Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak


2)  Bagaimana  pasien  dalam  mengambil  keputusan  (sendiri  atau  dibantu) : Sendiri

3)  Yang  dilakukan  jika  menghadapi  suatu  masalah  (misalnya  memecahkan  masalah,
mencari  pertolongan/berbicara  dengan  orang  lain,  makan,  tidur,  minum  obat-
obatan,  marah,  diam,  dll)
Berdoa, Bercerita dengan keluarga
4)  Upaya  klien  dalam  menghadapi  masalahnya
Sekarang: pergi ke rumah sakit
5)  Perasaan  cemas/takut  :  ( √ )  tidak  ada (  )  ada,  jelaskan
................................................................................................................................
6)  Perasaan  ketidakberdayaan  ( √ )  tidak  ada (  )  ada,  jelaskan
................................................................................................................................
7)  Perasaan  keputusasaan  ( √ )  tidak  ada (  )  ada,  jelaskan
................................................................................................................................
8)  Konsep  diri
a)  Citra  diri  :  Klien mengatakan bahwa tidak ada bagian tubuh yang paling
disukai maupun yang tidak disukai, semuanya biasa saja.
b)  Ideal  diri  :  Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan segera pulang agar
beraktifitas seperti biasanya. Keadaan pasien lemah
c)  Harga  diri  :  Klien mengatakan bahwa dia tidak merasa harga dirinya rendah
selama sakit
d)  Ada/tidak  perasaan  akan  perubahan  identitas  : (-)
e)  Konflik  dalam  peran  :  (-)

b.  Tanda  (obyektif)
1)  Status  emosional  :  (  )  tenang,  ( √ )  gelisah,  (  )  marah,  (  )  takut,  (  )  mudah
tersinggung
2)  Respon  fisiologi  yang  terobservasi  :  perubahan  tanda  vital  :  ekspresi  wajah  
Klien tampak meringis

12.  Interaksi  sosial
a)  Gejala  (subyektif)
1)  Orang  terdekat  &  lebih  berpengaruh: Suami dan keluarga

2)  Kepada  siapa  pasien  meminta  bantuan  bila  mempunyai  masalah
Suami
3)  Adakah  kesulitan  dalam  keluarga  hubungan  dengan  orang  tua,  saudara,  pasangan,
( √ )  tidak  ada (  )  ada,  sebutkan  .........................................................................
4)  Kesulitan  berhubungan  dengan  tenaga  kesehata,  klien  lain  :  ( √ )  tidak  ada  (  )  ada
Sebutkan  ..................................................................................................................

Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak


b)  Tanda  (obyektif)
1)  Kemampuan  berbicara  :  ( √ )  jelas,  (  )  tidak  jelas
Tidak  dapat  dimengerti  ..........................   afasia  .................................................
.....
2)  Pola  bicara  tidak  biasa/kerusakan: Tidak ada
3)  Penggunaan  alat  bantu  bicara: Tidak ada
4)  Adanya  jaringan  laringaktomi/trakeostomi: Tidak ada
5)  Komunikasi  non  verbal/verbal  dengan  keluarga/orang  lain: Normal
6)  Perilaku  menarik  diri  :  ( √ )  tidak  ada  (  )  ada
Sebutkan  ..................................................................................................................

13.  Pola  nilai  kepercayaan  dan  spiritual
a)  Gejala  (subyektif)
1)  Sumber  kekuatan  bagi  pasien : Istri dan anak-anaknya
2)  Perasaan  menyalahkan  tuhan  :  ( √)  tidak  ada  (  )  ada
jelaskan  ..................................................................................................................
3)  Bagaimana  klien  menjalankan  kegiatan  agama  atau  kepercayaan,  macam  : Solat,
mengaji
Frekuensi  :  Selalu menjalankan sholat 5 waktu
4)  Masalah  berkaitan  dengan  aktifitasnya  tsb  selama  dirawat: Klien jadi tidak bisa
solat seperti biasa.
5)  Pemecahan  oleh  pasien: Klien solat di tempat tidur
6)  Adakah  keyakinan/kebudayaan  yang  dianut  pasien  yang  bertentangan  dengan
kesehatan  ( √ )  tidak  ada  (  )  ada  ,  jelaskan
................................................................................................................................
7)  Pertengtangan  nilai/keyakinan/kebudayaan  terhadap  pengobatan  yang  dijalani  :
(√)  tidak  ada  (  )  ada  ,  jelaskan
................................................................................................................................
b)  Tanda  (obyektif)
1)  Perubahan  perilaku: Tidak ada
2)  Menolak  pengobatan  ( √  )  tidak  ada  (  )  ada  ,  jelaskan
....................................... .........................................................................................
3)  Berhenti  menjalankan  aktivitas  agama  :  ( √ )  tidak  ada  (  )  ada  ,  jelaskan
................................................................................................................................
4)  Menunjukan  sikap  permusuhan  dengan  tenaga  kesehatan  ( √ )  tidak  ada  (  )  ada  ,
jelaskan..................................................................................................................

Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak


Data  penunjang
1. Laboratorium

Tanggal Jenis Hasil Nilai Normal Interpretasi


dan waktu pemeriksaan pemeriksaan
Tanggal 26- HB 12 g/dL Pria: 14-18 g/dL Normal
10-2020 Wanita 12-16 g/dL
09: 00
HT 38% Pria: 40-54% Normal
Wanita : 38-46%
Eritrosit 5,1 juta/ul Pria: 4,7- 6,1 mcl Normal
Wanita: 42-5,4 mcl
Leukosit : 20.000/ul 5.000-10.000/ul Tinggi
Trombosit 250.000/ul. 150.000-400.000/ul Normal

2. Radiologi
Tidak ada
3. EKG
Tidak ada
4. USG
Tidak ada
5. CT  Scan
Tanggal 12-10-2020
07: 00

6. Pemeriksaan  lain
Tidak ada

Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak


7. Obat-obatan
Ringer Laktat/ 1500 ml/ hari. Di berikan 20 tetes per menit
Ceftriaxone 2 gram/ hari. ( Diberikan 1 gram x 2 ) . ( Waktu 07 : 00 dan 18: 00 )
Ketorolac 30 ml/hari . ( Diberikan 10ml x 3 ). ( Waktu 07 : 00. 12 : 00 dan 18:
00 )
Ranitidine 50 ml/hari. ( Di berikan 25ml x 2 ). (Waktu 07 : 00. dan 18: 00 )

8. Diit
Tidak ada

Analisa Data

No Data Senjang Etiologi Problem


1 Ds:
 Klien menggatakan Nyeri Akut Agen cidere fisik
kakinya patah dan di
operasi 2 minggu
yang lalu
 Klien mengatakan
nyeri di bagian luka
post operasi
 Klien mengatakan
lukanya bengkak
 P: Luka post operasi
nyeri jika untuk
bergerak
 Q: Nyeri seperti
tertusuk-tusuk
 R: Femur dextra
 S: Skala nyeri 6
 T: Nyeri terus menerus
berhenti saat posisi
nyaman

Do:
 Kaki klien terpasang
pen di femur dextra
 Klien tampak gelisah,
meringis
 Luka post operasi
klien tampak bengkak
-

Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak


2 Ds:
 Klien mengatakan Resiko Infeksi Kerusakan integritas
kaki terasa panas kulit
bagian bagian luka.
 Klien mengatakan
lukanya terasa
bengkak
Do:
 luka klien tanpak
panjang ± 10 cm.
 Luka klien tanpak
memerah , terasa
panas dan bengkak
 Kaki klien terpasang
pen di femur dextra
 Leukosit: 20.000/ul

3 Ds:
 Klien mengatakan Gangguan Mobilitas Fisik Kerusakan integritas
susah beraktifitas. struktur tulang dan
Do: nyeri
 Terdapat luka post Op
Fraktur Femur
 Kaki klien terpasang
pen
 Klien tanpak di bantu
saat beraktifitas.
 Kekuatan otpot

5 5
5 2

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera fisik


2. Resiko infeksi berhubungan kerusakan integritas kulit
3. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Kerusakan integritas struktur tulang.

Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak


Rencana Keperawatan

No Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Keperawatan


dx
1 Setelah dilakukan tindakan Keperawatan 3 a) Identifikasi local,
karakteristik,durasi,frekuensi,
x 24 jam diharapkan nyeri menurun KH :
kualitas, intensitas nyeri,.
a) Keluhan nyeri menurun ( skala 2 ) b) Identifikasi respon nyeri non verbal.
c) Identifikasi factor yang
b) Klien tidak gelisah ( tanpak rileks)
memperberat dan memperingan
c) Tidak meringis ( tanpak rileks) nyeri.
d) Ajarkan teknik nonfarmakologis
d) Bengkak pada luka berkurang
untuk mengurangi nyeri.
e) Kemerahan pada luka berkurang e) Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(kompres hangat/dingin).
f) Kolaborasi pemberian
analgetik .jika perlu
2 Setelah dilakukan tintdakan keperawatan a) Monitor tanda dan gejala infeksi
local dan sistemik.
selama 3 x 24 jam tidak terjadi infeksi
b) Berikan perawatan kulit pada area
KH: edema.
c) Cuci tangan sebelum dan sesudah
a) Keluhan nyeri menurun ( skala 2 )
kontak dengan pasien dan
b) Kemerahan berkurang lingkungan pasien.
d) Jelaskan tanda dan gejala infeksi.
c) Bengkak berkurang
e) Ajarkan cara memeriksa kondisi
d) Suhu tubuh normal ( 37.C) luka atau luka operasi.
f) Anjurkan meningkatkan asupan
e) Leukosit dalam rentang 10.000/ul
nutrisi.
g) Anjurkan meningkatkan asupan
cairan.
h) Kolaborasi pemberian imunisasi,
jika perlu
3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam maka mobilitas a) Monitoring vital sign
meninggkat. KH : sebelum/sesudah latihan ambulasi
a) Pergerakan eksremitas meningkat dan lihat respon pasien saat latihan
b) Nyeri menurun ( skala 2) b) Bantu klien untuk menggunakan
c) Gerakan terbatas menurun ( dapat tongkat saat berjalan dan cegah
duduk tanpa bantuan di samping terhadap cedera

Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak


tempat tidur c) Ajarkan pasien atau tenaga
kesehatan lain tentang teknik
ambulasi
d) Kaji kemampuan pasien dalam
mobilisasi
e) Latih pasien dalam pemenuhan
kebutuhan ADLs secara mandiri
sesuai kemampuan
f) Dampingi dan Bantu pasien saat
mobilisasi
g) Berikan alat bantu jika klien
memerlukan.
h) Ajarkan pasien bagaimana merubah
posisi dan berikan bantuan jika
diperlukan

Jurnal Terkait Intervensi Kompres hangat

*Jurnal terlampir

Link 1 : http://journal.ummgl.ac.id/index.php/nursing/article/view/3065

Link 2 : https://journal.uny.ac.id/index.php/medikora/article/view/29185

Link 3: https://e-journal.unair.ac.id/PMNJ/article/view/12356

Link 4: http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/910650

Link 5 : http://ejournal.unpi.ac.id/index.php/JOCE/article/view/212

Video terkait intervensi

*Video terlampir

Link video 1 : https://youtu.be/FcWWe6doSUc

Link video 2: https://youtu.be/ggUoo_nzKVo

Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak


Standar Operasional Prosedur (SOP) Kompres Hangat

Kompres Hangat

1 Pengertian Pengertian
Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah
tertentu dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan
hangat pada bagian tubuh yang memerlukan

2 Tujuan Tujuan
1. Memperlancar sirkulasi darah
2. Menurunkan suhu tubuh
3. Mengurangi rasa nyeri
4. Memberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien

3 Indikasi Indikasi
1. Klien hipertermi (suhu tubuh yang tinggi)
2. Klien dengan perut kembung.
3. Nyeri
4. bengkak
5. peradangan, seperti radang persendian.
6. Spasme otot.
7. Adanya abses.

4 Orientasi Orientasi
1. Mengucapkan salam terapeutik dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
3. Menanyakan kesiapan klien
4. Mendekatkan alat-alat dan menjaga privasi klien
5. Mencuci tangan
5 Prosedur KOMPRES PANAS BASAH
tindakaan 1. Persiapan Alat
a. Kom bertutup steril berisi cairan hangat sesuai kebutuhan (40oC-
46oC)
b. Bak steril berisi pinset 2 buah, kassa
c. Perban kassa atau kain segitiga
d. Plester dan gunting plester
e. Perlak dan pengalas
f. Sarung tangan bersih di tempatnya
g. Kapas dan minyak kayu putih dalam tempatnya
h. Bengkok 2 buah

2. Kerja
a. Bantu pasien pada posisi yang nyaman dan tepat
b. Pasang pengalas dibawah area yang akan diberi kompres

Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak


c. Pasang sarung tangan
d. Buka balutan perban (jika diperban) dan buang bekas balutan ke
dalam bengkok.
e. Masukkan kasa steril ke dalam kom berisi cairan steril, peras,
kemudian bentangkan dan letakkan kasa diatas area yang
membutuhkan kompres panas (jika terdapat luka hindari kompres
mengenai luka secara langsung)
f. Perhatikan repon pasien, adakah rasa tidak nyaman, pada kulit dan
kemerahan
g. Jika tidak muncul tanda-tanda kelainan, tutup kompres hangat basah
dengan kasa kering steril, kemudian balut dengan perban/kain
segitiga dan fiksasi
Pertahankan kompres selama 15-30 menit/ sesuai program terapi dan
ganti kompres hangat setiap 5 menit sekali

KOMPRES PANAS KERING


1. Persiapan Alat
a. Buli-buli panas dan sarungnya
b. Termos berisi air panas
c. Thermometer air panas (jika perlu)
d. Lap kerja
2. Kerja
a. Lakukan pemanasan pendahuluan pada buli-buli panas dengan cara
mengisi buli-buli dengan air panas, kencangkan penutupnya,
kemudian membalik posisi buli-buli berulang kali lalu dikosongkan
kembali isinya
b. Siapkan dan ukur suhu air yang diinginkan (50oC-60oC)
c. Isi buli-buli dengan air panas sebanyak ½ bagian, lalu keluarkan
udaranya (letakkan memanjang diatas meja/ tempat datar, lipat
bagian atas sampai terlihat batas permukaan air di leher buli, tutup
buli-buli dengan benar dan rapat)
d. Periksa apakah buli-buli bocor/tidak, lalu keringkan dengan lap kerja
dan masukkan dalam sarungnya
e. Bawa buli-buli ke pasien
f. Atur posisi yang nyaman menurut pasien
g. Letakkan buli-buli pada area yang memerlukan (nyeri)
h. Observasi perubahan pada pasien: ketidaknyamanan, kemerahan
pada kulit dan atau kebocoran buli-buli
i. Ganti buli-buli setelah 20 menit, kemudian pasang kembali (jika
masih diperlukan/ sesuai kebutuhan)

6 Tahap Terminasi

Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak


terminasi 1. Merapikan alat kemudian mencuci tangan
2. Penutup :
a. Tanyakan respon klien
b. Rencana tindak lanjut
c. Salam terapeutik
3. Dokumentasi keperawatan
7 Dokumentasi Dokumentasi
1. Catat waktu pelaksanaan tindakan
2. Catat respon pasien

Pembahasan

Pada kasus diatas pasien telah melakukan operasi karena megalami fraktur femur. Ditandai
dengan hasil CT scan terlihat terputusnya jaringan tulang. Tindakan yang dilakukan adalah
pemasagan pen, Tanda gejala yang di tunjukan setelah melakukan operasi pemasagan pen, nyeri,
daerah luka tampak bengkak, dan kesulitan untuk melakukan aktivitas, hasil pemeriksaan
laboratorium leukosit meningkat 20.000/ul. Masalah yang sering ditemukan pada pasca operatif
adalah masalah sirkulasi, masalah urinarius, masalah luka, masalah gastrointestinal, dan masalah
rasa aman nyaman (Kozier, 2011). Tindakan pembedahan dapat menimbulkan nyeri pasca
operatif pada klien. Nyeri biasanya dirasakan 12 sampai 36 jam pasca pembedahan. Selama
periode 8 awal pasca operatif, pemberian analgesik yang terkontrol melalui kateter intravena
sering kali diprogramkan (Potter & Perry, 2006).

Penatalaksaan dalam kasus ini melakukan Tindakan manajemen nyeri dengan Tindakan
kompres hangat. Menurut Arovah (2016) terapi panas merupakan pemberian aplikasi panas pada
tubuh untuk mengurangi nyeri yang berhubungan dengan ketegangan otot walaupun dapat juga
dipergunakan untuk mengatasi berbagai jenis nyeri yang lain. Panas pada fisioterapi
dipergunakan untuk meningkatkan aliran darah kulit dengan jalan melebarkan pembuluh darah
yang dapat meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi pada jaringan. Panas juga meningkatkan
elastisitas otot sehingga mengurangi kekakuan otot. Sependapat dengan Fondy (2012: ) bahwa
penggunaan panas akan menyebabkan vasodilatasi atau pelebaran pembuluh-pembuluh darah
dengan membiarkan darah mengalir lebih banyak pada bagian tubuh yang terluka sehingga akan
membantu percepatan penyembuhan. Penelitian yang dilakukan Revi dan Rahmat (2017)
mengatakan bahwa terdapat penurunan skala nyeri pada pasien fraktur setelah pemberian
kompres hangat, selaras dengan penelitian Olvin( 2019) mengatakan pemberian kompres hangat

Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak


pada fraktur ekstremitas tertutup di Instalasi Gawat Darurat Rs. Bhayangkara Tk III Manado
dapat mengurangi nyeri

Kesimpulan

Fraktur adalah tulang yang patah. Fraktur bisa bersifat patahan sebagian atau patahan utuh
pada tulang yang disebabkan oleh pukulan langsung atau pelintiran. Fraktur femur atau patah
tulang paha adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang disaebabkan oleh trauma
langsung, kelelahan otot, dan kondisitertentu, seperti degenerasi tulang atau osteoporosis.
Tindakan untuk menagani fraktur adalah dengan pemasagan pen. tindakan pembedahan ini dapat
menimbulkan nyeri pasca operatif pada klien.

Penatalaksaan nyeri pada pasien post operasi fraktur dapat di lakukan dengan tindakan
keperawatan yaitu memberikan kompres hangat 40’ C. pemberian kompres hangat dapat
meningkatkan aliran darah kulit dengan jalan melebarkan pembuluh darah yang dapat
meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi pada jaringan. Panas juga meningkatkan elastisitas otot
sehingga mengurangi ketegangan otot. Diharapkan Tindakan ini dapat di jadikan referensi dalam
pemberian asuhan keperawan di unit perawatan pasca operasi guna memaksimalkan proses
asuhan keperawatan.

Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak


LOGBOOK KEGIATAN HARIAN

No Hari/ Tanggal Waktu Kegiatan Paraf


1 Senin, 26 15: 30 1. Diskusi via zoom dengan pembimbing
Oktober 2020 16:52 2. Menyusun laporan pendahuluan
20: 02 3. Membuat loog book
2 Selasa, 27 09:12 1. Mencari referensi
Oktober 2020
09: 32 2. Menyusun SOP Intervensi dan Pembahasan
13:07 3. Membuat loog book
4. Mengirim LP
3 Rabu , 28 08:19 1. Mencari referensi, jurnal, video
Oktober 2020
09: 01 2. Menyusun SOP Intervensi dan Pembahasan
12: 21 3. Membuat loog book

4 Kamis , 29 08:34 1. Mencari referensi, jurnal


Oktober 2020
09: 42 2. Menyusun SOP Intervensi dan Pembahasan
12: 40 3. Mengirim LP dan askep
4. Mengirim jurnal
5. Mengirim video
6. Membuat loog book
5 Jum’at , 30 14: 53 1. Menerima masukan pembimbing
Oktober 2020
16: 13 2. Memperbaiki tugas
20 : 12 3. Mencari referensi tambahan
21: 30 4. Membuat loog book
6 Sabtu , 30 07 : 20 1. Mengirim revisi
Oktober 2020
- 2. Menerima evaluasi dan penilaian
- 3. Mencetak dokumen dari tugas mingguan

Nama : M suaib

Nim : 891201009

Stase : KMB

DAFTAR HADIR

Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak


KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PRODI NERS STIKES YARSI PONTIANK

Nama: M Suaib

Nim : 891201009

No. Hari/tgl Absen TTD Mahasiswa TTD Preseptor


1 Senin, 26 oktober 2020 Hadir

2 Selasa, 27 oktober 2020 Hadir

3 Rabu , 28 oktober 2020 Hadir

4 Kamis , 29 oktober 2020 Hadir

5 Jum’at , 30 oktober 2020 Hadir

6 Sabtu, 31 oktober 2020 Hadir

Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak

Anda mungkin juga menyukai