OLEH :
M SUAIB
NIM : 891201009
2020
A. Definisi
Fraktur merupakan patah tulaang , biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.
Kekuaatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan jaringan lunak disekiitr tolang
akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap (Arif & Kusuma,
2015).
Fraktur dapat terjadi ketika tulang terkena stress lebih besar dari yang dapat
diabsorpsinya (Smeltzer & Bare, 2012). Fraktur dapat disebabkan oleh stress langsung dan
tidak langsung sehingga menentukan jenis fraktur yang terjadi (Maher, et al, 2012). Fraktur
dapat disebabkan oleh pukulan langsung gaya meremuk, gerakan punter mendadak, dan
bahkan kontraksi otot ekstrem. Patah tulang dapat mempengaruhi kondisi di area tulang seperti
terjadi edema jaringan lunak, perdarahan otot, dislokasi sendi, ruptur tendo, kerusakan saraf,
dan kerusakan pembuluh darah (Smeltzer & Bare, 2012).
Fraktur merupakan tulang yang patah. Fraktur bisa bersifat patahan sebagian atau
patahan utuh pada tulang yang disebabkan oleh pukulan langsung atau pelintiran. Fraktur bisa
mengkhawatirkan jika terjadi kerusakan pada lempeng pertumbuhan, yaitu area tulang tempat
pertumbuhan terjadi karena kerusakan pada area ini bisa menyebabkan pertumbuhan yang
tidak teratur atau pemendekan dari tulang (Purwoko, 2016).
Fraktur femur atau patah tulang paha adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha
yang disaebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, dan kondisitertentu, seperti degenerasi
tulang atau osteoporosis (Muttaqin, 2008).
B. Klasifikasi
Menurut Suratun, et al (2009) fraktur dapat dikasifikasikan sebagai berikut :
1. Fraktur komplit, patah pada seluruh garis tulang dan biasanya mengalami pergeseran.
2. Fraktur tidak komplit, patah hanya terjadi pada sebagian dari garis tengah tulang.
3. Fraktur tertutup (fraktur simple), patah tulang yang tidak mnyebabkan robeknya kulit
4. Fraktur terbuka (fraktur komplikasi/kompleks), patah yang menembus kulit dan tulang
berhubungan dengan dunia luar
5. Fraktur kominitif, fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen
6. Fraktur green stick, fraktur yang salah satu sisi lainya membengkok
7. Faktur kompresi, fraktur dengan tulang mengalami kompresi
8. Fraktur depresi, fraktur yang fragmen tulangnya terdorong kedalam
D. Patofisiologi
Trauma yang terjadi pada tulang vertebra bisa terjadi karena trauma langsung (benturan
langsung) dan trauma tidak langsung (jatuh dan bertumpu pada orang lain), serta bisa juga
terjadi karena proses patologis misalnya osteoporosis, infeksi atau kanker. Akibat dari fraktur
adalah biasa terjadinya kerusakan pembuluh darah dan kortek pada jaringan lunak serta dapat
mengakibatkan penekanan pada fragmen tulang. Penekanaan tersebut akan menyebabkan
kerusakan pada saraf jaringan lunak dimedula spinalis sehingga menimbulkan nyeri.
Kerusakan pembuluh darah dan kortek pada jaringan lunak akan menyebabkan adanya
peningkatan tekanan yang berlebih dalam 1 ruangan sehingga menimbulkan sindrom
kopartemen yang akan menimbulkan nekrosis jaringan, luka baik terbuka maupun tertutup
sehingga dapat menimbulkan resiko infeksi.
Cedera vertebra torakal bisa disebabkan oleh trauma langsung pada torakal atau bersifat
patologis seperti pada kondisi osteoporosis yang akan mengalami fraktur kompresi akibat
keruntuhan tulang belakang. Fraktur kompresi dan fraktur dislokasi biasanya stabil , tetapi,
kanalis spinalis pada segmen torakal relative sempit, sehinga kerusakan korda sering
ditemukan dengan adanya manifestasi defisit neurologis(Ross and Wilson, 2011).
E. Patway keperawatan
H. Penatalaksanaan
Prinsip menangani fraktur adalah mengembalikan posisi patahan ke posisi semula dan
mempertahankan posisi itu selama masa penyembuhan patah tulang. Cara pertama penangan
adalah proteksi saja tanpa reposisi atau imobilisasi, misalnya menggunakan mitela. Biasanya
dilakukan pada fraktur iga dan fraktur klavikula pada anak. Cara kedua adalah imobilisasi luar
tanpa reposisi, biasanya dilakukan pada patah tulang tungkai bawah tanpa dislokasi. Cara
ketiga adalah reposisi dengan cara manipulasi yang diikuti dengan imobilisasi, biasanya
dilakukan pada patah tulang radius distal. Cara keempat adalah reposisi dengan traksi secara
terus-menerus selama masa tertentu. Hal ini dilakukan pada patah tulang yang apabila
direposisi akan terdislokasi di dalam gips. Cara kelima berupa reposisi yang diikuti dengan
K. Perencaaan keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
hasil
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer & Bare. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan. Suddarth (Ed.8,
Vol. 1,2). Jakarta : EGC.
KASUS
Seorang wanita usia 30 tahun di rawat di ruang bedah sejak 4 hari yang lalu, pasein post opresi fraktur
femur pemasagan pen 2 minggu yang lalu, hasil pengkajian klien mengatakan nyeri di daerah luka bekas
opresi, terdapat bengkak di daerah luka post opresi,klien tampak meringis, kesadaran pasien compos
metis,semua aktivitas di bantu keluarga dan perawat hasil pemeriksaan laboratorium leukosit 20.000/ul
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
A. Identitas
2. Identitas Penanggung jawab
Nama : Tn. W
Umur : 31
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Suku : Melayu
Hubungan dgn pasien : Suami
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Tanjung Raya 2
B. Status Kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
a. Alasan masuk rumah sakit/keluhan utama :
Kecelakaan motor, paha kanan patah, nyeri pada daerah paha yang patah
b. Faktor pencetus :
Klien mengedarai motor dengan kecepatan tinggi
c. Lamanya keluhan: nyeri terus-menurus hilang ketika posisi yang nyaman
d. Timbulnya keluhan: ( ) bertahap ( √ ) mendadak
e. Factor yang memperberat : -
2. Status kesehatan masa lalu
A. Penyakit yang pernah dialami (kaitkan dengan penyakit sekarang) : Klien mengtakan tidak
pernah mengalami penyakit sebelumnya.
B. Kecelakaan: Kecelakaan Motor ini yang pertama kali
3. Pernah dirawat
1) Penyakit : Tidak ada
2) Waktu : -
3) Riwayat operasi : Tidak ada
C. Pengkajian pola fungsi dan pemeriksaan fisik
Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
a. Persepsi tentang kesehatan diri
Klien mengatakan penyakit datangnya dari allah
b. Pengetahuan dan persepsi pasien tentang penyakit dan perawatannya
Klien mengatakan mengetahui penyakit yang dialaminya saat ini
c. Upaya yang biasa dilakukan dalam mempertahankan kesehatan
1) Kebiasaan diit yang adekuat, diit yang tidak sehat ?
Tidak ada
2) Pemeriks
aan kesehata No Obat/jamu yang biasa dikonsumsi Dosis Keterangan n berkal
a, perawatan Tidak ada kebersih
an diri, imuni sasi
Klien
sudah
melakukan vaksin( vaksin HPV. Vaksin influenza,vaksin hepatitis, vaksin MMR)
3) Kemampuan pasien untuk mengontrol kesehatan
a) Yang dilakukan bila sakit
berobat ke puskesmas dan rumah sakit
b) Kemana pasien biasa berobat bila sakit ?
ke puskesmas dan rumah sakit
c) Kebiasaan hidup (konsumsi jamu/alkohol/rokok/kopi/kebiasaan olahraga)
Merokok : ( Tidak ada ) pak/hari, lama : ( tidak ada )tahun
Alkohol : ( Tidak ada ) lama : ( Tidak ada )
Kebiasaan olahraga, jenis : senam frekwensi : 1 kali seminggu
d. Factor sosioekonomi yang berhubungan dengan kesehatan
1) Penghasilan : ± Rp. 3.000.000/bulan
2) Asuransi/jaminan kesehatan: BPJS
3) Keadaan lingkungan tempat tinggal: Perkotaan
b. Tanda (obyektif)
0
1) Suhu tubuh : 36,9 C
Diaphoresis : ( √ ) tidak ada ( ) ada,
jelaskan ……………………………………………………………….
4. Aktivitas (termasuk kebersihan diri) dan latihan
a. Gejala (subyektif)
1) Kegiatan dalam pekerjaan: Klien mengatakan ada kesulitan dalam pekerjaan
karena paha dan bahunya patah
2) Kesulitan/keluhan dalam aktivitas
a) Pergerakan tubuh: klien terlihat susah menggerakan anggota tubuh
tertutama bagian yang patah.
b) Kemampuan merubah posisi ( ) mandiri
( √ ) perlu bantuan, jelaskan : klien terlihat susah bergerak
c) Perawatan diri (mandi, mengenakan pakaian, bersolek, makan, dll)
( ) mandiri ( √ ) perlu bantuan, jelaskan: susah menggerakan anggota tubuh
dan susah beraktivitas
3) Toileting (BAB/BAK) : ( ) mandiri, ( √ ) perlu bantuan,
Jelaskan: klien tidak dapat BAB dan BAK secara mandiri karena paha bagian kanannya patah
4) Keluhan sesak nafas setelah beraktivitas : ( ) tidak ada
( √) ada, jelaskan …………………………………………………………
5) Mudah merasa kelelahan : ( √) tidak ada ( ) ada, jelaskan …………….
…………………………………………………………………………...
Toleransi terhadap aktivitas : ( ) baik ( √ ) kurang, jelaskan …………
…………………………………………………………………………...
b. Tanda (obyektif)
1) Respon terhadap aktifitas yang teramati
2) Status mental (misalnya menarik diri, letargi)
3) Penampilan umum
a) Tampak lemah : ( √ ) tidak ( ) ya, jelaskan ………………………….
b) Kerapian berpakaian: pakaian klien rapi
4) Pengkajian neuromuskuler
Turgor kulit : adanya pembengkakan di area post opresi femur dextra
5. Istirahat
a. Gejala (subyektif)
1) Kebiasaan tidur: Tidur di malam hari
Lama tidur: 7 jam
2) Masalah berhubungan dengan tidur
a) Insomnia : ( √ ) tidak ada ( √ ) ada
b) Kurang puas/segar setelah bangun tidur : ( √ ) tidak ada ( ) ada,
Jelaskan ...........................................................................................
c) Lain-lain, sebutkan: Tidak ada
b. Tanda (obyektif)
1) Tampak mengantuk/mata sayu : ( √ ) tidak ada ( ) ada, jelaskan
................................................................................................................
2) Mata merah : ( √ ) tidak ada ( ) ada
3) Sering menguap : ( √ ) tidak ada ( ) ada
4) Kurang konsentrasi : ( √ ) tidak ada ( ) ada
6. Sirkulasi
a. Gejala (subyektif)
1) Riwayat hipertensi dan masalah jantung’
d) Riwayat edema kaki : ( √ ) tidak ada ( ) ada,
Jelaskan ...........................................................................................
2) Flebitis: tidak ada
3) Rasa kesemutan: Tidak ada
4) Palpitasi: Tidak ada
b. Tanda (obyektif)
1) Tekanan darah : 125/80 mmHg
2) Mean Arteri Pressure/ tekanan nadi
3) Nadi/pulsasi :
a) Karotis : Teraba
b) Femoralis : Teraba
c) Popliteal : Teraba
d) Jugularis : Teraba
e) Radialis : 80x/menit
f) Dorsal pedis : Teraba
g) Bunyi jantung : Lup dup frekuensi : 80x/ menit
Irama : Normal kualitas : Baik
4) Friksi gesek : Tidak terdengar murmur : Normal
0
5) Ekstremitas, suhu : 36.9. C warna : Norrmal
6) Tanda homan : Tidak ada
Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak
7) Pengisian kapiler : normal
Varises : Tidak ada phlebitis : Tidak ada
8) Warna : membran mukosa : Lembab bibir : Lembab
Konjungtiva : Normal/ tidak pucat. sklera : Putih
punggung kuku : Tidak ada kelainan
7. Eliminasi
a. Gejala (subyektif)
1) Pola BAB : frekuensi : 1x sehari konsistensi : tidak ada
2) Perubahan dalam kebiasaan BAB (penggunaan alat tertentu misal : terpasang
kolostomi/ileostomy) : Tidak ada
3) Kesulitasn BAB konstipasi : Tidak ada
Diare : Tidak ada
4) Penggunaan laksatif : ( √ ) tidak ada ( ) ada, jelaskan
.........................................................................................................................
5) Waktu BAB terakhir : Pagi hari
6) Riwayat perdarahan : Tidak ada
Hemoroid : Tidak ada
7) Riwayat inkontinensia alvi : Tidak ada
8) Penggunaan alat-alat : misalnya pemasangan kateter : Tidak ada
9) Riwayat penggunaan diuretik : Tidak ada
10) Rasa nyeri/rasa terbakar saat BAK :
Tidak ada
11) Kesulitan BAK :
Tidak ada
b. Tanda (obyektif)
1) Abdomen
a) Inspeksi : abdomen membuncit (tidak), jelaskan : ...............
....................................................................................................................
b) Auskultasi : bising usus : Normal bunyi abnormal ( √ ) tidak ada
( ) ada, jelaskan .........................................................................................
c) Perkusi
(1) Bunyi tympani ( √ ) tidak ada ( ) ada
Kembung : (√ ) tidak ada ( ) ada
(2) Bunyi abnormal ( √ ) tidak ada ( ) ada
Jelaskan ...............................................................................................
2) Palpasi :
Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak
a) Nyeri tekan : Tidak ada
Nyeri lepas : Tidak ada
b) Konsistensi : lunak/keras : Lunak
Massa : (√ ) tidak ada ( ) ada
Jelaskan ...................................................................................................
c) Pola BAB : konsistensi: 1x sehari
Warna : kuning
Abnormal : ( √ ) tidak ada ( ) ada
Jelaskan ...................................................................................................
d) Pola BAK : dorongan : ...........................................................................
Frekuensi : 4 x sehari retensi : ................................................
e) Distensi kandung kemih : ( √ ) tidak ada ( ) ada
Jelaskan ...................................................................................................
f) Karakteristik urin : normal berwarna kuning tua
Jumlah : 1.200 ML bau : sedikit beraroma
g) Bila terpasang colostomy atau ileustomy : keadaan: Tidak ada
8. Neurosensori dan kognitif
a. Gejala (subyektif)
1) Adanya nyeri
P = paliatif/provokatif (yang mengurangi/meningkatkan nyeri): luka post oprasi nyeri jika
untuk bergerak
Q = qualitas/quantitas (frekuensi dan lamanya keluhan dirasakan serta deskripsi
sifat nyeri yang dirasakan: Nyeri seperti tertusuk-tusuk
R = region/tempat (lokasi sumber & penyebarannya): femur dextra
S = severity/tingkat berat nyeri (skala nyeri 1-10) : Skala nyeri 6
T = time (kapan keluhan dirasakan dan lamanya): Nyeri terus menerus berhenti saat
posisi nyaman
2) Rasa ingin pingsan/pusing ( √ ) tidak ada ( ) ada
Jelaskan ................................................................................................................
3) Sakit kepala : lokasi nyeri : Tidak ada
Frekuensi: Tidak ada
4) Kesemutan/kebas/kelemahan (lokasi)
5) Kejang ( √ ) tidak ada ( ) ada
Jelaskan ................................................................................................................
Cara mengatasi .....................................................................................................
6) Mata : penurunan penglihatan ( √ ) tidak ada
( ) ada, jelaskan ....................................................................................................
Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak
7) Pendengaran : penurunan pendengaran ( √ ) tidak ada ( ) ada
Jelaskan ................................................................................................................
8) Epistaksis : ( √ ) tidak ada ( ) ada
Jelaskan ................................................................................................................
b. Tanda (obyektif)
1) Status mental
Kesadaran : ( √ ) composmentis, ( ) apatis. ( )somnolen, ( ) spoor, ( ) koma
2) Skala koma glasgow (gcs) : respon membuka mata (e) 4
Respon motorik (m) 6 respon verbal 4
3) Terorientasi/disorientasi : waktu ......................... tempat ....................................
Orang .........................................
4) Persepsi sensori : ilusi: Tidak ada halusinasi: Tidak ada
Delusi: Tidak ada. Afek: Tidak ada jelaskan ......................................
5) Memori : saat ini: Normal
Masa lalu: Normal
6) Alat bantu penglihatan/pendengaran ( √ ) tidak ada ( ) ada, sebutkan ...............
7) Reaksi pupil terhadap cahaya : ka/ki: Baik
Ukuran pupil: 3 mm
8) Fascial drop Tidak ada
9) Penampilan umum tampak kesakitan : ( √ ) tidak ada ( ) ada, menjaga area sakit
Respon emosional: Tidak ada penyempitan fokus: Tidak ada
9. Keamanan
a. Gejala (subyektif)
1) Alergi : (catatan agen dan reaksi spesifik): Tidak ada
2) Obat-obatan : Tidak ada
3) Makanan : Tidak ada
4) Faktor lingkungan : ...............................................................................................
a) Riwayat penyakit hubungan seksual : ( √ ) tidak ada ( ) ada, jelaskan
..........................................................................................................................
b) Riwayat transfusi darah: Tidak ada riwayat adanya reaksi transfusi
..........................................................................................................................
5) Kerusakan penglihatan, pendengaran : ( √ ) tidak ada ( ) ada, sebutkan
................................................................................................................................
6) Riwayat cidera ( √ ) tidak ada ( ) ada, sebutkan
................................................................................................................................
7) Riwayat kejang ( √ ) tidak ada ( ) ada, sebutkan
................................................................................................................................
b. Tanda (objektif)
0
1) Suhu tubuh 36.9 C diaforesis ................................................................
2) Integritas jaringan: adanya pembengkakan di area post operasi daerah femur dextra
3) Jaringan parut ( √ ) tidak ada ( ) ada, jelaskan
................................................................................................................................
Program Studi Ners STIKes YARSI Pontianak
4) Kemerahan pucat ( √ ) tidak ada ( √) ada, jelaskan
................................................................................................................................
5) Adanya luka : luas : 9 cm di area post oprasi pemasangan pen, 15 jahitan, kedalaman :
3 cm
10. Seksual dan reproduksi
a. Gejala (subyektif)
1) Pemahaman terhadap fungsi seksual: baik
2) Gangguan hubungan seksual karena berbagai kondisi ( fertilitas, libido, ereksi,
menstruasi, kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi atau kondisi sakit)
Tidak ada
3) Permasalahan selama aktivitas seksual (√ ) tidak ada ( ) ada, jelaskan
................................................................................................................................
4) Pengkajian pada laki-laki : raba pada penis ..........................................................
Gangguan prostat: Tidak ada
5) Pengkajian pada perempuan
a) Riwayat menstruasi (keturunan, keluhan)
Normal
b) Riwayat kehamilan
Klien mempuyai 2 anak
c) Riwayat pemeriksaan ginekologi misal pap smear
Tidak ada
b. Tanda (obyektif)
1) Pemeriksaan payudara/penis/testis
Tidak Terkaji
2) Kutil genital, lesi
Tidak ada
11. Persepsi diri, konsep diri dan mekanisme koping
a. Gejala (subyektif)
1) Faktor stres: Klien bosan di rumah sakit
3) Yang dilakukan jika menghadapi suatu masalah (misalnya memecahkan masalah,
mencari pertolongan/berbicara dengan orang lain, makan, tidur, minum obat-
obatan, marah, diam, dll)
Berdoa, Bercerita dengan keluarga
4) Upaya klien dalam menghadapi masalahnya
Sekarang: pergi ke rumah sakit
5) Perasaan cemas/takut : ( √ ) tidak ada ( ) ada, jelaskan
................................................................................................................................
6) Perasaan ketidakberdayaan ( √ ) tidak ada ( ) ada, jelaskan
................................................................................................................................
7) Perasaan keputusasaan ( √ ) tidak ada ( ) ada, jelaskan
................................................................................................................................
8) Konsep diri
a) Citra diri : Klien mengatakan bahwa tidak ada bagian tubuh yang paling
disukai maupun yang tidak disukai, semuanya biasa saja.
b) Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan segera pulang agar
beraktifitas seperti biasanya. Keadaan pasien lemah
c) Harga diri : Klien mengatakan bahwa dia tidak merasa harga dirinya rendah
selama sakit
d) Ada/tidak perasaan akan perubahan identitas : (-)
e) Konflik dalam peran : (-)
b. Tanda (obyektif)
1) Status emosional : ( ) tenang, ( √ ) gelisah, ( ) marah, ( ) takut, ( ) mudah
tersinggung
2) Respon fisiologi yang terobservasi : perubahan tanda vital : ekspresi wajah
Klien tampak meringis
12. Interaksi sosial
a) Gejala (subyektif)
1) Orang terdekat & lebih berpengaruh: Suami dan keluarga
2) Kepada siapa pasien meminta bantuan bila mempunyai masalah
Suami
3) Adakah kesulitan dalam keluarga hubungan dengan orang tua, saudara, pasangan,
( √ ) tidak ada ( ) ada, sebutkan .........................................................................
4) Kesulitan berhubungan dengan tenaga kesehata, klien lain : ( √ ) tidak ada ( ) ada
Sebutkan ..................................................................................................................
13. Pola nilai kepercayaan dan spiritual
a) Gejala (subyektif)
1) Sumber kekuatan bagi pasien : Istri dan anak-anaknya
2) Perasaan menyalahkan tuhan : ( √) tidak ada ( ) ada
jelaskan ..................................................................................................................
3) Bagaimana klien menjalankan kegiatan agama atau kepercayaan, macam : Solat,
mengaji
Frekuensi : Selalu menjalankan sholat 5 waktu
4) Masalah berkaitan dengan aktifitasnya tsb selama dirawat: Klien jadi tidak bisa
solat seperti biasa.
5) Pemecahan oleh pasien: Klien solat di tempat tidur
6) Adakah keyakinan/kebudayaan yang dianut pasien yang bertentangan dengan
kesehatan ( √ ) tidak ada ( ) ada , jelaskan
................................................................................................................................
7) Pertengtangan nilai/keyakinan/kebudayaan terhadap pengobatan yang dijalani :
(√) tidak ada ( ) ada , jelaskan
................................................................................................................................
b) Tanda (obyektif)
1) Perubahan perilaku: Tidak ada
2) Menolak pengobatan ( √ ) tidak ada ( ) ada , jelaskan
....................................... .........................................................................................
3) Berhenti menjalankan aktivitas agama : ( √ ) tidak ada ( ) ada , jelaskan
................................................................................................................................
4) Menunjukan sikap permusuhan dengan tenaga kesehatan ( √ ) tidak ada ( ) ada ,
jelaskan..................................................................................................................
2. Radiologi
Tidak ada
3. EKG
Tidak ada
4. USG
Tidak ada
5. CT Scan
Tanggal 12-10-2020
07: 00
6. Pemeriksaan lain
Tidak ada
8. Diit
Tidak ada
Analisa Data
Do:
Kaki klien terpasang
pen di femur dextra
Klien tampak gelisah,
meringis
Luka post operasi
klien tampak bengkak
-
3 Ds:
Klien mengatakan Gangguan Mobilitas Fisik Kerusakan integritas
susah beraktifitas. struktur tulang dan
Do: nyeri
Terdapat luka post Op
Fraktur Femur
Kaki klien terpasang
pen
Klien tanpak di bantu
saat beraktifitas.
Kekuatan otpot
5 5
5 2
Diagnosa Keperawatan
*Jurnal terlampir
Link 1 : http://journal.ummgl.ac.id/index.php/nursing/article/view/3065
Link 2 : https://journal.uny.ac.id/index.php/medikora/article/view/29185
Link 3: https://e-journal.unair.ac.id/PMNJ/article/view/12356
Link 4: http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/910650
Link 5 : http://ejournal.unpi.ac.id/index.php/JOCE/article/view/212
*Video terlampir
Kompres Hangat
1 Pengertian Pengertian
Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah
tertentu dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan
hangat pada bagian tubuh yang memerlukan
2 Tujuan Tujuan
1. Memperlancar sirkulasi darah
2. Menurunkan suhu tubuh
3. Mengurangi rasa nyeri
4. Memberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien
3 Indikasi Indikasi
1. Klien hipertermi (suhu tubuh yang tinggi)
2. Klien dengan perut kembung.
3. Nyeri
4. bengkak
5. peradangan, seperti radang persendian.
6. Spasme otot.
7. Adanya abses.
4 Orientasi Orientasi
1. Mengucapkan salam terapeutik dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
3. Menanyakan kesiapan klien
4. Mendekatkan alat-alat dan menjaga privasi klien
5. Mencuci tangan
5 Prosedur KOMPRES PANAS BASAH
tindakaan 1. Persiapan Alat
a. Kom bertutup steril berisi cairan hangat sesuai kebutuhan (40oC-
46oC)
b. Bak steril berisi pinset 2 buah, kassa
c. Perban kassa atau kain segitiga
d. Plester dan gunting plester
e. Perlak dan pengalas
f. Sarung tangan bersih di tempatnya
g. Kapas dan minyak kayu putih dalam tempatnya
h. Bengkok 2 buah
2. Kerja
a. Bantu pasien pada posisi yang nyaman dan tepat
b. Pasang pengalas dibawah area yang akan diberi kompres
6 Tahap Terminasi
Pembahasan
Pada kasus diatas pasien telah melakukan operasi karena megalami fraktur femur. Ditandai
dengan hasil CT scan terlihat terputusnya jaringan tulang. Tindakan yang dilakukan adalah
pemasagan pen, Tanda gejala yang di tunjukan setelah melakukan operasi pemasagan pen, nyeri,
daerah luka tampak bengkak, dan kesulitan untuk melakukan aktivitas, hasil pemeriksaan
laboratorium leukosit meningkat 20.000/ul. Masalah yang sering ditemukan pada pasca operatif
adalah masalah sirkulasi, masalah urinarius, masalah luka, masalah gastrointestinal, dan masalah
rasa aman nyaman (Kozier, 2011). Tindakan pembedahan dapat menimbulkan nyeri pasca
operatif pada klien. Nyeri biasanya dirasakan 12 sampai 36 jam pasca pembedahan. Selama
periode 8 awal pasca operatif, pemberian analgesik yang terkontrol melalui kateter intravena
sering kali diprogramkan (Potter & Perry, 2006).
Penatalaksaan dalam kasus ini melakukan Tindakan manajemen nyeri dengan Tindakan
kompres hangat. Menurut Arovah (2016) terapi panas merupakan pemberian aplikasi panas pada
tubuh untuk mengurangi nyeri yang berhubungan dengan ketegangan otot walaupun dapat juga
dipergunakan untuk mengatasi berbagai jenis nyeri yang lain. Panas pada fisioterapi
dipergunakan untuk meningkatkan aliran darah kulit dengan jalan melebarkan pembuluh darah
yang dapat meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi pada jaringan. Panas juga meningkatkan
elastisitas otot sehingga mengurangi kekakuan otot. Sependapat dengan Fondy (2012: ) bahwa
penggunaan panas akan menyebabkan vasodilatasi atau pelebaran pembuluh-pembuluh darah
dengan membiarkan darah mengalir lebih banyak pada bagian tubuh yang terluka sehingga akan
membantu percepatan penyembuhan. Penelitian yang dilakukan Revi dan Rahmat (2017)
mengatakan bahwa terdapat penurunan skala nyeri pada pasien fraktur setelah pemberian
kompres hangat, selaras dengan penelitian Olvin( 2019) mengatakan pemberian kompres hangat
Kesimpulan
Fraktur adalah tulang yang patah. Fraktur bisa bersifat patahan sebagian atau patahan utuh
pada tulang yang disebabkan oleh pukulan langsung atau pelintiran. Fraktur femur atau patah
tulang paha adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang disaebabkan oleh trauma
langsung, kelelahan otot, dan kondisitertentu, seperti degenerasi tulang atau osteoporosis.
Tindakan untuk menagani fraktur adalah dengan pemasagan pen. tindakan pembedahan ini dapat
menimbulkan nyeri pasca operatif pada klien.
Penatalaksaan nyeri pada pasien post operasi fraktur dapat di lakukan dengan tindakan
keperawatan yaitu memberikan kompres hangat 40’ C. pemberian kompres hangat dapat
meningkatkan aliran darah kulit dengan jalan melebarkan pembuluh darah yang dapat
meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi pada jaringan. Panas juga meningkatkan elastisitas otot
sehingga mengurangi ketegangan otot. Diharapkan Tindakan ini dapat di jadikan referensi dalam
pemberian asuhan keperawan di unit perawatan pasca operasi guna memaksimalkan proses
asuhan keperawatan.
Nama : M suaib
Nim : 891201009
Stase : KMB
DAFTAR HADIR
Nama: M Suaib
Nim : 891201009