Disusun oleh :
1. Aulia Septa Choirunnisa ( 2162151 )
2. Lina Nur Aina ( 2162155 )
3. Achmad David Kurniawan ( 2162156 )
4. Niken Aristania ( 2162161 )
PRODI AKUNTANSI ( A3 )
STIE PGRI DEWANTARA JOMBANG
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dalam penyelesaian tugas ini tentunya banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada anggota kelompok yang bekerjasama dengan
baik sehingga tugas ini selesai pada waktunya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
banyak memiliki kekurangan dan kekeliruan sehingga jauh dari kesempurnaan yang diharapkan.
Hal ini, disebabkan oleh kemampuan, pengetahuan dan wawasan kami yang sangat terbatas.
Mengingat kami masih dalam tahap belajar, kami sangat mengharapkan kritik, sarandan pikiran
positif lainnya untuk dijadikan bahan masukan bagi kami dalam perbaikan dan penyempurnaan
makalah ini selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
3) Kemampuan Teknologi
Kemampuan teknologi memberi sebuah organisasi suatu kapasitas yang besar untuk
merubah dengan sendirinya dengan tujuan memanfaatkan peluang pasar. Pada tingkat organisasi,
sebuah organisasi harus menyediakan konteks yang memungkinkan untuk menerjemahkan
kompetensi teknologinya menjadi nilai bagi para stakeholder.
4) Kemampuan Organisasi
Melalui struktur organisasi dan budaya, sebuah organisasi dapat memanfaatkan sumebr
daya manusia dan fungsional untuk memanfaatkan peluang teknologi. Perubahan organisasi
sering kali melibatkan hubungan antara manusia dan fungsi-fungsi untuk meningkatkan
kemampuan mereka dalam menciptakan nilai.
1) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang bersumber dalam internalorganisasi itu sendiri
Faktor ini merasakan adanya kebutuhan akan perubahanyang dirasakan. Oleh karena itu, setiap
organisasi mengahadapi pilihan antara berubah atau mati tertekan oleh kekuatan perubahan.
Faktor internal di dalamorganisasi dapat pula menjadi pendorong untuk perlunya perubahan.
Adapun yang termasuk dalam faktor internal adalah sebagai berikut:
a. Perubahan ukuran dan struktur organisasi
Perubahan yang terjadi menyebabkan banyak organisasi melakukan restrukturisasi dan
biasanya diikuti dengan downsizing dan outsourcing.Restrukturisasi cenderung membentuk
organisasi yang lebih datar dan berbasis team. Outsourcing dimaksudkan untuk menarik tenaga
profesional guna meningkatkankinerja organisasi. Perubahan ukuran dan struktur organisasi ini
di maksudkan untuk memperoleh SDM yang sesuai dengan tugas atau Job description yang
diberikan, sehingga organisasi itu memperoleh orang yang ahli di bidangnya dan manajemen
sekolah berjalan dengan baik.
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar lembaga/organisasi, yaitu
keseluruhan faktor yang berasal dari luar organisasiyang dapat mempengaruhi organisasi
dan kegiatan organisasi, seperti: ekonomi, politik, hukum, teknologi, kebudayaan, sumber
alam, demografi,sosiologi dansebagainya. Faktor eksternal lainnya antara lain :
a. Lingkungan Alam Fisik yang Ada di Sekitar Manusia
Perubahan dapat disebabkan oleh lingkungan fisik, seperti terjadinya gempa bumi,
taufan,banjir besar, dan lain-lain mungkin menyebabkan bahwamasyarakat yang mendiami
daerah-daerah tersebut terpaksa harusmeninggalkan tempat tinggalnya. Apabila masyarakat
tersebut mendiamitempat tinggalnya yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan
keadaan alam yang baru tersebut.
b. Peperangan
Peperangan dengan negara lain dapat menyebabkan terjadinya perubahanperubahan yang
sangat besar baik pada lembaga/organisasi kemasyarakatan maupun struktur masyarakat.
Kurt Lewin mengembangkan tiga tahap model perubahan yang meliputi bagaimana
mengambil inisiatif perubahan, mengelola dan menyetabilkan proses perubahan itu sendiri.
Lebih jauh Robbins menjelaskan tahap perubahan tersebutdengan istilah unfreezing, moving, dan
refreezing.
Unfreezing merupakan proses awal dari tahap perubahan. Pada tahap initerjadi pencarian
perilaku dan sistem lama (status quo). Pertentangan antara faktor yang mendorong perubahan
dan yang menentang akan terjadi pada tahap ini. Tahap pencarian berjalan lancar jika kekuatan
pendorong mendominasi. Kekuatan pendorong perubahan selanjutnya menggerakkan pada
perilaku dan sistem yang diinginkan.
Moving merupakan tahap pembelajaraan. Pada tahap ini, pekerja diberiinformasi baru, model
dan sistem kerja yang diharapkan diterapkan nantinya, atausebuah cara pandang baru untuk level
pengambil kebijakan.
Refreezing merupakan tahap pembekuan kembali perilaku, sistem serta cara pandang yang
diharapkan. Pada tahap ini diperlukan sebuah peneguhan dan penegasan kembali tentang arti
penting perubahan yang sedang dijalankan. Gunamendukung perubahan jangka panjang
diperlukan sebuah sitem yang mengawal dnmenjamin pelaksanaan perubahan yang sedang
dijalankan.
1. Force-Coercion Strategy
Perubahan dilakukan melalui wewenang formal dan/atau penggunaan reward& punishment.
Perubahan diperoleh dengan cepat namun cenderung dilakukankarena adanya rasa takut terhadap
hukuman atau keinginan mendapatkan reward, pengaruhnya bersifat temporer. Sesuai untuk
digunakan pada tahap unfreezing,yaitu meninggalkan pola lama dan mendorong terbentuknya
pola baru.
b) Tingkatan Stress
Tingkatan stress dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Eustress
Eustress merupakan stress positif yang terjadi pada saat tingkatanstress cukup tinggi
untuk memotivasi supaya berperilaku untuk mendapatkansesuatu. Eustress merupakan stress
yang baik, yang memberikan keuntungankesehatan seperti latihan fisik atau mendapatkan
promosi.
2) Distress
Distress atau stress negative terjadi pada saat tingkatan stress sangattinggi atua sangat
rendah dan tubuh serta pikiran mulai merespon penyebabstress dengan negatif. Distress di lain
pihak adalah stress yang mengganggukesehatan dan biasa membuat tidak seimbang antara
tuntutan stress dankemampuan untuk memenuhi tuntutan.
Dengan seperti itu penanganan stress bisa memberikan tingkat motivasi danstimulus. Jika
mempunyai kemampuan untuk memenuhi tuntutan lingkungan, kita bisa memakai stress dengan
cara yang efektif.
1. Kognisi
Stres dapat melemahkan ingatan dan perhatian dalam aktivitas kognitif.Stresor berupa
kebisingan dapat menyebabkan deficit kognitif pada anak-anak.Kognisi juga dapat berpengaruh
dalam stres.
2. Emosi
Emosi cenderung terkait dengan stres. Individu sering menggunakankeadaan emosionalnya
untuk mengevaluasi stres. Proses penilaian kognitif dapatmempengaruhi stres dan pengalaman
emosional. Reaksi emosional terhadap stresyaitu rasa takut, fobia, kecemasan, depresi, perasaan
sedih dan rasa marah.
3. Perilaku sosial
Stres dapat mengubah perilaku individu terhadap orang lain. Individudapat berperilaku menjadi
positif maupun negatif. Bencana alam dapat membuatindividu berperilaku lebih kooperatif,
dalam situasi lain, individu dapatmengembangkan sikap bermusuhan. Stres yang diikuti dengan
rasa marahmenyebabkan perilaku sosial negative cenderung meningkat sehingga
dapatmenimbulkan perilaku agresif. Stres juga dapat mempengaruhi perilakumembantu pada
individu.
Dengan memilih tidak mengambil tindakan apapun disertai sikap apatis dandepresi atau
dengan kata lain memilih acuh tak acuh dengan lingkungan sekitar.
Represi
Upaya seseorang untuk menyingkirkan semua yang dapat menimbulkankecemasan dan
stress.
Menyangkal
Kenyataan Penipuan diri dengan menganggap tidak adanya pengalaman yang tidak
menyenangkan dengan maksud untuk melindungi diri. Pembentukan ReaksiBerusaha
menyembunyikan masalah yang dihadapi dengan menampilkan ekspresiwajah yang berlainan
dengan kenyataan.
Fantasi
Dengan berfantasi orag sering merasa dirinya mencapai tujuannya. Kadangkhayalan lebih
menarik daripada kenyataan yang ada. Dengan berfantasi yangsedang – sedang dan dalam
pengendalian kesadaran yang baik, maka fantasidapat menjadi cara yang sehat mengatasi stress.
Mengelak
Seseorang yang mengalami stress terlalu lama , kuat , dan terus – menerusmaka ia akan
cenderung mengelak. Maksudnya ia mengelak dari kenyataan itudengan mengulang suatu
perilaku secara terus menerus.
Gaya seseorang dalam mengendalikan masalah tergantung pada kebiasaan standar
kebudayaan dimana ia dibesarkan. Selain dukungan dari orang – orang terdekatseperti keluarga,
teman, dan sahabat. Mendekatkan diri kepada yang Maha Kuasa juga merupakan salah satu
alternatif dalam mengatasi stress.
2. Pendekatan Organisasional
Beberapa faktor penyebab stres, terutama tugas dan peran serta struktur organisasi, dikelola
oleh manajemen. Dengan cara ini, faktor-faktor ini dapatdimodifikasi atau diubah.
Di antara strategi yang paling mungkin dipertimbangkan oleh manajemen adalah
peningkatan seleksi dan penempatan staf, penggunaan tujuan yang lebih realistis, perencanaan
tempat kerja, keterlibatan staf yang lebih besar, peningkatan komunikasi organisasi dan
penegakan program kesejahteraan.
A. Kesimpulan
Perubahan Organisasi adalah suatu proses dimana organisasi tersebut berpindah dari
keadaannya yang sekarang menuju ke masa depan yang diinginkan untuk meningkatkan
efektifitas organisasinya. Tujuannya adalah untuk mencari cara baru atau memperbaiki dalam
menggunakan resources dan capabilities dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan
organisasi dalam menciptakan nilai dan meningkatkan hasil yang diinginkan kepada
stakeholders.
Perubahan organisasional dapat menyebabkan para stakeholder mengalami stress. Menurut
Charles D, Spielberger (dalam Ilandoyo, 2001:63) menyebutkan bahwa stres adalah tuntutan-
tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek dalam lingkungan atau suatu
stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres juga biasa diartikan sebagai tekanan,
ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang.
B. Saran
Dalam suatu kondisi tertentu perubahan organisasional sangat dibutuhkan suatu organisasi
ataupun perusahaan. Dalam tercapainya tujuan dari perubahan organisional, maka dibutuhkan
pula manajemen stress untuk para stakeholder, agar mereka mampu beradaptasi menerima segala
macam konsekuensi dari perubahan tersebut. Maka dari itu, sebelum melakukan perubahan
organisasi dibutuhkan beberapa kesiapan mulai dari tingkat kelompok sampai tingkat antar
individu maisng-masing. Disini peran pimpinan sangat dibutuhkan dalam memutuskannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://etheses.uin-malang.ac.id/1844/6/08410037_Bab_2.pdf
http://anahuraki.lecture.ub.ac.id/files/2012/12/Bab-15-16-Perubahan-Organisasi.pdf
http://aditb-gunadarma.blogspot.com/2012/11/makalah-kelompok-5-perubahan-
organisasi.html
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/128308-T%2026591-Analisis%20kesiapan-Metodologi.pdf
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/12/pengertian-manajemen-stress-penyebab-
tingkatan-strategi-mengatasi.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/68264/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y