Ringkasan KUP Pasal 32 UUKUP

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Nama : Anisa Rizky Farrastian

NIM : 151810713037
Kelas : DD / D3 Perpajakan
Mata Kuliah : KUP

RINGKASAN
Dalam pasal 32 Undang-Undang KUP dibahas mengenai bahwa wajib pajak dalam hal
tertentu dapat diwakilkan oleh seorang kuasa. Hal tertentu tersebut adalah :
1. Badan oleh pengurus
2. Badan yang dinyatakan pailit pleh kurator
3. Badan dalam pembubaran oleh orang atau badan yang ditugasi untuk melakukan
pemberesan
4. Badan dalam likuidasi oleh likuidator
5. Suatu warisan yang belum terbagi oleh salah seorang ahli warisnya, pelaksana
wasiatnya, atau yang mengurus harta peninggalannya
6. Anak yang belum dewasa atau orang yang berada dalam pengampunan oleh wali atau
pengampunnya.
Wajib pajak yang berada pada keadaan diatas dapat menunjuk seorang kuasa untuk mewakili
dan menjalankan segala hak dan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Hal yang dimaksud “Kuasa” adalah orang yang menerima kuasa
khusus dari Wajib Pajak untuk menjalankan hak dan memenuhi kewajiban perpajakan
tertentu dari Wajib Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

PERTIMBANGAN MAHKAMAH
Dalam pelaksanaan pemerintahan negara tentu saja memiliki kewenangan dan hukum tertentu
agar pelaksanaan pemerintahan tersebut dapat berjalan secara maksimal. Begitu pun dalam
menunjuk seorang kuasa harus menggunakan surat kuasa khusus. Surat kuasa khusus paling
sedikit memuat :
 Nama, alamat, dan tanda tangan diatas materai serta Nomor Pokok Wajib Pajak dari
Wajib Pajak pemberi kuasa.
 Nama, alamat, dan tanda tangan serta Nomor Pokok Wajib Pajak penerima kuasa.
 Hak atau kewajiban perpajakan tertentu yang dikuasakan.
Tidak hanya menggunakan surat kuasa khusus, seorang kuasa itu sendiri harus memenuhi
beberapa kriteria tertentu.
Seorang kuasa meliputi konsultan pajak dan bukan konsultan pajak. Wajib Pajak diberikan
kelonggaran dan kesempatan untuk meminta bantuan pihak lain yang memahami masalah
perpajakan sebagai kuasanya, untuk dan atas namanya, membantu melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakan Wajib Pajak. Namun Wajib Pajak pun tidak dapat asal memilih
seorang kuasa, karena terdapat kriteria yang harus dipenuhi untuk dapat menjadi seorang
kuasa, yaitu :
1. Menguasai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan
2. Memiliki surat kuasa khusus dari Wajib Pajak pemberi kuasa
3. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
4. Telah menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak
Terakhir
5. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan
Hal diatas menunjukkan bahwa masih terdapat pembatasan hak seorang Wajib Pajak dalam
memilih seorang kuasa sebagai wakilnya melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.

PUTUSAN MAHKAMAH
Mengabulkan permohonan Wajib Pajak yang menyangkut hak dan kewajiban seorang kuasa
dengan Wajib Pajak.

Anda mungkin juga menyukai