Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PERAKTIKUM FISIKA DASAR 2

HUKUM KIRCHHOF

Disusun Oleh :
Adit Bastiar ( 201571098 – TE )
Ade Hasan ( 211561256 – TM )
Teguh Prasetio ( 201571105 – TE )
Sambas ( 211561260 – TM )
Afdiansyah ( 211561272 – TM )

Tgl. Praktikum : 24 Juli 2022


Dosen : Rudi Rusdiyanto, S.T,. M.T

LABORATORIUM FISIKA DASAR 2


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA
TAHUN 2021/2022

1
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-
Nya sehingga bisa terselesaikan Kegiatan Praktikum Fisika Dasar dengan 1 jenis praktikum
yang dilakukan dengan lancar dan selamat. Selanjutnya Penulis juga bisa menyelesaikan
penyusunan Laporan Kegiatan Praktikum Fisika Dasar ini dengan tepat waktu. Serta shalawat
dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam yang
Kita nantikan syafa’at-nya kelak.
Penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini. Terima kasih kepada Pembimbing praktikum sehingga kegiatan
praktikum bisa dilakukan dengan baik, serta terima kasih atas bimbingan dalam menyusun
laporan ini, sehingga laporan ini selesai dengan baik. Dan terima kasih kepada pihak yang
tidak dapat disebutkan satu-persatu. Laporan Praktikum ini memuat 1 materi praktikum yaitu
HUKUM KIRCHHOF
Laporan ini membahas tentang teori dasar, metode percobaan, hasil percobaan,
perhitungan serta pembahasan. Penulis menyadari bahwa hasil laporan ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, Penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca terhadap laporan ini
sehingga dalam penyusunan laporan yang lainnya bisa menjadi lebih baik. Dan apabila
banyak kesalahan, mohon dimaafkan dengan tulus ikhlas.
Demikian yang bisa disampaikan, semoga laporan ini bermanfaat.

Cikarang, 24 Juli 2022

Penyusun

2
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3

BAB I ......................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4

1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................... 4

1.2 TUJUAN PERCOBAAN ................................................................................................. 5

1.3 MANFAAT PERCOBAAN ............................................................................................. 5

BAB II........................................................................................................................................ 6

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 6

2.1 DASAR TEORI................................................................................................................ 6

BAB III .................................................................................................................................... 12

METODE PEKERJAAN ......................................................................................................... 12

3.1 CARA KERJA .............................................................................................................. 12

3.1.1 Alat Dan Bahan ........................................................................................................... 12

3.1.2 Langkah Kerja (Flowchart) ......................................................................................... 12

3.2 DATA PERCOBAAN.................................................................................................... 13

3.2.1 Alat dan Bahan :........................................................................................................ 13

3.2.1 Tabel Hasil Percobaan .............................................................................................. 13

BAB IV .................................................................................................................................... 15

ANALISIS DAN PEMBAHASAN ......................................................................................... 15

4.1 Analisa ........................................................................................................................... 15

4.2 Pembahasan .................................................................................................................. 15

BAB V ..................................................................................................................................... 20

KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................ 20

5.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 20

3
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA
5.2 Saran.............................................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 21

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Pada percobaan hukum Kirchoff ini diperkenalkan untuk rangkaian arus searah (d-c);
sekarang hukum ini dirampatkan untuk mencakup arus yang berubah-ubah secara lambat.
Rampatan pertama memperhatikan bahwa yang harus dimasukkan sebagai elemen
rangkaian tidak saja penghambat tetapi juga kapasitor dan penghantar induktor.
Setiap bagian seperti ini mempunyai beda potensial antara ujungnya, yang
harus dimasukkan di dalam hukum kirchoff. Rampatan yang lain adalah untuk mengamati
bahwa kedua hukum kirchoff harus berlaku setiap saat, yang berarti harus berlaku pada
nilai sesaat arus, tegangan terpasang, dantegangan balik. Mengingat pengetahuan
elektronika yang berkembang saat inimaka sudah sepantasnyalah atau selayaknya sebagai
seorang mahasiswa paling tidak mengetahui dan mengerti apa sebenarnya rangkaian
elektronika maupun rangakaian listrik (Renreng, 1985).
Banyak hal yang perlu diketahui untuk memahami suatu rangkaian listrik.Salah satu
hal yang palingt dasar yakni mengenai hukum-hukum atau toeremayang berlaku atau
mendasari prinsip suatu rangkaian listrik atau pun elektronika.
Hukum kirchoff adalah suatu landasan atau toerema yang mampu menjelaskan
berbagai fenomena yang terjadi dalam suatu rangkaian elektronika. Hukum kirchoff
mempunyai beberapa bagian yaitu : hukum kirchoff I dan hukum kirchoffII.
Sesuai tinjauan diatas maka praktikan melalui percobaan ini akan bekerja
mengamati bagaimana cara kerja dan fenomena yang terjadi pada suatu rangkaian listrik atau
elektronika berdasarkan hukum-hukum kirchoff (Mismail, 1995)

4
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA
1.2 TUJUAN PERCOBAAN

ujuan dari percobaan kali ini adalah:

1. Mengetahui hukum tegangan kirchoff dan hukum arus kirchoff pada rangkaian
seri dan paralel
2. Mengetahui cara kerja rangkaian loop
3. Mengetahui pembagian arus listrik
4. Mengetahui cara mengukur dan menggunakan alat ukur yang baik dan benar
5. Mengetahui beban pada listrik(hambatan pada arus listrik)
6. Mengetahui arus masuk dan arus keluar pada rangkaian listrik
7. Mahasiswa mampu mengukur tegangan dan arus pada suatu beban atau
hambatan
8. Mahasiswa mampu menghitung tegangan dan arus sesuai teori.

1.3 MANFAAT PERCOBAAN

➢ Agar kita bisa menambah wawasan tentang Hukum Kirchoff


➢ Dan juga bisa mengetahui cara kerja hukum kirchhof
➢ Setidaknya mampu mengenalaisis dan memahami cara kerja

5
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DASAR TEORI

Hukum dasar rangkaian secara rasional mengikuti sifat besaran listrik yang telah
dibahas dalam materi besaran dan unsur rangkaian. Hukum ini secara langsung memberikan
tuntunan menuju cara yang sistematik dalam pembahasan masalah rangkaian listrik.
Hukum tersebut dikenal sebagai Hukum Kirchoff. Hukum pertama Kirchoff disebut
juga sebagai hukum arus yang berkata bahwa jumlah aljabar semua arus yang menuju ke
suatu titik hubung sama dengan nol.Secara sistematis hukum ini dituliskan sebagai berikut:
i1 + i2 + i3 + .....+ in = 0 Σ i = 0 .....................
(1)Suatu titik-hubung dalam rangkaian adalah titik dengan tiga atau lebih unsur dan /atau
sumber bertemu. Titik-hubung itu juga disebut sebagai simpul. Hal itu dapat dilihat dari
gambar 1. di bawah ini

Gustaf Robert Kirchoff adalah seorang fisikawan jerman yang berkontribusi pada
pemahaman konsep dasar teori rangkaian listrik, spektroskopi, dan emisi radiasi benda hitam
yang dihasilkan oleh benda-benda yang dipanaskan.

6
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA
Dalam kelistrikan, sumbangan utamanya adalah dua hukum dasar rangkaian, yang kita kenal
sekarang dengan Hukum I dan Hukum II Kirchoff. Kedua hukum dasar rangkaian ini sangat
bermanfaat untuk menganalisis rangkaian-rangkaian listrik majemuk yang cukup rumit. Akan
tetapi sebagian orang menyebut kedua hukum ini dengan Aturan Kirchoff, karena dia terlahir
dari hukum-hukum dasar yang sudah ada sebelumnya, yaitu hukum kekekalan energi dan
hukum kekekalan muatan listrik.
Untuk memecahkan persoalan-persoalan rangkaian yang rumit; yaitu rangkaian yang terdiri
dari beberapa buah sumber tegangan atau sumber arus serta beberapa buah hambatan/beban
maka dipergunakan hukum-hukum rangkaian, diantaranya hukum Kirchoff.
Berberapa Hukum Kirchoff :
Hukum I Kirchoff
Hukum Kirchoff I berbunyi “jumlah aljabar dari arus yang menuju/ masuk dengan arus yang
meninggalkan/keluar pada satu titik sambungan/cabang sama dengan nol “.
Hukum I Kirchoff merupakan hukum kekekalan muatan listrik yang menyatakan bahwa
jumlah muatan listrik yang ada pada sebuah sistem tertutup adalah tetap. Hal ini berarti dalam
suatu rangkaian bercabang, jumlah kuat arus listrik yang masuk pada suatu percabangan sama
dengan jumlah kuat arus listrik yang ke luar percabangan itu. Untuk lebih jelasnya tentang
Hukum I Kirchoff, perhatikanlah rangkaian berikut ini:

Hukum II Kirchoff
Hukum Kirchoff II ini berbunyi “di dalam satu rangkaian listrik tertutup jumlah aljabar antara
sumber tegangan dengan kerugian-kerugian tegangan selalu sama dengan nol.”
Hukum II Kirchoff adalah hukum kekekalan energi yang diterapkan dalam suatu rangkaian
tertutup. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah aljabar dari GGL (Gaya Gerak Listrik)

7
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA
sumber beda potensial dalam sebuah rangkaian tertutup (loop) sma dengan nol. Secara
matematis, Hukum II Kirchoff ini dirumuskan dengan persamaan

Di mana V adalah beda potensial komponen komponen dalam rangkaian (kecuali sumber ggl)
dan E adalah ggl sumber. Untuk lebih jelasnya mengenai Hukum II Kirchoff, perhatikanlah
sebuah rangkaian tertutup sederhana berikut ini

Dari rangkaian sederhana di atas, maka akan berlaku persamaan berikut (anggap arah loop
searah arah arus) I . R + I . r - E = 0..............1)
E = I (R + r)
I = E/(R + r)
Persamaan 1 dapat ditulis dalam bentuk lain seperti berikut
I.R=E-I.r
Di mana I . R adalah beda potensial pada komponen resistor R, yang juga sering disebut
dengan tegangan jepit.
Jika berbagai arus listrik bertepatan di suatu titik, maka jumlah Aljabar dari kekuatan arus-
arus tersebut adalah 0 (nol) di titik pertepatan tadi.
Besar Arus listrik yang mengalir menuju titik percabangan sama dengan jumlah arus listrik
yang keluar dari titik percabangan.

8
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA
E1 = V1 + V2 + V3
E1 – V1 – V2 -V3 = 0
E1 – (V1 + V2 + V3) = 0
E1 : Tegangan sumber dalam Volt (V)
V1, V2, V3 : Tegangan di masing-masik resistor

I = I1 + I2 + I3
I – I1 – I2 – I3 = 0
I – (I1 + I2 + I3) = 0
I : Arus input dalam Ampere
I1, I2, I3 : Arus output dalam Ampere

9
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA
Ia + Ib + Ic = I1 + I2 + I3
Ia + Ib + Ic -I – I1 – I2 – I3 = 0
Ia + Ib + Ic – (I1 + I2 + I3) = 0
Ia, Ib, Ic : Arus input dalam Ampere
I1, I2, I3 : Arus output dalam Ampere

Di dalam rangkaian listrik (terdiri dari sumber tegangan dan komponen-komponen), maka
akan berlaku Hukum-hukum kirchhoff. Hukum ini terdiri dari hukum kirchhoff tegangan
(Kirchhoff voltage law atau KVL) dan hukum Kirchhoff arus (Kirchhoff Current Law atau
KCL).
Hukum Kirchhoff Tegangan
Hukum ini menyebutkan bahwa di dalam suatu lup tertutup maka jumlah sumber tegangan
serta tegangan jatuh adalah nol

Gambar 1. Contoh suatu ikal tertutup dari rangkaian listrik

Seperti diperlihatkan dalam Gambar 1 di atas, rangkaian ini terdiri dari sumber tegangan dan
empat buah komponen. Jika sumber tegangan dijumlah dengan tegangan jatuh pada keempat
komponen, maka hasilnya adalah nol, seperti ditunjukan oleh persamaan berikut.

Hukum Kirchhoff Arus

10
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA
Hukum Kirchhoff arus menyebutkan bahwa dalam suatu simpul percabangan, maka jumlah
arus listrik yang menuju simpul percabangan dan yang meninggalkan percabangan adalah
nol.

Gambar 2. Percabangan arus listrik dalam suatu simpul

Gambar 2 adalah contoh percabangan arus listrik dalam suatu simpul. Dalam Gambar 2,
terdapat tiga komponen arus yang menuju simpul dan tiga komponen arus yang
meninggalkan simpul. Jika keenam komponen arus ini dijumlahkan maka hasilnya adalah
nol, seperti diperlihatkan dalam persamaan berikut.

Gambar Percobaan

11
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA
BAB III
METODE PEKERJAAN

3.1 CARA KERJA


3.1.1 Alat Dan Bahan
1. Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
2. Catu daya berfungsi sebagai sumber tegangan
3. Resistor berfungsi sebagai bahan percobaan
4. Multimeter berfungsi sebagai alat ukur tegangan dan arus
5. Kabel penghubung berfungsi sebagai penghubung bahan-bahan resistor, catu daya
dan dalam rangkaian

3.1.2 Langkah Kerja (Flowchart)

12
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA
3.2 DATA PERCOBAAN
3.2.1 Alat dan Bahan :
1. Gambar rangkaian
2. Ampere meter DC
3. Resistor 4 buah
4. Power Supply DC
5. Kabel Penghubung

Langkah Percobaan :
Rangkailah alat dan bahan seperti pada gambar di atas
Hubungkan rangkaian ke power supply
Nyalakan power supply, kemudian atur nilai tegangannya ke 3 vdc
Validasi alat ukur ampere meter dengan mencoba variasi range skala sampai jarum
dapat menunjukan angka
Jika sudah menentukan range skala pada ampere meter, amati setiap nilai arus pada
Ia, Ib, Ic, Id, Ie, dan IfCatat nilai yg terbaca pada ampere meter dan masukan kedalam
tabel pengamatan
Setelah semua nilai sudah tercatat dalam tabel, matikan power supply
Lepaskan semua rangkaian kemudian simpan alat dan bahan pada tempatnya

3.2.1 Tabel Hasil Percobaan

Notes :
✓ Karena semuanya watt 220 V
✓ Jika berirish 110 V

V P
I R V I

13
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA
PARALLEL RESISTOR 3

Parallel Resistor 3

No Percobaan Input daya

3 V DC 6 V DC 9 V DC 12 V DC

1 100 µA 62 µA 90 µA 0L 0L

2 100 MA 22 MA 34 MA 46 MA 56 MA

3 1A 2A 2A 2A 2A

4 5A ~ ~ ~ ~

RESISTOR P 2

Parallel Resistor 2

No Percobaan Input Daya

3 V DC 6 V DC 9 V DC 12 V DC

1 8 µA 12 µA 16 µA 20 µA

2 4 MA 6 MA 8 MA 8 MA

3 ~ ~ ~ ~
4 ~ ~ ~ ~

14
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa
Hasil Analisa
Pada praktikum kali ini kami melakukan 4 kali percobaan untuk membuktikan hukum
kirchoff 1. Dimana dalam percobaan menggunakan Catu daya sebesar 12 v dc dan 3 buah
resistor yang disusun secara seri dan parallel. Pada percobaan pertama dilakukan pengukuran
arus di titik percabangan P. Dan percobaan kedua dilakukan pengukuran arus di titik
percabangan Q. kemudian hasil pengukuran dimasukan kedalam tabel pengamatan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak semua data yang diperoleh sesuai dengan teori
yang ada. Pada hukum Kirchoff 1 menyatakan jumlah arus yang masuk melalui titik
percabangan akan sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik percabangan tersebut.
Pada percobaan di titik percabangan P, hasil dari pengukuran di titik I A (arus masuk)
amperemeter menunjukan nilai 8 mA, dan pada saat pengukuran di titik cabang P yaitu titik
Ib dan titik Ic terdapat hasil di titik Ib menunjukan nilai 2 mA, dan di titik Ic menunjukan
nilai 8mA.
Pada titik percabangan Q, Dimana saat pengukuran di titik If, amperemeter menunjukan nilai
22 mA, dan saat mencoba mengukur arus di titik Id amperemeter menunjukan nilai 4 mA,
dan di titik Ie amperemeter menunjukan nilai mA, yang masuk melalui 3 percabangan
kedalam titik Q sama dengan jumlah arus yang keluar melalui 1 cabang yang meninggalkan
titik Q yaitu sebesar 22 mA.
Dari perbedaan kedua hasil di atas, didapat beberapa analisis dan hipotesa yang memengaruhi
hasil pembacaan. Yaitu keterbatasan keterampilan praktikan didalam menggunakan alat ukur
dan tingkat ketelitian dari alat ukur yang digunakan

4.2 Pembahasan

Hukum I Kirchhoff
Hukum ini merupakan hukum kekekalan muatan listrik yang menyatakan bahwa jumlah
muatan listrik yang mengalir tidaklah berubah. Jadi, pada suatu percabangan, laju muatan
listrik yang menuju titik cabang sama besarnya dengan laju muatan yang meninggalkan titik
15
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA
cabang itu. Nah, di fisika, laju muatan listrik adalah kuat arus listrik. Oleh karena itu, bunyi
Hukum I Kirchhoff lebih umum ditulis:

Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik cabang akan sama dengan jumlah kuat
arus listrik yang meninggalkan titik itu.

Hukum I Kirchhoff biasa disebut Hukum Arus Kirchhoff atau Kirchhoff's Current Law
(KCL).

hukum 1 kirchhoff

Berdasarkan gambar di atas, besar kuat arus total yang melewati titik percabangan a secara
matematis dinyatakan Σ Imasuk = Σ Ikeluar yang besarnya adalah I1 = I2 + I3.

Hukum II Kirchhoff
Hukum ini berlaku pada rangkaian yang tidak bercabang yang digunakan untuk menganalisis
beda potensial (tegangan) pada suatu rangkaian tertutup. Hukum II Kirchhoff biasa disebut
Hukum Tegangan Kirchhoff atau Kirchhoff’s Voltage Law (KVL). Bunyi Hukum II
Kirchhoff adalah:

Jumlah aljabar beda potensial (tegangan) pada suatu rangkaian tertutup adalah sama dengan
nol.

Versi lain Hukum II Kirchhoff, yaitu pada rangkaian tertutup, berbunyi: jumlah aljabar GGL
(ε) dan jumlah penurunan tegangan (IR) sama dengan nol. Secara matematis dapat
dirumuskan sebagai: Σ ε+Σ IR = 0

16
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA
Berdasarkan gambar di atas, total tegangan pada rangkaian adalah Vab + Vbc + Vcd + Vda =
0. Hukum II Kirchhoff ini menjelaskan bahwa jumlah penurunan beda potensial sama dengan
nol artinya tidak ada energi listrik yang hilang dalam rangkaian atau semua energi listrik
diserap dan digunakan.

Untuk menganalisis suatu rangkaian listrik menggunakan Hukum II Kirchhoff diperlukan


beberapa aturan atau perjanjian.

1. Pilih loop untuk masing-masing lintasan tertutup dengan arah tertentu. Pada dasarnya
pemilihan arah loop bebas namun jika memungkinkan usahakan searah dengan arah arus.
Maksudnya bebas disini bebas yah arahnya mau searah jarum jam atau berlawanan arah
jarum jam.

Supaya kamu lebih paham, ayo coba kerjakan contoh soal di bawah ini!

1. Suatu rangkaian listrik ditunjukkan seperti gambar berikut ini.

17
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA
Dengan menggunakan hukum II Kirchhoff, besar kuat arus listrik yang mengalir di dalam
rangkaian tersebut adalah...

Diketahui:
ε1 = 6 V
ε2 = 12 V
R1 = 2 Ω
R2 = 6 Ω
R3 = 4 Ω 2. Perhatikan gambar rangkaian listrik
Ditanya: I ? dibawah ini!
Jawab:

Jika diketahui ε1 = 16 V; ε2 = 8 V; ε3 = 10 V; R1 = 12 ohm; R2 = 6 ohm; dan R3 = 6 ohm.


Besar kuat arus lisrik I adalah...

Jawab:

Hukum I Kirchhoff: Loop I (atas):

18
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA
❖ LoopII

(bawah):

Substitusikan persamaan (1) ke persamaan (3):

Eliminasi persamaan (2) dan persamaan (4):

19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
✓ Berdasarkan gambar dan hasil percobaan diatas maka terdapat beberapa logika
diantaranya yaitu :
• IA = IF
• IA = IB + IC
• IB = ID + IE
• IF = IC + (ID + IE)
✓ Pengukuran di titik Ib menunjukan bahwa nilainya hasil dari arus total titik Id dan
titik Ie
✓ Dan dari hasil pengukuran di titik Ia terdapat nilai amperemeter yang ternyata
hasilnya merupakan nilai arus total antara titik Ib dan titik Ic.
✓ Dari pengukuran arus di di titik Ia (arus masuk) menunjukan ternyata hasil nilai yang
sama dengan pengukuran di titik If (arus keluar) yaitu sebesar 22 mA, sesuai dengan
bunyi hukum kichoff yaitu arus masuk nilainya sama dengan arus yang keluar

5.2 Saran
a) Sebelum melakukan praktikum, harus mempelajari dan memahami dahulu materi
yang akan dipraktikumkan, serta membaca dan memahami buku panduan yang
berkaitan dengan praktikum yang akan dilakukan pada waktu itu. Hal ini bertujuan
agar dalam pelaksanaan praktikum tidak kesulitan untuk melakukan praktikum dan
berjalan dengan lancar.
b) Lakukan anilisis secara berulang dengan melakukan beberapa percobaan jangan
hanya mengandalkan hasil dari 1 data maupun 1 percobaan supaya mendapatkan hasil
maksimal dan akurat dalam pembuktian benar atau salah dari teori yang dipelajari
berkaitan hokum kirchoff.
c) Berhati-hati dan serius dalam setiap melakukan percobaan, agar didapat hasil yang
maksimal.Sebaiknya menggunakan alat ukur dengan tingkat ketelitian yang bagus.

20
DAFTAR PUSTAKA

Halliday, Resnick. Dkk. 1985, Fisika, Jakarta:


Erlangga.Mismail, Budiono. 1995, Rangkaian Listrik, ITB: Bandung
Reitz, John R. 1993, Dasar Teori Listrik-Magnet. ITB: Bandung.Renreng,
Abdullah. 1984, Asas-asas Ilmu Alam Universitas,
Ujung Pandang:Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Bagian
Timur.Tipler, Paul. 1998, Fisika Untuk Sains Dan Teknik, Jakarta: Erlangga.

21

Anda mungkin juga menyukai