Anda di halaman 1dari 2

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

Indonesia secara luas dikenal sebagai negara-bangsa yang bercorak ,ltibudaya (multicultural), terdiri
dari ribuan suku bangsa yang tersebar di seluruh wilayahnya, memiliki ratusan dialek bahasa daerah,
dan beragam jenis kesenian yang berbeda yang berbeda-beda, serta memiliki kompleksitas
kebudayaan yang sangat luar biasa banyaknya. Lebih dari itu, di Indonesia juga terdapat berbagai
keIndonesia juga terdapat berbagai keakinan dan agama yag dianut oleh masyarakatnya.

Keragaman tersebut sebetulnya menjadi anugerah bagi bangsa ini, namun juga bisa menjadi
ancaman disintegrasi apabila tidak disikapi dengan baik dan bijaksana. Sebab isu keragaman dan
keberagamaan juga kerap dikaitkan dengan ranah politik tanah air yang berpotensi memicu
meningkatnya ekskalasi konflik. Sementara kita sadar betul bahwa tanah air ini dibangun tumbuh
diatas keberagaman yang dimiliki. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mewujudkan dan menjaga
keragaman sebagai anugerah, salah satunya dengan jalur pendidikan multikultural.

Buku ini dihadirkan ebagai role-model dalam pembelajaran multikultural dengan strategi
pembelajran inovatif sesuai dengan konteks dan pluralitas masyarakat Indonesia. Disebut role-model
karena disusun dari hasil kajian teoritik sekaligus empirik.

Pendidikan multikultura berperan penting dalam memberikan bekal anggota masyarakat agar
mampu mengelola konflik (savage:,1996;Farris,1994;Banks,1993;Skeel,1995). Praktis pendidikan
multikultural dalam jangka panjang, diharapkan mampu memfasilitasi kinerja dan kualitas
pembelajaran di Indonesia, terutama dalam menyiapkan generasi bangsa yang memiliki
pengetahuan multikultural (civic knowledge); keterampilan multikultural (civic skills) dan etika
multikultural (civic ethic), yang mampu menghormati perbedaan budaya, bersikap demokratis dan
menyelesaikan konflik dengan tanpa kekerasan.

Secara khusus, pendidikan multikultural memberikan bekal cara pandanag sosial budaya bagi
peserta didik Indonesia dan mampu mengekspresikan diri sebagai subjek belajar, masyarakat belajar
dan warga negara dalam menatap kehidupan masyarakat yang pluralis-multikultural. Itulah
sebabnya pendidikan multikultural harus mampu membangkitkan cara pandang berpikir subjek
belajar yang multikulturalistik, mampu memecahkan problema kehidupan yang tidak bersifat
etnosentris dan primordialistis, melainkan dengan kerangka berfikir yang demokratis-kelaboratif
yang mengandalkan kemampuan empati tinggi dan perspektif ganda (multiple perspective).

Buku ini disusunsebagai bahan perkuliahan, berdasarkan paradigma pengembangan Kurikulum


berbasis kompetensi (KBK). Dengan menggali pada karakteristik kurikulum dan berbagai prinsip
pembelajaran yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan bahan ajar, maka materi perkuliahan
ini diharapkan lekat dengan kehidupan mahasiswa dan secara kompetitif diharaokan mampu
memberikan fasilitas bagi mereka sehingga memungkin kan untuk berdialog dalam memecahkan
masalah secara kotekstual.
Dalam kaitan itu dengan memperhatikan psikologis mahasiswa yang mengenyam pendidikan tinggi,
materi perkuliahan ini dikemas dengan menggunakan pendekatan andragogi. Paparan materi yang
diawali dengan sajian informasi, yang dilanjutkan dengan kegiatan aplikatif, serta tugas dan evaluasi,
diharapkan selaras dengan perkembangan psikologi orang dewasa.

Akhirnya disadari bahwa materi perkuliahan ini masih jauh dari sempurna. Mudah mudahan yang
sederhana ini dapat memberikan referensi awal mahasiswa dalam mengenal kakteristik dansosial
budaya kebangsaan.

Buku ini dihadirkan sebagai role-model dalam pembelajaran multikultural dengan strategi
pembelajaran inovatif sesuai dengan konteks dan pluratlitas masyarakat indonesia. Disebut role
model karena disusun dari hasil kajian teoritik sekaligus empirik yang telah dilakukan oleh penulis:
studi empirik dilakukan pada mata pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Malang. Buku ini
terdiri dari enam bagian, yaitu: bagian kesatu, konsep dasar pendidikan multikultural. Pluralitas-
multikultural, seputar apa, mengapa dan tujuan dari pendidikan multikultural; bagian kedua, yakni
mengulas tentang makna masyarakat, pluralitas-multikultural dalam keluarga, masyarakat indonesia
yang bersifat pluralis-multikultural, eksistensi SARA dalam pluralitas-multikultural, cara pandang
lokal dalam konteks wawasan nasional, dan budaya indonesia dalam perspektif global; bagian ketiga,
pendidikan multikultural dalam konteks manajemen konflik SARA, pandangan terhadap konflik,
anttara bahaya dan peluang, potensi dan realitas dari konflik SARA, dan managemen konflik SARA;
bagian kelima, strategi pembelajaran pendidikan multikultural.

Anda mungkin juga menyukai