Anda di halaman 1dari 12

IJMA’ DAN QIYAS

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Hukum Islam

Dosen pengampu : Dr. M. Usman, S.Ag., M.A.

DIsusun oleh :

Rila Mahudha (202111084)

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

UIN RADEN MAS SAID SURAKARTA

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Filsafat Hukum
Islam yang berjudul “ IJMA’ DAN QIYAS “ ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Dr. M.
Usman, S.Ag., M.A. pada mata kuliah Filsafat Hukum Islam. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Hukum Hukum Islam dan
ilmu ilmu yang terkait bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. M. Usman, S.Ag., M.A.
selaku dosen mata kuliah Fislsafat Hukum Islam yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberi bantuan dan dukungan kepada kami dalam menyusun dan
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Ngawi, 30 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4

A. Latar Belakang ............................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4

C. Tujuan Masalah ............................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 6

A. Pengertian Ijma’ Dan Qiyas ......................................................................... 6

B. Dasar Hukum Ijma’ dan Qiyas ..................................................................... 7

C. Rukun Ijma’ Dan Qiyas ............................................................................... 9

D. Contoh Ijma’ dan Qiyas ............................................................................... 9

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 11

A. Kesimpulan ................................................................................................ 11

B. Saran ........................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap individu muslim yang mukallaf memiliki tanggung jawab


atas seluruh tindakan/ perbuatan yang dilakukannya, sehingga individu
tersebut tidak punya pilihan lain kecuali menjalani kehidupannya sesuai
dengan hukum Islam. Akal sehatnya menuntut bahwa dia mesti
mendasarkan segenap tindakan pribadi dan hubunganhubungannya dengan
orang lain atas ajaran-ajaran Islam dan demi tujuantujuan praktis,
mengambil posisi yang dituntut atas dirinya sendiri, yakni pengetahuan
bahwa dirinya adalah hamba Allah yang mesti mematuhi hukum yang
diturunkan kepada NabiNya.
Mengingat akan hal ini, sangatlah penting bahwa dalam kehidupan
manusia harus mengetahui jelas apa yang harus dilakukan dan apa yang
tidak. Karena itu, jika semua aturan hukum Islam benar-benar diketahui
maka tidak akan ada keraguan sedikit pun mengenai sikap praktis yang
mesti diambil seseorang untuk melaksanakan hukum Islam dalam situasi
tertentu. Akan tetapi, disebabkan oleh banyak faktor termasuk jauhnya jarak
waktu antara kita dengan zaman ketika hukum Islam ditetapkan.
Konsekuensinya, dalam kasus-kasus tertentu sangat sulit bagi orang awam
mengambil keputusan berdasarkan pemahaman hukum Islam. Pada
pembahasan kali ini penulis akan membahas mengenai suber-suber hukum
Islam mengenai ijma’.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, disusun rumusan masalah sebagai


berikut :

1. Apakah pengertian Ijma’ dan Qiyas?


2. Apa dasar hukum Ijma’ dan Qiyas?
3. Apa saja rukun Ijma’ dan Qiyas?
4. Apa saja contoh dari Ijma’ dan Qiyas?
C. Tujuan Masalah

Tujuan penulis dalam penulisan karya tulis ini yang hendak dicapai, antara
lain:
1. Untuk mengetahui pengertian Ijma’ dan Qiyas
2. Untuk mengetahui hukum Ijma’ dan Qiyas
3. Untuk mengetahui rukun Ijma’ dan Qiyas
4. Untuk mengetahui contoh dari Ijma’ dan Qiyas
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ijma’ Dan Qiyas

1. Pengertian Ijma’
Ijma merupakan sumber penetapan hukum Islam setelah Alquran
dan As Sunnah. Mengutip buku Ijma Sebagai Dalil Syari Ketiga tulisan
Tajun Nashr, definisi ijma adalah “Kesepakatan para mujtahid dari umat
Muhammad SAW setelah wafatnya beliau pada suatu masa mengenai
hukum syar’i”. Ijma’ tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang.
Hanya mereka yang mencapai derajat mujtahid-lah yang diperhitungkan
pendapatnya1.
Adapun pengertian Ijma’ menurut para Ahli Ushul Fiqh sebagai
berikut :
a. Imam Al Ghazali
Imam Al Ghazali menyatakan bahwa ijma’ merupakan
sebuah kesepakatan dari umat Nabi Muhammad SAW
mengenai suatu perkara atau persoalan yang berhubungan
dengan persoalan agama.
b. Imam Al Subki
Sedangkan menurut Imam Al Subki, ijma’ didefinisikan
sebagai suatu kesepakatan dari para mujtahid setelah Nabi
Muhammad SAW wafat dan berkenaan dengan segala
persoalan yang berkaitan dengan hukum syara.

2. Pengertian Qiyas
Qiyas secara bahasa memiliki arti sebagai tindakan mengukur
sesuatu atas sesuatu lainnya dan kemudian disamakan. Sedangkan
secara istilah qiyas diartikan sebagai menetapkan hukum terhadap
sesuatu perbuatan yang belum ada ketentuannya dan didasarkan pada
sesuatu yang sudah ada ketentuannya 2.
Adapaun pendapat para ahli dan ulama mengenai definisi Qiyas
sebagai berikut :
a. Abdul Wahab Al Khallaf

1
Era, Ijma: Pengertian, Rukun, dan Dalilnya [Berita Hari ini kumparan.com 18 Februari 2021 9:07]
2
Ridwan Karim, Ijma Dan Qiyas: Pengertian, Jenis, Dan Contoh
Dalam bukunya yang berjudul Ilmu Ushul Fiqih, dijelaskan
bahwa qiyas merupakan mempersamakan suatu kasus yang
tidak ada nash hukumnya dengan kasus lain yang ada nash
hukumnya, karena persamaan kedua itu dalam illat (suatu
sifat yang terdapat pada pokok dan sifat ini menurun pada
cabangnya) hukumnya.
b. Romli
Dalam bukunya yang berjudul Muqaranah Mazahib Fil
Ushul dijelaskan bahwa qiyas adalah kegiatan mengukur
sesuatu dengan sesuatu yang lainnya. Dalam buku Ushul Fiqh
yang lain, qiyas kemudian dijelaskan sebagai kegiatan
mengukur dan mengamalkan, atau mengukur sesuatu dengan
sesuatu yang lain kemudian mengamalkannya.

B. Dasar Hukum Ijma’ dan Qiyas

1. Dasar Hukum Ijma’


a. Al-Qur’an
Firman Allah dalam Al-Qur’an Surah An-Nisa ayat 59 yang
artinya :
“ Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah
Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu”.
Perkataan ulil amri yang terdapat pada ayat di atas berarti
hal, keadaan yang bersifat umum meliputi urusan dunia dan
urusan agama. Ulil amri dalam urusan dunia ialah raja, kepala
negara, pemimpin atau penguasa, sedang ulil amri dalam
urusan agama ialah para mujtahid. Dari ayat di atas dipahami
bahwa jika para ulil amri itu telah sepakat tentang sesuatu
ketentuan atau hukum dari suatu peristiwa, maka kesepakatan
itu hendaklah dilaksanakan dan dipatuhi oleh kaum
muslimin3.
b. Hadist
Bila para mujtahid telah melakukan ijma' tentang hukum
syara' dari suatu peristiwa atau kejadian, maka ijma' itu
hendaklah diikuti, karena mereka tidak mungkin melakukan

3
Agah, pengertian, dasar hukum, rukun, kemungkinan terjadinya, macam-macam ijma' IJMA’
[mherry.blogspot.comKamis, 06 September 2012 ]
kesepakatan untuk melakukan kesalahan apalagi kemaksiatan
dan dusta, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
Artinya: "umatku tidak akan bersepakat untuk melakukan
kesalahan." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

2. Dasar Hukum Qiyas


a. Al-Qur’an
Qs. An-nisa : 59
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah
dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.
kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu,
Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu)
dan lebih baik akibatnya”.
Maksud ayat di atas adalah menyamakan peristiwa yang
tidak memliki nash dengan peristiwa yang memiliki nash
karena kesamaan illat hukumnya adalah termasuk
mengembalikan permasalahan kepada Allah dan Rasul-Nya,
karena mengikuti hukum yang ditetapkan Allah dan
Rasulullah.
b. Hadist
“Ketika Rasulullah mengutusnya ke negeri Yaman, beliau
bertanya, “Dengan apa engkau memutskan suatu hukum
ketika dihadapkan suatu masalah kepadamu ?”. Muadz
berkata, “Aku putuskan dengan kitab Allah, Al-Quran, bila
tidak kutemukan maka dengan sunnah Rasululah, bila tidak
kutemukan maka aku berijtihad dengan pendapatku, dan aku
tidak akan condong”. Maka Rasulullah saw menepuk
dadanya dan bersabda, “Segala puji bagi Allah yang telah
memberikan pertolongan kepada utusan Rasulullah atas apa
yang ia relakan”.
Maksud hadits di atas adalah karena Rasul menyetujui
kepada Muadz untuk berijtihad dalam memutuskan hukum
yang tidak ditemukan nashnya dalam al-quran dan as-
sunnah. Adapun ijtihad adalah mencurahkan kemampuan
untuk mendapatkan suatu hukum, termasuk diantaranya
adalah qiyas4.

4
Hasna Aulia, Pengertian, dasar hukum, unsur-unsur, kedudukan, dan macam-macam Qiyas
C. Rukun Ijma’ Dan Qiyas

1. Rukun Ijma’
Ulama-ulama ushul fiqh menetapkan rukun-rukun ijma' sebagai
berikut:
a. ada beberapa orang mujtahid dikala terjadinya peristiwa dan
para mujtahid itulah yang melakukan kesepakatan.
b. Yang melakukan kesepakatan itu hendaklah semua mujtahid
yang ada dalam dunia Islam. Jika kesepakatan itu hanya
dilakukan oleh para mujtahid yang ada pada suatu negara saja,
maka kesepakatan yang demikian belum bisa dikatakan suatu
ijma'.
c. Kesepakatan itu harus dinyatakan secara tegas oleh setiap
mujtahid bahwa ia sependapat dengan mujtahid-mujtahid yang
lain tentang hukum (syara') dari suatu peristiwa (permasalahan)
yang terjadi pada masa itu.
d. Kesepakatan itu hendaklah merupakan kesepakatan yang bulat
dari seluruh mujtahid. jika terjadi suatu kesepakatan oleh
sebahagian besar mujtahid yang ada, maka keputusan yang
demikian belum pasti ke taraf ijma'.

2. Rukun Qiyas
a. Al-Ashlu (tempat mengqiyaskan), yaitu kejadian yang
hukumnya disebutkan dalam nash.
b. Al-Far’u (perkara yang diqiyaskan), yaitu kejadian yang
hukumnya tidak disebutkan dalam nash, maksudnya dalah untuk
disamakan dengan al ashlu dalam hukumnya.
c. Illat (Sifat-sifat yang menghimpunkan diantara keduanya), yaitu
alasan yang dijadikan dasar oleh hukum asal yang berdasarkan
adanya illat itu pada masalah baru, maka masalah baru itu
disamakan dengan masalah asal dalam hukumnya.
d. Al-hukmu (yang ditetapkan pada al-far’u setelah nyata tetapnya
pada asal), yaitu hukum syara’ yang dibawa oleh nash dalam
masalah asal. Tujuannya menjadi hukum dasar bagi masalah
baru.

D. Contoh Ijma’ dan Qiyas


1. Contoh Ijma’
a. Daadakannya adzan dan iqomah dua kali di sholat Jumat, dan mulai
diterapkan pada masa kepemimpinan Ustman bin Affan.
b. Diputuskannya untuk membukukan Al Quran dan dilakukan pada
masa kepemimpinan Abu Bakar As Shidiq.
c. Kesepakatan para ulama atas diharamkannya minyak babi.
d. Menjadikan as sunnah sebagai sumber hukum Islam yang kedua
setelah Al Quran
2. Contoh Qiyas
Berhubung qiyas adalah analogi atau perumpamaan, maka
contohnya adalah menentukan hukum halal haram dari narkotika.
Narkotika tidak disebutkan dalam Al Quran dan Al hadits ,selain itu
belum ada di zaman Nabi Muhammad SAW.
Maka para ulama dan ahli ijtihad kemudian menganalogikan
narkotika ini sebagai khamr (minuman yang memabukan). Sebab sifat
atau efek dari konsumsi narkotika sama atau bahkan lebih berbahaya
dibanding minuman memabukan tadi. Sehingga ditarik kesimpulan
bahwa narkotika hukumnya haram5.

5
Pujianti&Ridwan Karim, Ijma Dan Qiyas: Pengertian, Jenis, Dan Contoh
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat diketaui bahwa Ijma’


merupakan kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum
hukum dalam agama berdasarkan Al-Qur'an dan Hadist dalam suatu
perkara yang terjadi. Dan merupakan sumber hukum yang ketiga setelah
Al-Qur’an dan Hadits. Syarat ijma’ yakni ijma’ harus berkaitan dengan
hukum syara’ yang disepakati oleh seluruh mujtahid yang merupakan umat
Nabi Muhammad SAW dan dilakukan setelah Nabi Muhammad SAW
wafat. Macam-macam ijma’ antara lain ijma’ qauli, ijma’ sukuti, ijma’
sahabat, ijma’ ahlul bait, dan ijma’ ulama Madinah. Ijma’ merupakan
hujjah yang wajib diamalkan karena ijma’ merupakan sumber hukum yang
ketiga setelah Al-Qur’an dan Hadits.
Qiyas menurut bahasa adalah mengukurkan sesuatu atas yang lain,
agar diketahui persamaan antara keduanya. Sedangkan, menurut istilah
adalah menggabungkan sesuatu pekerjaan kepada yang lain tentang
hukumnya karena kedua pekerjaan itu ada persamaan sebab (‘illat) yang
menyebabkan hukumnya harus sama. Pada masa sahabat Qiyas itu
diartikan dengan mengembalikan sesuatu kepada tujuan syara’ kepada
kaedah-kaedah yang umum dan kepada illat-illat yang cepat dipahami
sehingga tidak diperselisihkan lagi.

B. Saran

Saya sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki
kekurangan yang jauh dari kata sempurna.Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu kepada sumber yang busa
dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran
mengenai pembahasan makalah di atas.
DAFTAR PUSTAKA

Asrowi. “Ijma Dan Qiyas Dalam Hukum Islam.” Jurnal Aksioma Al-Musaqoh 1,
no. 1 (2018): 30–49.

Aulia, H. (2017, 03 18). Pengertian, dasar hukum, unsur-unsur, kedudukan, dan


macam-macam Qiyas. Retrieved from educationworld505:
https://educationworld505.wordpress.com/2017/03/18/pengertian-dasar-
hukum-unsur-unsur-kedudukan-dan-macam-macam-qiyas/

ERA. (2021, 02 18). Ijma: Pengertian, Rukun, dan Dalilnya. Retrieved from
Berita Hari ini: https://kumparan.com/berita-hari-ini/ijma-pengertian-
rukun-dan-dalilnya-1vCJoSOcoGF/full

Kamil, P. (2021, 04 12). Ijma Dan Qiyas: Pengertian, Jenis, Dan Contoh.
Retrieved from deepublish:
https://penerbitbukudeepublish.com/materi/ijma-dan-qiyas/

Anda mungkin juga menyukai