3 Manajemen dan Oranisasi Perusahaan Angkutan Bermotor
1.Perencanaan Kapasitas Angkutan Bis Tahap awal dalam menyusun perencanaan angkutan bis setiap hari adalah menentukan jumlah pelayanan yang dibutuhkan pada setiap rute/trayek yang akan dilayani. Dengan mengetahui jumlah kuantitas pelayanan pada setiap rute, maka dapat diketahui jumlah bis dan jadwal perjalanan. Kuantilas pelayanan pada suatu rute adalah besarnya kapasitas rute, yaitu jumlah tempat duduk yang tersedia pada setiap jam. Kapasilas rute tergantung pada kapasitas bis dan frekuensi perjalanan bis. 2. Penentuan Kendaraan Dan Pendapatan Berdasarkan Waktu Perjalanan Waktu Perjalanan Efisiensi pelayanan angkutan umum jalan raya adalah suatu fungsi dari banyak factor antara lain adalah waktu bepergian (journey time). Waktu perjalanan adalah waktu yang diperlukan oleh bis untuk melakukan perjalanan dari satu tempat permulaan rute sampai ke ujung akhir. Waktu perjalanan merupakan fungsi panjang rute. Untuk melakukan perjalanan pada rute dalam kota yang panjangnya 20 km dapat diperkirakan akan mempunyai waktu perjalanan lebih lama daripada untuk rute dalam kota yang panjangnya 5 km. Waktu perjalanan juga merupakan fungsi kecepatan rata-rata kendaraan. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap kecepatan rata-rata kendaraan, seperti: l) Jarak Antara Pemberhentian Bis 2) Jumlah Penumpang Per Trip 3) Waktu Naik Dan Turun Rata-Rata Per Penumpang 4) Keadaan Jalan 5) Perilaku Pengemudi 6) Tanjakan 7) Kemacetan Lalu Lintas, Dan Lain-Iain. Dengan banyaknya variabel yang memengaruhi, kecepatan kendaraan rata-rata dari kota ke kota dan dari rute ke rute berbeda-bcda, sehingga dalam praktek untuk angkutan kota tidak: dilakukan penetapan kecepatan kendaraan rata-rata. Bagi operator; waktu perjalanan adalah sangat penting karena berpengaruh langsung terhadap kelayakan Finansial hasil pelayanan yang diberikan.
Waktu Perjalanan dan Pendapatan
Dari hasil perhitungan waktu perjalanan dan pendapatan bis tersebut . maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: Waktu perjalanan memunyai kaitan yang sangat: erat dengan kelangsungan hidup secara finansial dari pelayanan angkutan umum. Bila waktu perjalanan meningkat (misalnya karena kemacetan lalu lintas, bis yang diperlukan untuk dapat memberikan tingkat pelayanan tertentu (yaitu frekuensi) akan lebih banyak. Dengan demikian, biaya modal dan biaya operasi meningkat, sedangkan pendapatan per bis perjam menurun. Dari sudut pandang operator, setiap tindakan instansi pemerintah yang mengurangi waktu perjalanan sangat diharapkan karena kemampuan umuk memperbaiki keuntungan akan naik. Dalam hal disini sistem angkutan,jika kemacetan lalu lintas dapat dikurangi, maka kecepatan akan meningkat, yang selanjutnya akan mengurangi waktu perjalanan untuk operator angkutan umum. Oleh karena itu, investasi modal dalam kendaraan yang diperlukan umuk mengangkut sejumlah orang akan berkurang. Begitu pula jumlah biaya operasi kendaraan (bahan bakar, oli, awak kendaraan, dan sebagainya) juga akan berkurang. Hal ini akan memungkinkan operator-operator angkutan umum tetap dapat melangsungkan hidup secara finansial pada tarif yang ada sekarang. Efisiensi sistem angkutan jalan dapat menghasilkan manfaat untuk umum dalam hal waktu bepergian (journey time) yang lebih pendek dan tarif yang lebih murah. 3. Route Costing Route costing atau perhitungan biaya trayek adalah alat manajemen yang dipergunakan untuk mencapai tujuan perusahaan dan bagi pemerintah route costing dipergunakan dalam Proses perencanaan trayek. Bagi perusahaan yang hanya beroperasi pada satu trayek, perhitungan biaya trayek sangat sederhana. Namun, bagi perusahaan yang mengoperasikan kendaraannya pada beberapa trayek akan timbul masalah. Ada beberapa tujuan perhitungan biaya trayek: Pertama, untuk memungkinkan diperkirakannya biaya per trayek sehingga dapat dihitung besarnya keuntungan atau kerugian perusahaan. Kedua, untuk meunjukan bagaimana biaya-biaya dikeluarkan pada masing- masing trayek. Ketiga, untuk mengetahui struktur biaya. Sumber Data Route Costing Pendapatan: pendapatan yang diperoleh pada setiap trayek yang masih alam perencanaan. Biaya: Biaya bahan bakar,oli,dan ban,Biaya awak bis,Biaya penyusutan dan tingkat bunga,Biaya perawatan dan perbaikan, Biya asuransi,Biaya Overhead,Biaya bukan Overhead,Biaya langsung.
Perhitungan Biaya Trayek: Biaya masing-masing kategori dikelompokan bersama-
bersama untuk mendapatkan parameter berdasarkan pada:Biaya per kilometer bis, Biaya per bis (tidak termasuk overhead) per bulan, Biaya per kondektur per bulan, Biaya per bis (termasuk oerhead) per bulan. Identifikasi Masalah Route Costing Masalah yang terjadi adalah pegoperasian trayek yang tidak mencapai sasaran.Upaya untuk mencapai profit dengan cara menghitung operation ratio, yaitu perbandingan biaya terhadap pendapatan. Metode yang digunakan yaitu Metode Key Ratio dan Standar. 4.Skedul atau Penjadwalan Bis Penjadwalan bis adalah proses menyeluruh yang mencakup perencanaan operasi pelayanan bis dengan memperkecil jumlah bis yang diperlukan,termasuk awak bis yang diperlukan.Dalam hal ini terdapat 4 tahapan: Pembuatan daftar perjalanan bis Kompilasi penjadwalan bis Kompilasi penjadwalan awak bis Pembuatan daftar nama awak bis 5.Perencanaan Angkutan Barang Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan angkutan barang dalam suatu perusahaan /industir adalah: Jumlah barang yang akan diangkut,sifat barang,dan persyaratan kemasan barang Total biaya angkutan dan penentuan besarnya tarif angkutan Penentuan jenis alat angkutan yang tepat Penentuan rute/trayek,bongkar muat, dan tranhipment Jarak tempuh dan waktu perjalanan Keamanan barang, risiko kerusakan barang, dan asuransi Dokumentasi dan administrasi pengiriman barang Pemiliham Jenis Moda angkutan mana yang paling tepat apakah truk,kereta api,kapal,atau pesawat terbang,harus mempertimbangkan: Keamanan barang selama perjalanan Ketepatan jadwal waktu keberangkatan Sistem bongkar muat barang Citra perusahaan