Makalah Bab 2
Makalah Bab 2
1945 dalam konteks pembangunan nasional. Indikator suksesnya pembangunan didasari model
perkembangan pembangunan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada kesenjangan sosial
akibat pengembangan pembangunan yang tidak tepat sasaran.
BAB II
PEMBAHASAN
Perencanaan Pembangunan
1. Pengertian Perencanaan Pembangunan
Definisi dasar dari sebuah perencanaan yang mana diartikan sebagai suatu proses
mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu (Tjokroamidjojo, 1984), sama halnya dengan definisi dari perencanaan
pembangunan. Selanjutnya Tjokroamidjojo (1984), mengartikan perencanaan pembangunan
adalah sebagai suatu pengarahan penggunaan sumber-sumber pembangunan (termasuk
sumber-sumber ekonomi) yang terbatas adanya, untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu
berdasarkan keadaan sosial ekonomi yang lebih baik secara efektif dan efisien. Pada dasarnya
perencanaan pembangunan adalah pengambilan alternatif yang dianggap alternatif terbaik
dengan sumber daya yang tersedia secara tepat. Perencanaan pembangunan juga diartikan
sebagai suatu proses pemikiran dan penentuan menyeluruh yang sudah dipertimbangkan
sedemikian rupa, dibuat secara sistematik untuk mencapai tujuan tertentu pada waktu yang
telah ditetapkan untuk masa yang akan datang (Soekartawi, 1990).
Berdasarkan pengertian perencanaan pembangunan di atas, maka pengertian perencanaan
pembangunan dapat disimpulkan sebagai proses pemikiran yang mengarahkan sumber-
sumber pembangunan secara efektif dan efisien. Selain itu juga mengupayakan berbagai
alternatif yang dianggap sebagai alternatif terbaik untuk mencapai tujuan tertentu di masa
yang akan datang. Pemilihan alternatif yang paling baik diharapkan mampu mencapai suatu
tujuan yang berguna bagi kualitas pembangunan kedepannya.
2. Ciri Perencanaan Pembangunan
Perencanaan Pembangunan memiliki ciri-ciri tersendiri yang dengan mudahnya dapat
dibedakan dengan perencanaan yang lain. Menurut Tjokroamidjojo (1984), ciri-ciri suatu
perencanaan pembangunan bersifat usaha pencapaian tujuan-tujuan pembangunan yang
berkaitan dengan peranan pemerintah sebagai pendorong pembangunan (agent of
development). Secara rinci, menurut Tjokroamidjojo (1984) perencanaan pembangunan
memiliki ciri- ciri sebagai berikut:
a. Suatu rencana untuk mencapai perkembangan sosial ekonomi yang tetap
(steady economic growth)
b. Usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita
c. Usaha untuk mengadakan perubahan struktur ekonomi
d. Perluasan kesempatan kerja
e. Usaha pemerataan pembangunan
f. Adanya usaha pembinaan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat yang lebih
menunjang kegiatan-kegiatan pembangunan
g. Kemampuan membangun lebih didasarkan pada kemampuan sosial
h. Terdapatnya usaha secara terus menerus dalam menjaga stabilitas ekonomi
i. Ada pula negara-negara yang mencantumkan sebagai tujuan pembangunan hal-hal
yang fundamental/ideal atau yang bersifat jangka panjang.
Jika disimpulkan, maka sesuai dengan ciri-ciri yang telah diuraikan di atas,
perencanaan pembangunan harus dilakukan sebagaimana mestinya agar memperoleh hasil
yang baik. Sumber daya yang ada harus dimanfaatkan secara efektif dan efisien agar tujuan
yang diinginkan dapat tercapai. Perencanaan juga berkaitan dengan upaya pemerintah untuk
mendorong dan menjadikan pembangunan dengan perspektif jangka panjang.
Syarat Perencanaan
Perencanaan dapat dikatakan baik apabila memiliki, mengetahui, dan memperhitungkan
beberapa hal di bawah ini, yaitu :
1. Tujuan akhir yang dikehendaki
2. Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya (yang mencerminkan pemilihan
dari berbagai alternatif)
3. Jangka waktu mencapai sasaran-sasaran tersebut
4. Masalah-masalah yang dihadapi
5. Modal atau sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya
6. Kebijakan-kebijakan untuk melaksanakannya
7. Orang, organisasi, atau badan pelaksananya
8. Mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pelaksanannya.
Fungsi/Manfaat Perencanaan
Tahap perencanaan amat penting dalam menentukan kebijakan maupun pembangunan sebuah
wilayah, hal itu dikarenakan perencanaan memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Sebagai alat koordinasi seluruh stakeholders
2. Sebagai penuntun arah
3. Minimalisasi ketidakpastian
4. Minimalisasi inefisiensi sumberdaya
5. Peneteapan standar dan pengawasan kualitas
Perencanaan yang ideal
• Prinsip partisipatif: masyarakat yang akan memperoleh manfaat dari perencanaan harus
turut serta dalam prosesnya.
• Prinsip kesinambungan: perencanaan tidak hanya berhenti pada satu tahap; tetapi harus
berlanjut sehingga menjamin adanya kemajuan terus-menerus dalam kesejahteraan, dan
jangan sampai terjadi kemunduran.
• Prinsip holistik: masalah dalam perencanaan dan pelaksanaannya tidak dapat hanya dilihat
dari satu sisi (atau sektor) tetapi harus dilihat dari berbagai aspek, dan dalam keutuhan
konsep secara keseluruhan.
• Mengandung sistem yang dapat berkembang (a learning and adaptive system).
• Terbuka dan demokratis (a pluralistic social setting).
Good Governance
Good Governance adalah tata kelola pemerintahan yang baik yang telah didefinisikan oleh
berbagai lembaga yang diakui oleh dunia. Salah satu lembaga tersebut yaitu United Nations
Development Program (UNDP) dalam dokumen kebijakannya yang berjudul “Governance
for sustainable human development” (1997) mendefinisikan good governance sebagai
hubungan yang sinergis dan konstruktif di antar negara, sektor swasta, dan society
(Dwiyanto, 2005 : 82).
Pengertian governance menurut UNDP (United Nation Development Program) yang dikutip
oleh Sedarmayanti (2003 : 5) terdapat tiga model tata kepemerintahan yang baik, sebagai
berikut :
1. Politcal Governance yang mengacu pada proses pembuatan keputusan untuk merumuskan
kebijakan (policy/strategy formulation).
2. Economic Governance yang meliputi proses pembuatan keputusan yang memfasilitasi
terhadap equity (kekayaan), proverty (properti), serta quality of life (kualitas hidup).
3. Administrative Governance yang mengacu pada sistem implementasi kebijakan.
Untuk terwujudnya tata kepemerintahan yang baik maka diperlukan prinsip – prinsip good
governance sebagai tolak ukur kinerja suatu pemerintahan. Menurut Lembaga Administrasi
Negara (2003 : 7) prinsip – prinsip Good Governance, sebagai berikut :
1. Partisipasi masyarakat
Partisipasi Masyarakat yaitu masyarakat memiliki hak suara baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang sah dalam pengambilan keputusan.
2. Tegaknya Supremasi Hukum
Tegaknya Supremasi Hukum menjelaskan bahwa kerangka hukum yang dimiliki oleh suatu
Negara harus adil dan tidak ada diskriminasi, tegas serta disiplin sebagai pedoman suatu
Negara mengatur jalannya kepemerintahan yang baik.
3. Transparansi
Transparansi dibangun untuk memberikan informasi secara bebas dan jelas. Seluruh proses
yang terjadi di Pemerintahan harus dapat secara mudah diakses oleh masyarakat dan mudah
dimengerti.
4. Peduli pada Stakeholder
Peduli pada Stakeholder ini yaitu lembaga – lembaga harus melayanai semua pihak yang
berkepentingan sesuai standar yang berlaku.
5. Berorientasi pada Kasus
Berorientasi pada Konsensus yaitu menjadi suatu jembatan untuk kepentingan – kepentingan
atau bidang – bidang yang berbeda guna terbangunnya masa depan yang baik untuk
sekelompok masyarakat terutama dalam kebijakan dan prosedur.
6. Kesetaraan
Kesetaraan yaitu semua masyarakat berhak mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki dan
mensejahterahkan diri mereka sendiri.
7. Efektivitas dan Efisien
Efektifitas dan Efisiensi yaitu suatu proses pemerintahan harus mengelola sumber – sumber
daya secara optimal untuk kepentingan masyarakat sesuai kebutuhan yang diperlukan.
8. Akuntabilitas
Akuntabilitas yaitu dapat terjadi di semua organisasi yaitu bentuk suatu pertanggungjawaban
yang telah dilaksanakan oleh suatu organisasi. Pertanggungjawabannya yaitu bisa dalam
bentuk laporan yang dibuat oleh pemerintah setiap tahunnya.
9. Visi Strategis.
Visi strategis yaitu prinsip ini diutamakan untuk para pemimpin dan masyarakat untuk
memikirkan perspektif yang jauh ke depan untuktata kepemerintahan yang baik serta
kepekaan untuk mewujudkannya (Lembaga Administrasi Negara, 2003:7)
Pelaku Pembangunan
Untuk memahami good governance, maka perlu mengetahui integrasi antar 3 aktor utama
tersebut dalam suatu mekanisme kerja yang diakui oleh para pihak, yaitu:
1. Pemerintah
Peran pemerintah harus mampu menciptakan suatu iklim yang kondusif bagi
terselenggaranya berbagai kegiatan (ekonomi, politik, budaya, keamanan, peraturan).
Pemerintah berfungsi dalam mengatur, berperan dalam melakukan pengarahan,
fasilitasi pembangunan, dan membuka peluang seluasnya kepada masyarakat dan
swasta untuk berperan dalam pembangunan.
2. Sektor Swasta
Adapun sektor swasta akan berperan di bidang pengembangan kegiatan perekonomian
yang mampu memberi peluang masyarakat untuk mendapatkan penghasilan lebih baik
sehingga kesejahteraannya meningkat. Lebih jelasnya, swasta sebagai pelaku utama
kegiatan pembangunan, menciptakan pergerakan ekonomi yang tinggi sehingga
menciptakan kesempatan kerja yang besar. Kontribusi peran swasta tersebut dapat
memberikan penerimaan yang besar kepada pemerintah, pusat dan daerah.
3. Masyarakat
Sedangkan peran masyarakat, adalah tuntutan kemampuan untuk mengisi peluang
yang tercipta dibidang ekonomi, sosial, budaya maupun politik, serta melakukan
pemantauan terhadap mekanisme good governance tersebut. Masyarakat sebagai salah
satu pelaku prinsip good governance, berperan dalam pengembangan dan penguatan
kelembagaan yang mampu tumbuh dengan kekuatan sendiri, dan membangun
kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka proses produksi maupun pemasaran.
Ini berarti bahwa masyarakat harus diberdayakan agar memiliki kemampuan yang
seoptimal mungkin.
Sebagaimana telah disebutkan di atas, maka prinsip good governance adalah
sinergitas antara 3 pelaku yaitu: pemerintah sebagai pengaturan dalam pelayanan masyarakat,
serta masyarakat bersama swasta melakukan pelaksanaan organisasi berdasarkan kaidah-
kaidah manajemen yang baik dalam rangka memberikan pelayanan. Lebih jauh lagi,
keterlibatan 3 pelaku good governance seluruhnya harus berorientasi pada kepentingan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unpas.ac.id/29067/4/BAB%20II.pdf
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/1596/05.2%20bab%202.pdf?sequence=8
A.