Anda di halaman 1dari 4

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER ANALISA POLITIK LUAR NEGERI

Dosen Pengampu:
Dr. Adian Firnas, M. Si
Disusun oleh:
Syarah Shabrina
NIM. 11201130000029
HI-4C
1. Pada aspek kondisi dalam negeri, fokus analisa Coplin terletak pada relasi antara berbagai
aktor yang disebutnya sebagai policy influencer dalam upayanya memengaruhi periaku politik
luar negeri mereka. Jelaskan policy influencer yang dimaksud Coplin tersebut kemudian
berikan contoh kasus!
Jawaban:
Dalam analisis luar negeri, terdapat teori pengambilan keputusan luar negeri oleh
negara. Maka, diketahui pengertian politik luar negeri berdasarkan William D. Coplin.
Menurutnya, politik luar negeri berisikan sejumlah atau beberapa aktivitas yang dapat
dikategorikan menjadi 3 macam, yakni kebijakan umum, keputusan-keputusan administratif,
serta keputusan kritis. Artinya, politik luar negeri bersifat umum namun secara tidak langsung
serangkaian keputusan tersebut memiliki keterkaitan. Coplin juga menjelaskan bahwa
kebijakan luar negeri telah dipengaruhi oleh kondisi politik dalam negeri, kemampuan
ekonomi dan militer, serta konteks internasional. Oleh karena itu, kebijakan yang diambil suatu
negara bukan hanya sebatas keinginan pribadi saja, tetapi juga berdasarkan dari hasil
pertimbangan 3 pengaruh tersebut.
Analisa yang digagaskan oleh Coplin, difokuskan terhadap hubungan antar para
pengambil keputusan politik luar negeri dengan aktor-aktor dalam negeri sebagai upaya untuk
mempengaruhi perilaku politik luar negeri mereka, hal ini Coplin menyebutkan istilahnya yaitu
policy influencers bagi yang mempengaruhi kebijakan atau pengambil keputusan yang diambil
oleh aktor politik domestik. Hubungan antara pengambil keputusan dengan policy influencers
terjadi secara timbal balik, dimana keduanya menjadi sumber dukungan dan mempermudah
jalan tuntutannya untuk diputuskan sebagai suatu kebijakan. Pengambil keputusan menentukan
kepentingan nasional, mengatur strategi, serta membuat kebijakan atau mengevaluasi
kebijakan yang sudah dilaksanakan. Coplin membedakan policy influencers menjadi 4 macam,
namun tidak selalu memiliki pandangan yang sama terhadap suatu kebijakan, antara lain:
Bureaucratic influencer, adalah beberapa individu maupun organisasi di dalam
lembaga eksekutif pemerintah yang membantu para pengambil keputusan dalam menyusun
serta melaksanakan kebijakan berdasarkan akses untuk memberikan informasi kepada mereka.
Bureaucratic influencer memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pengambilan keputusan.
Anggota birokrasi yang bertindak sebagai policy influencer juga menjadi pengambil
keputusan. Partisan influencer, adalah menerjemahkan atau menafsirkan tuntutan-tuntutan
masyarakat menjadi tuntutan politis, yakni tuntutan kepada para pengambil keputusan yang
menyangkut kebijakan pemerintah. Mereka memiliki upaya untuk mempengaruhi kebijakan
dengan dengan cara menekankan para penguasa dan menyediakan orang yang dapat berperan,
seperti partai politik dalam sistem demokrasi.
Interest influencer, adalah sekelompok individu yang bergabung bersama melalui
serangkaian kepentingan yang sama dan belum cukup luas untuk menjadi dasar bagi aktivitas
kelompok partai, namun sangat dibutuhkan untuk menyerahkan sumber-sumber agar mendapat
dukungan dari pengambil keputusan yang lain. Untuk mendapatkan dukungan, Interest
influencer menjanjikan dukungan finansial atau menngancam menarik dukungan, karena jika
tidak berperan dalam menentukan kebijakan, ia pasti berperan dalam mengkritisi para
pengambil keputusan. Oleh karena itu, sistem interest influencer beroperasi melalui partisan
influencer dan bureaucratic influencer Mass influencer, yakni terwujud berdasarkan opini
public yang dibentuk oleh media massa. Opini publik ini bukan bermaksud untuk membentuk
kebijakan luar negeri tetapi untuk merasionalisasinya. Dampak mass influencers ini beragam
tergantung pada sistem politik yang dianut suatu negara.
Adapun contoh kasusnya adalah tipe bureaucratic influencer menjadi tipe yang tepat
digunakan dalam menganalisa politik dalam negeri Arab Saudi. Sejak tahun 1932 atau
didirikannya, Arab Saudi dipimpin oleh raja yang berperan sebagai kepala negara, kepala
pemerintahan, dan perdana menteri yang memiliki kekuasaan absolut, dimana semua kebijakan
dalam negeri maupun luar negeri diambil oleh raja. Meskipun raja hanya sebagai aktor tunggal,
namun raja data dipengaruhi oleh keluarga yang ada disekelilingnya. Hal ini, keluarga raja
merupakan kedudukan yang strategis dalam pemerintahan Arab Saudi sekaligus menjadi
birokrat yang mempengaruhi kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Raja Arab Saudi.
2. Dalam pembahasan tentang teori perumusan kebijakan luar negeri Rosenau melihat societal
source sebagai salah satu faktor yang patut dipertimbangkan pengaruhnya. Faktor ini
merupakan sumber internal yang mencakup faktor kebudayaan dan sejarah, pembangunan
ekonomi, struktur sosial dan opini publik. Buatlah satu contoh kasus analisis politik luar negeri
dengan menggunakan societal source sebagai sumber yang memengaruhi proses perumusan
kebijakan luar negeri!
Jawaban:
Sumber masyarakat (societal sources) adalah sumber yang berasal dari ingkungan
internal. Sumber ini mencakup faktor kebudayaan dan sejarah, pembangunan ekonomi,
struktur sosial, dan perubahan opini publik. Kebudayaan dan sejarah mencakup nilai, norma,
tradisi, dan pengalaman masa lalu yang mendasari hubungan antara anggota masyarakat.
Pembangunan ekonomi mencakup kemampuan dari sebuah negara untuk mencapai
kesejahteraannya sendiri. Hal ini dapat mendasari kepentingan negara tersebut untuk
berhubungan dengan negara lain. Struktur sosial mencakup sumber daya manusia yang
dimiliki suatu negara atau seberapa besar konflik dan harmoni internasl dalam masyarakat.
Opini publik juga menjadi faktor dimana penstudi dapat melihat perubahan sentiment
masyarakat terhadap dunia luar.
Contoh kasusnya adalah adanya sejarah perang antara Korea Utara dan Korea Selatan,
yang dimana sebenarnya perang tersebut belum usai sehingga keduanya masih melakukan
gencatan senjata. Kondisi dari adanya gencatan senjata ini mempengaruhi kebijakan luar
negeri bagi keduanya, khususnya bagi Korea Utara yang kebijakan luar negerinya nya selalu
mempertimbangkan keamanan Korea Utara. Oleh karena itu, kebijakan Korea Utara terlalu
berfokus terhadap keamanan negaranya. Jadi, adanya sejarah perang Korea memberikan
dampak keamanan negara Korea Utara sehingga Korea Utara membuat kebijakan dalam
mengamankan negaranya, salah satunya adalah kebijakan politik nuklir Korea Utara. Alasan
Korea Utara membuat kebijakan ini adalah Korea Utara ingin menunjukkan kepada dunia
bahwa ia bukan negara yang dianggap remeh. Kesuksesan uji coba nuklir Korea Utara
membuktikan bahwa Pyongyang memiliki serangkaian tujuan dalam pengembangan nuklirnya
dan ditunjukkan kepada dunia internasional. Tujuan dari adanya hal ini adalah untuk
meneguhkan Korea Utara sebagai bangsa yang tidak dapat didikte oleh negara manapun dan
dapat memiliki posisi sejajar dengan negara-negara besar dalam hal senjata nuklir. Dengan
adanya program nuklir ini, Korea Utara mempunyai beberapa kepentingan untuk menjaga
keamanan rezim, self-defense, motif ekonomi, dan demi mengangkat prestise Korea Utara di
mata masyarakat internasional pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai