Anda di halaman 1dari 6

ACARA III

BUDIDAYA TANAMAN EDAMAME

A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Hari : Rabu
Tanggal : 21 September 2022
Waktu : 14.00 WIB
Tempat : Kebun Percobaan, Fakultas Pertanian, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta,
Sempu,Wedomartani, Ngemplak, Sleman, D.I.
Yogyakarta.

B. TUJUAN
1. Mempelajari cara budidaya enamame
2. Mengetahui pemberian rhizobium terhadap pertumbuhan tanaman

C. TINJAUAN PUSTAKA
Kedelai (Glycine max L. Merill), dikenal dengan sebutan edamame di
Jepang dan mau dou di China, merupakan salah satu jenis kacang-kacangan
yang termasuk dalam kategori tanaman sayuran (green soybean vegetable).
Tanaman ini merupakan salah satu sayuran penting di Jepang, Taiwan, China
dan Korea. Di Jepang, negara asal kedelai ini, kedelai sayur termasuk tanaman
tropis dan dijadikan sebagai sayuran serta makanan sehat (Widati dan Hidayat,
2012).
Klasifikasi edamame menurut (Artika et al., 2017) adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledone
Ordo : Polypetales
Famili : Leguminosea
Sub-famili : Papilionideae
Genus : Glycine
Species : Glycine max (L) Merril
Tanaman kedelai edamame memiliki sistem perakaran tunggang. Akar
kedelai terdiri dari akar tunggang, lateral, dan adventif. Akar tunggang akan
berbentuk dari akar dengan empat baris akar sekunder yang tumbuh pada akar
tunggang, dan sejumlah akar cabang yang tumbuh pada akar sekunder.
Sedangkan akar adventif tumbuh dari bawah hipokotil. Akar lateral yaitu akar
yang tumbuh mendatar atau sedikit menekuk dengan panjangnya 40-75 cm.
(Artika et al., 2017).
Pertumbuhan batang edamame dibedakan menjadi dua tipe,yaitu tipe
determinate dan indeterminate. Perbedaan sistem pertumbuhan batang ini
didasarkan atas keberadaan bunga pada pucuk batang. Pertumbuhan batang
tipe determinate ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat
tanaman mulai berbunga. Sementara pertumbuhan batang tipe indeterminate
dicirikan bila pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun, walaupun
tanaman sudah mulai berbunga. Cabang akan muncul di batang tanaman.
Jumlah cabang tergantung dari varietas dan kondisi tanah (Pambudi, 2013)
Daun tunggal mempunyai panjang 4-20 cm dan lebar 3-10 cm.
Tangkai daun lateral umumnya pendek sepanjang 1 cm atau kurang. Dasar
daun terminal mempunyai dua stipula kecil dan tiap daun lateral mempunyai
sebuah stipula. Setiap daun primer dan daun bertiga mempunyai pulvinus yang
cukup besar pada titik perlekatan tangkai dengan batang. Pulvini berhubungan
dengan pergerakan daun dan posisi daun selama siang dan malam hari yang
disebabkan oleh perubahan tekanan osmotik diberbagai bagian pulvinus (Adie
dan Krisnawati, 2016).
Edamame mempunyai dua stadia tumbuh, yaitu stadia vegetatif dan
stadia reproduktif. Stadia vegetatif mulai dari tanaman berkecambah sampai
saat tanaman memiliki daun, sedangkan stadia reproduktif mulai dari
pembentukan bunga sampai pemasakan biji. Edamame termasuk peka
terhadap perbedaan panjang hari, khususnya saat pembentukan bunga. Bunga
kedelai menyerupai 6 kupu-kupu. Tangkai bunga umumnya tumbuh dari
ketiak tangkai daun yang diberi namarasim. Jumlah bunga pada setiap ketiak
tangkai daun sangat beragam, antara 2-25 bunga, tergantung kondisi
lingkungan tumbuh dan varietas. Kedelai edamame warna bunga yang umum
pada berbagai varietas edamame hanya dua, yaitu putih dan ungu (Artika et
al., 2017).
Pada polong edamame terdapat biji yang berjumlah 2-3 biji. Setiap biji
edamame mempunyai ukuran bervariasi, tergantung pada varietas tanaman,
yaitu bulat, agak gepeng, dan bulat telur. Namun demikian, sebagian besar biji
berbentuk bulat telur. Biji edamame terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu
kulit biji dan janin (embrio) (Pambudi, 2013).
Tanaman kedelai memerlukan kondisi lingkungan tumbuh yang
optimal. Tanaman kedelai sangat peka terhadap perubahan faktor lingkungan
tumbuh, khususnya tanah dan iklim. Kebutuhan air sangat tergantung pada
pola curah hujan yang turun selama pertumbuhan, pengelolaan tanaman, serta
umur varietas yang ditanam. Tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah
yang memiliki curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan. Sedangkan untuk
mendapatkan hasil optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara
100-200 mm/bulan. Suhu yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman kedelai
berkisar 22-270C. Kelembaban udara yang optimal bagi tanaman kedelai
berkisar RH 75-90% selama periode tanaman tumbuh 8 hingga stadia
pengisian polong dan kelembaban udara rendah (RH 60-75%) pada waktu
pematangan polong hingga panen (Sumarno, 2016).
Perbanyakan tanaman edamame dapat dilakukan dengan cara
pemberian rhizobium. Penggunaan Rhizobium merupakan salah satu teknologi
budidaya yang ramah lingkungan, berkelanjutan dan layak digunakan dalam
program peningkatan produktivitas tanaman kedelai dan merupakan salah satu
alternatif untuk memenuhi kebutuhan nitrogen terhadap tanaman kedelai,
sehingga akan mengurangi terhadap penggunaan pupuk kimia (Mulyadi,
2012). Keuntungan penggunaan rhizobium timbulnya simbiosis antara
rhizobium dengan akar tanaman legum, sehingga akan menghasilkan organ
penambat nitrogen yaitu bintil akar (Purwaningsih et al., 2012).

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Planter bag
b. Cangkul
c. Cetok
d. Ember
2. Bahan
a. Benih edamame
b. Media tanam
c. Pupuk kandang
d. Rhizobium
e. NPK

E. CARA KERJA
1. Mencampur media tanam yang akan digunakan dengan campuran tanah,
arang sekam, dan humus dengan perbandingan 3:2:2
2. Memasukkan media tanam pada planter bag
3. Memberi pupuk dasar dari pupuk kandang dengan dosis 500gr per planter
bag.
4. Melakukan sebanyak dua kali
5. Membuat lubang tanam dengan dengan kedalaman 2 cm sebanyak 3 buah
setiap planter bag
6. Membasahi benih edamame dengan air kemudian mentiriskan.
menambahkan bubuk rhizobium dengan dosis 5g/kg benih kemudian
meratakan dan mengkeringanginkan.
7. Memasukan benih pada planter bag pertama yang tidak diberi perlakuan,
mengisi 2 buah benih pada setiap lubang dan menutup dengan tanah.
Melakukan langkah yang sama Pada planter bag kedua yang menggunakan
benih yang telah diberi rhizobium.
8. Melakukan pemeliharaan tanaman dengan, penyiraman, penyulaman,
penyiangan, dan pengendalian hama penyakit.
9. Melakukan pemupukan susulan menggunakan pupuk NPK dengan dosis
50gr dilakukan pada umut 7HST.
10. Mengamati pertumbuhan tanaman setiap seminggu sekali.

F. HASIL PENGAMATAN
DAFTAR PUSTAKA

Adie, M. Dan Krisnawati, A. 2007. Biologi Tanaman Kedelai. Balai Penelitian


Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (BALITKABI). Malang.

Artika, S., D. Fitriani, dan F. Podesta. 2017. Pengaruh Ukuran Benih dan Varietas
terhadap Viabilitas dan Vigor Benih Kacang Kedelai (Glycine max L.
Merril). Jurnal Buletin Plasma Nutfah. 15(2):59-69.

Mulyadi, 2012. Pengaruh Pemberian Legin, pupuk NPK (15:15:15) dan urea pada
tanah gambut terhadap kandungan N, P total pupuk dan bintil akar kedelai
(Glycime max (L) Merr. Kaunia 8, 21-29.

Pambudi, S. 2013. Budidaya dan Khasiat Kedelai Edamame Cemilan Sehat dan
Lezat Multi Manfaat. Penerbit Pustaka Baru. Yogyakarta. 111 hlm.

Purwaningsih, O., D. Indradewa, S. Kabirun, D. Shiddiq. 2012. Tanggapan


Tanaman Kedelai Terhadap Inokulasi Rhizobium. Jurnal Agrotop, 2(1):
25-32.

Sumarno, Manshuri Gozi Ahmad. 2016. Persyaratan Tumbuh Dan Wilayah


Produksi Kedelai Di Indonesia. Pusat Penelitian Dan Pengembangan
Tanaman Pangan. Bogor.

Widati, F. dan I. M. Hidayat. 2012. Kedelai Sayur (Glycine max L. Merill) sebagai
Tanaman Pekarangan. IPTEK Hortikultura. Balai Penelitian Tanaman
Sayuran, Lembang. Jawa Barat.

Anda mungkin juga menyukai