1252 2899 1 PB
1252 2899 1 PB
1252 2899 1 PB
Rahmi Yuningsih
Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI
Jl. Gatot Subroto Senayan Jakarta
Abstract: Food and drug are important components of National Health System. The use of food and drug need to
consider some aspects of safety, quality, efficacy/benefit, and nutrition. The drug cost aspect should be taken into
consideration as well because drug contributes to a high spending of national health expenditure. Food and drug
are closely monitored through pre-market and post-market control. However, there are still many cases related to
the supply chain and the use of illegal food and drug, such as an illegal vaccine case in 2003 that was successfully
revealed in 2016. Therefore, there is a need to strengthen pre-market and post-market control. Qualitative method
is used. Data were collected through interviews and literature review on the drafting of the Bill on Drug and Food
Control and the Indonesian use of Traditional Medicion Indonesian in Expert of the DPR RI in 2017. The result
showed that one of the efforts to strengthen food and drug control is through institutional strengthening. Such as
establishment of Drug and Food Investigator of Control Agencies at district/city level and increased capacity of
food and drug supervisors and Civil Servant Drug and Food Investigator of Control Agencies.
Keyword: drug, food, pre-market control, post-market control.
Abstrak: Obat dan makanan merupakan komponen penting dalam Sistem Kesehatan Nasional. Penggunaan obat
dan makanan perlu mempertimbangkan aspek keamanan, mutu, khasiat/manfaat, dan gizi. Aspek biaya juga perlu
menjadi pertimbangan, dikarenakan obat menyumbang tingginya pengeluaran belanja kesehatan suatu negara.
Peredaran obat dan makanan harus diawasi secara ketat melalui upaya pengawasan pre-market dan post-market.
Namun demikian, masih banyak ditemukan kasus terkait peredaran dan penggunaan obat dan makanan ilegal
seperti kasus vaksin palsu yang sudah berlangsung sejak tahun 2003 dan berhasil diungkap pada tahun 2016. Oleh
karena itu, diperlukan upaya penguatan pengawasan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data
dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan studi kepustakaan dalam kegiatan penyusunan naskah akademik
dan draft RUU Pengawasan Obat dan Makanan serta Pemanfaatan Obat Asli Indonesia yang dilakukan di Pusat
Perancangan Undang-Undang Badan Keahlian DPR RI tahun 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya
penguatan pengawasan obat dan makanan dapat dilakukan melalui penguatan kelembagaan yaitu pembentukan
Unit Pelaksana Teknis Badan Pengawas Obat dan Makanan (UPT BPOM) sampai ke tingkat kabupaten/kota dan
peningkatan kapasitas tenaga pengawas obat dan makanan serta Penyidik Pegawai Negeri Sipil Badan Pengawas
Obat dan Makanan (PPNS BPOM).
Kata kunci: obat, makanan, pengawasan pre-market, pengawasan post-market.
Rahmi Yuningsih, Penguatan Kendali Pemerintah terhadap Peredaran Obat dan Makanan | 13
yang memengaruhi belanja kesehatan suatu negara. diedarkan setelah mendapat izin edar sesuai
Menurut Baugh (2004:5), pengeluaran belanja dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
obat di Amerika Serikat meningkatkan belanja Makanan dan minuman yang tidak memenuhi
asuransi kesehatan secara dramatis dengan rata-rata ketentuan standar, persyaratan kesehatan dan/
peningkatan sebesar 16,3% per tahun. Pengeluaran atau membahayakan kesehatan dilarang untuk
tertinggi untuk obat sistem saraf pusat. Kebijakan diedarkan, ditarik dari peredaran, dicabut izin
kendali obat melibatkan dua pertimbangan, yaitu: edar, dan disita untuk dimusnahkan sesuai dengan
terapi obat yang hemat biaya, namun efektif dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
memberikan khasiat klinis. Salah satu bagian dari makanan adalah
Sediaan farmasi merupakan salah satu sumber pangan olahan, yang diproduksi dalam skala
daya di bidang kesehatan. Sebagaimana yang industri maupun skala rumah tangga. Pemerintah
tercantum dalam Ketentuan Umum Undang- berwenang untuk mengatur standar dan persyaratan
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan keamanan, mutu dan gizi pangan olahan tersebut.
yang menyebutkan bahwa sumber daya di Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012
bidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tentang Pangan, disebutkan bahwa pangan olahan
tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi adalah makanan atau minuman hasil proses dengan
dan alat kesehatan, serta fasilitas pelayanan cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan
kesehatan dan teknologi yang dimanfaatkan untuk tambahan. Pasal 108 ayat (3) menyebutkan bahwa
menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan pengawasan terhadap persyaratan keamanan, mutu
oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau dan gizi pangan, serta persyaratan label dan iklan
masyarakat. Sediaan farmasi terdiri dari obat, bahan pangan untuk pangan olahan dilaksanakan oleh
obat, obat tradisional dan kosmetika. Narkotika lembaga pemerintah, yang melaksanakan tugas
dan psikotropika merupakan bagian dari obat yang pemerintahan di bidang pengawasan obat dan
memerlukan pengendalian dan pengawasan yang makanan.
begitu ketat untuk menghindari penyalahgunaan. Pengamanan obat dan makanan dilakukan
Ada lembaga tersendiri yang bertugas mencegah untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang
dan memberantas penyalahgunaan narkotika dan disebabkan oleh penggunaan obat dan makanan
psikotropika. yang tidak memenuhi standar dan persyaratan
Dalam perkembangannya, istilah sediaan mutu, keamanan, khasiat/manfaat dan gizi.
farmasi sebagaimana yang tertera dalam Undang- Pemerintah berperan melindungi masyarakat
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, melalui pengawasan pre-market dan post-market.
belum mencakup kelompok suplemen makanan, Pengawasan pre-market dilakukan melalui upaya
obat bahan alam dan ekstrak bahan alam. pemberian izin edar. Hanya produk obat dan
(Wawancara dengan BPOM, 6 Juni 2017) Padahal makanan yang telah memiliki izin edar yang
ketiga kelompok tersebut sering digunakan dalam diperbolehkan untuk diedarkan di masyarakat.
bidang kefarmasian. Suplemen makanan tidak sama Adapun pengawasan post-market dilakukan melalui
dengan obat (obat kimia). Perbedaannya, yaitu: upaya pengawasan rutin dan pengujian sampel
suplemen makanan dapat berasal dari bahan alam, produk yang telah beredar di masyarakat.
dosis yang tidak berbatas, dan tidak menimbulkan Berdasarkan Pasal 68 Keputusan Presiden
efek samping, karena tubuh pada umumnya selalu Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,
membutuhkan nutrisi. Obat bahan alam dan ekstrak Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan
bahan alam memiliki cakupan yang lebih luas dari Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen
istilah obat tradisional. Obat tradisional fokus pada sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
penggunaan bahan alam yang sudah turun-temurun, dengan Peraturan Presiden Nomor 145 Tahun 2015,
padahal terkadang ada juga bahan alam yang baru Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
ditemukan dan belum memiliki riwayat empiris mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan
dalam hal penggunaannya di masyarakat. di bidang pengawasan obat dan makanan, sesuai
Selain sediaan farmasi, makanan juga dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
mensyaratkan suatu standar dan persyaratan yang berlaku.
keamanan, mutu dan gizi tertentu. Dalam Pasal Dalam melaksanakan tugas tersebut,
111 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 BPOM menyelenggarakan fungsi: 1) pengkajian
tentang Kesehatan disebutkan bahwa makanan dan dan penyusunan kebijakan nasional di bidang
minuman yang dipergunakan untuk masyarakat Pengawasan Obat dan Makanan (POM); 2)
harus didasarkan pada standar dan/atau persyaratan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang POM; 3)
kesehatan. Makanan dan minuman hanya dapat koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan
Rahmi Yuningsih, Penguatan Kendali Pemerintah terhadap Peredaran Obat dan Makanan | 15
Grafik 2. Jumlah Perkara Tindak Pidana
Obat Ilegal Tahun 2010-2016
Sumber: BPOM (2016)
market obat dan makanan? 2) bagaimana pengawasan cairan, salep atau bentuk lainnya yang secara teknis
post-market obat dan makanan? 3) bagaimana sesuai dengan farmakope Indonesia atau buku resmi
upaya penguatan pengawasan pre-market dan post- lain yang ditetapkan pemerintah. Sedangkan bahan
market obat dan makanan. Tujuan umum penelitian obat adalah bahan aktif yang digunakan dalam
ini adalah untuk mengetahui kendali pemerintah pembuatan obat jadi. Obat tradisional adalah obat
terhadap peredaran obat dan makanan. Tujuan yang didapat dari bahan alam (mineral, tumbuhan,
khususnya adalah untuk mengetahui 1) pengawasan dan hewan), diolah secara sederhana berdasarkan
pre-market obat dan makanan, 2) pengawasan post- pengalaman dan digunakan dalam pengobatan
market obat dan makanan, 3) bagaimana upaya tradisional. Kosmetika adalah bahan atau sediaan
penguatan pengawasan pre-market dan post-market yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian
obat dan makanan. luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir,
Metode penelitian yang digunakan adalah dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran
metode kualitatif. Data didapat selama kegiatan mukosa mulut terutama untuk membersihkan,
penyusunan naskah akademik dan draft RUU mewangikan, mengubah penampilan, memperbaiki
Pengawasan Obat dan Makanan serta Pemanfaatan bau badan dan melindungi atau memelihara tubuh
Obat Asli Indonesia yang dilakukan di Pusat pada kondisi baik. Suplemen makanan adalah
Perancangan Undang-Undang Badan Keahlian makanan yang mengandung zat-zat gizi dan non-
DPR RI tahun 2017. Selain itu, data juga didapat gizi yang tersedia dalam bentuk kapsul, tablet,
dari sumber sekunder seperti buku, jurnal, peraturan bubuk atau cairan yang fungsinya sebagai pelengkap
perundang-undangan, artikel di media massa, kekurangan zat gizi yang dibutuhkan untuk menjaga
artikel di internet dan laporan singkat kegiatan rapat agar vitalitas tubuh tetap prima (Syamsuni, 2005:
di Komisi IX dan Panja Vaksin Palsu DPR RI. Data 47-49) (Redaksi AgroMedia, 2005: 15). Dengan
yang telah dikumpulkan selanjutnya dipilih dan demikian istilah obat telah berkembang tidak hanya
dianalisis berdasarkan sub-bab pembahasan. terbatas pada sediaan farmasi melainkan juga
mencakup obat bahan alam, ekstrak bahan alam,
Ruang Lingkup Obat dan Makanan dan suplemen makanan
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya Selain itu, istilah yang sering digunakan
bahwa sediaan farmasi terdiri dari obat, bahan dalam kategori obat antara lain obat paten, yaitu
obat, obat tradisional dan kosmetika. Namun obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas
pengelompokkan tersebut belum mencakup nama pembuat yang diberi kuasa dan dijual dalam
suplemen makanan, obat bahan alam dan ekstrak bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya.
bahan alam. Istilah ketiga komponen tersebut Obat esensial adalah obat yang paling banyak
juga digunakan dalam bidang kefarmasian dalam dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat
menghasilkan suatu obat atau obat tradisional. dan tercantum dalam Daftar Obat Esensial Nasional
Dalam perkembangannya, digunakan istilah obat (DOEN) yang ditetapkan oleh pemerintah. Obat
dengan ruang lingkup obat, bahan obat, obat bahan generik yaitu obat dengan nama resmi yang
alam, ekstrak bahan alam, kosmetika, dan suplemen ditetapkan dalam farmakope Indonesia untuk zat
makanan. Sementara definisi obat atau obat jadi berkhasiat yang dikandungnya. Obat bebas adalah
adalah obat dalam keadaan murni atau campuran obat yang dapat dibeli secara bebas dan tidak
dalam bentuk serbuk, tablet, pil, kapsul, supositoria, membahayakan si pemakai dalam batas dosis yang
Rahmi Yuningsih, Penguatan Kendali Pemerintah terhadap Peredaran Obat dan Makanan | 17
Industri obat termasuk dalam industri yang (BPOM, 2013). Sebelum produk obat dipasarkan,
kompleks karena memerlukan ilmu pengetahuan, terlebih dahulu harus mendaftar untuk mendapat
teknologi, sumber daya manusia, regulasi, sarana izin edar dari lembaga otoritas yang berwenang.
dan prasarana tertentu. Selain itu, industri obat juga Untuk saat ini, di Indonesia dilakukan oleh Badan
memiliki nilai komersil dan nilai ekonomi yang Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
tinggi, dan juga memiliki nilai sosial yang tinggi Pada tahap distribusi diperlukan Cara
dalam mencegah, merawat, dan menyembuhkan Distribusi Obat yang Baik (CDOB). CDOB, yaitu
penyakit. Pada tahapan input, dibutuhkan penelitian cara distribusi atau penyaluran obat yang bertujuan
dan pengembangan dalam membuat master formula memastikan mutu sepanjang jalur distribusi atau
obat. Pada tahapan manufacturing, diperlukan penyaluran sesuai dengan persyaratan dan tujuan
prosedur Good Manufacturing Practices (GMP). penggunaannya. CDOB berlaku pada aspek
Untuk industri farmasi misalnya, antara lain pengadaan, penyimpanan, penyaluran termasuk
diperlukan prosedur Cara Pembuatan Obat yang pengembalian obat dalam rantai distribusi. CDOB
Baik (CPOB) untuk obat, prosedur Cara Pembuatan berlaku untuk obat, bahan obat dan produk biologi
Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) untuk obat termasuk vaksin yang digunakan untuk manusia.
tradisional dan prosedur Cara Pembuatan Bahan CDOB mensyaratkan komponen SDM,
Baku Aktif Obat yang Baik (CPBBAOB). Prosedur pelatihan, higiene, bangunan, peralatan, suhu,
tersebut bertujuan untuk memastikan agar mutu pengendalian lingkungan, peralatan, sistem
produk yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan komputer, kualifikasi dan validasi selama masa
dan tujuan penggunaan. pengiriman, penerimaan, penyimpanan, pemisahan,
Mutu obat bergantung kepada kebenaran pemusnahan, pengambilan, pengemasan, dan
kinerja seluruh pelaksanaan proses pembuatan kegiatan ekspor dan impor. Aspek yang tak kalah
obat. Hal tersebut harus dibangun mulai dari awal penting dalam CDOB adalah pemusnahan obat
proses pembuatan. Persyaratan GMP menyatakan atau bahan obat yang tidak memenuhi persyaratan
bahwa dokumen yang berhubungan dengan untuk didistribusikan agar tidak disalahgunakan.
proses pembuatan produk obat harus mengandung Produk yang akan dimusnahkan harus diidentifikasi
informasi yang dibutuhkan; seperti: data setiap bahan secara tepat, diberi label yang jelas, disimpan
awal yang digunakan, rincian instruksi dan tindakan secara terpisah dan terkunci serta ditangani sesuai
pencegahan yang dilakukan pada saat pembuatan dengan prosedur tertulis. Prosedur tertulis harus
produk farmasi, serta berbagai informasi penting memperhatikan dampak terhadap kesehatan,
lainnya. Jika terjadi modifikasi yang disebabkan pencegahan pencemaran lingkungan dan kebocoran
oleh perubahan alat atau perubahan jenis bahan yang atau penyimpangan obat kepada pihak yang tidak
digunakan, pengaruh modifikasi tersebut terhadap berwenang. Selain CDOB, terdapat persyaratan
mutu sediaan, termasuk kinerja, harus dievaluasi khusus seperti produk rantai dingin (Cold Chain
dengan cara yang sesuai (Manurung, 2005). Dengan Product). Rantai dingin ini terkait dengan masalah
demikian dokumen suatu produk farmasi menjadi suhu pada saat penerimaan, penyimpanan dan
pedoman mutu produk farmasi yang dihasilkan pengiriman vaksin.
guna mendapatkan mutu yang terjamin. Persyaratan meliputi sumber daya manusia,
Hal penting dalam penjaminan mutu suatu pelatihan, bangunan dan fasilitas. Fasilitas
produk tidak hanya mengandalkan pelulusan dari penyimpanan harus memiliki chiller atau cold
serangkaian pengujian, tetapi mutu produk dibangun room antara suhu +20C sampai dengan +80C untuk
sejak awal proses pembuatan produk, bangunan, menyimpan vaksin campak, BCG, DPT, TT, DT,
peralatan dan sumber daya manusia yang terlibat. Hepatitis B dan DPT-HB. Selain itu, juga harus
Selain itu, mutu produk dibuat dalam kondisi memiliki freezer antara suhu -150C sampai dengan
yang dikendalikan dan dipantau dengan cermat -250C untuk menyimpan vaksin OPV (BPOM,
agar produk yang dihasilkan dapat memenuhi 2012). Distribusi obat dilakukan oleh industri
persyaratan. CPOB terdiri dari komponen SDM, farmasi, Pedagang Besar Farmasi (PBF) dan sarana
bangunan dan fasilitas, peralatan, sanitasi dan penyimpanan produk farmasi milik pemerintah.
higiene, produksi, pengawasan mutu, validasi PBF menyalurkan produk farmasi kepada fasilitas
dan dokumentasi. Pengawasan mutu merupakan terkait pelayanan kesehatan seperti apotek, toko
bagian dari CPOB yang berfokus pada pelaksanaan obat, Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS), dan
pengujian bahan, komponen dan produk yang instalasi farmasi klinik dokter.
sesuai dengan standar, pengujian lingkungan dan Pada tahap konsumsi, terdapat beberapa hal
fasilitas. Pengawasan mutu juga berupa pembuatan yang perlu diperhatikan dalam penggunaan produk
spesifikasi, pengambilan sampel dan pengujian farmasi secara rasional. Dikatakan rasional jika
Rahmi Yuningsih, Penguatan Kendali Pemerintah terhadap Peredaran Obat dan Makanan | 19
permohonan pendaftaran pangan olahan, sedangkan 2008: 15). Uji klinik merupakan rangkaian proses
keputusan yang diterbitkan sebanyak 70.237 yang sangat ketat yang terdiri dari beberapa tahapan.
(88,40%) yang terdiri dari 17.213 persetujuan Tahap pertama, dilakukan uji pada manusia sehat;
pendaftaran, 6.603 persetujuan perubahan data tahap kedua, dilakukan uji pada manusia dengan
(variasi), 1.013 penolakan pendaftaran dan 54.483 penyakit tertentu sesuai indikasi obat; dan tahap
permintaan tambahan data. Surat persetujuan tiga, dilakukan uji pada populasi manusia dengan
pendaftaran meliputi 1.027 persetujuan pendaftaran penyakit tertentu sesuai indikasi obat. Jika hasil uji
melalui pelayanan manual yang terdiri dari 723 klinik cukup meyakinkan, maka produsen dapat
untuk pangan olahan dalam negeri dan 304 untuk mendaftarkan produknya pada FDA. Uji klinik juga
pangan olahan luar negeri dan 16.186 persetujuan dilakukan pada saat produk telah beredar di pasaran
pendaftaran secara elektronik yang terdiri dari untuk mengetahui efek samping penggunaan obat.
9.692 untuk pangan olahan dan 6.494 untuk pangan Di Indonesia, uji klinik terhadap khasiat obat
olahan. baru (bukan obat copy) telah dilakukan terhadap
Selain pengawasan pre-market di dalam negeri, manusia sebagai salah satu syarat untuk memastikan
penting untuk melihat perkembangan pengawasan efektivitas, keamanan dan gambaran efek samping
obat dan makanan di luar negeri. Salah satunya akibat pemberian obat. Hal ini dikarenakan, uji
pengawasan obat dan makanan di Amerika Serikat. praklinik atau uji pada hewan saja tidak cukup
Food Drug Administration (FDA) merupakan badan untuk menjamin khasiat akan terlihat pada manusia.
pengawas obat dan makanan di Amerika Serikat Dokumen dan hasil uji klinis ini menjadi acuan
dan berpengaruh pada peredaran dan penggunaan BPOM untuk memberikan izin edar. Kegiatan uji
obat dan makanan di seluruh dunia (Borchers, klinik mempunyai standar etika tertentu yang harus
2007: 1). FDA merupakan instansi pemerintah yang dijunjung, seperti: kerahasiaan identitas dan segala
bertanggung jawab untuk mengatur pengembangan informasi mengenai pasien dan tidak ada pemaksaan
dan pemasaran obat-obatan, alat kesehatan, produk pasien untuk ikut menjadi sampel uji klinis.
biologis, makanan, kosmetika, perangkat elektronik Keikutsertaan pasien dalam uji klinik harus
yang memancarkan radiasi dan produk veteriner dinyatakan secara tertulis atau informed consent
guna memastikan keamanan dan kefektifannya (Rahmatini, 2010: 31-38). BPOM berwenang
(Howland, 2008: 15). melakukan evaluasi dan memberikan persetujuan
FDA memiliki kebijakan pre-market pelaksanaan uji klinik dan juga persetujuan untuk
sebagaimana tertera dalam Food and Drug memasukkan obat dari luar negeri untuk dilakukan
Administration Amendments Act of 2007. Salah uji klinik di Indonesia. Adapun tata laksana
satu perkembangan kebijakan yaitu FDA lebih persetujuan uji klinik tertera dalam Peraturan
meningkatkan keterbukaan informasi kepada publik Kepala BPOM Nomor 21 Tahun 2015 tentang
mengenai proses pengujian klinis suatu produk Tata Laksana Persetujuan Uji Klinik. Dalam
beserta hasilnya. Uji klinis merupakan salah satu rangka pengawasan pelaksanaan uji klinik yang
jenis pemeriksaan keamanan, khasiat dan mutu telah mendapatkan persetujuan, BPOM berwenang
obat yang dilakukan terencana dengan memberikan melakukan inspeksi ke pusat uji klinik di fasilitas
perlakuan penggunaan obat pada subjek manusia pelayanan kesehatan seperti klinik, puskesmas dan
atau pasien. Sebelum amandemen, keterbukaan rumah sakit. Tujuan inspeksi untuk memastikan
informasi mengenai uji klinis suatu produk hanya uji klinik sesuai dengan Cara Uji Klinik yang Baik
dilakukan pada produk yang bertujuan pencegahan (CUKB). Selama inspeksi dilakukan pemeriksaan
dan pengobatan penyakit serius dan mengancam atau verifikasi terhadap dokumen, fasilitas, rekaman
jiwa dan yang disertai dengan dana hibah dari uji klinik dan sumber lain. Indonesia dengan iklim
pemerintah. Keterbukaan informasi tersebut ada tropis merupakan negara yang mempunyai potensi
di basis data National Library of Medicine. Tujuan besar untuk dikembangkan menjadi tempat uji klinik
dari keterbukaan informasi adalah memberikan terutama obat-obatan penyakit tropis di dunia.
informasi kepada masyarakat terutama kepada Mengenai kebijakan pre-market, juga terkait
pasien dan dokter mengenai uji klinis yang sedang kebijakan pemerintah dalam memasukkan obat
berlangsung termasuk informasi mengenai deskripsi impor untuk obat penyakit langka (orphan drugs).
riwayat produk yang lebih terperinci (Kishore, Pelaku usaha biasanya memusatkan riset pada obat-
2010: 469). obatan yang penjualannya dapat menghasilkan
Uji klinik biasanya dilakukan pada obat baru keuntungan, sehingga obat untuk penyakit umum,
walaupun penemuan, pengembangan dan pemasaran terutama penyakit kronis akan populer. Berbeda
obat baru merupakan porses yang kompleks, sulit, halnya dengan penyakit yang tidak umum atau
mahal dan terkadang kontroversional. (Howland, langka yang lebih sedikit menarik perhatian pelaku
untuk pasien penyakit langka harus melewati Regulatory action terhadap produk yang
prosedur yang sangat panjang dan lama padahal tidak memenuhi syarat dilakukan dengan perintah
ada anak yang jiwanya tergantung dari nutrisi penarikan kembali dari peredaran (recall), dan
dari makanan dan obat tersebut.2 Suatu penyakit tambahan sanksi administratif mulai dari peringatan,
dikatakan langka jika dialami oleh kurang dari peringatan keras, serta perintah larangan produksi
dua ribu orang, biasanya penyakit genetik akibat obat terkait sampai dilakukan tindakan perbaikan
perkawinan satu darah misalnya. Di negara maju dan pencegahan yang efektif. Pengujian vaksin
yang sistem pembayaran kesehatannya cukup dilakukan oleh Pusat Pengujian Obat dan Makanan
besar, memungkinkan untuk dibayar oleh pihak Nasional (PPOMN) BPOM. Tahun 2015 telah diuji
asuransi atau negara.3 208 sampel vaksin, terdiri dari 105 sampel dari
pihak ketiga atau dari industri (PNBP), 100 sampel
Kebijakan Post-Market uji rujuk vaksin dari Balai POM dan 3 sampel kasus.
Pengawasan Obat dan Makanan setelah Dari hasil pengujian, semua sampel vaksin tersebut
beredar di masyarakat (post-market) melalui: a) memenuhi syarat. Selain itu PPOMN menerbitkan
Pengambilan sampel dan pengujian; b) Peningkatan sertifikat pelulusan Uji vaksin baik produk lokal
cakupan pengawasan sarana produksi dan distribusi (BIO Farma) maupun impor, juga telah diberikan
Obat dan Makanan di seluruh Indonesia oleh 33 sebanyak 1.064 sertifikat, dengan rincian: Bio
Balai Besar POM atau Balai POM; c) Investigasi Farma 886 sertifikat dan vaksin impor 178 sertifikat.
awal dan penyidikan kasus pelanggaran di bidang Berdasarkan laporan BPOM tahun 2016,
Obat dan Makanan di pusat dan daerah. BPOM telah melakukan pemeriksaan terhadap
Berdasarkan laporan BPOM tahun 2016, sarana produksi dan distribusi produk farmasi,
jenis dan jumlah obat yang disampling dan diuji oleh utamanya untuk menjamin kepatuhan implementasi
Balai Besar/Balai POM di 31 provinsi mengacu pada CPOB dan CDOB. Pada tahun 2015 telah dilakukan
inspeksi sebanyak 175 kali terhadap 133 Industri
2
Hari Penyakit Langka: Perjuangan Panjang Mendapatkan farmasi meliputi inspeksi pre-market dan inspeksi
Obat Penyakit Langka, http://www.femina.co.id/
health-diet/hari-penyakit-langka-perjuangan-panjang-
post-market. Terdapat industri farmasi yang
mendapatkan-obat-penyakit-langka, diakses tanggal 1 diinspeksi lebih dari 1 kali sehubungan dengan
April 2017. kasus dan inspeksi terhadap beberapa jenis fasilitas,
3
Seminar Panel: Personalized Medicine, Orphan Disease yaitu: 1 industri farmasi diinspeksi 7 kali, 1 industri
Drugs and the Future of Health Economics, http://www. farmasi diinspeksi 5 kali, 1 industri farmasi
kebijakankesehatanindonesia.net/23-agenda?start=416,
diinspeksi 4 kali, 6 industri farmasi diinspeksi
diakses tanggal 1 Mei 2017.
3 kali, serta 17 industri farmasi diinspeksi 2 kali.
Rahmi Yuningsih, Penguatan Kendali Pemerintah terhadap Peredaran Obat dan Makanan | 21
Dalam rangka pengawasan keamanan dan mutu Hospital Village Karawaci pada tanggal 14 Februari
produk pangan yang beredar di masyarakat, 2015, BPOM membentuk Tim Audit Investigasi
selama tahun 2015 dilakukan pengambilan sampel dan melakukan pemeriksaan CPOB di PT Kalbe
dan pengujian laboratorium sejumlah 13.974 Farma, tbk dan CDOB di Pedagang besar Farmasi
sampel pangan olahan yang terdaftar di BPOM, (PBF) PT. Enseval Puta Megatrading, tbk serta
3.261 sampel pangan dengan izin edar dari dinas melakukan monitoring farmakovigilans di rumah
kesehatan, dan 4.726 pangan tidak terdaftar. Dari sakit tersebut. BPOM juga meminta pelaku usaha
seluruh hasil pengujian, masih ditemukan produk melakukan investigasi dan kajian manajemen risiko
pangan yang mengandung bahan berbahaya yang terhadap dugaan terjadinya pencampuran Buvanest
disalahgunakan sebagai bahan tambahan pangan dengan komponen lain.4 Mengenai kemungkinan
yaitu: sebanyak 162 sampel mengandung boraks; terjadinya hal ini belum diantisipasi dengan kajian
110 sampel mengandung rhodamin B; 228 sampel studi keselamatan, sehingga menjadi penting agar
mengandung formalin dan 4 sampel mengandung BPOM juga berwenang meminta pelaku usaha
methanyl yellow. membuat studi keselamatan terhadap kemungkinan
Pengawasan post-market juga dilakukan di timbulnya kejadian yang tidak diinginkan.
daerah. Misalnya, BBPOM Denpasar melakukan Pengawasan post-market juga diperlukan
pengawasan sarana produksi, sarana distribusi dan terhadap obat-obatan yang dijual secara online.
pengawasan produk Obat dan Makanan dengan cara Obat-obatan off-label atau obat-obatan yang dijual
sampling dan melakukan uji laboratorium. Hasil di luar indikasi yang disetujui oleh BPOM juga
dari pengawasan obat dan makanan ditemukan merupakan obat yang sering dijual secara online.
rata-rata jumlah kasus di wilayah kerja BBPOM Misalnya, penggunaan obat untuk aborsi yang
Denpasar sekitar 40 – 50 kasus per tahun. Dari biasanya menggunakan cytotec dan gastrul yang
temuan kasus-kasus, dilakukan tindak lanjut yang merupakan obat dengan zat aktif misoprostol.
mengacu pola tindak lanjut dari Pusat Penyidikan Padahal obat tersebut terdaftar di BPOM dengan
Obat dan Makanan (PPOM) atau petunjuk tindak indikasi sebagai obat tukak lambung. Selain itu,
lanjut yang dikeluarkan oleh masing-masing obat mifeprex merupakan obat dengan zat aktif
direktorat di BPOM. Untuk memutuskan apakah mifepristone yang tidak terdaftar di BPOM. Indikasi
sebuah kasus ditindaklanjuti secara pro justicia atau penggunaannya untuk kontrol hiperglikemi karena
tidak, maka dilakukan gelar kasus yang melibatkan hiperkortisol.5 Tentunya pelaku usaha memasarkan
PPNS dan pejabat terkait di BBPOM Denpasar. produknya sesuai dengan indikasi sebagaimana
Tahun 2016 ada sepuluh kasus yang ditindaklanjuti yang telah didaftarkan sebelumnya. Meskipun
secara pro-justitia (Wawancara dengan Kepala demikian, ada kemungkinan kesengajaan dari tenaga
BBPOM Denpasar tanggal 28 Februari 2017). medis dalam meresepkan obat untuk penggunaan
Sedangkan di Maluku Utara, rata-rata jumlah off-label (Robertson, 2014: 545). Terkadang, ada
kasus yang ditemukan pada tahun 2016 sebanyak kasus dimana ketika pasien mengalami kegagalan
20 kasus. Di antara temuan tersebut, satu kasus penggunaan obat, pasien cenderung meminta tenaga
telah ditindaklanjuti ke tingkat pro justicia yakni medis untuk memberikan obat di luar indikasi yang
distributor kosmetik yang tidak memiliki izin edar. tertera pada label (off-label).
(Wawancara dengan Kepala BPOM Sofifi tanggal Di Amerika Serikat, sebelum tahun 1997
28 Februari 2017) pemasaran off-label merupakan tindakan ilegal.
Mengacu pada Food and Drug Administration Namun pada tahun 1997, kongres Amerika Serikat
Amendments Act of 2007, perkembangan kebiajakan menyadari bahwa penggunaan off-label mempunyai
pengawasan post-market obat dan makanan sisi positif yaitu memunculkan konsep-konsep
ditingkatkan melalui kewenangan FDA untuk terapi obat baru berdasarkan bukti penggunaan
meminta pelaku usaha melakukan studi klinis dan
studi keselamatan terhadap penggunaan produk. Hal
4
Siaran Pers Penjelasan Badan POM tentang Kejadian
ini guna mengevaluasi risiko serius yang mungkin Tidak Diinginkan yang Serius Terkait Injeksi Buvanest
Spinal, http://pom.go.id/new/index.php/view/pers/253/
bisa ditimbulkan dari adanya pelaporan kejadian Siaran-Pers-Penjelasan-Badan-POM-Tentang-Kejadian-
yang tidak diinginkan. Selama ini FDA mengabaikan Tidak-Diinginkan-Yang-Serius-Terkait-Injeksi-
kegiatan tersebut (Kishore, 2010: 469) (Schultz, Buvanest-Spinal.html, diakses tanggal 1 Mei 2017.
2007: 2217). Di Indonesia, ketika ada kejadian
5
Klarifikasi BPOM tentang Pemberitaan Penjualan Obat
tidak diinginkan yang serius dan mengakibatkan yang Digunakan untuk Aborsi secara Online, http://
www.pom.go.id/new./index.php/view/klarifikasi/18/
kematian ibu melahirkan pada penggunaan obat
Klarifikasi-Tentang--Pemberitaan-Penjualan-Obat-yang-
injeksi Buvanest Spinal 0,5% Heavy 4 ml/5 produksi Digunakan-Untuk-Aborsi-Secara-Online.html, diakses
industri farmasi PT Kalbe Farma, tbk di Siloam tanggal 1 Mei 2017.
Rahmi Yuningsih, Penguatan Kendali Pemerintah terhadap Peredaran Obat dan Makanan | 23
Namun pada kenyataannya, terdapat beberapa e. Berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 23
kendala yaitu: Tahun 2010 tentang Pengesahan Nomenklatur
a. ruang lingkup pengawasan obat dan makanan dan Titelatur Susunan Organisasi POLRI
yang cukup luas yaitu mencakup proses Tingkat Kepolisian Resort dan Kepolisian
produksi, distribusi hingga konsumsi; Sektor, Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek)
mencakup kegiatan impor dan ekspor; serta merupakan jabatan eselon III B untuk wilayah
perdagangan online. urban, eselon IV A untuk wilayah rural
b. letak geografis, kondisi alam dan akses dan wilayah IV B untuk wilayah pra rural.
transportasi menjadi kendala tersendiri dalam Sedangkan Kepala Kepolisian Resort Kota
melaksanakan upaya pengawasan obat dan (Kapolresta) merupakan jabatan eselon II
makanan yang dilakukan UPT jika hanya B dan Kepala Kepolisian Resort (Kapolres)
ada di tingkat provinsi. Data BPS tahun 2015 merupakan jabatan eselon III A.
menyebutkan bahwa jumlah pulau di Indonesia f. Masih sering terjadi tumpang tindih pekerjaan
sebanyak 17.504 pulau. Namun di Provinsi antara UPT BPOM dengan Dinas Kesehatan
Kepulauan Riau hanya memiliki 1 UPT yaitu Kabupaten, terutama di daerah yang terpencil
Balai POM tipe B di Batam. Padahal wilayah yang tidak ada UPT BPOM. Hal ini mengingat
tersebut memiliki jumlah pulau terbanyak struktur UPT Dinas Kesehatan telah sampai ke
yaitu 2.408 dan mempunyai kegiatan importasi tingkat kabupaten/kota yaitu Dinas Kesehatan
obat dan makanan cukup padat, sehingga Kabupaten/Kota dan Puskesmas. Misalnya di
perlu pengawasan yang lebih menjangkau dari Provinsi Maluku Utara, UPT Dinas Kesehatan
sekedar UPT yang ada di ibukota provinsi. seringkali melakukan upaya pengawasan
Selain itu, dikarenakan faktor geografis, di obat dan makanan di wilayah terpencil yang
UPT BPOM di wilayah administrasi Maluku tidak ada POS POM (UPT BPOM). Padahal
Utara mengalami kendala untuk menjangkau wewenang pengawasan obat dan makanan
Pulau Taliabu dan Kepulauan Sula. Jika ada adalah wewenang BPOM beserta UPT-nya
perwakilan UPT di tiap kabupaten/kota akan g. Masih terbatasnya sumber daya manusia di
lebih mudah dilakukannya upaya pengawasan UPT tingkat provinsi, mengakibatkan upaya
obat dan makanan dan tenaga pengawas akan pengawasan obat dan makanan termasuk upaya
lebih mudah menjangkau wilayah tersebut. penyebaran komunisasi, informasi dan edukasi
c. pengawasan obat dan makanan yang dilakukan ke seluruh wilayah di kabupaten/kota tidak
selama ini belum mengakomodir kebutuhan dapat dilakukan secara maksimal. Misalnya,
lokal spesifik. Pengawasan akan efektif, efisien UPT BPOM di Sofifi rovinsi Maluku Utara,
serta berdaya ungkit yang lebih baik jika hanya memiliki SDM sebanyak 25 orang
dilakukan berdasarkan pemetaan kebutuhan dan kondisi ini dinilai sangat kurang untuk
pengawasan obat dan makanan yang mungkin melakukan keseluruhan fungsi pengawasan di
berbeda kondisi dan penanganannya antara 10 kabupaten/kota.
provinsi dan kabupaten/kota.
Oleh karena itu, diperlukan dukungan anggaran
d. kurangnya koordinasi dan kerja sama dengan
dan sumber daya yang tidak sedikit, dan struktur
instansi lain di tingkat kabupaten/kota.
kelembagaan hingga tingkat kabupaten/kota. Selain
Koordinasi dan kerja sama biasanya akan
dibutuhkannya UPT sampai ke tingkat kabupaten/
lebih mudah jika dilakukan antar UPT dengan
kota, dibutuhkan pula penguatan terhadap
tingkat eselonisasi yang sama. Kondisi ini
kewenangan tenaga pengawas dan Penyidik
dialami di Provinsi Maluku Utara, dimana
Pegawai Negeri Sipil (PPNS) BPOM. BBPOM
eselonisasi Kepala Balai POM berbeda dengan
Denpasar dalam melaksanakan pengawasan obat
Kepala Dinas Kesehatan. Kepala Balai Besar
dan makanan sering mengalami kendala terutama
POM merupakan jabatan eselon II B sedangkan
dalam hal tindak lanjut temuan. Hasil temuan yang
Kepala Balai POM merupakan jabatan eselon
dilakukan oleh tim penyidik BBPOM dilaporkan
III A. Di Provinsi Maluku Utara, Jabatan
kepada dinas kesehatan setempat dan menjadi
Kepala Balai POM Sofifi secara eselonisasi
bahan pertimbangan untuk dilakukan tindak lanjut
di bawah eselon Kepala Dinas Kesehatan
baik berupa sanksi administrasi maupun sanksi
Provinsi. Temuan Balai POM Sofifi seringkali
pidana. Kendala yang dihadapi adalah belum
tidak ditindaklanjuti oleh stakeholder terkait.
semua instansi bisa menindaklanjuti rekomendasi
Selain dengan Dinas Kesehatan, koordinasi
yang diberikan oleh BBPOM Denpasar. Selain itu,
Balai POM juga dilakukan dengan pihak
pemahaman terhadap aturan yang ada terkadang
Kepolisian.
Rahmi Yuningsih, Penguatan Kendali Pemerintah terhadap Peredaran Obat dan Makanan | 25
produk jika konsumen di Bali dirugikan oleh tersebut antara lain RUU tentang Pembinaan,
pelaku usaha. (Wawancara dengan Kepala BBPOM Pengembangan dan Pengawasan Sediaan Farmasi,
Denpasar, tanggal 28 Februari 2017) Alat Kesehatan, dan Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga, RUU tentang Praktik Kefarmasian dan
Penutup RUU tentang Pengawasan Obat dan Makanan serta
Simpulan Pemanfaatan Obat Asli Indonesia.
Pengawasan obat dan makanan baik pre-market
maupun post-market merupakan upaya yang dapat
dilakukan pemerintah untuk melindungi masyarakat
Indonesia dari penggunaan dan pengkonsumsian DAFTAR PUSTAKA
obat dan makanan yang berbahaya bagi kesehatan.
Pengawasan pre-market dilakukan sebelum produk
beredar di pasaran. Upaya yang dilakukan, antara Jurnal
lain: pelaku usaha mendaftarkan produknya dengan Baugh, David K, dkk. 2004. Medicaid Prescription Drug
berbagai macam persyaratan dan standar keamanan, Spending in the 1990s: A Decade of Change. Health
mutu, khasiat/manfaat dan gizi guna mendapat Care Financing Review. Vol. 25, No. 3, hlm. 5-23.
izin edar dari BPOM. Pengawasan post-market Borchers, Andrea T, dkk. 2007. The History and Contemporary
dilakukan melalui uji laboratorium di BPOM Challenges of the US Food and Drug Administration.
terhadap produk yang telah beredar di pasaran. Clinical Therapeutics. Vol. 29, No. 1, hlm 1-16.
Upaya yang dilakukan saat ini belum menimbulkan Gupta, Sandeep dan Roopa Nayak. 2014. Off-label use
efek jera, mengingat masih banyaknya kasus obat of Medicine: Perspective of Physicians, Patients,
dan makanan ilegal dan palsu yang beredar di Pharmaceutical Companies and Regulatory
pasaran. Oleh karena itu, diperlukan berbagai cara Authorities. Journal of Pharmacology and
untuk menguatkan upaya pengawasan yang telah Pharmacotherapeutics. Vol. 5, No. 2, hlm 88-92.
dilakukan, termasuk meningkatkan koordinasi Howland, Robert H. 2008. How Are Drugs Approved?
dan kerja sama antara instansi di pusat maupun di Part 1: The Evolution of the Food and Drug
daerah. Administration. Journal of Psychosocial Nursing.
Saran Vol. 46, No.1, hlm. 15-19.
Berdasarkan ulasan di atas, saran yang dapat Kishore, Raj dan Edward Tabor. 2010. Overview of the
diberikan antara lain diperlukan adanya peraturan FDA Amendments Act of 2007: Its Effect on the
perundangan-undangan setingkat undang- Drug Development Landscape. Drug Information
undang; yang mengatur secara khusus mengenai Journal. Vol. 44, hlm. 469-475.
pengawasan obat dan makanan. Isinya tidak McKenney, Dina. 2013. Off-label Drug Promotion and
hanya mengakomodasi permasalahan pengawasan the Use of Disclaimers. Texas Law Review. Vol 92,
pre-market dan post-market terhadap kondisi No.1, hlm. 231-252.
dalam negeri, tetapi juga mempertimbangkan Merrill, Richard A. 1994. Regulation of Drugs and
perkembangan kebijakan negara lain. Pengaturan Devices: An Evolution. Health Affairs. Vol. 13, No,
diperlukan pula untuk memperkuat kelembagaan 3, hlm. 47-69.
dengan membentuk UPT sampai ke tingkat
kabupaten/kota. Penambahan wewenangan tenaga Mustamu, Ronny H. 2007. Manajemen Rantai Pasokan
Industri Farmasi di Indonesia. Jurnal Manajemen
pengawas obat dan makanan serta tenaga PPNS
dan Kewirausahaan. Vol. 9, No. 2, hlm. 99-106.
BPOM juga diperlukan dalam memperkuat upaya
pengawasan obat dan makanan, diantaranya Puspitasari, Indriani. 2016. Peran Balai Besar Pengawas
dengan memberikan wewenang menggeledah dan Obat dan Makanan dalam Menanggulangi Peredaran
menangkap. Selain itu, diperlukan pemberdayaan Makanan yang Mengandung Bahan Berbahaya di
Kota Samarinda. Jurnal Ilmu Pemerintahan. Vol. 4,
masyarakat dan sosialisasi yang intens mengenai
No. 1, hlm. 345-358.
pentingnya penggunaan obat dan makanan yang
sudah mendapat izin edar dan memenuhi ketentuan Rahmatini. 2010. Evaluasi Khasiat dan Keamanan Obat
dan persyaratan keamanan, mutu, khasiat/manfaat (Uji Klinik). Majalah Kedokteran Andalas. Vol. 34,
dan gizi. No. 1, hlm. 31-38.
Dalam Prolegnas 2015-2019 terdapat tiga Robertson, Christopher. 2014. When Truth Cannot be
RUU yang terkait dengan pengawasan obat dan Persumed: The Regulation of Drug Promotion Under
makanan yang memungkinkan mengakomodasi an Expanding First Amendment. Boston University
penguatan pengawasan obat dan makanan. RUU Law Review. Vol. 94, No. 2, hlm. 545-574.
Rahmi Yuningsih, Penguatan Kendali Pemerintah terhadap Peredaran Obat dan Makanan | 27