Anda di halaman 1dari 7

No.

Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

ACARA 2.2.1
Proses dan Hasil Respirasi Kecambah Vigna radiata

Nama : Tribhuvana Mahachakri Guntoro 


NIM : 21/481770/PT/09053 
Gol(Hari)/Kel : Senin / 12  
Asisten : Nata Dwi Annisa Nizma 

LABORATORIUM BIOLOGI UMUM


FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

ACARA 2.2.1
Proses dan Hasil Respirasi Kecambah Vigna radiata

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makhluk hidup memerlukan respirasi untuk keberlangsungan
hidupnya, tidak terkecuali pada tanaman Vigna radiata. respirasi
merupakan  proses oksidasi bahan organik yang terjadi di dalam sel,
berlangsung secara  aerobik maupun anaerobik (Strarr et.all., 2015).  
Respirasi tanaman dan hewan memiliki kesamaan apabila dalam
prosesnya menggunakan O₂ disebut respirasi aerob. Persamaan reaksi
respirasi dituliskan sebagai berikut:

Komponen organik + O₂ → CO₂ + Air + Energi

Oksigen dikonsumsi untuk kemudian akan menghasilkan energi dan juga


CO₂ sebagai hasil lainnya. (Urry et al. 2016).

Perkecambahan biji merupakan proses metabolisme pada biji


hingga menghasilkan plumula dan radikula. Plumula muncul ke atas dan
membentuk  sistem tajuk (Edmond et al., 1975 dalam Ai dan Ballo, 2010).
Pada saat  perkecambahan, respirasi cenderung meningkat disertai dengan 
meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbondioksida, air dan 
energi (Ai dan Ballo, 2010). Berdasarkan pemaparan di atas, maka dalam
percobaan ini dilakukan pengamatan proses respirasi dengan menggunakan
kecambah Vigna radiata.

B. Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses  respirasi
pada kecambah Vigna radiata dan mengetahui hasil respirasi. 

II. TINJAUAN PUSTAKA


No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

A. Perkecambahan
Perkeambahan biji merupakan proses metabolisme biji hingga dapat
menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah yaitu plumula dan
radikula. Biasanya radikula keluar dari kulit biji, lalu tumbuh ke bawah dan
membentuk sistem akar. Plumula muncul ke atas dan membentuk sistem
tajuk (Edmond et al.,1975 dalam Ai dan Ballo 2010). Pada saat
perkecambahan. respirasi meningkat disertai dengan meningkatnya
pengambilan oksigen dan pelepasan karbondioksida, air dan energi.
B. Respirasi Aerob dan Anaerob
Berdasarkan kebutuhan oksigen respirasi dibedakan menjadi dua
yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob merupakan
proses respirasi yang menggunakan oksigen dan tidak akan berjalan apabila
tidak terdapat oksigen (Reece et al., 2017; Bidlack and Jansky,2011). Pada
respirasi aerob, oksigen sebagai reaktan sedangkan molekul organic
menjadi molekul yang dioksidasi. Sebagian besar eukariota dan beberapa
jenis prokariot melakukan respirasi nerob(Reece et al., 2017).
Sebaliknya, respirasi anaerob atau yang dikenal sebagai fermentasi
merupakan proses respirasi yang tidak menggunakan oksigen yang
kemungkinan merupakan suatu adaptasi makhluk hidup purba dimana
menurut penelitian belum terdapat oksigen di bumi pada masa purba
tersebut(Bidlack and Jansky,2011). Pada proses fermentasi terjadi
pemecahan glukosa menjadi asam piruvat yang diproses lebih lanjut
menjadi asam laktat, asam cuka, alkohol, dan lainnya.
Respirasi memiliki berbagai macam tahapan antara lain glikolisis,
dekarboksilasi oksidatif, Siklus krebs dan Rantai transport electron.
Glikolisis merupakan tahap pertama proses respirasi baik respirasi aerob
maupun respirasi anaerob. Glikolisis merupakan pemecahan glukosa
menjadi 2 molekul asam piruvat, 2ATP, dan 2NADH yang terjadi di
sitosol/sitoplasma(Reece et al., 2017). Pada proses glikolisis tidak terjadi
pelepasan karbon sebagai CO₂. Ketika terdapat oksigen, reaksi berlanjut
memasuki dekarboksilasi oksidatif dan siklus Krebs.
Ketika asam piruvat akan memasuki mitokondria,molekul tersebut
diubah menajdi asetil CoA dengan reaksi dekarboksilasi oksidatif. Pada
dekarboksilasi oksidatif ini terjadi pelepasan CO (Reece et al., 2017). Pada
reaksi ini CoA didapatkan dari komponen yang mengandung sulfur derivate
dari vitamin B yang akan berikatan dengan asetil membentuk Asetil CoA.
Asetil CoA ini merupakan molekul yang memili energy potensial tinggi
yang digunakan untuk mentransfer asetil memiju siklus asam sitrat/ Siklus
Krebs.
Reaksi selanjutnya merupakan siklus asam sitrat atau siklus krebs
yang terjadi mitokondria. Setiap asetil CoA yang masuk dihasilkan 3
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

NADH, FADH zdan 1 ATP. Karena pada siklus krebs digunakan 2 molekul
asam piruvat maka total dihasilkan 6 NADH, 2 FADH, dan 2 ATP Bidlack
and Jansky.2011).
Setelah sel memasuki siklus krebs, tahap selanjutnya merupakan
rantai transport electron, Rantai transport electron merupakan langkah
terakhir dalam respirasi yang terjadi di membran dalam mitokondria. Pada
proses rantai transport electron ini terjadi perpindahan electron melewati
molekul carrier berupa protein kompleks dan terjadi penurunan gradient
energy yang membentuk ATP. Pada proses ini, akseptor electron utama
padi respirasi merupakan oksigen yang memproduksi air ketika oksigen
bereaksi dengan hidrogen(Bidlack and Jansky,2011). Apabila terdapat
oksigen yang memadai, proses rantai tranpor electron akan berlanjut
sedangkan apabila tidak ada oksigen maka respirasi tidak berjalan. Energy
yang dihasilkan dari rantai transport electron sebenarnya berasal dari
NADH dan FADH; dari reaksi reaksi sebelumnya dimana setiap I molekul
NADH setara dengan 3 ATP dan I molekul FADH; setara dengan 2 ATP.
Total ATP yang dihasilkan dari respirasi sebesar 36 ATP setiap I molekul
glukosa (Bidlack and Jansky,2011).

III. METODE
A. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu dau
buah gelas musium dengan tutupnya untuk tempat uji kecambah dan air,
kawat yang dapat dinyalakan api, dan korek api untuk keperluan api.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah air, kecambah kacang hijau Vigna
radiata, kapas, dan spiritus.
B. Cara Kerja
Cara kerja percobaan kali ini adalah sebagai berikut: siapkan 2 gelas
musium yang bersih. Letakkan kapas yang sudah dibasahi dengan air pada
dasar gelas musium. Kira-kira 10 gram kecambah kacang hijau dimasukkan
di atas kapas basah pada gelas musium 1, sedangkan pada gelas musium II
tidak diisi kecambah kacang hijau dan didiamkan selama 24 jam. Dengan
cepat, kawat yang ujungnya menyala dimasukkan ke dalam masing-masing
gelas musium. Hitung berapa lama (menit) nyala api pada ujung kawat
masih bertahan di dalam masing-masing gelas musium.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil

Tabel IV.1 Hasil pengamatan lamanya nyala api dalam gelas beker
Perlakuan Lamanya nyala api (detik)
Kecambah 24 jam 5
Air 24 jam (kontrol) 9

B. Pembahasan
Pada percobaan kali ini, disiapkan gelas beker dua buah. Gelas
beker pertama dimasukkan kapas basah dan kacang hijau yang nantinya
akan berkecambah kemudian ditutup dan dibiarkan selama 24 jam.
Kemudian, gelas beker kedua dimasukkan air sebagai kontrol dan ditutup
serta dibiarkan selama 24 jam.
Setelah 24 jam, kemudian menggunakan batang kawat disulut api
dan dijulurkan ke dalam gelas beker sesegera mungkin setelah tutup dibuka.
Kemudian dengan menggunkan alat hitung, lama waktu api menyala di
dalam gelas beker dihitung.
Berdasarkan dari tabel data di atas, kecambah yang berada 24 jam di
dalam gelas musium ternyata membuat lama waktu api menyala hanya
selama 5 detik lebih pendek ketimbang lama waktu nyala api jika
dibandingkan dengan air kontrol. Mengapa demikian?
Kecambah yang berada di dalam gelas beker tersebut akan mulai
tumbuh ketika terkena oleh air. Akibatnya, cadangan makanan yang berada
di biji akan diolah untuk menghasilkan energi. Namun, reaksi pengubahan
yang menghasilkan energi tersebut tidak menggunakan bantuan O₂,
sehingga akan terjadi reaksi fermentasi. Fermentasi juga disebut respirasi
anaerob Fermentasi akan menghasilkan produk samping CO₂ Karbon
dioksida dalam gelas beker akan membuat api cepat padam. Karena, karbon
dioksida malah akan menghambat proses pembakaran.
Respirasi adalah pemecahan dari senyawa untuk menghasilkan
energi kimia. Persamaan reaksi respirasi dapat dituliskan sebagai berikut:
Komponen organik + O₂ CO₂ + Air + Energi
Respirasi mengubah komponen organik dan oksigen menjadi energi dan
karbon dioksida serta air sebagai hasil sampingan. Dengan adanya respirasi
makhluk hidup dapat mengubah zat organik yang mereka peroleh untuk
mendapatkan energi yang berguna untuk tumbuh dan berkembang.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

V. KESIMPULAN
Kesimpulan pada percobaan ini yaitu bahwa kecambah akan menghasilkan
CO2 dari hasil respirasi. Air digunkan sebagai kontrol untuk membandingkan hasil
dari kecambah kacang hijau.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Bhatla, S.C and Lal, M.A. 2018. Plant Physiology, Development, and Metabolism.
Singapore: Springer Nature Singapore Pte Ltd.p 276, 279.
Bidlack, J.E, and Jansky, S.H. 2011. Sternos Introductory Plant Biology. 12th Ed.
New York: McGraw-Hill Companies. Inc.p 178-179,182
Chan, Kim S., and Jeanne, Tan. 2015. Understanding Experimental Planning for
AdvancedLevel Chemistry: The Learner's Approach Singapore:
World Scientific Publishing Company.p 84..
Pradeep, D.J and Dave, K. 2013. A Novel. Inexpensive and Less Hazardous Acid-
Base Indicator. Journal of Laboratory Chemical Education,1(2): 34
Reece, J.B., Campbell, Neil A., Urry, Lissa A., Cain, Michael L., Minorsky...
Wasserman,P.V., Steven A. 2017. Biology (11" ed.). New York:
Pearson education.p 165, 168, 170-172.
Rubio, Luis M. 2017. Carbon Dioxide Titration Method for Soil Respiration
Measurements. Tampere: Tampere University of Applied Sciences.
page: 19,32 34,42,64
Starr, C., Taggart, R.. Evers, C., Starr, L. 2015. Biology: the unity and diversity of
life, 14th ed. Cengage Learning, Boston, pp 126.
Tjitrosomo, Siti Sutarmi. 1983. Botani Umum 2. Angkasa Bandung, Bandung.
Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A., Minorsky, P. V. & Recce, J. B. 2016.
Campbell biology, 11th ed. Pearson Higher Education, Hoboken, pp 165.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai