Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari
ACARA 9.1
Keanekaragaman Tingkat Gen pada Tanaman Puring (Codiaeum variegatum)
ACARA 9.1
Keanekaragaman Tingkat Gen pada Tanaman Puring (Codiaeum variegatum)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keanekaragaman hayati adalah keragaman kehidupan di Bumi. Hal
ini merupakan praktik umum untuk menggambarkan keanekaragaman
hayati dalam istilah jumlah spesies di antara berbagai kelompok organisme.
Sejauh ini tidak semua spesies teridentifikasi. Diperkirakan ada antara 10
dan 50 juta spesies secara keseluruhan; jika demikian, banyak spesies yang
masih harus ditemukan dan dideskripsikan (Dewi dkk., 2012).
Menurut Starr et al. (2015), keanekaragaman hayati suatu wilayah
terbagi dalam tiga tingkatan salah satunya keanekaragaman hayati tingkat
gen. Keanekaragaman hayati gen merupakan bentuk variasi dari suatu
individu dalam suatu populasi. Hal ini dapat terjadi akibat dari mutasi gen
dan juga sebuah adaptasi suatu individu dengan lingkungannya.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah memahami keanekaragaman
tingkat gen pada berbagai jenis tanaman Puring (Codiaeum variegatum)
ditinjau dari karakteristik daunnya serta memahami penyebab
keanekaragaman hayati tingkat gen
biosfer. Yang menjadi perhatian khusus adalah spesies yang terancam punah atau
terancam. Spesies yang terancam punah adalah spesies yang berada dalam bahaya
kepunahan di seluruh atau sebagian besar wilayah jelajahnya, sedangkan spesies
yang terancam dianggap terancam punah dalam waktu dekat. Populasi lokal suatu
spesies juga bisa punah; misalnya, populasi suatu spesies mungkin hilang dalam
satu sistem sungai tetapi bertahan dil sistem yang berdekatan. Kepunahan global
suatu spesies berarti ia hilang dari semua ekosistem tempat ia hidup, membuat
mereka miskin secara permanen. (Urry et al., 2016).
Keanekaragaman Genetik
Keragaman genetik tidak hanya terdiri dari variasi genetik individu dalam
suatu populasi, tetapi juga variasi genetik antar populasi yang sering dikaitkan
dengan adaptasi dengan kondisi lokal. Jika satu populasi punah, maka suatu spesies
mungkin telah kehilangan beberapa keragaman genetik yang memungkinkan
terjadinya evolusi mikro. Erosi keanekaragaman genetik ini pada gilirannya
mengurangi potensi adaptasi spesies. (Urry et al., 2016).
III. METODE
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah penggaris sebagai
pengukur dan alat tulis untuk pencatatan. Sedangkan bahan yang digunakan
adalah beraneka ragam tanaman puring (Codiacum variegatum) yaitu puring
keris, butterfly, bangkok, anting merah, dan bor.
B. Cara Kerja
Cara kerja pada percobaan kali ini adalah pertama, nama bahan ditulis.
Kemudian, nama spesies ditulis dengan benar sesuai aturan penamaan.
Terakhir, tabel perbandingan sifat morfologi dibuat dari bahan yang tersedia.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari
B. Pembahasan
Dalam taksonomi urutan yang paling rendah tetapi paling
membedakan antara individu dengan individu lain adalah spesies. Spesies
merupakan klasifikasi yang mengacu kepada kelompok yang memiliki
kesamaan secara fisik dan bisa didapatkan dari pertukaran genetik serta
juga bisa terjadi akibat hasil dari keturunan. Di dalam suatu spesies juga
bisa terdapat perbedaan varietas yang biasa disebut keanekaragaman gen.
hal ini bisa ditunjukkan dari contoh keanekaragaman tanaman puring
Codiaeum variegatum.
Hasil percobaan di atas, ditemukan keanekaragaman tingkat gen
pada tanaman Codiaeum variegatum. Keanekaragaman tingkat gen artinya
ada variasi yang berbeda antara satu individu dengan lainnya yang masih
dalah satu spesies. Pada tanaman Codieaum variegatum, terdapat perbedaan
pada daun meliputi sifat secara morfologinya seperti bentuk dan warna
(Abdillah dkk., 2014).
Ada lima jenis macam jenis daun tanaman puring yaitu butterfly,
bangkok, keris, bor, dan anting merah. Bentuk daun pada kelima jenis ini
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari
berbeda seperti berbentuk bulat telur pada jenis daun butterfly, bentuk elips
pada jenis bangkok, dan bentuk lanset pada keris, bor, dan antig merah.
Kemudian, perbedaan lain terdapat warna daun yang kombinasi dari dua
warna seperti merah hijau; hijau merah, bahkan merah, hijau, dan kuning.
Namun, dari perbedaan itu masih ada kesamaan yaitu jenis tulang daun
yang masih sama yaitu menyirip (Upadani dkk., 2013).
Keanekaragaman tingkat gen dapat disebabkan oleh banyak faktor,
salah satunya adalah terjadinya mutasi genetik yang terjadi pada suatu
spesies yang terjadi saat DNA melakukan replikasi dan pembelahan sel. Hal
ini dapat menyebabkan munculnya varietas baru yang masih dalam spesies
yang sama. Evolusi selama bertahun-tahun menyebabkan munculnya
variasi-variasi lain hasil dari perkawinan dengan varietas yang lain. Hal ini
juga bisa dicontohkan dengan tingkat keanekaragman gen pada manusia
yang masih dalam satu spesies Homo sapiens.
V. KESIMPULAN
Keanekaragaman hayati terbagi menjadi beberapa kelompok seperti
keanekaragaman tingkat spesies dan gen. Keanekaragaman tanaman puring
(Codiacum variegatum) ditunjukkan dengan adanya perbedaan pada lima jenis
daun yaitu butterfly, bangkok, keris, bor, dan anting merah meliputi bentuk, tulang,
warna, tepi, dan ujun daun.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari
Suci, C. W. dan Heddy, S.. 2018. Pengaruh intensitas cahaya terhadap keragaman
tanaman puring (Codiacum variegetum). Jurnal Produksi Tanaman, 6(1):
161-169. ISSN: 2527-8452.
Upadani, W., D. P., Darmawan, dan I. N., Tenaya. 2013. Strategi Pengembangan
Agribisnis Puring di Desa Petiga, Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan.
Jurnal Manajemen Agribisnis, 1 (2): 67- 74.
Urry, L. A., M. L., Cain, S. A., Wasserman, P. V., Minorsky, & J. B., Recce. 2016.
Campbell Biology, 11th ed. Pearson Higher Education, Hoboken, Pp. 1259-
1200.