Anda di halaman 1dari 58

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sektor peternakan merupakan bagian pembangunan nasional yang penting
karena salah satu tujuan pembangunan peternakan nasional adalah peningkatan
sumber daya manusia secara berkelanjutan melalui perbaikan gizi untuk mewujudkan
keluarga mandiri sadar gizi, sebagai dasar pembentukan manusia Indonesia dimasa
depan.
Selain untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, tujuan pembanguan
peternakan adalah untuk meningkatkan lapangan kerja, pendapatan dan kesejahteraan
peternak, pelestarian lingkungan hidup dan menambah devisa Negara. Permintaan
akan daging, susu dan produk ternak lainnya terus meningkat, berkaitan dengan
peningkatan jumlah penduduk dan pendapatan masyarakat serta kesadaran gizi.
Ternak kerbau adalah jenis ternak ruminansia besar yang mempunyai potensi
tinggi dalam penyediaan daging maupun susu dan merupakan ternak asli daerah
panas dan lembab, khusunya daerah belahan utara tropika. Dalam usaha ternak
kerbau, ada berbagai hal yang perlu diperhatikan, diantaranya yaitu pemilihaaan bibit,
tempat berproduksi atau kandang, cara pemberian pakan dan cara pencegahan
penyakit serta tata laksana pemeliharaan. Pemilihan bibit perlu ditekankan dan
menjadi syarat untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal. Bibit yang kurang jelas
asal usulnya dapat memberikan hasil yang tidak sesuai dengan yang diharapkan
karena itu ternak-ternak yang dipilih untuk digunakan sebagai bibit harus didasarkan
pada sifat-sifat produksinya yang tinggi guna memproleh produksi yang bagus.
Kerbau sungai sering disebut kerbau perah. Kerbau perah memiliki kemampuan
produksi susu yang lebih tinggi serta karakteristik bentuk tanduknya yang khas.
Kerbau perah merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam
mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, karena susu bernilai gizi tinggi dan
mempunyai komposisi gizi yang lengkap dengan perbandingan gizi yang sempurna,
sehingga mempunyai nilai yang sangat startegis. Susu sebagai salah satu sumber

1
protein hewani yang dibutuhkan oleh generasi muda terutama usia sekolah.
Perkembangan kerbau perah perlu mendapat pembinaan dan pengembangan untuk
mengatasi permasalahan diatas, perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang mempersiapkan para mahasiswa sebagai tenaga kerja yang terampil
dan menyelesaikan masalah peternakan, dimana fakultas peternakan menjalin
hubungan kerjasama pada perusahaan-perusahaan peternakan untuk mengikuti
pelatihan dan Program Praktek Lapangan (PPL).
Program Praktek Lapangan (PPL) di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm dan
Koperasi Guna Satwa Mandiri Morrah Farm adalah keterampilan teknis, sistem
pemiliharaan dan pengkaji aspek keterpaduan usaha dengan lingkungan sekitar.
Melalui Program Praktek Lapangan (PPL) ini diharapkan mahasiswa/i mampu
mengevaluasi secara langsung ilmu dan penerapan teknologi yang diproleh selama
perkuliahan.

1.2 Tujuan Program Praktek Lapangan (PPL)


Tujuan dilaksanakanya Program Praktek Lapangan adalah :
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam manajemen
usaha peternakan untuk komoditi ternak ayam broiler (monogastrik) dan ternak
kerbau (poligastrik).
2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh selama perkuliahan
dalam manajemen usaha peternakan modern untuk komoditi ternak ayam
broiler dan ternak kerbau.

1.3 Kegunaan Program Praktek Lapangan(PPL)


1. Mahasiswa memproleh pengalaman nyata tentang proses pengelolaan usaha
Peternakan ayam broiler dan peternakan ternak kerbau.
2. Menumbuhkan rasa tanggung jawab profesi dalam diri mahasiswa untuk
meningkatkan kompetensinya dalam menghadapi persaingan dunia kerja.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ternak Ayam Broiler


Ayam Broiler berasal dari ayam hutan liar yang didomestikasi sekitar 8000
tahun yang lalu. Sejarah mencatat domestikasi ayam hutan liar ini pertama kali
dilakukan di Asia. Domestikasi berlanjut budidaya ayam dimulai pada abad 19 dan
dilakukan secara bertahap menuju sistem modern. Keuntungan dari pemeliharaan
ayam broiler adalah menghasilkan daging dalam waktu yang relatif singkat, serta
pemeliharaannya hanya membutukan lahan yang relatif sempit. Usaha yang
diusahakan secara intensif akan meningkatkan populasi ternak dan produksi daging
(Dahlan dan Hudi, 2011).
Broiler atau ayam ras pedaging merupakan hasil persilangan dan seleksi selama
bertahun-tahun dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki performa terbaik. Broiler
mampu memproduksi daging dalam waktu yang singkat dengan konversi ransum
rendah. Strain ayam broiler yang ada di Indonesia antara lain Cobb, Lohmann, Ross
dan Hubbard. Namun, ada juga strain seperti Isa Vedette, Arbor dan Acres yang tidak
dijual di Indonesia (Tamalludin, 2012).

2.1.1 Taksonomi Ayam Broiler


Menurut Rasyaf (2007), ayam broiler mempunyai klasifikasi taksonomi sebagai
berikut :
Kingdom : Animalia
Sub kingdom : Metazoa
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Divisi : Carinathae
Kelas : Aves
Ordo : Galliformes
Family : Phasianidae
Genus : Gallus

3
Spesies : Gallus gallus domesticus

2.1.2. Parent stock strain Cobb 500


Strain Cobb 500 merupakan salah satu strain broiler yang ada di Indonesia
yang memiliki titik tekan pada perbaikan feed consumption rate (FCR),
pengembangan genetik diarahkan pada pembentukan daging dada, mudah beradaptasi
dengan lingkungan tropis (heat stress) serta produksinya yang efisien yaitu bobot
badan 1,8 – 2 kg dengan FCR 1,65.
Breeder Cobb Vantress, inc. (2008) dalam Sutrisno, (2013) melaporkan
bahwa strain Cobb 500 mulai bertelur pada umur 24 minggu dengan HDP 5%. Pada
awal masa produksi terjadi kenaikan produksi telur secara signifikan hingga
mencapai puncak produksi (peak production).

2.1.3. Ransum Ayam Broiler


Ransum adalah campuran dari beberapa bahan pakan yang diberikan kepada
ternak untuk memenuhi kebutuhan nutrisi selama 24 jam. Ransum merupakan faktor
yang penting di dalam suatu usaha peternakan, karena ransum berpengaruh langsung
terhadap produksi ternak (Sinurat, 2000). Rasyaf (2007) menyatakan bahwa ransum
adalah campuran bahan-bahan pakan untuk memenuhi kebutuhan zat-zat pakan yang
seimbang dan tepat. Seimbang dan tepat berarti zat makanan tidak berlebihan dan
tidak kurang. Ransum yang digunakan haruslah mengandung protein, karbohidrat,
lemak, vitamin dan mineral. Ransum harus dapat memenuhi kebutuhan zat nutrien
yang diperlukan ternak untuk berbagai fungsi tubuhnya, yaitu untuk hidup pokok,
produksi maupun reproduksi (Sudaro dan Siriwa, 2007).
Ransum merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan untuk mencapai
pertumbuhan dan perkembagan yang maksimal, sehingga dalam penyusunan ransum
harus memperhatikan hasil akhir dari penyusunan ransum tersebut. Ayam
mengurangi komsumsinya apabila kandungan energi ransum tinggi dan menaikkan
konsumsinya apabila kandungan energi ransum rendah (Amrullah, 2004). Nutrisi
yang dikonsumsi berfungsi sebagai pemeliharaan kesehatan, diantaranya untuk

4
menjaga integritas yang lebih baik dan jaringan tubuh, untuk meningkatkan produksi,
meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit.
Adapun tujuan utama pemberian ransum kepada ayam broiler adalah untuk
menjamin pertambahan berat badan yang paling ekonomis selama pertumbuhan dan
penggemukan. Prinsip penyusunan ransum ayam adalah membuat ransum dengan
kandungan gizi yang sesuai dengan kebutuhan ayam fase tertentu. Pemberian ransum
untuk ayam pedaging atau petelur harus disesuaikan dengan tujuan dari fase
perkembanganya.

2.1.4. Karakteristik Produksi Ayam Broiler


1. Konsumsi Ransum
Konsumsi ransum adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh ternak yang
digunakan untuk mencukupi hidup pokok dan untuk produksi hewan tersebut.
Menurut Suprijatna dan Kartasudjana (2008), ayam mengkonsumsi ransum untuk
memenuhi kebutuhan energinya, sebelum kebutuhan energinya terpenuhi ayam akan
terus makan.
Faktor utama yang mempengaruhi konsumsi pakan adalah kandungan energi
dalam pakan dan keadaan suhu lingkungan. Pakan dengan energi metabolis yang
lebih rendah akan memacu ayam pedaging untuk mengkonsumsi pakan tambahan
untuk memenuhi kebutuhan energi. Faktor lain yang mempengaruhi konsumsi pakan
pada ayam pedaging adalah bobot badan, galur, tingkat produksi, tingkat cekaman,
aktivitas ternak, kandungan energi dalam pakan dan suhu lingkungan. Selain itu,
bertambahnya umur dan bobot badan selama periode pertumbuhan, konsumsi akan
terus meningkat sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan zat makanan untuk
hidup pokok dan pertumbuhan.
2. Pertambahan Bobot Badan
Pertambahan bobot badan adalah selisih dari bobot badan akhir (panen) dengan
bobot badan awal pada saat tertentu. Menurut Anonimous (2006) pertambahan bobot
badan ayam broiler pada umur 1-5 minggu secara berturut-turut yaitu 19,10
gram/ekor, 44,40 gram/ekor, 63,70 gram/ekor, 76,40 gram/ekor, 83,10 gram/ekor.

5
Menurut Wahyu (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah jenis
kelamin, energi metabolisme ransum, kandungan protein ransum, dan lingkungan.
3. Konversi Ransum
Konversi ransum adalah perbandingan jumlah ransum yang habis dikonsumsi
dengan pertambahan bobot badan yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu.
Menurut Lacy dan Vest (2000), semakin tinggi konversi pakan menunjukkan semakin
banyak pakan yang dibutuhkan untuk menaikkan bobot badan per satuan berat,
sebaliknya jika semakin rendah angka konversi pakan berarti kualitas pakan semakin
baik untuk menghasilkan bobot badan.

2.1.5. Pemeliharaan Masa Layer


Masa layer merupakan masa pemeliharaan saat ayam berumur 24 atau 25
minggu dan sudah mulai menghasilkan telur. Pada masa ini banyak hal yang harus
diperhatikan agar tercapainya produksi telur yang maksimal yang biasa disebut
dengan produksi puncak. Hal yang paling penting diperhatikan pada masa layer
antara lain :
1. Kebutuhan ruang
Kebutuhan ruang pada masa layer sama dengan masa grower. Setiap 1 m² ruang
bisa diisi sebanyak 6-8 ekor ayam. Sudaryani dan Santosa, (2003) menyatakan
bahwa, untuk ayam pembibit broiler 1/3 litter dan 2/3 slat membutuhkan ruangan
0,19 m (mini) dan 0,23 m (normal).
2. Pemberian ransum dan minum
Pemberian ransum pada fase layer dibutuhkan sebagian besar untuk produksi
telur. Untuk itu ayam harus mendapat ransum dalam jumlah yang cukup, karena
apabila kekurangan walaupun dalam jumlah yang sedikit maka produksi akan
menurun. Kebutuhan ransum untuk ayam tergantung pada strain, umur, besar ayam,
aktivitas, suhu lingkungan, kecepatan tumbuh, kesehatan dan imbangan zat pakan
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan reproduksi (Mulyantini, 2010).

6
Pemberian minum juga sangat penting pada masa ini dalam pembentukan
telur.Pada fase layer jumlah air minum yang dibutuhkan 2 kali lipat dari jumlah
pakan yang diberikan (Sutrisno, 2013).
3. Kontrol berat badan dan keseragaman (uniformity)
Untuk mendapatkan produksi yang baik, perlu dilakukan pengontrolan berat
badan dan keseragaman ayam. Hal ini dapat dilakukan dengan penimbangan body
weight setiap minggu. Penimbangan dilakukan dengan cara pengambilan sampel
secara acak disetiap sudut. Keseragaman diukur ±10% dari rata-rata berat populasi
(Sudaryani dan Santosa, 2003).
4. Pencahayaan
Program pencahayaan pada masa layer diberikan selama 13-14 jam per hari.
Pencahayaan bisa sebagian dari cahaya matahari secara langsung dan sebagian lagi
dari cahaya lampu atau cahaya buatan.Warna cahaya berpengaruh pada produksi
ayam. Warna yang mempengaruhi reproduksi adalah warna cahaya 22 merah atau
orange, sedangkan cahaya biru mempengaruhi pertumbuhan (Setyono, 2013).
Cahaya masuk melalui mata, kemudian sampai ke otak untuk merangsang
kelenjar pituitary dan memaksanya untuk mensekresikankan hormon FSH yang
meningkat jumlahnya sehingga mengaktifkan ovarium untuk menghasilkan produksi
(Suprijatna, dkk, 2008). Ayam sangat peka terhadap lama pencahayaan dan intensitas
cahaya.
5. Produksi Telur (Egg Production)
Produksi telur adalah banyaknya telur yang dihasilkan oleh setiap kandang yang
dihitung dalam Hen Day Production (HDP). Total jumlah telur yang dihasilkan dibagi
dengan jumlah betina yang hidup pada hari tersebut, data perhari selama 7 hari
kemudian dikalkulasikan untuk mencari produksi telur mingguan (Sudaryani dan
Santosa, 2003).
Breeder farm merupakan faktor kunci dalam rangka menghasilkan telur tetas
yang berkualitas baik dan fertilitas yang tinggi untuk menghasilkan anak ayam
sebagai bibit pedaging maupun petelur.Telur tetas (Hatching Egg) merupakan telur
fertil atau telah dibuahi yang dihasilkan dari peternakan ayam pembibit, bukan dari

7
ayam petelur komersial, yang digunakan untuk ditetaskan. Fertilitas merupakan
persentase telur yang fertil dari seluruh telur yang digunakan dalam suatu penetasan
(Suprijatna, 2008).
6. Puncak Produksi
Produksi telur diketahui telah mencapai puncaknya apabila selama 3 hari
berturut-turut persentase produksi telur sudah tidak mengalami peningkatan lagi 23
(Rahayu, dkk, 2011).Cobb, (2008) dalam Sutrisno, (2013) menambahkan bahwa
puncak produksi adalah saat dimana produksi telur sudah mencapai maksimal dan
tidak terjadi kenaikan produksi berlangsung selama 2-3 minggu berturut-turut.Standar
puncak produksi untuk strain Ross 308 yaitu 86% dan strain Cobb 500 yaitu 83%
(PT. Charoen Pokphand Jaya Farm 3 Pekanbaru, 2015).
Sesuai dengan pola siklus bertelur, maka setelah mencapai puncak produksi,
sedikit demi sedikit jumlah produksi mulai mengalami penurunan secara konstan
dalam jangka waktu cukup lama (selama 52-62 minggu sejak pertama kali bertelur).
Laju penurunan produksi telur secara normal berkisar antara 0,4-0,5% per minggu.

2.1.6. Sistem Perkandangan Ayam Broiler


Suatu peternakan yang dikelola dengan tata laksana pemeliharaan yang baik
memerluhkan sarana fisik sebagai penunjang atau kelengkapan, selain bangunan
kandang. Sarana fisik diantaranya terdapat gudang pakan dan jalan, perkandangan
adalah segala aspek fisik yang berkaitan dengan kandang dan sarana maupun
prasarana yang bersifat sebagai penunjang kelengkapan dalam suatu peternakan
(Rianto dan Purbowati, 2009).
Kandang termasuk peralatannya merupakan salah satu sarana fundamental yang
secara langsung turut serta menentukan sukses tidaknya suatu usaha peternakan. Oleh
karena itu kondisi kandang harus selalu diperhatikan dengan baik yang mengacu pada
prinsip ideal yang senantiasa memberi perhatian pada temperatur lingkungan,
kelembaban udara dan sirkulasi atau pertukaran udara (Priyatno, 2002).

2.1.7. Sistem Penanganan Kesehatan Ayam Broiler

8
Broiler merupakan jenis ternak yang banyak dikembangkan sebagai sumber
pemenuhan kebutuhan protein hewani, serta dapat menghasilkan daging yang cepat
dibandingkan dengan unggas lainya. Broiler memiliki kelemahan yaitu rentan
terhadap serangan penyakit, terutama penyakit yang disebabkan oleh virus, bahkan
dapat menyebabkan kematian broiler.

Salah satu cara untuk pencegahan penyakit yang disebabkan oleh virus dapat
dilakukan dengan vaksinasi. Vaksinasi merupakan proses memasukkan
mikroorganisme penyebab penyakit yang telah dilemahkan ke dalam tubuh hewan.
Penyakit yang dimasukan dalam tubuh ternak ini, tidak akan menimbulkan penyakit,
melainkan dapat merangsang pembentukan zat-zat kekebalan (antibodi) terhadap
agen penyakit tersebut Vaksin merupakan salah satu cara pengendalian penyakit
menular dengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan ketika memberikan vaksin, yaitu ayam yang divaksinkan harus dalam
keadaan sehat, dosis harus tepat, vaksin masih terkemas dengan baik, dan
menggunakan alat–alat yang steril atau bersih (Kartasudjana, 2006).

2.1.8. Sistem Pengolahan Limbah Ayam Broiler


Limbah ternak atau peternakan adalah semua yang berasal dari ternak atau
peternakan baik bahan padat maupun cair, yang belum dimanfaatkan dengan baik.
Adapun yang termasuk dalam limbah ternak adalah tinja atau feses dan air kencing
atau urin. Limbah ternak sangat banyak mengandung nutrien yang penting bagi tanah,
pupuk yang dihasilkan dari berbagai feses ternak pun menghasilkan nutrien seperti
fosfor dan kalium yang tinggi.
Pada peternakan ayam, salah satu limbah ekonomis adalah kotoran ternak yang
secara praktis bisa digunakan untuk pupuk tanaman. Namun belakangan ini, mulai
dikembangkan teknologi yang berfungsi meningkatkan nilai ekonomis. Kotoran
ternak bisa diproses menjadi produk lain yang nilai jualnya lebih tinggi.
Dari kotoran ayam, ada beberapa produk yang bisa diperoleh, yaitu gas bio, pupuk
padat, dan pupuk cair.

9
10
2.2 Ternak Kerbau
Kerbau perah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia,
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Artiodatctyla
Famili : Boviade
Upafamili : Bovinae
Genus : Bubalus
Spesies : B. bubalis
Ternak pernah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasilkan susu
sebanyak-banyaknya disamping hasil lainya. Macam –macam kerbau perah yang ada
di dunia adalah kerbau Jaffarabadi, Surti dan Mehsana.

2.2.1 Taksonomi dan Bangsa Kerbau


Kerbau (Bubalus bubalis) termasuk salah satu ternak ruminansia yang
mempunyai potensi tinggi dalam penyediaan daging. Kerbau merupakan ternak asli
daerah panas dan lembab khususnya daerah belahan utara tropika. Kerbau hidup
terutama dibagian yang berair dan dimusim hujan kerbau dapat menyebar dalam
kawasan besar. Dibandingkan dengan sapi, kerbau memiliki sistem pencernaan yang
lebih efisien dalam mencerna pakan kualitas rendah. Pada daerah kering dimana
ternak sapi kondisi tubuhnya sudah memprihatinkan (kurus), kondisi tubuh kerbau
masih cukup baik.
Klasifikasi bangsa kerbau masih belum pasti, tetapi Bubalus bubalis/ kerbau
biasa dikelompokkan menjadi tiga bangsa yaitu :
• Kerbau liar (B. bubalis arnee), moyang bagi kerbau sungai
• Kerbau sungai (B. bubalis bubalis) yang berasal dari Asia Selatan.
• Kerbau rawa (B. bubalis carabauesis) yang berasal dari Asia Tenggara.

11
1) Kerbau Murrah
Kerbau Murrah merupakan kerbau sungai yang paling penting di India dan
beberapa negara lainnya. Kerbau Murrah terdapat juga di Indonesia yang dipelihara
di Sumatera Utara oleh orang-orang keturunan Sikh, India. Bangsa kerbau Murrah
berasal dari India di Negara Bagian Uttar, Pradesh, Haryana, Punyab dan Delhi
(Fahimuddin, 1975). Kerbau Murrah termasuk kerbau yang paling efisien dalam
menghasilkan susu. Produksi susunya diperoleh sebanyak 1800 kg per laktasi dengan
kadar lemak 7-8%, sedangkan lama laktasi 9-10 bulan Ciri-Ciri Umum Kerbau
Murrah Adalah :
• Tubuh padat dan pendek
• Leher dan kepala relatif kecil
• Warna kulitnya hitam dengan warna putih pada dahi dan kaki
• Punggungnya lebar
• Tanduk melingkar rapat seperti spiral dan sangat kecil
• Bobot badan betina dewasa 450 kg dan dewasa jantan 550 kg
• Menghasilkan susu 2.050 liter/laktasi.

2) Kerbau Surti
Kerbau jenis ini banyak dipelihara di India khususnya di Gujarat dan daerah
sekitarnya.
Ciri-ciri umum kerbau Surti Adalah :
• Bentuk tubuhnya sedang
• Tanduk tidak terlalu panjang
• Memiliki Kaki pendek
• Ekornya panjang
• Warna kulit hitam dan putih
• Bobot badan betina dewasa 400 kg dan jantan dewasa 500 kg
• Memproduksi susu 1.700 liter/laktasi
• Bobot badan betina dewasa 500 kg dan jantan dewasa 600 kg
• Memproduksi susu 2.500 liter/laktasi.

12
Sebenarnya ada beberapa jenis lain dari kerbau ini yang kurang terkenal
seperti kerbau Toda di Nilgiri, Kerbau Parlakmedi di Orissa, dan Pandharpuri dan
Marathawada. Populasi kerbau tersebut sangat sedikit, dan cenderung mengalami
kepunahan.

2.2.2. Karakteristik produksi ternak kerbau


Jika dibandingkan dengan jumlah laktasi yang sama, kerbau akan menghaslikan
lebih banyak lemak dan bahan padat bukan lemak (solid non fat, SNF) dari pada sapi
lokal di india. Bahan bahan dasar yang terdapat dalam susu kerbau antara lain protein,
lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Total produksi susu dalam satu masa laktasi
yang dapat dihaslikan seekor kerbau berbeda berda. Perbedaan ini disebabkan
bedanya bulan dan tingkat laktasi, penampilan individu, latar belakang pemeliharaan
dan pemberian pakan. Pada bulan bulan awal laktasi produsi susu kerbau banyak,
puncaknya dicapai pada bulan kedua. Bulan-bulan berikutnya produksi susu kerbau
mulai menurun seiring dengan meningkatnya umur anak dan umur kebuntingan.
Perbedaan periode laktasi dapat meyebabkan berbeda jumlah susu yang diperoleh
dalam satu masa laktasi.

2.2.3. Karakteristik Reproduksi Ternak Kerbau


Manajemen reproduksi merupakan faktor penentu kedua setelah pakan dan gizi
terpenuhi. Pengembangan ternak kerbau melalui reproduksi perlu dukungan pakan
yang kuantitas dan kualitas nutriennya seimbang dengan kebutuhan ternak.
Perkawinan kerbau secara alami dengan pejantan- pejantan yang ada dalam
kelompoknya dipadang penggembalaan menyebabkan perkawinan dalam
(inbreeding). Perkawinan inbreeding dapat menyebabkan kuantitas dan kualitas
kerbau menurun (Alfrawati et all, 2014). Hal ini ditunjukkan dengan penurunan
angka kelahiran dan semakin kecilnya bobot badan. Yandraliza et al (2010)
menyatakan bahwa rendahnya angka kelahiran kerbau lumpur disebabkan oleh
kualitas pakan/ hijauan serta keseimbangan pejantan dan betina dalam satu populasi.
Pengaturan waktu kawin sangat esensial dalam pemeliharaan ternak bibit. Hindari
kelahiran anak pada bulan–bulan kering atau pada musim kemaraau karena akan

13
berdampak pada penyediaan gizi induk dan anak. Hal ini dapat dilakukan dengan
menghitung dan mencatat gejala birahi dan kebuntingan. Selain pengontrolan waktu
perkawinan, ratio ternak betina dan jantan harus diperhatikan. Secara teoritis,
rasionya adalah 1:10 (Suhubdy Yasin, 2013)
Inseminasi Buatan (IB) hendaknya dilakukan pada wilayah dimana kerbau
jantan jumlahnya terbatas. Kiranya akan lebih bijaksana bila sistem perkawinan yang
diterapkan adalah kawin alam secara kelompok dalam kandang kelompok dengan
imbangan jantan : betina = 1 : 10, karena dengan sistem perkawinan ini peternak
tidak repot untuk mengamati berahi, pejantan dengan sendirinya dapat mengetahui
kerbau betina yang berahi dan secara otomatis akan mengawininya diketahui,
walaupun perkawinan menggunakan sistem IB, namun dibutuhkan juga pejantan
untuk kawin alam, hal ini dimaksudkan bila terjadi kegagalan dalam menggunakan IB
karena berahi tenang, maka pejantan tersebut dapat mengawini betina-betina yang
mengalami berahi tenang tersebut sebagaimana biasa dilakukan pada ternak sapi
perah.

2.2.4. Sistem Perkandangan


Perkandangan merupakan suatu lokasi atau lahan khusus yang diperuntukkan
sebagai sentra kegiatan peternakan yang di dalamnya terdiri atas bangunan utama
perlengkapan lainnya (Sugeng, 1998).
Kandang kerbau terdiri atas dua jenis, yakni kandang tunggal dan kandang
ganda. Dua macam kandang ini merupakan yang paling lazim digunakan oleh para
peternak kerbau di Indonesia. Kandang tunggal adalah kandang yang hanya terdiri
atas satu baris kandang, sedangkan kandang ganda adalah kandang yang terdiri atas
dua baris kandang. Kandang ganda ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni
sebagai berikut :
a. kandang kerbau dewasa (kerbau laktasi)
Ukuran kandang 1,75 x 1,2 m, masing-masing dilengkapi tempat makan dan
tempat air minum dengan ukuran masing-masing 80 x 50 em dan 50 x 40 cm.
Kandang kerbau dewasa dapat juga dipakai untuk kerbau dara.

14
15
b. kandang gudel
Kandang Gudel ada 2 macam yaitu individual dan kelompok. Untuk kandang
individual sekat kandang sebaiknya tidak terbuat dari tembok supaya sirkulas udara
lancar, tinggi sekat +1 m, ukuran kandang untuk 0-4 minggu 0,75 x 1.5 m dan untuk
4-8 minggu 1x 1,8 m. Pada kandang kelompok adalah untuk anak kerbau yang telah
berumur 4-8 minggu dengan ukuran 1 m2/ekor dan pada umur 8-12 minggu 1.5
m2/ekor dengan dinding setinggi 1 m. Dalam satu kelompok sebaiknya tidak lebih
dari 4 ekor. Tiap individu harus dilengkapi tempat makan dan tempat air minum.

c. kandang pejantan
Kerbau pejantan pada umumnya dikandangkan secara khusus. Ukuran lebih
besar dari pada kandang induk dan konstruksinya lebih kuat. Bentuk yang paling baik
untuk kandang pejantan adalah kandang yang berhalaman atau Loose Box. Lebar dan
panjang untuk kandang pejantan minimal 3 x 4 m dengan ukuran halaman 4 x 6 m.
Tinggi atap hendaknya tidak dijangkau kerbau yaitu 2,5 m, tinggi dinding kandang
dan pagar halaman 180 cm atau paling rendah 160 cm. Lebar pintu 150 cm dilengkapi
dengan beberapa kayu penghalang. Pagar halaman terbuat dari tembok setinggi 1 m,
di atasnya dipasang besi pipa dengan diameter 7 cm, disusun dengan jarak 20 cm.
Lantai halaman lebih baik dari beton. Perlengkapan lain yang diperlukan sama seperti
pada kandang yang lain. Pemberian ransum harus dilakukan dari luar
kandang/dinding demi untuk keamanan.

d. kandang kawin
Tempat kawin dibuat pada pada bagian yang berhubungan dengan pagar
halaman kandang pejantan yang diatur dengan pintu-pintu agar perkawinan dapat
berlangsung dengan mudah dan cepat. Ukuran kandang kawin: panjang 110 cm, lebar
bagian depan 55 cm, lebar bagian belakang 75 cm, tinggi bagian depan 140 cm dan
tinggi bagian belakang 35 cm. Bahan kandang kawin sebaiknya digunakan balok
berukuran 20 x 20 cm. Balok ditanam ke dalam tanah sedalam 50-60 cm dan dibeton
supaya kokoh.

16
e. kandang isolasi/ kandang darurat
Kandang ini dibangun sebagai tempat pengobatan kerbau yang sakit. Pada
tempat ini kerbau yang sakit dapat diobati dengan mudah dan kerbau tidak sukar
ditangani. Ukuran kandang yaitu: panjang 250 cm, lebar 155 cm dan tinggi 250 cm.
Letaknya terpisah dengan kandang kerbau yang sehat, dengan tujuan penyakit tidak
mudah menular.

f. Kandang kerbau laktasi


Kandang kerbau laktasi ada dua macam, yaitu sistem stall dan loose housing.
Sistem stall dapat dibuat dalam bentuk tunggal atau ganda, tergantung dari jumlah
kerbau yang dimiliki, Pada kandang tipe tunggal, kerbau ditempatkan satu baris.
Sementara pada tipe ganda, kerbau ditempatkan dua baris dan saling berhadapan atau
saling bertolak belakang. Diantara dua baris tersebut, perlu diberi jalur untuk jalan,
agar kerbau selalu bersih dan nyaman, got pada kandang stall harus dibuat tepat
dibelakang kaki kerbau, Selain itu, alas kandang juga perlu diberi karpet dari karet
dengan tujuan untuk meningkatkan kenyamanan kerbau, membantu kerbau selalu
bersih, dan mencegah masalah kerusakan pada kuku kerbau.

2.2.5 Sistem Pemeliharaan


Menurut Setyawan (2010), menyatakan bahwa manajemen pemeliharaan dalam
upaya pengembangan kerbau masih sangat tradisional karena belum ada sentuhan
teknologi terpadu baik untuk peningkatan populasi ternak, pengelolaan pakan dan
pengetahuan pengelolaan hasil produksi sehingga menyebabkan peningkatan populasi
juga berkembang. Produktivitas kerbau sangat tergantung dari faktor manajemen
yang diterapkan pada ternak tersebut, selain dari faktor genetik yang dimiliki oleh
ternak itu sendiri.

17
2.2.6 Sistem Pemerahan
Pemerahan adalah tindakan mengeluarkan susu dari ambing. Pemerahan
bertujuan untuk mendapatkan produksi susu yang maksimal. Terdapat tiga tahap
pemerahan yaitu pra pemerahan, pelaksanaan pemerahan dan pasca pemerahan
(Syarief dan Sumoprastowo, 1990).
1. Fase Persiapan
Sebelum pemerahan dimulai, pemerah mencuci tangan dengan bersih dan
mengeringkannya, kuku tangan pemerah dipotong pendek agar tidak melukai puting
kerbau, kerbau yang akan diperah dibersihkan dari segala kotoran, tempat dan
peralatan telah disediakan dan dalam keadaan yang bersih.
2. Pelaksanan Pemerahan Susu
Proses pemerahan yang baik harus dalam interval yang teratur, cepat,
dikerjakan dengan kelembutan, pemerahan dilakukan sampai tuntas, tengan
menggunakan prosedur sanitasi, serta efisien dalam menggunaan tenaga kerja
(Prihadi, 1996).
Berusaha memperoleh hasil air susu sebanyak-banyaknya, merupakan tugas
yang pokok dari keseluruhan pekerjaan bagi usaha ternak perah. Tugas kedua adalah
menjaga agar sapi tetap sehat dan ambing tidak rusak. Pelaksanaan pemerahan yang
kurang baik, mudah sekali menimbulkan kerusakan pada ambing dan puting karena
infeksi mastitis, yang sangat merugikan hasil susu.

2.2.7. Sistem Penanganan Kesehatan


Sistem penangan kesehatan meliputi:
1. Biosecurity
Pemeliharaan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas
ternak. Pemeliharaan yang baik dan benar akan sangat mempengaruhi
keberhasilan usaha, dengan sistem pemeliharaan yang baik akan diperoleh
pertambahan bobot badan dan meningkatkan produktivitas susu yang
maksimal serta performa ternak yang optimal (Abidin, 2002). Aspek yang
berhubungan dengan pemeliharaan meliputi; sanitasi, biosecurity pencegahan

18
penyakit dan penanganan penyakit. Biosecurity merupakan pencegahan dasar
masuknya suatu penyakit, dalam hal ini peternak lebih fokus terhadap
kebersihan terutama kebersihan kandang (Nurdana, 2015).

2. Sanitasi
Sanitasi kandang merupakan usaha dalam rangka membebaskan kandang
dari bibit-bibit penyakit maupun parasit lainnya (Nurdana, 2015).
Pembersihan kandang dan dilanjutkan dengan pemandian, bertujuan untuk
menjaga kebersihan kandang dan menjaga kesehatan kerbau agar kerbau tidak
mudah terjangkit penyakit.

3. Pencegahan Penyakit
Pencegahan penyakit merupakan usaha yang dilakukan untuk menurunkan
jumlah atau persentase penyakit menular melalui suntikan, penggunaan bahan
kimia yang membunuh induk semang antara yang membawa bibit penyakit,
dan isolasi hewan terserang dan mencegah agar tidak menular ke hewan yang
sehat. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan menjaga tata laksana
pemeliharaan atau pemberian vaksinasi untuk merangsang sistem kekebalan
tanpa dipengaruhi penyakit (Ellis, 2002).
4. Kandang karantina
Kandang karantina merupakan kandang isolasi ternak dengan tujuan
pengobatan dan pencegahan penyebaran suatu penyakit. Karantina bertujuan
untuk mendeteksi adanya gejala penyakit tertentu yang belum diketahui ketika
proses pembelian. Kadang karantina digunakan untukmengisolasi ternak dari
ternak yang lain dengan tujuan pengobatan dan pencegahan penyebaran suatu
penyakit.

19
BAB III
METODE PROGRAM PRAKTEK LAPANGAN

3.1 Waktu dan Tempat PPL


3.1.1 Komoditi Ternak Ayam Broiler
Program Praktek Lapangan (PPL) komoditi ternak ayam broiler (monogastrik)
dilaksanakan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm, Desa Lau Gambir, Kecamatan
Sinembah Tanjung Muda Hilir, Kabupaten Deli Serdang. Program Praktek Lapangan
(PPL) ini dilaksanakan selama 3 minggu dimulai pada tanggal 14 Juni sampai dengan
2 Juli 2022.

3.1.2 Komoditi Ternak Kerbau Perah


Program Praktek Lapangan (PPL) komoditi ternak kerbau murrah (poligastrik)
dilaksanakan di Koperasi Guna Satwa Mandiri Morrah Farm, Desa Bahal Batu I,
Kecamatan Siborong-Borong, Kabupaten Tapanuli Utara. Program Praktek Lapangan
(PPL) ini dilaksanakan selama 3 minggu dimulai pada tanggal 23 Mei sampai dengan
12 Juni 2022.

3.2 Aspek yang Diamati


3.2.1 Komoditi Ternak Ayam Broiler
Aspek yang diamati selama dilokasi PPL usaha ternak ayam broiler, meliputi :
pemeliharaan ternak ayam cobb, manajemen sanitasi dan kebersihan kandang,
pemberian pakan dan minum, pemberian obat dan vitamin pemberian alas kandang
dan produksi telur.

3.2.2 Komoditi Ternak Kerbau Perah


Aspek yang diamati selama dilokasi PPL usaha ternak kerbau murrah,
meliputi: manajemen, sanitasi dan kebersihan kandang, pengambilan rumput hijauan
pakan ternak, dan penggembalaan ternak kerbau.

20
3.3 Metode Pengumpulan Data
3.3.1 Komoditi Ternak Ayam Broiler
Data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan karyawan , dan juga
pengamatan langsung (observasi) ke lapangan serta praktek langsung di lapangan
bergabung bersama karyawan dalam melaksanakan tugas atau kerja rutin.

3.3.2 Komoditi Ternak Kerbau Perah


Metode pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapangan ini yaitu dengan
mengikuti secara langsung semua kegiatan dilapangan. Dimana teknik pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan cara :
1. Observasi : metode ini dilakukan dengan cara mencari, mengamati secara
langsung dan mencatat semua kegiatan yang berhubungan dengan manajemen
pemeliharaan ternak. Metode observasi mencakup :
a. Manajemen Kesehatan mencakup :
• Sanitasi kandang
• Pencegahan penyakit dan pemberian vitamin
b. Manajemen pembuatan dan pemberian pakan mencakup :
• Jenis pakan yang diberikan.
• Cara pemberian pakan.
c. Manajemen Penggembalaan
2. Interview : Metode ini dilakukan dengan cara melakukan proses tanya jawab
langsung dengan pekerja.
3. Praktek lapangan : Metode ini dilakukan dengan cara mengikuti secara
langsung atau ikut ambil kegiatan di lapangan.
4. Studi pustaka : Studi pustaka dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan
informasi atau referensi pendukung yang berkaitan dengan manajemen pemeliharaan
ternak sapi dengan memanfaatkan studi pustaka yang tersedia berupa, artikel, jurnal,
dan buku.

21
3.4 Jadwal dan Materi Kegiatan PPL
3.4.1 Komoditi Ternak Ayam Broiler
1. Objek PPL
Objek yang diamati dalam PPL diusaha peternakan ayam broiler meliputi:
manajemen, sanitasi dan kebersihan kandang, pemberian pakan dan minum,
pemberian obat dan vitamin, pemberian kandang dan produksi telur.

2. Waktu Kegiatan
Kegiatan dimulai dari pukul 06.00 WIB – 12.00 WIB dan pukul 14.00 WIB –
16.00 WIB untuk setiap harinya di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm 4.
Tabel 1. Kegiatan harian PPL di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm 4
No Hari Waktu Kegiatan
1. Senin, 23 Mei 10.00  Penyambutan dan arahan oleh
2022 General Meneger (GM)
2. Selasa,24 Mei 07:00 - 12:00  Penyambutan dan bimbingan
2022 oleh manager
 Perkenalan supervisor dan
pekerja kandang
 Seleksi ayam jantan dan betina
13:00 – 18:00  Vaksinasi
3. Rabu, 25 Mei 2022 06:00 – 12:00  Pemutaran pakan, pengecekan
pakan dan ayam.
 Penimbangan ayam
 Seleksi ayam jantan
13:00 – 17:00  Vaksinasi
4. Jumat, 27 Mei 06:00 – 12:00  Pemutaran Pakan, pengecekan
2022 pakan dan ayam.
 Seleksi ayam jantan
 Penimbangan pakan,
pengeceran pakan ke bak
penyimpan.
13:00- 17:00  Vaksinasi
6 Sabtu, 28 Mei 06:00-12:00  Pemutaran pakan, pengecekan
2022 pakan dan ayam
 Seleksi jantan
13:00-17:00  Vaksinasi
7 Senin, 30 Mei 06:00-12:00  Pemutaran Pakan, pengecekan
2022 pakan dan ayam.

22
 Seleksi ayam jantan dan betina
13:00-17:00  Vaksinasi
8 Selasa, 31 Mei 06:00-12:00  Pemutaran pakan, pengecekan
2022 pakan dan ayam.
 Seleksi ayam jantan dan betina
14:00-16:00  Seleksi ayam jantan dan betina
9 Rabu, 1 Juni 2022 06:00-12:00  Pemutaran pakan, pengecekan
pakan dan ayam.
 Merakit tempat pakan
 Penaburan serbuk kayu pada
sangkar
14:00-16:00  Pengutipan telur
 Grading telur
10 Kamis, 2 Juni 2022 06:00-12:00  Pemutaran pakan, pengecekan
pakan dan ayam.
 Pengecekan dan penggantian
neppel.
14:00 – 16:00  Pembuatan dan pembagian
tempat pakan
 Pembersihan kandang yang
becek
11 Jumaat, 3 Juni 06:00-12:00  Pemutaran pakan, pengecekan
2022 pakan dan ayam.
 Pengecekan dan penggantian
neppel.
 Pembuatan tempat pakan dari
karung
14:00 – 16:00  Pembagian tempat pakan
 Pemotongan saringan bak
pakan
 Penimbangan ayam jantan dan
betina
 Pengutipan telur
12 Sabtu, 4 Juni 2022 06:00-12:00  Pemutaran pakan, pengecekan
pakan dan ayam.
 Pembagian tempat pakan
(trough)
 Pembuatan saringan pakan
 Pembuatan tutup blower
(kipas)
14:00 – 16:00  Pemasangan tutup blower
13 Senin, 6 Juni 2022 06:00-12:00  Pemutaran pakan, pengecekan

23
pakan dan ayam.
 Pembuatan tutup blower
 Pengutipan telur
 Seleksi ayam betina
 Pemasangan saringan bak
pakan
 Pembuatan tenggeran ayam
 Penimbangan pakan
14:00 – 16:00  Pemasangan tutup blower
 Pengutipan telur
 Pengecekan suhu kandang
 Penaburan pakan
 Pemindahan keranjang
 Grading telur
14 Selasa, 7 Juni 2022 06:00-12:00  Pemutaran pakan, pengecekan
pakan dan ayam
 Pengutipan telur
 Penaburan pakan
 Pemasangan jaring pada
dinding bagian dalam kandang
14:00 – 16:00  Pengutipan telur
 Penaburan pakan
 Grading telur
 Penimbangan ayam
 Pembuatan sekat untuk
pemasangan racun lalat
15 Rabu, 8 Juni 2022 06:00-12:00  Pemutaran pakan, pengecekan
pakan dan ayam
 Penggulungan terpal bagian
dinding luar kandang
 Pengutipan telur
 Penaburan pakan
 Pembersihan kandang becek
14:00 – 16:00  Pengutipan telur
 Penimbangan ayam
 Penaburan pakan
 Grading telur
16 Kamis, 9 Juni 2022 06:00-12:00  Pemutaran pakan, pengecekan
pakan dan ayam
 Pengutipan telur
 Pemasangan jaring pada
dinding kandang bagian dalam

24
 Penaburan pakan
14:00 – 16:00  Penaburan pakan
 Pengutipan telur
 grading
17 Jumaat, 10 Juni 07:00-12:00  Pemutaran pakan, pengecekan
2022 pakan dan ayam
 Penggulungan terpal bagian
dinding luar kandang
 Pengutipan telur
 Perbaikan terpal pada dinding
kandang bagian dalam
 Penaburan pakan
 Mengganti tempat pakan dari
karung
 Seleksi ayam jantan dan betina
14:00 – 18:00  Pengutipan telur
 Pembuatan sekat untuk
pemasangan racun lalat
 Penaburan pakan
 Grading telur
18 Sabtu, 11 Juni 07:30 - 12:00  Pemutaran pakan, pengecekan
2022 pakan dan ayam
 Pengutipan telur
 Seleksi ayam jantan dan betina
 Grading telur
 Pamitan

3.4.2 Komoditi Ternak Kerbau Perah


1. Objek PPL
Objek yang diamati dalam PPL di usaha ternak kerbau Murrah meliputi:
manajemen sanitasi dan kebersihan kandang, pengambilan rumput hijauan pakan
ternak dan pengembalaan ternak kerbau murrah.

2. Waktu Kegiatan
Kegiatan dimulai dari pukul 08.00 – 12.00 WIB dan pukul 14.00 – 17.00 WIB
untuk setiap harinya di Koperasi Guna Satwa Mandiri Morrah Farm.

Tabel 2. Kegiatan harian PPL di Koperasi Guna Satwa Mandiri Morrah Farm.
No Hari /Tanggal Waktu Kegiatan
1. Senin, 13 Juni 08.00-08.30 Breafing dan Penyambutan
2022 WIB mahasiswa PKL dan pengenalan

25
dengan pemimpin perusahaan

08.30-11.00 Pembersihan lahan rumput King


WIB Grass
11.00-16.00 Mengembalakan kerbau
WIB
2. Selasa, 14 Juni 08.00-08.15 Breafing
2022 WIB
08.20-12.00 Pembersihan Kandang
12.00-14.00 Istrahat
14.00-15.00 Pembagian atau pemberian pakan

15.00-16.00 Choper Jagung


WIB
3. Rabu, 15 Juni 08.00-08.15 Breafing
2022
08.20-09.00 Pemberian pakan untuk kandang
dere
09.10-12.00 Pembersihan lingkungan kandang

12.00-14.00 Istrahat

14.00-15.00 Pemberian pakan

4. Kamis, 16 Juni 08.00-08.15 Breafing


2022 WIB
08.20-12.00 Ngarit pakan
WIB
12.00-14.00 Istrahat
WIB
14.00-15.00 Lanjut untuk ngarit
WIB
5. Jumat, 17 Juni 08.00.08.15 Breafing
2022 WIB
08.20-09.00 Pemberian Pakan untuk kandang
WIB dere
09.10-11.30 Pembersihan kandang dan
WIB lingkungan sekitar kandang
12.00-14.00 Istrahat
WIB
14.00-15.00 Pembagian atau pemberian pakan
WIB
6. Sabtu, 18 Juni 08.00.08.15 Breafing

26
2022 WIB
08.20-11.00 Pembersihan kandang
WIB
11.00-16.00 Mengembalakan Kerbau
WIB
16.00-17.00 Memandikan kerbau
WIB
7. Minggu, 19 08.00.08.15 Breafing
Juni 2022 WIB
08.20-10.00 Choper pakan
WIB
15.00-16.00 Pembersihan sekitar lingkungan
WIB kandang
8. Senin, 20 Juni 08.00-08.15 Breafing
2022 WIB
08.20-10.00 Pemberian untuk ternak dere dan
WIB ternak pedet yang digembalakan
10.00-11.30 Mengembalakan pedet
WIB
12.00-14.00 Istrahat
WIB
14.00-15.00 Pemberian pakan

9. Selasa, 21 Juni 08.00-08.15 Breafing


2022 WIB
08.20-12.00 Ngarit pakan
WIB
12.00-14.00 Istrahat
WIB
14.00-15.00 Lanjut untuk ngarit

10. Rabu, 22 Juni 08.00-08.15 Breafing


2022 WIB
08.20-10.00 Pembersihan kandang pemerahan
WIB
10.10-11.30 Pembersihan kandang dan
WIB lingkungan sekitar kandang
12.00-14.00 Istrahat
WIB
14.00-15.00 Pemberian pakan
WIB
11. Kamis, 23 Juni 08.00.08.15 Breafing
2022 WIB
08.20-11.00 Pembersihan kandang

27
WIB
11.10-16.00 Mengembalakan Kerbau
WIB
16.00-17.00 Pemberian jagung choper ke
WIB kandang pemerahan dan laktasi
12. Jumat, 24 Juni 08.00.08.15 Breafing
2022 WIB
08.20-12.00 Ngarit pakan
WIB
12.00-14.00 Istrahat
WIB
14.00-16.00 Lanjut Ngarit pakan
WIB
13. Sabtu, 25 Juni 08.00-08.15 Breafing
2022 WIB
08.20-12.00 Ngarit pakan
WIB
12.00-14.00 Istrahat
WIB
14.00-16.00 Lanjut untuk ngarit
WIB
14. Minggu, 26 08.00-08.15 Breafing
Juni 2022 WIB
08.20-10.00 Choper pakan
WIB
10.00 WIB Istrahat

15. Senin, 27 Juni 08.00-08.15 Breafing


2022 WIB
08.20-09.00 Pemberian pakan untuk dere dan
WIB pedet yang digembalakan
09.10-11.30 Pembersihan kandang dan
WIB lingkungan sekitar kandang
12.00-14.00 Istrahat
WIB
14.00-15.00 Desinfektan seluruh kandang
WIB
15.10-16.00 Pemberian pakan
WIB
16. Selasa, 28 Juni 08.00-08.15 Breafing
2022 WIB
08.20-12.00 Pembersihan Kandang
WIB
12.00-14.00 Istrahat

28
WIB
14.00-15.00 Penghitungan dan pengecekan
WIB kerbau dere betina/jantan, pedet
yang digembalakan, kerbau yang
diperah dan kerbau isolasi
16.00-17.00 Penghitungan dan pengecekan
WIB kerbau dewasa yang digembalakan
17. Rabu, 29 Juni 08.00.08.15 Breafing
2022 WIB
08.20-09.00 Pembersihan kandang pemerahan
WIB
09.10-11.30 Pemerahan kerbau
WIB
12.00-14.00 Istrahat
WIB
14.00-16.00 Pembersihan Kandang
WIB
18. Kamis, 30 Juni 08.00-08.15 Breafing
2022 WIB
08.20-12.00 Ngarit
WIB
12.00-14.00 Istrahat
WIB
14.00-15.00 Lanjut untuk ngarit
WIB
19. Jumat, 1 Juli 08.00-08.15 Breafing
2022 WIB
08.20-12.00 Pembersihan kandang
WIB
12.00-14.00 Istrahat
WIB
14.00-16.00 Pemberian pakan
WIB
20. Sabtu, 2 Juli 08.00-08.15 Breafing
2022 WIB
08.20-09.00 Pemberian pakan ke kandang dere
WIB dan pedet yang digembalakan
09.10-11.30 Pembersihan kandang dan
WIB lingkungan sekitar kandang
12.00-14.00 Istrahat
WIB
14.00-16.00 Pemberian pakan
WIB
16.00-17.00 Memandikan kerbau dewasa yang

29
WIB digembalakan
21. Minggu, 3 Juli 08.00-08.15 Breafing
2022 WIB
08.20-10.00 Choper Jagung
WIB
10.05 WIB Istrahat

22 Senin, 4 Juli 09.00-11.00 - Penyerahan Sertifikat atau Nilai


2022 WIB PPL Oleh Manager
- Pamitan

30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Usaha Peternakan Ayam Broiler PT. Charoen Pokphand Jaya Farm 4
4.1.1 Sejarah Perusahaan
Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) didirikan 07 Januari 1972 dalam
rangka Penanaman Modal Asing (PMA) dan beroperasi secara komersial mulai tahun
1972. Kantor pusat Charoen Pokphand Indonesia Tbk terletak di Jl. Ancol VIII No. 1,
Jakarta 14430 – Indonesia dengan kantor cabang di Sidoarjo, Medan, Tangerang,
Cirebon, Serang, Lampung, Denpasar, Surabaya, Semarang, Bandung, Makassar,
Salatiga, Gorontalo dan Demak.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Charoen Pokphand
Indonesia Tbk (31-Mei-2022), yaitu PT Charoen Pokphand Indonesia Group, dengan
persentase kepemilikan sebesar 55,53%.
Pemilik manfaat akhir (ultimate beneficial owner) Charoen Pokphand Indonesia Tbk
adalah Keluarga Jiaravanon.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan CPIN
terutama meliputi pembibitan ayam ras, kegiatan rumah potong dan pengepakan
daging bukan unggas, kegiatan rumah potong dan pengepakan daging unggas,
industri pengolahan dan pengawetan produk daging dan daging unggas, industri
pembekuan buah-buahan dan sayuran, industri tepung campuran dan adonan tepung,
industri makanan dan masakan olahan, industri bumbu masak dan penyedap masakan,
industri ransum makanan hewan, industri produk farmasi untuk hewan, industri
barang dari plastik untuk pengemasan, industri perlengkapan dan peralatan rumah
tangga (tidak termasuk furnitur), perdagangan besar binatang hidup, perdagangan
besar daging ayam dan daging ayam olahan, pergudangan dan penyimpanan, aktivitas
cold storage.
Merek-merek yang dimiliki Pokphand, antara lain: pakan ternak (HI-Pro, HI-Pro-
Vite, Bintang, Bonavite, Royal Feed, Turbo Feed dan Tiji) dan produk pengolahan
daging ayam (Golden Fiesta, Fiesta, Champ, Okey, Akumo dan Asimo).

31
4.1.2 Struktur dan Organisasi Perusahaan
Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh perusahaan didalam
menjalankan kegiatan operasinya yaitu dengan adanya struktur organisasi.Struktur
organisasi dapat memperhatikan atau memperjelas batasan-batasan tugas dan
tanggung jawab masing-masing personil yang merupakan anggota dan organisasi
perusahaan. Struktur organisasi adalah bagian yang penting dari perusahaan karena
struktur organisasi memiliki fungsi yang berbeda dan memiliki tujuan yang sama
untuk mencapai keberhasilan.

STRUKTUR ORGANISASI
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm

Direktur Utama

General
Penasehat Manager

Bidang Produksi Bidang


Pakan Manajemen
Kandang
Gambar 1. Struktur organisasi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm

4.1.3 Populasi Ternak Ayam Broiler

Tabel 3. Populasi ternak ayam broiler di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm
No Status ternak Strain Jumlah
1. Ayam broiler Cobb 70.000 ekor
2. Ayam broiler Ross 90.000 ekor
Jumlah 160.000 ekor
Sumber: PT. Charoen Pokphand Jaya Farm 2022

32
4.1.4 Peralatan dan Sarana Pendukung
1. Pemanas (Heater)
Proses brooding menggunakan pemanas ruangan berupa dua unit heater
dengan merk purafire dalam satu kandang.Heater dilengkapi dengan system
thermoregulator sehingga dapat hidup dan mati dengan sendirinya. Jika suhuruangan
lebih dari suhu maksimum yang telah disetel, maka heater akan mati.Heater akan
menyala kembali jika suhu ruangan kurang dari suhu minimum yangtelah disetel.
2. Panel Kontrol
Panel kontrol berfungsi untuk memprogram kerja peralatan secara otomatis
yang ada di tiap-tiap kandang. Panel kontrol terdiri atas, electric switch, saklar lampu,
saklar nipple, saklar exhaust fan, saklar cooling pad, saklar tempat pakan jantan, dan
saklar tempat pakan betina.
3. Peralatan Air dan Tempat Minum
Sumber air di PT. Charoen pokphand Jaya Farm berasal dari sumur bor yang
dialirkan ke bak penampungan air yang berkapasitas 100.000 liter, kemudian
dinaikkan menggunakan motor pompa ke tandon air utama, setelah itu dialirkan ke
seluruh tendon air yang ada di tiap-tiap kandang berkapasitas 1.000 liter. Air dari
tandon kemudian ditarik oleh pompa air ke pipa nipple melalui regulator. Regulator
berfungsi untuk mengatur tekanan air pada nipple agar mengalir ke semua ujung
nipple dengan tekanan yang sama. Dalam satu kandang terdapat 800 buah nipple
karena satu nipple diasumsikan untuk 15 ekor ayam.
4. Peralatan Tempat Pakan Jantan
Tempat pakan jantan menggunakan pan feeder yang dijalankan secara otomatis.
Satu buah tempat pakan jantan diasumsikan untuk 8 ekor ayam jantan. Pada saat
pemberian pakan, tempat pakan ayam jantan di turunkan setinggi 30 cm. Pan feeder
disetiap kandang berjumlah 140 buah yang dapat di naik turunkan secara otomatis
melalui panel kontrol.
5. Peralatan Tempat Pakan Betina
Tempat pakan ayam betina menggunakan trough feeder yang djalankan secara
otomatis. Trough feeder terdiri dari box pakan utama (main hopper), box pakan

33
tambahan (extra hopper), tempat distribusi pakan (loop), kawat besi penutup loop
(gril) dengan tinggi 65 mm dan lebar 48 mm, rantai loop (chain), dan motor
penggerak loop. Cara menggunakan through feeder ini yaitu pakan di berikan di
masukkan ke dalam box hopper kemudian dijalankan oleh chain secara otomatis
sehingga pakan tersebar rata sepanjang loop.
6. Peralatan Ventilasi
Komponen peralatan yang membantu sirkulasi di dalam kandang antara lain
terdiri dari dua macam yaitu peralatan ventilasi utama yang terdiri dari exhaust fan
dan cooling pad, dan peralatan ventilasi pendukung yaitu temptron dan spoiler.
Exhaust fan merupakan kipas angin berdiameter 48 inchi yang berada di kandang
bagian belakang yang berfungsi untuk mengeluarkan udara kotor di dalam kandang.
Jumlah exhaust fan dalam tiap kandang ada 7 buah. Cooling pad merupakan bantalan
pendingin yang terbuat dari karton bercelah sebagai lubang untuk penyalur udara
segar dari luar ke dalam kandang. Cooling pad dapat menurunkan suhu udara yang
masuk ke dalam kandang sebesar 1,50 – 20 C.
Temptron dan spoiler merupakan alat tambahan yang ada di dalam kandang.
Jumlah temptron di dalam tiap-tiap kandang sebanyak dua buah yang memiliki fungsi
secara otomatis untuk pengatur aktivitas exhaust fan dan cooling pad. Spoiler adalah
alat yang terbuat dari plastik berbentuk segitiga yang dipasang dekat dengan atap
kandang fungsinya untuk menjaga kecepatan udara di dalam kandang supaya tetap
baik dan stabil.
7. Peralatan-peralatan lain
Peralatan-peralatan lain seperti timbangan, waring (cover slat), debeaker,
sangkar (nest box), sepatu boot, sapu, alat tulis, buku recording dan lori berada di
ruang grading. Lori adalah rel kereta gantung, yang di pasang menggantung pada besi
WF, rel membentang dari ujung depan hingga ujung belakang kandang. Lori
berfungsi sebagai alat pengangkut pakan dan telur.

34
4.1.5 Sistem Perkandangan Ayam Broiler
Kandang merupakan faktor penting dalam usaha peternakan ayam broiler.
Kandang dipergunakan mulai dari awal hingga masa produksi. Pada prinsipnya
kandang yang baik adalah kandang yang sederhana, biaya pembuatan murah, dan
memenuhi persyaratan teknis dan nyaman bagi ternak. Bentuk kandang dan kondisi
tempat yang tersedia, keadaan tahan yang dipergunakan, biaya yang tersedia dan
bahannnya harus menjadi pertimbangan demi kenyamanan ayam.
Kandang berfungsi antara lain untuk berlindung ternak dari panas dan hujan,
dan mempermudah tatalaksana dan untuk melindungi bahaya dari predator. Suhu dan
kelembaban udara sangat berpengaruh terhadap produktifitas, karena suhu dan
kelembaban menentukan tingkat kenyamanan bagi ayam.Perusahaan peternakan PT.
Charoen Pokphand Jaya Farm memiliki kandang ternak ayam broiler sistem closed
house.
 Sistem Closed House
Kandang Ayam Closed House adalah sistem kandang tertutup yang mampu
membantu mengoptimalkan syarat lingkungan yang mencakup jendela, suhu &
kelembapan. Dengan kandang Closed House terjadi pergerakan udara yang stabil
serta taraf kelembapan udara pada pada sangkar mampu diatur sinkron menggunakan
kebutuhan ayam.
Pada kandang closed house di perusahaan PT. Charoen Pokphand Jaya Farm ini
terbagi atas 16 kandang dengan jumlah populasi ternak ayam broiler 160.000. Sistem
pemeliharan ternak ayam broiler di kandang closed house ini relatif mudah
dilaksanakan dibandingkan dengan kandang sistem open house karena sebagian
kegiatannya dilakukan secara otomatis.
Kelebihan kandang system closed house:
 Mudah mengontrol sirkulasi udara baik masuk maupun keluar dengan
mengunakan kipas
 Kemudahan dalam mengontrol kelembaban skam saat musim panas.

35
 Ayam lebih terjaga dari gangguan luar baik fisik, cuaca, maupun serangan
penyakit
 Pengunaan kipas lebih maksimal searah tanpa kena hembusan angin dari luar.
 Mengurangi ayam heatsress yang disebabkan oleh panas dalam kandang
 Mencegah penyakit dari luar yang masuk ke dalam kandang

Kekurangan kandang system closed house:


 sulit mengendalikan amoniak saat musim hujan, akibat udara dingin masuk
yang mengakibatkan sekam basah
 Sekam / liter lebih lama kering saat basah akibat kotoran ayam.
 Biaya listrik lebih mahal akibat penerangan juga kipas yang nonstop
penggunaan ketika ayam besar.
 Kipas perlu daya sembur yang besar untuk menjangkau ruangan kandang dan
jumlah kipas lebih banyak
 Amoniak lebih besar akibat sinar matahari tidak bisa masuk dalam kandang.
 Biaya awal pembuatan kandang lebih besar.
 Saat listrik padam pekerja lebih cepat menghidupkan jenset.
 Penjagaan ayam lebih nonstop karena faktor listrik.

4.1.6 Tata Laksana Pemeliharaan


1. Persiapan Kandang Sebelum Chick in
Hal yang dilakukan pada persiapan kandang saat chick in adalah kegiatan
sanitasi untuk pembersihan lantai, gudang, cooling pad, exhaust fan, tempat pakandan
minum. Sanitasi dilakukan dengan cara membersihkan sisa-sisa pemeliharaan
sebelumnya atau kotoran yang ada dalam kandang, kemudian menyemprotkan
insectisida ke dalam dan luar kandang (kandang dalam keadaan kosong). Masa
persiapan kandang mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberhasilan
pemeliharaan ayam. Saat kondisi kandang kotor, konsentrasi atau tantangan bibit
penyakit dalam kandang meningkat. Kondisi ini akan memperbesar peluang ayam
terinfeksi atau terserang penyakit. Dan sebalikannya, saat kondisi kandang bersih dan

36
telah didesinfeksi maka konsentrasi bibit penyakit akan menurun sehingga tantangan
bibit penyakit berkurang dan ayam aman dari infeksi atau serangan penyakit.

37
2. Persiapan Brooding
Kegiatan persiapan brooding yaitu menyiapkan waring (cover slat) dan
memasang waring sebagai alas dasar litter, menabur serutan kayu di atas waring
dengan ketebalan 3-5cm, menutup serutan kayu dengan koran, memasang tirai plastik
di dalam kandang bagian depan, menyemprot kandang dengan desinfektan, dan
memasang pemanas (heater) yang sudah disemprot desinfektan. Bahan-bahan yang
digunakan sebagai alas litter sebaiknya mempunyai sifat daya serap yang baik, tidak
berdebu, dan tidak berjamur. Litter yang sudah didesinfeksi didiamkan minimal
selama dua jam untuk memaksimalkan kontak dengan desinfektan. PT. CPJF Medan
Unit 4 menggunakan serutan kayu sebagai alas litter karena memiliki daya serap yang
tinggi dan tidak mudah lembab. Pemanas (heater) yang digunakan Farm Medan 4
adalah pemanas otomatis. Setiap kandang menggunakan 2 heater sampai umur 9 hari,
umur 10 hari sampai umur 18 hari memakai 1 heater. Umur 20 hari sudah tidak
memakai heater. Pengaturan heater kandang lantai atas dan lantai bawah berbeda,
suhu yang diperoleh heater pada kandang bawah lebih panas dibandingkan dengan
kandang lantai atas. Suhu kandang lantai bawah cenderung lebih dingin dibandingkan
dengan suhu kandang lantai atas yang lebih panas, karena kandang lantai atas
memiliki rongga atap yang mampu menyimpan panas dari sinar matahari. Menurut
Purwanto (2006) panas didalam rongga atap yang berasal dari sinar matahari tidak
terdistribusikan, sehingga menyebabkan panas merambat ke ruang bawah atap.
3. Pelebaran Sekat Brooding
Pelebaran sekat brooding dilakukan dengan memperhatikan kondisi DOC
dalam area brooding. Pelebaran sekat brooding harus selalu memperhatikan
pertumbuhan DOC. Pelebaran sekat brooding dimulai pada umur 3 hari, kemudian
dilanjutkan tiap 3 hari sekali dengan menyesuaikan kenyamanan dari DOC.
4. Pemberian Ransum
Pemberian Ransum setiap hari disesuaikan dengan nilai point feed yang telah
ditentukan oleh manager kemudian supervisor tinggal menghitung kilogram ransum
yang akan diberikan pada hari tersebut. Ransum yang digunakan pada periode grower
merupakan pakan jenis crumble. Pemberian Ransum pada ternak disesuaikan dengan

38
umur, kesukaan terhadap ransum, dan jenis pakan (Alamsyah, 2005). Standar
pemberian ransum tergantung dari nilai point feed yang ditentukan oleh manager
farm. Supervisor farm menghitung nilai point feed yang telah ditentukan disesuaikan
dengan populasi ayam yang ada dalam kandang. Point feed adalah ransum (dalam
satuan kg) untuk 100 ekor ayam. Misalkan nilai point feed adalah 10, artinya 10 kg
ransum untuk 100 ekor ayam. Penentuan point feed juga memperhatikan actual body
weight, jika body weight kurang dari standar maka point feed ditambah dan jika body
weight lebih dari standar maka point feed dikurangi. Pada pemeliharaan ayam broiler
parent stock tidak terdapat istilah FCR (Feed Convertion Ratio) karena tidak
bertujuan untuk mendapatkan body weight yang maksimal.
Program puasa mulai diterapkan pada periode grower. Tujuan dari program
puasa adalah untuk memperoleh bobot badan sesuai target dan keseragaman yang
baik pada ayam. Program puasa dilakukan dengan cara memberi pakan empat hari
dan tiga hari puasa (4/3) di minggu ke-6 sampai dengan minggu ke-10, pada minggu
ke-11 sampai minggu ke-13 puasa diterapkan
5/2, pada minggu ke-14 sampai minggu ke-18 puasa diterapkan 6/1, pada minggu 35
ke-19 pakan di berikan setiap hari hingga seterusnya.Program puasa bertujuan untuk
mendapatkan bobot ayam yang seragam (Anonymous, 2012).
5. Pemberian Air Minum
Pemberian air minum dilakukan secara adlibitum dengan penambahan
chlorine sebanyak 3 ppm. Pemberian minum secara adlibitum bertujuan
memperlancar proses pencernaan. Pemberian chlorine bertujuan untuk menetralisir
air dan membunuh bakteri dan kuman yang ada dalam air. Hal ini sesuai dengan
pendapat Anonymous (2011) yaitu tujuan dari klorinasi (pemberian kaporit/ klorin)
adalah sebagai upaya sanitasi air minum supaya dapat membunuh
bakteri dan mikroorganisme lain yang mencemari air dengan cara memasukkan klorin
sebanyak 3-5 ppm ke dalam air minum.
6. Program Pencahayaan (Lighting Program)
Adanya pencahayaan pada ayam dapat menstimulasi hipotalamus pada otak
ayam, kemudian cahaya akan diteruskan ke kelenjar-kelenjar tubuh, seperti hipofisa,

39
tiroid, dan paratiroid untuk menstimulasi disekresikannya hormon. Adanya sinyal
cahaya menstimulasi kelenjar tiroid mensekresikan hormone tiroksin yang berfungsi
mengatur kecepatan metabolisme tubuh sehingga dapat meningkatkan
pertumbuhan.Kelenjar paratiroid juga terstimulasi oleh adanya cahaya untuk
mensekresikan hormon paratiroksin yang berperan dalam pengaturan metabolisme
kalsium (Ca) dan fosfor (P). Pada periode grower keberadaan cahaya memungkinkan
ayam untuk mampu melihat lingkungan sekitar, terutama makanan dan air minum
yang tersedia sehingga keberadaan cahaya tersebut tentu saja akan meningkatkan
jumlah makanan yang dikonsumsi oleh ayam (Anonymous, 2009). Sementara, jumlah
makanan yang masuk kedalam tubuh (feed intake), juga berpengaruh besar terhadap
proses produksi.
7. Uniformity
Penimbangan sampel BW (body weight) dilakukan setiap minggu sekali untuk
mengetahui tingkat uniformity atau disebut juga dengan tingkat keseragaman BW.
Menurut Rasyaf (2003), penimbangan dilakukan secara acak dengan jumlah sampel
lebih kurang 10% dari populasi ayam. Penimbangan dilakukan sebelum ayam diberi
makan.Tujuan dilakukan penimbangan yaitu untuk mengethui Gain Weight (laju
pertumbuhan), kesesuaian body weight dengan standar, dan mengetahui keseragaman
bobot badan. Penimbangan yang dilakukan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali
Unit 1 memiliki sampel yang kurang dari 10%, hal ini dikarenakan populasi yang
sangat banyak sehingga menghabiskan banyak waktu dalam proses penimbangannya.
Prosentase nilai uniformity merupakan gambaran prosentase nilai produksi telur di
periode layer.
8. Grading dan Fleshing
Kegiatan grading dilakukan untuk mengelompokkan ayam yang ukurannya
lebih kecil dari yang lainnya ke area small pen. Harrison (2006) menyatakan bahwa
mengelola ayam yang berukuran lebih kecil dari yang lain pada area tersendiri akan
lebih mudah karena dapat mengatur konsumsi pakannya supaya pertumbuhannya
sama dengan ayam yang lainnya. Grading dilakukan dengan cara menyeleksi ayam
setiap kandang secara rutin tiap minggu, dengan memisahkan ayam yang mengalami

40
masalah seperti berat badan kurang, kelebihan berat badan, warna pucat, cacat, sakit
dan kelainan (error sex) dari ayam yang sehat. Ayam yang tidak memenuhi standart
segera dipindahkan ke small pen sampai kondisi ayam normal, jika ayam tidak
kunjung normal maka ayam segera di keluarkan (culling).
Fleshing yaitu program yang dilakukan untuk mengetahui prosentase ayam-
ayam betina yang matang organ reproduksinya, dan juga untuk mengidentifikasi
produktifitas ayam melalui konformasi tubuhnya. Fleshing dilakukan dengan cara
mengumpulkan ayam secara acak dari setiap pen sebanyak 12 %. Hal yang dilakukan
pada proses fleshing ayam betina adalah:
 Menimbang berat badan, berat badan yang baik adalah berat badan yang
mencapai standart berdasarkan umur.
 Mengukur jarak tulang pubis dengan jari tangan dimana nilai yang baik adalah
berjarak tiga jari.
 Mengukur jarak antara tulang dada dengan tulang pubis yaitu berjarak tiga
sampai empat jari.
 Bentuk dada yang baik adalah berbentuk U.
Cara mengetahui dewasa kelamin pada ayam jantan antaralain dari tingkah laku
seksualnya, jengger dan pial yang lebar dan berwarna merah, serta suara khas
pejantan yang keras. Pencampuran ayam jantan dan betina dilakukan antara minggu
ke 18 hingga ke 22. Berikut rumus pencampuran ayam betina dengan ayam jantan:
Jumlah ayam betina atau ayam jantan yang akan di campur dalam pen :

Ukuran Pen
Total ayam x
Panjang Kandang

4.1.7 Program Kesehatan


a) Pemberian Vaksin
Keberhasilan vaksinasi dipengaruhi oleh cara memberikannya. Jika
pemberiannya tidak tepat sasaran maka titer antibodi tidak akan terbentuk. Begitupula
jika terdapat kesalahan yang biasanya dilakukan oleh caretaker pada cara

41
pemberiannya yang dapat menyebabkan cacat fisik dan bahkan kematian pada ayam.
Vaksin yang digunakan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Medan Unit 4 yaitu
vaksin aktif dan vaksin inaktif. Vaksin aktif diberikan dengan cara meneteskan
langsung di mata ayam. Vaksin inaktif diaplikasikan dengan cara injeksi dibawah
kulit, di bawah otot, dan tusukan pada sayap. Pemberian vaksinaktif dan inaktif harus
dilakukan dengan cara yang hati-hati karena jika terjadi kesalahan akan berakibat
fatal pada ayam, seperti yang dilakukan oleh para caretaker karena banyaknya ayam
yang harus divaksin maka mereka tergesa-gesa dalam proses pemberian vaksin. Pada
pemberian vaksin tusuk sayap, beberapa ayam ada yang ditusuk sampai mengenai
tulang sehingga menyebabkan cacat pada ayam. Vaksinasi dengan metode tusuk
sayap harus dilakukan dengan carahati-hati yaitu jarum penusuk yang telah
dicelupkan pada larutan vaksin ditusukkan pada sayap ayam yang telah direntangkan,
diusahakan menusuknya pada lipatan sayap yang tipis dan jangan sampai mengenai
tulang, otot, dan pembuluh darah karena dapat mengakibatkan cacat fisik pada ayam
(Anonymous,2009).
b) Kontrol Kandang
Kontrol kandang dilakukan untuk mengetahui kondisi ayam-ayam dikandang
sedang sakit atau tidak.Kontrol kandang dapat dilakukan setiap waktu. Kontrol
kandang hendaknya rutin dilakukan, bias waktu pagi, siang, sore, atau malam hari.
Kontrol dilakukan untuk mengetahui apakah ada ayam yang memiliki gejala klinis
terserang suatu penyakit, apabila ditemukan ayam yang tampak sakit maka akan
diambil dan dibawa ke luar kandang untuk kemudian dilakukan bedah bangkai.
c) Program Biosecurity
Dalam pemeliharaan ayam broiler parent stock, program biosecurity merupakan
suatu hal yang penting yang harus dijlankan. Biosekuritas merupakan suatu sistem
untuk mencegah penyakit yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan produksi unggas
secara keseluruhan dan merupakan bagian untuk mensejahterakan hewan (Winkel,
1997). Terdapat 3 aspek biosecurity yang dilakukan di PT. Charoen Pokphand Jaya
Farm Medan Unit 4 yaitu biosecurity pada kendaraan, barang, dan manusia.

42
Biosecurity pada kendaraan dilakukan dengan menyemprotkan antiseptik pada
semua kendaraan yang masuk area farm. Barang-barang yang akan masuk area farm
disemprot dengan antiseptik dan dilewatkan pada box ultraviolet. Setiap karyawan
dan pengunjung yang masuk ke area farm diwajibkan mandi dan disemprot dengan
antiseptik. Jika karyawan atau pengunjung memasuki pintu kandang maka diwajibkan
mencelupkan kaki dengan antiseptik dan menyemprot tangan dengan alkohol 70%
serta memakai perlengkapan alat pelindung seperti sepatu boot, topi, dan seragam
yang telah disediakan.Sistem biosecurity yang dilakukan oleh PT. Charoen Pokphand
Jaya Farm Medan Unit 4 sesuai dengan pendapat Hadi (2010) yaitu pengunjung farm
didesinfeksi, mandi semprot, lalu memakai sepatu khusus, baju penutup, dan topi
khusus yang telah didesinfeksi. Tangan orang juga harus didesinfeksi sebelum masuk
bangunan kandang ataupun meninggalkannya. Sistem biosecurity dilakukan untuk
menghindari kontaminasi lingkungan luar terhadap area kandang. Sesuai prosedur
yang ada di Farm Bali 1, karyawan dan tamu telah menerapkan program biosecurity
dengan baik dan benar, terutama caretaker yang paling sering ke kandang harus
memiliki rasa tanggung jawab terhadap produktifitas ayam bibit dengan program
biosecurity.
d) Pemberian Obat-Obatan
Pemberian obat-obatan sesuai dengan cara penerapan dosisnya. Obat-obatan
memiliki peranan penting dalam merangsang pertumbuhan dan memperbaiki efisiensi
di dalam saluran pencernaan (Daud, 2005). Berbagai macam obat-obatan yang
diberikan salah satunya dengan mencampurkan ke dalam pakan dan air minum.
Penggunaan obat-obatan dibutuhkan untuk mengatasi penyakit, meningkatkan
kekebalan tubuh, dan menunjang pertumbuhan ayam broiler (Aziz, 2009).

4.1.8 Penanganan Limbah dan Bangkai


Limbah ada dua macam yaitu feses dan bangkai, pembuangan feses dilakukan
pada saat ayam afkir dan di ambil oleh pengepul yang telah bekerja sama dengan
perusahaan. Karena pembuangan feses di lakukan sekali selama
pemeliharaan maka jika kondisi feses basah dan bau mulai menyengat segera di

43
taburkan kapur dari atas slat, untuk menghindari kadar amoniak tinggi dan
penyakit. Jumlah ayam yang mati (bangkai) di catat dalam recording di setiap
kandang, Jika setiap hari ayam mati lebih dari 10 ekor dan terus bertambah pada hari
berikutnya maka di lakukan bedah bangkai oleh dokter hewan farm Medan 4.
Bangkai ditangani setiap pagi pada saat kontrol kandang dan dipastikan tidak ada
bangkai yang tertinggal dalam kandang karena bangkai memiliki potensi sumber
penyakit. Bangkai di buang ke tempat pembuangan bangkai kemudian di bakar.

4.2 Usaha Peternakan Kerbau Murrah di Koperasi Guna Satwa Mandiri


Morrah Farm
4.2.1 Sejarah Perusahaan
Morrah farm merupakan salah satu bidang usaha dari Koperasi produsen Guna
satwa mandiri (GSM) yang bergerak dibidang peternakan kerbau perah, yang
didirikan pada bulan Juni tahun 2020 dengan lokasi peternakan di Desa Bahal Batu
Kecamatan Siborong-borong kabupaten Tapanuli Utara. Morrah farm telah berperan
aktif serta mempunyai peranl besar dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk melestarikan kerbau perah yang merupakan salah satu kekayaan
plasma nutfah Indonesia khususnya Sumatera Utara yang populasinya saat ini mulai
terancam, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta memelihara kelestarian
lingkungan dan budaya.
4.2.2 Struktur dan Organisasi Perusahaan
Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh perusahaan didalam
menjalankan kegiatan operasinya yaitu dengan adanya struktur organisasi.Struktur
organisasi dapat memperhatikan atau memperjelas batasan-batasan tugas dan
tanggung jawab masing-masing personil yang merupakan anggota dan organisasi
perusahaan. Struktur organisasi adalah bagian yang penting dari perusahaan karena
struktur organisasi memiliki fungsi yang berbeda dan memiliki tujuan yang sama
untuk mencapai keberhasilan.

44
STRUKTUR ORGANISASI
Koperasi Guna Satwa Mandiri
Morrah Farm
Direktur Utama

Manager Wakil Manager

Bidang
Bidang
Bidang Produksi Manajemen
Manajemen
Susu Padang
Kandang
Pengembalaan
Gambar 2. Struktur Organisasi Koperasi Guna Satwa Mandiri Morrah Farm

4.2.3 Populasi Ternak Kerbau


Tabel 4. Populasi ternak Kerbau Murrah di Koperasi Guna Satwa Mandi Morrah
Farm
No Status ternak Jumlah
1. Kerbau Gudel 14 ekor
2. Kerbau Dara 50 ekor
3. Kerbau Laktasi 30 ekor
4. Kerbau Pejantan dan Indukkan 260 ekor
Jumlah 300 ekor
Sumber: Koperasi Guna Satwa Mandi Morrah Farm 2022

4.2.4 Peralatan dan Sarana Pendukung


Peralatan merupakan salah satu penujang dalam kelancaran pemeliharaan usaha
peternakan. Peralatan penunjang saat pemeliharaan dan produksi yang digunakan di
Koperasi Guna Satwa Mandi Morrah Farm yaitu:

45
Tabel 5. Jenis, jumlah dan fungsi peralatan di Koperasi Guna Satwa Mandi Morrah
Farm

No Jenis Jumlah (unit) Fungsi


Peralatan ini digunakan untuk
membuang kotoran ternak,
1 Sekop 2
membuang limbah padat yang ada di
lingkungan sekitar kandang
Peralatan ini digunakan untuk
2. Gerobak 2 mengangkut kotoran atau limbah ke
tempat pembuangan
Peralatan ini digunakan untuk
3 Sapu lidi 5 membersihkan kandang dan
lingkungan kandang
Peralatan ini digunakan untuk
4. Gayung 2 membuang dan membersikan sisa air
di tempat minum
Peralatan ini digunakan untuk
5. Cangkul 3 membersihkan saluran-saluran atau
selokan yang tersumbat.
Peralatan ini digunakan untuk
6. Sabit 4 memotong dan mencincang hijuan
pakan ternak
Peralatan ini digunakan untuk
7. Ember Perah 4 menampung susu pada saat
pemerahan
Peralatan ini digunakan untuk
Mesin Chopper
8. 2 mencacah rumput untuk pakan
Pakan
ternak kerbau
Peralatan ini digunakan untuk
9. Pipa 3 mempermudah menyiram kandang
ternak
Peralatan ini digunakan untuk
mengantar pakan kekandang dan
mengantar susu keruang produksi
10. Troli 2

Timbangan Peralatan ini digunakan untuk


11. 1
digital modern menimbang bobot badan sapi
Peralatan ini digunakan untuk
12. Tong Drum 50
tempat rumput pakan ternak kerbau
Sumber: Koperasi Guna Satwa Mandi Morrah Farm 2022

46
4.2.5 Sistem Perkandangan Kerbau Murrah
Kandang adalah struktur atau bangunan dimana hewan ternak dipelihara.
Fungsi utama kandang adalah untuk menjaga supaya ternak tidak berkeliaran dan
memudahkan pemantauan serta perawatan ternak. Untuk memelihara kerbau perah,
kandang harus benar-benar disiapkan dengan baik. Selain kebersihanya terjaga, perlu
juga mempertimbangkan kenyamanan kerbau perah karena untuk mendapatkan hasil
susu yang banyak, kerbau perah tidak boleh stress.
Tinggi kandang yang dianjurkan untuk memelihara kerbau perah adalah sekitar
4 - 4,5 meter. Struktur kandang harus dibuat dari besi dan lantai kandang serta terbuat
dari bahan yang kuat, besih dan dan tidak membahayakan kerbau. Lantai harus
nyaman dari rebahan ketika kerbau ingin berbaring.
Tempat makan dan minum harus didesain agar kerbau mudah mengaksesnya
namun tidak bisa menginjak-injaknya. Kemudian saluran drainase atau pembuangan
limbah. Kerbau perah menuntut kebersihan kandang setiap waktu, oleh karena itu
saluran pembuangan kotoran harus benar-benar lancar.

4.2.6 Sistem Pemeliharaan Kerbau


Manajemen pemeliharaan kerbau meliputi tiga sistem, yaitu pemeliharaan
secara intensif, pemeliharaan secara semi intensif dan pemeliharaan secara ekstensif.
Pemeliharaan intensif paling sering digunakan di Indonesia, karena pemeliharaan
sepenuhnya dilakukan di kandang. Pemeliharaan secara intensif lebih efisien karena
memperoleh perlakuan lebih teratur dalam hal pemberian pakan, pembersihan
kandang serta memandikan kerbau (Sugeng, 2006). Sistem pemeliharaan semi
intensif adalah ternak dipelihara dengan cara dikandangkan dan digembalakan.
Sistem pemeliharaan ekstensif yaitu ternak dilepas di padang penggembalaan selama
pemeliharaan (Hernowo, 2006).
Pada Koperasi Guna Satwa Mandi Morrah Farm, manajemen sistem
pemeliharaan ternak kerbau ada 2 yaitu secara intensif dan secara semi intensif.

47
1. Sistem Intensif
Sistem intensif adalah sistem pemeliharaan modern melalui aspek
perkembangan teknologi dan sains, dengan pengontrolan penuh terhadap faktor
lingkungan dengan perhitungan manajemen secara rinci dimana segala kegiatan dari
ternak berada di dalam kandang. Dimana manajemen pemeliharaan secara intensif ini
kebutuhan dari ternak kerbau harus sepenuhnya disediakan oleh peternak. Di
Koperasi Guna Satwa Mandiri Morrah Farm ini kebutuhan ternak kerbau selalu
tersedia baik itu pakan konsentrat maupun pakan hijauan segar yang dibutuhkan oleh
ternak kerbau. Pemberian konsentrat pada ternak kerbau diberikan 2 kali dalam sehari
dan pemberian hijaun segar diberikan 2 kali dalam sehari, dan pemberian air minum
dilakukan dengan menampung air di bak tempat minum ternak kerbau atau disebut
secara ad-libitum.
Ternak kerbau yang terdapat di kandang sistem intensif ini yaitu: kerbau yang
berumur 2 – 3 tahun (kerbau dewasa kelamin), kerbau yang berumur 3 bulan (anak
kerbau baru lahir, kerbau yang dikarantina, kerbau yang diperah (kerbau laktasi), dan
kerbau yang dikarantina. Jika bobot badan ternak kerbau yang berumur 2 – 3 tahun
(kerbau dewasa kelamin) bertambah, akan dipindahkan ke kandang semi intensif.
Karena ternak kerbau tersebut sudah siap untuk dikawinkan.

2. Sistem Semi Intensif


Pemeliharaan kerbau secara semi intensif merupakan perpaduan antara kedua
cara pemeliharaan secara ekstensif. Jadi, pada pemeliharaan kerbau secara semi
intensif ini harus ada kandang dan tempat penggembalaan dimana kerbau yang sudah
siap untuk dikawinkan digembalakan pada siang hari dan dikandangkan pada sore
hari, dan kerbau yang berumur 1 tahun ke atas digembalakan pada pagi hari dan
dikandangkan sampai siang hari. Sistem pemeliharaan kerbau murrah di Koperasi
Guna Satwa Mandiri Morrah Farm dilakukan dengan cara semi intensif yang dimana
ternak kerbau digembalakan di padang penggembalaan untuk mendapatkan pakan
hijaun ternak untuk kebutuhan hidup ternak dan pada sore hari diberikan pakan
(Ampas ubi dan hijauan) sebagai pakan tambahan ternak kerbau.

48
Ternak kerbau yang terdapat dikandang sistem semi intensif ini yaitu: ternak
kerbau yang berumur 1 tahun keatas dan ternak kerbau yang sudah siap untuk
dikawinkan. Penggembalaan ternak kerbau yang berumur 1 tahun keatas akan dimulai
pada jam 10: 00 WIB sampai jam 11:30 WIB, dan dimandikan setelah masuk
kandang. Dan pengembalaan ternak kerbau yang siap untuk dikawinkan dimulai pada
jam 12:00 WIB sampai jam 16.00 WIB dan dimandikan setelah masuk kandang.

4.2.7 Sistem Manajemen Pakan Kerbau Murrah


Proses pengolahan pakan disesuaikan dengan kondisi fisiologis dan kelompok
kerbau. Ketersediaan pakan bagi ternak harus tetap terjaga kualitas maupun
kuantitasnya. Kualitas dan kuantitas pakan yang mencukupi kebutuhan dan didukung
dengan kondisi lingkungan yang sesuai pakan ternak tersebut akan berproduksi secara
optimal.
Pemberian pakan konsentrat di Koperasi Guna Satwa Mandiri Morrah Farm
untuk ternak yang dipelihara dengan sistem intensif dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi
dan sore. Pada ternak kerbau yang dipelihara dengan sistem semi intensif yaitu
dengan cara digembalakan dipadang pengembalan. Pada sore hari diberikan pakan
(Ampas ubi dan hijauan).
Tabel 6. Formulasi pakan hijauan dan Solid sesuai dengan pemberian di
Koperasi Guna Satwa Mandiri Morrah Farm:
No Bahan Pakan Jenis
1. Hijauan Hijauan segar dan jerami padi
2. Solid Ampas ubi
Sumber: Koperasi Guna Satwa Mandiri Morrah Farm 2022

4.2.8 Sistem Penanganan Kesehatan Kerbau Murrah


Di dalam suatu usaha peternakan harus dilakukan upaya pencegahan penyakit
dengan tujuan agar ternak yang dipelihara tidak terganggu oleh berbagai jenis
penyakit sehingga ternak dapat berproduksi dengan baik. Di Koperasi Guna Satwa
Mandiri Morrah Farm telah melakukan upaya pencegahan penyakit agar ternak
kerbau murrah yang dipelihara dapat memproduksi daging dan susu secara maksimal
sehingga dapat memberikan keuntungan kepada perusahaan.

49
Pencegahan penyakit yang dilakukan di Koperasi Guna Satwa Mandiri Morrah
Farm adalah:
a. Proses sanitasi dan kebersihan kandang
b. Pembersihan lingkungan kandang
Penanganan penyakit biasanya dilakukan dengan penyuntikan antibiotik dan
mengobati penyakit ternak yang sedang diderita kerbau tersebut. Penyakit yang sering
menyerang kerbau murrah di Koperasi Guna Satwa Mandiri Morrah Farm yaitu
Mastitis (Radang kelenjar susu), Prolapsus/broyong, Pneumonia (Radang paru-paru),
dan Scabies (Penyakit Kudis).
1. Mastitis (Radang kelenjar susu)
Mastitis adalah penyakit yang menyerang kelenjar susu ternak yang ditandai
dengan pembengkakan dan kesakitan pada ambing susu. Penyebab terjadinya
penyakit mastitis adalah rendahnya higienitas dari kandang dan juga saat proses
pemerahan.
a. Gejala klinis yang dapat diamati pada kerbau yang terinfeksi mastitis yaitu:
Nyeri ambing, pembengkakan, suhu badan naik/hangat, demam dan
mengigil
b. Pencegahan dan pengobatan
 Sediakan lingkungan dan alas kandang yang bersih agar meminimalisir
kemungkinan kuman pathogen masuk ke dalam saluran ambing.
 Cara sederhana dan efektif untuk mencegah mastitis adalah dengan
menggunakan cairan antibakteri dalam pencelup puting sapi setelah selesai
diperah.
 Jika terdapat kasus mastitis dalam satu kandang buat urutan dalam
pemerahan sapi sehingga sapi yang terinfeksi diperah.
 Pengecekan kebersihan lingkungan dan peralatan secara berkala juga sama
pentingnya khususnya pada kerbau yang diperah menggunakan mesin
pemerah.
 Tetesan susu pertama yang biasanya dibuang sebelum pemerahan
sebaiknya dikumpulkan dalam satu wadah khusus.

50
 Jika peralatan tidak berfungsi dengan benar, bisa mengakibatkan luka pada
puting yang nantinya akan dapat mengakibatkan mastitis.
 Perusahaan susu umumnya memberikan suntikan antibiotik long-acting ke
dalam masing-masing puting setelah pemerahan terakhir saat sapi akan
memasuki masa kering.
2. Pneumonia (Radang paru-paru)
Pneumonia adalah kondisi inflamasi yang disebabkan oleh infeksi pada
kantung-kantung udara dalam paru-paru. Penyebab dari pneumonia bakterial adalah
akibat bakteri yang melewati mekanisme pertahanan tubuh masuk ke dalam paru-paru
dan menyebabkan radang. Beberapa bakteri yang dapat menyebabkan pneumonia,
meliputi Streptococcus sp., Mycoplasma sp., Staphylococcus sp., Haemophilus sp.,
dan Legionella sp.
a. Gejala klinis yang dapat diamati pada kerbau yang terinfeksi mastitis yaitu:
 Batuk
 Ingusan
 Sesak napas dan demam
 Infeksi bakteri seperti Pasteurella multocida, jamur mycotis fungus, atau oleh
infeksi virus seperti virus Parainfluenza.
b. Pencegahan dan pengobatan
 Desinfeksi kandang dan lingkungan kandang setiap satu minggu sekali.
 Deteksi dini penyakit pneumonia dengan kontrol kesehatan rutin
 Pemberian antibiotik dan vitamin.
 Sanitasi rutin setiap pagi hari.
 Pemberian kipas angin supaya sirkulasi udara tetap terjaga
3. Scabies (Penyakit kudis)
Penyakit kudis menular atau skabies adalah penyakit ektoparasit utama yang
menyerang bagian kulit hewan ternak ruminansia (kambing, domba, sapi dll). Scabies
terutama menyerang kambing dan kelinci, serta dapat menular ke manusia (bersifat
zoonosis). Penyebab penyakit kudis menular atau skabies pada ternak adalah tungau

51
Sarcoptes scabiei yang hidup di lorong-lorong lapisan kulit dan Psoroptes ovis yang
hidup di permukaan kulit.
a. Gejala klinis yang dapat diamati pada kerbau yang terinfeksi scabies yaitu:
 Kerak-kerak pada permukaan kulit
 Ternak merasa gatal dan selalu menggesekan bagian kulit yang terserang
kudis
 Kerontokan bulu, kulit menjadi tebal dan kaku
 Bagian muka dan mulut yang berwarna kemerahan atau mengering (pada
kasus berat).
b. Pencegahan dan pengobatan
 Menjaga sanitasi kandang dan pemberian pakan yang baik.
 Kambing yang baru didatangkan harus diisolasi (jangan langsung
dicampur) selama beberapa minggu sampai diketahui tidak terserang kudis.
 Hewan tertular diasingkan sampai sembuh.
 Kandang ternak tercemar dan benda-benda lainnya dibersihkan
menggunakan acarisida, dan sebaiknya tidak digunakan selama beberapa
bulan.
Pencegahan menjadi hal yang lebih penting dari pada pengobatan penyakit.
Pasalnya, disamping penggunaan obat akan menambah biaya produksi juga
keberhasilan pengobatan pun tidak bisa terjamin. Beberapa langkah pencegahan yang
dapat anda lakukan untuk menjaga kesehatan kerbau adalah sebagai berikut:
1. Selalu menjaga kebersihan kerbau dan kandangnya
kerbau yang diberi pakan secara intensif tentu saja akan menghasilkan kotoran
yang banyak karena pakannya mencukupi. Sehingga pembuangan kotoran harus
dilakukan setiap saat jika kandang mulai kotor untuk mencegah berkembangnya
bakteri dan virus penyebab penyakit. Memandikan kerbau secara rutin untuk
menghilangkan kotoran yang menempel sehingga tubuh kerbau tidak mudah menjadi
tempat kutu, lalat, dan lain-lain.
2. Membuat kandang karantina
Kerbau yang baru saja didatangkan dan kerbau yang sakit sebaiknya dipisahkan
terlebih dahulu dengan kerbau lainnya dan dikarantina di kandang tersendiri. Lama

52
karantina bisa dilakukan selama 1 minggu. Hal ini bertujuan untuk memonitoring
keadaan kerbau baru tersebut, dan juga sebagai cara untuk membuat kerbau
beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
3. Melakukan vaksinasi
Vaksinasi sebaiknya diberikan terhadap kerbau baru, khususnya vaksin untuk
berbagai penyakit menular pada kerbau. Pemberian vaksin cukup dilakukan pada saat
hewan berada di kandang karantina.

4.2.9 Sistem Penanganan Limbah Kerbau Murrah


Penanganan limbah di Koperasi Guna Satwa Mandiri Morrah Farm masih
bersifat tradisional tanpa melakukan perlakuan apapun. Limbah dibiarkan di pinggir
jalan tanpa ada penanganan.
Setelah itu, limbah cair tersebut dialirkan ke selokan parit yang aliran airnya
kurang lancar sehingga dapat menyebabkan polusi udara akibat dari bau kotoran
ternak kerbau tersebut. Limbah yang di biarkan di pinggir jalan juga dimanfaatkan
oleh masyarakat untuk dijadikan pupuk.

53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
5.1.1 Ternak Ayam Broiler
Adapun kesimpulan yang penulis ambil dalam uraian ternak ayam broiler diatas
adalah sebagai berikut:
1. Manajemen sanitasi dan kebersihan kandang merupakan hal yang penting
dalam pemeliharaan ayam broiler.
2. Manajemen pakan dan pemeliharaan juga merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi produksi ayam broiler.
3. Recording yang benar dan tepat merupakan hal yang mutlak dalam
pemeliharaan ayam broiler.
4. Pemberian obat dan vitamin juga merupakan salah satu upaya agar produksi
ayam broiler tetap meningkat untuk menghindari terjadinya penyakit yang
dapat merugikan peternak.
5.1.2 Ternak Kerbau Perah
Adapun kesimpulan yang penulis ambil dalam uraian ternak kerbau perah diatas
adalah sebagai berikut:
1. Hal paling utama yang sangat diperhatikan dalam pemeliharaan kerbau perah
adalah manajemen pakannya, manajemen kesehatan dan keberisihan
kandang.
2. Usaha kerbau perah merupakan suatu usaha yang paling prospek untuk
memenuhi kebutuhan manusia terhadap susu dan produk olahannya.
3. Manajemen pakan dan mepeliharaan yang baik merupakan inti dari proses
produksi.
5.2 Saran
5.2.1 Ternak Ayam Broiler
Adapun saran yang penulis tunjukkan untuk PT. Charoen pokphand Jaya Farm
adalah untuk tetap menjaga konsisitensi kualitas operasional kandang agar tetap
mendapatkan hasil produksi yang maksimal.

54
55
5.2.2 Ternak Kerbau Perah
Adapun saran yang penulis tunjukkan untuk CV. Dynata Farm adalah sebagai
berikut:
1. Agar kebutuhan logistik dan perlatan dapat dilengkapi dan dipenuhi untuk
mempermudah kegiatan di perusahaan.
2. Agar biosecurity pada kandang diterapkan semaksimal mungkin untuk
menghidari segala kemungkinan penularan dan penyebaran penyakit.
3. Agar catatan rekording pada setiap kandang dilengkapi

56
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 2002. Penggemukan Sapi Potong. Agro Media Pustaka. Jakarta

Afrawati A., Z. saam dan S. Tarumun,. 2014. Analisa Budaya Perkandangan: Sistem
Beternak Kerbau Berkelanjutan di Kecamatan Kirante dan singingi Kabupaten
Kuantan Singing.

Amrullah, I. K. (2004). Nutrisi ayam broiler. Lembaga Satu Gunungbudi, Bogor.

Aziz, F. A. (2009). Analisis Risiko Dalam Usaha ternak Ayam Broiler (Studi Kasus
Usaha Peternakan X Di Desa Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor).

Dahlan, M., & Hudi, N. (2011). Studi manajemen perkandangan ayam broiler di
Dusun Wangket desa Kaliwates kecamatan Kembangbahu Kabupaten
Lamongan. Jurnal ternak, 2(1), 24-29.

Ellis. 2002. Penggemukan Sapi Potong dan Pengendalian Penyakit. Penebar


Swadaya. Jakarta
Kartasudjana, R. Dan E. Suprijatna. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Lacy, M., & Vest, L. R. (2000). Improving Feed in Broiler: A Guide for Growers.

Mulyantini, NGA, & Bryden, WL (2010). Pengaruh suplementasi enzim pada


kecernaan asam amino ileum jelas dari ayam pedaging yang diberi sorgum atau
gandum. Produksi Hewan , 12 (3).

Nurdana, F., M. Makin dan A. Firman. 2015. Hubungan antara penerapan good dairy
farming practice dengan tingkat pendapatan peternak pada peternakan sapi
perah rakyat. J. Penelitian dan Pengembangan Peternakan. 4 (3) : 29-63.

Prihadi, S. (1996). Tata Laksana dan Produksi Ternak Perah. Jurusan Peternakan,


Fakultas Pertanian, Universitas Wangsamanggala, Yogyakarta.

Priyatno, M. A. (2002). Membuat Kandang Ayam. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rahayu, Imam, Titi Sudaryani, Hari Sentosa. 2011. Panduan Lengkap Ayam. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Rasyaf, M. (2007). Beternak Ayam Broiler. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rianto, E., & Purbowati, E. (2009). Panduan lengkap sapi potong. Penebar Swadaya,
Jakarta.

57
Setyono, D. J., Ulfah, M., & Suharti, S. (2013). Sukses Meningkatkan Produksi Ayam
Petelur. Penebar Swadaya Grup.

Sinurat, A. P., Purwadaria, T., Ketaren, P., Zainuddin, D., & Kompiang, I. P. (2000).
Pemanfaatan lumpur sawit untuk ransum unggas.(1) Lumpur sawit kering dan
produk fermentasinya sebagai bahan pakan ayam broiler. JITV, 5(2), 107-112.

Sudaryani, T. dan Santoso. 2003. Pembibitan Ayam Ras. Penebar Swadaya, Jakarta

Sugeng,Y. B. 1998. Beternak Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.

Suprijatna, S., Atmomarsono, U., & Kartasudjana, R. (2008). Dasar Ilmu Ternak
Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.

Syarief, M. Z. dan C. D. A. Sumoprastowo.1990. Ternak Perah. CV. Yasaguna.


Jakarta

Tamalluddin, F. (2012). Ayam broiler, 22 hari panen lebih untung. Penebar Swadaya


Grup.

Yasin, S. (2013). Produksi ternak ruminansia (kerbau dan sapi). Pustaka Reka Cipta.

Yendraliza, Y., Udin, Z., Zesfin, B., & Jaswandi, J. (2010). Karakteristik reproduk si
kerbau lumpur (swamp buffalo ) betina di kabupaten kampar. In Seminar
Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010 (pp. 68–72). Bogor.

58

Anda mungkin juga menyukai