IMROATUL HAMIDAH
NIM. P1337420119335
i
ASUHAN KEPERAWATAN
ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL
PREEKLAMSIA DENGAN MASALAH NYERI AKUT
DI RSUD Dr.H.SOEWONDO KENDAL
IMROATUL HAMIDAH
NIM. P1337420119335
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
vi
9. Rekan – rekan satu kelompok bimbingan keperawatan maternitas yang selalu
kompak dan selalu memberi masukan
10. Teman-teman Keperawatan yang telah melewati susah, sedih, dan mengajarkan
arti sebuah kekeluargaan di dalam kelas selama 3 tahun di D III Keperawatan
Semarang kelas Kendal.
11. Kepala RSUD Dr.H.Soewondo Kendal yang telah memberi kesempatan untuk
mengambil kasus laporan Karya Tulis Ilmiah.
12. Kepada Ny.N dan keluarga yang telah bersedia menjadi responden.
13. Kepada Ny.S dan keluarga yang telah bersedia menjadi responden.
14. Serta semua pihak yang yang telah membantu dan memberikan masukan dalam
penyusunan hasil karya tulis ilmiah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-
persatu.
Penulis berharap semoga hasil penulisan ini dapat memberikan manfaat
khususnya untuk pengelolaan klien dengan Asuhan Keperawatan Antenatal Care
Pada Ibu Hamil Preeklamsia Dengan Masalah Nyeri Akut Di RSUD
Dr.H.Soewondo Kendal.Penulis menyadari bahwa laporan Karya Tulis Ilmiah
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu masukan dan kritik untuk perbaikan
penulisan karya ilmiah pada masa mendatang sangat penulis harapkan.
Imroatul Hamidah
NIM. P1337420119335
vii
ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL
PREEKLAMSIA DENGAN MASALAH NYERI AKUT
DI RSUD Dr.H.SOEWONDO KENDAL
Abstrak
viii
ANTENATAL CARE NURSING CARE FOR PREGNANT MOTHERS
PREECLAMSIA WITH ACUTE PAIN
At Dr. H. SOEWONDO KENDAL Hospital
Abstract
Background: The phenomenon of preeclampsia in the world there are ten million
women experience preeclampsia every year. Worldwide, about 76,000 pregnant
women die each year from preeclampsia and hypertensive disorders of pregnancy.
Preeclampsia is caused by age, BMI, privaginam, and nutrition. In severe
preeclampsia, symptoms are found in the form of severe headaches, because the
flow of blood and O2 to the brain is blocked. Efforts are being made to reduce
headaches by using distraction techniques, one of the distraction techniques is
music therapy. Music therapy can divert the pain felt by pregnant women with
preeclampsia.
Purpose: This scientific paper aims to describe the implementation of music
therapy in patients with acute pain that occurs in pregnant women with
preeclampsia.
Method: The method used is a case study that uses a nursing process approach by
focusing on one of the important issues in the selected case, namely Antenatal Care
Nursing for Pregnant Women with Preeclampsia with Acute Pain Problems. The
samples used in this study were 2 preeclampsia pregnant women with acute pain
problems.
Results: after the intervention was given and the nursing implementation was
carried out, it was found that there was a decrease in the headache scale in
preeclampsia pregnant women through the application of music therapy.
ix
DAFTAR ISI
xi
DAFTAR BAGAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR SINGKATAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan dimulai dengan proses bertemunya sel telur dan sel
sperma sehingga terjadi fertilisasi, pada lanjutkan implantasi sampai lahirnya
janin. (Syaiful et al…2019) dan (Yuliani, Musdalifah dan Suparmi
2017).Kehamilan dan persalinan adalah suatu peristiwa alamiah dan hal yang
sangat dinanti setiap ibu yang sedang menunggu proses kelahiran bayinya.
persalinan merupakan peristiwa fisiologis namun dari setiap proses persalinan
yang terjadi dapat beresiko mengalami komplikasi selama persalinan. Hal
tersebut dapat memperburuk kondisi baik ibu maupun bayi selama persalinan
sehingga berdampak terjadinya kematian pada ibu dan bayi (Winancy, 2019).
Fenomena preeklamsia di dunia terdapat sepuluh juta wanita
mengalami preeklamsia setiap tahunnya. Di seluruh dunia sekitar 76.000
wanita hamil yang meninggal setiap tahun oleh karena preeklamsia dan
gangguan hipertensi pada kehamilan lainnya, dan jumlah bayi yang meninggal
karena gangguan ini sekitar 500.000 per tahun. Preeklamsia dan hubungannya
dengan gangguan hipertensi dalam kehamilan memengaruhi 5-8% dari seluruh
kelahiran di Amerika Serikat. Tingkat insiden untuk preeklamsia di Amerika
Serikat, Kanada, dan Eropa Barat berkisar 2-5%. Di negara berkembang,
prevalensi preeklamsia dan eklamsia berkisar mulai dari 4% dari semua
kehamilan sampai 18% di beberapa bagian Afrika. Di Amerika Latin,
preeklamsia merupakan penyebab pertama dari kematian maternal (Patricia C.
Warouw, 2016).
Angka kematian ibu (AKI) merupakan suatu indikator derajat
kesehatan dan kematian pada ibu saat hamil dan melahirkan. Tingginya AKI
menunjukan bahwa rendahnya keadaan ekonomi dan fasilitas kesehatan dalam
pelayanan antenatal serta obstetrik. Penyebab AKI dapat terjadi karena adanya
penyebab pribadi serta tidak eksklusif, penyebab pribadi diakibatkan sebab
komplikasi di waktu kehamilan atau persalinan dan penyebab tidak langsung
1
2
diakibatkan asal penyakit yang telah ada atau penyakit yang didapat sewaktu
hamil serta berpengaruh pada kehamilan atau persalinan (Pratiwi, 2020).
World Health Organization (WHO) menyatakan angka kematian ibu
(AKI) masih sangat tinggi, kurang lebih 810 perempuan meninggal akibat
komplikasi terkait kehamilan atau persalinan di seluruh dunia setiap hari, dan
sekitar 295 000 perempuan meninggal sesudah kehamilan dan saat persalinan.
Angka kematian ibu di negara berkembang mencapai 462/100.000 kelahiran
hidup. Sedangkan pada negara maju sebesar 11/100.000 kelahiran hidup
(WHO, 2020).
Menurut Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) insiden
preeklamsi di Indonesia adalah 128.273/tahun atau sekitar 5,3%. Prevalensi
preeklamsia di Indonesia pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu mencapai
(AKI) 4.999 kasus.Tahun 2016 mengalami sedikit penurunan menjadi 4.912
kasus.Tahun 2017 mengalami penurunan yang sedikit tajam menjadi sebanyak
1.712 kasus.Penyebab kematian ibu masih didominasi oleh tiga penyebab
utama yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan dan infeksi. Perdarahan
mencapai 24,5%, hipertensi dalam kehamilan mencapai 29,6% dan infeksi
mencapai 25,6% (Dinkes Jateng, 2019).
Berdasarkan data riskesdas prevalansi preeklamsia di jawa tengah pada
tahun 2015 merupakan penyebab kematian utama ibu, sedangkan pada tahun
2016 preeklamsia menjadi penyebab kematian nomer dua setelah perdarahan
(Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2018). Secara umum terjadi
penurunan kematian ibu selama periode 2015 – 2019 dari 111,16 menjadi 76,9
per 100.000 kelahiran hidup. Sebesar 64,18 persen kematian maternal di
provinsi jawa tengah terjadi pada waktu nifas, sebesar 25,72 persen pada
waktu hamil, dan 10,10 persen pada waktu persalinan. Sedangkan untuk
Angka kematian ibu dikota Kendal berjumlah 10 kasus (Dinkes Jateng,
2019).Dari data yang di dapatkan kejadian preeklamsi pada ibu hamil
merupakan sasaran pertama untuk menurunkan angka kematian ibu karena
dapat dilakukan deteksi dini dan pencegahan.
3
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Keperawatan Antenatal Care Pada Ibu Hamil
Preeklamsia Dengan Masalah Nyeri Akut Di RSUD Dr.H.Soewondo Kendal?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menggambarkan Asuhan Keperawatan Antenatal Care Pada Ibu Hamil
Preeklamsia Dengan Masalah Nyeri Akut Di RSUD Dr.H.Soewondo
Kendal.
6
2. Tujuan Khusus
a. Mepaparkan hasil pengkajian pada klien dengan masalah Antenatal
Care Pada Ibu Hamil Preeklamsia Dengan Masalah Nyeri Akut Di
RSUD Dr.H.Seowondo Kendal.
b. Memaparkan diagnosa keperawatan klien dengan masalah Antenatal
Care Pada Ibu Hamil Preeklamsia Dengan Masalah Nyeri Akut Di
RSUD Dr.H.Seowondo Kendal.
c. Memaparkan perencanaan untuk mengatasi masalah klien dengan
masalah Antenatal Care Pada Ibu Hamil Preeklamsia Dengan Masalah
Nyeri Akut Di RSUD Dr.H.Seowondo Kendal.
d. Memaparkan tindakan keperawatan yang di lakukan untuk mengatasi
klien dengan masalah Antenatal Care Pada Ibu Hamil Preeklamsia
Dengan Masalah Nyeri Akut Di RSUD Dr.H.Seowondo Kendal.
e. Memaparkan hasil evaluasi klien dengan Antenatal Care Pada Ibu
Hamil Preeklamsia Dengan Masalah Nyeri Akut Di RSUD
Dr.H.Seowondo Kendal.
f. Membahas hasil asuhan keperawatan sejak pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, tindakan, dan evaluasi, melalui proses
komparasi 2 kasus berdasarkan sumber-sumber primer yang relevan.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil Penelitian KTI ini diharapkan memberikan sumbangan untuk
meningkatkan pengetahuan dan praktik terutama dalam pemberihan
Asuhan Keperawatan Antenatal Care Pada Ibu Hamil Preeklamsia
Dengan Masalah Nyeri Akut Di RSUD Dr.H.Seowondo Kendal.
2. Manfaat praktis
a. Peningkatan Pelayanan Keperawatan
Hasil penulisan KTI diharapkan memberikan konstribusi dalam
peningkatan kualitas pelayanan Asuhan Keperawatan khususnya pada
7
8
9
Salah satu teori menyebutkan ada beberapa factor resiko yang dapat
menyebabkan terjadinya preeklamsia (Avtarina, 2021):
a. Primigravida dan multigravida
b. Diabetes mellitus
c. Riwayat preeklamsia atau eklamsia pada kehamilan yang lalu
d. Penyakit ginjal kronis dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
e. Obesitas
f. Riwayat keluarga dengan preekelamsia
3. Klasifikasi
Preeklamsia di bagi menjadi 2 jenis (Tutik Ekasari, 2019):
a. Preeklamsia ringan
Preeklamsia ringan adalah hipertensi yang muncul setelah kehamian
lebih dari 20 minggu atau mendekati persalinan, yang diikuti dengan
adanya proteinurea, namun dapat juga terjadi sebelum umur kehamilan
20 minggu. Tanda – tanda preeklamsia ringan adalah sebagai berikut :
1) Kenaikan tekanan darah diastolic 15 mmhg atau lebih dari 90
mmhg atau tekanan diastolic melebihi 110 mmhg.
2) Kenaikan tekanan darah sistolik 30 mmhg hingga mencapai 140
mmhg.
3) Protein urin positif 1, edema pada kaki, jari, tangan, dan muka.
b. Preeklamsia berat
Preeklamsia berat merupakan kondisi dimana terjadinya peningkatan
tekanan darah lebih dari 160/110 mmhg.
Protein Uria 5 gr/lt atau lebih, terdapat oliguria yaitu Jumlah
urine kurang dari 500 cc per 2 jam di serta adanya edema pada paru –
paru serta cyanosis. Adanya gangguan serebral, gangguan visus dan
rasa nyeri pada epigastrium.
4. Manisfestasi klinis
Preeklamsia adalah kumpulan kumpulan dari gejala – gejala yang
terjadi pada masa kehamilan yang ditandai dengan hipertensi dan edema.
Gambaran klinik preekalamsia dimulai dengan adanya kenaikan berat
11
badan yang di ikuti edema kaki dan tangan, kenaikan tekanan darah, dan
terjadi proteinurea (Saraswati, 2016)
Tanda gelaja lain yang sering di temukan pada Ibu hamil yang
mengalami preeklamsia yaitu sakit kepala hebat dan sakit di ulu hati yang
di sebabkan oleh regangan selaput hati oleh perdarahan atau edemadan
sakit karena adanya perubahan pada lambung dan gangguan penglihatan,
seperti penglihatan menjadi kabur hingga mengalami kebutaan. Hal
tersebut di sebabkan oleh pembekakan selaput pembuluh darah dan edema
(Tutik Ekasari, 2019).
Selain itu ada beberapa tanda dan gejala lain yang muncul ketika
terjadi preeklamsia :
a. Tekanan darah sekurang-kurangnya 160 mmHg sistolik atau 110
mmHg
diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan
lengan yang sama.
b. Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter.
c. Nyeri di daerah epigastrik / regio kanan atas abdomen.
d. Edema Paru.
e. Didapatkan gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus.
f. Oligohidramnion
Penelitian terbaru saat ini menunjukkan rendahnya hubungan
antara kuantitas protein urin terhadap luaran preeklampsia, sehingga
kondisi protein urin positif( lebih dari 5 g) telah dieleminasi dari kriteria
pemberatan preeklampsia atau yang sering di sebut preeklamsia berat.
Penelitian terbaru menunjukan bahwa criteria tersebut tidak dikategorikan
preeklamsia ringan, dikarenakan setiap preeklamsia merupakan kondisi
yang berbahaya dan dapat mengakibatkan peningkatan mordibitas dan
mortalitas secara signifikan dalam waktu singkat (POGI, 2016) dan
(Indrieni, 2020).
12
5. Patofisiologis
Preeklamsia dapat terjadi pada kehamilan yang melibatkan banyak
faktor imunologi.Pada kehamilan harus terjadi suatu imuno- tolerance
terhadapt faktor paternal.Gangguan atau hilangnya tolerasi imunologi
dapat menghasilkan disregulasi imunologi pada kehamilan yang
merupakan salah satu darifaktor penyebab preeklamsia.
Pada kehamilan terjadi interaksi self – non self serta penolakan atau
rejection melalui mekanisme interaksi antara HLA dan sel Unk.Laporan
terbaru bahwa kasus preeklamsia jumlah HLA-G lebih sedikit
dibandingkan dengan kehamilan normal.Sehingga menyebabkan reaksi
imunologi yang diregulasi oleh Th1 dan Th2. Saat terjadi preeklamsia
rasio Th1 / Th2 berubah sehingga interleukin pro inflamasi lebih dominan
di bandingan dengan anti inflamasi.Terdapat interleukin pro inflamasi dan
hypoxia yang timbul dapat menyebabkan keluarnya mikropartikel atau
debris yang bersifat oksidatif yang beredar secara sistemik. Debris tersebut
dapat menimbulkan reaksi imflamasi, mengaktifkan reaksi endothelial
vascular yang akan terlihat pada gambaran phenotype klinis.
Preeklamsia adalah sindroma yang dapat mempengaruhi organ :
a. System kardiovaskuler
b. Koagulasi dan hematologi
c. Volume darah
d. Ginjal
e. Liver
f. Perfusi utero plasental
g. Aspek klinis akus
h. Dapat timbul anterpartum, intrapartum, dan post partum
i. Gejalanya dapat preekalamsia ringan ataupun berat
j. Gejala klinis bervariasi luas
k. Gejala hipertensi dan proteinurea sering tidak dirasakan oleh pasien.
(Akbar et al., 2020)
13
6. Komplikasi
Komplikasi terberat yang terjadi pada pasien preeklampsia adalah
kematian ibu dan janin. Namun terdapat beberapa komplikasi yang dapat
terjadi pada ibu dan janin. Komplikasi tersebut adalah sebagai berikut
(Marianti, 2017) :
a. Bagi ibu
1) Sindrom HELLP (Haemolysis, elevated liver enzymes, and low
platelet count), adalah sindrom rusaknya sel darah merah, yang di
ikuti olehmeningkatnya enzim liver, dan rendahnya jumlah
trombosit.
2) Eklamsia, preeklamsia bisa berkembang menjadi eklamsia yang
ditandai dengan kejang-kejang.
3) Penyakit kardiovaskular, risiko terkena penyakit yang berhubungan
dengan fungsi jantung dan pembuluh darah akan meningkat jika
mempunyai riwayat preeklamsia.
4) Stroke hemoragik, hal tersebut ditandai dengan pecahnya
pembuluh darah otak akibat tingginya tekanan di dalam pembuluh
darah. pada saat seseorang mengalami perdarahan di otak, sel-sel
otak akanmengalami kerusakan yang di sebabkan karena adanya
penekanan dari gumpalan darah, dan juga karena tidak
mendapatkan pasokan oksigen akibat terputusnya aliran darah,
kondisi inilah yang menyebabkankerusakan otak atau bahkan
kematian.
b. Bagi janin
1) Prematuritas.
2) Kematian Janin.
3) Terhambatnya pertumbuhan janin.
4) Asfiksia Neonatorum.
14
7. Penatalaksanaan
Sesuai dengan kebijakan pemerintah penanganan yang tepat untuk
penderita preeklamsia adalah sebagai berikut :
a. Penatalaksanaan Ringan
Penderita preeklamsia ringan dengan kondisi yang baik perlu
melakukan istirahat yang cukup, mengurangi aktivitas fisik dan
memperbaiki asupan gizi serta protein. Penderita preeklamsia ringan
sebaiknya di rawat inap, namun dengan pertimbangan efisiensi,
perawatan penderita dapat dilakukan di luar RS dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Rawat jalan dengan melakukan istirahat yang cukup
(berbaring/tidur miring); diet cukup protein, rendah karbohidrat,
dan lemak, dan penderita diminta datang ke rumah sakit 1 kali
dalam seminggu.
2) Rawat inap dengan penderita preeklamsia ringan harus dirawat di
RS bila gejala klinis tidak membaik setelah 2 minggu pengobatan
rawat jalan serta timbul salah satu atau lebih gejala dan tanda
preeklamsia berat.
b. Preeklamsia Berat
Penderita preeklamsia berat dapat ditangani secara konservatif
maupun aktif.Pada perawatan konservatif, kehamilannya
dipertahankan bersama dengan pengobatan medisinal, sedangkan pada
perawatan aktif kehamilannya segera diakhiri/diterminasi setelah
pengobatan medisinal.Perawatan yang penting pada preeklamsia berat
ialah pengelolaan cairan karena penderita preeklamsia dan eklamsia
mempunya resiko tinggi untuk terjadinya edema paru dan
oliguria.Sebab terjadinya kedua keadaan tersebut belum jelas, tetapi
faktor yang sangat menentukan terjadinya edema paru dan oliguria
ialah hipovolemia vasospasme, kerusakan sel endotel, penurunan
gradien tekanan onkotik koloid/pulmonary capillary wedge pressure.
Monitoring input cairan (melalui oral ataupun infus) dan output cairan
15
9. Pathway preeklamsia
Faktor resiko :
Primigravida
Preeklamsia
(D.0005) Pandangan
kabur
(D.0085)
2) Urinalis
a) Adanya protein dalam urin
3) Tes kimia darah
Asam urat meningkat
i. Data sosial ekonomi
Seseorang yang mengalami preeklamsia cenderung dalam
kategori ekonomi rendah, karena kurangnya konsumsi protein dan
kurang paham mengenai pemeriksaan antenatal.
j. Data psikologis
Ibu hamil dengan preeklamsia biasanya berada dalam kondisi
yang labil dan mudah marah, ibu terlalu khawatir dengan keadaan
kandungannya. Ibu takut jika anaknya lahir akan cacat atau meninggal
dunia .hal tersebut menyebabkan ibu takut untuk melahirkan.
2. Diagnosa Keperawatan
Masalah Keperawatan atau sering di sebut Diagnosa keperawatan
adalah suatu penilaian klinis mengenai respon klien terhadap masalah
kesehatan dan proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung secara aktual maupun potensial. Diagnosa keperawatan
bertujuan mengidentifikasi respon individu, keluarga, dan komunitas
terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan(Indrieni, 2020).
Menurut (Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2017)diagnosa keperawatan
yang muncul pada kasus preeklampsi sebagai berikut:
a. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia (D.0077)
3. Intervensi keperawatan
Setelah di tentukan diagnosa keperawatan , selanjunya adalah tahap
perencanaankeperawatan. Tahap perencanaan adalah menentukan prioritas
diagnose keperawatan,penetapan kriteria evaluasi dan merumuskan
intervensi keperawatan (Purba, 2019).
29
A. Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan karya tulis
ilmiah ini adalah studi kasus yang menggunakan pendekatan proses
keperawaran dengan memfokuskan pada salah satu masalah penting dalam
kasus yang dipilih yaitu Asuhan Keperawatan Antenatal Care Pada Ibu Hamil
Preeklamsia Dengan Masalah Nyeri Akut Di RSUD Dr.H.Seowondo Kendal.
Studi kasus adalah metode pengumpulan data yang mengarah pada pencarian
data dan informasi melalui dokumen baik tertulis, foto, gambar, maupun
dokumen elektronik yang dapat mendukung dalam proses penulisan. Studi
kasus bertujuan untuk mendapatkan informasi yang relevan sesuai dengan
masalah yang akan diteliti dan mengkaji hasil penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan (Sugiyono, 2012).
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang pasien yang mengalami
preeklamsia pada kehamilan primigravida trimester tiga. Dua orang tersebut
merupakan pasien yang di rawat di RSUD Dr.H.Soewondo Kendal yang
bernama Ny.N dan Ny.S.
Teknik yang digunakan adalah teknik convenience sampling (non-
probability sampling) dimana subjek dipilih karena keinginan peneliti
(Wiratna Sujarweni, 2014).
C. Fokus studi
Fokus studi pada penelitian ini adalah asuhan keperawatan Antenatal
Care Pada Ibu Hamil Preeklamsia Dengan Masalah Nyeri Akut Di RSUD
Dr.H.Seowondo Kendal yang dimulai dengan tahap pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi , dan evaluasi.
31
32
E. Pengumpulan Data
Terdapat 2 cara dalam pengumpulan data, yaitu :
1. Instrumen
1) Format asuhan keperawatan
2) Alat kesehatan
3) Alat tulis
2. Metode Pengumpulan data
1) Wawancara
Wawancara adalah percakapan tanya jawab untuk
memperoleh informasi dan penjelasan untuk mengumpulkan
informasi, dilakukan dengan cara tatap muka atau tanpa tatap
muka yaitu dengan telekomunikasi. Anamnesis atau wawancara dibagi
menjadi dua jenis, yaitu :
a) Autoanamnesis adalah wawancara medis yang dilakukan secara
langsung antara dokter dan pasien itu sendiri,
b) Alloanamnesis dilakukan oleh dokter dengan keluarga pasien
yang membawa pasien tersebut ke dokter (Markum, 2018).
Hasil wawancara berupa identitas, keluhan utama,
riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan masa lalu, riwayat
kesehatan keluarga.
2) Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan mendapatkan
informasi yang diperlukan untuk menyajikan gambaran riil
suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan
penelitian. Hasil observasi meliputi pengkajian head to toe.
33
3) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik terdiri dari :
a) Inspeksi
Inspeksi adalah teknik yang dapat dilakukan dengan proses
observasi yang dilaksanakan secara sistemik.
b) Palpasi
Palpasi adalah teknik yang dapat dilakukan dengan menggunakan
indera peraba, pada palpasi ini hal yang harus di lakukan yaitu
melakukan pemeriksaan reflek patella.
c) Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan
mengetuk, dengan tujuan untuk membandingkan kiri kanan pada
setiap daerah permukaan tubuh dengan menghasilkan suara.Perkusi
bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk, dan
konsistensi jaringan.contoh suara-suara yang dihasilkan antara lain
sonor, redup, pekak/ timpani.
d) Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan
mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan
menggunakan stetoskop.
4) Dokumentasi
Dokumentasi lebih mengarah pada bukti konkret seperti hasil
laboratorium, pemeriksaan diagnostik dan pemeriksaan
penunjang lainnya. Dokumentasi dapat dilakukan di buku KIA dan
rekam medis pasien.
F. Analisis Data
Analisis data dimulai dengan mengemukakan dan mengelompokkan
data fokus sesuai dengan fakta, berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan
baik dari hasil wawancara, observasi langsung, pemeriksaan fisik, maupun
hasil dari dokumentasi rekam medis dan hasil laboratorium.Kemudian data
34
G. Etika penelitian
Dalam penelitian keperawatan yang berhubungan dengan prinsip etik
yaitu:
1. Informed Consent (Persetujuan Partisipan)
Persetujuan partisipan adalah informed consent antara peneliti
dengan responden dengan memberikan surat lembar persetujuan.
Bertujuan agar subjek mengerti maksud dan penelitian dan dapat
mengetahui dampaknya. Informed consent diberikan sebelum peneliti
akan memeulai dan memberikan selembar kertas persetujuan
untuk menjadi responden. Akan tetapi jika responden tidak bersedia
maka peneliti harus menghargai keputusan dan menghargai hak responden.
Data yang harus ada pada lembar informed consent adalah tujuan
akan dilakukan penelitian. Data dan jenis yang dibutuhkan,
komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial masalah, manfaat, kerahasiaan,
informasi yang mudah di hubungi untuk informasi selanjutnya.
Pada penelitian yang telah dilakukan, klien bersedia menandatangani surat
lembar persetujuan menjadi klien.
2. Anonimity (Tanpa Nama)
Anonomity adalah suatu masalah etika keperawatan yang
mempunyai jaminan dalam penggunaan subjek penelti dengan tidak
memberikan atau tidak mencantumkan nama responden dengan
35
lengkap pada lembar data dan hanya menuliskan inisial atau kode
nama pada lembar pengumpulan da atau lembar hasil penelitian yang akan
diajukan.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Confidentiality merupakan masalah etika keperawatan dengan harus
memberikan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi, data dan
masalah lainnya. Semua informasi dijamin untuk kerhasiaannya dan
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran lokasi penelitian
Studi kasus ini dilakukan di RSUD Dr.H.Soewondo Kendal yang
terletak di Jl. Laut No.21, Ngilir, Kecamatan. Kendal, Kabupaten Kendal,
Jawa Tengah. Dari data dan Informasi yang dihimpun rumah sakit kendal
sudah ada sebelum kemerdekaan, namun tidak ada kepastian tahun berapa
Rumah Sakit Kendal didirikan. RSUD Dr.H.Soewondo Kendal merupakan
rumah sakit kelas B sebagai rujukan utama masyarakat daerah Kendal.
Fasilitas Pelayanan pada RSUD dr. H. Soewondo Kendal meliputi
berbagai jenis pelayanan seperti: Pelayanan Rawat Jalan, Pelayanan Rawat
Inap, Pelayanan Rehabilitasi Medik, Pelayanan Elektro Medik, Pelayanan
General Check Up, dan Pelayanan Kesehatan Lainnya.
Pada studi kasus ini peneliti melakukan studi kasus di ruang mawar
bawah, yang berisikan 3 tempat tidur dalam satu kamar, ruangan ini di
tujukan untuk pasien yang mengalami masalah pada saat kehamilan dan
menjelang kelahiran. Adapun perawat/bidan yang mengelola klien
berjumlah 10 orang. Sedangkan dokter SPOG berjumlah 4 orang.
Kasus yang di dapatkan pada ruang mawar bawah di rawat inap ini
seperti kehamilan dengan anemia, PEB , KPD, dan berbagai masalah
kehamilan lainnya yang mengharuskan ibu hamil melahirkan dengan
section caesaria.
2. Pengkajian
Identitas pasien Klien 1 Klien 2
Nama Ny. N Ny. S
Umur 31 Tahun 27 tahun
Pekerjaan Ibu rumah tangga Karyawan swasta
Alamat Ngampel Pegandon
Status perkawinan Menikah Menikah
Nomer registrasi 6276XX 6277XX
Diagnosa medis G1P0A0 PEB 38 Mgg G1P0A0 PEB 32Mgg
Tabel 4.1 Identitas Klien.
36
37
3. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan Klien 1 Klien 2
Keluhan utama Saat dilakukan Saat dilakukan
pengkajian pasien pengkajian pasien
mengeluh pusing mengeluh nyeri
kepala
4. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Klien 1 Klien 2
Keadaan umum Pasien tampak lemah Pasien tampak
dengan posisi supine lemah dengan
pasien terpasang infus posisi supine dan
RL dan kateter terpasang infus RL
Kesadaran GCS : M6E4V5 GCS : M6E4V5
Composmentis Composmentis
tanda – tanda vital
TD : 170 / 110 mmhg 160/100 mmhg
Suhu : 37,0 °C 36,4 °C
Nadi : 100 x/menit 89 x/menit
RR : 28 x/menit 26 x/menit
Abdomen Inspeksi:
Bentuk bulat simetris,
terdapat bayangan vena Inspeksi:
tidak ada benjolan , Bentuk bulat
terdapat garis hitam simetris, terdapat
sejajar dengan pusar bayangan vena
tidak ada benjolan ,
terdapat garis hitam
Auskultasi: sejajar dengan
DJJ : 138 X/menit pusar
Auskultasi:
Palpasi: DJJ : 125 X/menit
Leopold I : teraba
bokong Palpasi:
Leopold II : teraba Leopold I : fundus
bagian kerasteraba bulat, lunak
memanjang di kanan tidak melenting
perut ibu dan teraba (bokong)
bagian kecil janin di Leopold II : pada
kiri perut ibu perut bagian kiri
Leopold III : teraba ibu teraba
kepala dan tidak bisa punggung, bagian
digoyangkan kanan teraba
Leopold IV : tangan ekstremitas
pemeriksa konvergen Leopold III :
TFU : 33 cm bagian terbawah
Konsistensi : Keras janin teraba bulat,
(boggy) keras dan
melenting (kepala)
Leopold IV :
kepala belum
masuk panggul
(konvergen)
TFU : 29 cm
Tidak ada oedema dan Konsistensi : Keras
Genetalia tidak ada varises, (boggy)
keputihan normal, tidak
berbau dengan jumlah Tidak ada oedema
sedikit. dan tidak ada
varises, keputihan
Tidak ada hemoroid normal, tidak
Anus berbau dengan
Pergerakan sendi bebas jumlah sedikit.
Musculoskeletal dan Turgor Baik Tidak ada
integument hemoroid
Ektermitas atas :
42
Protein +3 +2 -
urine
Tabel 4.5 Pemeriksaan Penunjang
7. Terapi Medis
Nama obat Dosis Sediaan Rute
Klien 1 Infus RL 24 tpm Iv
Cetorolac 3x1 Ampul Iv
Sefoperazon 1x1 Vial Iv
Candesartan 1 x 16 mg Tablet Oral
Spironolactone 1 x 25 mg Tablet Oral
Klien 2 Infus RL 24 tpm Iv
Ranitidine 1 x 50 mg Ampul Iv
Pamol 3 x 500mg Tablet Oral
Candesartan 1 x 16 mg Tablet Oral
Spironolactone 1 x 25 mg Tablet Oral
Table 4.6 Terapi Medis
8. Analisa Data
Analisa data Penyebab Masalah
Klien 1 Tekanan intracranial Nyeri akut
DS : meningkat
- Pasien
mengatakan nyeri
kepala
P : pusing
Q : tertusuk – tusuk
R : kepala
S:7
T : hilang timbul
DO :
- Pasien tampak
kesakitan
- TD : 170 / 110
mmhg
- Suhu : 37,0 °C
- Nadi : 100 x/menit
- RR : 28 x/menit
45
DO :
- Pasien tampak
kesakitan
- TD : 160/100
mmhg
- Suhu : 36,4 °C
- Nadi : 89 x/menit
- RR :26 x/menit
Table 4.7 Analisa Data
9. Diagnosa Keperawatan
No Klien 1 Klien 2
urut Hari / Diagnosa Hari / Diagnosa
tanggal keperawatan tanggal Keperawatan
1. 15 – 02 Nyeri akut 28 – 02 Nyeri akut
– 2022 berhubungan – 2022 berhubungan
dengan tekanan dengan tekanan
intracranial yang intracranial yang
meningkat meningkat
(D.0077) (D.0077)
DS : DS :
- Pasien - Pasien
mengatakan mengatakan
nyeri nyeri
kepala kepala
-
P : pusing
Q : tertusuk – P : pusing
46
tusuk Q : tertusuk –
R : kepala tusuk
S:7 R : kepala
T : hilang timbul S:6
T : hilang timbul
DO :
- Pasien DO :
tampak - Pasien
kesakitan tampak
- TD : 170 / kesakitan
110 mmhg - TD :
- Suhu : 37,0 160/100
°C mmhg
- Nadi : 100 - Suhu : 36,4
x/menit °C
- RR : 28 - Nadi : 89
x/menit x/menit
- Protein : + - RR :26
3 x/menit
- Protein : +
2
Tabel 4.8 Diagnosa Keperawatan
10. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Kriteria hasil Intervensi
keperawatan
Nyeri akut setelah dilakukan Manajemen nyeri
berhubungan tindakan keperawatan ( I.08238)
dengan selama 3 x 24 jam - Identifikasi lokasi,
tekanan diharapkan tingkat nyeri karakteristik nyeri,
intracranial menurun.Kriteria hasil : durasi, frekuensi,
yang Tingkat nyeri (L.08066) intensitas nyeri
meningkat - Pasien - Identifikasi skala
(D.0077) mengatakan nyeri nyeri
berkurang dari - Berikan terapi non
ringan ke sedang farmakologis
- Pasien untuk mengurangi
menunjukkan rasanyeri ( terapi
ekspresi wajah music )
tenang - Ajarkan teknik non
- Pasien dapat farmakologis
beristirahat untuk mengurangi
dengan nyaman nyeri
- kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
47
perlu
Tabel 4.9 Intervensi Keperawatan
DO : pasien
tampak kesakitan,
pasien lebih
banyak diam,
pasien memegangi
kepala dengan
memejamkan mata
15 – 02 Memberikan terapi DS : Pasien
– 2022 non farmakoligi mengatakan
Jam untuk mengurangi mendengarkan
09.00 nyeri musik ini
- memberika membuatnya
n terapi semakin merasa
musik pusing , mules
klasik mules yang di
Mozart . rasakannya
semakin sering .
DO : pasien
tampak kesakitan
15 – 02 Memberikan terapi DS : pasien
2022 farmakologi mengatakan
Jam - inj pusing masih
10.00 cetorolac sangat terasa
- inj
48
candesartan DO : pasien
- Spironolact tampak
one memejamkan mata
TD : 160 / 110
mmhg
Suhu : 36, 2 °C
Nadi : 100 x/menit
RR : 24 x / menit
Spo2 : 100 %
15 – 02 Mengidentifikasi DS : pasien
2022 skala nyeri pasien mengatakan skala
Jam nyeri 6
13.00
15 – 02 Memberikan terapi DS : pasien
2022 non farmakoligi mengatakan musik
Jam untuk mengurangi ini lebih
13.10 nyeri membuatnya
- Memberika tenang dari paa
n terapi musik sebelumnya,
musik religi pasien juga
mengatakan music
religi dapat
membantunya
mengurangi rasa
pusing.
DO : pasien
tampak
memejamkan mata
saat mendengarkan
musik.
15 – 02 Mengukur tanda DO :
2022 tanda vital pasien TD : 140 / 90
Jam mmhg
14.00 Suhu : 36, 5 °C
Nadi : 100 x/menit
RR : 24 x / menit
Spo2 : 100 %
16 – 02 Mengidentifikasi DO :
– 2022 skala nyeri Skala nyeri : 4
Jam
08.00
16 – 02 Mengukur tekanan DS : -
– 2022 darah pasien DO :
Jam TD : 140/90 mmhg
08.30
16 – 02 Memberikan obat DO : tidak ada
– 2022 injeksi alergi obat injeksi
49
Jam - Inj
10.00 cetorolac
- Inj
Spironolact
one
16 – 02 Mengganti cairan
– 2022 infus pasien
Jam - RL 24 tpm
13.00 Memasang nasal
kanul 3 lpm
16 – 02 Melakukan DO :
– 2022 pengukuran tanda – TD : 150 / 104
Jam tanda vital klien mmhg
14.00 Suhu : 36, 8 °C
Nadi : 89 x/menit
RR : 24 x / menit
Spo2 : 100 %
17 – 02 Mengidentifikasi DS : pasien
– 2022 skala nyeri mengatakan
Jam pusing sudah
09.00 berkurang, namun
masih sering terasa
DO : skala nyeri :
3
17 – 02 Memberikan terapi DS : Pasien
– 2022 non farmakoligi mengatakan
Jam untuk mengurangi mendengarkan
12.00 nyeri musik religi
- Memberika membuatnya lebih
n terapi rileks dan tenang ,
musik religi
DO : Pasien
tampak tenang saat
mendengarkan
musik reigi
17 – 02 Mengevaluasi skala DS : Pasien
– 2022 nyeri setelah terapi mengatakan
Jam music pusing masih
13.00 sedikit dirasakan
DO : skala nyeri :
2
17 – 02 Memberikan terapi DO : tidak ada
– 2022 farmakologi alergi obat injeksi
Jam - inj
14.00 cetorolac
- inj
50
candesartan
- inj
Spironolact
one
18 – 02 Mengkaji kondisi DS : Pasien
– 2022 pasien terkini mengatakan sudah
Jam tidak pusing,
08.00 pasien mengatakan
masih merasakan
nyeri bekas operasi
Caesar
DO : pasien
tampak lebih segar
dan bersemangat
18 – 02 Mengukur tanda – DO :
– 2022 tanda vital pasien TD : 130 / 89
Jam mmhg
09.00 Suhu : 36, 1 °C
Nadi : 100 x/menit
RR : 24 x / menit
Spo2 : 100 %
2 Nyeri akut 28 – 02 mengidentifikasi DS : pasien
berhubungan – 2022 lokasi, mengatakan nyeri
dengan Jam karakteristik kepala,
tekanan 10.00 nyeri, durasi, P : pusing
intrakraial frekuensi, Q : tertusuk –
meningkat intensitas nyeri tusuk
(D.0077) R : kepala
S:6
T : hilang timbul
DO : Pasien
tampak meringis
menahan sakit, dan
memegang kepala.
28 – 02 Memberikan terapi DS : Pasien
– 2022 non farmakoligi mengatakan
Jam untuk mengurangi sedikit lebih
13.00 nyeri nyaman, pusing
- memberika sedikit berkurang,
n terapi namun masih
musik sangat terasa
klasik
Mozart . DO : pasien
tampak
memejamkan mata
dan mendengarkan
51
alunan musik
28 – 02 Memberikan terapi DO : tidak ada
– 2022 farmakologi alergi obat injeksi
Jam - inj
14.00 cetorolac
- inj
candesartan
- Spironolact
one
01 – 03 mengidentifikasi DS : pasien
– 2022 lokasi, mengatakan nyeri
Jam karakteristik kepala,
09.00 nyeri, durasi, P : pusing
frekuensi, Q : tertusuk –
intensitas nyeri tusuk
R : kepala
S:4
T : hilang timbul
01 – 03 Memberikan terapi DS : Pasien
– 2022 non farmakoligi mengatakan
Jam untuk mengurangi mendengarkan
10.00 nyeri musik tersebut
- memberika dapat membuatnya
n terapi lebih rileks dan
musik mengurangi pusing
klasik di kepalanya
Mozart .
DO : pasien lebih
banyak berbicara
dari pada
sebelumnya,
namun pasien
masih sering
menutup mata
01 – 03 Memberikan terapi DO : Tidak ada
– 2022 farmakologi alergi obat injeksi
Jam - inj
13.00 cetorolac
- inj
candesartan
- inj
Spironolact
one
01 – 03 Memberikan pamol DS : -
– 2022 infus DO : suhu 36,7 °C
Jam
13.00
52
02 – 03 mengidentifikasi DS : pasien
– 2022 lokasi, mengatakan nyeri
Jam karakteristik kepala sudah
15.00 nyeri, durasi, sangat berkurang
frekuensi, ,
intensitas nyeri P : pusing
Q : tertusuk –
tusuk
R : kepala
S:2
T : hilang timbul
DO : Pasien
tampak masih
lemas namun
terlihat lebih
bersemangat
02 – 03 Memberikan terapi DS : pasien
– 2022 non farmakoligi mengatakan
Jam untuk mengurangi mendengarkan
15.30 nyeri lagu tersebut
- memberika sangat membantu
n terapi untuk mengalihkan
musik focus terhadap
klasik nyeri, pasien juga
Mozart . mengatakan music
klasik tersebut
sekarang lebih
sering di
dengarkan.
DO : pasien
tampak
bersemangat
bercerita, wajah
sedikit pucat
TD : 130 / 88
mmhg
N : 88 x/Menit
RR : 24 x/ menit
Suhu : 36,1 °C
Spo2 : 99 %
02 – 03 Melepas infus
– 2022 pasien
Jam - pasien
16.30 pulang
Tabel 4.10 Impelentasi Keperawatan
53
O:
KU : baik
Kesadaran : composmentis
TD : 160 / 110 mmhg
Suhu : 36, 5 °C
Nadi : 100 x/menit
RR : 24 x / menit
Spo2 : 100 %
T : hilang timbul
O:
Pasien post SC,
Kesadaran : composmentis
TD : 150 / 104 mmhg
Suhu : 36, 8 °C
Nadi : 89 x/menit
RR : 24 x / menit
Spo2 : 100 %
17 – 02 S:
- 2022 pasien mengatakan pusing
Jam sudah berkurang, namun
14.00 masih sering terasa
P : pusing
Q : tertusuk – tusuk
R : kepala
S:3
T : hilang timbul
O:
Pasien post SC,
Kesadaran : composmentis
TD : 140 / 90 mmhg
Suhu : 36, 5 °C
Nadi : 89 x/menit
RR : 24 x / menit
Spo2 : 100 %
P : lanjutkan intervensi
- Monitor karakteristik,
durasi, dan skala nyeri
- Berikan terapi non
farmakologi , terapi
musik religi
- Monitor ttv
- Berikan terapi
farmakologi sesuai
resep dokter
- inj cetorolac
- inj candesartan
- inj Spironolactone
18 – 02 S :
- 2022 pasien mengatakan sudah
Jam tidak pusing
14.00
O:
TD : 130 / 89 mmhg
Suhu : 36, 1 °C
Nadi : 100 x/menit
RR : 24 x / menit
Spo2 : 100 %
A : masalah teratasi
P : pasien pulang
2 Nyeri akut 28 – 02 S :
berhubungan – 2022 pasien mengatakan nyeri
dengan tekanan Jam kepala,
intracranial 14.00 P : pusing
meningkat Q : tertusuk – tusuk
(D.0077) R : kepala
S:6
T : hilang timbul
O:
Pasien tampak meringis
menahan sakit, dan
memegang kepala.
KU : baik
Kesadaran : composmentis
TD : 150 / 100 mmhg
N : 89 x/Menit
RR : 22 x/ menit
56
Suhu : 36 °C
Spo2 : 99 %
A: Msalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Monitor karakteristik,
durasi, dan skala nyeri
- Berikan terapi non
farmakologi , terapi
musik klasik Mozart
- Monitor ttv
- Berikan terapi
farmakologi sesuai
resep dokter
- inj cetorolac
- inj candesartan
- inj Spironolactone
01 – 03 S:
– 2022 pasien mengatakan pusing
Jam berkurang , namun akan
14.00 sangat terasa ketika membuka
mata.
O:
pasien tampak memejamkan
mata
TD : 140 / 102 mmhg
N : 100 x/Menit
RR : 24 x/ menit
Suhu : 37,8 °C
Spo2 : 99 %
- inj Spironolactone
02 – 03 S:
– 2022 pasien mengatakan sudah
Jam tidak pusing
14.00 O:
pasien tampak bersemangat
bercerita, wajah sedikit pucat
TD : 130 / 88 mmhg
N : 88 x/Menit
RR : 24 x/ menit
Suhu : 36,1 °C
Spo2 : 99 %
A : masalah teratasi, pasien
pulang
P : - lakukan terapi non
farmakologi terapi music jika
pusing kembali di rasakan
Tabel 4.11 Evaluasi keperawatan
B. Pembahasan
Pada sub bab ini penulis fokus membahas kesenjangan yang ada pada
kondisi riil dilapangan, dengan konsep teori yang ada mengenai masalah
keperawatan yang ditemukan penulis pada saat melakukan pengkajian,
perumusan masalah, rencana keperawatan, tindakan keperawatan sampai
evaluasi keperawatan. Pada Ny. N dilakukan pada tanggal 15 sampai 18
Februari 2022 dan pada Ny. S dilakukan pada tanggal 28 Februari sampai 02
Maret 2022.
1. Pengkajian
Pengkajian pengelolaan keperawatan nyeri pada Ny. N dengan
diagnosa G1P0A0 PEB 38 Mgg, dan Ny. S dengan diagnosa G1P0A0
PEB 32 Mgg di Ruang Mawar RSUD Dr.H. Soewondo Kendal
ditemukan data :
Pengajian klien 1 ditemukan data, klien mengatakan pusing, sesak
mules mules, keluar darah flek dengan kehamilan 38 minggu. Di lakukan
pengukuran tanda tanda vital dengan hasil Tekanan Darah : 160 / 110
mmhg ,Suhu : 36, 5 °C, Nadi : 100 x/menit , RR : 24 x / menit , Spo2 : 100
%, klien sebelumnya pernah di rawat di RS dengan keluhan pusing yang
sangat hebat , klien juga memiliki riwayat hipertensi.
58
hebat dan memiliki riwayat darah tinggi, didapat data objektif klien
tampak kesakitan dan memegangi kepalanya dengan P (paliatif) : pusing
/nyeri kepala, Q (Quality) : nyeri seperti tertusuk – tusuk , R (region) :
kepala, S (skala): 7 , T (time) : nyeri hilang timbul. Sedangakn pada Ny.S ,
klien mengatakan pusing dan nyeri kepala, di dapat data objektifnya yaitu
klien tampak meringis dan memegangi kepalanya dengan P (paliatif) :
pusing /nyeri kepala, Q (Quality) : nyeri seperti tertusuk – tusuk , R
(region) : kepala, S (skala): 6 , T (time) : nyeri hilang timbul. Skala nyeri
dilakukan dengan metode visual analog scale (VAS).
Pada hari kedua dilakukan terapi non farmakologi untuk
mengurangi nyeri yang dirasakan oleh klien, dalam hal ini penulis
melakukan teknik distraksi dengan metode terapi musik, music yang
dipilih yaitu sesuai dengan kondisi klien. Pada Ny.N Diberikan terapi
musik religi sedangkan pada Ny. S diberikan terapi musik klasik Mozart.
Perbedaan jenis musik tersebut di sebabkan karena adanya perbedaan jenis
musik yang disukai oleh pasien. Rangsangan musik mengaktivasi jalur-
jalur spesifik di dalam beberapa otak, seperti sistem limbik yang
berhubungan dengan perilaku emosional, sistem limbik teraktivasi dan
individu menjadi rileks (Qulsum, 2011).
Pada hari ketiga ,klien masih di lakukan terapi musik yang sama
dengan hari sebelumnya, selain itu penulis juga melakukan identifikasi
skala nyeri klien untuk melakukan evaluasi dari tindakan sebelumnya.
Selain terapi musik pada ketiga hari tersebut penulis juga memonitor tanda
– tan da vital klien, karena nyeri kepala yang terjadi pada klien disebabkan
karena tekanan darah tinggi, sehingga penulis selalu memantau tekanan
darah klien, pada hari ketiga ini didapati hasil pada Ny.N TD : 140 / 90
mmhg, Suhu : 36, 5 °C, Nadi : 89 x/menit , RR : 24 x / menit , Spo2 : 100
%, sedangkan pada Ny.S didapat hasil TD : 130 / 88 mmhg, N : 88
x/Menit, RR : 24 x/ menit, Suhu : 36,1 °C, Spo2 : 99 %. Pada ketiga hari
tersebut sesuai dengan advis dokter penulis juga memberikan terapi obat
injeksi yaitu injeksi ceterolac untuk meredakan nyeri dan injeksi
candesartan dan spironolakton untuk menurunkan tekanan darah.
61
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan asuhan keperawatan yang telah
dilaksanakan penulis Pada Ny. N dilakukan pada tanggal 15 sampai 18
Februari 2022 dan pada Ny. S dilakukan pada tanggal 28 Februari sampai 02
Maret 2022 dengan gangguan nyeri akut pada ibu hamil dengan pre eklamsia
di RSUD Dr.H.Soewondo Kendal , dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada hasil pengkajian kedua pasien ditemukan sama-sama memiliki
keluhan mengalami nyeri kepala hebat dengan Ny.N Skala 7 dan Ny.S
skala 6. Pada kedua klien tersebut sama – sama memiliki riwayat
hipertensi.
2. Diagnosis Keperawatan yang timbul sesuai dengan masalah keperawatan
pada kedua pasien adalah nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis.
3. Rencana keperawatan yang dilakukan dengan kriteria hasil, skala nyeri
berkurang atau hilang , wajah tidak menunjukan kesakitan, klien dapat
beristirahat dengan nyaman dan tekanan darah dalam batas normal.
Dilakukan dengan rencana tindakan yaitu identifikasi Identifikasi lokasi,
karakteristik nyeri, durasi, frekuensi, intensitas nyeri, Identifikasi skala
nyeri, Berikan terapi non farmakologis untuk mengurangi rasanyeri (
terapi music ), Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri,
kolaborasi pemberian analgetik.
4. Setelah dilakukan implementasi keperawatan yang sesuai dengan
rencana keperawatan baik Ny.N maupun Ny. S memiliki respon yang baik
dan kooperatif selama tindakan asuhan keperawatan dilaksanakan. Kedua
pasien memahami tujuan dari teknik distraksi yaitu untuk mengurangi
nyeri yang dia rasakan. Klien juga melakukan sesuai dengan arahan dan
saran dari penulis.
62
63
B. Saran
Setelah diberikannya “Asuhan Keperawatan Antenatal Care Pada Ibu
Hamil Preeklamsia Dengan Masalah Nyeri Akut ” diharapkan tindakan yang
telah dilakukan dapat dilanjutkan untuk mencapai kriteria hasil maksimal
hasil. Selain itu, penulis memiliki saran dan harapan seperti berikut ini :
1. Praktisi Keperawatan
Dalam mengelola klien dengan masalah nyeri akut pada ibu hamil dengan
pre eklamsia diharapkan praktisi keperawatan ikut serta dalam teknik
distraksi terapi musik , selain itu perlu pengawasan dalam pelaksanaan
tindakan pada klien.
2. Bagi institusi Pendidikan
Dengan adanya laporan kasus ini diharapkan dapat menjadi bacaan dan
alternatif referensi pembelajaran bagi mahasiswa khususnya dalam
pengelolaan klien dengan masalah nyeri akut pada ibu hamil dengan pre
eklamsia.
3. Bagi pasien dan keluarga
Diharapkan keluarga memberikan motivasi dan dukungan untuk
pelaksanaan teknik distraksi terapi musik khususnya saat pasien sudah
pulang sehingga masalah pasien dapat teratasi. Selain kepatuhan
terhadap tindakan, dukungan dan motivasi juga merupakan faktor
penyembuhan bagi pasien