Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dhika Januarizky

Kelas : XI IPA 3
Mapel : Sejarah

Bagaimana peran pemuda dalam kemajuan ekonomi, teknologi, pendidikan, dan kesehatan di negara
Indonesia saat ini?

Jawab

 Ekonomi
Pemuda memiliki peran yang sangat urgensi dalam menggerakkan roda perekonomian bangsa.
Karena disokong dengan ide-ide dan gagasan yang cemerleng, Kesadaran akan pentingnya usia dan jiwa
muda membuat para pemuda selalu tampil dalam setiap momentum, bukan sebagai objek suatu
peristiwa melainkan sebagai subjek pengubah, yang mendorong setiap perubahan ke arah yang
konstruktif serta menjadi kekuatan moral dalam mengawal setiap perjalanan dan pembangunan bangsa.
Komposisi penduduk usia muda saat ini didominasi oleh usai prdouktif. Menurut data dari berita
bisnis.com, Jakarta menyebutkan Indonesia saat ini memiliki penduduk yang besar, sekitar 251 juta jiwa.
Penduduk usia produktif (15-64 tahun) sekitar 44,98%. Proporsi penduduk usia produktif ini akan
meningkat sampai 2025. Dalam artian kita memiliki banyak golongon pemuda, jumlah ini sangat
berpotensi bila diberikan edukasi dan keterampilan yang baik, sehingga akan berpengaruh terhadap
kemajuan perekonomian bangsa serta dapat menggerakan bidang ekonomi ke arah yang lebih baik.
 Teknologi
Pemuda mampu menciptakan suatu teknologi yang bisa melambungkan nama Indonesia ke dunia
internasional. Dengan tenaga yang masih energik, pemuda bisa bekerja ekstra keras untuk menciptakan
suatu teknologi. Pemuda juga tidak cepat puas, jadi mereka akan selalu menghasilkan karya-karya
teknologi dengan kualitas terbaik.
 Pendidikan
Pertama,  di samping menjadi pendidik yang baik, para pemuda dapat menjadi volunteer yang
berjuang untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada masa lalu ada mahasiswa yang dimobilisasi
menjadi pendidik secara sukarela terutama bagi masyarakat di daerah terpencil. Sifat dan karakter
pemuda sebagaimana tersebut di atas, memungkinkan para pemuda dalam melaksanakan tugas ini.
Kedua, para pemuda dapat membangun sekolah alternatif non-formal untuk membantu anak-anak
yang putus sekolah karena permasalahan biaya pendidikan. Hingga saat ini, masih banyak anak usia
sekolah yang tidak dapat melanjutkan pendidikan karena tidak adanya biaya.
Ketiga, para pemuda dapat melaksanakan pendidikan alternatif melalui program paket A (setara
SD/Ibtidaiyah), program paket B (setara SMP/Tsanawiyah, program paket C (setara dengan SMU/Aliyah
bagi kelompok sosial yang tidak memiliki persyaratan mengikuti pendidikan formal. Kelompok sosial
tersebut misalnya anak para Gepeng (Gelandangan dan Pengemis), anak para PSK (Pekerja Sex
Komoersial),  para pengamen, para pemulung, dan lain sebagainya. Pelaksanaan pendidikan ini dapat
memanfaatkan berbagai sarana yang ada di masyarakat, seperti gerbong kereta api yang tidak aktif,
balai desa, Pos Siskamling, rumah penduduk yang ditinggalkan penghuninya, gedung-gedung
terbengkalai, lahan parkir, kios-kios yang tidak digunakan, bahkan ruangan terbuka.
Keempat,  para pemuda dapat melaksanakan pendidikan dengan memafaatkan media-media
informasi dan komunukasi dengan menyebarkan tulisan-tulisan dengan menyebarkan tulisan-tulisan
mengenai problematika pendidikan yang terjadi yang dibuat oleh para pemuda. Dengan menyebarnya
tulisan-tulisan melalui media tersebut, maka hal ini dapat menyadarkan masyarakat tentang kondisi
pendidikan Indonesia saat ini. Atau para pemuda dapat langsung terjun ke dalam masyarakat untuk
memasyarakatkan bahwa begitu pentingnya pendidikan bagi kehidupan bangsa.
 Kesehatan
pemuda dapat memberikan kontribusinya dengan mengambil peran aktif di dalam perbaikan
terhadap kebiasaan dan pola hidup yang kurang baik, yakni kebiasaan masyarakat dalam aktivitas buang
hajat (BAB = Buang Air Besar) yang tidak sehat. Misal, melakukan BAB di sungai atau mengajari anak-
anak balita untuk BAB di parit-parit di depan rumah warga. Padahal parit atau selokan berfungsi untuk
mendistribusikan air hujan ke tempat pembuangannya. Jika setiap hari anak-anak balita BAB di selokan
rumah, ketika hujan tiba maka berbagai bakteri dan virus yang terdapat di tinja tersebut akan tersebar
ke mana-mana. BAB dengan paradigma seperti ini, akan sangat memungkinkan munculnya sebaran
penyakit secara meluas. Yang populer tentu penyakit-penyakit yang menular secara fekal oral seperti
diare, yang bahkan  dapat menimbulkan wabah.

Anda mungkin juga menyukai