Ekonomi Politik Dan Globalisasi
Ekonomi Politik Dan Globalisasi
Disusun Oleh :
1
Berbicara persoalan hubungan antara negara dan pasar tidak akan terlepas
dari berbagai ajaran-ajaran ekonomi politik itu sendiri diantaranya, ekonomi
politik berpusat –negara yang dimana menceritakan sebuah gambaran bahwa
dalam menjalankan sistem perekonomian tidak terlepas dari interpensi negara
yang didalam terdapat berbagai unsur sebagai pemilik dan pengatur politik itu
sendiri dengan tujuan melindungi perekonomian yang rendah atau lemah
kemudian mempertahan dan memperkuat perekonomian nasional.
Melalui campur tangan dari pemerintah dalam hal ini negara menuut
Samuelson dan Nordhaus I, (1989:64), dimana negara memiliki otoritas dalam
mengambil dan membuat aturan-aturan untuk masyarakat umum yang dimana
untuk mengatur kembali berbagai bentuk kesalahan-kesalahan pasar khusunya
dalam mengatur dan menciptakan harga. Karena tidak dipungkiri bahwa dlaam
persaignan pasar masih banyak praktek-praktek pelaku pasar atau pedagang yang
tidak sesuai yang dengansendiri mengelola haraga tanpa melihat kebutuhan
masyarakat yang bertambah dan terjerit. Maka disinilah dibutuhkan campur
tangan pemerintah dalam mengelola pasar melalui aturan-aturan.(Huda, 2008)
Selanjutnya ajaran ekonomi politik klasik dan neo klasik , berangkat dari
ketidakpuasaan seseorang untuk mendapatkan sebuah barang dan jasa sebagai
mahluk sosial yang memiliki rasa dalam mengutamakan kepentingan diri sendiri,
ekonomi politik klasik sendiri lebih kepada lebih mengarahkan persaingan yang
seimbang yang dimana dalam mekanisme pasar sendiri negara tidak ikut campur
maupun dalam perekonomian, sedangkan neo-klasik lebih mengoptimalkan
sumber daya yang ada dimana sistem harga pasar tidak sepenuhnya dipengaruhi
oleh produsen karena mereka sudah mengetahui akan pengelolaan pasar dan harga
itu sudah mampu di analisa oleh konsumen itu sendiri.
Sedangkan dari sisi lain melihat bahwa ekonomi klasik, ajaran ekonomi ini
melihat dari segi pertumbuhan ekonomi lebih kepada bagaimana bertambahnya
tenaga buruh atau pekerja kemudian persediaaan barang dan jasa yang menjadi
banyak dalam konsumsi publik dan sumber daya yang lain (adam smith)
2
kemudian akan mengakibatkan banyak pekerja dan konsumsi publik meningkat
sehingga akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi akan berada pada situasi
yang dimana perekonomian dalam masyarakat stagnan atau dimemiliki perputaran
karena banyaknay konsumsi dan banyaknya tenaga pekerja yang lonajak
(T.R.Malthus), kemudian dilihat dari pertumbuhannya ekonomi neo-klasik
dimana bukan melihat dari pertumbukan produksi tetapi bagaimana melihat dari
segi bagaimana perkembangan tehknologi dan kemampuan dari seorang pekerja
atau tenaga kerja yang harus memiliki keahlian tertentu dalam bidangnya (Robert
Solow) selain dari itu ide-ide baru dari para pemegang perusahaan juga
dibutuhkan untuk pertumbuhan ekonomi.(Chandra & Hidayat, 2017)
Ajaran selanjutnya seperti yang telah sering kita ketahui bahwa dalam
sistem perekonomian sering mengenal nama karl max yang dimana max
membawa sebuah ajaran yang dimana adanya pembagian sistem kekuasaan dalam
ekonomi yang lebih menguntung pribadi atau swasta, mereka dapat mengatur alur
perekonomian seperti mengatur perputaran pasar dan mengatur perekonomian
secara sewenang-wenang sesuai keinginan mereka yang lebih mengedepankan
keuntungan di bandingkan menestabilankan kehidupan sosial dimasyarakat ajaran
ini dikenal dengan ekonomi politik marxis.
3
Berbagai pandangan yang dipahami bersama bahwa ekonomi politik sangat
mempengaruhi seluk beluk kehidupan pasar dan alur kerja perekonomian tidak
bisa dipisahakan, dalam suatu wilayah atau negara ekonomi sangat berpengaruh
besar terhadap kebijakan publik yang dimana di atur oleh pemerintahan yang tetap
mengikutkan unsur politik untuk apa dibuat sebuah kebijakan apa keuntungan dan
kerugiannya, begitu pula sebaliknya politik tetap akan berperan penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di suatu negara seperti ketika suatu
wilayah mesukkan infestor-infestor dari negara, maka hal ini tidak terlepas dari
komunikasi politik yang digunakan pemrintah setempat agar pertumbuhan
ekonomi dan pasar stabil. Tetapi dari berbagai pandangan tersebut tetap akan ada
sebuah aturan tersendiri yang dibuat oleh masyarakat sebagai aktor dalam
perputaran ekonomi, cara-cara yang dilakukan tidak akan terlepas dari nenek
moyang mereka yang tetapkan bertahan demi kepentingan pribadi seperti halnya
sistem kapitalisme yang merekat erat dimasyarakat.
Kapitalisme tidak hanya digunakan dalam satu sektor saja tetapi berbagai
sektor dan tidak hanya menggunakan satu sistem melainkan ada beberapa jenis,
yang pertama sistem kapitalisme usaha, berorientasi pada keuntungan dalam
berbisnis, menginginkan sebuah hasil yang optimal dan mampu bekerja disektor
manapun dalam sebuah bisnis atau usaha hal ini akan membuat persaingan yang
kuat dalam mempertahankan keuntungan, maka di haruskan kepada setiap pekerja
mampu beradaptasi dimanapun dia berada seperti seseorang yang bekerja sebagai
sales harus menguasai seluruhnya mulai dari bagaimana mengoprasikan
komputer, mampu berkomunikasi dengan baik, mampu memasarkan, dan mampu
berkendara. Negara sendiri menginginkan hal yang semacam ini agar kekuatan
ekonomi negara meningkat dengan menekan prinsip-prinsip pasar yang dimana
pasar dalam sistem ekonomi diberikan kebebasan kepada konsumen dan produsen
untuk mengelola. Dimana seluruh kegiatan publik yang diatasnamakan negara
bertujuan untuk mencari keuntungan yang besar. Tidak terlepas dari itu
kapitalisme usaha bukan berarti tidak memiliki sebuah persoalan di negara-negara
yang menggunakan sistem ini akan mengalami kesenjangan sosial karena adanya
4
sumber daya yang lebih dominan karena tidak memiliki banyak sumber daya
berbeda dengan negara yang memiliki sumber daya yang banyak yang mampu
menyatukan seluruh kehidupan sosial, maka dari permasalahan itu akan muncul
berbagai macam masalah dalam masyarakat meningkatnya kemiskinan,
bertambanhnya pengangguran dan lain-lain.
Kemudian yang kedua kapitalisme sosial sistem ini sangat jauh berbeda
dengan sistem yang sebelumnya dalam sistem ini negara dalam hal ini lebih
mengedepankan apa saja yang beguna bagi kehidupan sosial atau bisa dikatakan
medahulukan kepentingan umum yang, dengan memanfaatkan berbagai situasai
ekonomi, dalam sistem ini negara lebih melihat bagaimana penanaman modal
mengambil sebuah keuntungan dengan jangka waktu yang lama. Selain itu
seorang buruh dinegara yang menganut sistem ini bisa memberikan masukan
untuk masalah upah yang diterima oleh buruh.tidak terlepas dari hal itu dalam
sistem kapitalisme sosial ini ada beberapa pemasalan yang terjadi seperti
dorongan untuk menaikan biaya kepada infestor atau perusahaan yang ingin
bersaing dalam pasar, selain itu tingggi konsumsi masyarakat dan perusaahaan,
akan mengakibat kan tingginya tingkat pembayaran pajak yang bukan hanya
dibebankan kepada perusaaan tetapi begitupun pekerja. Maka tingkat
kesejahteraan yang dicita-citakan sistem ini tidak akan berjalan seperti yang
dinginkan.
5
dikembangkan. Kebijakan ekonomi pemerintah mengarah untuk melaksanakan
keputusan yang mendukung penggunaan-penggunaan berbagai alat kebijakan
untuk mendukung industri-industri atau perusahaan-perusahaan “pemenang” yang
telah dipilih. Sistem ekonomi ini tetap menganut mahzab kapitalisme karena
pemerintah tetap mengakui dan menegakkan hak-hak kepemilikan atas properti
dan kontrak, pasar mengarahkan harga barang dan jasa yang diproduksi, dan upah
tenaga kerja yang dipekerjakan, dan beberapa kegiatan usaha berskala kecil tetap
berada di tangan sektor swasta.
Tetapi tidak bertahan begitu lama paham ini digantikan dengan neo-
liberalisme karena solusi yang telah diberikan dalam paham keynes tidak dapat
6
membendung adanya percepatan penyebaran uang yang mengakibatkan naiknya
barang dan jasa sehingga kembali mengakibatkan bertumpuknya pengangguran,
maka neo-liberalisme sendiri tidak banyak mengeluarkan banyak pandangan lebih
kepada bagaimana masyarakat yang menjadi konsumen dan produsen harus
mampu meningkatkan konsumsi dan produk-produk baru. Dari semua pendapat
itu bagaimana kemudian ekonomi pasar berkembang harus memiliki sumber daya
yang mampu untuk bersaing dalam sebuah kompetisi ekonomi dan politik yang
tidak berubah-ubah agar tercipta kesejahteraan dan kemakmuran.
7
berbagai macam perkebunan, pertanian dan lain-lain.(Zain, Yurista, & Yuniza,
2014).
Menurut Dani (2017) Sistem ekonomi sosialis adalah sistem yang setelah
kapitalisme, dimana sistem ini merupakan sistem yang dimana pemerintah sebagai
pemegang kekuasaan menjalankan dan mengontrol prekonomian di masyarakat.
Dalam sistem-sistem sosialis tidak menghalangi masyarakat untuk mengatur
kegiatan pekonomian tetapi tidak akan terlepas dari kebijakan pemerintah untuk
mengelola arul perekonomian agar terwujudnya kemakmuran bersama. Tetapi
sistem ini pemerintah membatasi berbagai kegiatan yang memiliki unsur pribadi.
Karena tujuan sistem ini adalah untuk kepentingan bersama dan memkmurkan
masyarakat secara bersama. (Tho’in, 2015)
Sistem ekonomi hijau ini lebih menekankan bagaimana interaksi sosial itu
berjalan dengan baik, interaksi dari sesama masyarakat sosial maupun interaksi
8
masyarakat dengan lingkungannya, ekonomi hijau sendiri lebih memberikan
paham bahwa bagaimana negara, masyarakat mengelola sumber daya dengan baik
tanpa merusak, dan bagaimana mengelola hubungan mahluk hidup dengan yang
lainya, yang dimana seharusnya yang lebih dikedepankan dibandingkan ekonomi
dan nilai-nilai etika dan hubungan yang baik sesama masyarakat sosial dan negara
dari pada materi semata.
Dari berbagai sistem dan ajaran disatas tidak akan terlepas perkembangan
globalisasi sehingga dibutuhkan berbagai solusi dan sistem-sistem yang baik dan
sistem yang baru, karena berbagai sistem di atas akan tetap menghasilkan sebuah
konflik yang aakan membuat berbagai penolakan, dari sinilah terbentuknya
persatuan buruh karena adanya sebuah aturan-aturan dari peemrintah yang
diperkirakan akan mengakibatkan banyak kerugian, kemudian adanya berbagai
sektor termasuk ekonomi politik yang dilandasi dengan sistem kapitalisme yang
tidak mengedepankan kepentingan rakyat. Harus ada perubahan sistem ekonomi
politik agar Kondisi menjadi stabil yang bukan hanay mengedepankan perubahan
usaha tapi juga perubahaan tatanan perekonomian yang lebih mengsejahteran
rakyat dan tidak adanya kesenjangan sosial.(Vidi & Affandi, 2015)
9
2. GLOBALISASI
Ketika kita memahami globalisasi sebagai sebuah konsep yang licin dan
tidak mudah dipahami. Maka fonemana globalisasi lebih banyak ketertarikan
sejak tahun 1980-an, dikarenakan istilah tersebut dijadikan sebagai dasar dari
sebuah proses untuk menunjuk apapun tentang kebijkan, strategi pemasaran,
sebuah permasalahan bahkan sampai ke sebuah ideologi. Globalisasi bahwasanya
bukanlah sebuah proses tunggal, melainkan sebuah proses – proses terikatan yang
rumit yang terkadang terjadi saling tumpang tindih dan memiliki keterkaitan. Hal
itu juga terkadang membuat globalisasi saling kontradiktif dan berlawanan. Oleh
karenanya sulit untuk mengartikan bahwa globalisasi sebagai tema tunggal.
10
regionalisme dan multikulturalisme. Hal tersebut terjadi dikarenakan
keberagaman alasan yang muncul, diantaranya :
Gambar 1
Global
Nasional Nasional
Lokal Lokal
11
Bentuk globalisasi dapat diidentifikasi sebagai berikut :
a. Globalisasi Ekonomi
Hal ini menjadikan berkurangnya kapasitas pemerintahan nasional dalam
mengatur dan mengelola ekonomi – ekonomi pemerintahan tersebut dan
penolakan terhadap rekstruksi pemerintahan selaras dengan garis – garis
besar pasar bebas dalam perkembangan globalisasi ekonomi. Sehingga
tidak adanya ekonomi nasional yang terpisah maupun menyendiri
dikarenakan saling terkaitnya dalam ekonomi global. Globalisasi ekonomi
mencerminkan aliran – aliran modal dan barang lintas negara,
menghancurkan ide tentang kedaulatan ekonomi. Proses dari globalisasi
ekonomi sendiri ialah terjadinya suatu perubahahan perekonomian dunia
yang bersifat mendasar atau secara terstruktur dan berkembang dengan
pesat yang mengikuti kemajuan teknologi dengan proses yang semakin
cepat. Perkembangan globalisasi ekonomi terlihat dengan meningkatnya
hubungan saling ketergantungan dan juga memperkuat persaingan antar
negara yang tidak hanya bergerak di perdagangan internasional melainkan
juga dalam investasi, finansial dan produksi. Globalisasi ekonomi sendiri
ditandai dengan semakin tipisnya batas kegiatan ekonomi atau pasar baik
dalam skala nasional maupun regional, tetapi harus bergerak dalam skala
internasional yang melibatkan banyak negara.
Berbagai alasan penyebab semakin menipisnya batas – batas kegiatan
ekonomi secara nasional maupun regional, seperti yang dikatakan oleh
(Halwani,2002) ialah komunikasi dan transportasi yang semakin canggih
dan murah, lalu lintas devisa yang semakin bebas, ekonomi negara yang
semakin terbuka, keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif yang
digunakan oleh berbagai negara, metode produksi dan perakitan dengan
organisasi manajemen yang semakin efisien, dan pesatnya perkembangan
perusahaan multinasional di sebagian negara. (Zaroni, 2015)
b. Globalisasi Kebudayaan
12
Pertumbuhan globalisasi kebudayaan didasari karena informasi dan
gambaran dari suatu wilayah dalam pemasaran yang dilakukan telah
masuk sebagai sebuah aliran global yang cenderung menipisikan
perbedaan budaya antara suatu bangsa, wilayah, dan individu. Hal tersebut
biasanya digambarkan dengan suatu proses komoditas – komoditas global
dan praktek perdagangan terkait pemasaran. Munculnya istilah revolusi
informasi didasari dengan dorongan globalisasi kebudayaan. Akan tetapi,
kekuatan globalisasi kebudayaan dapat dibatasi dan diloloskan karena
penyebaran sebuah perdagangan memerlukan kepekaan terhadap
kebudayaan dan praktek sosial pribumi suatu bangsa. Maka globalisasi
kebudayaan merupakan sebuah kekuatan yang mampu meloloskan dan
membatasi kekuatan – kekuatan globalisasi. Dalam hal ini bisa dikatakan
bahwa globalisasi kebudayaan dapat dikaitkan dengan gaya hidup yang
ada disuatu wilayah berkembang sehingga diikuti oleh masyarakat
diwilayah yang berbeda. Seperti masyarakat yang menikmati McDonald,
Coca Cola, Kintucky Fried Chicken, serta mode pakaian dan bergaya yang
beredar disuatu wilayah dan diikuti masyarakat luar sesuai trendnya
(Siswanto,2010 dalam(Yuniarto, 2014)
c. Globalisasi Politik
Globalisasi politik masih jauh tertinggal dengan globalisasi ekonomi dan
globalisasi kebudayaan ketika diartikan dari sebuah komitmen idealis pada
skala internasionalisme dan sebagian bentuk pemerintahan dunia,
dikarenakan penekanan – penekanan antar negara dari globalisasi poltik
terpisah dari konsep globalisasi ekonomi dan kebudayaan yang terlihat
dari peran pelaku non-negara dan berbasis pasar. Maka globalisasi politik
sangat berharap dengan peran dari organisasi – organisasi yang bersifat
transansional yang mencakup wilayah kerja beberapa negara. Seperti
Perserikatan Bangsa – Bangsa, NATO, Komunitas Ekonomi Eropa dan
berbagai penerusnya, Dewan Ekonomi dan Uni Eropa, Bank Dunia, Dana
Moneter Internasional (IMF), Organisasi Kerja Sama dan Pengembangan
13
Ekonomi (OECD) dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Pengaruh
organisasi – organisasi internasional sangat penting dalam perkembangan
globalisasi politik.
14
pemerintah bergerak dengan menjalankan secara deregulasi ekonomi dan
pencegahan terhadap keluarnya perusahaan-perusahaan transansional.
Pengendalian inflasi yang telah menggantikan pemeliharaan pekerjaan secara
penuh yang menjadi tujuan utama sebuah kebijakan ekonomi dimana dengan
tekanan yang begitu kuat terhadap penurunan belanja publik dan meningktakan
anggaran – anggaran kesejahteraan.
15
bagi pemerintahan-pemerintahan negara lain dengan timbulnya penolakan.
Kelemahan dari global neoliberal sendiri tergambar jelas dalam krisis finansial
global antara tahun 2007 – 2009. Dalam kasus tersebut merupakan sebuah gejala
dari kecacatan dan kebebasan konsep kapitalisme neoliberal yang dalam
bentuknya baik secara global maupun nasional jelas dapat dilihat berjalan secara
tidak stabil dan rentan terhadap krisis, yang berdasarkan kepada pasar-pasar bebas
dan sistem finansial yang berinflasi serta kurangnya regulasi ekonomi itu sendiri.
Krisis global yang terjadi di tahun 2007 – 2009 tersebut merupakan sebuah
konsekuensi dari utang yang sangat besar dibanyak negara dan sebuah pergeseran
besar dalam peta kekuasaan ekonomi global. Dikarenakan utang negara maju dan
swasta yang banyak tersebar di berbagai negara menjadi berbagai alasan
tersendiri, diantaranya :
Pergeseran peta kekuasaan ekonomi global yang terjadi dari barat ke timur
secara umum, yang secara khusunya pergesaran peta kekuasaan ekonomi global
dari Amerika Serikat ke China. Karenanya china yang mampu memproduksi
barang yang berfaktur lebih murah mampu menutupi kecacatan – kecacatan
ekonomi yang ada dimasyarakat menimbulkan masuknya barang produksi negara
china ke negara-negara lain. Kebangkitan globalisasi China didasari dengan peran
negara dalam mengontrol privat sector sebagai faktor produksi yang dianggap
strategis bagi negara, dan sector yang menjadi dominan bagi keduanya. Bahkan
disaat China menjadi anggota WTO, negara tidak melepaskan perannya sebagai
bentuk utama kompetisi produk China diluar negeri yang disebut sistem kurs
fixed exchange. Berkat kebangkitan China tersebut membantu perkembangan
krisis ekonomi Asia ditahun 1998. (Kusumawardhana & Zulkarnain, 2016)
16
Tabel 1
Krisis Globalisasi Neoliberal : dari pinggiran ke pusat
Akan tetapi sebelum memasuki krisis global ditahun 2007 – 2009 tersebut,
sebelumnya telah mengalami krisis globalisasi neoliberal yang disebut krisis di
daerah semi pinggiran yang dimulai dengan guncangan keuangan Turki dan
Meksiko pada tahun 1994, dilanjutkan dengan krisis keuangan Asia tahun 1997,
dan kebocoran yang terjadi di Rusia dan Brasil pada tahun 1998 – 1999, serta
runtuhnya ekonomi Turki dan Argentina pada tahun 2001. Krisis yang terjadi
hampir sama dengan yang dialami dimasa krisis neoliberal yang terjadi
dikarenakan integrasi akibat perdagangan bebas sehingga terjadinya
ketidakseimbangan dalam pengelolaan ekonomi di negara tersebut. Bencana yang
terjadi saaat ini dengan krisis globalisasi neoliberal pada intinya terjadi akibat
ketidakseimbangan global antara ekonomi surplus seperti Jerman dan China dan
negara-negara defisit seperti Amerika Serikat dan Inggris. (Οηιs & Burák, 2018)
Akan tetapi, pergeseran ekonomi yang terjadi hanya berada pada negara
yang telah saling berketerkaitan dan saling bergantung satu sama lainnya.
Sehingga dapat kita petik bahwasanya ekonomi negara yang telah mengglobal tak
17
mampu berkembang dan berjuang secara sendirinya. Sehingga pada era sekarang
globalisasi lebih konstentrasi kepada modal dan investasi bagi negara maju.
Menyebabkan negara memiliki peranan yang signifikan dalam mengatur batas-
batas teritorialnya baik dalam bagian politik maupun ekonomi melalui power
negara, membuat negara masih memliki legitimate power dalam memegang alur
kendali globalisasi sebagai sumber pendanaan. (Kusumawardhana & Zulkarnain,
2016).
18
Daftar Pustaka
Septarini, D. F., Lia, E., Kore, R., Ekonomi, F., & Musamus, U. (2016). SISTEM
KAPITALISME NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SISTEM EKONOMI
KERAKYATAN BERDASARKAN PANCASILA, 1(1), 40–61.
https://doi.org/10.7498/aps/62.010302
19
Zain, M. A., Yurista, A. P., & Yuniza, M. E. (2014). Konsistensi pengaturan
jaminan sosial terhadap konsep negara kesejahteraan Indonesia. Jurnal
Penelitian Hukum, 1(2), 63–76.
Οηιs, Z., & Burák, G. A. (2018). The Global Economic Crisis and the Future of
Neoliberal Globalization : Rupture Versus Continuity Author ( s ): Ziya Öniş
and Ali Burak Güven Published by : Lynne Rienner Publishers Stable URL :
http://www.jstor.org/stable/23104287 REFERENCES Linked refer, 17(4),
469–488.
20