Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PERKERASAN JALAN RAYA

DOSEN : HAMKA WAKKANG ST.MT

OLEH

KELOMPOK 11

HENOK SALENG / 219190007

ABDI KURNIAWAN / 219190026

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PARE-PARE


FAKULTAS TEKNIK/PRODI SIPIL
TAHUN AJARAN
2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih

memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi

kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas

penulisan makalah tentang “Perkerasan Jalan raya”.

Kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya

untuk bpk Hamka Wakkang ST.MT selaku dosen mata kuliah Teknik Sipil

Universitas Muhammadiyah Parepare yang telah menyerahkan kepercayaannya

kepada saya guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Kami juga

berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu berguna serta

bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan tentang perkerasan jalan.

Saya sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak

sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saya benar-

benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat saya revisi dan saya tulis

di masa yang selanjutnya, sebab sekali kali lagi saya menyadari bahwa tidak

ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ I

DAFTAR ISI .............................................................................................. Ii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 2

1.3 Tujuan Penlitian .................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................. 3


2.1. Definisi Perkerasan Jalan .......................................................... 3

2.2.  Jenis-jenis perkerasan jalan ................................................... 4

2.2.1Konstruksi Perkerasan Jalan Lentur

(Flexible Pavement) ................................................. 4

2.2.2Konstruksi Perkerasan Jalan Kaku

(Rigid Pavement) ..................................................... 7

2.3. Penyebab Kerusakan Perkerasan Jalan .................................. 8

2.4. Jenis Pemeliharaan Jalan ....................................................... 9

BAB 3 PENUTUP ...................................................................................... 11

4.1. Kesimpulan ........................................................................... 11

4.2. Saran ..................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 13


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jalan merupakan prasarana yang sangat menunjang bagi kebutuhan

hidupmasyarakat,kerusakan jalan dapat berdampak pada kondisi sosial dan

ekonomi terutama padasarana transportasi darat. Dampak pada konstruksi

jalan yaitu perubahan bentuk lapisan permukaan jalan berupa lubang

(potholes), bergelombang (rutting), retak-retak dan pelepasan butiran

(ravelling) serta gerusan tepi yang menyebabkan kinerja jalan menjadi

menurun. Komperhensifitas perencanaan prasarana jalan di suatu wilayah

mulai dari tahapan prasurvey, perencanaan dan perancangan teknis,

pelaksanaan pembangunan fisiknya hingga pemeliharaan harus integral dan

tidak terpisahkan sesuai kebutuhan saat ini dan prediksi umur pelayanannya di

masa mendatang agar tetap terjaga ketahanan fungsionalnya.

Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara lapisan

tanah dasar dan roda kendaraan yang berfungsi memberikan pelayanan kepada

sarana transportasi dimanadiharapkan selama masa pelayanan tidak terjadi

kerusakan yang berarti. Maka dari itu sudahkewajiban kita untuk mengetahui

mulai dari penyebab kerusakan dan cara pemeliharaan jalan tersebut. Agar

tercipta jalan yang aman,nyaman dan memberikan manfaat yang signifikan

bagi kesinambungan dan keberlangsungan hidup masyarakat luas dan menjadi

salah satu factor menjadikannya peningkatan kehidupan masyarakat dari

beberapa aspek – aspek kehidupan.

Jika kita kaji secara teori dan realita yang sudah berjalan selama ini,
dalam pembangunan jalan ada banyak hal yang harus diperhatikan lebih

mendetail dan teliti baik itu dari perencanaan jalan itu sendiri maupun

pelaksanaan tentunya. Kita sebagai pengguna jalan pastinya menginginkan

jalan yang kita pakai itu aman, nyaman, bersih dll. Maka dari itu kerusakan

yang terjadi dijalan tersebut harus ditanggulangi dan diperbaiki dengan

sungguh-sungguh.

1.2.Rumusan masalah

Dalam penulisan kali ini kami rumuskan tiga permasalahan penting

1.     Apa sajakah jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada jenis-jenis

perkerasan jalan

2.      Apa sajakah penyebab dari masing-masing kerusakan jalan

tersebut?

3.     Bagaimanakah alternatif penanganan dan pemeliharaan kerusakan

jalan yang terjadipada perkerasan jalan

1.3. Tujuan Dan Manfaat

1.    Untuk menjelaskan jenis-jenis kerusakan jalan yang terjadi

2.    Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis

3.    Untuk menambah kreatifitas dan pengembangan diri Mahasiswa

4.    Untuk memperoleh nilai Tugas mata kuliah Perkerasan Jalan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Perkerasan Jalan

Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat

yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai adalah

batuan pecah atau batu belah ataupun bahan lainnya. Bahan ikat ang dipakai

adalah aspal, semen ataupun tanah liat. Apapun jenis perkerasan lalu lintas,

harus dapat memfasilitasi sejumlah pergerakan lalu lintas, apakah berupa jasa

angkutan lalu lintas, berupa jasa angkutan manusia, atau berupa jasa angkutan

barang berupa seluruh komoditas yang diijinkan untuk berlalu lalang disitu.

Dengan beragam jenis kendaraan dengan angkutan barangnya, akan

memberikan variasi beban ringan, sedang sampai berat. Jenis kendaraan

penumpang akan memberikan pula sejumlah variasi.Dan hal itu harus

didukung oleh perkerasan jalan, daya dukung perkerasan jalan raya ini akan

menentukan kelas jalan yang bersangkutan, misalnya jalan kelas 1 akan

menerima beban besar dibanding jalan kelas 2.

Maka dilihat dari mutu perkerasan jalan sudah jelas berbeda.

Persyaratan umum dari suatu jalan adalah dapatnya menyediakan lapisan

permukaan yang selalu rata dan kuat, serta menjamin keamanan yang tinggi

untuk masa hidup yang cukup lama, dan yang memerlukan pemeliharaan yang

sekecil-kecilnya dalam berbagai cuaca. Tingkatan sampai dimana kita akan

memenuhi persyaratan tersebut tergantung dari imbangan antara tingkat

kebutuhan lalu lintas, keadaan tanah serta iklim yang bersangkutan.

Sebagaimana telah dipahami bahwa yang dimaksud dengan perkerasan adalah


lapisan atas dari badan jalan yang dibuat dari bahan-bahan khusus yang

bersifat baik/konstruktif dari badan jalannya sendiri. Berdasarkan bahan

pengikat yang menyusunnya, konstruksi perkerasan jalan dibedakan atas

beberapa jenis antara lain:

a.       Konstruksi perkerasan lentur

(Flexible pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagi bahan

pengikat di mana lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan

menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.

b.      Konstruksi perkerasan kaku

(Rigid pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan semen (Portland

Cement) sebagai bahan pengikat dimana pelat beton dengan atau tanpa

tulangandiletakkan di atas tanah dasar dengan atau tanpa lapis pondasi bawah

sehingga beban lalulintas sebagian besar dipikul oleh pelat beton.

c.       Konstruksi perkerasan komposit

(Composite pavement), yaitu perkerasan kaku yangdikombinasikan dengan

perkerasan lentur dapat berupa perkerasan lentur di atas perkerasan kaku, atau

perkerasan kaku di atas perkerasan lentur.

2.2.  Jenis-jenis perkerasan jalan

Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan

perkerasan yang tersusundari bawah ke atas,sebagai berikut :

• Lapisan tanah dasar (sub grade)

• Lapisan pondasi bawah (subbase course)


• Lapisan pondasi atas (base course)

• Lapisan permukaan / penutup (surface course)

 Gambar 1. Lapisan perkerasan jalan lenturTerdapat beberapa jenis / tipe

perkerasan terdiri :a. Flexible pavement (perkerasan lentur).b. Rigid pavement

(perkerasan kaku).c. Composite pavement (gabungan rigid dan flexible

pavement).

2.2.1        Konstruksi Perkerasan Jalan Lentur (Flexible pavement)

 Jenis dan fungsi lapisan perkerasan

Lapisan perkerasan jalan berfungsi untuk menerima beban lalu-lintas dan

menyebarkannya kelapisan di bawahnya terus ke tanah dasar

 Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)

Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat

perletakan lapisperkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan

diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanahdasar adalah lapisan paling atas dari

timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan tertentu

sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan dan dayadukungnya

(CBR)

Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah

aslinya baik, atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah

yang distabilisasi dan lain lain. Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan

tanah dasar dibedakan atas :

•         Lapisan tanah dasar, tanah galian.


•         Lapisan tanah dasar, tanah urugan.

•         Lapisan tanah dasar, tanah asli.

Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari

sifat-sifat dan dayadukung tanah dasar.Umumnya persoalan yang menyangkut

tanah dasar adalah sebagai berikut :

•         Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas.

•         Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air.

•         Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-

sifat tanah pada

lokasiyang berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya kepadatan

yang kurang baik.

 Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)

Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas lapisan

tanah dasar dan dibawah lapis pondasi atas.Lapis pondasi bawah ini berfungsi

sebagai :

•         Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke

tanah dasar.

•         Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.

•         Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke

lapis pondasi atas.

•         Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat
(akibat lemahnya dayadukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan

pekerjaan.

•         Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan

 Lapisan pondasi atas (base course)

Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara lapis

pondasi bawah danlapis permukaan.Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai

•         Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan

menyebarkan beban kelapisan di bawahnya.

•         Bantalan terhadap lapisan permukaan.

Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet sehingga

dapat menahanbeban-beban roda.Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini

perlu dipertimbangkan beberapa hal antara lain,kecukupan bahan setempat,

harga, volume pekerjaan dan jarak angkut bahan ke lapangan.

 Lapisan Permukaan (Surface Course)

Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban

roda kendaraan.Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :

•         Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.

•         Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan

(lapisaus).

•         Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap
ke lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.

•         Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat

dipikul oleh lapisan dibawahnya.Apabila dperlukan, dapat juga dipasang suatu

lapis penutup / lapis aus (wearing course) di ataslapis permukaan tersebut.

Fungsi lapis aus ini adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan

untuk mencegah masuknya air dan untuk memberikankekesatan (skid

resistance) permukaan jalan. Apis aus tidak diperhitungkan ikut memikul

beban lalu linta

2.2.2.       Konstruksi Perkerasan Jalan Kaku (Rigid pavement)

Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan

kaku, terdiri atas plat(slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis

pondasi bawah (bisa juga tidak ada) di atastanah dasar. Dalam konstruksi

perkerasan kaku, plat beton sering disebut sebagai lapis pondasikarena

dimungkinkan masih adanya lapisan aspal beton di atasnya yang berfungsi

sebagai lapispermukaan. Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus

elastisitas yang tinggi, akanmendistribusikan beban ke bidang tanah dasra

yang cukup luas sehingga bagian terbesar darikapasitas struktur perkerasan

diperoleh dari plat beton sendiri

Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan

diperoleh dari teballapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan.

Karena yang paling penting adalahmengetahui kapasitas struktur yang

menanggung beban, maka faktor yang paling diperhatikandalam perencanaan

tebal perkerasan beton semen adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya

beragam kekuatan dari tanah dasar dan atau pondasi hanya berpengaruh kecil
terhadapkapasitas struktural perkerasannya.Lapis pondasi bawah jika

digunakan di bawah plat beton karena beberapa pertimbangan, yaituantara lain

untuk menghindari terjadinya pumping, kendali terhadap sistem drainase,

kendaliterhadap kembang-susut yang terjadi pada tanah dasar dan untuk

menyediakan lantai kerja(working platform) untuk pekerjaan konstruksi.

Secara lebih spesifik, fungsi dari lapis pondasibawah adalah :

·          Menyediakan lapisan yang seragam stabil dan permanen

·      Menaikan harga modulus reaksi tanah dasar menjadi modulus reaksi

gabungan

·          Mengurangi kemungkinan terjadinya retak–retak pada plat beton

·          Menyediakan lantai kerja bagi alat –alat berat selama masa kostruksi

Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butir-butiran halus

tanah bersama air padadaerah sambungan, retakan atau pada bagian pinggir

perkerasan, akibat lendutan atau gerakanvertikal plat beton karena beban lalu

lintas, setelah adanya air bebas terakumulasi di bawahpelat. Pemilihan

penggunaan jenis perkerasan kaku dibandingkan dengan perkerasan

lenturyang sudah lama dikenal dan lebih sering digunakan, dilakukan

berdasarkan keuntungan dankerugiannya.

Pada awal mula rekayasa jalan raya, plat perkerasan kaku dibangun

langsung di atas tanahdasar tanpa memperhatikan sama sekali jenis tanah

dasar dan kondisi drainasenya. Pada umumnya dibangun plat beton setebal 6–

7 inch. Dengan bertambahnya beban lalu-lintas, khususnya setelah Perang

Dunia ke II, mulai disadari bahwa jenis tanah dasar berperan pentingterhadap
unjuk kerja perkerasan, terutama sangat pengaruh terhadap terjadinya pumping

padaperkerasan.

Oleh karena itu, untuk selanjutnya usaha-usaha untuk mengatasi

pumping sangatpenting untuk diperhitungkan dalam perencanaan.Pada periode

sebelumnya, tidak biasa membuat pelat beton dengan penebalan di bagian

ujung/ pinggir untuk mengatasi kondisi tegangan struktural yang sangat tinggi

akibat beban truk yangsering lewat di bagian pinggir perkerasan. Kemudian

setelah efek pumping sering terjadi pada kebanyakan jalan raya dan jalan

bebas hambatan, banyak dibangun konstruksi pekerasan kaku yang lebih tebal

yaitu antara 9 –10 inch. Guna mempelajari hubungan antara beban lalu-lintas

dan perkerasan kaku, pada tahun 1949 di Maryland USA telah dibangun Test

Roads atau JalanUji dengan arahan dari Highway Research Board, yaitu untuk

mempelajari dan mencarihubungan antara beragam beban sumbu kendaraan

terhadap unjuk kerja perkerasan kaku. Perkerasan beton pada jalan uji

dibangun setebal potongan melintang 9 – 7 –9 inch, jarak antara siar susut 40

kaki, sedangkan jarak antara siar muai 120 kaki. Untuk sambungan

memanjang digunakan dowel berdiameter 3/4 inch dan berjarak 15 inch di

bagian tengah. Perkerasan beton uji ini diperkuat dengan wire mesh. Tujuan

dari program jalan uji ini adalahuntuk mengetahui efek pembebanan relatif

dan konfigurasi tegangan pada perkerasan kaku.Beban yang digunakan adalah

18.000 lbs dan 22.400 pounds untuk sumbu tunggal dan 32.000serta 44.000

pounds pada sumbu ganda.

Hasil yang paling penting dari program uji ini adalah bahwa

perkembangan retak pada pelatbeton adalah karena terjadinya gejala pumping.

Tegangan dan lendutan yang diukur pada jalan uji adalah akibat adanya
pumping. Selain itu dikenal juga AASHO Road Test yang dibangun di Ottawa,

Illinois pada tahun 1950. Salah satu hasil yang paling penting dari penelitian

pada jalanuji AASHO ini adalah mengenai indeks pelayanan. Penemuan yang

paling signifikan adalah adanya hubungan antara perubahan repetisi beban

terhadap perubahan tingkat pelayanan jalan. Pada jalan uji AASHO, tingkat

pelayanan akhir diasumsikan dengan angka 1,5 (tergantung juga kinerja

perkerasan yang diharapkan), sedangkan tingkat pelayanan awal selalu kurang

dan5,0.Berdasarkan adanya sambungan dan tulangan plat beton perkerasan

kaku, perkerasanbeton semen dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis sebagai

berikut :

·         Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan tanpa tulangan untuk

kendali retak. Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan dengan

tulangan plat untuk kendaliretak. Untuk kendali retak digunakan wire mesh

diantara siar dan penggunaannyaindependen terhadap adanya tulangan dowel.

·         Perkerasan beton bertulang menerus (tanpa sambungan). Tulangan

beton terdiri daribaja tulangan dengan prosentasi besi yang relatif cukup

banyak (0,02 % dari luaspenampang beton).Pada saat ini, jenis perkerasan

beton semen yang populer dan banyak digunakan di negara-negara maju

adalah jenis perkerasan beton bertulang menerus.

2.3. Penyebab Kerusakan Perkerasan Jalan

Kerusakan pada konstruksi perkerasan lentur dapat disebabkan

oleh:

 Lalu lintas, yang dapat berupa peningkatan beban, dan repetisi


beban.

 Air, yang dapat berasal dari air hujan, sistem drainase jalan yang

tidak baik dan naiknya air akibat kapilaritas.

 Material konstruksi perkerasan. Dalam hal ini dapat disebabkan oleh

sifat material itu sendiri atau dapat pula disebabkan oleh sistem

pengolahan bahan yang tidak baik.

 Iklim, Indonesia beriklim tropis, dimana suhu udara dan curah hujan

umumnya tinggi, yang dapat merupakan salah satu penyebab kerusakan

jalan.

 Kondisi tanah dasar yang tidak stabil. Kemungkinan disebabkan

oleh system pelaksanaan yang kurang baik, atau dapat juga disebabkan

oleh sifat tanah dasarnya yang memang kurang bagus.

 Proses pemadatan lapisan di atas tanah dasar yang kurang baik.

Umumnya kerusakan-kerusakan yang timbul itu tidak disebabkan oleh

satu faktor saja, tetapi dapat merupakan gabungan penyebab yang saling

berkaitan. Sebagai contoh, retak pinggir, pada awalnya dapat diakibatkan

oleh tidak baiknya sokongan dari samping. Dengan terjadinya retak

pinggir, memungkinkan air meresap masuk ke lapis dibawahnya yang

melemahkan ikatan antara aspal dengan agregat, hal ini dapat

menimbulkan lubang-lubang di samping dan melemahkan daya dukung

lapisan di bawahnya.

2.4. Jenis Pemeliharaan Jalan

Pemeliharaan jalan adalah penanganan jalan yang meliputi

perawatan, rehabilitasi, penunjangan, dan peningkatan. Adapun jenis


pemeliharaan jalan ditinjau dari waktu pelaksanaannya adalah :

1. Pemeliharaan rutin adalah penanganan yang diberikan hanya pada lapis

permukaan yang sifatnya untuk meningkatkan kualitas berkendara (Riding

Quality), tanpa meningkatkan kekuatan struktural, dan dilakukan

sepanjang tahun.

2. Pemeliharaan berkala adalah pemeliharaan yang dilakukan terhadap

jalan pada waktu-waktu tertentu (tidak menerus sepanjang tahun) dan

sifatnya meningkatkan kekuatan struktural.

3. Peningkatan jalan adalah penanganan jalan guna memperbaiki

pelayanan jalan yang berupa peningkatan struktural dan atau

geometriknya guna mencapai tingkat pelayanan yang direncanakan.


BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dari uraian singkat diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa tanpa

pemeliharaan dan perbaikan jalan secara memadai, baik rutin maupun

berkala, akan dapat mengakibatkan kerusakan yang lebih parah pada jalan,

sehingga jalan akan lebih cepat kehilangan fungsinya baik perkerasan jalan

lentur maupun perkerasan jalan. Apabila perkerasan jalan dipelihara dengan

baik dan tetap dalam kondisi yang baik, maka kedua jenis perkerasan jalan

tersebutakan mempunyai umur lebih lama dari. Tetapi sekali jalan itu mulai

rusak dan dibiarkan begitu saja tanpa perbaikan , maka kerusakan yang lebih

parah akan berlangsung sangat cepat.

Oleh karena itu sangat penting untuk melakukan pemeliharaan yang

bersifat pencegahanseperti menutup sambungan atau retak-retak dan

memperbaiki kerusakan-kerusakan, yangtimbul, dan menemukan penyebab-

penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan (inspeksi)secara rutin. Adapun

penyebab-penyebab kerusakan perkerasan jalan bias di simpulkan

pulasebagai berikut :

·         Karena pengaruh bahan perkerasan jalan yang tidak memenuhi

spesifikasi yangseharusnya digunakan saat melakukan pekerjaan konstruksi

jalan

·         Jalan mengalami kelebihan beban volume lalu lintas yang berulang-

ulang
·         Sistem drainase yang kurang baik

·         Keadaan topografi dan faktor alam seperti cuaca yang buruk

·         Kurangnya kesadaran pemerintah daerah dna masyarakat untuk

melakukan perawatan jalan.

4.2. Saran

a. Untuk meminimalisir masalah kerusakan jalan yang terjadi, maka

rancangan pemeliharaannya perlu dilakukan survey yang lebih akurat dengan

melibatkan sejumlah instansi terkait.

b. Agar kerusakan yang terjadi pada ruas jalan tidak menjadi lebih parah,

maka perlu segera dilakukan tindakan perbaikan pada bagian-bagian yang

rusak, sehingga tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah.

c.       Pekerjaan jalan harus menggunakan spesifikasi yang ditetapkan.

d.      Perlunya pengawasan yang objektif tanpa adanya KKN oleh dinas atau

instansi terkait agar kualitas jalan menjadi lebih bermutu.


DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/kadekku/d/59838593-Kerusakan-pada-perkerasan-aspal-
UniversitasGunadarma http://balai8.net/sipp/manual-a2/113-geoteknik-jalan-retak http://
civilengineerunsri08.wordpress.com/2009/03/17/jenis-jenis-perkerasan-jalan/ http://
sanggapramana.wordpress.com/category/jalan-raya/?blogsub=confirming#blog_subscription-
2 http://cibelebupbup.blogspot.com/2011/07/jenis-kerusakan-pada-perkerasan-lentur.html htt
p://www.scribd.com/ibokir/d/86234175-P-Perkerasan-Jalan http://keteknik-
sipilan.blogspot.com/2011/05/perkerasan-jalan.html http://wiryanto.wordpress.com/
2010/09/19/jalan-beton-dan-tulangannya/ http://civilandstructure.wordpress.com/
2009/06/10/perbaikan-retakan-struktur-di-slab-beton/ http://ilustri.org/index.php?
option=com_content&view=article&id=161:penyebab-keretakan-beton&catid=36:dunia-
teknik-sipil&Itemid=2
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai