Anda di halaman 1dari 95

ANALISIS PENERAPAN JARINGAN HOTSPOT DENGAN

SISTEM FAIR USAGE POLICY (FUP)

SKRIPSI

Oleh:

FAHRIZAL DWI PUTRA


1610520055

PROGRAM STUDI ILMUKOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BUMIGORA
MATARAM
2022
ANALISIS PENERAPAN JARINGAN HOTSPOT DENGAN
SISTEM FAIR USAGE POLICY (FUP)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Kebulatan Studi


Jenjang Strata Satu (S1) Program Studi Ilmu Komputer
Pada Universitas Bumigora

Oleh:

FAHRIZAL DWI PUTRA


1610520055

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BUMIGORA
MATARAM
2022
ANALISIS PENERAPAN JARINGAN HOTSPOT DENGAN
SISTEM FAIR USAGE POLICY (FUP)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Kebulatan Studi


Jenjang Strata Satu (S1) Program Studi Ilmu Komputer
Pada Universitas Bumigora

Oleh:

FAHRIZAL DWI PUTRA


1610520055

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BUMIGORA
MATARAM
2022
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Penulis panjatkan
puji syukur dan terimakasih yang sebesar-besarnya atas rahmat, nikmat,
kebahagiaan serta seluruh anugerah yang telah diberikan kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat terselelsaikan. Shalawat beserta salam juga selalu tercurah kepada
Rasulullah Muhammad SAW. Skripsi yang berjudul “ ANALISIS PENERAPAN
JARINGAN HOTSPOT DENGAN SISTEM FAIR USAGE POLICY (FUP) ” dibuat
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Jurusan
Ilmu Komputer di Universitas Bumigora.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak – pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Anthony Anggrawan, MT., Ph.D. selaku Rektor Universitas
Bumigora.
2. Ibu Dr. Helna Wardhana, M.Kom, selaku Wakil Rektor I Universitas
Bumigora.
3. Bapak Ahmat Adil, S.Kom., M.Sc, selaku Dekan Fakultas Teknik.
4. Ibu Lilik Widyawati, M.Kom, selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu Komputer.
5. Bapak Raisul Azhar S.T., M.T, selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.
6. Kedua orang tua yang telah memberikan segala jenis dukungan dan doa
sehingga saya mampu mencapai titik ini.
7. Sarjudin (Kakak saya) yang telah memberikan dukungan kepada saya,
sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.
8. Ayu Lestari Handayani yang telah membantu saya dalam mengerjakan skripsi
ini dan memberikan dukungan kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan
skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat saya, teman-teman seperjuangan, yang telah memberikan
bantuan dan memberikan semangat dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

i
Semoga skripsi ini memberikan manfaat kepada kita semua. Penulis sebagai
manusia biasa menyadari dengan sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis senantiasa mengharapkan kritik serta
saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis
berharap semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua pihak.

Mataram, 30 Agustus 2022

Penulis

ii
iii
IZIN PENGGUNAAN

Skripsi ini merupakan syarat kelulusan pada Program Studi S1 Ilmu Komputer
Universitas Bumigora, dengan ini penulis setuju jika skripsi ini digandakan
(diduplikasi) baik sebagian maupun seluruhnya, ataupun dikembangkan untuk
kepentingan akademis yang disetujui oleh pembimbing penulis, Dekan Fakultas
Teknik, Wakil Rektor I atau Rektor Univeritas Bumigora.
Untuk dimaklumi, bahwa menduplikasi, mempublikasikan atau menggunakan
skripsi ini, maupun bagian-bagiannya dengan tujuan komersial / keuntungan
finansial, tidak diizinkan tanpa adanya izin tertulis dari Universitas Bumigora. Jika
hal ini dilanggar maka Universitas Bumigora akan memberikan sanksi sesuai
dengan hukum yang berlaku.
Penghargaan akademis terkait isi dari skripsi ini adalah pada penulis dan
Universitas Bumigora.
Permintaan izin untuk menduplikasi atau menggunakan materi dari skripsi ini baik
sebagian maupun seluruhnya harus ditujukan pada:

Dekan Fakultas Teknik


Ketua Program Studi S1 Ilmu Komputer
Universitas Bumigora

iv
ABSTRAK

Internet adalah suatu sistem jaringan komunikasi banyak komputer yang


terhubung tanpa batas waktu maupun tempat, sehingga dapat berkomunitas jaringan
global. Dalam penggunaan internet yang tinggi membuat pengguna hotspot
menjadi pilihan utama walaupun teknologi wireless masih belum mampu
mengalahkan teknologi wired. Di era sekarang penggunaan jaringan komputer
menggunakan Wifi. Wi-Fi penghantar komunikasi data tanpa kabel yang dapat
digunakan berkomunikasi dan mentransfer program data.
Dalam penggunaan internet tersebut sering terkendala dikarenakan
pembatasan jumlah pemakaian paket data (quota) yang di sebut Fair Usage Policy
(FUP). Berdasarkan kebijakan yang diterapkan mengenai Fair Usage Policy (FUP)
sangat mempengaruhi kestabilan dalam akses internet, karena terbatas speed dan
kuota berdasarkan jumlah data yang digunakan. Untuk menghemat quota agar tidak
cepat terkena FUP tersebut maka dilakukan limitasi ke client hotspot dengan
manajemen pembatasan akses disebagian platform digital tertentu seperti youtube,
facebook, zoom dan ruangguru.
Manjemen bandwidth merupakan proses membagi besarnya bandwidth yang
dibutuhkan, bertujuan mendapatkan bandwidth dengan ukuran yang sama tanpa
mengganggu bandwidth dari user yang lain dan memaksimalkan penggunaan
internet, maka perlu dibangun sistem untuk memanajemen bandwith menggunakan
usermanager pada router mikrotik.
Setelah melakukan uji coba terhadap penelitian ini didapatkan kesimpulan
yaitu berhasil dalam melakukan pembuatan paket berdasarkan konten dari masing
– masing paket serta melakukan limitasi bandwith internet untuk membatasi satu
arah koneksi baik itu download maupun upload.

Kata kunci: Mikrotik, Bandwidth Management, Fair usage policy, Hotspot.

v
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ............... Error! Bookmark not defined.
IZIN PENGGUNAAN ......................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3. Batasan Masalah ....................................................................................... 3
1.4. Tujuan dan Manfaat .................................................................................. 4
1.4.1. Tujuan ............................................................................................... 4
1.4.2. Manfaat ............................................................................................. 4
1.5. Metodologi Penelitian .............................................................................. 4
1.6. Sistematika Penulisan ............................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 7
2.1. Bandwidth ................................................................................................ 7
2.2. Pengertian Bandwidth Internet ................................................................. 7
2.3. Jaringan Komputer ................................................................................. 10
2.4. Perlengkapan Jaringan ............................................................................ 11
2.4.1. Kabel UTP ....................................................................................... 11
2.4.2. Access Point .................................................................................... 11
2.4.3. Switch.............................................................................................. 14
2.5. Hotspot ................................................................................................... 15
2.6. Mikrotik .................................................................................................. 16
2.7. Manajemen Bandwidth ........................................................................... 19
2.8. Jenis-Jenis Manajemen Bandwidth Pada Mikrotik ................................ 19
2.8.1. Firewall ........................................................................................... 19
2.8.2. Firewall Mangle .............................................................................. 20
2.8.3. Firwall RAW ................................................................................... 22

vi
2.8.4. Firewall Filter Rules ........................................................................ 22
2.8.5. Address List .................................................................................... 23
2.9. User Manager ......................................................................................... 23
2.10. Hotspot User Manager Mikrotik ......................................................... 25
2.11. Distribusi Sumber Informasi............................................................... 28
1.11.1. Jaringan Terpusat ........................................................................ 28
1.11.2. Jaringan Terdistribusi .................................................................. 28
2.12. Media Transmisi Data yang Digunakan ............................................. 28
2.12.1. Jaringan Berkabel (Wired Network) ............................................ 28
2.12.2. Jaringan Nirkabel (Wireless Network) ........................................ 29
2.13. Peranan dan Hubungan Tiap Komputer Dalam Memproses Data. ..... 29
2.13.1. Client-server ................................................................................ 29
2.13.2. Jaringan Peer to Peer ................................................................... 29
2.14. Manajemen Jaringan ........................................................................... 30
2.15. Wifi (Wireless Fidelity) ...................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 35
3.1. Tahap Analisa ......................................................................................... 35
3.1.1. Pengumpulan Data .......................................................................... 35
3.1.2. Observasi ......................................................................................... 38
3.2. Tahap Perancangan ................................................................................. 38
3.2.1. Rancangan Topologi Jaringan ......................................................... 38
3.2.2. Rancangan Pengalamatan Alamat IP .............................................. 39
3.2.3. Rancangan Alur Kerja Sistem ......................................................... 40
3.2.4. Analisa kebutuhan Perangkat Keras dan Perangkat Lunak............. 41
3.3. Tahap Simulasi (Prototyping) ................................................................ 43
3.3.1. Konfigurasi Dasar Mikrotik ............................................................ 44
3.3.2. Konfigurasi Hotspot Mikrotik ......................................................... 44
3.4. Sekenario Uji Coba ................................................................................ 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 47
4.1. Konfigurasi Dasar Mikrotik ................................................................... 47
4.1.1. Konfigrasi Interface Port Router ..................................................... 47

vii
4.1.2. Konfigurasi IP Address ................................................................... 48
4.1.3. Konfigurasi DHCP Client ............................................................... 48
4.1.4. Konfigurasi DNS ............................................................................. 50
4.1.5. Konfigurasi Firewall NAT .............................................................. 50
4.2. Konfigurasi Hotspot User Manager ....................................................... 52
4.2.1. Konfigurasi Hotspot ........................................................................ 52
4.2.2. Konfigurasi Fitur Enable Hotspot Radius ....................................... 54
4.2.3. Konfigurasi Radius Server .............................................................. 55
4.2.4. Konfigurasi Dasar Usermanager dengan Webfig ........................... 57
4.2.5. Konfigurasi Limitasi Pada Usermanager Mikrotik ......................... 59
4.2.6. Konfigurasi User Data FUP pada Usermanager ............................. 64
4.2.7. Konfigurasi Pembatasan Layanan pada Firewall ............................ 67
4.3. Uji Coba Pengujian Sistem..................................................................... 68
4.3.1 Pengujian Login ke Login Page Mikrotik ....................................... 68
4.3.2 Pergantian Profile Quota2Gb ke Kuota Habis ................................ 71
4.3.3 Pengujian Speedtes.net QuotaHabis ............................................... 72
4.3.4 Pengujian Pembatasan Layanan pada Konten Website .................. 74
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 77
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 77
5.2 Saran ....................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 79

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Metodologi NDLC ............................................................................. 5


Gambar 3. 1 Rancangan Topologi Jaringan .......................................................... 39
Gambar 3. 2 Rancangan Flowchart ....................................................................... 40
Gambar 4. 1 Konfigurasi Interface........................................................................ 47
Gambar 4. 2 Konfigurasi IP Address .................................................................... 48
Gambar 4. 3 Konfigurasi DHCP Client ................................................................ 49
Gambar 4. 4 IP Address List ................................................................................. 49
Gambar 4. 5 Konfigurasi DNS .............................................................................. 50
Gambar 4. 6 Konfigurasi Firewall NAT ............................................................... 51
Gambar 4. 7 Konfigurasi NAT Rules ................................................................... 51
Gambar 4. 8 Konfigurasi Hotspot ......................................................................... 52
Gambar 4. 9 Konfigurasi Hotspot Local Address ................................................. 53
Gambar 4. 10 konfigurasi hotspot address pool of network ................................. 53
Gambar 4. 11konfigurasi hotspot DNS server ...................................................... 53
Gambar 4. 12 konfigurasi hotspot DNS name ..................................................... 54
Gambar 4. 13 konfigurasi hotspot sukses ............................................................. 54
Gambar 4. 14 Fitur Hotspot Radius1 .................................................................... 55
Gambar 4. 15 Fitur Hotspot Radius2 .................................................................... 55
Gambar 4. 16 Konfigurasi Hotspot Radius ........................................................... 56
Gambar 4. 17 Konfigurasi Radius Port Server...................................................... 56
Gambar 4. 18 halaman login usermanager mikrotik ............................................. 57
Gambar 4. 19 konfigurasi mensingkronkan router mikrotik dan usermanager .... 58
Gambar 4. 20 konfigurasi penggantian username dan password usermanager .... 59
Gambar 4. 21 limitasi pada usermanager “Quota2Gb” ......................................... 60
Gambar 4. 22 limitasi pada usermanager “QuotaHabis” ...................................... 61
Gambar 4. 23 penambahan parameter constraints pada profile “QuotaHabis” .... 61
Gambar 4. 24 konfigurasi membuat profile hotspot “Quota2GB” ....................... 62
Gambar 4. 25 konfigurasi penambahan limitasi profile ........................................ 63
Gambar 4. 26 konfigurasi membuat profile hotspot “QuotaHabis” ...................... 63
Gambar 4. 27 konfigurasi penambahan limitasi profile ........................................ 64
Gambar 4. 28 Konfigurasi pembuatan username dan password ........................... 65
Gambar 4. 29 penggabungan user profile “Quota2Gb” dan “QuotaHabis”.......... 65
Gambar 4. 30 mengaktifkan quota2Gb terlebih dahulu ........................................ 66
Gambar 4. 31 Tampilan Address List di Router pada firewall ............................. 67
Gambar 4. 32 Pengujian login ke loginpage mikrotik .......................................... 68
Gambar 4. 33 Hasil login ...................................................................................... 68
Gambar 4. 34 Pengujian speedtest.net “Quota2Gb” ............................................. 69
Gambar 4. 35 Pergantian profile ........................................................................... 71
Gambar 4. 36 Pengujian speedtest.net “QuotaHabis” ........................................... 72
Gambar 4. 37 tampilan website www.facebook.com ........................................... 74
Gambar 4. 38 tampilan website www.youtube.com ............................................. 75
Gambar 4. 39 tampilan website www.ruangguru.com .......................................... 75
Gambar 4. 40 tampilan website www.zoom.us..................................................... 76

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Tabel Jurnal Ilmiah Terkait .................................................................. 36


Tabel 3. 2 Tabel Rancangan Pengalamatan IP ...................................................... 40
Tabel 3. 3 Spesifikasi Laptop ................................................................................ 41
Tabel 3. 4 Spesifikasi Mikrotik ............................................................................. 41
Tabel 4. 1 Hasil Uji Coba Satu User ..................................................................... 69
Tabel 4. 2 Hasil Uji Coba 3 User .......................................................................... 70
Tabel 4. 3 Hasil Pengujian Kuota Habis ............................................................... 72
Tabel 4. 4 Pengujian Kuota Habis Untuk 3 User .................................................. 73

x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Internet adalah suatu sistem jaringan komunikasi banyak komputer
yang terhubung tanpa batas waktu maupun tempat, sehingga dapat
berkomunitas jaringan global. Layanan internet harus sudah terhubung
dengan jaringan yang memerlukan perangkat pendukung untuk
menghubungkan ke jaringan internet (Hidayat et al., 2019). Dalam
penggunaan internet yang tinggi membuat pengguna hotspot menjadi
pilihan utama walaupun teknologi wireless masih belum mampu
mengalahkan teknologi wired. Di era sekarang penggunaan jaringan
komputer menggunakan Wifi sudah banyak ditemukan diberbagai tempat,
misalnya diperkantoran, kolahan, kafe dan sangat leluasa pengguna untuk
mengakses internet.
Wifi yaitu standar Wireless Netwoking tanpa kabel, dengan
komponen yang dapat terkoneksi pada jaringan (Hidayat et al., 2019).Wi-
Fi penghantar komunikasi data tanpa kabel yang dapat digunakan
berkomunikasi dan mentransfer program data. Wi-Fi dapat juga diartikan
sebagai teknologi yang memanfaatkan peralatan elektronik yang mampu
bertukar data gelombang radio (nirkabel) melalui sebuah jaringan
komputer.
Dalam penggunaan internet tersebut sering terkendala dikarenakan
pembatasan jumlah pemakaian paket data (quota) yang di sebut Fair Usage
Policy (FUP). Kecepatan koneksi internet akan menurun apabila
pemakaian melebihi kuota yang telah ditentukan sesuai dengan jenis
langganan yang digunakan. Berdasarkan kebijakan yang diterapkan
mengenai Fair Usage Policy (FUP) sangat mempengaruhi kestabilan
dalam akses internet, karena terbatas speed dan kuota berdasarkan jumlah
data yang digunakan. Untuk menghemat quota agar tidak cepat terkena
FUP tersebut maka dilakukan limitasi ke client hotspot dengan manajemen

1
2

pembatasan akses disebagian platform digital tertentu seperti youtube,


facebook, zoom dan ruangguru.
Banwidth merupakan bagian terpenting dalam melayani jasa
layanan internet. Bandwidth harus dimanagemen dengan baik sehingga
memaksimalkan koneksi internet. Manjemen bandwidth merupakan
proses membagi besarnya bandwidth yang dibutuhkan, bertujuan
mendapatkan bandwidth dengan ukuran yang sama tanpa mengganggu
bandwidth dari user yang lain dan memaksimalkan penggunaan internet,
maka perlu dibangun sistem untuk memanajemen bandwith menggunakan
usermanager pada router mikrotik.
Terdapat penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan limitasi
bandwith FUP dengan judul “Analisa optimasi penggunaan bandwidth
dengan Failover dan load balance pada mikrotik” yang dilakukan oleh
(Wartono, Bambang Soedijono W A, Eko Pramono 2019) Penelitian ini
berfokus pada penggunaan bandwidth dengan Failover dan load balance
pada mikrotik dimana maksudnya adalah koneksi utama bekerja dan
ketika mencapai penggunaan data sebesar 1200 GB maka akan berpindah
ke koneksi cadangan. Ketika koneksi cadangan dalam penggunaan data
mencapai 1200GB, maka load balance akan aktif.
Pada Penelitian yang lain dengan judul “Implementasi queue tree
untuk manajemen bandwidth menggunakan Routerboard mikrotik” oleh
(Didi, 2016) peneliti berfokus pada cara memanagement bandwith
menggunakan router board mikrotik agar dapat mendapat bandwith
dengan kadar atau ukuran yang sama tanpa mengganggu bandwith dari
user atau host lain.
Perbedaannya penelitian yang dilakukan terhadap dua penelitian
sebelu mnya terdapat pada memberikan batasan FUP pada layanan
tertentu, layanan yang dimaksud seperti youtube dan sosial media dengan
membuatkan user dengan pembuatan user manager untuk mengotrol
pembagian bandwith.
3

Berdasarkan latar belakang tersebut mendorong ketertarikan penulis


untuk menganalisa penerapan jaringan hotspot dengan sistem fair usage
policy (fup) untuk layanan tertentu pada routerboard mikrotik
menggunakan metode user manager sebagai proses rancangan dalam
manajemen limitasi bandwith yang akan diberikan pada layanan tertentu.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan
masalah dari penelitian ini adalah “bagaimana analisis penerapan jaringan
hotspot dengan sistem fup untuk layanan tertentu pada routerboard
mikrotik seperti youtube, facebook, zoom dan ruangguru?”

1.3. Batasan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah yang sudah disebutkan diatas, dan
untuk membatasi ruang lingkup pembahasan, maka ditentukanlah batasan
masalah sebagai berikut:
1. Rancangan jaringan ujicoba disimulasikan menggunakan jaringan real.
Terdapat 4 device yang akan digunakan dalam ujicoba ini seperti, laptop
sebagai client, mikrotik sebagai tempat management fup, access point
untuk menyebarkan sinyal hotspot dan internet service provider sebagai
penyedia layanan internet.
2. Tidak membahas sumber akses internet
3. Router mikrotik yang digunakan RB750r2
4. Client yang digunakan adalah windows 10 pro.
5. Simulasi pemberian limit bandwaith pada beberapa layanan seperti
kuota youtube facebook dan zoom menggunakan usermanager.
6. Melakukan uji coba pada layanan yang sudah diberikan limit bandwith.
7. Parameter yang akan dianalisa meliputi sebelum dan sesudah
diimplementasikannya limitasi bandwith FUP.
4

1.4. Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dan manfaat yang akan di dapaat dari penelitan ini
yaitu sebagai berikut.

1.4.1. Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menerapkan layanan
sistem fair usage policy (FUP) pada mikrotik dengan memberikan
limitasi penggunaan bandwith pada layanan tertentu agar
penggunaan internet dapat digunakan dengan optimal dan tidak
melebihi pemakaian yang berlebihan.

1.4.2. Manfaat
a. Bagi penulis, menambah dan memperdalam pengetahuan
tentang membangun private cloud storage berbasis seafile dan
pydio.
b. Bagi pengembang ilmu, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan
bahan referensi bagi mahasiswa lain mengenai private cloud
storage.
c. Bagi masyarakat, dapat dijadikan referensi untuk kedepannya
jika ingin membangun private cloud storage pribadi ataupun
perusahaan.

1.5. Metodologi Penelitian


Metodologi penelitian yang digunakan adalah Network
Development Life Cycle (NDLC) yang menjadi model kunci dibalik proses
perancangan jaringan komputer. NDLC merupakan siklus proses yang
berupa tahapan dari mekanisme yang dibutuhkan dalam suatu rancangan
proses pembangunan atau pengembangan suatu sistem jaringan komputer.
5

Gambar 1. 1 Metodologi NDLC

Dari 6 tahapan yang sudah ada, penulis hanya menggunakan 3 tahapan yaitu :

1. Analysis
Pada tahap ini dilakukan analisa kebutuhan sistem, analisa
permasalahan, kebutuhan perangkat keras (hardware) dan
kebutuhan perangkat lunak (software) bertujuan untuk
mengidentifikasi masalah dan kebutuhan spesifik sistem yang
akan dilakukan sistem ketika diimplementasikan.
2. Design
Tahap ini terdiri dari 4 (empat) bagian yaitu topologi rancangan
jaringan ujicoba, rancangan pengalamatan IP address, rancangan
diagram alir konfigurasi.
3. Simulation and Prototyping
Pada tahap ini dilakukan instalasi dan konfigurasi serta uji coba.
Uji coba terdiri dari dua bagian yaitu verifikasi konfigurasi dan uji
coba limitasi akses berbasis skenario pada sistem fair usage policy
(fup) yang diteliti.
6

1.6. Sistematika Penulisan


Sistematika penulis yang digunakan pada Skripsi ini adalah sebagai
berikut:

BAB I LATAR BELAKANG


Bab ini memuat tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan dan manfaat, metodologi penelitian, dan sistematika
penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI


Pada bab ini memuat tentang teori-teori yang melandasi pnyusunan skrpsi
ini meliputi: jaringan komputer, perlengkapan jaringan, hotspot, limitasi
Bandwith, FUP dan Usermanager.

BAB III METODOLOGI


Bab ini memuat tentang metodologi yang digunakan dan tahapan-tahapan
yang dilakukan berdasarkan metodologi penelitian NDLC diantaranya
tahap analisa kebutuhan, desain topologi, simulasi prototype.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Bab ini memuat tentang pembahasan hasil instalasi sistem jaringan,
konfigurasi sistem jaringan, ujicoba sistem jaringan dan analisa terhadap
hasil ujicoba yang telah dilakukan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran-saran untuk pengembangan
penelitian ini lebih lanjut.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Bandwidth
Bandwidth adalah besaran yang menunjukkan seberapa banyak data
yang dapat dilewatkan dalam koneksi melalui sebuah network. Istilah ini
berasal dari bidang teknik listrik, dimana bandwidth yang menunjukkan
total jarak atau berkisar antara tertinggi dan terendah sinyal pada saluran
komunikasi. Di Dalam jaringan komputer bandwidth sering digunakan
sebagai suatu sinonim untuk data transfer rate yaitu jumlah data yang
dibawah dari sebuah titik ke titik lain dalam jangka waktu tertentu. Jenis
bandwidth ini biasanya diukur dalam bps (bits per second). Koneksi
dengan bandwidth yang besar/tinggi memungkinkan pengiriman informasi
yang besar seperti pengiriman gambar/images dalam video presentation
(Husain et al., 2018).

2.2. Pengertian Bandwidth Internet


Secara teknis pengertian bandwidth adalah banyaknya data(bit)
yang dapat dikirim atau diterima antar wr44perangkat komputer dalam satu
detik (BPS) Bit Per Second. Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari
pengertian Bandwidth Internet adalah batas kecepatan maksimal yang
diberikan oleh ISP (Penyedia jasa layanan Internet) kepada untuk mengirim
(upload) dan menerima (download) data dari dan ke jaringan internal atau
ke internet.
Karena komputer saling bertukar informasi dengan mengirim dan
menerima data,maka bandwidth internet dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
1. Bandwidth Uplink (Batas Kecepatan Upload)
Upload adalah proses ketika mengunggah/mengirim data dari
perangkat (gambar, text, video,dll) ke perangkat lain menggunakan
jaringan komputer/ internet. Jadi sekecil apapun data yang kirim
melalui jaringan komputer itu disebut upload (bahkan ketika
mengirim pesan BBM, WA,FB ke teman sudah disebut upload).

7
Uplink digunakan ketika mengirim data lewat jaringan komputer/
internet, data ini bisa berupa text, audio, video, gambar dll. Seperti
saat menulis status ke facebook atau menulis komentar ke blog,
unggah gambar ke instagram, kirim foto ke temen, upload video ke
youtube, dll. Penggunaan uplink tidak begitu besar dibandingkan
penggunaan downlink oleh sebab itu kecepatan uplink tidak pernah
ditulis jelas di iklan penjualan layanan Internet (ISP).
2. Bandwidth Downlink (Batas Kecepatan Download)
Download adalah proses ketika mengambil data (gambar, text,
video, dll) ke komputer menggunakan jaringan komputer atau
internet. ketika kamu browsing kamu sudah melakukan kegiatan
download, karena komputer /perangkat yang gunakan sudah
mengambil data (gambar dan text) dari internet, pada umumnya
download hanya diartikan ketika mengambil file music dan video
dari internet.
Downlink digunakan untuk mengambil data menggunakan jaringan
komputer internet, seperti disaat sedang menonton youtube,
download music, gambar, mencari artikel dll.
Bandwidth yang tertera ketika melihat ” iklan penjualan Internet”
adalah bandwidth downlink, sedangkan uplinknya tidak
dicantumkan, karena user biasa lebih memerlukan bandwidth
downlink daripada uplink. Uplink yang besar hanya diperlukan oleh
server dan kalangan tertentu untuk mengupload file agar lebih cepat.
Sebagai contoh youtuber biasanya membutuhkan upload yang besar
untuk memepercepat proses upload video yang buat.
Bandwidth adalah jumlah trafik informasi yang bisa melewati suatu koneksi
jaringan pada periode waktu tertentu. Bandwidth adalah faktor yang
penting yang digunakan untuk menganalisis performance jaringan,
mendesain jaringan baru, dan memahami internet. Unit dasar bandwidth
adalah bits per second (bps).
Berikut adalah beberapa pengertian bandwidth menurut ahli:
1. Menurut Tanenbaum (2003, p88), bandwidth adalah jarak dari
frekuensi yang ditransmisikan tanpa menyebabkan signal menjadi
lemah.
2. Menurut Setiawan (2013), bandwidth adalah suatu ukuran dari
banyaknya informasi yang dapat mengalir dari suatu tempat ke
tempat lain dalam suatu waktu tertentu. Bandwidth dapat
diibaratkan sebagai sebuah pipa air memiliki diameter tertentu.
Semakin besar bandwidth, maka semakin banyak pula air yang
dapat mengalir di dalam pipa tersebut.
3. Menurut (Riadi, 2010), bandwidth merupakan suatu ukuran dari
banyaknya informasi yang dapat mengalir dari suatu tempat ke
tempat lain dalam suatu waktu tertentu. Bit atau binery digit adalah
basis angka yang terdiri dari angka 0 dan 1 dimana satuan ini
menggambarkan berapa banyak jumlah bit (angka 0 dan 1) yang
dapat mengalir dari satu tempat ke tempat lain dalam 1 detik melalui
sebuah media. Bandwidth juga biasa disebut sebagai data transfer
atau traffic yang artinya adalah kapasitas atau daya tampung media
transmisi agara dapat dilewati traffic packet dalam jumlah tertentu.
Bandwidth juga dapat dikatan sebagai data yang keluar (upload) dan
masuk (download).
Menurut (Riadi, 2010) traffic bandwidth secara umum dikelompokkan
menjadi dua jenis yaitu:
1. Upstream adalah bandwisth yang diguakan saat pengguna
melakukan upload (mengirim atau mengunggah) sebuah
dokumen.
2. Downstream adalah bandwisth yang digunakan saat pengguna
melakukan download (menerima atau mengunduh) sebuah
dokumen.
Secara umum, bandwidth dapat diandaikan sebagai sebuah pipa air yang
memiliki diameter tertentu. Semakin besar bandwidth, semakin besar pula
diameter pita tersebut sehingga kapasitas volume air (dalam hal ini air
merupakan data dalam arti sebenarnya) dapat meningkat. Semakin besar
bandwidth suatu media, semakin tinggi kecepatan data yang dapat
dilaluinya.
2.3. Jaringan Komputer
Jaringan komputer adalah hubungan dua tali simpul (umumnya
berupa komputer) atau lebih yang bertujuan untuk melakukan pertukaran
data dan dalam praktiknya jaringan komputer memungkinkan untuk
melakukan berbagi perangkat lunak, perangkat keras, dan berbagi kekuatan
pemrosesan. Jaringan komputer mengintegrasikan sistem yang terdiri dari
berbagai komputer yang berserta sumber dayanya yang didesain agar dapat
menggunakan sumber daya yang ada, sehingga dapat mengakses informasi
yang diperlukan (Rifauddin, 2020) .
Jaringan komputer merupakan suatu kelompok komputer otonom
yang dihubungkan antara satu dengan lainnya menggunakan protokol
komunikasi melalui media transmisi data atau media komunikasi, sehingga
saling dapat berbagi data informasi, program-program, penggunaan
bersama perangkat keras seperti printer, hardisk, dan sebagainya
(Rifauddin, 2020).
Jaringan komputer bisa juga berupa sekumpulan komputer dalam
satu lokasi tertentu dan dihubungkan menggunakan media tertentu, seperti
kabel jaringan atau teknologi berupa wireless, bahkan hingga jaringan besar
yang seperti internet yang menggunakan satelit. Jaringan komputer yang
dibentuk akan bisa digunakan untuk memindahkan suatu data, suara bahkan
video antar komputer. Jaringan komputer ini disusun atas beberapa bagian,
yang pertama adalah komputer itu sendiri dan yang lainnya adalah media
koneksi seperti kabel tembaga, UTP, coaxial atau fiber optic dan peranti
lainnya seperti hub, switch, dan router (Rifauddin, 2020).
2.4. Perlengkapan Jaringan
Perlengkapan jaringan komputer yaitu peralatan yang dapat
digunakan untuk membantu dalam pembuangan atau bangun jaringan
komputer. Berikut perlengkapan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
2.4.1. Kabel UTP
Unshielded twisted-pair (UTP) adalah sebuah jenis kabel
jaringan yang menggunakan bahan dasar tembaga, yang tidak
dilengkapi dengan shield internal. UTP merupakan jenis kabel yang
paling umum yang sering digunakan di dalam LAN, karena
memang harganya yang cukup terjangkau, fleksibel dan kinerja
yang ditunjukkannya relatif bagus. Dalam kabel UTP, terdapat
insulasi satu lapis yang melindungi kabel dari ketegangan fisik atau
kerusakan, tidak seperti kabel Shielded Twisted-pair (STP), insulasi
tersebut tidak melindungi kabel dari interferensi elektromagnetik.
Kabel UTP memiliki impedansi kira-kira 100 Ohm dan tersedia
dalam beberapa kategori yang tertentu dari kemampuan transmisi
data yang dimilikinya.
2.4.2. Access Point
Access point (titik akses), disingkat AP, barangkali
merupakan piranti LAN nirkabel urutan kedua terpenting setelah
kartu PC nirkabel yang akan sering anda jumpai sebagai seorang
administrator LAN nirkabel. Sebagai diisyaratkan oleh namanya,
AP memberikan titik akses terhadap suatu jaringan kepada client.
AP ini berupa piranti half-duplex yang dilengkapi dengan
intelegensi yang setara dengan intelegensi pada ethernet switch
yang canggih (Pangera, 2008)
Komponen yang dimiliki access point adalah
antena dan transceiver, dua komponen access point ini berfungsi
untuk memancarkan dan menerima sinyal internet dari client server
ataupun sinyal yang menuju client server. Umumnya, access point
akan disambungkan dengan perangkat keras seperti router, hub,
atau switch melalui kabel ethernet supaya dapat memancarkan
sinyal.
Kelebihan yang didapatkan ketika menggunakan access
point adalah sinyal wifi yang dipancarkan dapat menjangkau semua
ruangan walaupun terhalang tembok atau sekat antar ruang.
Fungsi access point adalah mengizinkan atau menolak
perangkat untuk terhubung dengan jaringan lokal yang sama. access
point adalah sebagai penyebar sinyal internet kepada perangkat
yang terhubung melalui gelombang radio. Access point adalah
penghubung antar jaringan, yaitu jaringan lokal yang memakai
kabel dengan jaringan nirkabel seperti wifi, wireless, bluetooth dan
lain sebagainya. Bisa dipakai untuk mengatur akses yang ada di
suatu perangkat berdasarkan MAC address, sebagai Dynamic
Host Configuration Protocol (DHCP) server. Access point juga
dapat digunakan untuk mengatur IP address secara otomatis
terhadap perangkat yang terhubung. Dengan dilengkapi fitur
keamanan WEP atau WAP yang biasa disebut shared key-
authentication, access point dapat digunakan sebagai pengaman.
Access point bekerja saat ada perangkat yang mencoba
mengakses jaringan. Biasanya pada layar smartphone akan muncul
notifikasi yang berisi permintaan pengisian sandi. Selanjutnya
access point akan mengatur agar perangkat tersebut bisa terhubung
dengan cara mencocokan apakah sandi yang dimasukan ke access
point sudah benar atau belum. Apabila sandi yang dimasukan sudah
tepat maka akan memberikan alamat IP ke perangkat supaya bisa
terhubung ke jaringan. Access point menyediakan koneksi antara
jalur data sinyal RF (Radio Frekuensi) yang dibentuk oleh wifi
dengan jalur data elektrik pada kabel Ethernet.
Tipe-tipe access point:

1. Access Point Mode (AP Mode)

Perangkat ini berfungsi untuk menyalurkan sambungan kabel ke


nirkabel. Mempunyai kinerja seperti switch dan letaknya ada di
belakang router. Tipe ini umumnya dipakai di tempat-tempat yang
hanya menyediakan jaringan kabel.

2. Repeater Mode

Alat ini digunakan untuk menambah jangkauan nirkabel dengan


SSID (Service Set Identifier) dan keamanan yang serupa. Alat ini
dipakai untuk memperkuat sinyal pada tempat-tempat yang sudah
memiliki jaringan wireless tapi pemancaran sinyal kurang
merata. Repeater mode ini hanya memiliki satu SSID saja yang
memungkinkan anda untuk mengakses di seluruh tempat.

3. Bridge Mode

Cara kerja dari bridge mode ini dengan dengan membuat dua
jaringan individu dalam satu internet untuk dua grup. Bridge mode
ini menggunakan jaringan nirkabel dan menyebarnya dengan
menggunakan SSID serta password yang sama. Bridge mode ini
mendukung tempat- tempat seperti restoran,kantor bahkan rumah
yang menyediakan layanan internet tanpa harus menggunakan sandi.

4. Client Mode

Client mode banyak digunakan pada smart TV, media player,


konsol game dan perangkat-perangkat yang hanya memiliki port
ethernet.

5. Wireless Router Mode

Dengan mode ini anda dapat berbagi satu koneksi internet kabel
ke beberapa client. Pada mode ini hanya ada satu port WAN (Wide
Area Network) yang mendukung beberapa jenis koneksi. Maka
apabila anda melakukan akses internet dari modem kabel yang
disediakan untuk satu user saja, wireless router mode ini adalah
pilihan yang tepat.

6. AP Client Router Mode

AP client ini memungkinkan anda untuk terhubung ke jaringan


nirkabel dan berbagi koneksi ke yang lain. Tipe ini dipakai bagi
wireless station yang membatasi jumlah klien serta
mensyaratkan pengisian username dan sandi agar bisa terhubung ke
jaringan. (Bakti, 2018).
2.4.3. Switch
Merupakan perangkat layer 2 (data link layer). Hampir sama
dengan bridge namun umumnya memiliki multiport dengan layer
koneksi yang sama. Pada umumnya switch digunakan dalam
jaringan yang sibuk untuk mengisolisasi lalu lintas data dan
meningkatkan performansinya (Ariyus, 2008).
Switch dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Cut through
Switch Jenis ini hanya mengecek alamat tujuan saja.
Selanjutnya frame akan diteruskan ke host tujuan. Kondisi ini akan
dapat mengurangi Latency Time. Kelemahannya tidak dapat
mengecek frame yang error dan akan diteruskan ke host tujuan.
Switch ini adalah yang tercepat di jenisnya
2. Store and Forward
Switch ini akan menyimpan semua frame untuk sementara
waktu sebelum diteruskan ke host tujuan untuk di cek terlebih dahulu
melalui mekanisme CRC (Cyclic Redundancy Check). Jika
ditemukan error, maka frame akan “dibuang” dan tidak akan
diteruskan ke host tujuan. Switch jenis ini adalah yang paling
“dipercaya”. Kelemahannya meningkatnya Latency Time akibat
proses pengecekan.
3. Fragment free / Modified cut through
Sebuah metode yang mencoba untuk mempertahankan manfaat
dari Store and Forward dan Cut through / Fast Forward . Switch akan
memeriksa 64 byte pertama dari frame, dimana informasi
pengalamatan disimpan. Menurut spesifikasi Ethernet, tabrakan
akan terdeteksi selama 64 byte pertama dari frame, sehingga frame
yang berada dalam kesalahan karena tabrakan tidak akan diteruskan.
Dengan ini frame akan selalu mencapai tujuan yang dimaksudkan.
Pemeriksaan kesalahan dari data yang sebenarnya dalam paket yang
tersisa untuk perangkat akhir. Nilai 64 byte ini merupakan jumlah
minimum yang dianggap penting untuk menentukan apakan frame
error atau tidak. Switch ini memiliki performance yang cukup baik
dan dapat diandalkan.
4. Adaptive Switching
Dirancang untuk beroperasi pada cut-through mode (cut-
through switching) normal, tetapi jika tingkat kesalahan sebuah
pelabuhan melompat terlalu tinggi, switch secara otomatis
reconfigures pelabuhan untuk dijalankan dalam mode store-and-
forward. Hal ini dapat mengoptimalkan kinerja switch dengan
menyediakan kecepatan yang lebih tinggi dengan menggunakan Cut
through / Fast Forward jika tingkat kesalahan rendah, tapi
kecepatan akan menurun dengan menggunakan Store and Forward
jika tingkat kesalahan yang tinggi.
2.5. Hotspot
Menurut (Fitria & Prihanto, 2018) Pengertian Hotspot adalah atau
area hotspot adalah tempat khusus yang disediakan untuk mengakses
internet menggunakan peralatan Wi-fi. Umumnya layanan hotspot bersifat
geratis. Dengan berbekal laptop atau PDA maka koneksi internet dapat
dilakukan secara cuma-cuma.
Biasanya pengguna terlebih dahulu harus melakukan registrasi ke
penyedia layanan hotspot untuk mendapatkan login dan password.
Kemudian pengguna dapat mencari area hotspot, seperti pusat
perbelanjaan, cafe, hotel, kampus, sekolahan, bandara udara, dan tempat-
tempat umum lainnya. Proses otentikasi dilakukan ketika browser
diaktifkan.
Untuk membuat hotspot dibutuhkan alat seperti accesss point (AP).
Access point bisa dianalogikan dengan hub dan repeater pada (wired LAN).
Access point dapat menerima dan meneruskan sinyal dari berbagai
peralatan WIFI. Access point juga dapat menggabangkan jaringan wireless
dengan wired dan dapat memperbesar jangkauan WLAN.
Berdasarkan atas alamat tujuan dan alamat asal. Router mengetahui
alamat masing- masing komputer dilingkungan jaringan lokalnya, bridge
dan router lainya.
Router juga dapat mengetahui keseluruhan jaringan dengan melihat
sisi nama yang paling sibuk dan bisa menarik data dari sisi yang sibuk
tersebut.
2.6. Mikrotik
Mikrotik Router, merupakan sistem operasi linux base yang
diperuntukkan sebagai network router. Didesain untuk memberikan
kemudahan bagi penggunanya. Administrasinya bisa dilakukan melalui
windows application (winbox). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada
standard komputer PC (Personal Computer).
PC yang akan dijadikan router mikrotik tidak memerlukan resource
yang cukup besar untuk penggunaan standard, misalnya hanya sebagai
gateway. Untuk keperluan beban yang besar (network yang kompleks,
routing yang rumit) disarankan untuk mempertimbangkan pemilihan
resource PC yang memadai (Ardianto et al., 2018).
Jenis-Jenis Mikrotik Berdasarkan fungsi dan bentuknya, mikrotik
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Mikrotik router OS yang berbentuk perangkat lunak (software),
yang dapat di-download di www.mikrotik.com dan dapat diinstal
pada komputer PC.
b. Built-in Hardware Mikrotik yang berbentuk perangkat keras
(hardware), yang dikemas dalam board router yang didalamnya
sudah terinstal mikrotik router OS.
Untuk melakukan pengembangan jaringan dalam penelitian ini, digunakan
mikrotik router OS v.5.20 dan administrasinya dilakukan melalui windows
application (WinBox). Mikrotik routerOS v.5.20 memiliki banyak fitur
seperti firewall dan NAT, Routing-static routing, Data Rate Management,
dan hotspot. Mikrotik routerOS v.5.20 mampu menggabungkan 2 line
speedy atau lebih dalam satu router (Load Balance). (Hasan & Dkk, 2016).
Adapun beberapa fitur yang tersedia pada mikrotik yaitu sebagai berikut:
1. Firewall
Firewall berfungsi menjaga keamanan jaringan dari
ancaman pihak lain yang tidak berwenang. Merubah, merusak, atau
menyebarkan data-data penting perusahaan merupakan contoh
ancaman yang harus dicegah (Athailah, 2013)
Firewall beroperasi menggunakan aturan tertentu, aturan
inilah yang menentukan kondisi ekpresi yang memberitahu router
tentang apa yang harus dilakukan router terhadap paket IP address
yang melewatinya. Setiap aturan disusun atas kondisi dan aksi yang
akan dilakukan. Ketika paket IP lewat, firewall akan
mencocokkannya dengan kondisi yang telah dibuat kemudian
menentukan aksi apa yang akan dilakukan router sesuai dengan
kondisi tersebut (Athailah, 2013)
2. NAT
Network Address Translation (NAT) adalah suatu fungsi
firewall yang sebenarnya bertugas melakukan perubahan IP
Address pengirim dari paket data. NAT ini umumnya dijalankan
pada router-router yang menjadi batas antara jaringan lokal dan
jaringan internet. Secara teknis NAT ini akan mengubah paket data
yang berasal dari kompuer user seolah-olah berasal dari router
(Athailah, 2013).
3. DHCP
Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) adalah
protokol jaringan yang memungkinkan sebuah perangkat jaringan
membagi konfigurasi IP address kepada komputer-komputer user
yang membutuhkan. Konfigurasi IP address ini meliputi IP address
itu sendiri, subnetmask, default gateway dan DNS server yang
dibutuhkan untuk mengakses internet. Perangkat yang akan
membagi konfigurasi IP address disebut DHCP server. Sedangkan
komputer yang menerima konfigurasi dari server ini dinamakan
DHCP client (Athailah, 2013).
4. Hotspot
Dengan fitur ini, dapat mengkonfigurasi jaringan wireless
yang hanya bisa digunakan dengan username dan password
tertentu. Kita juga dapat melakukan manajemen terhadap user-user
tertentu. Misalnya mengkonfigurasi durasi total user dalam
menggunakan hotspot selama berapa jam. Kita juga dapat
membatasi besar data yang dapat di download dan upload oleh user
tertentu (Towidjojo, 2012)
5. Limitasi Hotspot
Dengan menggunakan hotspot server di jaringan anda, anda
nanti bisa melakukan limitasi berdasarkan berapa lama user akses
jaringan (uptime), kecepatan akses (data rate), banyak data yang
sudah digunakan (quota based), bahkan kebijakan policy firewall.
Limitasi ini bisa diterapkan per user atau mungkin per group dari
jaringan anda.
6. Baypas
Normalnya, semua koneksi dari berbagai perangkat yang
ada di jaringan Hotspot akan diblock sebelum melakukan login /
autentikasi ke hotspot server. Tetapi tidak semua perangkat bisa
melakukan sistem autentikasi tersebut, misalnya: Printer server, IP
Cam, Voip server dan sebagainya. Atau ada user VIP yang memang
istimewa tidak perlu melakukan login.
Untuk perangkat-perangkat yang ingin anda bypass, tidak
perlu melakukan login untuk akses ke jaringan, anda bisa
menggunakan fitur yang namanya IP Binding. Atau bisa juga anda
mempunyai kebijakan, untuk mengakses resource di jaringan lokal
anda sendiri (halaman web perusahaan / web server, mail server, file
server dan sebagainya) tidak perlu melakukan login.
Tetapi pada saat user ingin akses ke internet (misalnya
browsing ke yahoo, facebook dll) baru anda minta user tersebut
untuk melakukan login. Fitur yang bisa anda gunakan untuk hal
tersebut dinamakan Walled Garden.
2.7. Manajemen Bandwidth
Manajemen Bandwith adalah pengalokasian yang tepat dari suatu
bandwith untuk mendukung kebutuahan atau keperluan aplikasi atau suatu
layanan jaringan. Pengalokasian bandwith yang tepat dapat menjadi salah
satu metode dalam memberikan jaminan kualitas suatu layanan jaringan
QOS (Quality Of Services). Maksud dari manajemen bandwith ini adalah
bagaimana menerapkan pengalokasian atau pengaturan bandwith dengan
menggunakan sebuah PC Router Mikrotik. Manajemen bandwith
memberikan kemampuan untuk mengatur bandwith jaringan dan
memberikan level layanan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas sesuai
dengan permintaan pelanggan. Manajemen bandwidth memberikan
kemampuan mengatur suatu bandwidth jaringan dan memberikan level
layanan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas sesuai dengan permintaan
(Husain et al., 2018).
2.8. Jenis-Jenis Manajemen Bandwidth Pada Mikrotik
2.8.1. Firewall
Firewall adalah sebuah sistem atau kelompok sistem yang
menerapkan sebuah access control policy terhadap lalu lintas jaringan
yang melewati titik-titik akses dalam jaringan. Tugas firewall untuk
memastikan bahwa tidak ada tambahan diluar ruang lingkup yang
diizinkan. Firewall untuk memastikan bahwa acces control policy
diikuti oleh semua user di dalam jaringan. (Hasan & Dkk, 2016)

Firewall sama seperti tools jaringan lain untuk mengontrol aliran


lalu lintas jaringan. Namun, tidak seperti tools jaringan lain, sebuah
firewall harus mengontrol lalu lintas network dengan memasukkan
faktor pertimbangan bahwa tidak semua paket data yang dilihatnya
adalah apa yang seperti terlihat. Karena itu firewall digunakan untuk
mengontrol akses antara network internal sebuah organisasi internet.
Saat ini firewall semakin menjadi fungsi standar yang ditambahkan
untuk semua host yang berhubungan dengan network.

Fungsi-fungsi umum yang dimiliki firewall adalah:

a. Penyaringan paket secara statis (static packet filtering).


b. Penyaringan paket secara dinamis (dynamic packet filtering).
c. Penyaringan paket berdasarkan status (stateful filtering).
d. Proxy.
2.8.2. Firewall Mangle
Firewall mangle merupakan salah satu fitur firewall yang terdapat
dalam MikroTik Router OS yang berfungsi sebagai penanda paket
maupun koneksi data yang di request oleh user (Paul, 2014). Dalam
prakteknya firewall mangle ini memiliki banyak fitur yang dapat
dipergunakan, antara lain:
1. Layer7 Protocol
Fungsi dari Layer 7 protocol adalah dipergunakan sebagai
alternatif untuk pengisian content (Paul, 2014). Layer 7 Protocol
adalah metode untuk mencari pola dalam ICMP/TCP/UDP stream.
Atau istilah lainnya regex pattern. Cara kerja Layer 7 Protocol
adalah mencocokan (matcher) 10 paket koneksi pertama atau 2 KB
koneksi pertama dan mencari pola/pattern data yang sesuai dengan
yang tersedia. Jika pola ini tidak ditemukan dalam data yang
tersedia, matcher tidak memeriksa lebih lanjut. Dan akan dianggap
unknown connections. Semakin banyak koneksi yang mengakses
Layer 7 Protocol maka akan meningkatkan pula penggunaan
memori di router. Untuk menghindari hal tersebut perlu
menambahkan regular firewall matchers (pattern) untuk
mengurangi jumlah data yang dikirimkan ke layer 7 filter.

2. Connection Byte
Fungsi dari connection byte adalah sebagai capture untuk paket
koneksi dengan besaran tertentu (byte) (Paul, 2014). Dengan
connection byte, dapat dibedakan antara paket browsing dengan
paket download berdasarkan besaran paket yang diakses. Apabila
paket yang di request belum mencapai kriteria yang ditentukan
maka paket tersebut tidak akan di capture oleh mangle, dengan
menggunakan cara diatas maka trafik browsing dan trafik download
dapat dibedakan.

3. Content
Dengan menggunakan fitur content yang terdapat pada firewall
mangle, dapat dilakukan capture paket berdasarkan alamat website
tertentu (Paul, 20014). Dengan menggunakan fitur ini sangat
memudahkan apabila ingin melakukan capture paket pada salah satu
alamat website dan tidak mempengaruhi capture paket ke alamat
website lainnya. Namun kekurangan dari fitur ini adalah
keterbatasan alamat website dalam satu mangle.

4. Src. Address List dan Dst. Address List


Src. Address List dan Dst. Address List berfungsi untuk
“mengambil” data IP (internet protocol) yang terdapat pada address
list di dalam fitur firewall (Paul, 2014). Dengan menggunakan fitur
ini network administrator dapat dengan mudah
mengelompokan IP (internet protocol) yang akan digunakan
sebagai indikator penanda paket. Dengan fitur ini network
administrator tidak direpotkan dengan pembuatan mangle yang
terlalu banyak karena jumlah IP (internet protocol) yang
dipergunakan.

2.8.3. Firwall RAW


Raw merupakan tabel firewall yang mirip dengan tabel filter yakni
menangani filtering paket. Namun raw memiliki keunggulan yaitu
tidak memakan resource cpu sebanyak pada firewall filter (lebih
ringan). Hal ini dikarenakan raw mampu melakukan bypass atau drop
paket sebelum terjadinya proses connection tracking. (Riyadi, 2017)
2.8.4. Firewall Filter Rules
Filter filter rules merupakan salah satu fitur yang terdapat di
MikroTik Router OS yang berfungsi sebagai pembatas ataupun
pemberi akses paket koneksi. Di dalam filter rules terdapat fungsi
DROP (menutup), ACCEPT (mengijinkan) yang digunakan sebagai
pemberi akses paket koneksi baik koneksi yang diijinkan maupun
paket yang tidak diperbolehkan melewati router.
Seperti halnya firewall mangle di dalam filter rules terdapat fungsi
seperti connection byte, content dan dst address list sebagai parameter
untuk menandai paket yang akan di eksekusi. Yang menjadi perbedaan
antara firewall mangle dan filter rules adalah apabila firewall mangle
bertugas sebagai penanda paket yang nantinya akan di eksekusi oleh
limiter (pada umumnya) sedangkan firewall filter rules bertugas
sebagai pemberi akses untuk paket-paket yang diinginkan.
Sebagai contoh apabila ingin dilakukan pembatasan kecepatan
untuk paket tertentu maka yang bertanggung jawab adalah firewall
mangle dan limiter, namun apabila ingin menutup akses ke alamat
website atau IP tertentu maka ini menjadi tugas filter rules dan biasa
dikombinasikan dengan address list. (Fitriastuti & Utomo, 2014)
2.8.5. Address List
Address list adalah “tempat” untuk mengelompokan IP yang akan
dijadikan sebuah grup (Mustofa et al., 2019). Dengan menggunakan
address list ini lebih memudahkan apabila ingin menggunakan
beberapa IP saja dari dalam satu segmen IP. IP yang akan didaftarkan
nantinya dapat secara acak, hanya saja penamaan group dari IP
tersebut harus sama apabila ingin masuk dalam satu group. Fungsinya
adalah apabila memerlukan pembatasan kecepatan akses secara group,
dapat menggunakan fitur ini untuk melakukan pendataan IP.
2.9. User Manager
User Manager merupakan fitur AAA server yang dimiliki oleh
mikrotik. sesuai kepanjangan AAA (Authentication, Authorization dan
Accounting) (Husain et al., 2018).
User Manager memiliki database yang bisa digunakan untuk
melakukan autentikasi user yang login ke dalam network, memberi
kebijakan terhadap user tersebut misalnya limitasi transfer rate, dan juga
perhitungan serta pembatasan kuota yang dilakukan user nantinya. User
Manager ini akan memudahkan dalam membuat layanan internet public
secara luas, misalnya hotspot- hotspot di cafe, mall, hotel dan sebagainya,
karena dengan menggunakan User Manager ini cukup membuat 1 account
user, dan account user tersebut bisa digunakan atau diakses dari router-
router hotspot yang sudah dipasang.
Radius merupakan protokol yang dikembangkan untuk proses
AAA (authentication, authorization, and accounting) yaitu:
A. Authentication
Authentication Merupakan suatu proses untuk
memverifikasi identitas yang digunakan oleh user untuk masuk
pada jaringan komputer . Menggunakan kombinasi dari ID dan
password untuk memasuki suatu jaringan komputer. Seperti yang
ketahui bahwa password tersebut dapat diketahui oleh orang
lain, maka hal tersebut akan menggunakan proses authentication
sehingga orang lain tidak dapat masuk dalam sistem. Dalam situs
ecommerce dan situs-situs internet bisnis lainnya, membutuhkan
authenticaticator yang lebih kuat dan lebih dapat dipercaya..
Proses authentication diperlukan ketika administrator mempunyai
kebutuhan untuk membatasi siapa saja yang diperbolehkan
masuk ke dalam sistem jaringankomputer yang dimanajemen oleh
administrator.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, user yang ingin
mengakses sebuah jaringan komputer secaraharus terdaftar
terlebih dahulupada sistem manajemen jaringan . Useryang ingin
masuk kedalam jaringan komputer tersebut perlu diketahui
dahulu sebelum bebas mengkases jaringan tersebut. Pengenalan
ini bertujuan untuk mengetahui apakah user tersebut
berhakmengakses jaringan atau tidak.
B. Authorization (Otorisasi)
Authorization merupakan prosesyang memutuskan apakah
user dapat mengakses jaringan tersebut atau tidak. Sebagai
contoh, dalam perusahanan yang bergerak pada penyedia layanan
internet atau ISP, ISP berhak memutuskan apakah akan
memberikan alamat IP Static atau alamat IP DHCP.
Administrator yang harus memanajemen Proses
authorization ini setelah proses authentication berhasil Ketika user
yang ingin megakses jaringan komputer anda telah terdaftar maka
user dapat terkoneksi jaringan komputer tersebut, sehingga
administrator berhak dalam manajemen proses hak akses user
ketika akan terkoneksi dengan jaringan komputer.
C. Accounting (Akunting)
Accounting Merupakan bagian akhir dari kerangka kerja
AAA, accounting dapatmengukur dan mencatat sumber daya
yang telah digunakan, termasuk jumlah waktu atau jumlah data
yang dikirim dan atau diterima selama pelanggan tersebut
memanfaatkan sumber daya tersebut Sistem Accounting dapat
di lakukan setelah proses authenticationdan authorization, dimana
administrator dalam sistem akunting ini dapat memanajemen suatu
user yang telah di daftarkan sebelumnya, seperti manajemen
setiap bandwidth user yang terdaftar dan manajemen batas masa
aktif user atau yang biasa disebut dengan sistem billing,
sehingga penggunaan sumberdaya jaringan komputer lebih efektif
2.10. Hotspot User Manager Mikrotik
User manager ini akan memudahkan yang ingin membuat layanan
internet public secara luas, misalnya hotspot di cafe, mall, hotel, dan
sebagainya, karena dengan menggunakan User Manager ini cukup membuat
1 account user, dan account user tersebut biasa digunakan atau diakses dari
router yang sudah pasang (Frado Pattipeilohy, 2016)
Salah satu fitur terkenal di dalam mikrotik yang merupakan salah
satu metode untuk memberikan akses / layanan internet di area public
dengan melalui proses autentikasi, media yang digunakan bisa
menggunakan kabel dengan wireless.
Cara kerja dari hotspot server ini dalam bentuk sederhana, hotspot
akan melakukan block semua akses dan user akan diminta untuk melakukan
login via web browser. Apabila username dan password yang diisikan oleh
user cocok dengan database hotspot, maka layanan akses akan diberikan.
Sebagai informasi, Hotspot adalah area dimana seorang client dapat
terhubung dengan jaringan internet secara nirkabel atau menggunakan kabel
dari PC, notebook atau gadget lainnya.
Hotspot adalah sebuah titik yang memancarkan koneksi jaringan
internet melalui frekuensi tertentu yang apabila ditangkap oleh perangkat
penerima pada sebuah computer akan memungkinkan computer tersebut
terhubungjan ke jaringan/internet hotspot biasanya dipancarkan oleh sebuah
perangkat wifi (Wireless Fidelity) yang dapat digunakan secara efektif pada
radius tertentu dari perangkat tersebut.
Fungsi hotspot dalam jaringan wireless adalah sebagai pusat
pemancar / penerima jaringan LAN (Local Area Network) yang kemudian
hotspot tersebut biasanya terhubung ke internet. Sehingga laptop / notebook
yang berada pada area jangkauan Hotspot dan kemudian terhubung dengan
jaringan hotspot itu maka biasanya akan terhubung ke internet.
Dengan kata lain hotspot merupakan area yang mempunyai
jangkauan signal wifi untuk dapat terkoneksi dengan internet, sehingga
Ketika diwilayah area hotspot akan menjumpai nama penyedia hotspot yang
sering disebut SSID, bahkan disuatu area terdapat beberapa SSID yang
muncul disana, sehingga dapat memilih mana yang lebih kuat sinyalnya dan
dapat diakses secara bebas.
Informasi service yang bisa simpan dalam database User Manager meliputi:
1. Hotspot Server Profile
Hotspot Server Profile digunakan untuk menyimpan konfigurasi-
konfigurasi umum dari beberapa hotspot server. Profile ini digunakan
untuk grouping beberapa hotspot server dalam satu router. Ada 6
Metode autentikasi yang bisa digunakan di Server-Profile.
a) HTTP-PAP – metode autentikasi yang paling sederhana, yaitu
menampilkan halaman login dan mengirimkan info login berupa
plain text.
b) HTTP-CHAP – metode standard yang mengintegrasikan proses
CHAP pada proses login.
c) HTTPS – menggunakan Enkripsi Protocol SSL untuk
Autentikasi.
d) HTTP Cookie – setelah user berhasil login data cookie akan
dikirimkan ke web-browser dan juga disimpan oleh router di
‘Active HTTP cookie list’ yang akan digunakan untuk
autentikasi login selanjutnya.
e) MAC Address – metode ini akan mengautentikasi user mulai
dari user tersebut muncul di ‘host-list’, dan menggunakan MAC
address dari client sebagai username dan password.
f) Trial – User tidak memerlukan autentikasi pada periode waktu
yang sudah ditentukan.
2. Hotspot users
Halaman dimana parameter username, password dan profile dari user
disimpan. Beberapa limitasi juga bisa ditentukan di halaman user seperti
uptime-limit dan bytes-in/bytes-out. Jika limitasi sudah tercapai maka
user tersebut akan expired dan tidak dapat digunakan lagi. IP yang
spesifik juga bisa ditentukan di halaman ini sehingga user akan
mendapat ip yang sama.
3. Hostpot User Profile
Hotspot User Profile digunakan untuk menyimpan konfigurasi-
konfigurasi umum dari User-user hotspot. Profile ini digunakan untuk
grouping beberapa User. Pada User Profile, mampu melakukan assign
poolip tertentu ke group user. Parameter Time-out juga bisa diaktifkan
untuk mencegah monopoli oleh salah satu user. Limitasi juga bisa
ditentukan di UserProfile seperti : Data Rate (Kecepatan Akses) dan
Session Time (Sesi Akses).
a) Address List : IP user akan ditambakan ke dalam firewall
addresslist sesuai list yang ditentukan
b) Incoming Filter : Nama chain baru untuk trafik yang berasal dari
IP user (trafik upload)
c) Outgoing Filter : Nama chain baru untuk trafik yang menuju IP
user (trafik download)
d) Incoming Packet Mark : Nama packet-mark untuk trafik yang
berasal dari IP user (trafik upload)
e) Outgoing Packet Mark : Nama packet-mark untuk trafik yang
menuju IP user (trafik download)
4. Hostpot Active
Tabel active digunakan untuk memonitoring client yang sedang aktif /
terautentikasi di hotspot server secara realtime.
5. Hostpot Host
Tabel host digunakan untuk memonitoring semua perangkat yang
terhubung dengan hotspot server baik yang sudah login ataupun belum.
Flag yang tersedia didalam tabel Host :
a) S : User sudah ditentukan IP nya didalam IP binding
b) H : User menggunakan IP DHCP
c) D : User menggunakan IP statik
d) A : User sudah melakukan login / Autentikasi
e) P : User di bypass pada IP binding

2.11. Distribusi Sumber Informasi


1.11.1. Jaringan Terpusat

Yang dimaksud jaringan terpusat adalah jaringan yang terdiri dari


komputer client dan komputer server dimana komputer client
bertugas sebagai perantara dalam mengakses sumber informasi
atau data yang berasal dari komputer server. Dalam jaringan
terpusat, terdapat istilah dumb terminal (terminal bisu), dimana
terminal ini tidak memiliki alat pemroses data.
1.11.2. Jaringan Terdistribusi

Jaringan ini merupakan hasil perpaduan dari beberapa jaringan


terpusat sehingga memungkinkan beberapa komputer server dan
client yang saling terhubung membentuk suatu sistem jaringan
tertentu.
2.12. Media Transmisi Data yang Digunakan
2.12.1. Jaringan Berkabel (Wired Network)

Media transmisi data yang digunakan dalam jaringan ini berupa


kabel. Kabel tersebut digunakan untuk menghubungkan satu
komputer dengan komputer lainnya agar bisa saling bertukar
informasi/ data atau terhubung dengan internet. Salah satu media
transmisi yang digunakan dalam wired network adalah kabel UTP.
2.12.2. Jaringan Nirkabel (Wireless Network)

Dalam jaringan ini diperlukan gelombang elektromagnetik sebagai


media transmisi datanya. Berbeda dengan jaringan berkabel (wired
network), jaringan ini tidak menggunakan kabel untuk bertukar
informasi/data dengan komputer lain melainkan menggunak
gelombang elektromagnetik untuk mengirimkan sinyal informasi /
data antar komputer satu dengan komputer lainnya. Wireless
adapter, salah satu media transmisi yang digunakan dalam wireless
network.
2.13. Peranan dan Hubungan Tiap Komputer Dalam Memproses
Data.
2.13.1. Client-server

Yaitu jaringan komputer dengan komputer yang didedikasikan


khusus sebagai server. Sebuah service/layanan bisa diberikan oleh
sebuah komputer atau lebih. Contohnya adalah sebuah domain
seperti www.detik.com yang dilayani oleh banyak komputer web
server. Atau bisa juga banyak service/layanan yang diberikan oleh
satu komputer. Contohnya adalah server dengan multi service yaitu
mail server, web server, file server, database server dan lainnya.
2.13.2. Jaringan Peer to Peer

Dalam jaringan ini, masing-masing komputer, baik itu komputer


server maupun komputer client mempunyai kedudukan yang sama.
Jadi, komputer server dapat menjadi komputer client, dan
sebaliknya komputer client juga dapat menjadi komputer server.
Contohnya dalam file sharing antar komputer di Jaringan Windows
Network Neighbourhood ada 5 komputer (kita beri nama A, B, C,
D dan E) yang memberi hak akses terhadap file yang dimilikinya.
Pada satu saat A mengakses file share dari B bernama data.xls dan
juga memberi akses file network.doc kepada C. Saat A mengakses
file dari B maka A berfungsi sebagai client dan saat A memberi
akses file kepada C maka A berfungsi sebagai server. Kedua fungsi
itu dilakukan oleh A secara bersamaan maka jaringan seperti ini
dinamakan peer to peer.
2.14. Manajemen Jaringan
Manajemen jaringan merupakan pengaturan, pengurusan atau
pengelolaan elemen pada jaringan agar jaringan tetap dapat digunakan
untuk ke depannya (Fitria & Prihanto, 2018)

Manajemen jaringan dapat dikategorikan menjadi lima macam, yaitu:

1. Configuration Management (Manajemen Konfigurasi)

Meliputi pengaturan alamat (address) dan perubahan konfigurasi dari


jaringan dan komponen-komponen di dalamnya.

2. Fault Management (Manajemen Kesalahan)

Meliputi deteksi masalah, pengisolasian kesalahan, dan perbaikan


sehingga jaringan dapat kembali ke operasi normal.

3. Performance Management (Manajemen Performa)

Meliputi pengaturan tingkah laku performa dari jaringan yang sedang


berjalan dimana performa jaringan ini ditampilkan dalam statistik jaringan
seperti traffic volume, network availability, dan network delay.

4. Security Management (Manajemen Keamanan)

Mengatur keamanan fisik jaringan, akses ke sumber daya jaringan,


dan keamanan komunikasi yang terjadi di dalam jaringan.

5. Accounting Management (Manajemen Akunting)

Meliputi manajemen keuangan yang dikeluarkan dalam pengelolaan


jaringan.
6. Configuration Management (Manajemen Konfigurasi)

Meliputi pengaturan alamat (address) dan perubahan konfigurasi dari


jaringan dan komponen-komponen di dalamnya.

7. Fault Management (Manajemen Kesalahan)

Meliputi deteksi masalah, pengisolasian kesalahan, dan perbaikan


sehingga jaringan dapat kembali ke operasi normal.

8. Performance Management (Manajemen Performa)

Meliputi pengaturan tingkah laku performa dari jaringan yang sedang


berjalan dimana performa jaringan ini ditampilkan dalam statistik jaringan
seperti traffic volume, network availability, dan network delay.

9. Security Management (Manajemen Keamanan)

Mengatur keamanan fisik jaringan, akses ke sumber daya jaringan,


dan keamanan komunikasi yang terjadi di dalam jaringan.

10. Accounting Management (Manajemen Akunting)

Meliputi manajemen keuangan yang dikeluarkan dalam pengelolaan


jaringan.
2.15. Wifi (Wireless Fidelity)
Menurut Mulyanto (2008: 52) Wi-Fi merupakan merek dagang
wireless LAN yang diperkenalkan dan distandarisasi oleh Wi-Fi Alliance.
Sedangkan hotspot (wi-fi) yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
sarana terkoneksinya jaringan internet tanpa kabel, dengan menggunakan
standar wireless LAN, namun demikain dalam menjalankan hotspot
diperlukan sarana lain, seperti Notebook/laptop/PDA yang memiliki
fasilitas wireless LAN
Menurut Priambodo dan Heriadi (2005), Komunikasi tanpa
kabel/nirkabel (wireless) telah menjadi kebutuhan dasar atau gaya hidup
baru masyarakat informasi. LAN nirkabel yang lebih dikenal dengan
jaringan Wi-Fi menjadi teknologi alternatif dan relatif lebih mudah untuk
diimplementasikan dilingkungan kerja seperti laboratorium komputer dan
sebagainya. Instalasi perangkat jaringan Wi-Fi lebih fleksibel karena tidak
membutuhkan penghubung kabel antar komputer. Tidak seperti halnya
Ethernet LAN (local area network)/ jaringan konvensional yang
menggunakan jenis kabel koaksial dan kabel UTP (Unshielded Twisted
Pair) sebagai media transfer. Komputer dengan Wi-Fi Device dapat saling
terhubung yang hanya membutuhkan ruang atau space denga syarat jarak
jangkauan dibatasi kekuatan pancaran sinyal radio dari masing-masing
komputer. WiFi atau Wireless Fidelity adalah satu standar Wireless
Networking tanpa kabel, hanya dengan komponen yang sesuai dapat
terkoneksi ke jaringan. Teknologi Wi-Fi memiliki standar, yang ditetapkan
oleh sebuah institusi internasional yang bernama institute of electrical and
electronic engeneers (IEEE), yang secara umum sebagai berikut:
1. StandarIEEE 802.11a yaitu Wi-Fi dengan frekuensi 5 Ghz
yang memiliki kecepatan 54 Mbps dan jangkauan jaringan
300m
2. Standar IEEE 802.11b yaitu Wi-Fi dengan frekuensi 2,4 Ghz
yang memiliki kecepatan 11 Mbps dan jangkauan jaringan
100m
3. Standar IEEE 802.11g yaitu Wi-Fi dengan frekuensi 2,4 Ghz
yang memiliki kecepatan 54 Mbps dan jangkauan jaringan
300m
Teknologi Wi-Fi yang diimplementasikan biasanya adalah standar
IEEE 802.11g karena standar tersebut lebih cepat untuk proses transfer data
dengan jangkauan jaringan yang lebih jauh sertadukungan vendor
(perusahaan pembuat hardware).
Wireless (nirkabel) adalah teknologi yang menghubungkan dua
piranti untuk bertukar data tanpa media kabel. Adapun Wireless Fidelity
(WiFi), yaitu perangkat standar yang digunakan untuk komunikasi jaringan
lokal tanpa kabel (Wireless Local Area Network) yang didasari pada
spesifikasi IEEE 802.11. (Hasan & Dkk, 2016)

Istilah-istilah yang digunakan dalam jaringan wireless adalah:


a. Wireless Local Area Network (Wireless LAN), yaitu jaringan tanpa
kabel yang memanfaatkan gelombang radio sebagai media
komunikasi antara perangkat. Frekuensi yang digunakan adalah 2,4
GHz (802.11b, 802.11g,802.11n) atau 5 GHz (802.11a). Standarisasi
Wireless LAN dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu 802.11a,
802.11b, 802.11g, dan 802.11n.
b. Wireless Fidelity (WiFi) adalah produk/ perangkat yang mengikuti
spesifikasi 802.11. User lebih mengenal wireless card/adapter
dibanding 802.11 card/adapter. WiFi adalah merek dagang yang lebih
populer dibandingkan “IEEE 802.11”. Awalnya WiFi ditujukan untuk
penggunaan perangkat nirkabel dan jaringan area lokal (LAN), namun
saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses Internet.
c. Hotspot, adalah bentuk pemanfaatan teknologi Wireless LAN pada
lokasi publik. Konsep ini pertama kali dikemukakan pada tahun 1993
oleh Bret Stewart pada Konferensi Networld dan Interop di San
Fransisco.
d. Access Point, merupakan titik akses nirkabel (Wireless Access Point)
yang memungkinkan piranti nirkabel terhubung ke jaringan dengan
Wi-Fi, Bluetooth, atau standar lain.
e. Captive Portal, adalah halaman web untuk meng-input username dan
password pengguna hotspot. Saat client browsing ke internet, akan
diarahkan (redirect) ke captive portal terlebih dahulu untuk mengisi
username dan password. Bila cocok dengan database pada radius
server, sistem akan membuka koneksi pada client sehingga terhubung
dengan jaringan internet.
f. Channel, merupakan jalur-jalur pemisah pada jaringan. Peralatan
802.11a bekerja pada frekuensi 5,15 - 5,875 GHz, dan peralatan
802.11b serta 802.11g bekerja pada frekuensi 2,4 - 2,497 GHz. Jadi,
802.11a menggunakan pita frekuensi lebih besar daripada 802.11b
atau 802.11g. Semakin lebar pita frekuensi maka semakin banyak
channel yang tersedia.
g. Service Set Identifier (SSID), merupakan identifikasi/nama jaringan
wireless. Setiap wireless harus menggunakan SSID tertentu. Peralatan
wireless dianggap satu jaringan jika tergabung pada SSID yang sama.
Agar dapat berkomunikasi, setiap peralatan wireless harus tergabung
pada SSID dan channel yang sama.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penulisan skripsi ini dilakukan dengan menggunakan metode literatur
dimana metode ini dilakukan dengan cara mempelajari berbagai referensi
berupa artikel-artikel ilmiah serta dari penelitian sebelumnya terkait dengan
materi yang diteliti. Penelitian ini menggunakan model pengembangan sistem
Network Development Life Cycle (NDLC) mengikuti dari sejumlah referensi
yang telah dipelajari. NDLC memiliki 6 tahapan yaitu analisis, desain,
simulasi, implementasi, monitoring, dan manajemen. Pada penelitian ini hanya
digunakan 3 tahapan saja yaitu analisis, desain, dan simulasi.

3.1. Tahap Analisa


Dalam penyusunan tahapan penelitian pada bab ini dilakukan analisa
permasalahan yang ada, analisa topologi/jaringan serta sistem komunikasi
yang telah diterapkan. Tahap ini terdiri dari bagian yaitu pengumpulan data,
observasi, tempat dan waktu penelitian.

3.1.1. Pengumpulan Data


Pada tahap pengumpulan data ini penulis menggunakan studi
literatur degan mempelajari beberapa artikel/jurnal ilmiah yang
membahas tentang limitasi bandwitdh (FUP) pada hotspot mikrotik.
Selain itu juga juga menggunakan data dan informasi yang
bersumber dari internet, buku-buku dan e-book yang membahas
tentang User Manager pada hotspot mikrotik. Seperti yang terlihat
pada tabel berikut.

35
Tabel 3. 1 Tabel Jurnal Ilmiah Terkait
No Penulis Tahun Judul Pembahasan

1 Iqbal Giffari 2019 Perancangan Hotspot Peneliti ini berfokus pada


Ritonga Server Untuk User hotspot server yaitu user
Authentication dan authentication dan limit
Limit bandwidth untuk proses
autentikasi serta
Bandwidth
Menggunakan Mikrotik fungsi access point untuk
RB941 memperkuat jangkauan
sinyal wifi,

Sedangkan penelitian saat


ini akan berfokus pada
analisis penerapan layanan
FUP pada mikrotik dengan
memberikan limit
bandwidth pada layanan
tertentu.

2 Husain, 2018 Pengaturan Bandwidth Peneliti ini berfokus pada


Anthoni Management Dan Time manajemen bandwidth dan
Anggrawan, Limitation Berbasis User limitasi waktu, agar
Heroe Manager Mikrotik pelanggan yang berbelanja
Santoso, akan lebih besar
Hengki mendapatkan bandwidth
Tamando agar pelanggan
Sihotang, mendapatkan koneksi
Dadang berdasarkan besaran
Pyanto, Fadiel belanja dengan
Rahmad menggunakan voucher
Hidayat pada Kedai Kita,

Sedangkan penelitian saat


ini akan berfokus pada
analisis penerapan layanan
FUP pada mikrotik dengan
memberikan limit
bandwidth pada layanan
tertentu.

3 Amarudin, 2018 Analisis Penerapan Peneliti ini berfokus pada


Atri Mikrotik Router Sebagai Virtual Machine akan
Yuliansyah User Manager Untuk dilakukan analisis
Menciptakan Internet penerapan user manager
Sehat Menggunakan dengan memanfaatkan
beberapa perangkat lunak
Simulasi Virtual seperti FreeRadius dan
Machine MySQL yang
diimplementasikan dengan
Mikrotik Hotspot,

Sedangkan penelitian saat


ini akan berfokus pada
analisis penerapan layanan
FUP pada mikrotik dengan
memberikan limit
bandwidth pada layanan
tertentu.

4 Tiara Sukma 2018 Implementasi Generate Peneliti ini berfokus pada


Fitria, Agus Voucher Hotspot mengimplementasikan
Prihanto Dengan Batasan Waktu generate voucher hotspot
(Time Based) Dan Kuota dengan batasan waktu
(Quota Based) (time based) dan kuota
Menggunakan User (quota based)
Manager Di Mikrotik menggunakan user
manager, Sedangkan
penelitian saat ini akan
berfokus pada analisis
penerapan layanan FUP
pada mikrotik dengan
memberikan limit
bandwidth pada layanan
tertentu.
3.1.2. Observasi
Berdasarkan dari hasil studi literatur dari artikel/jurnal yang
dibaca penulis dapat menarik kesimpulan bahwa, penelitian yang
sudah dilakukan sebelumnya, belum ada yang membahas tentang
analisis penerapan limitasi bandwidth berdasarkan klasifikasi
konten pada layanan hotspot pada mikrotik, hanya membahas (1)
hotspot server dan limit bandwidth untuk proses autentikasi serta
fungsi access point untuk memperkuat jangkauan sinyal wifi. (2)
manajemen bandwidth dan limitasi waktu, bertujuan agar pelanggan
yang berbelanja akan lebih besar mendapatkan bandwidth
menggunakan voucher pada Kedai Kita. (3) analisis penerapan user
manager dengan memanfaatkan beberapa perangkat lunak seperti
FreeRadius dan MySQL dengan Mikrotik Hotspot. (4)
mengimplementasikan generate voucher hotspot dengan batasan
waktu (time based) dan kuota (quota based) menggunakan user
manager.
Maka dari itu disini penerapan jaringan hotspot berdasarkan
sistem fair usage policy (FUP) dimana menggunakan usermanager
mikrotik pada layanan akses tertentu.
3.2. Tahap Perancangan
Tahap ini terdiri dari 3 bagian yaitu rancangan topologi jaringan,
pengalamatan IP address, kebutuhan perangkat keras dan kebutuhan
perangkat lunak yang akan digunakan dalam penelitian.

3.2.1. Rancangan Topologi Jaringan


Pada tahap ini dilakukan desain pengujian berupa rancang
jaringan uji coba yaitu melakukan perancangan sistem yang akan
berjalan. Perancangan ini bertujuan untuk mengetahui pada tahap
mana yang akan dibangun dan diselesaikan terlebih dahulu.
Sebelum mengimplementasikan pembuatan sistem hotspot
berbasis FUP perlu dilakukan pembuatan topologi jaringan untuk
mempermudah dalam pembuatan sistem sebagai tersebut :

Gambar 3. 1 Rancangan Topologi Jaringan

Pada gambar 3.1 terlihat rancangan topologi jaringan yang


akan digunakan untuk untuk menerapkan jaringan hotspot berbasis
Fair Usage Policy menggunakan usermanager untuk layanan
tertentu.
3.2.2. Rancangan Pengalamatan Alamat IP
Rancangan pengalamatan IP address yang digunakan pada
uji coba penerapan jaringan hotspot berbasis Fair Usage Policy yaitu
menggunakan IP address kelas C dengan 2 (dua) network yaitu IP
yang di terima dari sumber internet adalah DHCP, dan alamat IP
yang nantinya akan di jadikan hotspot adalah 192.168.2.0/24.
Alamat IP yang digunakan akan dialokasikan sebagai berikut :
Tabel 3. 2 Tabel Rancangan Pengalamatan IP
Perangkat Interface IP Address Subnetmask

Eth1 dhcp dhcp


Mikrotik rb750r2
Eth2 192.168.2.1 255.255.255.0

Access Point Ethernet 1 192.168.2.2 255.255.255.0


3.2.3. Rancangan Alur Kerja Sistem
Setelah melakukan analisis dan desain sistem yang akan
berjalan maka langkah selanjutnya adalah melakukan perancangan
sistem yang akan berjalan. Perancangan ini bertujuan untuk
mengetahui pada tahap mana yang akan dibangun dan diselesaikan
terlebih dahulu. Pada fase ini dilakukan instalasi perangkat jaringan
dimulai dari pemasangan kabel dan pengaturan posisi perangkat
agar dapat membangun jaringan hotspot yang telah direncanakan
selanjutnya pengaturan konfigurasi agar semua perangkat
terhubung.

Gambar 3. 2 Rancangan Flowchart


3.2.4. Analisa kebutuhan Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

Adapun kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak


yang akan digunakan untuk mendukung penelitian yang akan
dilakukan dalam mengimplementasikan dan uji coba system sebagai
berikut:

1. Kebutuhan Perangkat Keras


A. Satu unit Laptop dengan spesifikasi seperti terlihat pada
tabel 3.3 berikut:
Tabel 3. 3 Spesifikasi Laptop
Spesifikasi
Komponen
Intel® Core™ i3-6006U
CPU
(2.00 Ghz)
12 GB
RAM
500 GB
HARDDRIVE
250 GB
SSD

B. Satu unit Mikrotik dengan tipe RB750r2 dengan


spesifikasi seperti pada tabel 3.4
Tabel 3. 4 Spesifikasi Mikrotik
RB750r2
Product Code
MIPS-BE
Architecture
QCA9531-BL3A-R
CPU
850MHz
No
Current Monitor
16MB
Main Storage/NAND
64MB
RAM
0
SFP Ports
5
LAN Ports
No
Gigabit
1
Switch Chip
0
MiniPCI
No
Integrated Wireless
0
MiniPCIe
No
SIM Card Slots
No
USB
No
Memory Cards
10-28V
Power Jack
No
802.3af Support
10-28V
POE Input
No
POE Output
No
Serial Port
No
Voltage Monitor
No
Temperature Sensor
113x89x28mm
Dimentions
RouterOS
Operating System
-40C .. +55C
Temperature Range
Level4
RouterOS License

C. Access Point ZTE


Access Point yaitu pemancar sinyal internet, access
point memiliki beberapa fungsi, seperti untuk mengatur
akses yang ada di suatu perangkat berdasarkan MAC
address, sebagai Dynamic Host Configuration Protocol
(DHCP) server yang mampu memberikan IP address di
setiap perangkat yang terhubung, menggantikan fungsi
hub yang menghubungkan jaringan lokal nirkabel dengan
jaringan kabel. Access point dapat memberikan fitur
keamanan WEP (Wired Equivalent Privacy) dan WAP
(Wireless Application Protocol).
2. Kebutuhan Perangkat Lunak
Adapun perangkat lunak yang digunakan dalam
pembangunan sistem ini adalah winbox.
Winbox adalah suatu perangkat lunak yang berfungsi
untuk meremot MikroTik Router OS atau server
MikroTik dengan menggunakan mode GUI
(graphical user interface) melalui OS Windows,
Linux, Unix dll, Karena cara setingnya yang mudah
dan tidak memakan waku yang lama.
Fungsi Winbox diantaranya adalah :
1. Setting Mikrotik Router dengan mode GUI
2. Setting jaringan bandwith internet
3. Memblokir sebuah website /situs
4. Mempercepat pekerjaan
5. Setting Mikrotik Access point
6. Salah satu penglaris Mikrotik terdapat config
GUI.
3.3. Tahap Simulasi (Prototyping)
Pada tahap ini membuat tentang tahap konfigurasi yang akan
dilakukan pada perangkat yang digunakan berdasarkan perancangan uji
coba yang akan diterapkan.
3.3.1. Konfigurasi Dasar Mikrotik

Konfigurasi dasar mikrotik harus dilakukan dengan


konfigurasi berberapa hal terlebih dahulu, sebelum bisa ter
menghubung ke internet. Yang harus dilakukan yaitu
mengkonfigurasi IP Address, default route, NAT Masquerade, DNS
Server, Bridging, dan DHCP Server terlebihd dahulu. Setelah selesai
konfigurasi beberapa hal tersebut, baru bisa mengikuti cara setting
mikrotik sebagai cara menghubungkan mikrotik ke internet.

Pertama, atur IP Address pada interface yang terhubung


dengan ISP. Kemudian, masukkan alamat IP yang ada. Kemudian,
lakukan test dengan melakukan PING pada alamat IP ISP atau
gateway. Caranya adalah dengan membuka menu Terminal untuk
masuk mode CLI, lalu ketik PING dan IP Address. Selanjutnya,
konfigurasi default route dengan gateway alamat IP. Kembali buka
terminal untuk menguji koneksi ke internet. Atur DNS Server ke
server google, ketik alamat IP lalu centang Allow. Uji kembali
dengan melakukan PING pada seluruh URL.
3.3.2. Konfigurasi Hotspot Mikrotik

Tahapan konfigurasi hotspot ini meliputi seiring sering


ditemukannya sinyal internet wifi yang di password. Jadi jika ingin
mengakses wifi tersebut harus tahu password-nya terlebih dahulu.
Namun berbeda dengan Hotspot, kebanyakan wifi hotspot tidak
di password dan semua user bisa connect dan akan diarahkan ke
halaman login di Web Browser. Tiap user bisa login
dengan username dan password yang berbeda-beda. Maka disini di
konfigurasi pada fitur hotspot setup supaya user dan password yang
berbeda-beda dapat digunakan sesuai dengan paket yang akan
dibuat. Metode semacam inilah yang sering di temukan di Kampus,
wifi cafe, sekolah, kantor, maupun area publik lainnya.

Hotspot System digunakan untuk memberikan layanan akses


jaringan (Internet/Intranet) di Public Area dengan media kabel
maupun wireless. Hotspot menggunakan Autentikasi untuk menjaga
Jaringan tetap dapat dijaga walaupun bersifat public. Proses
Autentikasi menggunakan protokol HTTP/HTTPS yang bisa
dilakukan oleh semua web browser. Hotspot System ini merupakan
gabungan atau kombinasi dari beberapa fungsi dan fitur RouterOS
menjadi sebuah sistem yang sering disebut ‘Plug-n-Play’ Access.
3.4. Sekenario Uji Coba
Adapun Langkah-langkah skenario ujicoba adalah sebagai berikut:
1. Koneksi jaringan awal dari penyedia layanan internet (ISP)
dengan kecepatan 10Mbps, 10Mbps yang nantinya akan di
jadikan layanan hotspot voucher
2. Voucher hotspot terebut akan di berikan alokasi kuota dasar
sebesar 2 Gigabyte dengan kecepatan (speed) bandwidth sebesar
2Mbps.
3. Dilakukan ujicoba simulasi dengan menggunakan alamat website
www.speedtest.net menggunakan laptop dengan melihat hasil
ping, download dan upload.
4. Jika Pengguna/User dari kuota awal yang disediakan sebesar
2Gigabyte (2000megabyte) sudah habis yang digunakan oleh
user, maka sistem FUP (fair usage policy) yang sudah
dikonfigurasi akan berjalan dan akan melakukan limitasi pada
kecepatan (speed) awal serta melaukan pembatasan saat
mengakses ke layanan sosial.
5. Setelah itu dilakukan juga ujicoba simulasi dengan menggunakan
alamat website www.speedtest.net menggunakan laptop dengan
melihat hasil ping, download dan upload setelah melakukan
aturan FUP (fair usage policy) yang sudah dikonfigurasi.
6. Dan yang terakhir dilakukan melalukan akses pada konten
website layanan facebook.com, www.youtobe.com,
www.ruangguru.com dan www.zoom.us apakah pembatasan
layanan bejalan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas tentang konfigurasi dan hasil uji coba konfigurasi
yang mencakup tentang konfigurasi dasar pada mikrotik, konfigurasi hotspot
usermanager dan uji coba pengujian sistem.

Berikut adalah tahapan-tahapan yang dilakukan:

4.1. Konfigurasi Dasar Mikrotik


Kofigurasi dasar mikrotik dilakukan dengan konfigurasi berberapa
hal terlebih dahulu, sebelum bisa ter menghubung ke internet sebagai
berikut:

4.1.1. Konfigrasi Interface Port Router


Pemberian nama pada port digunakan untuk memberikan
tanda pada port yang digunakan pada router supaya lebih mudah
untuk diingat.

Gambar 4. 1 Konfigurasi Interface


Konfigurasi pada ether1 diberi nama ether1-INTERNER karna port
ini langsung terhubung ke ISP, Sedangkan pada ether2 diberi nama
ether-LAN-AP karna port ini terhubung ke kabel lan dan access
point.

47
4.1.2. Konfigurasi IP Address
Konfigurasi pengalamatan IP Address pada masing-masing port
yang digunakan sebagai berikut:

Gambar 4. 2 Konfigurasi IP Address

Pada gambar 4.2 menunjukan konfigurasi IP address yang diberikan


pada ether2-LAN AP adalah dengan IP 192.168.2.1/24 dengan
subnetmask 255.255.255.0 dengan alamat network 192.168.2.0.
yang nantinya akan diberikan untuk layanan hotspot voucher.
4.1.3. Konfigurasi DHCP Client

Konfigurasi DHCP Client ini bertujuan untuk meminta ip dari ISP


atau sumber internet agar dapat terhubung ke jaringan internet.
Gambar 4. 3 Konfigurasi DHCP Client

Gambar 4.3 terlihat pada bagian interface yang dipilih yaitu ether1-
internet yaitu sebagai penerima sumber internet yang diberikan oleh
isp yang nantinya akan disebarkan lagi di interface lain yang ada di
port mikrotik.

Gambar 4. 4 IP Address List

Terlihat di gambar 4.4 ip address pada ether1-internet mendapatkan


ip yaitu 192.168.0.100/24 dengan subnetmask 25.255.255.0 dan
pada ether2-Lan AP 192.168.2.1/24 dengan subnetmask
255.255.255.0
4.1.4. Konfigurasi DNS

Gambar 4. 5 Konfigurasi DNS

Pada gambar ditas agar internet terkoneksi maka diberikan


memasukan nomor IP DNS google 8.8.8.8 dan juga di tambahan ip
8.8.4.4. apabila ip dns tersebut tidak terkonfigrusi maka koneksi
internet antara router mirotik dengan internet service provider tidak
akan berjalan sebagaimana mestinya. Disamping itu ip DNS dapan
diganti dengan ip DNS lain tergantung dari isp yang di pergunakan.
4.1.5. Konfigurasi Firewall NAT
Konfigurasi Firewall NAT dapat dilihat pada gambar 4.6 Fungsi
NAT adalah untuk menterjemahkan IP private menjadi IP publik.
Gambar 4. 6 Konfigurasi Firewall NAT

Pada bagian chain di berikan srcnat yaitu sebagai pengubah ip lokal


menjadi ip public dan pada Out Interface=ether1-INTERNET
sebagai proses trafik data yang keluar karena port ether1-internet
yang digunakan untuk koneksi ke ISP.

Gambar 4. 7 Konfigurasi NAT Rules


Lalu setelah konfigurasi selesai lanjut ke konfigurasi pada gambar
4.7 yaitu action=masquerade berfungsi sebagai pengganti otomatis
IP address private menjadi IP address publik. Dengan itu semua
client ke terkoneksi ke internet.
4.2. Konfigurasi Hotspot User Manager
Setelah melakukan konfigurasi dasar pada miktotik yang diharapkan
routerboard mikrotik terhubung ke internet, selanjutnya melakukan
konfigurasi hotspot dan usermanager mikrotik sebagai berikut :

4.2.1. Konfigurasi Hotspot


Pada konfigurasi hotspot disini ada beberapa tahapan sebagai
berikut:

Gambar 4. 8 Konfigurasi Hotspot

Gambar 4.8 menunjukan konfigurasi hotspot, dimana melakukan


dengan memilih opsi pada hotspot setup kemudian melakukan
konfigurasi pada hotspot interface kemudian memilih ether2-LAN-
AP sebagai jalur ke client hotspot, setelah itu dapat memilih opsi
next
Gambar 4. 9 Konfigurasi Hotspot Local Address

Gambar 4.9 menunjukan konfigurasi hotspot untuk memasukan


Local Address of network dengan masukan ip address
192.168.2.1/24 yang kemudian di lanjutan dengan memilih opsi next

Gambar 4. 10 konfigurasi hotspot address pool of network

Gambar 4.10 menunjukan konfigurasi hotspot untuk memasukan


address pool of network dengan masukan IP pool 192.168.2.2-
19.168.2.254 yang dimana merupakan range spase IP address yang
disebarkan ke masing-masik client, kemudian untuk melanjutkan
dapat memilih opsi next.

Gambar 4. 11konfigurasi hotspot DNS server


Gambar 4.11 menunjukan konfigurasi hotspot untuk memasukan
DNS server dengan masukan 8.8.8.8 dan 8.8.4.4, dns server ini
merupakan milik google dengan tujuan mengubah dns dalam bentuk
ip publik ke dalam bentuk sebuah nama.

Gambar 4. 12 konfigurasi hotspot DNS name

Gambar 4.12 menunjukan konfigurasi hotspot untuk memasukan


DNS name dengan masukan rizaldwi.net untuk melakukan
logindengan nama DNS tersebut.

Gambar 4. 13 konfigurasi hotspot sukses

Gambar 4.13 menujukan konfigurasi hotspot sudah sukses dan


sudah dapat dilakukan akses ke internet.
4.2.2. Konfigurasi Fitur Enable Hotspot Radius
Setelah konfigurasi hotspot selesai, Langkah selanjutnya melakukan
konfigurasi untuk melakukan enable pada hotspot radius sebagai
berikut
Gambar 4. 14 Fitur Hotspot Radius1

Gambar 4.14 menunjukan melakukan nonaktifkan pada cookie


dengan tujuan tidak menyimpan alamat mac address masing-masing
perangkat yang terhubung ke mikrotik.

Gambar 4. 15 Fitur Hotspot Radius2

Gambar 4.15 menunjukan melakukan enable atau mengaktifkan


fitur Radius server pada mikrotik sehingga dapat terhubung pada
usermanager mikrotik.
4.2.3. Konfigurasi Radius Server
Konfigurasi radius server dengan tahapan klik RADIUS pada tab
menu mikrotik sebagai berikut :
Gambar 4. 16 Konfigurasi Hotspot Radius

Gambar 4.16 menunjukan konfigurasi radius server dengan


mencentang fitur hotspot, memasukan address 127.0.0.1 dan secret
rizal@dwi, lalu memilih opsi OK. Tujuan melakukan ini untuk
untuk mensingkronkan anatar router mikrotik dan usermanager
mikrotik.

Gambar 4. 17 Konfigurasi Radius Port Server


Gambar 4.17 menunjukan konfigurasi radius port server dengan
mencentang accept dan port 3799 untuk mengaktikan konfigurasi
yang telah dibuat.
4.2.4. Konfigurasi Dasar Usermanager dengan Webfig
Konfigurasi usermanager dengan webfig (web configuration) pada
mikrotik sebagai berikut :

Gambar 4. 18 halaman login usermanager mikrotik

Gambar 4.18 menunjukan halaman login pada usermanager


mikrotik dengan mengisikan secara default sebelum dikonfiguration
username : admin dan password : (kosong).
Gambar 4. 19 konfigurasi mensingkronkan router mikrotik dan
usermanager

Gambar 4.19 menunjukan konfigurasi untuk mensingkronkan anatar


router mikrotik dan usermanager mikrotik dengan cara klik router,
klik add kemudian klik new. Konfigurasi dengan memberikan name
: hotspot, IP address : 127.0.0.1, shared secret : rizal@dwi, Time
Zone +08:00, centang authorization failure, centang CoA support
dan CoA port memasukan port 3799 dan memilih opsi save untuk
menyimpan.
Gambar 4. 20 konfigurasi penggantian username dan password
usermanager

Gambar 4.20 menunjukan konfigurasi penggantian default


username dan password usermanager dengan cara klik costumer,
dengan memilih opsi add kemudian memilih new. Masukan
username admin : password : admin123 dan save untuk menyimpan.
4.2.5. Konfigurasi Limitasi Pada Usermanager Mikrotik
Konfigurasi limitasi pada usermanager mikrotik sebagai berikut :
Gambar 4. 21 limitasi pada usermanager “Quota2Gb”

Gambar 4.21 menunjukan membuat limitasi pada usermanager


dengan memilih opsi Profiles untuk membuat jenis paket yang akan
dibuat dan dilanjutkan untuk memilih opsi Limitations untuk
mengatur jumlah kuota dan kecepatan yang akan diberikan dan Add
(New) untuk membuat profile baru. Selanjutnya membuat limitasi
untuk Quota 2Gigabyte. Pada parameter “Name” mengisikan nama
limitasinya Quota2Gb. Kemudian untuk parameter “Transfer”
mengisikan dengan 2G (2Gigabyte) dan tentukan juga rate-limit
dengan Rx/Tx=2M/2M.
Gambar 4. 22 limitasi pada usermanager “QuotaHabis”

Gambar 4.22 menunjukan pembuatan limitasi baru untuk kecepatan


dengan 500kbps apabila limitasi quota 2Gigabyte telah habis. Untuk
parameter “Name” mengisikan dengan nama limitasinya
QuotaHabis. Kemudian pada parameter “Transfer” mengisikan
dengan membiarkan default saja dan pada uptime mengisikan juga
dengan 6h. Nah, untuk parameter rate-limit mengisikan dengan
Rx/Tx=500k/500k.

Gambar 4. 23 penambahan parameter constraints pada profile


“QuotaHabis”
Gambar 4.23 menjelaskan penambahan parameter constraints pada
profile “QuotaHabis” untuk melimitasi melakukan filtering akses
menggunakan firewall secara dinamic untuk client yang terkoneksi
ke User Manager. Setelah itu menambahkan “address list” saat ada
perangkat yang terkoneksi melalui User Manager akan didaftarkan
secara otomatis ke “address list” di router lalu melakukan
management akses user menggunakan firewall.

Konfigurasi selanjutnya membuat profile untuk user hotspot. Pada


tahap ini membuat dua profile, yaitu untuk profile dengan limitasi
nama “Quota2Gb” dan profile dengan nama “QuotaHabis”.
Konfigurasinya membuat adalah pilih Profiles > Profiles > klik
tombol (+) sebagai berikut :

Gambar 4. 24 konfigurasi membuat profile hotspot “Quota2GB”

Gambar 4.24 menunjukan konfigurasi pembuatan profile hotspot


pertama dengan nama “Quota2GB”, setelah itu dapat memilih opsi
create untuk membuat.

Konfigurasi selanjutnya tambahkan jenis limitasi untuk profile


sebagai berikut:
Gambar 4. 25 konfigurasi penambahan limitasi profile

Gambar 4.25 menunjukan penambahan jenis limitasi untuk profile


dengan memilih opsi Add New Limitation dan centang opsi
“Quota2Gb” lalu klik add kemudian simpan profile.

konfigurasi selanjutnya membuat profile baru untuk limitasi


bandwith dengan memilih opsi (+) dan mengisikan nama untuk
profile tersebut dengan nama “QuotaHabis” kemudian memilih
Create.

Gambar 4. 26 konfigurasi membuat profile hotspot “QuotaHabis”

Gambar 4.26 menjelaskan membuat profile hotspot kedua yaitu


dengan nama “QuotaHabis”. Konfigurasi untuk membuat adalah
dengan memilih Profiles kemudian opsi Profiles dan memilih
tombol (+).
Gambar 4. 27 konfigurasi penambahan limitasi profile

Gambar 4.27 menunjukan konfigurasi penambahan limitasi profile


Klik tombol Add New Limitation dan centang opsi “QuotaHabis”
lalu klik add kemudian simpan profile. Sampai sini tahapan
pembuatan User profile dan juga limitation sudah selesai. Untuk
langkah berikutnya membuat autentikasi login user.
4.2.6. Konfigurasi User Data FUP pada Usermanager
Konfigurasi selanjutnya adalah pengguna layanan hotspot dapat
mengakses internet, maka perlu membuat autentikasi login.
Autentikasi yang dibuat berupa Username dan juga Password serta
dapat menentukan jenis layanan hotspot yang diberikan kepada
pengguna sesuai dengan ketentuan user profile “Quota2Gb” dan
“QuotaHabis”. Konfigurasi pembuatan username dan password
sebagai berikut :
Gambar 4. 28 Konfigurasi pembuatan username dan password

Gambar 4.28 menjelaskan konfigurasi pembuatan username dan


password, pada usermanager pilih menu Users selanjutnya dapat
memilih opsi Add dan pilih One untuk 1 user, mengisikan username
: testing dan password : coba123 yang digunakan untuk autentikasi
login. Kemudian parameter pada Assign Profile dengan user profile
profile “Quota2Gb” dan “QuotaHabis”.

Gambar 4. 29 penggabungan user profile “Quota2Gb” dan “QuotaHabis”

Gambar 4.28 menjelaskan penggabungan user profile “Quota2Gb”


dan “QuotaHabis”. jika user telah mencapai limit quota sebesar
2Gigabyte, maka kecepatan akses diturunkan dengan limit bandwith
sebesar 512kbps. Untuk membuat fungsi tersebut menambahkan
assign profile “Quota2Gb” dan “QuotaHabis”. Cara untuk
mengaktifkan FUP-nya dengan klik dua kali pada user data yang ada
pada tabel users, kemudian muncul tampilan seperti sebelumnya,
lalu pada Assign Profile pilih user profile dengan QuotaHabis dan
memilih opsi tombol (+), maka ditambahkan lagi sebuah Assign
Profile baru. Supaya user profile dengan limitasi “Quota2Gb” yang
aktif terlebih dahulu, maka klik pada icon lampu, sehingga statusnya
menjadi aktif seperti gambar di bawah ini :

Gambar 4. 30 mengaktifkan quota2Gb terlebih dahulu

Gambar 4.29 menunukan mengaktifkan user hotspot menggunakan


profile Quota2Gb dengan kecepatan 2Mbps sudah dapat digunakan.
Ketika penggunaan quota sudah mencapai limit quota 2gigabyte,
maka user akan berganti profile ke “QuotaHabis” secara otomatis.
Namun user tersebut masih tetap login kembali hanya saja secara
otomatis router akan menggunakan profile dengan kecepatan akses
internet 512kbps.
4.2.7. Konfigurasi Pembatasan Layanan pada Firewall
Setelah konfigurasi User Manager telah selesai, selanjutnya
mengelola user menggunakan firewall sebagai berikut :

Gambar 4. 31 Tampilan Address List di Router pada firewall

Gambar 4.31 menunjukan mengelola user menggunakan firewall


dengan tahapan dengan memilih menu IP yang kemudian dapat
memilih opsi Firewall dan selanjutnya yaitu opsi Address List dan
terdapat list IP Address dari perangkat yang berhasil login
menggunakan akun di User Manager. Pada gambar masih kosong
karna masih menunggu kuota 2Gigabyte habis dan setelah habis
secara otomatis akan bertambah list IP Address yang dilimitasi.

Selanjutnya melakukan filtering berdasarkan IP Address yang


terdapat pada Address list dengan konfigurasi pada firewall filter
sebagai berikut:

/ip firewall filter


add action=drop chain=forward content=www.facebook.com protocol=tcp src-
address-list=pembatasan-layanan
add action=drop chain=forward content=www.youtube.com protocol=tcp src-
address-list=pembatasan-layanan
add action=drop chain=forward content= www.ruangguru.com protocol=tcp src-
address-list=!pembatasan-layanan
add action=drop chain=forward content= www.zoom.us protocol=tcp src-
address-list=!pembatasan-layanan
4.3. Uji Coba Pengujian Sistem
Pada tahap ini akan diakukan tahapan pengujian konfigurasi yang
telah dibuat sebelumnya

4.3.1 Pengujian Login ke Login Page Mikrotik

Pengujian login ke loginpage mikrotik sebagai berikut :

Gambar 4. 32 Pengujian login ke loginpage mikrotik

Gambar 4.32 menunjukan pengujian login ke loginpage mikrotik


yaitu dengan cara memlih opsi IP kemudiandapat dilanjutkan
dengan memilih opsi Hotspot dan kemudian dapat memiih opsi
Aktif.

Gambar 4. 33 Hasil login

Gambar 4.33 menunjukan hasil login dengan username “testing”


dan memunculkan IP address, Bytes up/down, Connected, Status
refresh dan trakhir tombol Log Out.
Pengujian Speedtest.net Quota 2Gb

Pengujian speedtest.net “Quota2Gb” untuk 1 client dan untuk 3


client sebagai berikut :

Gambar 4. 34 Pengujian speedtest.net “Quota2Gb”

Gambar 4.34 menunjukan pengujian speedtest.net “Quota2Gb”


dengan ping sebesar 19ms, download sebesar 1,96Mbps dan upload
2,05Mbps. Hasil ini menghasilkan konfigurasi dengan limitasi
kecepatan upload dan download sebesar 2Mbps sesuai konfigurasi
sebelumnya.
Tabel 4. 1 Hasil Uji Coba Satu User
Hasil Pengujian speedtest.net “Quota2Gb” untuk 1 user
PERCOBAAN Speedtest.net

Ping Download Upload

Pertama 19 ms 1,96 Mbps 2,05 Mbps

Kedua 4 ms 2,04 Mbps 2.04 Mbps

Ketiga 9 ms 2,00 Mbps 2,04 Mbps

Keempat 6 ms 2,01 Mbps 2,02 Mbps

Kelima 4 ms 1,59 Mbps 2.00 Mbps

Rata-rata 8 ms 1,92 Mbps 2,03 Mbps

Kecepatan 2,04 Mbps 2,05 Mbps


Maksimal

Kecepatan 1,59 Mbps 2 Mbps


Minimal
Dari Tabel 4.1 hasil pengujian untuk 1 (satu) user diatas dari 5 (lima)
kali percobaan, dapat perloleh rata-rata kecepatan download,
kecepatan upload dan ping yang di dapatkan saat mengakses layanan
pada saat satu akun yang tersambung. Diperoleh jumlah maksimum
download bandwidth yang di dapat yaitu sebesar 2,04 Mbps dan
kecepatan download minimal yaitu sebesar 1,59 Mbps sedangankan
jumlah maksimal upload yang didapat yaitu 2,05 Mbps dan minimal
upload yaitu sebesar 2 Mbps. Dengan rata-rata untuk download
sebesar 1,92 Mbps dan untuk Upload sebesar 2,03 Mbps.
Tabel 4. 2 Hasil Uji Coba 3 User
Hasil Pengujian speedtest.net “Quota2Gb” untuk 3 user
PERCO Client 1 Client 2 Client 3
BAAN
Pin Down Upload Ping Down Uploa Ping Down Upload
g load load d load

Pertama 3ms 1,53 1,64 6ms 2,00 0,89 4ms 2,00 1,04
Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps

Kedua 4ms 2,04 1,38 42m 1,76 0,49 32ms 1,09 0,20
Mbps Mbps s Mbps Mbps Mbps Mbps

Ketiga 4ms 1,70 1,01 48m 2,00 1,02 6ms 1,98 0,36
Mbps Mbps s Mbps Mbps Mbps Mbps

Keempat 4ms 1,89 0,61 6ms 2,03 0,64 7ms 2,01 1,36
Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps

Kelima 3ms 2,00 1,69 5ms 2,00 1,69 5ms 2,03 0,57
Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps

Rata- 1,83 1,26 1,95 0,94 1,82 0,70


rata Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps

Kecepata 2,04 1,69 2,03 1,69 2,03 1,36


n Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps
Maksima
l

Kecepata 1,53 0,61 1,76 0,49 1,09 0,20


n Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps
Minimal

Pada Tabel 4.2 Hasil pengujian untuk 3 (tiga) akun yang belum
terkena limitasi dengan 5 kali percobaan didapatkan bahwa
bandwidth maksimal download yang didapat dengan 3 akun yang
aktif bersamaan yaitu sebesar 2,04 Mbps dan bandwitdh download
minimal yang di dapat yaitu sebesar 1,36 Mbps yang di dapat dari
pengujian speedtest.net dan jumlah maksimal untuk upload yang
didapatkan yaitu sebesar 1,76 Mbps sedangkan untuk jumlah
minimal bandwidth untuk upload yaitu sebesar 0,20 Mbps. Sehingga
di peroleh hasil rata-rata untuk download yaitu sebesar 1,86 Mbps
dan untuk upload yaitu 0,96 Mbps.
4.3.2 Pergantian Profile Quota2Gb ke Kuota Habis

Pergantian profile Quota2Gb ke profile QuotaHabis sebegai berikut:

Gambar 4. 35 Pergantian profile

Gambar 4.35 menunjukan pergantian profile Quota2Gb ke profile


QuotaHabis. Status “Paused” pada profile Quota2Gb karna profile
ini sudah tidak aktif dan kemudian berarih ke Status “Active” pada
QuotaHabis karena profile ini sedang berjalan.
4.3.3 Pengujian Speedtes.net QuotaHabis

Pengujian speedtest.net “QuotaHabis” untuk 1 client dan untuk 3


client sebagai berikut:

Gambar 4. 36 Pengujian speedtest.net “QuotaHabis”

Gambar 4.36 menunjukan pengujian speedtest.net “QuotaHabis”


dengan ping sebesar 5ms, download sebesar 0.38Mbps dan upload
0,43Mbps. Hasil ini menghasilkan konfigurasi dengan limitasi
kecepatan upload dan download sebesar 500kbps sesuai konfigurasi
sebelumnya.
Tabel 4. 3 Hasil Pengujian Kuota Habis
Hasil Pengujian speedtest.net “QuotaHabis”

Speedtest.net
PERCOBAAN
Ping Download Upload

Pertama 5 ms 0,38 Mbps 0,43 Mbps

Kedua 6 ms 0,47 Mbps 0,47 Mbps

Ketiga 46 ms 0,47 Mbps 0,51 Mbps

Keempat 9 ms 0,49 Mbps 0,47 Mbps

Kelima 58 ms 0,47 Mbps 0,48 Mbps

Rata-rata 2,48 ms 0,45 Mbps 0,47 Mbps

Kecepatan
0,49 Mbps 0,51 Mbps
Maksimal

Kecepatan
0,38 Mbps 0,43 Mbps
Minimal
Dari tabel 4.3 hasil pengujian kuota habis untuk 1 (satu) user diatas
dari 5 (lima) kali percobaan, dapat peroleh rata-rata kecepatan
download, kecepatan upload dan ping yang di dapatkan saat
mengakses layanan pada saat satu akun yang tersambung. Diperoleh
jumlah maksimum download bandwidth yang di dapat yaitu sebesar
0,49 Mbps dan kecepatan download minimal yaitu sebesar 0,38
Mbps sedangankan jumlah maksimal upload yang didapat yaitu 0,51
Mbps dan minimal upload yaitu sebesar 0,43 Mbps. Dengan rata-
rata untuk download sebesar 0,45 Mbps dan untuk Upload sebesar
0,47 Mbps.
Tabel 4. 4 Pengujian Kuota Habis Untuk 3 User
Hasil Pengujian speedtest.net “Quota2Gb” untuk 3 user

PERCO Client 1 Client 2 Client 3


BAAN
Ping Down Upload Ping Down Uploa Ping Down Upload
load load d load

Pertama 4ms 0,47 0,47 25m 0,42 0,46 25ms 0,52 0,42
Mbps Mbps s Mbps Mbps Mbps Mbps

Kedua 4ms 0,49 0,47 129 0,37 0,45 158 0,34 0,42
Mbps Mbps ms Mbps Mbps ms Mbps Mbps

Ketiga 5ms 0,47 0,50 182 0,30 0,40 158 0,33 0,39
Mbps Mbps ms Mbps Mbps ms Mbps Mbps

Keempat 3ms 0,49 0,48 169 0,27 0,40 141 0,24 0,,46
Mbps Mbps ms Mbps Mbps ms Mbps Mbps

Kelima 4ms 0,49 0,51 172 0,36 0,43 194 0,25 0,40
Mbps Mbps ms Mbps Mbps ms Mbps Mbps

Rata- 0,48 0,48 0,34 0,42 0,33 0,41


rata Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps

Kecepata 0,49 0,51 0,42 0,46 0,52 0,46


n Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps
Maksima
l

Kecepata 0,47 0,47 0,27 0,40 0,24 0,39


n Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps
Minimal
Pada Tabel 4.4 Hasil pengujian untuk 3 (tiga) akun yang belum
terkena limitasi dengan 5 kali percobaan didapatkan bahwa
bandwidth maksimal download yang didapat dengan 3 akun yang
aktif bersamaan yaitu sebesar 0,52 Mbps dan bandwitdh download
minimal yang di dapat yaitu sebesar 0,24 Mbps yang di dapat dari
pengujian speedtest.net dan jumlah maksimal untuk upload yang
didapatkan yaitu sebesar 0,51 Mbps sedangkan untuk jumlah
minimal bandwidth untuk upload yaitu sebesar 0,39 Mbps. Sehingga
di peroleh hasil rata-rata untuk download yaitu sebesar 0,38 Mbps
dan untuk upload yaitu 0,43 Mbps.
4.3.4 Pengujian Pembatasan Layanan pada Konten Website

Pengujian pembatasan layanan pada konten website sebagai berikut:

Gambar 4. 37 tampilan website www.facebook.com

Gambar 4.37 menunjukan tampilan website www.facebook.com,


berdasarkan konfigurasi sebelumnya harusnya pada saat mengakses
website facebook.com tidak bisa menampilkan halaman websitenya,
tapi ada sedikit kendala yang kendala itu akan dimaskan ke saran
penelitian untuk diperbaiki.
Gambar 4. 38 tampilan website www.youtube.com

Gambar 4.38 menunjukan tampilan website www.youtube.com


yang tidak bisa diakses berdasarkan konfigurasi yang dilakukan
sebelumnya. Konfigurasinya bisa diaggap berhasil untuk membatasi
akses saat profile QuotaHabis berjalan.

Gambar 4. 39 tampilan website www.ruangguru.com

Gambar 4.39 menunjukan tampilan website www.ruangguru.com,


yang bisa diakses saat konfigurasi yang dilakukan sebelumnya.
Konfigurasinya bisa diaggap berhasil untuk membatasi akses saat
profile QuotaHabis berjalan hanya untuk situs website
www.ruangguru.com.
Gambar 4. 40 tampilan website www.zoom.us

Gambar 4.40 menunjukan tampilan website www.zoom.us, yang


bisa diakses saat konfigurasi yang dilakukan sebelumnya.
Konfigurasinya bisa diaggap berhasil untuk membatasi akses saat
profile QuotaHabis berjalan hanya untuk situs website
www.zoom.us.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan uji coba terhadap penelitian ini didapatkan
kesimpulan yaitu:
1. Dalam penerapan konfigurasi dengan metode FUP pada mikrotik,
berhasil melakukan pembuatan paket berdasarkan konten dari
masing-masing paket (layanan) serta melakukan limitasi bandwidth
internet.
2. Pada sisi user dalam melakukan akses internet dapat diterapkan
sesuai aturan FUP dengan 3 paket yang dibuat yaitu NORMAL saat
masih kuota 2Gigabyte, sedangkan setelah 2Gigabyte habis maka
hanya bisa mengakses (ruangguru dan zoom) dan tidak bisa
mengakses (facebook dan youtube).
3. Max limit bandwidth yang diterapkan sebesar 2 Mbps yang artinya
pengguna hotspot yang terkoneksi ke jaringan internet tidak akan
menerima bandwidth melebihi dari 2 Mbps, dan terjadi penuruan
kecepatan akses internet setelah kuota 2Gigabyte habis dengan
kecepatan yang dilimit sebesar 500kbps serta masih bisa mengakses
(ruangguru dan zoom) sedangkan tidak bisa mengakses facebook
dan youtube.

5.2 Saran
Dari kesimpulan diatas, dapat memberikan saran-saran sebagai
berikut:
1. Dalam menjalankan sistem ini perlu dilakukan pelatihan dan
workshop kepada operator agar lebih memahami konsep
implementasi FUP.

77
2. Dilakukan uji coba terlebih dahulu untuk paket yang akan dibuat
sebelum disebarluaskan dengan harapan dapat dilakukan
pembenahan serta pengoprasian terhadap layanan hotspot.
3. Ditambahkan blueprint bentuk fisik (kertas) seperti voucher yang
terdapat keterangan berbagai informasi bagi pengguna untuk dapat
melihat status voucher.
4. Versi dari router OS Mikrotik harus menggunakan versi yang
terbaru saat menjalankan pembatasan akses (FUP) menggunakan
usermanager dan firewall
5. Untuk penelitian sebelumnya, terdapat permasalahan yang terjadi
saat konfigurasi untuk pembatasan akses (FUP) ke situs website
www.facebook.com karena masih belum bisa di block setelah
limitasi aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, F., Alfaresi, B., & Yuansyah, R. A. (2018). Jaringan Hotspot Berbasis
Mikrotik Menggunakan Metode Otentikasi Pengguna. Jurnal Surya Energy,
2(2), 167.
Ariyus, D. dan R. A. K. R. (2008). Komunikasi Data. Andi.
Athailah. (2013). Mikrotik untuk Pemula. Media Kita.
Bakti, I. G., & Sumaedi, S. (2018). P-Transqual : a service quality model of public
land transport services. International Journal of Quality & Reliability
Management, 534-558
Didi, S. (2016). Implementasi Queue Tree Untuk Manajemen Bandwidth
Menggunakan Router Board Mikrotik. Cendikia, 12(1), 7.
Fitria, T. S., & Prihanto, A. (2018). Implementasi Generate Voucher Hotspot
Dengan Batasan Waktu ( Time Based ) Dan Kuota ( Quota Based )
Menggunakan User Manager Di Mikrotik Tiara Sukma Fitria Agus Prihanto
Abstrak. Jurnal Manajemen Informatika. Volume 8 Nomor 02 Tahun 2018,
18-24, 8, 18–24.
Fitriastuti, F., & Utomo, D. P. (2014). Implementasi Bandwidth Manajemen dan
Firewall System Menggunakan Mikrotik OS 2.9.27, 4.Jurusan Teknik
Informatika, Universitas Janabadra Yogyakarta.
Frado Pattipeilohy, W. (2016). Analisis dan Perancangan User Manager pada
Mikrotik Router dengan Sistem Pembelian Kredit Voucher. Jurnal Sisfokom
(Sistem Informasi Dan Komputer), 5(1), 64–69.
https://doi.org/10.32736/sisfokom.v5i1.30
Hidayat, Edhy, S., & Uning, L. (2019). Perancangan Dan Implementasi User
Manager Pada Hotspot Mikrotik Menggunakan Metode Queue Tree Tipe Pcq.
Jurnal JARKOM, 7(2), 112–120.
https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/jarkom/article/view/2256
Husain, Anggrawan, A., Santoso, H., Sihotang, H. T., Pyanto, D., & Hidayat, F. R.
(2018). Pengaturan Bandwidth Management Dan Time Limitation Berbasis
User Manajer Mikrotik. Jurnal Mantik Penusa, 2(2), 22–28.
Mulyanta, E. (2005). Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer. Penerbit:
ANDI Yogyakarta
Mustofa, T. A., Sutanta, E., Triyono, J., Informatika, P. S., & Industri, F. T. (2019).
Jurnal Jarkom Vol . 7 No . 2 Desember 2019 Perancangan Dan Implementasi
Sistem Monitoring Jaringan Wi-Fi Menggunakan Mikhmon Online Di Wisma
Muslim Jurnal Jarkom Vol . 7 No . 2 Desember 2019. 7(2), 65–76.
Pangera, A. ali. (2008). Menjadi Administrator Jaringan Nirkabel. ANDI.

79
Priyambodo, T,H.(2005). Jaringan WiFi: Teori dan Implementasi. Yogyakarta:
ANDI.
Riadi, I. (2010). Optimasi Bandwith Menggunakan Traffic Shapping. Jurnal
Informatika, 4(1), 374–375.
Rifauddin, U. (2020). Implementasi Virtual Private Network ( Vpn ). 9008(21),
193–201.
Towidjojo, R. (2012). Mikrotik Kunf Fu Kitab 1. Jasakom.
Wartono, B. S., & Pramono, E. (2019). Analisa Optimasi Penggunaan Bandwidth
Dengan Failover Dan Load Balance Pada Mikrotik. Jurnal Informa : Jurnal
Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat, 5(3), 33–39.
https://doi.org/10.46808/informa.v5i3.142

80

Anda mungkin juga menyukai