SKRIPSI
Oleh:
SKRIPSI
Oleh:
SKRIPSI
Oleh:
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Penulis panjatkan
puji syukur dan terimakasih yang sebesar-besarnya atas rahmat, nikmat,
kebahagiaan serta seluruh anugerah yang telah diberikan kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat terselelsaikan. Shalawat beserta salam juga selalu tercurah kepada
Rasulullah Muhammad SAW. Skripsi yang berjudul “ ANALISIS PENERAPAN
JARINGAN HOTSPOT DENGAN SISTEM FAIR USAGE POLICY (FUP) ” dibuat
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Jurusan
Ilmu Komputer di Universitas Bumigora.
Dengan selesainya skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak – pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Anthony Anggrawan, MT., Ph.D. selaku Rektor Universitas
Bumigora.
2. Ibu Dr. Helna Wardhana, M.Kom, selaku Wakil Rektor I Universitas
Bumigora.
3. Bapak Ahmat Adil, S.Kom., M.Sc, selaku Dekan Fakultas Teknik.
4. Ibu Lilik Widyawati, M.Kom, selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu Komputer.
5. Bapak Raisul Azhar S.T., M.T, selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.
6. Kedua orang tua yang telah memberikan segala jenis dukungan dan doa
sehingga saya mampu mencapai titik ini.
7. Sarjudin (Kakak saya) yang telah memberikan dukungan kepada saya,
sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.
8. Ayu Lestari Handayani yang telah membantu saya dalam mengerjakan skripsi
ini dan memberikan dukungan kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan
skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat saya, teman-teman seperjuangan, yang telah memberikan
bantuan dan memberikan semangat dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
i
Semoga skripsi ini memberikan manfaat kepada kita semua. Penulis sebagai
manusia biasa menyadari dengan sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis senantiasa mengharapkan kritik serta
saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis
berharap semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
ii
iii
IZIN PENGGUNAAN
Skripsi ini merupakan syarat kelulusan pada Program Studi S1 Ilmu Komputer
Universitas Bumigora, dengan ini penulis setuju jika skripsi ini digandakan
(diduplikasi) baik sebagian maupun seluruhnya, ataupun dikembangkan untuk
kepentingan akademis yang disetujui oleh pembimbing penulis, Dekan Fakultas
Teknik, Wakil Rektor I atau Rektor Univeritas Bumigora.
Untuk dimaklumi, bahwa menduplikasi, mempublikasikan atau menggunakan
skripsi ini, maupun bagian-bagiannya dengan tujuan komersial / keuntungan
finansial, tidak diizinkan tanpa adanya izin tertulis dari Universitas Bumigora. Jika
hal ini dilanggar maka Universitas Bumigora akan memberikan sanksi sesuai
dengan hukum yang berlaku.
Penghargaan akademis terkait isi dari skripsi ini adalah pada penulis dan
Universitas Bumigora.
Permintaan izin untuk menduplikasi atau menggunakan materi dari skripsi ini baik
sebagian maupun seluruhnya harus ditujukan pada:
iv
ABSTRAK
v
DAFTAR ISI
vi
2.8.4. Firewall Filter Rules ........................................................................ 22
2.8.5. Address List .................................................................................... 23
2.9. User Manager ......................................................................................... 23
2.10. Hotspot User Manager Mikrotik ......................................................... 25
2.11. Distribusi Sumber Informasi............................................................... 28
1.11.1. Jaringan Terpusat ........................................................................ 28
1.11.2. Jaringan Terdistribusi .................................................................. 28
2.12. Media Transmisi Data yang Digunakan ............................................. 28
2.12.1. Jaringan Berkabel (Wired Network) ............................................ 28
2.12.2. Jaringan Nirkabel (Wireless Network) ........................................ 29
2.13. Peranan dan Hubungan Tiap Komputer Dalam Memproses Data. ..... 29
2.13.1. Client-server ................................................................................ 29
2.13.2. Jaringan Peer to Peer ................................................................... 29
2.14. Manajemen Jaringan ........................................................................... 30
2.15. Wifi (Wireless Fidelity) ...................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 35
3.1. Tahap Analisa ......................................................................................... 35
3.1.1. Pengumpulan Data .......................................................................... 35
3.1.2. Observasi ......................................................................................... 38
3.2. Tahap Perancangan ................................................................................. 38
3.2.1. Rancangan Topologi Jaringan ......................................................... 38
3.2.2. Rancangan Pengalamatan Alamat IP .............................................. 39
3.2.3. Rancangan Alur Kerja Sistem ......................................................... 40
3.2.4. Analisa kebutuhan Perangkat Keras dan Perangkat Lunak............. 41
3.3. Tahap Simulasi (Prototyping) ................................................................ 43
3.3.1. Konfigurasi Dasar Mikrotik ............................................................ 44
3.3.2. Konfigurasi Hotspot Mikrotik ......................................................... 44
3.4. Sekenario Uji Coba ................................................................................ 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 47
4.1. Konfigurasi Dasar Mikrotik ................................................................... 47
4.1.1. Konfigrasi Interface Port Router ..................................................... 47
vii
4.1.2. Konfigurasi IP Address ................................................................... 48
4.1.3. Konfigurasi DHCP Client ............................................................... 48
4.1.4. Konfigurasi DNS ............................................................................. 50
4.1.5. Konfigurasi Firewall NAT .............................................................. 50
4.2. Konfigurasi Hotspot User Manager ....................................................... 52
4.2.1. Konfigurasi Hotspot ........................................................................ 52
4.2.2. Konfigurasi Fitur Enable Hotspot Radius ....................................... 54
4.2.3. Konfigurasi Radius Server .............................................................. 55
4.2.4. Konfigurasi Dasar Usermanager dengan Webfig ........................... 57
4.2.5. Konfigurasi Limitasi Pada Usermanager Mikrotik ......................... 59
4.2.6. Konfigurasi User Data FUP pada Usermanager ............................. 64
4.2.7. Konfigurasi Pembatasan Layanan pada Firewall ............................ 67
4.3. Uji Coba Pengujian Sistem..................................................................... 68
4.3.1 Pengujian Login ke Login Page Mikrotik ....................................... 68
4.3.2 Pergantian Profile Quota2Gb ke Kuota Habis ................................ 71
4.3.3 Pengujian Speedtes.net QuotaHabis ............................................... 72
4.3.4 Pengujian Pembatasan Layanan pada Konten Website .................. 74
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 77
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 77
5.2 Saran ....................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 79
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Internet adalah suatu sistem jaringan komunikasi banyak komputer
yang terhubung tanpa batas waktu maupun tempat, sehingga dapat
berkomunitas jaringan global. Layanan internet harus sudah terhubung
dengan jaringan yang memerlukan perangkat pendukung untuk
menghubungkan ke jaringan internet (Hidayat et al., 2019). Dalam
penggunaan internet yang tinggi membuat pengguna hotspot menjadi
pilihan utama walaupun teknologi wireless masih belum mampu
mengalahkan teknologi wired. Di era sekarang penggunaan jaringan
komputer menggunakan Wifi sudah banyak ditemukan diberbagai tempat,
misalnya diperkantoran, kolahan, kafe dan sangat leluasa pengguna untuk
mengakses internet.
Wifi yaitu standar Wireless Netwoking tanpa kabel, dengan
komponen yang dapat terkoneksi pada jaringan (Hidayat et al., 2019).Wi-
Fi penghantar komunikasi data tanpa kabel yang dapat digunakan
berkomunikasi dan mentransfer program data. Wi-Fi dapat juga diartikan
sebagai teknologi yang memanfaatkan peralatan elektronik yang mampu
bertukar data gelombang radio (nirkabel) melalui sebuah jaringan
komputer.
Dalam penggunaan internet tersebut sering terkendala dikarenakan
pembatasan jumlah pemakaian paket data (quota) yang di sebut Fair Usage
Policy (FUP). Kecepatan koneksi internet akan menurun apabila
pemakaian melebihi kuota yang telah ditentukan sesuai dengan jenis
langganan yang digunakan. Berdasarkan kebijakan yang diterapkan
mengenai Fair Usage Policy (FUP) sangat mempengaruhi kestabilan
dalam akses internet, karena terbatas speed dan kuota berdasarkan jumlah
data yang digunakan. Untuk menghemat quota agar tidak cepat terkena
FUP tersebut maka dilakukan limitasi ke client hotspot dengan manajemen
1
2
1.4.1. Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menerapkan layanan
sistem fair usage policy (FUP) pada mikrotik dengan memberikan
limitasi penggunaan bandwith pada layanan tertentu agar
penggunaan internet dapat digunakan dengan optimal dan tidak
melebihi pemakaian yang berlebihan.
1.4.2. Manfaat
a. Bagi penulis, menambah dan memperdalam pengetahuan
tentang membangun private cloud storage berbasis seafile dan
pydio.
b. Bagi pengembang ilmu, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan
bahan referensi bagi mahasiswa lain mengenai private cloud
storage.
c. Bagi masyarakat, dapat dijadikan referensi untuk kedepannya
jika ingin membangun private cloud storage pribadi ataupun
perusahaan.
Dari 6 tahapan yang sudah ada, penulis hanya menggunakan 3 tahapan yaitu :
1. Analysis
Pada tahap ini dilakukan analisa kebutuhan sistem, analisa
permasalahan, kebutuhan perangkat keras (hardware) dan
kebutuhan perangkat lunak (software) bertujuan untuk
mengidentifikasi masalah dan kebutuhan spesifik sistem yang
akan dilakukan sistem ketika diimplementasikan.
2. Design
Tahap ini terdiri dari 4 (empat) bagian yaitu topologi rancangan
jaringan ujicoba, rancangan pengalamatan IP address, rancangan
diagram alir konfigurasi.
3. Simulation and Prototyping
Pada tahap ini dilakukan instalasi dan konfigurasi serta uji coba.
Uji coba terdiri dari dua bagian yaitu verifikasi konfigurasi dan uji
coba limitasi akses berbasis skenario pada sistem fair usage policy
(fup) yang diteliti.
6
7
Uplink digunakan ketika mengirim data lewat jaringan komputer/
internet, data ini bisa berupa text, audio, video, gambar dll. Seperti
saat menulis status ke facebook atau menulis komentar ke blog,
unggah gambar ke instagram, kirim foto ke temen, upload video ke
youtube, dll. Penggunaan uplink tidak begitu besar dibandingkan
penggunaan downlink oleh sebab itu kecepatan uplink tidak pernah
ditulis jelas di iklan penjualan layanan Internet (ISP).
2. Bandwidth Downlink (Batas Kecepatan Download)
Download adalah proses ketika mengambil data (gambar, text,
video, dll) ke komputer menggunakan jaringan komputer atau
internet. ketika kamu browsing kamu sudah melakukan kegiatan
download, karena komputer /perangkat yang gunakan sudah
mengambil data (gambar dan text) dari internet, pada umumnya
download hanya diartikan ketika mengambil file music dan video
dari internet.
Downlink digunakan untuk mengambil data menggunakan jaringan
komputer internet, seperti disaat sedang menonton youtube,
download music, gambar, mencari artikel dll.
Bandwidth yang tertera ketika melihat ” iklan penjualan Internet”
adalah bandwidth downlink, sedangkan uplinknya tidak
dicantumkan, karena user biasa lebih memerlukan bandwidth
downlink daripada uplink. Uplink yang besar hanya diperlukan oleh
server dan kalangan tertentu untuk mengupload file agar lebih cepat.
Sebagai contoh youtuber biasanya membutuhkan upload yang besar
untuk memepercepat proses upload video yang buat.
Bandwidth adalah jumlah trafik informasi yang bisa melewati suatu koneksi
jaringan pada periode waktu tertentu. Bandwidth adalah faktor yang
penting yang digunakan untuk menganalisis performance jaringan,
mendesain jaringan baru, dan memahami internet. Unit dasar bandwidth
adalah bits per second (bps).
Berikut adalah beberapa pengertian bandwidth menurut ahli:
1. Menurut Tanenbaum (2003, p88), bandwidth adalah jarak dari
frekuensi yang ditransmisikan tanpa menyebabkan signal menjadi
lemah.
2. Menurut Setiawan (2013), bandwidth adalah suatu ukuran dari
banyaknya informasi yang dapat mengalir dari suatu tempat ke
tempat lain dalam suatu waktu tertentu. Bandwidth dapat
diibaratkan sebagai sebuah pipa air memiliki diameter tertentu.
Semakin besar bandwidth, maka semakin banyak pula air yang
dapat mengalir di dalam pipa tersebut.
3. Menurut (Riadi, 2010), bandwidth merupakan suatu ukuran dari
banyaknya informasi yang dapat mengalir dari suatu tempat ke
tempat lain dalam suatu waktu tertentu. Bit atau binery digit adalah
basis angka yang terdiri dari angka 0 dan 1 dimana satuan ini
menggambarkan berapa banyak jumlah bit (angka 0 dan 1) yang
dapat mengalir dari satu tempat ke tempat lain dalam 1 detik melalui
sebuah media. Bandwidth juga biasa disebut sebagai data transfer
atau traffic yang artinya adalah kapasitas atau daya tampung media
transmisi agara dapat dilewati traffic packet dalam jumlah tertentu.
Bandwidth juga dapat dikatan sebagai data yang keluar (upload) dan
masuk (download).
Menurut (Riadi, 2010) traffic bandwidth secara umum dikelompokkan
menjadi dua jenis yaitu:
1. Upstream adalah bandwisth yang diguakan saat pengguna
melakukan upload (mengirim atau mengunggah) sebuah
dokumen.
2. Downstream adalah bandwisth yang digunakan saat pengguna
melakukan download (menerima atau mengunduh) sebuah
dokumen.
Secara umum, bandwidth dapat diandaikan sebagai sebuah pipa air yang
memiliki diameter tertentu. Semakin besar bandwidth, semakin besar pula
diameter pita tersebut sehingga kapasitas volume air (dalam hal ini air
merupakan data dalam arti sebenarnya) dapat meningkat. Semakin besar
bandwidth suatu media, semakin tinggi kecepatan data yang dapat
dilaluinya.
2.3. Jaringan Komputer
Jaringan komputer adalah hubungan dua tali simpul (umumnya
berupa komputer) atau lebih yang bertujuan untuk melakukan pertukaran
data dan dalam praktiknya jaringan komputer memungkinkan untuk
melakukan berbagi perangkat lunak, perangkat keras, dan berbagi kekuatan
pemrosesan. Jaringan komputer mengintegrasikan sistem yang terdiri dari
berbagai komputer yang berserta sumber dayanya yang didesain agar dapat
menggunakan sumber daya yang ada, sehingga dapat mengakses informasi
yang diperlukan (Rifauddin, 2020) .
Jaringan komputer merupakan suatu kelompok komputer otonom
yang dihubungkan antara satu dengan lainnya menggunakan protokol
komunikasi melalui media transmisi data atau media komunikasi, sehingga
saling dapat berbagi data informasi, program-program, penggunaan
bersama perangkat keras seperti printer, hardisk, dan sebagainya
(Rifauddin, 2020).
Jaringan komputer bisa juga berupa sekumpulan komputer dalam
satu lokasi tertentu dan dihubungkan menggunakan media tertentu, seperti
kabel jaringan atau teknologi berupa wireless, bahkan hingga jaringan besar
yang seperti internet yang menggunakan satelit. Jaringan komputer yang
dibentuk akan bisa digunakan untuk memindahkan suatu data, suara bahkan
video antar komputer. Jaringan komputer ini disusun atas beberapa bagian,
yang pertama adalah komputer itu sendiri dan yang lainnya adalah media
koneksi seperti kabel tembaga, UTP, coaxial atau fiber optic dan peranti
lainnya seperti hub, switch, dan router (Rifauddin, 2020).
2.4. Perlengkapan Jaringan
Perlengkapan jaringan komputer yaitu peralatan yang dapat
digunakan untuk membantu dalam pembuangan atau bangun jaringan
komputer. Berikut perlengkapan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
2.4.1. Kabel UTP
Unshielded twisted-pair (UTP) adalah sebuah jenis kabel
jaringan yang menggunakan bahan dasar tembaga, yang tidak
dilengkapi dengan shield internal. UTP merupakan jenis kabel yang
paling umum yang sering digunakan di dalam LAN, karena
memang harganya yang cukup terjangkau, fleksibel dan kinerja
yang ditunjukkannya relatif bagus. Dalam kabel UTP, terdapat
insulasi satu lapis yang melindungi kabel dari ketegangan fisik atau
kerusakan, tidak seperti kabel Shielded Twisted-pair (STP), insulasi
tersebut tidak melindungi kabel dari interferensi elektromagnetik.
Kabel UTP memiliki impedansi kira-kira 100 Ohm dan tersedia
dalam beberapa kategori yang tertentu dari kemampuan transmisi
data yang dimilikinya.
2.4.2. Access Point
Access point (titik akses), disingkat AP, barangkali
merupakan piranti LAN nirkabel urutan kedua terpenting setelah
kartu PC nirkabel yang akan sering anda jumpai sebagai seorang
administrator LAN nirkabel. Sebagai diisyaratkan oleh namanya,
AP memberikan titik akses terhadap suatu jaringan kepada client.
AP ini berupa piranti half-duplex yang dilengkapi dengan
intelegensi yang setara dengan intelegensi pada ethernet switch
yang canggih (Pangera, 2008)
Komponen yang dimiliki access point adalah
antena dan transceiver, dua komponen access point ini berfungsi
untuk memancarkan dan menerima sinyal internet dari client server
ataupun sinyal yang menuju client server. Umumnya, access point
akan disambungkan dengan perangkat keras seperti router, hub,
atau switch melalui kabel ethernet supaya dapat memancarkan
sinyal.
Kelebihan yang didapatkan ketika menggunakan access
point adalah sinyal wifi yang dipancarkan dapat menjangkau semua
ruangan walaupun terhalang tembok atau sekat antar ruang.
Fungsi access point adalah mengizinkan atau menolak
perangkat untuk terhubung dengan jaringan lokal yang sama. access
point adalah sebagai penyebar sinyal internet kepada perangkat
yang terhubung melalui gelombang radio. Access point adalah
penghubung antar jaringan, yaitu jaringan lokal yang memakai
kabel dengan jaringan nirkabel seperti wifi, wireless, bluetooth dan
lain sebagainya. Bisa dipakai untuk mengatur akses yang ada di
suatu perangkat berdasarkan MAC address, sebagai Dynamic
Host Configuration Protocol (DHCP) server. Access point juga
dapat digunakan untuk mengatur IP address secara otomatis
terhadap perangkat yang terhubung. Dengan dilengkapi fitur
keamanan WEP atau WAP yang biasa disebut shared key-
authentication, access point dapat digunakan sebagai pengaman.
Access point bekerja saat ada perangkat yang mencoba
mengakses jaringan. Biasanya pada layar smartphone akan muncul
notifikasi yang berisi permintaan pengisian sandi. Selanjutnya
access point akan mengatur agar perangkat tersebut bisa terhubung
dengan cara mencocokan apakah sandi yang dimasukan ke access
point sudah benar atau belum. Apabila sandi yang dimasukan sudah
tepat maka akan memberikan alamat IP ke perangkat supaya bisa
terhubung ke jaringan. Access point menyediakan koneksi antara
jalur data sinyal RF (Radio Frekuensi) yang dibentuk oleh wifi
dengan jalur data elektrik pada kabel Ethernet.
Tipe-tipe access point:
2. Repeater Mode
3. Bridge Mode
Cara kerja dari bridge mode ini dengan dengan membuat dua
jaringan individu dalam satu internet untuk dua grup. Bridge mode
ini menggunakan jaringan nirkabel dan menyebarnya dengan
menggunakan SSID serta password yang sama. Bridge mode ini
mendukung tempat- tempat seperti restoran,kantor bahkan rumah
yang menyediakan layanan internet tanpa harus menggunakan sandi.
4. Client Mode
Dengan mode ini anda dapat berbagi satu koneksi internet kabel
ke beberapa client. Pada mode ini hanya ada satu port WAN (Wide
Area Network) yang mendukung beberapa jenis koneksi. Maka
apabila anda melakukan akses internet dari modem kabel yang
disediakan untuk satu user saja, wireless router mode ini adalah
pilihan yang tepat.
2. Connection Byte
Fungsi dari connection byte adalah sebagai capture untuk paket
koneksi dengan besaran tertentu (byte) (Paul, 2014). Dengan
connection byte, dapat dibedakan antara paket browsing dengan
paket download berdasarkan besaran paket yang diakses. Apabila
paket yang di request belum mencapai kriteria yang ditentukan
maka paket tersebut tidak akan di capture oleh mangle, dengan
menggunakan cara diatas maka trafik browsing dan trafik download
dapat dibedakan.
3. Content
Dengan menggunakan fitur content yang terdapat pada firewall
mangle, dapat dilakukan capture paket berdasarkan alamat website
tertentu (Paul, 20014). Dengan menggunakan fitur ini sangat
memudahkan apabila ingin melakukan capture paket pada salah satu
alamat website dan tidak mempengaruhi capture paket ke alamat
website lainnya. Namun kekurangan dari fitur ini adalah
keterbatasan alamat website dalam satu mangle.
35
Tabel 3. 1 Tabel Jurnal Ilmiah Terkait
No Penulis Tahun Judul Pembahasan
47
4.1.2. Konfigurasi IP Address
Konfigurasi pengalamatan IP Address pada masing-masing port
yang digunakan sebagai berikut:
Gambar 4.3 terlihat pada bagian interface yang dipilih yaitu ether1-
internet yaitu sebagai penerima sumber internet yang diberikan oleh
isp yang nantinya akan disebarkan lagi di interface lain yang ada di
port mikrotik.
Pertama 3ms 1,53 1,64 6ms 2,00 0,89 4ms 2,00 1,04
Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps
Kedua 4ms 2,04 1,38 42m 1,76 0,49 32ms 1,09 0,20
Mbps Mbps s Mbps Mbps Mbps Mbps
Ketiga 4ms 1,70 1,01 48m 2,00 1,02 6ms 1,98 0,36
Mbps Mbps s Mbps Mbps Mbps Mbps
Keempat 4ms 1,89 0,61 6ms 2,03 0,64 7ms 2,01 1,36
Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps
Kelima 3ms 2,00 1,69 5ms 2,00 1,69 5ms 2,03 0,57
Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps
Pada Tabel 4.2 Hasil pengujian untuk 3 (tiga) akun yang belum
terkena limitasi dengan 5 kali percobaan didapatkan bahwa
bandwidth maksimal download yang didapat dengan 3 akun yang
aktif bersamaan yaitu sebesar 2,04 Mbps dan bandwitdh download
minimal yang di dapat yaitu sebesar 1,36 Mbps yang di dapat dari
pengujian speedtest.net dan jumlah maksimal untuk upload yang
didapatkan yaitu sebesar 1,76 Mbps sedangkan untuk jumlah
minimal bandwidth untuk upload yaitu sebesar 0,20 Mbps. Sehingga
di peroleh hasil rata-rata untuk download yaitu sebesar 1,86 Mbps
dan untuk upload yaitu 0,96 Mbps.
4.3.2 Pergantian Profile Quota2Gb ke Kuota Habis
Speedtest.net
PERCOBAAN
Ping Download Upload
Kecepatan
0,49 Mbps 0,51 Mbps
Maksimal
Kecepatan
0,38 Mbps 0,43 Mbps
Minimal
Dari tabel 4.3 hasil pengujian kuota habis untuk 1 (satu) user diatas
dari 5 (lima) kali percobaan, dapat peroleh rata-rata kecepatan
download, kecepatan upload dan ping yang di dapatkan saat
mengakses layanan pada saat satu akun yang tersambung. Diperoleh
jumlah maksimum download bandwidth yang di dapat yaitu sebesar
0,49 Mbps dan kecepatan download minimal yaitu sebesar 0,38
Mbps sedangankan jumlah maksimal upload yang didapat yaitu 0,51
Mbps dan minimal upload yaitu sebesar 0,43 Mbps. Dengan rata-
rata untuk download sebesar 0,45 Mbps dan untuk Upload sebesar
0,47 Mbps.
Tabel 4. 4 Pengujian Kuota Habis Untuk 3 User
Hasil Pengujian speedtest.net “Quota2Gb” untuk 3 user
Pertama 4ms 0,47 0,47 25m 0,42 0,46 25ms 0,52 0,42
Mbps Mbps s Mbps Mbps Mbps Mbps
Kedua 4ms 0,49 0,47 129 0,37 0,45 158 0,34 0,42
Mbps Mbps ms Mbps Mbps ms Mbps Mbps
Ketiga 5ms 0,47 0,50 182 0,30 0,40 158 0,33 0,39
Mbps Mbps ms Mbps Mbps ms Mbps Mbps
Keempat 3ms 0,49 0,48 169 0,27 0,40 141 0,24 0,,46
Mbps Mbps ms Mbps Mbps ms Mbps Mbps
Kelima 4ms 0,49 0,51 172 0,36 0,43 194 0,25 0,40
Mbps Mbps ms Mbps Mbps ms Mbps Mbps
5.2 Saran
Dari kesimpulan diatas, dapat memberikan saran-saran sebagai
berikut:
1. Dalam menjalankan sistem ini perlu dilakukan pelatihan dan
workshop kepada operator agar lebih memahami konsep
implementasi FUP.
77
2. Dilakukan uji coba terlebih dahulu untuk paket yang akan dibuat
sebelum disebarluaskan dengan harapan dapat dilakukan
pembenahan serta pengoprasian terhadap layanan hotspot.
3. Ditambahkan blueprint bentuk fisik (kertas) seperti voucher yang
terdapat keterangan berbagai informasi bagi pengguna untuk dapat
melihat status voucher.
4. Versi dari router OS Mikrotik harus menggunakan versi yang
terbaru saat menjalankan pembatasan akses (FUP) menggunakan
usermanager dan firewall
5. Untuk penelitian sebelumnya, terdapat permasalahan yang terjadi
saat konfigurasi untuk pembatasan akses (FUP) ke situs website
www.facebook.com karena masih belum bisa di block setelah
limitasi aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, F., Alfaresi, B., & Yuansyah, R. A. (2018). Jaringan Hotspot Berbasis
Mikrotik Menggunakan Metode Otentikasi Pengguna. Jurnal Surya Energy,
2(2), 167.
Ariyus, D. dan R. A. K. R. (2008). Komunikasi Data. Andi.
Athailah. (2013). Mikrotik untuk Pemula. Media Kita.
Bakti, I. G., & Sumaedi, S. (2018). P-Transqual : a service quality model of public
land transport services. International Journal of Quality & Reliability
Management, 534-558
Didi, S. (2016). Implementasi Queue Tree Untuk Manajemen Bandwidth
Menggunakan Router Board Mikrotik. Cendikia, 12(1), 7.
Fitria, T. S., & Prihanto, A. (2018). Implementasi Generate Voucher Hotspot
Dengan Batasan Waktu ( Time Based ) Dan Kuota ( Quota Based )
Menggunakan User Manager Di Mikrotik Tiara Sukma Fitria Agus Prihanto
Abstrak. Jurnal Manajemen Informatika. Volume 8 Nomor 02 Tahun 2018,
18-24, 8, 18–24.
Fitriastuti, F., & Utomo, D. P. (2014). Implementasi Bandwidth Manajemen dan
Firewall System Menggunakan Mikrotik OS 2.9.27, 4.Jurusan Teknik
Informatika, Universitas Janabadra Yogyakarta.
Frado Pattipeilohy, W. (2016). Analisis dan Perancangan User Manager pada
Mikrotik Router dengan Sistem Pembelian Kredit Voucher. Jurnal Sisfokom
(Sistem Informasi Dan Komputer), 5(1), 64–69.
https://doi.org/10.32736/sisfokom.v5i1.30
Hidayat, Edhy, S., & Uning, L. (2019). Perancangan Dan Implementasi User
Manager Pada Hotspot Mikrotik Menggunakan Metode Queue Tree Tipe Pcq.
Jurnal JARKOM, 7(2), 112–120.
https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/jarkom/article/view/2256
Husain, Anggrawan, A., Santoso, H., Sihotang, H. T., Pyanto, D., & Hidayat, F. R.
(2018). Pengaturan Bandwidth Management Dan Time Limitation Berbasis
User Manajer Mikrotik. Jurnal Mantik Penusa, 2(2), 22–28.
Mulyanta, E. (2005). Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer. Penerbit:
ANDI Yogyakarta
Mustofa, T. A., Sutanta, E., Triyono, J., Informatika, P. S., & Industri, F. T. (2019).
Jurnal Jarkom Vol . 7 No . 2 Desember 2019 Perancangan Dan Implementasi
Sistem Monitoring Jaringan Wi-Fi Menggunakan Mikhmon Online Di Wisma
Muslim Jurnal Jarkom Vol . 7 No . 2 Desember 2019. 7(2), 65–76.
Pangera, A. ali. (2008). Menjadi Administrator Jaringan Nirkabel. ANDI.
79
Priyambodo, T,H.(2005). Jaringan WiFi: Teori dan Implementasi. Yogyakarta:
ANDI.
Riadi, I. (2010). Optimasi Bandwith Menggunakan Traffic Shapping. Jurnal
Informatika, 4(1), 374–375.
Rifauddin, U. (2020). Implementasi Virtual Private Network ( Vpn ). 9008(21),
193–201.
Towidjojo, R. (2012). Mikrotik Kunf Fu Kitab 1. Jasakom.
Wartono, B. S., & Pramono, E. (2019). Analisa Optimasi Penggunaan Bandwidth
Dengan Failover Dan Load Balance Pada Mikrotik. Jurnal Informa : Jurnal
Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat, 5(3), 33–39.
https://doi.org/10.46808/informa.v5i3.142
80