Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya
sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui
media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan
akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila dikemudian hari
terdapat pelanggaran atas pernyataan diatas, saya bersedia bertanggung jawab dan
menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
SUMBER : https://www.modalrakyat.id/blog/laporan-perubahan-modal
2. Berikut ini adalah kondisi neraca PT. A dan PT. B yang sudah dimasukkan ke
dalam persentase :
b) Jelaskan kriteria suatu perusahaan dikatakan berada dalam kondisi aman dan
tidak aman
Untuk kondisi perusahaan yang aman, dapat dilihat dari komposisi masing-masing
aktiva, utang, dan modalnya. Untuk kondisi aman, komposisinya sebagai berikut.
Agar suatu perusahaan dikatakan dalam kondisi yang aman, perusahaan tersebut
harus menunjukkan
1) tingkat pengembalian yang rendah;
2) dasar modal yang besar;
3) Pertumbuhan yang lambat;
4) utang dan aktiva jangka pendek sedikit.
Sementara itu, kriteria suatu perusahaan dikatakan dalam kondisi tidak aman:
1) tingkat pencairan aktiva yang tinggi (aktiva sulit dicairkan nilainya);
2) aktiva jangka panjang tinggi;
3) dana dari luar lebih dari 50% bisnis;
4) dasar modal kecil;
5) pertumbuhan yang tinggi;
6) pendapatan sangat fluktuatif.
Sebagai catatan, rasio tersebut tergantung dari jenis usahanya atau bidang usaha
masing-masing. Hal ini disebabkan setiap jenis usaha, misalnya antara perusahaan
jasa dan perusahaan nonjasa, biasanya terdapat perbedaan dalam komposisi
keuangannya karena masing-masing perusahaan memiliki karakteristik tersendiri.
Rumus untuk mencari rasio lancar atau current rasio yang dapat digunakan sebagai
berikut.
Artinya jumlah aktiva lancar sebanyak 1,4 kali utang lancar atau setiap 1 rupiah
utang lancar dijamin oleh 1,4 rupiah harta lancar atau 1,4 : 1 antara aktiva lancar
dengan utang lancar.
Artinya, jumlah aktiva lancar sebanyak 1,7 kali utang lancar, setiap 1 rupiah utang
lancar dijamin oleh Rp1,7 harta lancar, atau 1,7 : 1 antara aktiva lancar dan utang
lancar. Jika rata-rata industri untuk current ratio adalah dua kali, keadaan perusahaan
untuk tahun 2018 dan 2019 berada dalam kondisinya kurang baik jika dibandingkan
dengan perusahaan lain karena rasionya masih di bawah rata-rata industri.
Untuk mencari quick ratio, diukur dari total aktiva lancar, kemudian dikurangi
dengan nilai sediaan. Terkadang perusahaan juga memasukkan biaya yang dibayar di
muka jika memang ada dan dibandingkan dengan seluruh utang lancar.
Rumus untuk mencari rasio cepat (quick ratio) dapat digunakan sebagai berikut :
Quick Ratio (Acid Test Ratio) = Rp. 86.542.916 – Rp. 26.627.729 = 0,97 Kali
Rp. 61.734.197
Jika rata-rata industri untuk quick ratio adalah 1,5 kali, keadaan perusahaan lebih
baik dari perusahaan lain. Kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak harus
menjual sediaan apabila hendak melunasi utang lancar, tetapi dapat menjual surat
berharga atau penagihan piutang.
Demikian pula sebaliknya, jika rasio perusahaan di bawah rata-rata industri, keadaan
perusahaan lebih buruk dari perusahaan lain. Hal ini menyebabkan perusahaan harus
menjual sediaannya untuk melunasi pembayaran utang lancar. Padahal, menjual
sediaan untuk harga yang normal relatif sulit, kecuali perusahaan menjual di bawah
harga pasar yang tentunya, bagi perusahaan, jelas menambah kerugian.
Dari hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa rasio perusahaan di bawah
rata-rata industri, keadaan perusahaan lebih buruk dari perusahaan lain. Hal ini
dikarenakan pada tahun 2018 dan tahun 2019 hasil perhitungan quick ratio kurang
dari 1,5 kali yaitu pada tahun 2018 sebesar 0,97 kali dan 2019 sebesar 1,19 kali.
Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan
antara total utang dan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva
perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh
terhadap pengelolaan aktiva.
Dari hasil pengukuran, apabila rasionya tinggi (artinya pendanaan dengan utang
semakin banyak), semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan
pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya
dengan aktiva yang dimilikinya. Demikian pula apabila rasionya rendah, semakin
kecil perusahaan dibiayai dengan utang. Standar pengukuran untuk menilai baik
tidaknya rasio perusahaan digunakan rasio rata-rata industri yang sejenis. Rumus
untuk mencari debt ratio sebagai berikut.
Rasio ini menunjukkan bahwa 26% pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang
untuk tahun 2018. Artinya, setiap Rp100,00 pendanaan perusahaan, sebesar Rp26,00
dibiayai dengan utang dan sebesar Rp74,00 disediakan oleh pemegang saham.
Rasio ini menunjukkan bahwa sekitar 20% pendanaan perusahaan dibiayai dengan
utang untuk tahun 2019. Artinya, setiap Rp100,00 pendanaan perusahaan, sebesar
Rp20,00 dibiayai dengan utang dan sebesar Rp80,00 disediakan oleh pemegang
saham.
Jika rata-rata industri 35%, yang artinya maksimal pendanaan perusahaan dibiayai
oleh hutang 35%, maka perusahaan diatas masih tergolong bagus karena perusahaan
hanya dibiayai oleh hutang sebesar 26% pada tahun 2018 dan 20% pada tahun 2019.
debt to asset ratio perusahaan masih di atas rata-rata industri.
c) Rasio Aktivitas : Inventory Turnover (ITO) dan Total Asset Turn Over
(TATO)
Perputaran sediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali
dana yang ditanam dalam sediaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode.
Rasio ini dikenal dengan nama rasio perputaran sediaan (inventory turn over). Dapat
diartikan pula bahwa perputaran sediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa
kali jumlah barang sediaan diganti dalam satu tahun. Semakin kecil rasio ini maka
semakin buruk, demikian pula sebaliknya.
Cara menghitung rasio perputaran sediaan dilakukan dengan dua cara. Pertama,
membandingkan antara harga pokok barang yang dijual dan nilai sediaan. Kedua,
membandingkan antara penjualan dan nilai sediaan. Apabila rasio yang diperoleh
tinggi, ini menunjukkan perusahaan bekerja secara efisien dan likuid persediaan
semakin baik. Demikian pula apabila perputaran sediaan rendah, itu berarti
perusahaan bekerja secara tidak efisien atau tidak produktif dan banyak barang
sediaan yang menumpuk. Hal ini akan mengakibatkan investasi dalam tingkat
pengembalian yang rendah.
Rumusan untuk mencari inventory turn over dapat digunakan dengan dua cara
berikut.
Menurut J. Fred Weston rasio ini menunjukkan 31 kali sediaan barang dagangan
diganti dalam satu tahun. Apabila rata-rata industri untuk inventory turn over adalah
20 kali, ini berarti inventory turn over lebih baik. Perusahaan tidak menahan sediaan
dalam jumlah yang berlebihan (tidak produktif).
Kemudian, untuk mengetahui berapa hari rata-rata sediaan tersimpan dalam gudang,
dapat dicari dengan cara membagikan jumlah hari dalam satu tahun dibagi
perputaran sediaan seperti berikut.
Perputaran sediaan dalam hari dari rata-rata industri dapat dicari 365/20, yaitu 18,2
atau sama dengan 19 hari. Ini berarti terdapat kecepatan perubahan sediaan menjadi
piutang satu hari.
Menurut J. Fred Weston rasio ini menunjukkan 26 kali sediaan barang dagangan
diganti dalam satu tahun. Apabila rata-rata industri untuk inventory turn over adalah
20 kali, ini berarti inventory turn over lebih baik. Perusahaan tidak menahan sediaan
dalam jumlah yang berlebihan (tidak produktif).
Kemudian, untuk mengetahui berapa hari rata-rata tersimpan dalam gudang, dapat
dicari dengan cara membagikan jumlah hari dalam satu tahun dibagi perputaran
sediaan seperti berikut.
Perputaran sediaan dalam hari dari rata-rata industri dapat diperoleh dari 365/20.
Hasilnya adalah 18,2 hari atau sama dengan 19 hari. Ini berarti terdapat kecepatan
perubahan sediaan menjadi piutang satu hari.
Total asset turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran
semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang
diperolah dari tiap rupiah aktiva.
Total assets turn over = Rp. 833.065.620 = 1,493 kali dibulatkan 1,49 kali
Rp. 557.762.382
Perputaran total aktiva tahun 2018 sebanyak 1,49 kali. Artinya, setiap Rp1,00 aktiva
tetap dapat menghasilkan Rp1,49 penjualan.
Total assets turn over = Rp. 798.060.616 = 1,446 kali dibulatkan 1,45 kali
Rp. 551.793.922
Perputaran total aktiva tahun 2019 sebanyak 1,45 kali. Artinya, setiap Rp1,00 aktiva
tetap dapat menghasilkan Rp1,45 penjualan.
Profit margin on sales atau ratio profit margin atau margin laba atas penjualan
merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas
penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah membandingkan laba bersih setelah
pajak dengan penjualan bersih. Rasio ini juga dikenal dengan nama profit margin.
Terdapat dua rumus untuk mencari profit margin sebagai berikut.
Margin laba kotor menunjukkan laba yang relatif terhadap perusahaan, dengan
cara penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan. Rasio ini merupakan cara
untuk penetapan harga pokok penjualan.
Profit Margin on Sales = Rp. 833.065.620 – Rp. 429.335.102 = 0,484 atau 48%
Rp. 833.065.620
Profit Margin on Sales = Rp. 798.060.616 – Rp. 394.741.717 = 0,505 atau 51%
Rp. 798.060.616
Jika rata-rata industri untuk profit margin adalah 30%, margin laba perusahaan
tahun 2018 dan tahun 2019 dikatakan baik karena berada di atas rata-rata
industri.
Net profit margin on sales = Earning After Interest and Tax (EAIT)
Penjualan (Sales)
Jika rata-rata industri untuk net profit margin adalah 20%, margin laba
perusahaan tahun 2018 sebesar 11,3% dan tahun 2019 sebesar 8,76% dikatakan
kurang baik karena masih di bawah rata-rata industri. Ini juga dapat berarti
bahwa harga barang-barang perusahaan ini relatif rendah, biaya-biayanya relatif
tinggi, atau keduanya. Hasil kedua tahun ini juga menunjukkan adanya
penurunan rasio yang cukup besar dari tahun 2018 ke tahun 2019, yaitu 2,54%,
dan hal ini perlu dicari tahu penyebabnya karena sangat membahayakan
perusahaan.
Dari hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa margin laba kotor dalam
keadaan baik meskipun mengalami penurunan, sedangkan margin laba bersih
dalam keadaan tidak baik dan justru turun sangat drastis. Hal ini berarti
kemungkinan meningkatnya biaya tidak langsung yang relatif tinggi terhadap
penjualan atau mungkin karena beban pajak yang juga tinggi untuk periode
tersebut.
Dari perhitungan menggunakan rumus ROA di atas, bisa terlihat tahun 2018 kalah
efisien ketimbang tahun 2019. ROA pada tahun 2018 sebesar 17 persen sementara
tahun 2019 sebesar 21,6 persen.
4. Tingkat likuiditas berdasarkan Current Ratio pada 31 Desember 2019 adalah 0,99
kali. Perusahaan akan melunasi utang kepada supplier sebesar Rp 150.000.000
perusahaan membayar utang tersebut dengan uang kas sebesar 45.000.000, dan
sisanya berasal dari sumber di luar perusahaan. Berikut ini merupakan alternatif-
alternatif untuk meningkatkan likuiditas PT. Kencana Ungu:
Alternatif 1 : Perusahaan memperoleh kredit sebesar 105 000.000 dari bank dalam
Jangka waktu 6 bulan untuk kemudian dibayarkan ke supplier
Alternatif 2 : Perusahaan mendapatkan setoran modal dari pemilik sebesar
105.000.000 dan langsung dibayarkan ke supplier
Menurut Saudara, alternatif manakah yang akan membuat likuiditas PT. Kencana
Ungu menjadi lebih baik? Jelaskan
Jawab :
Dari perhitungan ulang rasio likuiditas (current Ratio) ketika menggunakan pilihan
alternatif ke 1 dan ke 2, dapat diketahui bahwa likuiditas PT. Kencana Ungu menjadi
lebih baik apabila menggunakan Alternatif ke 2. Hal ini karena alternatif pertama
menurut saya sama saja dengan hanya mengurangi utang usaha kemudian diganti dengan
utang jangka pendek. Namun apabila menggunakan alternatif kedua hutang usaha akan
semakin berkurang tanpa menambah hutang lagi karena ada tambahan modal dari
pemilik untuk melunasi hutang tersebut. Sehingga rasio likuiditas akan menjadi lebih
baik.