Oleh :
4
5
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... 1
DAFTAR ISI .............................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 3
BAB I
PENDAHULUAN
Praktek Pengamatan Jamur pada Tempe dan Buah Labu dilaksanakan pada :
Waktu : 19 Juni 2022 .Pukul 13.00 WIB
Tempat : Laboratorium Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
8
BAB II
DASAR-DASAR TEORI
2) Jamur adalah keseluruhan bagian dari fungi: tubuh buah, dan bagian jaring-
jaring di bawah permukaan tanah atau media mycelia yang tersusun dari berkas
berkas hifa.
3) Jamur adalah sebutan lain untuk kapang. Makna ini misalnya dapat disimak
dari ungkapan "Rotinya sudah berjamur" yang maksudnya adalah 'rotinya
telah ditumbuhi kapang'. Jamur adalah organisme yang terdapat dimana-mana di
bumi, baik di daerah tropik, subtropik, di kutub utara, maupun antarika. Fungi juga
ditemukan di darat, di perairaian tawar, di laut, di mangrove, di bawah permukaan
tanah, di kedalaman laut, dipengunungan, maupun di udara. Banyak faktor
lingkungan yang mempengaruhi kehidupan fungi, antara lain kelembapan, suhu,
keasaman substrat, pengudaraan, dan kehadiran nutrien-nutrien yang diperlukan.
Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa Fungi adalah nama regnum
dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna
makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi
memiliki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian besar anggota
Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang
dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan
dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran keturunan yang
memiliki penampilan yang sama sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga
atau katak). Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual.
Sedangkan dari sudut lain mengatakan bahwa fungi adalah mikroorganisma
eukaryotik yang hidup secara saprofit karena tidak dapat berfotosintesa. Pada
dasarnya sel -sel fungi hampir sama dengan sel - sel hewan. Bahkan hal ini juga
yang menjadi salah satu alasan mengapa sulit ditemukan strategi yang tepat dalam
mengobati infeksi oleh jamur tanpa berefek toksik bagi inang / host nya. Di alam
ini fungi dapat bersifat sangat merugikan manusia dengan menimbulkan infeksi
10
Kata jamur atau fungi mungkin akan selalu kita maknai sebagai cendawan,
yaitu organisme yang pendek, seperti serbuk atau spons, tubuhnya berwarna-warni,
dan tumbuh di atas tanah seperti tumbuhan. Meskipun cendawan adalah organisme
yang umum kita sebut sebagai jamur (jamur yang sebenarnya), dan sebagian besar
jamur tersebut terlihat hidup di atas tanah, tetapi kata fungi memiliki makna yang
lebih luas. Fungi atau jamur didefinisikan sebagai kelompok organism eukariotik,
tidak berpindah tempat (nonmotile), bersifat uniselular atau multiselular, memiliki
dinding sel dari glukan, mannan, dan kitin, tidak berklorofi l, memperoleh nutrien
dengan menyerap senyawa organik, serta berkembang biak secara seksual dan
aseksual. Di alam ada sekitar 100.000 jenis jamur yang sudah dikenal dan lebih dari
1.000 jenis baru yang berhasil dideskripsikan oleh para ahli setiap tahunnya.
Bahkan mungkin masih ada sekitar 200.000 jenis lain yang sampai saat ini belum
ditemukan atau dideskripsikan. Sementara itu, kegiatan manusia dalam
mengeksploitasi alam berpeluang mengancam keberlangsungan hidup organisme
tersebut. Perusakan hutan hujan tropis yang hampir terjadi setiap hari atau
perusakan habitat jamur yang lain tidak diragukan lagi berpotensi membawa jenis-
11
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel,
misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar
yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur tersusun
dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut
miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah. Hifa
adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa.
Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya
mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang
atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom,
mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi,
adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik
dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan
pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami
modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari
substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
12
a.Parasit obligat
Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya,
sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii
(khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
b. Parasit fakultatif
Adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai,
tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
c. Saprofit
Merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati.
Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti
kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan
enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul
kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain
itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahanbahan organik dalam bentuk
sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya. Cara hidup jamur lainnya adalah
13
hidup jamur lendir merupakan suatu massa ameboid yang disebut plasmodium.
Plasmodium ini dapat tumbuh besar hingga diameternya mencapai beberapa
sentimeter. Walaupun berukuran besar, plasmodium bukan multiseluler.
Plasmodium merupakan massa tunggal sitoplasma yang mengandung banyak
inti sel. Plasmodium menelan makanan melalui fagositosis. Mereka melakukan
ini sambil menjulurkan pseudopodia melalui tanah yang lembab, daun-daunan,
atau kayu yang membusuk. Jika habitat jamur lendir mulai mongering atau
tidak ada makanan yang tersisa, plasmodium akan berhenti tumbuh dan
berdiferensiasi menjadi tahapan siklus hidup yang berfungsi dalam tahapan
reproduksi seksual. Contoh jamur lendir adalah jenis Dyctystelum discridium.
2. OOMYCOTINA
Oomycotina berarti fungi telur. Istilah ini didasarkan pada cara
reproduksi seksual pada jamur air. Beberapa anggota Oomycotina bersifat
uniseluler dan tidak memiliki kloroplas. Jamur air memiliki dinding sel terbuat dari
selulosa, yang berbeda dengan dinding sel jamur sejati yang terbuat dari
polisakarida yang disebut kitin. Yang membedakan jamur air dengan jamur sejati
adalah adanya sel bifl agellata yang terjadi pada daur hidup jamur air. Sementara
jamur sejati tidak
memiliki flagella. Sebagian besar jamur air hidup secara bebas atau melekat pada
sisa-sisa tumbuhan di kolam, danau, atau aliran air. Meraka hidup sebagai pengurai
dan berkoloni. Walaupun begitu, ada juga yang hidup pada sisik atau insang ikan
yang terluka sebagai parasit. Contoh anggota Oomycotina adalah Saprolegnia,
dan Phytoptora infestans. Selain bersifat parasit, jamur air juga bersifat patogen
(dapat menimbulkan penyakit), seperti menyebabkan pembusukan kayu pada
kentang dan tomat. Jamur air dapat bereproduksi secara seksual atau aseksual.
Secara
aseksual, jamur air menghasilkan sporangium di ujung hifa. Di dalam
15
sporangium tersebut, dihasilkan spora yang berfl agella yang disebut zoospora.
Ketika zoospora matang dan jatuh di tempat yang sesuai, maka akan
berkecambah dan tumbuh menjadi mycelium baru. Adapun reproduksi secara
seksual terjadi melalui penyatuan gamet jantan dan gamet betina. Gamet jantan
dihasilkan oleh antheredium dan gamet betina dihasilkan dari oogonium.
Penggabungan gamet jantan dan gamet betina menghasilkan zigot diploid.
Zigot ini nantinya akan berkembang menjadi spora, yang berdinding tebal. Saat
spora berkecambah, akan dihasilkan mycelium baru.
3. ZYGOMYCOTINA
Zygomycotina disebut juga sebagai the coenocytic true fungi. Jenis
jamur yang terkenal dari kelompok ini adalah jamur hitam pada roti (black
bread mold) atau Rhizopus sp. Divisi Zygomycotina memiliki anggota yang
hampir semuanya hidup pada habitat darat, kebanyakan hidup sebagai saprofit.
Tubuhnya bersel banyak, berbentuk benang (hifa) yang tidak bersekat, dan tidak
menghasilkan spora yang berflagella. Reproduksi Zygomycotina terjadi secara
aseksual dan seksual. Pada reproduksi seksual, jamur ini menghasilkan zigospora.
Sedangkan reproduksi aseksualnya dengan perkecambahan (germinasi) spora. Spora
tersebut tersimpan di dalam sporangium (kotak spora). Jika spora matang,
sporangium akan pecah, sehingga spora menyebar terbawa angin. Apabila spora
tersebut jatuh di tempat yang sesuai, maka spora akan tumbuh menjadi hifa baru.
Reproduksi seksual atau generatif dilakukan dengan cara konjugasi.
Proses ini diawali ketika dua hifa yang berlainan jenis, yakni hifa (+) dan hifa
(-), saling berdekatan. Masing-masing hifa pada sisi-sisi tertentu mengalami
pembengkakan dan perpanjangan pada bagian- bagian tertentu, disebut
gametangium. Kemudian, kedua gametangium tersebut bertemu dan kedua
intinya melebur membentuk zigot. Zigot kemudian berkembang menjadi
16
a. Saccharomyces cerevisiae
Saccharomyces cerevisiae merupakan jamur mikroskopis, bersel
tunggal dan tidak memiliki badan buah, sering disebut sebagai ragi, khamir,
atau yeast. Reproduksi vegetatifnya adalah dengan membentuk kuncup atau
tunas (budding). Pada kondisi optimal, khamir dapat membentuk lebih dari
20 tunas. Tunas-tunas tersebut semakin membesar dan akhirnya terlepas
dari sel induknya. Tunas yang terlepas ini kemudian tumbuh menjadi
individu baru. Reproduksi generatif terjadi dengan mem ben tuk askus dan
askospora. Askospora dari 2 tipe aksus yang berlainan bertemu dan menyatu
menghasilkan sel diploid. Selanjutnya terjadi pembelahan secara meiosis,
sehingga beberapa askospora (haploid) dihasilkan lagi. Askospora haploid
tersebut berfungsi secara langsung sebagai sel ragi baru. Cara reproduksi
seksual ini terjadi saat reproduksi aseksual tidak bisa dilakukan, misalnya
bila suplai makanan terganggu atau lingkungan hidupnya tidak mendukung.
Dalam kehidupan manusia, S. cerevisiae dimanfaatkan dalam
19
pembuatan roti, tape, peuyeum, minuman anggur, bir, dan sake. Proses yang
terjadi dalam pembuatan makanan tersebut adalah fermentasi.
b. Penicillium sp.
Penicillium hidup sebagai saprofit pada substrat yang banyak mengandung gula,
seperti nasi, roti, dan buah yang telah ranum. Pada substrat gula tersebut, jamur ini
tampak seperti noda biru atau kehijauan. Perhatikan Gambar 5.18. Reproduksi
jamur Penicillium berlangsung secara vegetatif (konidia) dan secara generatif
(askus). Beberara contoh jamur anggota genus Penicillium antara lain:
Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum
Kedua jenis Penicillium ini menghasilkan zat antibiotik (penisilin)
Penicillium roquefortii dan Penicillium camemberti
Kedua jenis jamur ini biasa dimanfaatkan dalam memberti cita rasa atau
mengharumkan keju.
c. Aspergillus spp.
Jamur ini biasanya tumbuh berkoloni pada makanan, pakaian, dan
alat-alat rumah tangga. Koloni Aspergillus berwarna abu-abu, hitam, coklat,
dan kehijauan. Distribusinya luas, dapat tumbuh di daerah beriklim dingin
maupun daerah tropis. Reproduksi secara vegetatif dengan konidia yang
disebarkan oleh angin. Beberapa jenis jamur anggota marga Aspergillus
adalah:
1. Aspergillus oryzae
Jamur ini biasa digunakan untuk mengempukkan adonan roti, dan
jamur tersebut dapat menghasilkan enzim protease.
2. Aspergillus wentii
Aspergilus jenis ini berperan dalam dalam pembuatan sake,
kecap, tauco, asam sitrat, asam oksalat, dan asam format, serta penghasil
20
enzimprotease.
3. Aspegillus niger
Jenis ini dimanfaatkan untuk menghilangkan gas O2 dari sari buah, dan dapat
menjernihkannya. Jamur tersebut juga dapat menghasilkan enzim glukosa oksidase
dan pektinase.
4. Apergillus flavus
Jenis Aspergilus ini menghasilkan aflatoksin, penyebab kanker pada manusia.
5. Apergillus nidulans
Jamur ini hidup sebagai parasit pada telinga, menyebabkan
automikosis.
d. Neurospora crassa
Neurospora crassa dikenal sebagai jamur oncom karena sering
digunakan untuk membuat oncom. Warna merah muda atau jingga yang
muncul pada oncom merupakan warna konidia jamur tersebut. Awalnya
jenis ini dikelompokkan ke dalam Divisi Deuteromycota, dengan nama
Monilia sitophila. Tetapi setelah ditemukan alat reproduksi generatifnya,
berupa askus, sekarang jamur ini dimasukkan ke dalam kelompok
Ascomycotina.
e. Morchella deliciosa dan Morchella esculenta
Kedua jenis jamur ini merupakan jamur makroskopis, hidup di
tanah. Karena rasanya yang lezat, jamur ini menjadi konsumsi manusia.
Dalam dunia perdagangan jamur ini dikenal dengan nama morel, ukuran
tubuhnya sedang, berwarna coklat kemerahmerahan, tubuhnya seperti spons
dan sering dijual dalam bentuk awetan.
5. BASIDIOMYCOTINA
21
Divisi Basidiomycotina sering disebut juga sebagai the club fungi atau
yang sering disebut jamur pada umumnya (cendawan atau mushrooms). Jamur
ini bereproduksi secara seksual dengan membentuk basidia yang kemudian
menghasilkan basidiospora di dalam tubuh buah yang disebut basidioma atau
basidiokarp . Basidia tersebut bisa berkembang dalam bentuk seperti insang,
pori-pori, seperti gigi, atau struktur lain. Hifa dari Basiomycotina umumnya
dikaryotik (binukleat, dengan 2 inti) dan terkadang memiliki hubungan yang sa
ling mengapit. Sel-sel tersebut dipisahkan oleh septa yang kompleks. Anggota
nya kebanyakan berupa jamur makroskopis. Kelompok ini memiliki miselium
yang bersekat dan memiliki tubuh buah (basi diokarp) yang panjang, berupa
lembaran- lembaran, yang berliku-liku atau bulat. Jamur ini umumnya hidup saprofit
dan parasit, umumnya berkembang biak secara aseksual dengan
konidium.
Siklus hidup Basidiomycota dimulai dari spora basidium atau konidium
yang tumbuh menjadi hifa yang bersekat dengan 1 inti (monokariotik). Hifa
tersebut kemudian tumbuh membentuk miselium. Hifa-hifa yang berbeda, hifa
(+) dan hifa (-), bersinggungan pada masing- masing ujungnya dan melebur
diikuti dengan larutnya masingmasing dinding sel. Kemudian inti sel dari salah
satu sel pindah ke sel yang lainnya, sehingga sel tersebut memiliki 2 inti sel
(dikariotik). Sel dikariotik tersebut akhirnya tumbuh menjadi miselium
dikariotik dan selanjutnya menjadi tubuh buah (basidiokarp).
Basidiokarp memiliki bentuk seperti payung. Pada bagian bawahnya
terdapat basidium yang terletak pada bilah-bilah (lamela). Masingmasing
basidium memiliki 2 inti (2n). Kemudian 2 inti tersebut mengalami meiosis dan
akhirnya terbentuk 4 inti haploid. Dan apabila mendapatkan lingkungan yang
sesuai, inti haploid tersebut akan tumbuh menjadi spora basidium, atau disebut
22
dengan menumpangi dan melekat pada amuba. Salah satu kelompok jamur
penghuni tanah ada yang mampu menangkap cacing nematoda dengan membentuk
cincin hifa atau hyphal loop. Ukuran cicin hifa tersebut lebih kecil dari ukuran tubuh
nematode
dan run cing pada kedua ujungnya. Ketika nematoda memasukkan kepalanya
ke dalam cincin hifa, cacing tersebut cenderung berusaha keluar dengan
bergerak maju, bukan mundur, sehingga cacing tersebut justru terjebak pada
kumparan hifa jamur tersebut. Perhatikan Gambar 5.26. Setelah berhasil
menjerat korbannya, jamur tersebut kemudian membentuk haustoria yang
tumbuh menembus ke dalam tubuh cacing dan mencernanya. Pada manusia, jamur
anggota Divisi Deuteromycotina umumnya menyebabkan penyakit. Epidermophyton
fl oocosum menyebabkan penyakit kaki atlet, sedangkan Microsporum sp. Dan
Trichophyton sp. Menyebabkan penyakit kurap atau panu. Karena hidup dikulit,
kedua jamur tersebut sering disebut juga sebagai dermatophytes. Jenis lain yang
merupakan penyebab penyakit pada manusia adalah Candida albicans. Jamur
mikroskopis ini memiliki bentuk tubuh mirip ragi, tetapi sifat hidupnya adalah
parasit. Penyakityang ditimbulkannya adalah penyakit keputihan yang terjadi karena
adanya infeksi pada vagina. Deuteromycotina juga memiliki beberapa anggota yang
merupakan penyebab penyakit pada tanaman. Sclerotium rolfsie adalah jamur yang
menyebabkan penyakit busuk pada tanaman budidaya. Sedangkan
Helminthosporium oryzae adalah contoh jamur parasit yang dapat merusak
kecambah dan buah serta dapat menimbulkan noda-noda berwarna hitam pada
daun inangnya.
2.6 Habitat Jamur
Jamur hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur
hidup di tempat yang lembab. Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di
tempat
25
lembab. Meskipun demikian banyak pula fungi yang hidup pada organisme atau
sisa-sisa organisme di laut atau di air tawar. Jamur juga dapat hidup di lingkungan
yang asam.Sedangkan reproduksinya fungi melakukan reproduksi secara aseksual
dan
seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan kuncup atau tunas
pada jamur uniselule serta pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium) dan
pembentukan spora aseksual (spora vegetatif) pada fungi multiseluler. Reproduksi
jamur secara seksual dilakukan oleh spora seksual. Spora seksual dihasilkan secara
singami. Singgami terdiri dari dua tahap, yaitu tahap plasmogami dan tahap
kariogami.
2.7 Pertumbuhan dan Reproduksi
Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual
(vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda- beda
bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang
multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan
memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau
Gambar. Spora dari jamur angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora
akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa. Reproduksi secara seksual
pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium
mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Spora
dihasilkan di dalam atau dari struktur hifa yang terspesalisasi. Ketika kondisi
lingkngan memungkinkan, pertumbuhan yang cepat, fungi mengklon diri mereka
sendiri dengan cara menghasilkan banyak sekal spora secara aseksual. Terbawa oleh
angin atau air, spora-spora tersebut berkecamabh jika berada pada tempat yang
lembab pada permukaan yang sesuai (Campbell 2003). Menurut Pelczar (1986),
bahwa spora seksual yang dihasilkan dari peleburan dua nukleus. Ada beberapa
spora seksual yaitu:
26
a. Aksospora: Spora bersel satu ini terbentuk di dalam pundi atau kantung
yang dinamakan askus. Biasanya terdapat delapan askospora di dalam
setiap askus.
b. Basidiospora: Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk
gada yang dinamakan basidium.
c. Zigospora: merupakan spora besar berdinding tebal yang terbentuk
apabila ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga
gametangin, pada beberapa cendawan melebur.
d. Oospora: Spora ini terbentuk di dalam struktur betina khusus yang
disebut ooginium, pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan yang
terbentuk di dalam anteredium mengasilkan oospora.
BAB III
28
METODE PRAKTIKUM
Jam : 11:30
Berikut ini adalah alat dan bahan yang kami gunakan dalam
praktikum jamur, sebagai berikut:
Alat
• Objek Glass
• Cover Glass
• Pipet Tetes
• Ose Bulat
• Beaker Glass
• Mikroskop Binokuler
Bahan
• Aquadest
• Kacang merah
• Jagung
BAB IV
30
A. HASIL PENGAMATAN
B. PEMBAHASAN
Menurut Fardiaz (1992) dalam Syaifurrisal (2014), klasifikasi
dari Aspergillus
sp. adalah sebagai berikut :
Kingdom : Fungi
Divisi : Amastigomycota
Kelas : Deutromycetes
Ordo : Moniliales
Famili : Moniliaceae
Genus : Aspergillus
Spesies : Aspergillus sp.
DAFTAR PUSTAKA
33
Anonim, http://kumpulanmakalahendangsuhara.blogspot.co.id/2011/10/makalah-
tentang-jamur-biologi-sma.html
Anonim,http://www.segitigabermuda.com/2015/07/makalah-biologi-tentang-
Jamur.html
Anonim,https://www.academia.edu/9089650/Makalah_Mengenai_JamurBAB_IIP
EMBAHASAN
Creager, A.N.H. (2002) (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran Buku). Mengenal
lebih dalam mengenai jamur (edisi ke-Edisi ke-2). Chicago: University of
Chicago Press. hlm. hlm. 119. ISBN 0226120260, 9780226120263.