Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Isolasi dan
Identifikasi Mikroba Pada MOL Limbah Wortel ini ditujukan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Praktikum Bioproses.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan laporan pratikum ini: Ibu Dr. Yanty Maryanty, S.T, M.T selaku Dosen
pengampu mata kuliah Praktikum Bioproses yang telah membimbing dari awal
hingga selesainya laporan praktikum ini. Tidak lupa, terimakasih juga kepada pihak
lain yang terlibat pula dalam proses penyusunan laporan ini dengan memberi
bantuan dan arahan kepada penulis sehingga laporan dapat terselesaikan dengan
baik.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan pada penyusunan
laporan ini baik materi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran membangun di kemudian hari dari berbagai pihak
agar laporan praktikum ini lebih baik dan bermanfaat.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bagi
pihak yang membutuhkan.
Malang, Desember 2021
Penulis
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat
ditentukan tujuan dari praktikum sebagai berikut :
1) Mengidentifikasi jenis mikroorganisme yang ada di dalam mol limbah
wortel,
2) Mengetahui bagaimana cara melakukan isolasi mikroorganisme yang
benar,
3) Mengetahui pertumbuhan dari mikoorganisme di dalam mol dengan
metode isolasi,
4) Mengetahui berapa jumlah mikroorganisme yang tumbuh dengan
menggunakan colony counter dan haemocytometer
1.4 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah menambah pengetahuan tentang bagaimana
cara melakukan isolasi mikoba serta mengidentifikasi jenis mikroba yang terdapat
di dalam mikroorganisme lokal yang telah dibuat.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Wortel
Wortel (Daucus carota L.) merupakan tanaman yang sangat bermanfaat karena
banyak mengandung betakaroten. Semakin orange warnanya, maka semakin tinggi
pula kandungan betakarotennya. Pemanenan wortel harus dilakukan secara hati-hati
agar tidak terjadi luka pada umbinya. Luka akan menyebabkan masuknya bakteri,
antara lain bakteri kelompok Leuconostoc yang cepat sekali tumbuh dan
menguraikan gula yang ada dalam wortel yang akan diubah menjadi dextran yaitu
senyawa berbentuk lendir sehingga wortel tidak layak untuk dikonsumsi
(Kumalaningsih, 2006).
2.4 Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses atau kegiatan menghancurkan atau memusnahkan
semua mikroorganisme termasuk spora, dari sebuah benda atau lingkungan. Hal ini
biasanya dilakukan dengan pemanasan atau penyaringan tetapi bahan kimia atau
radiasi juga dapat digunakan. Prinsip dasar sterilisasi yaitu memperpanjang umur
simpan bahan pangan dengan cara membunuh mikroorganisme yang ada di
dalamnya. Mikroorganisme yang tumbuh pada produk pangan biasanya dapat
mencemari produk pangan dan membuat makanan lebih cepat basi.
Mikroorganisme pembusuk tersebut bisa berupa bakteri, kapang (jamur) dan
khamir (yeast) (Hiasinta, 2001).
2.4.1 Autoklaf
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang
digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Autoklaf
juga disebut dengan sterilisasi basah. Peralatan yang digunakan perlu disterilisasi
agar pada saat kontak dengan produk, tidak menyebabkan kontaminasi. Sebelum
digunakan autoklaf terlebih dahulu divalidasi untuk membuktikan bahwa autoklaf
berfungsi dengan baik dan mampu menghasilkan material yang steril. Tekanan
yang digunakan adalah 1,5 kg/cm2 atau sekitar 1 atm dengan suhu 121 °C dalam
waktu 15 menit. Autoklaf mempunyai cara kerja yang hampir sama dengan alat
masak pressure cooker, sebab alat ini merupakan sebuah bejana yang dapat diisi air
dan ditutup rapat-rapat. Autoklaf ada yang model listrik tetapi ada pula yang harus
diletakkan diatas kompor gas. Jika alat ini dipanaskan, maka akan terjadi uap air
yang tidak dapat keluar karena bejana tertutup rapat, sehingga tekanan didalam
autoklaf naik sampai melebihi tekanan normal. Kenaikan tekanan uap ini akan
menyebabkan air mendidih diatas 1000C. Apabila tekanan uap tidak diatur, maka
akan semakin bertambah tinggi .Oleh karena itu, tekanan perlu diatur sampai
mencapai 1,5 kg/cm2 (Daisy, 2012).
2.5 Perhitungan Mikroorganisme
Berdasarkan beberapa metode kuantifikasi sel yang telah diketahui hingga saat
ini, perhitungan manual dengan haemocytometer masih umum digunakan karena
biaya yang dibutuhkan relatif rendah serta kemampuannya dalam menghitung
beberapa jenis sel.
2.5.1 Colony Counter
Colony counter digunakan untuk mempermudah perhitungan koloni yan g
tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawan karena adanya kaca pembesar. Selain itu
alat tersebut dilengkapi dengan skala/ kuadran yang sangat berguna untuk
pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan petri
dapat ditandai dan dihitung otomatis yang dapat di-reset (Fardiaz, 1992).
2.5.2 Haemocytometer
Haemocytometer merupakan metode perhitungan mikroskopis secara langsung.
Pada metode ini sampel ditaruh di ruang hitung dan jumlah sel ditentukan secara
langsung dengan bantuan mikroskop. Keuntungan metode ini adalah
pelaksanaannya relatif sederhana dan tidak memerlukan banyak peralatan. Namun
kelemahan dari metode ini tidak bisa membedakan sel-sel yang hidup dan sel-sel
yang mati. Dengan kata lain hasil yang diperoleh dari metode ini adalah jumlah
total sel yang ada didalam populasi. Kelemahan lain dari metode ini adalah sulitnya
menghitung sel yang berukuran sangat kecil seperti bakteri karena ketebalan
haemocytometer tidak memungkinkan digunakannya lensa objektif celup minyak.
Hal ini biasanya diatasi dengan cara mewarnai sel sehingga lebih mudah dilihat.
Kelemahan lainnya, kadang-kadang sel cenderung bergerombol sehingga sukar
membedakan sel-sel individu. Cara mengatasinya ialah memisahkan gerombolan
sel dengan menambahkan bahan anti gumpal seperti dinatriumetilenadiamina-
tetraasetat dan Tween 80 sebanyak 0,1% (Hadioetomo, 1990)
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Waktu Percobaan
Pembuatan mikoorganisme lokal yang berbahan dasar limbah wortel mulai
dibuat pada tanggal 7 November 2021. Praktikum isolasi, identifikasi, dan
perhitungan mikroorganisme dilakukan pada tanggal 1 dan 8 Desember 2021.
3.2.2 Sterilisasi
No. Nama Alat dan Bahan
1. Cawan petri
2. Tabung reaksi beserta rak
3. Pipet ukur 10 mL
4. Labu takar 100 mL
5. Batang pengaduk
6. Kaca arloji
7. Kertas pembungkus
8. Kain kassa
9. Kapas berlemak
10. Tali Kasur
11. Autoclave Hirayama
12. Gunting
13. Hot plate
14. Neraca analitik
15. Spatula
16. Beaker glass
17. Potato Dextrose Agar bubuk (PDA)
18. Aquades
Persiapan Bahan
- 100 gr limbah wortel dihaluskan dengan cobek dan
ulekan
- 10 gr kunyit dan 10 gr lengkuas dipotong menjadi
kecil dan dihaluskan dengan blender
- 10 gr gula merah dilarutkan dengan air kelapa
Pengolahan
- Limbah wortel dimasukkan ke dalam wadah
- Ditambahkan 500 mL air kelapa
- Ditambahkan 10 gr kunyit dan 10 gr lengkuas
- Ditambahkan 10 gr larutan gula merah dan 10 gr
potongan terasi
Pengadukan
- Diaduk hingga seluruh campuran tercampur rata
- Ditutup wadah dengan menyisihkan sedikit
rongga pada tutup wadah
Fermentasi
- Disimpan di tempat yang minim cahaya
- Dibuka tutup wadah selang waktu 24 jam untuk
membuang gas
- Disaring antara endapan dengan cairannya
menggunakan kain saring dan dimasukkan ke
dalam botol
MOL
3.3.2 Sterilisasi
Ditimbang Potato Dextrose Agar bubuk sebanyak 3,9 gr, dan dilarutkan
dengan aquades di dalam beaker glass sampai 100 mL
Diputar cawan petri dengan posisi di meja kerja searah jarum jam
sebanyak 5 kali, kemudian berlawanan arah jarum jam 5 kali, diputar
membentuk angka delapan sebanyak 5 kali. Kemudian dibiarkan beku
Diletakkan di meja dan dibuka tutup cawan petri tidak terlalu lebar,
cukup untuk menuangkan media agar cair bersuhu ± 60°C ke dalamnya
Diisikan ±1/3 bagian dari kedalaman cawan petri, kemudian dibiarkan
tutup cawan terbuka sedikit untuk mendinginkan media agar dan uap
panas tidak mengembun di tutup cawan
Setelah beku, cawan dibalik dan dibuat sketsa area penggoresan dengan
spidol
Diletakkan cawan petri di atas meja dengan posisi tutup terletak disisi
atas
Diinkubasikan cawan petri terbalik dalam incubator oven pada suhu yang
disesuaikan selama 2x24 jam
Dituangkan media PDA cair hingga ±1/3 tinggi tabung reaksi (secara
aseptis), kemudian ditutup dengan sumbat kapas
3.3.5.2 Inokulasi
Dipegang cawan petri berisi isolat di tangan kiri dan lup inokulasi di
tangan kanan. Kemudian dipijarkan lup inokulasi hingga memerah dan
dipanaskan bibir cawan petri dalam beberapa putaran
Dibuka tutup cawan petri dengan gerakkan ibu jari tangan kiri ketas dan
ditahan dengan telunjuk serta jari tengah kanan kiri
Diambil satu lup biakan isolate yang sudah dipilih dan ditutup cawan
petri dengan cepat, kemudian dipanaskan kembali bibir cawan petri
Dipegang tabung reaksi dengan tangan kiri dan lup inokulasi di tangan
kanan kemudian dibuka tutup kapasnya dengan kelingking tangan kanan
dan dijepitkan ke telapak tangan kanan
Diamati di mikroskop
Ditunjuk tiap titik koloni dengan spidol hingga tercatat angka yang
menunjukkan jumlah koloni yang ada dalam cawan petri tersebut
Dihitung jumlah sel yang terdapat pada 80 buah kotak kecil yang terletak
di dalam kotak bagian tengah
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada mikroorganisme lokal yang telah dibuat dengan bahan dasar wortel,
terdapat mikroorganisme yang tumbuh di dalamnya yaitu, bakteri Erwinia
carotovora yang merupakan bakteri penyebab busuk lunak pada sayur
umbi-umbian seperti wortel.
2. Isolasi mikroorganisme dapat dilakukan dengan melakukan beberapa
metode seperti cawan tuang, cawan gores, dan agar miring dimana setiap
metode memiliki cara isolasi masing-masing.
3. Pertumbuhan mikroorganisme dari metode isolasi yang telah dilakukan
dapat diketahui dengan adanya koloni yang terbentuk pada media PDA
metode cawan tuang dimana terdapat koloni dengan bentuk bundar
berwarna putih dengan tepian berombak dan elevasi timbul. Sedangkan
pada cawan gores dan agar miring pertumbuhan mikroorganisme dapat
diketahui dengan adanya koloni yang berbentuk goresan zigzag pada media.
4. Jumlah mikroorganisme yang tumbuh dan dihitung menggunakan colony
counter yaitu sebanyak 4,525 x 104 CFU/mL. Sedangkan saat menggunakan
haemocytometer jumlah sel yang diketahui sebanyak 9x105 sel/mL.
5.2 Saran
Pada saat melakukan praktikum perlu diperhatikan dan diingat kembali pentingnya
bekerja dengan steril. Untuk menghindari adanya kontaminan dari bakteri maupun
jamur, maka perlu dilakukan sterilisasi dengan benar. Oleh sebab itu, bekerja
dengan aseptik juga dapat meminimalisir adanya kontaminan yang dapat
mengurangi kegagalan dari hasil praktikum. Sehingga dengan kita bekerja dengan
steril dan aseptik, maka hasil yang didapatkan dapat maksimal.
Daftar Pustaka
Ruang 1 Ruang 2
Ruang 3 Ruang 4
Ruang 5