Anda di halaman 1dari 7

KEPERAWATAN MATERNITAS

OLEH :

Dinda Cania
(2002047)

STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG

PROGRAM S1 KEPERAWATAN

2021/2022
A. Kontrasepsi
1. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra, berarti “mencegah” atau “melawan” dan konsepsi yang
berarti pertemuan sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan.
Kontrasepsi adalah menghindari terjadinya kehamilan akibat pertemuan sel telur matang dengan
sel sperma (BKKBN, 2013). Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Upaya yang dilakukan dalam pelayanan kontrasepsi dapat bersifat sementara maupun bersifat
permanen (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Pelayanan kontrasepsi adalah pemberian atau
pemasangan kontrasepsi maupun tindakan–tindakan lain yang berkaitan kontrasepsi kepada
calon dan peserta Keluarga Berencana yang dilakukan dalam fasilitas pelayanan KB.
Penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi dilakukan dengan cara yang dapat dipertanggung
jawabkan dari segi agama, norma budaya, etika, serta segi kesehatan (Kementerian Kesehatan
RI, 2017).

2. Syarat Kontrasepsi yang baik


Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik menurut (Kementerian
Kesehatan RI, 2015) adalah :
a. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya
b. Tidak ada efek samping yang merugikan
c. Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan
d. Tidak mengganggu hubungan seksual
e. Cara penggunaanya sederhana
f. Dapat diterima oleh pengguna
g. Dapat diterima oleh pasangan.

3. Alat-alat Kontrasepsi
a. Pil KB
Pil KB menjadi kontrasepsi yang paling banyak digunakan. Pil ini mengandung hormon
estrogen dan progesteron yang berfungsi untuk mencegah terjadinya ovulasi. Ada dua jenis yang
bisa kamu temui, yaitu pil KB kombinasi dan pil yang hanya mengandung progesteron.

b. Implant
kontrasepsi jenis ini memiliki bentuk dan seukuran batang korek api dan dimasukkan ke
bagian bawah kulit, biasanya pada lengan bagian atas. KB implan akan mengeluarkan hormon
progestin secara perlahan, dan bisa mencegah terjadinya kehamilan hingga tiga tahun. Sama
halnya dengan suntik, KB implan terbilang mahal dan memiliki beberapa efek samping, seperti
menstruasi tidak teratur, pembengkakan dan memar pada area kulit yang terpasang, dan tidak
efektif untuk mencegah penularan IMS.
c. IUD
IUD merupakan singkatan dari intrauterine device, memiliki bentuk seperti huruf T. Alat KB
ini dipasang pada rahim untuk menghalangi sperma dari proses pembuahan. Secara umum, IUD
memiliki dua bentuk utama, yaitu IUD yang dibuat dari tembaga, misalnya ParaGard yang
memiliki ketahanan hingga 10 tahun, dan IUD yang memiliki kandungan hormon, seperti Mirena
yang harus diperbarui setiap lima tahun.

d. Kondom wanita
kondom wanita merupakan kontrasepsi berupa plastik yang dipasang menyelubungi vagina.
Di bagian ujungnya terdapat cincin plastik yang berperan untuk menyesuaikan posisi alat
kelamin pria ketika berhubungan. Sama halnya dengan kondom pria, kondom wanita juga
memberikan perlindungan dari IMS, tetapi kurang efektif dibandingkan dengan kondom pria.
4. Kontrasepsi Hormonal
a. Definisi Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif dan
reversibel untuk mencegah terjadinya konsepsi (Baziad, 2008). Kontrasepsi hormonal
merupakan kontrasepsi dimana estrogen dan progesteron memberikan umpan balik terhadap
kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap folikel dan proses
ovulasi (Manuaba, 2010)

b. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Hormonal


Hormon estrogen dan progesteron memberikan umpan balik, terhadap kelenjar hipofisis
melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap perkembangan folikel dan proses
ovulasi. Melalui hipotalamus dan hipofisis, estrogen dapat menghambat pengeluaran Folicle
Stimulating Hormone (FSH) sehingga perkembanagan dan kematangan Folicle De Graaf tidak
terjadi. Di samping itu progesteron dapat menghambat pengeluaran Hormone Luteinizing (LH).
Estrogen mempercepat peristaltik tuba sehingga hasil konsepsi mencapai uterus endometrium
yang belum siap untuk menerima implantasi (Manuaba, 2010).
Selama siklus tanpa kehamilan, kadar estrogen dan progesteron bervariasi dari hari ke hari.
Bila salah satu hormon mencapai puncaknya, suatu mekanisme umpan balik (feedback)
menyebabkan mula-mula hipotalamus kemudian kelenjar hypophyse mengirimkan isyarat-
isyarat kepada ovarium untuk mengurangi sekresi dari hormon tersebut dan menambah sekresi
dari hormon lainnya. Bila terjadi kehamilan, maka estrogen dan progesteron akan tetap dibuat
bahkan dalam jumlah lebih banyak tetapi tanpa adanya puncak-puncak siklus, sehingga akan
mencegah ovulasi selanjutnya. Estrogen bekerja secara primer untuk membantu pengaturan
hormon realising factors of hipotalamus, membantu pertumbuhan dan pematangan dari ovum di
dalam ovarium dan merangsang perkembangan endometrium. Progesteron bekerja secara primer
menekan atau depresi dan melawan isyarat-isyarat dari hipotalamus dan mencegah pelepasan
ovum yang terlalu dini atau prematur dari ovarium, serta juga merangsang perkembangan dari
endometrium (Hartanto, 2002).
Adapun efek samping akibat kelebihan hormon estrogen, efek samping yang sering terjadi
yaitu rasa mual, retensi cairan, sakit kepala, nyeri pada payudara, dan fluor albus atau keputihan.
Rasa mual kadang-kadang disertai muntah, diare, dan rasa perut kembung. Retensi cairan
disebabkan oleh kurangnya pengeluaran air dan natrium, dan dapat meningkatkan berat badan.
Sakit kepala disebabkan oleh retensi cairan. Kepada penderita pemberian garam perlu dikurangi
dan dapat diberikan diuretik. Kadang- 16 kadang efek samping demikian mengganggu akseptor,
sehingga hendak menghentikan kontrasepsi hormonal tersebut. Dalam kondisi tersebut, akseptor
dianjurkan untuk melanjutkan kontrasepsi hormonal dengan kandungan hormon estrogen yang
lebih rendah. Selain efek samping kelebihan hormon estrogen, hormon progesteron juga
memiliki efek samping jika dalam dosis yang berlebihan dapat menyebabkan perdarahan tidak
teratur, bertambahnya nafsu makan disertai bertambahnya berat badan, acne (jerawat), alopsia,
kadang-kadang payudara mengecil, fluor albus (keputihan), hipomenorea. Fluor albus yang
kadang-kadang ditemukan pada kontrasepsi hormonal dengan progesteron dalam dosis tinggi,
disebabkan oleh meningkatnya infeksi dengan candida albicans (Wiknjosastro, 2007).
Komponen estrogen menyebabkan mudah tersinggung, tegang, retensi air, dan garam, berat
badan bertambah, menimbulkan nyeri kepala, perdarahan banyak saat menstruasi, meningkatkan
pengeluaran leukorhea, dan menimbulkan perlunakan serviks. Komponen progesteron
menyebabkan payudara tegang, acne (jerawat), kulit dan rambut kering, menstruasi berkurang,
kaki dan tangan sering kram (Manuaba, 2010).
Daftar Pustaka

https://sumerta.denpasarkota.go.id/uploads/download/Jenis-%20Jenis%20Alat
%20Kontrasepsi_036754.pdf

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7591/3/BAB%20II.pdf

https://www.halodoc.com/kesehatan/alat-kontrasepsi

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2231/3/3.%20BAB%20II.pdf

http://digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3019-BAB2KTI.pdf

https://hellosehat.com/seks/kontrasepsi/alat-kontrasepsi/

Anda mungkin juga menyukai