Larasati L - 21834 - Review Artikel Kebudayaan
Larasati L - 21834 - Review Artikel Kebudayaan
NIM : 22/503806/SA/21834
Kelas : B
Boardgame yang diberi nama CULGA yang merupakan singkatan dari Culture Game
Education menjadi solusi pengenalan kebudayaan lokal kepada anak sekolah dasar dengan
media yang interaktif dan menyenangkan.
CULGA bukan hanya memperkenalkan kebudayaan lokal pada anak, namun juga menjadi
media yang dapat mengasah alur berfikir melalui pertanyaan dan tantangan yang mampu
meningkatkan kognitif dan psikomotorik anak.
Keunggulan CULGA disbanding produk lain yakni media pengenalan kebudayaan tidak
hanya bersifat 2 dimensi, namun juga media 3 dimensi dengan adanya video animasi pada
setiap museum yang ditautkan mealui kode QR.
Melalui boardgame CULGA, siswa diajak untuk mengenal berbagai kebudayaan lokal,
makanan, dan barang-barang yang identik dengan daerah tersebut. Saat ini, CULGA hadir
dengan edisi Jawa Timur sehingga pembahasan kebudayaan lokal focus terhadap kebudayaan
lokal yang ada di Jawa Timur.
Hipotesis
Budaya di Indonesia mulai luntur dan digantikan oleh budaya negara asing yang sudah
menjamur diberbagai tempat. Salah satu contohnya saat ini banyak masyarakat kita yang
gemar memakai baju branded luar negeri. Meskipun buatan dalam negeri tetapi motif dan
desainnya terpengaruh dari desain luar negeri sehingga produk lokal seperti batik yang sudah
diakui dan diberi penghargaan oleh UNESCO malah jarang di pakai selain untuk acara
formal maupun seragam sekolah. Bahkan seragam sekolah yang dulunya sama dimasing-
masing tingkat, sekarang banyak sekolah yang menggunakan seragam sekolah sesuai
kebijakan sekolah masing-masing. Bahkan ada yang mengikuti model-model seragam dari
sekolah luar negeri. Sehingga meninggalkan ciri khas dan esensi pemakaian seragam
tersebut.
Selain pakaian, ada juga kebudayaan Indonesia yang mulai ditinggalkan yaitu lagu-lagu
daerah yang digantikan oleh lagu-lagu pop. Bahkan generasi muda saat ini tergila-gila dan
lebih menyukai musik K-POP atau Korean Pop yang di nyanyikan oleh musisi-musisi dari
Korea Selatan. Sehingga sangat mempengaruhi perilaku dan sikap mereka yang lebih
condong meniru perilaku dan budaya artis K-POP dengan meninggalkan budaya ketimuran
kita. Dari dua contoh permasalahan tersebut kita perlu mengembangkan kelestarian budaya
Indonesia seperti yang dilakukan Khusnul dan teman-temannya.
Artikel ini, menggambarkan bagaimana caranya Khusnul dan teman-teman melalui CULGA
mengajak siswa untuk mengenal lebih dalam tentang budaya lokal, makanan khas daerah, dan
barang-barang khas daerah. Sehingga siswa tahu kebudayaan yang berada di Jawa Timur
karena game ini baru hadir dalam edisi Jawa Timur. Yang diharapkan dapat mengedukasi
anak-anak Sekolah Dasar mengenal kebudayaan lokal dengan media yang interaktif dan
menyenangkan. Tidak hanya itu dengan media yang mereka lakukan harapannya dapat
mengasah alur fikir anak menjadi lebih mencintai budaya Indonesia.
Isi
Dalam paragraf tersebut terdapat kata yang salah dalam penulisan ejaan dan belum sesuai
dengan tata bahasa Indonesia. Padahal dalam setiap penulisan karya sastra, artikel, jurnal, dll
harus menggunakan kata dan penulisan ejaan yang tepat. Karena dengan ejaan yang salah,
pembaca akan sulit memahami informasi yang diberikan oleh sang penulis.
Contohnya pada kata yang digaris bawahi dan ditebalkan adalah salah satu penulisaan ejaan
yang salah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia penulisan ejaan kata ‘pembembelajaran’
seharusnya ditulis ‘pembelajaran’ yang memiliki arti proses, cara, pembuatan menjadikan
orang atau makhluk hidup belajar. Sehingga pembaca tahu bahwa pembelajaran adalah
proses kegiatan belajar.
Penutup