Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU (SELF LEARNING) PELAYANAN PUBLIK

Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Dalam Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2021

Dibuat oleh :
Desti Rahmawati, S.Kep., Ners
NIP 199412202020122018
Kelompok XLII Angkatan XI

PENDIDIKAN LATIHAN DASAR CPNS


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
TAHUN 2021
PERKEMBANGAN PERUBAHAN PARADIGMA PELAYANAN
DARI OLD PUBLIC ADMINISTRATION (OPA), KEMUDIAN BERUBAH MENJADI
NEW PUBLIC MANAGEMENT (NPM) DAN SETERUSNYA KE NEW PUBLIK
SERVICE (NPS)

1. OLD PUBLIC ADMINISTRATION (OPA)


Old Public Administration (OPA) merupakan dministrasi publik pada fase pertama.
Administrasi publik ini berkembang dalam pemerintahan sentralisasi atau centralistic-
authoritarian regime sehingga pelayanan publik berlangsung secara sentralistis. Pelayanan
publik sangat tergantung pada pemerintah pusat, bukan pemerintah daerah. Secara ringkas,
Denhardt dan Denhardt menguraikan karakteristik OPA sebagai berikut:
a. Fokus utama adalah penyediaan pelayanan publik melalui organisasi badan resmi
pemerintah
b. Kebijakan publik dan administrasi negara dipahami sebagai penataan dan
implementasi kebijakan publik yang berfokus pada satu cara terbaik (on a single)
kebijakan publik dan administrasi negara sebagai tujuan yang bersifat politik
c. Administrasi publik memainkan peranan yang terbatas dalam proses perumusan
kebijakan publik dan pemerintahan; mereka hanya bertanggungjawab
mengimplementasikan kebijakan public
d. Pelayanan publik harus diselenggarakan oleh administrator yang bertanggung jawab
kepada pejabat publik (elected officials) dan dengan diskresi terbatas
e. Administrator bertanggungjawab kepada pimpinan pejabat politik (elected political
leaders) yang telah terpilih secara demokratis
f. Program-program publik dilaksanakan melalui organisasi yang hirarkis dengan
kontrol yang ketat oleh pimpinan organisasi
g. Nilai pokok yang dikejar oleh organisasi publik adalah efisiensi dan rasionalitas
h. Organisasi publik melaksanakan sistem tertutup sehingga keterlibatan warga negara
dibatasi
i. Peranan administrator publik adalah melaksanakan prinsip-prinsip planning,
organizing, staffing, coordinating, reprting, dan budgeting.
2. NEW PUBLIC MANAGEMENT (NPM)
Paradigma New Public Management (NPM) dan Reinventing Government muncul akibat
dari ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah. Prinsip paradigma di Inggris dikenal
sebagai New Public Management (NPM) yang dipopulerkan oleh Hood yang dikutip oleh
Eran Vigoda (2003) dalam Keban (2008:36) yang mengungkapkan bahwa ada tujuh
komponen doktrin dalam paradigma ini, yaitu:
a. Pemanfaatan manajemen professional dalam sektor publik
b. Penggunaan indikator kinerja
c. Penekanan yang lebih besar pada pendekatan kontrol output
d. Pergeseran perhatian ke unit-unit yang lebih kecil
e. Pergeseran ke kompetisi yang lebih tinggi
f. Penekanan gaya sektor swasta pada praktek manajemen, dan
g. Penekanan pada disiplin dan penghematan yang lebih tinggi dalam penggunaan
sumber daya.
3. NEW PUBLIC SERVICE (NPS)
Kurang lebih sepuluh tahun kemudian, sekitar tahun 2003 muncul paradigma baru oleh
Denhardt dan Denhardt (2006:444) yang menawarkan suatu model pelayanan yang
disebutnya dengan model pelayanan publik baru (the new public services). Model ini
berpijak pada teori demokrasi yang mengajarkan adanya egaliter dan persamaan hak di
antara warga negara. Birokrasi yang memberikan pelayanan publik harus bertanggungjawab
kepada masyarakat secara keseluruhan dengan penekanan pada kepentingan masyarakat.
Administrasi publik pada paradigma ini tidak terlepas dari pelayanan publik baru yang juga
lebih banyak dipengaruhi oleh Denhardt dan Denhardt, (2006:42-43) yang terkenal dengan
prinsip-prinsip pokok dalam pelayanan publik New Public Service adalah sebagai berikut:
a. Dasar terotis dan epistemiologi : teori demokrasi Rasionalitas strategis atau
rasionalitas formal (politik, ekonomi dan organisasi)
b. Rasionalitas dan model perilaku manusia : kepentingan publik merupakan hasil
dialog berbagai nilai
c. Responsivitas birokrasi publik : citizen’s
d. Peran pemerintah : serving
e. Pencapaian tujuan : Koalisi antar organisasi publik, non provit dan privat
f. Akuntabilitas : Multiaspek: akuntabilita hokum, nilai-nilai komunitas, norma politik,
standar professional
g. Diskresi administrasi : Diskresi dibutuhkan tetapi dibatasi dan bertanggung jawab
h. Struktur organisasi : Struktur kolaboratif dengan kepemilikan yang berbagi secara
internal dan eksternal
i. Asumsi terhadap motivasi pegawai dan administrator : Pelayanan publik dengan
keinginan melayani masyarakat
Jadi sangat jelas dalam NPS bahwa birokrasi melayani warga bukan sebagai konstituen
seperti dalam OPA atau sebagai kustomer atau pelanggan seperti dalam NPM melainkan
sebagai warga sebagai pemilik kedaulatan/kekuasaan. Karena itu birokrasi juga akuntabel
kepada warga, baik legal, politik, profesional dan untuk kepentingan warga. Adapun tugas
pemerintah adalah melakukan negosiasi dan kemudian mengelaborasi berbagai kepentingan
warga dan kelompok komunitas.
Terjadinya pergeseran dari paradigma satu ke paradigma lain, bukan tanpa sebab. Setiap
kali munculnya paradigma baru, tentu ada masalah dengan paradigma sebelumnya. Ketika
orang mulai tidak percaya dengan paradigma lama, dan berusaha menemukan/membangun
dan beralih ke paradigma baru. Masing-masing paradigma telah memberikan doktrin atau
nasihat yang berbeda-beda dalam rangka membangun birokrasi. Perbedaan doktrin ini
sebenarnya dipengaruhi oleh perbedaan konteks dan tipe sektor atau bidang yang ditangani.
Karena itu, pemaksaan penerapan satu paradigma yang sama untuk semua jenis bidang
kehidupan publik, jelas akan sangat kontraproduktif.
Dalam paradigma OPA, administrator dan birokrat publik cenderung menjadi agen
utama dan dominan dalam formulasi dan implementasi fungsi-fungsi administratif termasuk
dalam policy administration pada umumnya dan penyelenggaraan pelayanan publik pada
khususnya. Tetapi keputusan-keputusan birokrasi dan tindakan penyelenggaraan pelayanan
publik tidak dapat dikontrol oleh warga baik secara langsung atau tidak langsung.
NPM menitikberatkan menggeser persepsi paradigma OPA adalah bahwa cara yang
lama tidak lagi mampu mengatasi tugas-tugas baru yang memaksa aktor-aktor baru yang
menggunakan instrumen-instrumen aksi sipil baru untuk muncul demi memenuhi kebutuhan
warga. Ini memaksa kita untuk memikirkan ulang peran, komposisi dan agenda manajemen
dari pemerintah, begitu pula definisi yang lebih realistik mengenai pelayanan publik yang
baru. Masa depan telah mewanti-wanti bahwa peran pemerintah akan semakil kecil, sektor
nonprofit akan membesar, dan peningkatan kemitraan antara publik dan swasta melalui
hubungan kontrak dengan bisnis dan non profit.
Jadi tampak dengan jelas bahwa perubahan titik pandang atas posisi warga dalam
pemberian pelayanan publik terjadi disebabkan paradigma NPS menggunakan teori
demokrasi. Dalam administrasi publik demokratis, eksistensi dan peran administrator dan
birokrat publik tidak lagi dominan kecuali sebagai serving dan sebagai representasi warga
dan keputusan-keputusan birokrasi dapat dikontrol warga secara langsung atau tidak
langsung. Menempatkan warga sebagai yang pertama dan utama karena warga sebagai
stakeholder pemilik kedaulatan, bukan sebagai konsumer atau klien.
Sumber :
Denhardt, J.V. & Denhardt, R.B. 2003. The New Public Service: Serving, Not Steering. New
York: M.E. Sharpe.
Ahmad, Jamalludin. 2012. Perjalanan Old Public Administration (OPA), New Public
Management (NPM), New Public Service (NPS) Menuju Manajemen Publik Kelas
Dunia. Praja: jurnal ilmiah pemerintahan, 1 (1), 1-25

Anda mungkin juga menyukai