Anda di halaman 1dari 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN Kehamilan yang sehat & kondisi fisik yang aman serta keadaan emosi

yang memuaskan baik bagi ibu maupun janin adalah tujuan yang diharapkan dari asuhan kebidanan pada ibu hamil. Namun masih belum banyak ibu-ibu hamil yang mengetahui bagaimana cara agar kehamilannya dapat berjalan dengan baik & factor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kehamilannya. Untuk itu, sebagai bidan professional yang memiliki pengetahuan, dapat membantu ibu hamil dalam mengenali hubungan antara factor-faktor tersebut & memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan ibu hamil. Memberikan berbagai informasi tentang factor yang mempengaruhi kehamilan dapat membangkitkan motivasi ibu dalam merawat kehamilannya & menjawab segala kekhawatiran ibu selama menjalani kehamilannya. Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan, yaitu faktor fisik, faktor psikologis dan faktor lingkungan, sosial budaya serta ekonomi. 1. Faktor Fisik Faktor-faktor fisik yang mempengaruhi kehamilan dalam tiap trimester yaitu: a. status kesehatan Kondisi kesehatan sangat penting dalam kehamilan, baik kondisi kesehatan sebelum atau selama kehamilan. Kehamilan dapat lebih berbahaya lagi jika wanita tersebut sedang sakit. Serangan penyakit sebelum dan selama kehamilan yang dapat membahayakan janin terbagi atas dua kategori utama yaitu penyakit umum seperti diabetes, anemia berat, penyakit ginjal kronik dan penyakit menular seperti rubella & sipilis. Selama kehamilan terjadi perubahan hormonal yang dapat menyebabkan berbagai perubahan dalam tubuh, yang pada dasarnya adalah normal/tidak ada yang memiliki pengaruh khusus terhadap kehamilan. Ibu hamil biasanya sering

mengalami mual dan muntah (efek hormonal), bila berlebihan maka akan mengganggu status kesehatan (hiperemesis gravidarum). Didalam memberikan bimbingan pada masa antenatal/kehamilan, bidan perlu memperhatikan beberapa informasi sebagai berikut : 1) Usia Usia seseorang dapat mempengaruhi keadaan kehamilannya. Bila wanita tersebut hamil pada masa reproduksi, kecil kemungkinan untuk mengalami komplikasi dibanding wanita yang hamil dibawah usia reproduksi ataupun diatas usia reproduksi. 2) Riwayat kesehatan Wanita yang mempunyai riwayat kesehatan yang buruk atau wanita dengan komplikasi kehamilan sebelumnya seperti misalnya persalinan preterm plasenta previa atu pre eklampsia membutuhkan pengawasan yang lebih tinggi pada saat kehamilan dan akan memperberat kehamilan bila ada penyakit yang telah diderita sebelum hamil (asma, jantung, hipertensi dan lain-lain) Status kesehatan dapat dijaga dengan : 1) 2) 3) 4) 5) 6) Makan makanan bergizi Menjaga kebersihan tubuh Merawat gigi Berolah raga Tidur, berisitirahat dan bersantai Jadwalkan pemeriksaan kehamilan yang teratur

Menghindari hal-hal yang berhubungan dengan yang mengganggu kesehatan: 1) 2) 3) Menghindari penderita campak, cacar air dan penyakit menular lainnya Hindari konsumsi obat-obatan sembarangan Hindari bahan kimia dan asap berbahaya dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan

Status kesehatan

kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin, atau poliklinik kebidanan. Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Ante Natal Care (ANC) tersebut adalah :

Memantau kemajuan kehamilan. Dengan demikian kesehatan ibu dan

janin pun dapat dipastikan keadaannya.

Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu,

karena dalam melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan (bidan atau dokter) akan selalu memberikan saran dan informasi yang sangat berguna bagi ibu dan janinnya

Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan janinnya

Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. Dengan

mengenali kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang kehamilan dan persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan lancar, seperti yang diharapkan semua pihak

Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan dan

persalinan dapat berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa nifas pun dapar berjalan dengan lancar

Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa

salah satu faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat setelah melahirkan tanpa kekurangan suatu apa pun

Karena manfaat memeriksakan kehamilan sangat besar, maka dianjurkan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin di tempat pelayanan kesehatan terdekat. b. status gizi Status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa kehamilan. Selama masa kehamilan ibu merupakan sumebr nutrisi bagi bayi yang dikandungnya. Apa yang dimakan akan mempengaruhi kondisi bayi. Apabila wanita hamil memiliki status gizi kurang selama kehamilannya maka ia beresiko memiliki bayi dengan kondisi kesehatan yang buruk. Dan wanita dengan gizi baik akan melahikan bayi yang sehat. Wanita hamil dengan status gizi kurang memiliki kategori risiko tinggi keguguran, kematian bayi dalam kandungan, kematian bayi baru lahir, cact dan Berat Lahir Rendah. Selain itu umumnya pada ibu dengan status gizi kurang tersebut dapat terjadi 2 komplikasi yang cukup berat selama kehamilan yaitu anemia (kekurangan sel darah merah) dan pre eklamsia/eklamsia. Ibu yang menderita anemia, suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Gizi yang adekuat selama hamil akan mengurangi resiko dan komplikasi pada ibu, menjamin pertumbuhan jaringan sehingga bayi baru lahir memiliki berat badan optimal. Di lain pihak kelebihan gizi pun ternyata dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan. Untuk menilai status gizi ibu hamil umumnya dilakukan pada awal asuhan prenatal, diikuti tindak lanjut yang kontinu selama kehamilan. Pengkajian yang dilakukan untuk menilai status gizi ibu dapat dilakukan melalui wawancara meliputi kebiasaan atau pola makan, asupan makanan yang dikonsumsi, masalah

yang berkaitan dengan makanan yang dikonsumsi termasuk adanya pantangan terhadap makanan tertentu atau mengidam makanan tertentu. Pengkajian status gizi ini dapat pula dilakukan melalui pemeriksaan fisik yaitu penimbangan berat badan untuk mengetahui peningkatan berat badan selama kehamilan, uji laboratorium seperti menentukan hemoglobin dan hematokrit karena biasanya data laboratorium ini dapat memberikan informasi dasar yang vital untuk mengkaji status gizi ibu pada awal kehamilan dan memantau status gizinya selama kehamilan.

Mengkonsumsi 4 jenis makanan setiap kali makan (makanan pokok,

pembangun/protein, pelengkap/vitamin dan mineral, penunjang/gula dan lemak, serta mengkonsumsi 3 mineral penting setiap hari (besi, kalsium dan yodium)

Mendapatkan 30 mg besi per hari Mendapatkan 85-90 gram protein per hari, mendapatkan intake yang

adekuat untuk mineral (besi, kalsium, magnesium dan lain-lain) dan vitamin (D, E, B6) dan folat

Mengkonsumsi asam folat 0,4-0,8 mg per hari mengurangi terjadinya

anemia megaloblastik, mengurangi resiko spina bifida pada bayi dan efektif pada minggu pertama hingga minggu ke 6 kehamilan.

Vitamin C 250 mg perhari dapat diperoleh dari makanan dan sifatnya

membantu penyerapan besi Mereka yang berisiko untuk menderita kondisi gizi buruk adalah para wanita hamil dengan :

Masalah sosial ekonomi Nausea (mual) dan vomitus (muntah) yang menetap Memiliki anak-anak yang masih kecil

Diet vegetarian yang ketat (khususnya jika tidak mengkonsumsi

protein dengan nilai biologis yang tinggi)


Kebiasaan minum alkohol, merokok atau memakai obat bius Kelainan yang sudah ada sebelumnya yang berhubungan dengan gizi

(DM, malabsorbsi, kelainan gastrointestinal) Yang harus diperhatikan adalah ibu hamil harus banyak mengkonsumsi makanan kaya serat, protein (tidak harus selalu protein hewani seperti daging atau ikan, protein nabati seperti tahu, tempe sangat baik untuk dikonsumsi) banyak minum air putih dan mengurangi garam atau makanan yang terlalu asin. c. Gaya Hidup Gaya hidup seperti perokok, mengkonsumsi obat-obatan, alkohol adalah hal yang sangat berbahaya bagi ibu dan bayinya. Semua benda tersebut dapat terserap dalam darah bayi melalui sistem plasenta selama kehamilan.

Kebiasaan/gaya hidup yang harus dikurangi/dihilangkan, antara lain : 1)


o

Obat-obatan dan medikasi Pemakaian sebelum kehamilan atas petunjuk dokter/bidan dapat

diteruskan apabila dokter/bidan mengetahui jenis obat yang diminum


o

Kepada ibu hamil harus memakai obat atas resep atau petunjuk

dokter
o

Sebagian besar obat akan melintasi sawar plasenta yang dapat

membahayakan janin (stadium perkembangan dini) 2) Perokok Jika wanita hamil merokok selama kehamilan maka ia sudah terpapar 3 zat yang dapat membahayakan janinnya yaitu karbon monoksida, sianida & nikotin. Karbon monoksida yang bercampur dengan haemoglobin dalam darah dapat mengakibatkan jumlah oksigen yang tersedia bagi bayi

berkurang. Sianida adalah zat beracun, dan jika bercampur dalam makanan bisa mengurangi jumlah gizi bayi. Untuk melepas sianida, tubuh membutuhkan banyak vitamin B12. Nikotin mengurangi gerakan

pernafasan fetus & juga menyebabkan kontraksi pembuluh arteri pada plasenta dan tali pusat sehingga mengurangi jumlah oksigen yang sampai ke janin. Kekurangan oksigen & nutrisi inilah yang menyebabkan cacat. Apneu (lumpuhnya pernafasan), BBLR, sampai kematian janin. Wanita perokok juga dapat mengalami komplikasi kehamilan seperti perdarahan pervaginam, keguguran, tertanamnya plasenta pada tempat yang tidak normal, pecah ketuban dini dan persalinan prematur. Disamping itu, rokok bukan hanya berbahaya bagi ibu hamil yang merokok aktif, tetapi berbahaya juga untuk perokok pasif. Sehingga dianjurkan pada ibi hamil untuk menjauhi ruangan ayau lingkungan yang dipenuhi asap rokok. 3) Kafein Menyebabkan peningkatan frekuensi dan ritme jantung, sulit tidur, iritabilitas, menyebabkan gugup dan ansietas (denyut (kecemasan). jantung Pada janin dapat batas

takikardi

janin

melebihi

normal/terlalu cepat) 4) Minum alkohol : menekan sistem syaraf pusat, abortus spontan, kekurangan nutrisi dan terjadinya fetal alkohol syndrome. Bila seorang wanita merupakan peminum berat terutama saat hamil (5-6 gelas sehari), maka besar kemungkinan akan mengalami yang disebut Sindrom Alkohol pada janin (FAS). Dimana bayi lahir dengan mental terbelakang dan kelainan bentuk tubuh (terutama pada kepala, wajah, tangan dan kaki, jantung dan susunan saraf pusat). Bati semacam ini bisa mengalami

kesulitan pernafasan, control suhu tubuh yang buruk, daya tahan tubuh melawan infeksi rendah & kurangnya nafsu makan. Wanita hamil yang mengkonsumsi alkohol juga tidak dapat makan dengan baik sehingga dapat beresiko mengalami keguguran, lahir prematur, atau lahir mati. Sampai saat ini belum ada batas aman alkohol bagi kandungan, jadi dianjurkan bagi ibu hamil sebaiknya menghindari alkohol selama kehamilan. 5) Menggunakan obat bius, efek hampir sama dengan alkohol Menggunakan obat bius seperti heroin, kokain, opium, jenis obat tidur atau penenang dan berbagai obat-obatan yang djual bebas tanpa melalui resep dokter dengan dosis yang berlebihan dapat membahayakan kehamilannya. Bayi yang dilahirkan oleh wanita pengguna obat-obatan dapat menunjukkan gejala kecanduan obat bius & sangat menderita setelah kelahirannya / bayi dapat lahir mati/ cacat. Obat-obat yang dibeli bebas tanpa rekomendasi dokter seperti aspirin yang dipakai untuk penyembuhan terhadap penyakit juga memberi efek yang berbahaya terhadap janin. Efek samping obatobatan pada ibu hamil tergantung dari faktor genetic, keturunan & lingkungan. Paling sering ditemukan adalah terjadinya cacat badan janin akibat konsumsi obat-obatan tersebut. 6) Pantangan makan sesuatu (adat kebiasaan) 7) Pakaian : nyaman, menyerap keringat, longgar, sepatu berhak rendah dan nyaman 8) Hamil diluar nikah & Kehamilan yang tidak diharapkan Di beberapa golongan masyarakat ada orang2 yang tidak mau menghargai ibu-ibu yang tidak bersuami atau hamil diluar nikah. Sehingga akan mempengaruhi kejiwan ibu tersebut selama kehamilan dan

menyebabkan ibu tidak mengharapkan kehadiran bayinya & menolak kehamilannya. Pada kehamilan yang tidak diharapkan dengan berbagai alasan dapat menimbulkan berbagai masalah klinis yang dapat memberatkan kehamian. Misalnya morning sicknes berlebihan yang dapat menjadi HG yang memerlukan perawatan khusus hingga melahirkan bayi BBLR. Selain itu usaha untuk menggugurkan kandungannya akan membahyakan diri dan dapat menyebabkan infeksi, ccat yang akhirnya justru akan menjadi beban keluarga. Sebagai seorang bidan harus percaya bahwa ibu & anak berhak mendapat perhatian & dihormati siapapun juga. Bahkan mereka yang termasuk dalam kondisi seperti ini harus lebih banyak memerlukan hak-hak tersebut. Seorang bidan tidak berhak menyalahkan atau menghakimi kondisi tersebut atau membuat wanita tersebut merasa bersalah dan malu. Sebaliknya bidan dapat memberikan dukungan, motivasi & perhatian atas kehamilannya sehingga keselamatan ibu dan bayinya dapat terjamin.

2. Faktor Psikologis, yang turut mempengaruhi kehamilan biasanya terdiri dari : a. Stressor. Faktor psikologis yang berpengaruh dalam kehamilan dapat berasal dari dalam diri ibu hamil (interna) dan dapat juga berasl dari faktor luar diri ibu hamil (eksterna). Stressor dibagi menjadi dua yaitu : internal dan eksternal 1)

Stressor internal Latar belakang kepribadian ibu Ibu hamil yg memiliki kepribadian immature (kurang matang) biasanya dijumpai pada calon ibu dengan usia yang masih sangat muda, introvert (tidak mau berbagai dengan orang lain) atau tidak seimbang

antara perilaku dan perasaannya, cenderung menunjukkan emosi yang tidak stabil dalam mengahdapi kehamilannya dibandingkan dengan ibu hamil dengan kepribadian yang mantap dan dewasa. Ibu hamil dengankepribadian seperti ini biasanya menunjukkan kecemasan dan ketakutan yang brelebihanm terhadap dirinya dan bayi yang dikandungnya selama kehamilan. Sehingga ibu tersebut lebih mudah mengalami depresi selama kehamilannya. Ia merasa kehamilannya merupakan beban yang sangat berat & tidak menyenangkan.

Pengaruh perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Pengaruh perubahan hormon yang berlangsung selama kehamilan

juga berperan dalam perubahan emosi, membuat perasaan jadi tidak menentu, kosentrasi berkurang & sering pusing. Hal ini menyebabkan ibu merasa tidak nyaman selama kehamilan dan memicu timbulnya stres yang ditandai ibu sering murung. 2)

Stressor eksternal Pengalaman ibu Misalnya ibu mengalami masa anak-anak yang bahagia dan mendapatkan cukup cinta kasih, berasal dari keluarga yang bahagia sehingga mempunyai anak dianggap sesuatu yang diinginkan dan

menyenangkan maka ia pun akan terdorong secara psikologis untuk mampu memberikan kasih sayang kepada anaknya. Selain itu pengalaman ibu yang buruk tentang proses kehamilan / persalinan yang meninggalkan trauma berat bagi ibu dapat juga menimbulkan gangguan emosi yang

mempengaruihi kehamilannya. Gangguan emosi baik berupa stres atau depresi yang dialami pada trimester pertama kehamilan akan berpengaruh pada janin, karena pada

saat itu janin sedang dalam masa pembentukan. Akan mengakibatkan pertumbuhan bayi terhambat atau BBLR. Bukan hanya itu, pada pertumbuhan anaknya nanti anak dapat mengalami kesulitan belajar, sering ketakutan bahkan tidak jarang hiperaktif karena bila dalam kehamilan ibu merasa gelisah maka terjadi perubahan neurotransmiter diotaknya dan mempengaruhi sistem

neurotransmiter janin melalui plasenta. Selain itu dapat meningkatkan produksi neural adrenalin, serotonin dan gotamin yang bisa masuk ke peredaran darah janin sehingga mempengaruhi sistem sarafnya. Untuk itu dalam memberikan asuhan anternatal, bidan harus mampu memberikan pendidikan parent education sejak kehamilan trimester I sehingga orang tuan mendapat banyak pengetahuan terutama tentang oerubahan yang terjadi selama kehamilan dan diharapkan bida beradaptasi pada perubahan2 psikologis tersebut. b. Dukungan keluarga Ibu merupakan salah satu anggota kkeluarga yang sangat berpengaruh sehingga perubahan apapun yang terjadi pada ibu akan mempengaruhi keadaan keluarga. Bagi pasangan baru, kehamilan merupakan kondisi dari masa anak menjadi orangtua sehingga kehamilan dianggap suatu krisis bagi kehidupan berkeluarga yang dapat diikuti oleh stres & kecemasan. Jika krisis tersebut tidak dapat dipecahkan maka mengakibatkan timbulnya tingkah laku maladatif dalam anggota keluarga dan kemungkinan terjadi perpecahan antara anggota keluarga. Kemampuan untuk memecahkan krisis dengan sukses adalah kekuatan bagi keluarga untuk menciptakan hubungan yang baik.

Tugas kluarga yang saling melengkapi sehingga dapat

menghindari konflik yang diakibatkan oleh kehamilan dapat ditempuh dengan jalan Merencanakan & mempersiapkan kehadiran anak,

Mengumpulkan dan memberikan informai bagaimana merawat & menjadi ibu atau ayah bagi bayi. Sedangkan dukungan keluarga yang dapat diberikan agar kehamilan dapat berjalan lancar anatara lain : kehamilannya Memberi dukungan pada ibu untuk menerima & Memberikan dukungan pada ibu untuk menerima

mempersiapkan peran sebagai ibu Memberi dukungan pada ibu untuk menghilangkan rasa takut

& cemas terhadap persalinannya Memberi dukungan pada ibu untuk menciptakan ikatan yang

kuat anatara ibu dan anak yang diakndungnya melalui perawatan kehamilan & persalinan yang baik. Menyiapkan keluarga lainnya untuk menerima kehadiran

anggota keluarga baru. c. Dukungan suami Orang yang paling bagi seorang wanita hamil adalah suaminya. Banyak bukti yang ditunjukkan bahwa wanita yang diperhatikan & dikasihi oleh pasangannya selama kehamilan akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi & fisik, lebih mudah melakukan penyesuaian diri selama kehamilan dan sedikit resiko komplikasi persalinan. Hal ini diyakini karena ada dua kebutuhan utama yang ditunjukkan wanita selama hamil yaitu menerima tanda-tanda bahwa ia dicintai & dihargai serta kebutuhan akanpenerimaan pasangannya terhadap anaknya.

Ada 4 jenis dukungan yang dapat diberikan suami sebagai calon ayah bagi anaknya antara lain : Dukungan emosi yaitu suami sepenuhnya memberikan

dukungan secara psikologis kepada istrinya dengan menunjukkan kepedulian & perhatian kepada kehamilannya serta peka terhadap kebutuhan & perubahan emosi ibu hamil. Dukungan instrumental yaitu dukungan suami yang diberikan

untuk memenuhi kebutuhan fisik ibu hamil dengan bantuan keluarga lainnya Dukungan informasi yaitu dukungan suami dalam memberikan

informasi yang diperolehnya mengenai kehamilan Dukungan penilaian yaitu memberikan keputusan yang tepat

untuk perawatan kehamilan istrinya. 3. Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi. a. Faktor lingkungan Banyak alasan mengapa ibu mengalami kesulitan untuk menjadi sehat terutama ibu hamil, beberapa alasan antara lain karena kemiskinan, kurangnya pelayanan medik, kurang pendidikan & pengetahuan, termasuk pengaruh sosial budaya berupa kepercayaan yang merugikan atau membahayakan. Seorang bidan biasanya mencoba bekerja memberikan asuhan kepada ibu hamil secara pribadi untuk menyelesaikan masalah-masalahnya. Namun

seringkali masalah-masalah tersebut merupakan masalah yang terdapat pada masyarakat yang tidak mudah dipecahkan. Sehingga bidan perlu melibatkan keluarga & masyarakat agar memperhatikan kebutuhan & keselamatan ibu hamil. b. Kebiasaan Adat Istiadat Persepsi tentang kehamilan berbeda-beda menurut adat-istiadat daerah masing-masing. Kebiasaan/mitos tersebut dapat mempengaruhi psikologi ibu (cemas dan khawatir), misalnya bumil dilarang makan strawberry karena tubuh

bayi akan berbintik, menggeliat karena bayi akan terlilit tali pusat dan lain-lain. Bidan harus dapat mengkaji apakah ibu hamil menganut atau mempunyai kepercayaan atau adat istiadat tabu setempat yang berpengaruh terhadap kehamilan. Kemudian menilai apakah ahal tersebut bermanfaat, netral (tidak berpengaruh pada keamanan / kesehatan), tidak jelas (efek tidak

diketahui/tidak dipahami) atau membahayakan. Terutama bila faktor budaya tersebut dapat menghambat pemberian asuhan yang optimal bagi ibu hamil. Bidan harus mampu mencari jalan untukmenolongnya / meyakinkan ibu untuk merubah kebiasaannya dengan memberikan penjelasan yang benar. Tentu saja hal ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak yang berperan dalam keluarga & mayarakat. c. Fasilitas Kesehatan Fasilitas kesehatan hubungan dengan tempat ibu mendapatkan pelayanan kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya sempai ibu dapat melahirkan dengan aman. Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai dengan jarak yang mudah terjangkau akan memberi kemudahan bagi ibu hamil untuk sering memeriksakan kehamilannya dan untuk mendapatkan penanganan dalam keadaan darurat. Bidan dapat memberikan informasi atau petunjuk kepada ibu dan keluarga tentang pemanfaatan sarana kesehatan seperti rumah bersalin, polindes, PKM dan fasilitas kesehatan lainnya yang sangat penting & aman bagi kehamilan & persalinannya. d. Sosial Ekonomi Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin, mengkonsumsi makanan sehat, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik. Namun dengan adanya

perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik. Yang patut diperhatikan adalah bahwa kehamilan bukanlah suatu keadaan patologis yang berbahaya. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang akan dialami oleh wanita usia subur yang telah berhubungan seksual. Dengan demikian kehamilan harus disambut dan dipersiapkan sedemikian rupa agar dapat dilalui dengan aman. Petugas kesehatan yang pertama kali kontak dengan pasien (dokter, perawat, bidan dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai