Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DAN KONTROL DIRI DENGAN PROKASTINASI

MAHASISWA PSIKOLOGI IAIN KEDIRI DALAM MENYELESAIKAN TUGAS


SKRIPSI

Ahmad Nico Mambaul Ma’arif_933418216


Jurusan Psikologi Islam, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, IAIN Kediri
Email ahmad.nico11@gmail.com

Dosen Pembimbing : Drs. Moh. Irfan Burhani M.Psi,


Luthfi Atmasari, M.Psi. Psikolog

Abstract
Procrastination is the postponement of tasks or work either with or without certain reasons. The results of
the pre-study of 4 students showed that psychology students in 2016 delayed completing their thesis.
Theoretically, procastination is influenced by several factors including self-efficacy and self-control. The
purpose of this study 1) to determine the relationship between self-efficacy and procrastination. 2) to
determine the relationship between self-control and procrastination. 3) to determine the relationship
between self-efficacy and self-control with procrastination. This research is a quantitative research with a
sample of IAIN Kediri Psychology students in 2016 as many as 89 students who are working on a thesis.
The researcher analyzed the data using multiple regression test. The results of the study stated that 1) self-
efficacy had a negative relationship with procrastination with a significance score of 0.000 and a Pearson
correlation number of -.790, thus Ha was accepted. 2) self-control has a negative relationship with
procrastination with a significant score of 0.000 and the Pearson correlation -. thus Ha is accepted. 3) self-
efficacy and self-control have a relationship with procastination with a significant score of 0.000 which
means that there is a relationship between self-efficacy and self-control with procastination, thus Ha is
accepted. The contribution of self-efficacy and self-control with procastination is 68.2%.

Keywords: Self Efficacy, Self Control, Procastination.

Abstrak
Prokrastinasi merupakan penundaan tugas atau pekerjaan baik dengan atau tanpa alasan tertentu. Hasil
dari pra penelitian terhadap 4 mahasiswa menunjukkan bahwa mahasiswa psikologi tahun 2016
melakukan penundaan menyelesaikan skripsi. Secara teori prokastinasi dipengaruhi oleh beberapa faktor
termasuk efikasi diri dan kontrol diri. Tujuan dari penelitian ini 1) untuk mengetahui hubungan antara
efikasi diri dengan prokastinasi. 2) untuk mengetahui hubungan kontrol diri dan prokastinasi. 3) untuk
mengetahui hubungan efikasi diri dan kontrol diri dengan prokastinasi. Penelitian adalah penelitian
kuantitatif dengan sampel mahasiswa Psikologi IAIN Kediri tahun 2016 sebanyak 89 mahasiswa yang
sedang mengerjakan skripsi. Peneliti menganalisis data menggunakan uji regresi berganda. Hasil
penelitian menyatakan bahwa 1) efikasi diri memiliki hubungan negatif dengan prokastinasi dengan skor
signifikansi 0.000 serta angka pearson correlation -.790 dengan demikian Ha diterima. 2) kontrol diri
memiliki hubungan negatif dengan prokastinasi dengan skor signifikan 0.000 serta angka pearson
correlation -. dengan demikian Ha diterima. 3) efikasi diri dan kontrol diri memiliki hubungan dengan
prokastinasi dengan skor signifikan 0.000 yang yang bermakna adanya hubungan antara efikasi diri dan
kontrol diri dengan prokastinasi dengan demikian Ha diterima. Besar sumbangsih efikasi diri dan kontrol
diri dengan prokastinasi sebesar 68,2%.

Kata Kunci : Efikasi Diri, Kontrol Diri, Prokastinasi.


Pendahuluan

Mahasiswa merupakan istilah bagi pelajar yang sedang menempuh pendidikan di tingat
perguruan tinggi.1 Mahasiswa memiliki aktivitas yang berkaitan dengan akademik maupun non
akademik. Pada tingkatan Strata I di perguruan tinggi diharuskan bagi mahasiswa menyelesaikan tugas
akhirnya guna mendapatkan gelar sarjana (S1) yaitu skripsi. 2 Skripsi ialah kumpulan karya ilmiah dalam
suatu bidang studi yang ditulis mahasiswa program sarjana (S1). Karya ilmiah ini ialah salah satu
persyaratan guna menuntaskan program studi mahasiswa yang ditulis berdasarkan sumber pada hasil
riset lapangan ataupun hasil studi kepustakaan. Skripsi wajib berkenaan dengan disiplin keilmuan yang
ditekuni dalam program studinya.3
Begitu panjang serta rumitnya proses pengerjaan skripsi pastinya memerlukan pengeluaran,
tenaga, waktu serta atensi yang tidak sedikit. Pada umumnya mahasiswa diberikan waktu guna
menuntaskan skripsi dalam jangka waktu satu semester alias kurang lebih 6 bulan. Namun pada
realitasnya, banyak mahasiswa yang membutuhkan waktu lebih dari 6 bulan guna mengerjakan skripsi. 4
Apabila mahasiswa tidak mempunyai ketertiban terhadap dirinya terlebih lagi tidak dapat
mengendalikan waktunya dengan baik hingga tugas tersebut tidak akan tuntas dengan tepat waktu
sehingga menyebabkan penundaan dalam kelulusannya. Mayoritas mahasiswa lebih mempunyai
kecenderungan untuk mendahulukan kesenangan semacam menonton Youtube, menghabiskan waktu
memandang Instagram, dan sebagainya sehingga mengakibatkan timbulnya kasus prokastinasi akademik
pada mahasiswa. Ketidakdisiplinan tersebut menyebabkan mahasiswa sangat kerap melaksanakan
prokastinasi akademik.5
Seseorang yang cenderung menunda tugas atau pekerjaan disebut dengan prokastinasi. Menurut
Ferrari, prokastinasi merupakan penundaan tugas atau pekerjaan baik dengan atau tanpa alasan tertentu. 6
Pada penelitian Kholid Mawardi menunjukkan bahwa mahasiswa sebagian besar melakukan prokastinasi.
mahasiswa yang berada pada tingkatan sangat tinggi dalam melakukan prokastinasi sebesar 13%, di
tingkat tinggi sebesar 20%, di tingkat sedang sebesar 57%, ditingkat rendah sebesar 10% dan sangat
rendah hanya 0%.7 Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki kecenderungan melakukan tindakan
prokastinasi.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Siti Muyana pada mahasiswa program studi Bimbingan dan
Konseling menunjukkan tingkat prokastinasi Mahasiswa tergolong kategori tinggi. Dimana hasil
penelitiannya adalah 6% mahasiswa melakukan prokastinasi pada tingkatan sangat tinggi, 81% berada
pada tingkat tinggi, 13% berada pada tingkatan sedang, sedangkan ditingkatan rendah dan sangat rendah
hanya 0%. Aspek-aspek yang mempengaruhi perilaku prokastinasi pada mahasiswa program studi
Bimbingan dan Konseling terbagi atas beberapa aspek antara lain keyakinan akan kemampuan, gangguan
perhatian, faktor sosial, manajemen waktu, inisiatif, pribadi, dan kemalasan. 8
Berdasarkan hasil dari wawancara terhadap empat mahasiswa menunjukkan bahwa mahasiswa
menunjukkan bahwa mahasiswa Psikologi Islam IAIN Kediri angkatan 2016 melakukan prokastinasi
dengan berbagai alasan yang berbeda seperti tidak dapat terfokuskan untuk mengerjakan skripsi dan
1
Abdullah, Sri Mulyati, dan Dyah Ayu Noor Wulandari, “Prokastinasi Akademik dalam Penyeleaian Skripsi”, Humaniora,
Vol. 5, No. 1, (2014).
2
Vivi Putri Lestari, Damajanti Kusuma Dewi, “Hubungan Efikasi Diri dan Kontrol Diri dengan Prokastinasi Skripsi pada
Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan”, Character, 05, 03, (2018).
3
Tim Penyusunan Karya Tulis Ilmiah STAIN Kediri, Pedoman Karya Tulis Ilmiah (Kediri: STAIN Press, 2013), hlm. 59.
4
Aliya Noor Aini et.al, “ Hubungan Antara Kontrol Diri dengan Prokastinasi dalam Menyelesaikan Skripsi Mahasiswa
Universitas Muria Kudus”, Psikologi Pitutur,2 (Juni,2011),65.
5
A’yunina, Hilma, dan Abdurrohim, “Hubungan Stress Akademik dan Motivasi Belajar dengan Prokastinasi Akademik
Pada Mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung Semarang”, Prosiding Konferensi Ilmiah Mahasiswa Unissula (KIMU) 2,
hlm. 890.
6
Ghufron, M. Nur, dan Rini Risnawita S, Teori-Teori Psikologi, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm. 154.
7
Mawardi, Kholid, “Tingkat Prokastinasi Akademik Dalam Menyelesaikan Skripsi Pada Mahasiswa Aktivis”, Insania, vol.
24, No. 1, (2019), hlm. 128.
8
Muyana, Siti, “Prokastinasi Akdemik Dikalangan Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling”, Ilmiah
Counsellia, Vol. 8, No. 1, (2018), hlm. 45.
memilih untuk menunda mengerjakan skripsi, merasa dosen pembimbing mahasiswa mempersulit dalam
proses pengerjaan skripsi, memilih melakukan kegiatan yang lebih menguntungkan/menghasilkan uang
seperti menjadi panitia pemungutan suara pemilihan gubernur, serta malas untuk mengerjakan skripsi
karena tidak memiliki mood untuk mengerjakannya.
Prokastinasi menurut Ferrari sebagaimana dikutip oleh Alwisol terbagi menjadi dua yakni faktor
internal dan eksternal. Faktor internal meliputi kondisi fisik dan psikologis pada individu tersebut. Faktor
eksternal meliputi pola asuh orangtua maupun lingkungan sekitar. Pada faktor internal dari segi kondisi
fisik yaitu fatigue atau kelelahan. Hal ini bisa terjadi apabila mahasiswa telah melakukan berbagai aktivitas
yang dilakukan diluar kampus maupun di kampus.9 Efikasi diri merupakan salah satu faktor psikologis
terjadinya prokastinasi. Seperti pada penelitian Desriyanti Iskandar yang menunjukkan bahwa efikasi diri
memiliki hubungan negatif terhadap prokastinasi akademik. Dengan ini memiliki arti bahwa semakin
rendah efikasi diri maka akan dibarengi dengan semakin tinggi prokastinasi akademik. Begitu pula
sebaliknya, semakin tinggi efikasi diri maka akan dibarengi dengan semakin rendah perilaku prokastinasi
akademik.
Bagi Bandura dalam kutipan Alwisol mengatakan kalau efikasi diri ialah anggapan diri sendiri
mengenai seberapa bagus diri sendiri bisa berperan dalam suasana tertentu. Efikasi diri berhubungan
dengan keyakian jika diri mempunyai keahlian melaksanakan tindakan yang diharapkan. 10 Pada kalangan
mahasiswa tidak sedikit bila terdapat tugas untuk mengerjakannya ketika sudah mendekati deadline,
sehingga hasil yang diperoleh kurang optimal. Perihal tersebut pula dipengaruhi oleh efikasi diri
mahasiswa yang rendah sebab dirinya tidak percaya atas kemampuannya dalam mengerjakan tugas
tersebut, akhirnya menunda- nunda dalam mengerjakan tugas serta terkadang cenderung untuk
menyontek teman.
Efikasi diri merupakan evaluasi diri, apakah bisa melaksanakan kegiatan yang baik ataupun
buruk, tepat ataupun salah, bias ataupun tidak bias mengerjakan sesuai dengan yang dipersyaratkan.
Dalam kehidupan sehari- hari orang membuat keputusan guna melaksanakan bermacam kegiatan serta
seberapa lama mengalami kesulitan- kesulitan. Efikasi diri menimbulkan keterlibatan aktif dalam aktivitas
akan menekan pertumbuhan potensi. Kebalikannya efikasi diri yang memusatkan orang buat menjauhi
daerah serta aktivitas akan memperlambat pertumbuhan kemampuan serta melindungi persepsi diri yang
negatif dari transformasi yang membangun.11
Penelitian Mita Wulandari menunjukkan bahwa efikasi diri dapat mempengaruhi prokastinasi.
Hasil penelitian Mita Wulandari mengungkapkan bahwa efikasi diri mahasiswa tergolong rendah. Hal ini
membuktikan bahwa rata-rata mahasiswa memiliki keyakinan diri yang kurang baik dalam
menyelesaikan tugas dan memilih untuk menunda tugasnya. Dan pada penelitian ini mendapati adanya
pengaruh yang negatif antara efikasi diri dan prokastinasi. dengan ini menunjukkan bahwa semakin
rendah efikasi diri maka tingkat prokastinasi akan tinggi. Begitu juga sebaliknya, jika semakin tinggi
efikasi diri maka tingkat perilaku prokastinasi akan menjadi rendah.12
Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Sinta Yuniarti, Ninik Setyowani dan Sunawan
mengungkapkan bahwa efikasi diri dan prokastinasi memiliki hubungan yang signifikan. Dimana
menjelaskan bahwa jika minat dan efikasi diri yang rendah maka tindakan prokastinasi akademik akan
tinggi. Begitu pula sebaliknya, jika minat dan efikasi diri tinggi maka tindakan prokastinasi akademik
akan menjadi rendah.13

9
Fauziah, Hana Hanifah, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prokastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi
UIN Sunan Gunung Djari Bandung”, Psympathic, Vol. 2, No. 2, (Desember, 2015), hlm. 128.
10
Alwisol, Psikologi Kepribadian, (Malang: UMM Press, 2007), hlm. 287.
11
Yuniarti, Sinta, dkk., “Minat dan Efikasi Diri dengan Prokastinasi Akademik pada Mata Pelajaran Matematika”, IJGC,
Vol. 7, No. 4, (2018), hlm. 33.
12
Wulandari, Mita, dkk., “Pengaruh Efikasi Diri dan Kontrol Diri terhadap Prokastinasi Akademik pada Mahasiswa
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda”, Motiva: Jurnal Psikologi, Vol. 3, No. 1, (2020)
13
Yuniarti, Sinta, dkk., “Minat dan Efikasi Diri dengan Prokastinasi Akademik pada Mata Pelajaran Matematika”, IJGC,
Vol. 7, No. 4, (2018).
Selain efikasi diri, prokastinasi juga dapat disebabkan oleh kontrol diri. Menurut Lazarus dalam
kutipan Syamsul Bachri Thalid menjelaskan bahwa kontrol diri menggambaran suatu keputusan individu
dalam mempertimbangkan perilaku melalui kognitif seseorang guna memperoleh hasil dan tujuan
tertentu.14 Sebagai sifat kepribadian, kontrol diri individu berbeda. Beberapa orang memiliki kontrol diri
yang rendah dan beberapa orang memiliki kontrol diri yang tinggi. Individu dengan tingkat kontrol diri
yang tinggi mampu mengubah peristiwa atau situasi dan menjadi agen utama dalam mengubah perilaku
primer yang mengubah pada konsekuensi atau perilaku positif. Secara umum, orang dengan kontrol diri
yang tinggi menggunakan waktu mereka lebih efisien dan mengarah pada perilaku yang lebih utama. Jika
ia adalah mahasiswa tingkat akhir dengan kewajiban untuk menyelesaikan skripsi, jika ia memiliki
kontrol diri yang tinggi, mereka akan dapat mengarah pada perilaku positif seperti menyegerakan
menyelesaikan skripsi.
Pada penelitian Aliya Noor Aini dan Iranita Hervi Mahardayani yang menunjukkan adanya
hubungan negative antara kontrol diri dan prokastinasi yang berbunyi semakin tinggi kontrol diri maka
semakin rendah prokastinasi, begitu juga sebaliknya semakin rendah kontrol diri maka semakin tinggi
prokastinasi.15
Pada penelitian Yusuf Syaifulloh, Santi Susanti dan Mardi menunjukkan bahwa Kontrol diri
menunjukkan hasil uji hipotesis pada angka -5,197 dengan signifikan 0,000, maka dapat disimpulkan
terdapat pengaruh langsung yang negatif antara kontrol diri dan prokastinasi. Dalam arti, apabila
semakin tingginya tingkat kontrol diri maka akan semakin rendah tingkat prokastinasi pada individu.
Begitu juga sebaliknya, apabila semakin rendah tingkat kontrol diri maka akan semakin tinggi tingkat
prokastinasi pada individu.
Oleh karena itu, tujuan dari peneliti melakukan penelitian untuk membuktikan adakah hubungan
antara efikasi diri dan kontrol diri dengan prokastinasi pada mahasiswa Psikologi Islam IAIN Kediri
angkatan 2016. Fenomena ini menarik untuk diulas agar dapat memberikan pengetahuan bagi para
mahasiswa bahwa prokastinasi yang dialaminya berhubungan dengan efikasi diri dan kontrol diri atau
justru dipengaruhi oleh faktor lain.

METODE
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono,
metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel
pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 16
Penelitian ini menggunakan sampel mahasiswa Psikologi Islam IAIN Kediri angkatan 2016 yang
sedang mengerjakan skripsi sebanyak 89 mahasiswa yang terdiri dari 18 mahasiwa laki-laki dan 71
mahasiwa perempuan. Penelitian ini menggunakan angket skala likert dengan total 3 variabel. Sedangkan
data dianalisis menggunakan uji instrumen, uji asumsi klasik, dan uji korelasi product moment serta uji
regresi linear berganda menggunakan metode statistik dengan bantuan program komputer Statistical
Packages for Social Sciences (SPSS) for windows evalution version 23.

TEMUAN PENELITIAN
Sebelum melakukan analisis regresi, peneliti melakukan uji normalitas dan linearitas data
penelitian. Hasil perhitungan dengan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov pada variabel efikasi
diri menunjukkan bahwa data penelitian ini berdistribusi normal (sig. 0,061) Angka tersebut lebih besar
daripada 0,05. Artinya data yang didapatkan dari hasil kuesioner seluruh reseponden berdistribusi
normal (tidak terjadi perbedaan secara signifikan).

14
Thalid, Syamsul Bachri, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif, (Jakarta: Kencana), hlm. 107.
15
Aini, Noor Aliya, “Hubungan antara Kontrol Diri dengan Prokastinasi dalam Menyelesaikan Skripsi pada Mahasiswa
Universitas Muria Kudus”, Psikologi Pitutur, Vol. 1, No. 2, (Juni, 2011), hlm. 70.
16
Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015), 19.
Sementara itu, hasil uji linearitas menunjukkan bahwa efikasi diri dengan prokastinasi memiliki
hubungan yang linear dengan (sig. 0,080) lebih besar dari 0,05. Sedangkan pada kontrol diri dengan
prokastinasi memiliki hubungan yang linear dengan nilai (sig. 0,071). Dengan demikian, hasil uji
normalitas dan linearitas ketiga variabel memenuhi prasyarat untuk dilakukan korelasi product moment
dan uji regresi. Berikut adalah tabel hasil korelasi product moment dan uji regresi untuk menjawab
pertanyaan penelitian.

Tabel 1. Uji korelasi product moment efikasi diri dengan prokastinasi.


Efikasi Diri Prokastinasi
Efikasi Diri Pearson Correlation 1 -.790**
Sig. (2-tailed) .000
N 89 89
Prokastinasi Pearson Correlation -.790** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 89 89

Hasil perhitungan korelasi melalui SPSS 23.0 menunjukkan angka pearson correlation antara efikasi
diri (X1) dan prokastinasi (Y) sebesar -.790. dengan skor signifikan 0.000 yang lebih kecil < 0,05. Karena
skor signifikan lebih kecil dari 0,05. Hal ini dapat diartikan bahwa ada hubungan antara efikasi diri
dengan prokastinasi. Sedangkan nilai pearson correlation menunjukkan -.790 yang berarti terdapat
hubungan negatif. Hal ini dapat diartikan bahwa jika efikasi diri semakin tinggi maka prokastinasi
semakin rendah dan sebaliknya jika efikasi diri semakin rendah maka prokastinasi semakin tinggi
Tabel 2. Uji korelasi product moment kontrol diri dengan prokastinasi.
Prokastinasi Kontrol Diri
Prokastinasi Pearson Correlation 1 -.795**
Sig. (2-tailed) .000
N 89 89
Kontrol Diri Pearson Correlation -.795** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 89 89
Hasil perhitungan korelasi melalui SPSS 23.0 menunjukkan angka pearson correlation antara kontrol
diri (X2) dan prokastinasi (Y) sebesar -.795. dengan skor signifikan 0.000 yang lebih kecil < 0,05. Karena
skor signifikan lebih kecil dari 0,05. Hal ini dapat diartikan bahwa ada hubungan antara kontrol diri
dengan prokastinasi. Sedangkan nilai pearson correlation menunjukkan -.795 yang berarti terdapat
hubungan negatif. Hal ini dapat diartikan bahwa jika kontrol diri semakin tinggi maka prokastinasi
semakin rendah dan sebaliknya jika kontrol diri semakin rendah maka prokastinasi semakin tinggi.

Tabel 3. Uji regresi berganda efikasi diri dan kontrol diri dengan prokastinasi.
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 8657.718 2 4328.859 92.033 .000b
Residual 4045.091 86 47.036
Total 12702.809 88
Hasil perhitungan regresi berganda melalui SPSS 23.0 menunjukkan angka signifikansi efikasi diri
dan kontrol diri dengan prokastinasi sebesar 0.000 yang lebih kecil < 0,05. Oleh karena itu, H a diterima.
Karena skor signifikan lebih kecil dari 0,05. Hal ini dapat diartikan bahwa ada hubungan antara efikasi
diri dan kontrol diri dengan prokastinasi.

Tabel 4. Sumbangsih efikasi diri dan kontrol diri dengan prokastinasi.


Adjusted R
Model R R Square Square Std. Error of the Estimate
1 .826a .682 .674 6.858
Dapat dilihat pada tabel R square terdapat nilai 0.682 dan untuk mengetahui sumbangan efektif
dikalikan 100%. Jadi sumbangan efektif variabel efikasi diri dan kontrol diri dengan prokastinasi sebesar
68,2%.

PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara efikasi diri dengan
prokastinasi maka berdasarkan pada hasil perhitungan statistik dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara efikasi diri prokastinasi. Hubungan tersebut dapat dibuktikan dengan
hasil analisis korelasi product moment menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0.000 yang lebih kecil < 0,05.
Oleh karena itu, Ha diterima. Karena skor signifikan lebih kecil dari 0,05.
Sedangkan nilai pearson correlation menunjukkan -.790 yang berarti terdapat hubungan negatif. Hal
ini dapat diartikan bahwa jika efikasi diri semakin tinggi maka prokastinasi semakin rendah dan
sebaliknya jika efikasi diri semakin rendah maka prokastinasi semakin tinggi.
Seseorang akan mengelak untuk melakukan kegiatan atau aktivitas yang diyakini melampaui
batas kemampuannya, tetapi jika dengan penuh keyakinan seseorang akan mengambil atau melakukan
kegiatan yang diperkirakan dapat diatasi. Efikasi diri memiliki keterikatan dalam setiap aktivitas yang
akan mendorong perkembangan potensi individu. Sebaliknya efikasi diri yang mengarahkan individu
untuk menghindari aktivitas akan memperlambat perkembangan potensi seseorang.
Mahasiswa akan mencoba melakukan tindakan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang ada.
dimana setiap perkuliahan akan dibebankan tugas-tugas yang memerlukan banyak energi dan seringkali
mengalami kesulitan untuk menyelesaikan tugasnya. Maka dari itu efikasi diri pada mahasiswa sangat
diperlukan, guna mendorong mahasiswa memiliki keyakinan bahwa dapat menyelesaikan tugas sehingga
membuat tugas itu cepat terselesaikan.
Efikasi diri merupakan salah satu faktor dari prokrastinsai. Bandura mendefinisikan efikasi diri
merupakan persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri individu dapat berfungsi dalam situasi
tertentu. Efikasi diri berhubungan dengan keyakinan bahwa diri memiliki kemampuan melakukan
tindakan yang diharapkan.17 Bagi mahasiswa, mengerjakan tugas ketika mendekati deadline kerap kali
dilakukan oleh mahasiswa, sehingga hasil yang diperoleh kurang maksimal. Hal tersebut juga
dipengaruhi oleh efikasi diri mahasiswa yang rendah karena dirinya tidak yakin atas kemampuannya
dalam mengerjakan tugas tersebut, sehingga individu menunda-nunda dalam mengerjakan tugasnya.
Mahasiswa yang memiliki efikasi diri yang tinggi tidak akan pantang menyerah dalam
menghadapi rintangan-rintangan. Mahasiswa dalam setiap perkuliahannya memiliki beban tugas yang
membutuhkan banyak tenaga, waktu yang termanagemen, dan sering kali kesulitan dalam menghadapi
tugas-tugasnya. Maka keyakinan mahasiswa yang menentukan seberapa kuat dalam menghadapi
rintangan dalam perkuliahan. Semakin kuat efikasi diri mahasiswa maka akan menumbuhkan
prokastinasi yang negatif atau akan semakin rajin dalam mengerjakan tugas perkuliahan.

17
Alwisol, Psikologi Kepribadian, (Malang: UMM Press, 2007), hlm. 287.
Penelitian Aprilian Agung Erdianto dan Damajanti Kusuma Dewi juga menjelaskan bahwa efikasi
diri berhubungan negatif dengan prokastinasi dengan nilai koefisien korelasi -.244. Skor ini memberikan
gambaran bahwa semakin tinggi efikasi diri maka tingkat prokastinasi semakin rendah. Begitu juga
sebaliknya, jika semakin rendah efikasi diri maka tingkat perilaku prokratinasi akan menjadi semakin
rendah.18
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara efikasi diri
dengan prokastinasi dan hubungan tersebut merupakan hubungan negatif. Pada variable efikasi diri,
dimensi kekuatan merupakan dimensi yang memiliki nilai responden. Dimensi kekuatan berada pada
tingkat sedang dengan 59 responden/mahasiswa sedangkan sisanya sebanyak 30 mahasiswa berada pada
tingkat rendah dan sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa psikologi angkatan 2016
lemah dalam hal keuletan atau kegigihan dalam mengerjakan skripsi. Ketika mahasiswa menerima
masukan dari dosen pembimbing mahasiswa kurang bersungguh-sungguh dalam memperbaikinya.
Mahasiswa juga melakukan pengerjaan perbaikan pada skripsinya ketika hendak mendekati batas waktu
yang telah ditentukan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara kontrol diri dengan
prokastinasi maka berdasarkan pada hasil perhitungan statistik dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara kontrol diri prokastinasi. Hubungan tersebut dapat dibuktikan dengan
hasil analisis korelasi product moment menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0.000 yang lebih kecil < 0,05.
Oleh karena itu, Ha diterima. Karena skor signifikan lebih kecil dari 0,05.
Sedangkan nilai pearson correlation menunjukkan -.795 yang berarti terdapat hubungan negatif. Hal
ini dapat diartikan bahwa jika kontrol diri semakin tinggi maka prokastinasi semakin rendah dan
sebaliknya jika kontrol diri semakin rendah maka prokastinasi semakin tinggi.
Prokastinasi yang menjadi acuan dalam penelitian ini terangkum dalam beberapa ciri seperti
adanya penundaan terhadap tugas, keterlambatan dalam menyelesaikan tugas, kesenjangan waktu dan
melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan. Meskipun sudah banyak dilakukan penelitian dalam
penanganan namun demikian prokastinasi seperti halnya virus yang dapat menular kepada individu lain
jika berelasi dengan seorang prokastinator. 19 Oleh karena itu diperlukan kemampuan individu dalam
mengatur dalam setiap aktivitasnya sehingga seseorang dapat mengerjakan sesuai waktu yang ditentukan
atau bisa disebut sebagai kontrol diri.
Kontrol diri merupakan salah satu faktor dari prokrastinsai. Lazarus dalam Ghufron menjelaskan
bahwa kontrol diri sebagai gambaran suatu keputusan individu dalam mempertimbangkan perilaku
melalui kognitif seseorang guna meningkatkan hasil dan tujuan tertentu, sebagaimana yang di inginkan.
Individu yang mempunya kemampuan kontrol diri akan membuat keputusan yang terbaik dan efektif
untuk menghasilkan sesuatu yang diinginkan dan menghindari akibat yang tidak diinginkan. 20
Mahasiswa yang memiliki kemampuan kontrol diri yang tinggi akan menjadikan prokastinasi
dapat dihindarkan. Dalam penilitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara kontroli
diri dengan prokastinasi yang berarti semakin tinggi kontrol diri maka semakin rendah prokastinasi
begitu juga sebaliknya semakin rendah kontrol diri maka semakin tinggi prokastinasi. Hal ini sejalan
dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ruhil Safiinatunnajah dan Zulian Fiktry yang
menunjukkan kontrol diri memiliki hubungan negatif dengan prokastinasi. Artinya apabila tingkat
kontrol diri siswa tinggi maka perilaku prokastinasi akan rendah, begitupula sebaliknya. Hal ini
disarankan agar siswa mampu mempertahankan kemampuan kontrol diri yang dimiliki siswa dengan
lebih memfokuskan diri terhadap tugas yang dikerjakannya sehingga tidak mudah dipengaruhi gangguan
dari luar terutama media sosial.21

18
Erdianto, Aprilian Agung dan Damajanti Kusuma Dewi “Hubungan Efikasi diri dengan Prokastinasi Akademik pada
Siswa Kelas XI di SMA X”, Character: Jurnal Penelitian Psikologi, Vol. 8, No. 8, (2020).
19
Putri S Indah dan Vivik Shofiah, “Hubungan Prokastinasi Akademik Dengan Ketidakjujuran Akademik Pada Mahasiswa
Psikologi UIN Suska Riau” Jurnal Psikologi. Juni 2012,Vol 8 No 1. Hal 31
20
Ghufron, M. Nur dan Rini Risnawita S, Teori-Teori Psikologi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group, 2010), hlm. 29
21
Safiinatunnajah, Ruhil dan Zulian Fiktry, “Hubungan antara Kontrol Diri dengan Prokastinasi Akademik pada Siswa
Pengguna Media Sosial”, Jurnal Pendidikan Tambusai, Vol. 5, No. 1, (2021).
Pada hasil perhitungan regresi berganda melalui SPSS 23.0 menunjukkan angka signifikansi
efikasi diri dan kontrol diri dengan prokastinasi sebesar 0.000 yang lebih kecil < 0,05. Oleh karena itu, H a
diterima. Karena skor signifikan lebih kecil dari 0,05. Hal ini dapat diartikan bahwa ada hubungan antara
efikasi diri dan kontrol diri dengan prokastinasi.
Penelitian Fazaiz Khoirotun Chisan dan Miftakhul Jannah juga menunjukkan bahwa kontrol diri
memiliki hubungan negatif dengan prokrastinasi dengan skor koefisien -.603. Dengan ini menjelaskan
bahwa semakin tinggi efikasi diri maka tingkat prokastinasi semakin rendah. Begitu juga sebaliknya, jika
semakin rendah efikasi diri maka tingkat perilaku prokratinasi akan menjadi semakin rendah. 22
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kontrol diri
dengan prokastinasi dan hubungan tersebut merupakan hubungan negatif. Pada penelitian kali ini
menunjukkan bahwa aspek mengontrol perilaku dari kontrol diri merupakan nilai yang terendah dengan
rata-rata sedang berjumlah 55 mahasiswa dan sisanya berada pada tingkat rendah dan sangat rendah.
Dengan demikian mahasiswa masih kurangnya dalam mengatur kegiatan sehari-hari dan kurangnya
mahasiswa dalam memprioritaskan tugas utama sebagai mahasiswa.
Hal ini sesuai dengan penelitian Risma Widyaningrum dan Tanti Susilarini dalam penelitiannya
yang menunjukkan bahwa efikasi diri dan kontrol diri dapat memiliki hubungan dengan besar kontribusi
atas kedua variabel yaitu 60,7%. Kontribusi yang mendominasi pada penelitian Riswa Widyaningrum dan
Tanti Susilarini berasal dari variabel kontrol diri.23
Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Vivi Putri Lestari dan Damajanti Kusuma Dewi juga
menjelaskan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara efikasi diri dan kontrol diri dengan
prokrastinasi. Variabel efikasi diri dan kontrol diri secara bersama-sama memiliki hubungan dengan
prokastinasi sebesar 24,7% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain seperti motivasi berprestasi,
self esteem, self regulated learning serta konformitas.24
Dengan adanya hasil penelitian tersebut, tampak jelas bahwa efikasi diri dan kontrol diri
merupakan faktor yang berhubungan dalam menuntukan terjadinya perilaku prokastinasi.
Prokastinasi akademik merupakan kegagalan mengerjakan tugas yang diinginkan atau menunda
mengerjakan sampai selesai. Perilaku prokastinasi tentunya membawa dampak yang sangat buruk bagi
diri jika terus menerus melakukannya. Prokastinasi dapat terjadi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal
dan internal. Faktor internal dapat bersumber pada fisik seseorang seperti kelelahan ataupun kesehatan
seseorang, dan sumber lainnya bersumber pada psikologis seseorang seperti kontrol diri, efikasi diri,
kurangnya manajemen waktu dan lain sebagainya.25
Dan yang terakhir hasil penelitian ini diketahui bahwa efikasi diri dan kontrol diri memberikan
sumbangsih efektif sebesar 0.682 dikalikan 100%. Jadi sumbangan efektif variabel efikasi diri dan kontrol
diri dengan prorkastinasi pada penelitian ini sebesar 68,2% sedangkan sisanya 31,8% dipengaruhi oleh
faktor lainnya.
Meskipun terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri dan kontrol diri dengan
prokastinasi terdapat pula faktor lain yang juga dapat berhubungan dengan prokastinasi. Faktor-faktor
tersebut dapat dipengaruhi oleh kondisi fisik individu seperti kelelahan, gaya pengasuhan orang tua,
kondisi lingkungan ataupun faktor internal lain seperti stress, depresi, kecemasan dan lain sebagainya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyusun beberapa
kesimpulan sebagai berikut:

22
Chisan, Fazaiz Khoirotun dan Miftakhul Jannah, “Hubungan Kontrol Diri dengan Prokrastinasi Akademik pada Siswa
Sekolah Menengah Atas”, Character: Jurnal Penelitian Psikologi, Vol. 8, No. 5, (2021).
23
Widyaningrum, Risma dan Tanti Susilarini, “Hubungan Antara Kontrol Diri dan Efikasi Diri dengan Prokastinasi
Akademik pada Siswa Kelas XI SMAIT Raflesia Depok”, IKRA-ITH Humaniora, Vol. 5, No. 2, (Juli 2021).
24
Lestari, Vivi Putri dan Damajanti Kusuma Dewi, “Hubungan Efikasi Diri dan Kontrol Diri dengan Prokastinasi Skripsi
pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan”, Character: Jurnal Penelitian Psikologi, Vol. 5, No. 3, (2018).
25
Ghufron, M. Nur & Rini Risnawita S., Teori-teori Psikologi, (Depok: Ar-Ruzz Media), hlm. 165-168.
1. Terdapat hubungan negatif dan signifikan antara efikasi diri dengan prokastinasi mahasiswa
psikologi iain kediri dalam menyelesaikan tugas skripsi. Hasil ini ditunjukkan dengan nilai
signifikansi 0.000 yang lebih kecil dari 0,05 dengan nilai pearson correlation menunjukkan -.790 yang
berarti terdapat hubungan negatif. Hal ini dapat diartikan bahwa jika efikasi diri semakin tinggi
maka prokastinasi semakin rendah dan sebaliknya jika efikasi diri semakin rendah maka
prokastinasi semakin tinggi.
2. Terdapat hubungan negatif dan signifikan antara kontrol diri dengan prokastinasi mahasiswa
psikologi iain kediri dalam menyelesaikan tugas skripsi. Hasil ini ditunjukkan dengan nilai
signifikansi 0.000 yang lebih kecil dari 0,05 dengan nilai pearson correlation menunjukkan -.795 yang
berarti terdapat hubungan negatif. Hal ini dapat diartikan bahwa jika kontrol diri semakin tinggi
maka prokastinasi semakin rendah dan sebaliknya jika kontrol diri semakin rendah maka
prokastinasi semakin tinggi.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri dan kontrol dengan prokastinasi mahasiswa
psikologi iain kediri dalam menyelesaikan tugas skripsi. Hasil ini ditunjukkan dengan nilai
signifikansi 0.000 yang lebih kecil dari 0,05 dengan nilai R square menunjukkan nilai 0.682 dan
untuk mengetahui sumbangan efektif dikalikan 100%. Jadi sumbangan efektif variabel efikasi diri
dan kontrol diri dengan prokastinasi sebesar 68,2%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan di atas, peneliti memberikan saran
sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
Dengan diketahuinya kurangnya tingkat kontrol diri pada mahasiswa pada aspek mengontrol
perilaku yang berada pada tingkat sedang dengan 55 mahaisiswa oleh karena itu mahasiswa
diharapkan mampu memandu, mengarahkan dan mengatur perilaku sehingga dapat
menyesuaikan perilakunya kepada hal-hal yang lebih menunjang perkuliahannya.
Mahasiswa juga diharapkan dapat meyakini dapat mengerjakan skripsi dan lebih giat lagi dalam
mengerjakan skripsi dikarenakan tingkat efikasi diri pada aspek dimensi kekuatan berada pada
tingkat sedang dengan 59 mahasiswa. Mahasiswa diharapkan tidak terlambat dalam mengerjakan
skripsi sehingga dapat menyelesaikan skripsi sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
2. Bagi Peniliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi bagi peneliti lainnya sebagai bahan acuan penelitian
yang akan datang. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan mampu meneliti hubungan variabel
efikasi diri dan kontrol diri dengan prokastinasi dengan subjek dan item kuesioner yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA
A’yunina, Hilma, dan Abdurrohim, “Hubungan Stress Akademik dan Motivasi Belajar dengan
Prokastinasi Akademik Pada Mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung Semarang”, Prosiding
Konferensi Ilmiah Mahasiswa Unissula (KIMU) 2.
Abdullah, Sri Mulyati, dan Dyah Ayu Noor Wulandari, “Prokastinasi Akademik dalam Penyeleaian
Skripsi”, Humaniora, Vol. 5, No. 1, (2014).
Aini, Noor Aliya, “Hubungan antara Kontrol Diri dengan Prokastinasi dalam Menyelesaikan Skripsi pada
Mahasiswa Universitas Muria Kudus”, Psikologi Pitutur, Vol. 1, No. 2, (Juni, 2011).
Alwisol, Psikologi Kepribadian, (Malang: UMM Press, 2007), hlm. 287.
Chisan, Fazaiz Khoirotun dan Miftakhul Jannah, “Hubungan Kontrol Diri dengan Prokrastinasi
Akademik pada Siswa Sekolah Menengah Atas”, Character: Jurnal Penelitian Psikologi, Vol. 8, No.
5, (2021).
Erdianto, Aprilian Agung dan Damajanti Kusuma Dewi “Hubungan Efikasi diri dengan Prokastinasi
Akademik pada Siswa Kelas XI di SMA X”, Character: Jurnal Penelitian Psikologi, Vol. 8, No. 8,
(2020).
Fauziah, Hana Hanifah, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prokastinasi Akademik Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi UIN Sunan Gunung Djari Bandung”, Psympathic, Vol. 2, No. 2, (Desember,
2015).
Ghufron, M. Nur dan Rini Risnawita S, Teori-Teori Psikologi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group, 2010).
Lestari, Vivi Putri dan Damajanti Kusuma Dewi, “Hubungan Efikasi Diri dan Kontrol Diri dengan
Prokastinasi Skripsi pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan”, Character: Jurnal Penelitian
Psikologi, Vol. 5, No. 3, (2018).
Mawardi, Kholid, “Tingkat Prokastinasi Akademik Dalam Menyelesaikan Skripsi Pada Mahasiswa
Aktivis”, Insania, vol. 24, No. 1, (2019).
Muyana, Siti, “Prokastinasi Akdemik Dikalangan Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling”,
Ilmiah Counsellia, Vol. 8, No. 1, (2018).
Putri S Indah dan Vivik Shofiah, “Hubungan Prokastinasi Akademik Dengan Ketidakjujuran Akademik
Pada Mahasiswa Psikologi UIN Suska Riau” Jurnal Psikologi. Juni 2012,Vol 8 No 1.
Safiinatunnajah, Ruhil dan Zulian Fiktry, “Hubungan antara Kontrol Diri dengan Prokastinasi Akademik
pada Siswa Pengguna Media Sosial”, Jurnal Pendidikan Tambusai, Vol. 5, No. 1, (2021).
Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015.
Thalid, Syamsul Bachri, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif, Jakarta: Kencana.
Tim Penyusunan Karya Tulis Ilmiah STAIN Kediri, Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Kediri: STAIN Press,
2013.
Vivi Putri Lestari, Damajanti Kusuma Dewi, “Hubungan Efikasi Diri dan Kontrol Diri dengan Prokastinasi
Skripsi pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan”, Character, 05, 03, (2018).
Widyaningrum, Risma dan Tanti Susilarini, “Hubungan Antara Kontrol Diri dan Efikasi Diri dengan
Prokastinasi Akademik pada Siswa Kelas XI SMAIT Raflesia Depok”, IKRA-ITH Humaniora, Vol.
5, No. 2, (Juli 2021).
Wulandari, Mita, dkk., “Pengaruh Efikasi Diri dan Kontrol Diri terhadap Prokastinasi Akademik pada
Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda”, Motiva: Jurnal Psikologi, Vol. 3, No. 1, (2020).
Yuniarti, Sinta, dkk., “Minat dan Efikasi Diri dengan Prokastinasi Akademik pada Mata Pelajaran
Matematika”, IJGC, Vol. 7, No. 4, (2018).

Anda mungkin juga menyukai