Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PEMBERIAN MAKAN BAYI DAN ANAK (PMBA)

Oleh : FITRIA DIRASWANTI, A Md Gizi

UPTD PUSKESMAS KEBUN SIKOLOS


TAHUN 2021

Page 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi : Pemberian Makanan Bayi dan Anak


Waktu : 20 menit
Tujuan
Penyuluhan Memberikan informasi kepada orang tua mengenai
:
Umum Pemberian Makan Bayi dan Anak

: Peserta memahami
Tujuan 1. Pengertian PMBA
2. Dampak Tidak Memberikan Makanan Sesuai Usia
Penyuluhan
3. 3. Usia dalam Pemberian MP-ASI
Khusus 4.Kebutuhan Gizi pada Bayi
5. Variasi makanan
6. Yang Harus Diperhatikan dalam Pemberian Makan
Pada Anak
: 1. Pengertian PMBA
2. Dampak Tidak Memberikan Makanan Sesuai Usia
3. Usia dalam Pemberian MP-ASI
Pokok Bahasan 4. Kebutuhan Gizi pada Bayi
5. Variasi makanan

6. Yang Harus Diperhatikan dalam Pemberian Makan


Pada Anak
Metode : Penyuluhan
Media : Leaflet

Page 2
EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan.
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Pos Gizi Gigiah Cetting
Kelurahan Kampung Manggis.
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
c. Peserta dapat memahami MP ASI sesuai PMBA
d. Peserta dapat melihat cara pengolahan MP ASI
e. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. Evaluasi Hasil
a. Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu
mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan
khusus.

Page 3
MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN

1. Pengertian PMBA

Pemberian Makan pada Bayi dan Anak atau sering disingkat dengan
PMBA merupakan salah satu program pemerintah untuk menurunkan angka

kematian anak dan meningkatkan kualitas hidup ibu sesuai dengan SDGs
(Sustainable Developments Goals) yang ketiga. Selain itu, program PMBA juga
bertujuan meningkatkan status gizi dan kesehatan, tumbuh kembang dan
kelangsungan hidup anak di Indonesia.
WHO (World Health Organization) merekomendasikan empat hal penting
yang harus dilakukan dalam praktik PMBA yaitu melakukan Inisiasi Menyusu
Dini (IMD) memberikan air susu ibu (ASI) kepada bayi segera dalam waktu 30
menit setelah bayi lahir, memberikan ASI saja atau pemberian ASI secara
eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, memberikan makanan
pendamping air susu ibu (MPASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan
serta meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih.
Tujuan pemberian makanan pendamping ASI yaitu :
1. Untuk menambah energy
2. Membantu dalam proses pertumbuhan bayi
3. Sebagai makanan pelengkap
4. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah, mencium dan menelan
serta melakukan adaptasi pada makanan yang mengandung energi tinggi.
5. Guna memenuhi zat-zat gizi yang belum dipenuhi oleh asi guna menunjang
proses pertumbuhan agar tetap optimal.
2. Dampak Tidak Memberikan Makanan Sesuai Usia
Anak perlu perhatian khusus dalam pemberian makanan sesuai usia karena
asupan nutrisi anak berbeda-beda. Salah satu dampak dari tidak memberikan
makanan sesuai usia, yaitu Stunting. Stunting (pendek) adalah anak dengan tinggi
badan tidak sesuai dengan usianya. Stunting terjadi akibat kekurangan gizi
berulang dalam waktu yang lama, pada saat janin hingga anak usia dua tahun.
Page 4
Gangguan terhadap tumbuh kembang dan perkembangan anak tidak dapat
diperbaiki setelah usia 2 tahun. Stunting pada anak dapat berakibat fatal bagi
kemampuan belajar di sekolah, dan bagi produktivitas mereka di masa dewasa.
Penelitian membuktikan bahwa kemampuan anak pendek lebih rendah
dibandingkan anak dengan tinggi normal dan pada saat dewasa, kemampuan
bekerja (produktivitas) anak pendek lebih rendah dibandingkan dengan anak yang

normal. Pencegahan anak stunting dilakukan dengan pemberian gizi yang baik
sejak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun.

3. Usia dalam Pemberian MP-ASI


kebutuhan nutrisi yang harus dikonsumsi oleh bayi yaitu :
1. Usia 0-6 bulan
Bayi hanya diberi ASI saja lebih sering, karena ASI banyak mengandung
zat-zat antibody yang sangat dibutuhkan oleh tubuh ,serta sangat baik untuk
masa pertumbuhan otak bayi.
2. Usia 6-9 bulan
Makanan yang cocok diberikan diantaranya bubur, tepung beras, bubur
encer, pisang lumat, dan pepaya lumat.
3. Usia 9-12 bulan
Bayi diberikan ASI dan makanan pendamping seperti makanan bubur, nasi
dan menginjak usia 10 bulan bayi mulai diperkenalkan makanan keluarga.
4. Usia 12-24 bulan
Bayi tetap terus diberi ASI dan makanan lengkap sekurang-kurangnya
diberikan 3x sehari dengan porsi yang sedikit dan diberikan makanan selingan 2-
3x sehari.

Menurut(WHO) tentang makanan pendamping yang baik untuk bayi adalah:


1) Makanan yang dimakan dapat memenuhi kebutuhan terutama zat-zat besi,
kalsium, vitamin .
2) Bersih dan aman.
3) Tidak ada bakteri pathogen
4) Tidak ada bahan kimia lainnya yang berbahaya
5) Makanan yang disajikan tidak terlalu panas

Page 5
6) Makanan yang disajikan tidak terlalu pedas
7) Makanan mudah dicerna
8) Disukai oleh anak
9) Makanan tersedia dan terjangkau.
4. Kebutuhan Gizi pada Bayi
4.1 Bayi Usia 6 Bulan Pertama
Kecerdasan balita sangat tergantung dari perkembangan otaknya,
perkembangan otak sangat tergantung pada asi asupan bahan makanan dan
gizi yang dikandungnya. Untuk itu pemenuhan gizi tnggi diperlukan sekali
bagi balita, khususnya untuk tahun pertama. Para pakar menyebut usia
pertama bayi sebagai usia emas yang harus dijaga dengan sebaik-baik
perlakuan. Pada usia 0-6 bulan sangat dianjurkan mencukupi kebutuhan bayi
dengan ASI eksklusif. Akan tetapi jika tidak memungkinkan, maka perlu
makanan pendamping ASI yang ketat mutu gizinya.
Pertumbuhan bayi yang jauh lebih pesat daripada orang dewasa juga
mengakibatkan membutuhkan gizi yang jauh lebih banyak pula. Energi yang
dibutuhkan bayi mencapai 100 hingga 200 kkal/kg berat badan. Dari usia 0-6
bulan belum boleh diberi makanan atau minuman selain ASI. Hal tersebut
karena ASI masih mencukupi kebutuhan gizi yang diperlukan bayi. Akan
tetapi ketika usia bayi mulai meninggalkan angka 6 bulan, maka kebutuhan
gizinya bertambah. Walaupun masih menjadi sumber makanan utama namun
bayi membutuhkan makanan pendamping untuk mengimbangi tingkat
pertumbuhannya.
Ibu harus berhati-hati dalam memilih makanan pendamping ASI karena
masa itu organ pencernaan bagi bayi belum berkembang sempurna. Ibu dapat
memulai dengan memberikan makanan bertekstur cair sebagai pendamping
ASI. Misalnya bubur tepung cair atau dengan jus buah. Tepung yang
digunakan bisa berasal dari tepung kacang hijau, tepung beras, atau yepung
maizena.

4.2 Makanan Pendamping ASI Bagi Bayi Usia 6 - 9 Bulan


Ketika bayi mulai memasuki usia 6 bulan, makanan pendamping
ASI yang diberikan bisa lebih bervariasi lagi. Para ahli menyarankan agar
Page 6
ibu memberikan makanan tambahan yang bertekstur dapat merangsang
pertumbuhan gigi bayi. Dibawah ini contoh jenis makanan yang dapat
diberikan pada usia 6-9 bulan.

1. Berbagai macam buah-buahan yang rasanya manis. Misalnya pisang, jeruk


manis, apel dan pir. Cara memberikannya bisa dikukus lalu dilumatkan
atau bisa dibuat jus.
2. Berbagai macam sayuran. Misalnya wortel, bayam, kentang, jagung. Cara
memberikannya bisa direbus atau dikukus kemudian dilumatkan.
3. Bubur yang dibuat dari beras lunak. Kemudian bubur tersebut bisa
dicampur dengan bahan makanan nabati contohnya wortel, bayam,
brokoli, tempe dan tahu, atau dengan bahan hewani contohnya telur, hati,
ikan dan daging (bila bayi tidak alergi). Hati-hati pada pemberian telur
setengah matang karena bakteri salmonella pada telur tidak mati sehingga
dapat menular pada bayi, sebaiknya masak telur sampai matang.
4. Susu sapi segar. Atau bisa memberikan produk olahan dari susu sapi
tersebut misalnya keju muda.
5. Bubur tepung atau bubur susu.
6. Biskuit dan roti
7. Pada usia ini, ASI (atau formula yang diperkaya zat besi) masih menjadi
sumber nutrisi bagi bayi. ASI memberikan nutrisi yang diperlukan untuk
bayi, seperti kalsium, zat besi, protein dan zinc. Meskipun demikian pada
usia ini bayi membutuhkan zinc dan zat besi lebih banyak dari kandungan
ASI dan saat inilah tambahan nutrisi dapat diperoleh dari makanan. WHO
dan UNICEF merekomendasikan pemberian ASI sampai umur dua tahun
atau lebih.
Kiat memberikan makanan pada bayi sebagai berikut: satu jenis
enis makanan baru untuk dua hari. Ganti menu setelah 2-4 hari. Adapun
urutan pemberian makan, yaitu dimulai dari makanan rendah protein yang
paling rendah resiko bayi akan alergi yaitu serelia (tepung beras merah,
tepung beras putih). Campurkan dengan ASI atau susu formula hingga
semi cair. Beberapa ahli gizi merekomendasikan agar sayuran
diperkenalkan sebelum buah, karena buah yang rasanya manis akan
membuat sayuran yang rasanya kurang manis membuat tidak menarik
untuk bayi. Kurangi gula atau garam karena bayi tidak membutuhkan

Page 7
tambahan gula atau garam.

4.4 Makanan Pendamping ASI Bagi Bayi Usia 9 - 12 Bulan


Usia 9 – 12 bulan merupakan masa-masa akhir tahun pertama bayi.
Pada usia ini bayi akan mulai beradaptasi untuk memasuki masa anak-

anak. Pemberian makanan pada bayi usia ini tidak lagi untuk memicu
tumbuhnya gigi akan tetapi lebih untuk memperkenalkan berbagai macam
makanan kepada bayi. Setiap orang memang harus mengonsumsi berbagai
macam makanan agar kebutuhan gizinya terpenuhi. Sebab sumber
makanann yang satu akan memiliki kandungan gizi yang berbeda dengan
yang lain. Selain itu juga tidak ada satu bahan makanan pun yang memilki
kandungan gizi lengkap. Sehingga jika tidak mengonsumsinya secara
bergantian, maka kandungan gizi tersebut dapat kita peroleh semua.
Sumber makanan yang satu akan melengkapi yang lain. Seperti yang
sudah diutarakan sebelumnya bahwa sejak awal dalam kandungan ibu
memegang peranan sangat penting. Demikian pula pada masa-masa ini.
Ibu diharapkan dapat menerapkan pola makan yang baik untuk bayinya.
Pola makan yang tidak hanya memperhatikan gizinya saja, melainkan juga
kemampuan alat pencernaan anak dalam mencerna makanan. Makanan
tambahan pada bayi usia ini tidak lagi terpaku pada makanan cair.
Biasanya bayi akan mulai diperkenalkan dengan makanan yang memiliki
tekstur lebih padat. Misalnya nasi tim. Guna melengkapi kebutuhan bayi,
nasi tim tersebut dapat ditambahkan dengan berbagai sumber makanan
nabati dan hewani.
Sumber bahan makanan nabati yang bisa diberikan pada bayi
misalnya wortel. bayam, brokoli, dan kangkung. Sedangkan untuk sumber
bahan makanan hewani misalnya telur, daging, dan ikan. Ibu juga boleh
memperkenalkan berbagai rasa bumbu sederhana. Misalnya saja bawang
putih, bawang merah, daun bawang, dan bawang bombay. Pengolahan bisa
dilakukan dengan cara direbus, dikukus, ditim, atau ditumis.

4.5 MPASI untuk Bayi Usia 12 sampai 24 Bulan


Bayi pada usia ini, Susui terus sesuai permintaan baik siang
Page 8
maupun malam. Ini akan menjaga kesehatan dan kekuatan bayi karena ASI
merupakan bagian terpenting dari makanannya. Pada bayi usia 12 sampai
24 bulan diperlukan energi sebanyak 1100 kkal dan 350 kkalnya berasal
dari ASI. Untuk memenuhi setengah kebutuhan bayi yang berasal dari
ASI, ibu harus memberi ASI kepada bayi minimal sebanyak kurang lebih

500 ml atau selama kurang lebih satu jam dua puluh menit bila langsung
menyusui tanpa dipompa.Beberapa hal yang perlu diperhatikan,
diantaranya sebagai berikut:
a. ASI memberikan sepertiga (1/3) dari kebutuhan energi anak usia 12
sampai 24 bulan.
b. Untuk membantu bayi tumbuh kuat dan terus menyusu, Ibu harus
menggunakan metode KB agar tidak hamil lagi
c. Tambahkan tabur gizi pada makanan siap saji dalam satu kali makan
Tabur gizi diberikan 2 hari satu kali
d. Pemberian makan secara aktif/responsif
 Bersabarlah dan terus berikan dorongan kepada bayi agar ia mau
makan.
 Jangan paksa bayi Anda untuk makan.
 Gunakan piring tersendiri untuk memastikan bayi Anda memakan
semua makanan yang diberikan.
e. Berikut adalah contoh menu untuk bayi 12 – 24 tahun :
 Pagi : Nasi, Telur Dadar (nasi 1 centong, telur I butir, minyak 1
sdt)
 Selingan : Pisang 1 buah
 Siang : Nasi, Sup Tahu Tauge (nasi 1 centong, tahu 1 potong,
tauge 1 ½ sendok sayur atau 50 gram, minyak ¼ sdt)
 Selingan : Jeruk Manis 1 buah
 Sore : Nasi, Tumis Tempe Wortel (nasi 1 centong, tempe 1
potong, wortel 1 ½ sendok sayur atau 50 gram, minyak ¼ sdt),
 Susu 100 ml
5. Variasi Makanan
Pemberian variasi makanan pada anak sangat dibutuhkan

Page 9
karena anak memerlukan asupan nutrisi yang berbeda-beda serta
mendapatkan gizi seimbang. Berikut adalah variasi makanan yang
dianjurkan :
a. Makanan hewani kaya zat besi (daging, ayam, hati), dan sumber
hewan lainnya seperti ikan, telur, susu dan produk-produk susu

b. Makanan pokok (jagung, gandum, nasi, biji-bijian, sorghum),


akar dan umbiumbian (singkong, kentang)
c. Kacang-kacangan (buncis, lentil, kacang polong, kacang tanah),
biji-bijian (sesame)
d. Buah-buahan dan sayuran kaya vitamin A (mangga, pepaya,
alpukat, markisa, sayuran hijau, wortel, ubi jalar, labu), dan buah-
buahan dan sayuran lain (pisang, nenas, semangka, tomat,
alpukat, terung dan kubis)
6. Pemberian Makan Jika Bayi Sakit
Pemberian Makanan Pada Bayi Sakit dibawah Usia 6 Bulan
Bayi dibawah usia 6 bulan ketika sakit, harus diperhatikan
dalam pemberian ASI berikut adalah hal yang harus diperhatikan,
yaitu :
a. Lebih sering memberikan ASI sewaktu bayi sakit, termasuk diare,
untuk membantu bayi melawan penyakitnya, mengurangi
kehilangan berat badan dan sembuh lebih cepat.
b. Pemberian ASI juga memberikan kenyamanan kepada bayi yang
sakit. Jika bayi menolak untuk disusui, berikan terus dorongan
kepadanya untuk mau menyusu.
c. Berikan bayi hanya ASI dan obat-obatan yang dianjurkan oleh
dokter/petugas kesehatan.
d. Jika bayi terlalu lemah untuk menghisap, perah ASI dan berikan
kepada bayi. Ini akan membantu agar ASI ibu tetap mengalir dan
mencegah masalah pada payudara.
e. Setelah sembuh, tingkatkan frekuensi pemberian ASI agar bayi
menjadi sehat dan untuk meningkatkan berat badannya.
f. Bila Ibu sakit, susui terus bayinya. Ibu mungkin perlu makanan

Page 10
ekstra dan dukungan pada saat seperti itu.
Pemberian Makanan Pada Bayi Sakit diatas Usia 6 Bulan
a. Lebih sering menyusui selama bayi dalam keadaan sakit, seperti
diare, untukmembantu bayi melawan penyakitnya, mengurangi
kehilangan berat badan dan sembuh lebih cepat.

b. Bayi membutuhkan lebih banyak makanan dan cairan sewaktu


sakit.
c. Jika selera makan bayi berkurang, berikan dorongan padanya untuk
makan sedikit tetapi sering.
d. Berikan bayi makanan yang sederhana, seperti bubur, dan hindari
makanan pedas dan berlemak. Meskipun bayi terserang diare, ada
baiknya kalau iaterus makan.
e. Setelah bayi sembuh, berikan dorongan padanya untuk menambah
satu porsimakanan berupa makanan padat setiap hari selama dua
minggu berikutnya. Ini akan membantu bayi untuk mendapatkan
kembali berat badannya yang hilang sewaktu ia sakit.
f. Bila Ibu sakit, terus susui bayinya. Ibu mungkin memerlukan
makanan ekstra dan dukungan pada saat seperti itu. Bila Ibu sakit,
Ibu juga membutuhkan banyak cairan.
7. Yang Harus Diperhatikan dalam Pemberian Makan Pada Anak
Protein hewani dan nabati diberikan mulai saat usia 6 bulan
1) Telur, daging dan ikan diberikan dalma bentuk benar benar matang
2) Pemberian jus buah tidak disarankan untuk anak di bawah 1 tahun
3) Madu diberikan setelah anak berusia 1 tahun
4) Pastikan kebersihan tangan anak sebelum mulai makan
5) Hindari [emberian makanan dengan kadar lemak tinggi, pemanis
dan penyedap rasa tambahan
6) Pisahkan talenan yang digunakan untuk menotong makanan
mentang dan makanan matang
7) Perhatikan kebersihan tangan dan perlatan dalam mempersiapkan
MPASI
8) Minyak, mentega atau santan dapat digunakan sebagi penambah

Page 11
kalori.

Page 12
DAFTAR PUSTAKA

Nutrisiani, F. 2010. Hubungan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP ASI)


pada anak usia 0-24 bulan dengan kejadian diare di Wilayah Kerja
Puskesmas Purwodadi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan.
Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Karya Ilmiah.

Mufida L, Widyaningsih TD, Maligan JM. 2015. Prinsip Dasar Makanan


Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Untuk Bayi 6-24 Bulan. Jurnal
Pangan Dan Argoindustri. Universitas Brawijaya Malang.
Sulistyoningsih, H. 2011. Gizi: Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Penerbit Graha
Ilmu.Yogyakarta
Roesli, U. 2012. Mengapa dan Bagaimana Program Pemberian Makanan Bayi dan
Anak.Bali: Makalah
Notoatmodjo, S. 2002. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Iswarawanti , Dwi Nastiti . 2010. Kader Posyandu: Peranan Dan Tantangan
Pemberdayaannya Dalam Usaha Peningkatan Gizi Anak Di Indonesia.
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

Page 13

Anda mungkin juga menyukai